Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Trend dan Issue Sistem Teknologi dalam pelayanan kesehatan Umum


Keperawatan

Dosen Pembimbing:
Novia Susanti, S.Kep.,Ns.,M.Tr,.Kep

Oleh
Kelompok 2:

Alda NIM 1114190632


Neli Safitri NIM 1114190640
Nur Syarifah NIM 1114190641
Rovita Usnul Ado NIM 1114190642
Siska Rahmawati NIM 1114190644

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES DARUL AZHAR BATULICIN
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dialah satu-satunya Dzat yang memberikan perlindungan dunia dan akhirat kelak. Dia lah
sesungguhnya Maha pemberi petunjuk yang tiada dapat menyesatkan. Pertama tama marilah
kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan, bimbingan, masukan, dan
motivasi dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasihkepada:
1. Novia Susanti, S.Kep.,Ns.,M.Tr,.Kep selaku Dosen pembimbing dan Dosen Pengampu
mata kuliah sistem informasi yang telah memberikan masukan, dan bimbingan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
2. Orang tua serta saudara-saudara tercinta atas do’a, motivasi, dan harapannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
3. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan masukan yang baik kepada penulis
sehingga bisa menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Mudah-mudahan amal baik mereka senantiasa mendapat pahala dan balasan yang
setimpal dari Allah Swt. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Amin.

Simpang Empat, November 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era serba canggih seperti saat ini, kemajuan di bidang teknologi informasi
berkembang sangat pesat. Perkembangan teknologi informasi ini juga berpengaruh
pada bidang kesehatan. Sekarang ini telah banyak ditemukan teknologi informasi
kesehatan yang semakin memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada klien.
Dengan adanya teknologi informasi maka data-data tentang status kesehatan klien
yang didapat menjadi lebih akurat, lebih aman, dan lebih efisien dalam
pelaksanaannya (Hasanah, 2016).
Trend adalah gaya mutakhir atau modern dan sesuatu yang sedang disukai
oleh banyak orang dan sesuai dengan fakta. Trend adalah hal yang sangat
mendasar dalam berbagai pendekatan analisa atau salah satu gambaran
ataupun informasi yang terjadi dan akan menjadi populer di masyarakat.
Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadiaan yang di perkirakan
terjadi atau tidak terjadi dimasa depan dan sedang di bicarakan banyak orang
namun belum jelas fakta atau buktinya (Dwiky, 2020)
Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu Sistem dan Informasi. Sistem
adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu,
sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih
berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini
atau mendatang.Sehingg apengertian sistem informasi kesehatan adalah
gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus
informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik
informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan (Saputro, 2020).
Pada dunia keperawatan dikenal telehealth dalam keperawatan atau
telenursing. Telenursing adalah penggunaan teknologi dalam keperawatan untuk
meningkatkan perawatan bagi pasien. Teknologi berupa komunikasi jarak jauh,
menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer. Aplikasi
telehealth bisa dilakukan di rumah sakit, klinik, rumah dan mobile center. Aplikasi
telehealth berupa telepon triage dan home care adalah yang paling banyak
dikembangkan secara luas untuk saat ini. Pelayanan kesehatan semakin bergeser dari
Rumah sakit menuju rumah dan komunitas. Banyak rentang petugas kesehatan (ahli
gizi, pekerja social, perawat) sebagai bagian dalam pelayanan kesehatan yang
menggunakan pelayanan terapeutik dengan telehealth. Salah satu contoh program
telehealth adalah homecare. Sistem ini menyediakan audio dan video interaktif untuk
hubungan antara lanjut usia di rumah dan telehealth perawat. Perawat memasukkan
data data pasien secara elektronik dan menganalisanya, kalau perlu untuk dilakukan
kunjungan, perawat akan melakukan kunjungan ke pasien (Fachri, 2020).
Telenursing dapat mengurangi hari rawat di RS sehingga berdampak pada
berkurangnya biaya perawatan (efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan),
mengurangi jumlah kunjungan ke pelayanan kesehatan, peningkatan jumlah cakupan
pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dapat dimanfaatkan
dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan
riset keperawatan berbasis informatika kesehatan dan meningkatkan kepuasan
perawat dan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan serta
meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care). Selain itu telenursing
juga meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan klien (Rini, 2019).
 Peran perawat meningkat dengan meluasnya fokus asuhan keperawatan.
Trend dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari
keperawatan yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi:
pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari organisasi
keperawatan professional menggambarkan trend dan praktik keperawatan.
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai
wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam
tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka
keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya setiap saat (Risky, 2016).
Maka dari itu penulis tertarik untuk membuat makalah tentang Trend dan
Issue Sistem Teknologi dalam pelayanan kesehatan umum keperawatan dengan judul
analisis jurnal “Aplikasi Stanndar Proses Keperawatan Diagnosis, Outcome, Dan
Intervensi Pada Asuhan Keperawatan”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian trend dan issue keperawatan?
2. Apakah pengertian sistem informasi kesehatan?
3. Bagaimana peran perawat dalam menghadapi tren dan isu sistem informasi kesehatan?
4. Bagaimana tahapan sikap perawat dalam menghadapi tren dan isu sistem informasi
kesehatan?
5. Bagaimana peluang keperawatan untuk memanfaatkan trend dan isu untuk
meningkatkan pelayanan keperawatan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum:
Untuk Mengetahui Bagaimana cara menganalisis jurnal menggunakan PICO
dan VIA.
1.3.2 Tujuan Khusus:
1. Untuk Mengetahui apakah pengertian trend dan issue keperawatan?
2. Untuk Mengetahui apakah pengertian sistem informasi kesehatan?
3. Untuk Mengetahui bagaimana peran perawat dalam menghadapi tren dan isu
sistem informasi kesehatan?
4. Untuk Mengetahui bagaimana tahapan sikap perawat dalam menghadapi tren
dan isu sistem informasi kesehatan?
5. Untuk Mengetahui bagaimana peluang keperawatan untuk memanfaatkan
trend dan isu untuk meningkatkan pelayanan keperawatan?

1.4 Manfaat
Agar kami sebagai mahasiswa/i keperawatan dapat mendalami ilmu dan dapat
menjauhi tentang Trend dan Issue Sistem Teknologi dalam pelayanan kesehatan umum
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Trend dan Issue Keperawatan


a. Definisi Trend
Trend adalah sesuatu yang sedang “menjamur” atau sedang disukai dan
digandrungi oleh orang banyak dan sesuai dengan fakta. Trend merupakan suatu alur
yang menuju ke arah mana pasar bergerak dan suatu pola dari peristiwa-peristiwa atau
perilaku yang sama-sama dialami oleh semakin banyak orang. Trend juga merupakan
hal yang sangat mendasar dalam pendekatan analisa dan merupakan salah satu
gambaran ataupun informasi yang terjadi saat ini yang biasanya sedang populer di
kalangan masyarakat (Tira , 2016).
b. Definisi Issue
Isue adalah suatu peristiwa atau kejadiaan yang dapat di perkirakan terjadi
atau tidak terjadi pada masa mendatang dan merupakan sesuatu yang sedang di
bicarakan banyak orang tetapi masih belum jelas fakta atau buktinya (Tira , 2016).
c. Definisi Keperawatan
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yg merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yg didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososiospiritual yg komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yg mencakup
seluruh proses kehidupan manusia (Larasati, 2016).
Dari pengertian diatas dapat ditarik garis besar untuk trend dan isue
keperawatan merupakan sesuatu yang sedang di bicarakan banyak orang tentang
peraktek ataupun mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta atau tidak, trend
dan isue keperawatan tentunya menyangkut aspek legal dan etis dalam dunia
keperawatan.
2.2 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
a. Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh
seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan
pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan
sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang
kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem
laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Perkembangan Sistem Informasi Rumah
Sakit yang berbasis computer (Computer Based Hospital Information System) di
Indonesia sudah cukup lama. Rumah sakit di Indonesia sudah ada yang memanfaatkan
komputer untuk mendukung operasionalnya. Namun, tampaknya komputerisasi dalam
di instansi rumah sakit, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua
pihak (Larasati, 2016).
b. Sistem Informasi Keperawatan
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer,
informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen, proses
pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan
sistem informasi keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970 -an adalah
dengan pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian
terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan sehingga
menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan (Zuiffah, 2016).
2.3 Peran Perawat dalam Menghadapi Tren dan Isu Sistem Informasi Kesehatan
Tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai kontribusi
yang sangat besar dalam proses pemberian layanan kesehatan dan juga dalam proses
peningkatan mutu dari layanan kesehatan, dimana tenaga kepewaratan tersebut
memegang peranan penting dalam menentukan kualitas pelayanan yang diberikan
pada klien. Munculnya berbagai teknologi dan sistem informasi dalam dunia
kesehatan yang aplikatif saat ini telah banyak berkembang dan digunakan dalam
semua tatanan rumah sakit dalam proses pelayanan kesehatan mengharuskan semua
tenaga kesehatan untuk turut aktif dalam penggunaan media elektronik tersebut
(Kusidan, 2016).
Teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan yang saat ini banyak
banyak berkembang yaitu seperti telemedika, e-health, dan telenursing. Dengan
perkembangan teknologi kesehatan ini, diharapkan dan sekaligus mengharuskan
tenaga kesehatan khususnya perawat untuk berperan aktif dalam pengaplikasian
teknologi sistem informasi tersebut dalam bidang keperawatan. Berikut peran perawat
dalam menghadapi kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dalam bidang
kesehatan:
Menurut (Kusidan, 2016) Peran Perawat dalam Menghadapi Tren dan Isu
Sistem Informasi Kesehatan antara lain:
1. Perawat sebagai motor penggerak dalam profesi kesehatan yang ada di rumah
sakit dalam penerapan teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan
saat ini telah banyak dikembangkan. Dalam hal ini, berarti seorang perawat
harus mampu menggunakan teknologi tersebut dalam melakukan proses
layanan keperawatan. Penggunaan teknologi untuk perawat dapat diawali
dengan penggunaan media pendokumentasian keperawatan yang berbasis
komputerisasi. Sehingga dengan demikian, perawat harus mampu menguasai
teknologi untuk proses layanan yang diberikan.
2. Perawat sebagai pengguna kemajuan teknologi dan sistem informasi untuk
proses pemberian kontinuitas keperawatan pada pasien. Dengan menggunakan
kemajuan teknologi dan sistem informasi tersebut, perawat akan tetap mampu
mengontrol dan memberikan layanan keperawatan bagi pasien secara
berkelanjutan atau kontinu, walaupun pasien sudah telah meninggalkan rumah
sakit.
3. Perawat sebagai penyedia layanan keperawatan (caring) untuk semua klien
tanpa terbatas ruang (tempat) dan waktu. Ini berarti layanan caring yang
menjadi prinsip dan ciri dari keperawatan akan tetap tercurah untuk klien
dimanapun dan kapanpun tenaga keperawatan dibutuhkan. Meskipun
penggunaan teknologi dan sistem informasi dalam pemberian layanan
keperawatan tersebut dilakukan secara tidak langsung, tetapi layanan tersebut
tidak menghalangi pemberian pelayanan caring dari perawat.
4. Perawat sebagai profesi yang mampu meningkatkan profesionalitasnya dalam
bidangnya. Tekonologi e-health atau telemedika yang telah dikuasai dan telah
diaplikasikan oleh perawat akan menjadi bukti profesionalismenya dalam
pemberian layanan kesehatan bagi masyarakat.
5. Perawat sebagai monitoring kesehatan bagi pasien. Dengan menggunakan
kemajuan teknologi dan sistem informasi seperti teknologi telemedika dan e-
health, perawat dengan mudah memberikan pendidikan atau edukasi kesehatan
sekaligus promosi kesehatan pada klien guna sebagai alat informasi dalam
pencegahan penyakit.
6. Perawat sebagai penyedia layanan komunikasi interkatif bagi klien atau
pasien. Dengan menggunakan teknologi dan sistem informasi seperti e-health
dan telemedika, perawat akan menyediakan layanan komunikasi dan informasi
kepada klien atau pasien mengenai penyakitnya. Layanan komunikasi yang
disediakan perawat untuk pasien atau klien ini akan membantu pasien atau
klien dalam pemahaman penyakitnya, pasien atau klien akan secara aktif
untuk berpartisipasi dalam mengakses, menerima, dan mengetahui kelanjutan
dari pengobatan medis yang dilakukan pasien atau klien.
7. Perawat harus mampu dan terampil dalam menggunakan teknologi informasi,
karena saat ini pasien atau konsumen telah banyak yang terampil dalam
mencari informasi tentang penyakit dari berbagai literatur yang tersedia.
Sehingga apabila perawat tidak mampu dan tidak terampil dalam hal
perkembangan dan kemajuan teknologi, maka akan menyebabkan
ketidakmampuan perawat dalam menafsirkan berbagai bentuk pertanyaan
kesehatan dari para pasien atau konsumen.
8. Sehingga dengan demikian, konstribusi peran perawat terhadap perkembangan
teknologi informasi dalam bidang kesehatan akan terasa lebih nyata, aman,
dan lebih efektif untuk meningkatkan kualitas layanan keperawatan yang
diberikan kepada masyarakat pada umumnya. Dengan hal inilah
pemberdayaan kesehatan bagi seluruh masyarakat akan terlaksana dengan
baik.
2.4 Tahapan Sikap Perawat Dalam Menghadapi Tren dan Isu Sistem Informasi
Kesehatan
Pada jaman ini teknologi berkembang sangat pesat termasuk sistem informasi
dalam bidang kesehatan. Tentunya kita sebagai perawat harus mengikuti kemajuan
sistem informasi untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan pada klien. Sebagai
perawat kita harus dapat menyikapi kemajuan sistem informasi itu dengan baik agar
dapat memaksimalkan dampak positif dan meminimilkan dampak negatifnya.
Berikut tahapan sikap perawat menurut (Kusidan, 2016) antara lain:
1. Mencari sistem-sistem informasi yang sedang berkembang dalam bidang kesehatan.
2. Menyaring sistem informasi yang tepat untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan
dengan tujuan memkasimalkan kesehatan klien.
3. Mengimplementasikan sistem informasi yang telah dikaji dalam pelayanan kesehatan.
Dalam pengimplementasian perawat harus mampu memaksimalkan dampkapositifnya
dan meminimalkan dampak negatifnya.
4. Menganalisa perubahan pola pelayanan kesehatan setelah diterapkan sistem informasi
yang baru. Apabila memberikan kemajaun yang sesuai maka perawat dapat terus
mengembangkan untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan.
2.5 Peluang Keperawatan Untuk Memanfaatkan Trend dan Isu Untuk Meningkatkan
Pelayanan Keperawatan.
Perkembangan teknologi dan sistem informasi di dalam bidang kesehatan
tersebut, memberikan dampak positif bagi perawat. Sistem informasi dapat memberikan
kemudahan kepada perawat dalam menganalisa dan melihat laporan penyakit, perawat
bisa melihat trend penyakit apa yang paling banyak diderita oleh pasien dalam periode
tertentu, sehingga bisa menyiapkan cara untuk melakukan pencegahan penyakit, seperti
dengan melakukan penyuluhan (Wilujeng, 2016).
Selain itu, dengan menggunakan sistem komputerisasi perawat dapat melakukan
pencatatan dan pencarian rekam medik dengan cepat. Dengan adanya sistem informasi,
diharapkan hambatan-hambatan yang terjadi pada pencatatan manual dapat terselesaikan
dengan baik dan cepat sehingga hambatan tersebut tidak terulang lagi, seperti hambatan
dalam pelayanan kesehatan, pengelolaan data medik pasien, maupun data administrasi
yang dimiliki oleh klinik, sehingga mengakibatkan redudansi (prediksi) data,
unintegrated data, human error, dan terlambatnya informasi (Wilujeng, 2016).
Berikut merupakan contoh trend dan isu keperawatan dalam sistem informasi
kesehatan menurut (Wilujeng, 2016). Pemanfaatan sistem informasi untuk pengelolaan
medik dan jasa kesehatan di klinik. Merupakan proses-proses seperti pencatatan
registrasi pasien, pendokumentasian, rekammedis pasien dan proses-proses lain di bidang
kesehatan dapat berjalan cepat tanpa proses yang berbelit-belit. Beberapa komponen-
komponen yang membutuhkan suatu system informasi dapat diakses dalam layanan
kesehatan, misalnya pendataan pasien, mencakup rekammedis pasien selama menjalani
konsultasi rawat jalan, pencatatan transaksi pemeriksaan, pendataan stokobat, dan
pembuatan laporan bulanan. Dengan demikian jika perawat dapat menjalankannya
dengan baik hal tersebut tentunya akan mempermudah dalam pengaktualisasian peran
perawat itu sendiri.
BAB III
ANALISIS JURNAL

3.1. Judul Jurnal


Aplikasi Standar Proses Keperawatan Diagnosa, Outcome, dan Intervensi Pada Asuhan
Keperawatan
3.2. Nama yang Melakukan Penelitian
Dheni Koerniawan
3.3. Analisis jurnal dengan PICO
P (Populasi) : Sampel yang digunakan sebanyak 105 dokumen dari pasien rawat
inap yang proses keperawatannya dianalisis secara random dalam
kurun waktu 3 bulan tersebut.
I (Intervensi) : Metode yg digunakan dalam penelitian ini atau Alat ukur yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Quality of documentation of
Nursing Diagnosis, Intervention, and Outcome (Q-DIO). Q-DIO
memiliki 29 butir dan empat dimensi yaitu nursing diagnosis as
process yang terdiri dari 11 butir, nursing diagnosis as Products yang
terdiri dari delapan butir, nursing intervention yang terdiri dari tiga
butir, dan nursing-sensitive patient outcomes yang terdiri dari tujuh
butir. Skor dari tiap dimensi kemudian dianalisis sebaran datanya
menggunakan kuartil untuk klasifikasi kualitas tiap dimensi, sehingga
didapatkan kualitas rendah (< Q1), kualitas sedang (Q1- Q3), dan
kualitas tinggi (>Q3).
C (Comparisson) : Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar memiliki kualitas
sedang pada seluruh dimensi, yaitu diagnosis sebagai proses sebanyak
70 dokumen (67%), diagnosis sebagai produk sebanyak 56 dokumen
(53%), intervensi sebanyak 66 dokumen (63%), dan luaran
keperawatan sebanyak 67 dokumen (64%). Simpulan pada penelitian
ini menunjukkan bahwa 67% dokumen memiliki kualitas sedang pada
dimensi diagnosis sebagai proses, 53% dokumen memiliki kualitas
sedang pada dimensi diagnosis sebagai produk, 63% dokumen
memiliki kualitas sedang pada dimensi intervensi, dan 64% dokumen
memiliki kualitas sedang pada dimensi luaran keperawatan.
O (Outcome) : Hasil dari proses keperawatan yang telah didapatkan dalam penelitian
ini menggambarkan perubahan atau peningkatan perbaikan gejala
yang memiliki kualitas sedang untuk berintegrasi dengan prose
keperawatan.

3.4. Analisis jurnal melalui pendekatan VIA ( Validity, importance, and applicable)
A. Validty
1. Apakah fokus ini sesuai dengan tujuan penelitian ?
Penelitian ini dilakukan dengan Diagnosis yang telah ditegakkan perlu dibuat
target luaran guna menyelesaikan masalah keperawatan dengan mengatasi
penyebab atau tanda gejalanya, sehingga tujuan yang dibuat harus berdasarkan
diagnosis.Tujuan yang telah dibuat tersebut kemudian dianalisis untuk
pembuatan rencana intervensi yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Sistematika analisis pada proses tersebut menunjukkan pentingnya dan
krusialnya diagnosis yang ditegakkan oleh perawat atau sebagai produk/hasil
analisis perawat terhadap proses kajian berdasarkan tanda gejala yang dirasakan
atau muncul pada pasien. Peran kritis diagnosis akan berdampak pada penetapan
tujuan dan perencanaan intervensi yang berorientasi pada penyelesaian masalah
keperawatan.
2. Apakah subjek penelitian diambil dengan cara yg tepat?
Dalam hal ini perawat belum menerapkan standar asuhan yang terdokumentasi
sebagai aspek legal dalam pelayanan keperawatan. Namun, dari penelitian
sebelumnya belum memaparkan aspek kualitas dokumentasi asuhan keperawatan
secara deskriptif untuk memberikan gambaran jelas aspek mana dari proses
keperawatan yang sering kali penerapannya tidak sesuai dengan standar yang
ada. Selain itu, dirasa perlu mengukur gambaran aplikasi standar berdasarkan
standar yang dikeluarkan oleh organisasi profesi sebagai acuan dalam penetapan
standar asuhan keperawatan di Indonesia.
3. Apakah data yang dikumpulkan sesuan dgn tujuan penelitian?
Tujuan keperawatan yang terdiri dari waktu, luaran yang diharapkan, status
perubahan, serta indikator atau kriteria hasil, harus memenuhi prinsip Specific,
Measureable, Achievable, Reliable/Rasional, dan Time (SMART)
4. Apakaah analisis data dilakukan dgn baik
Diagnosis yang telah ditegakkan perlu dibuat target luaran guna menyelesaikan
masalah keperawatan dengan mengatasi penyebab atau tanda gejalanya,
sehingga tujuan yang dibuat harus berdasarkan diagnosis. Tujuan yang telah
dibuat tersebut kemudian dianalisis untuk pembuatan rencana intervensi yang
diperlukan untuk mencapai tujuan. Sistematika analisis pada proses tersebut
menunjukkan pentingnya dan krusialnya diagnosis yang ditegakkan oleh perawat
atau sebagai produk/hasil analisis perawat terhadap proses kajian berdasarkan
tanda gejala yang dirasakan atau muncul pada pasien. Peran kritis diagnosis akan
berdampak pada penetapan tujuan dan perencanaan intervensi yang berorientasi
pada penyelesaian masalah keperawatan.
B. Important
Apakah Penelitian Ini Penting
Penelitian APLIKASI STANDAR PROSES KEPERAWATAN:
DIAGNOSIS, OUTCOME, DAN INTERVENSI PADA ASUHAN
KEPERAWATANsangat penting karena terdapat dokumentasi pengkajian
(berdasarkan distribusi data) sebagian besar dokumen berada pada kategori sedang
sebanyak 70 dokumen (67%). Hal ini menunjukkan selain karena SIM-Kep yang
belum mumpuni, secara keseluruhan dokumen khususnya dalam aspek pengkajian
sudah mampu menjadi bahan kajian dalam mendiagnosis pasien. Selain itu,
dokumen masih memiliki potensi untuk ditingkatkan menjadi dokumentasi yang
komprehensif serta berorientasi pada proses berpikir kritis (critical thinking) dan
penalaran klinis (clinical reasoning) bagi pendidikan dan penelitian keperawatan
secara mutualis.
C. Applicable
Apakah Penelitian Ini Dapat Di terapkan?
Luaran yang ditargetkan perawat antara lain perubahan gejala, setatus fungsional,
penetahuan, strategi coping, dan perawatan diri pasien. Maka dari istilah “Nursing
Sensitive Patient Auotcom” adalah luaran yang menjadi tanggung jawab perawat
untuk mencapainya. Luaran pasien diukur berdasarkan tercapai atau tidaknya
tujuan keperawatan dan teratasi atau tidak teratasinya diagnosa keperawatan.
Indikator atau kretria hasil luaran keperawatan memang tidak memiliki patokan
khusus, namun di bebaskan berdasarkan proses berfikir kritis dan penalaran klinis
perawat. Hal ini yang sering menjadi kendala bagi perawat yang baru mengenal
dan menggunakan standar NOC, namun kendala tersebut dapat di kurangi atau
bahkan dihilangkan dengan mengikuti pelatihan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami dapatkan pada makalah kali ini yaitu Seorang
perawat yang profesional harus mampu menyikapi berbagai trend issue perkembangan
teknologi informasi dalam keperawatan karena sebagai perawat kita dapat menjadi agen
pembaharu yang dapat mempengaruhi cara berfikir, bersikap, bertingkah laku, dan
meningkatkan keterampilan klien atau keluarga agar menjadi sehat melalui pemanfaatan
teknologi informasi kesehatan secara benar. Sistem informasi dapat memberikan
kemudahan kepada perawat dalam menganalisa dan melihat laporan penyakit, perawatan
dapat melihat trend penyakit apa yang banyak di derita oleh pasien dalam periode
tertentu sehingga dapat menyiapkan cara untuk melakukan pencegahan penyakit seperti
dengan melakukan penyuluhan.
4.2 Saran
Dalam perkembangan zaman seperti sekarang ini banyak perkembangan mengenai
teknologi dan sistem informasi yang semuanya memiliki tujuan nyata untuk memberikan
suatu kemudahan terutamanya dalam bidang kesehatan, maka dari itu dalam profesi
keperawatan diharapkan untuk lebih menguasai semua dan memahami bentuk teknologi
dan sistem informasi sehingga negara kita tidak tertinggal dengan negara lain dalam
mutu kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Dwiky, R. (2020). TREND ISSUE PERKEMBANGAN TEKNOLOGI. Retrieved from


https://id.scribd.com/document/402142333/TREND-ISSUE-PERKEMBANGAN-
TEKNOLOGI-KEPERAWATAN-DALAM-ERA-INDUSTRI-4-docx.

Fachri, R. (2020). TREND ISSUE PERKEMBANGAN TEKNOLOGI. Retrieved from


https://id.scribd.com/document/402142333/TREND-ISSUE-PERKEMBANGAN-
TEKNOLOGI-KEPERAWATAN-DALAM-ERA-INDUSTRI-4-docx.

Hasanah, U. (2016). PERAN PERAWAT DALAM MENYIKAPI TREND DAN ISU SISTEM
INFORMASI KESEHATAN. Retrieved from
https://efikusdian.wordpress.com/2016/04/25/peran-perawat-dalam-menyikapi-trend-
dan-isu-sistem-informasi-kesehatan/

Kusidan, E. (2016). PERAN PERAWAT DALAM MENYIKAPI TREND DAN ISU SISTEM
INFORMASI KESEHATAN. Retrieved from
https://efikusdian.wordpress.com/2016/04/25/peran-perawat-dalam-menyikapi-trend-
dan-isu-sistem-informasi-kesehatan/

Larasati, P. (2016). PERAN PERAWAT DALAM MENYIKAPI TREND DAN ISU SISTEM
INFORMASI KESEHATAN. Retrieved from
https://efikusdian.wordpress.com/2016/04/25/peran-perawat-dalam-menyikapi-trend-
dan-isu-sistem-informasi-kesehatan/.

Rini, S. (2019). PERAN PEMIMPIN DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI


INFORMASITELENURSING YANG MENJADI TREND ISU KEPERAWATAN.
Retrieved from https://osf.io/268db/download

Risky, K. (2016). Trend dan Issue dalam Keperawatan. Retrieved from


https://icarezahardiansyah.wordpress.com/2016/12/19/makalah-trend-dan-issue/.

Saputro, A. (2020). TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI KESEHATAN. Retrieved


from https://id.scribd.com/document/474374043/SIK-Kelompok-1-Trend-dan-Issue-
Kesehatan

Suyani. (2020). Pengaruh kompres hangat terhadap intensitas nyeri persalinan. Retrieved
from file:///C:/Users/acer/Downloads/4337-14054-3-PB.pdf
Tira , A. (2016). PERAN PERAWAT DALAM MENYIKAPI TREND DAN ISU SISTEM
INFORMASI KESEHATAN. Retrieved from
https://efikusdian.wordpress.com/2016/04/25/peran-perawat-dalam-menyikapi-trend-
dan-isu-sistem-informasi-kesehatan/.

Waluyo. (2016). teknik analisis data multivariat. Retrieved from


https://core.ac.uk/download/pdf/12218323.pdf

Wilujeng, A. (2016). PERAN PERAWAT DALAM MENYIKAPI TREND DAN ISU SISTEM
INFORMASI KESEHATAN. Retrieved from
https://efikusdian.wordpress.com/2016/04/25/peran-perawat-dalam-menyikapi-trend-
dan-isu-sistem-informasi-kesehatan/

Zuiffah, Z. (2016). PERAN PERAWAT DALAM MENYIKAPI TREND DAN ISU SISTEM
INFORMASI KESEHATAN. Retrieved from
https://efikusdian.wordpress.com/2016/04/25/peran-perawat-dalam-menyikapi-trend-
dan-isu-sistem-informasi-kesehatan/.

Anda mungkin juga menyukai