Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

TREN DAN ISU TERKINI DALAM KPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh:

WIDYA RAHMAH (1902020)

Dosen Pengampu:

Ns. Siska Sakti Angraini, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita hadiahkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
pada junjungan kita, Rasulullah Muhammad SAW. Puji syukur dan shalawat
selalu mengawali penulis dalam setiap langkah, sehingga dapat menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul “TREN DAN ISU TERKINI DALAM
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH”.

Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari bahwa dalam penyusunan


makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun
penulisannya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, khususnya dari dosen pembimbing guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi saya untuk lebih baik di masa yang akan ating.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, serta
bantuan dari semua pihak yang terlibat.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat


untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Tujuan ............................................................................................................. 2

C. Manfaat ........................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Tren dan Isu Terkini Dalam Keperawatan Medikal bedah ............................ 3

BAB III ................................................................................................................... 9

PENUTUP ............................................................................................................... 9

A. Kesimpulan .................................................................................................... 9

B. Saran ............................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan
keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan
umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat
mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat.
Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak
terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat
kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya
berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu
yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan.
Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk membahas Trend dan Isu
Keperawatan Medikal Bedah serta Implikasinya terhadap Perawat di Indonesia

Berdasarkan data dari askes Indonesia menyebutkan bahwa sedikitnya


2,6 juta gelandangan, anak jalanan, dan orang sakit jiwa akan dimasukkan ke
skema kepesertaan program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) tahun
2008. Hal ini merupakan tantangan bagi perawat medical bedah dalam
menyediakan layanan asuhan keperawatan yang meliputi layanan kep[erawatan
emergencyi, layanan kesehatan masyarakat, rawat jalan dan rawat inap (Burke
and Lemone, 1996) Pemakaian Teknologi Komputer dalam Keperawatan

Saat ini di Indonesia sedang dikembangkan telenursing, dimana asuhan


keperawatan dilakukan jarak jauh. Pengembangan komputer dalam kesehatan
meliputi sistem administrasi keperawatan, sistem diagnosa cepat, sistem jadwal
dinas, pendidikan berkelanjutan, rekam medik, asuhan keperawatan (Burke and
Lemone, 1996) Sistem Layanan Kesehatan

Trend dan isu dalam sistem layanan kesehatan meliputi sistem upah,
sistem rawat jalan, perawatan intensif dan rehabilitasi, pendidikan keperawatan
berkelanjutan untuk tingkat spesialisasi, penentuan kebijakan dalam hal
kualitas mutu rumah sakit dan berbasis komunitas

Peran perawat dalam sistem kebijakan kesehatanTrend dan isu dalam


kebijakan kesehatan meliputi restrukturisasi sistem pelayanan keperawatan,
meminimalkan biaya kesehatan, managemen kasus, long term care

1
B. Tujuan
a. Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend dan isu
keperawatan medikal bedah di Indonesia

b. Mengidentifikasi isu dalam keperawatan medikal bedah di Indonesia

c. Mengetahui implikasi isu terkini dalam keperawatan medikal bedah terhadap


perawat di Indonesia.

C. Manfaat
a. Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend dan isu
keperawatan medikal bedah di Indonesia

b. Sebagai dasar dalam mengembangkan ilmu keperawatan medikal bedah


Mengetahui keterkaitan keperawatan medikal bedah dengan trend dan isu
yang berkembang dalam bidang kesehatan

c. Sebagai landasan dalam melakukan penelitian baik klinik dan preklinik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tren dan Isu Terkini Dalam Keperawatan Medikal bedah


1. Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia.
Perkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam
berbagai bidang yang meliputi:

a. Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)

Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak


jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada
jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara
beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya
kesehatan, jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan, mengurangi
kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit
kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan berbasis
multimedia (Britton, Keehner, Still & Walden 1999). Tetapi sistem ini
justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan klien
dalam menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara
holistik akan sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan
dibeberapa rumah sakit di Indonesia, seperti di Rumah Sakit
Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang meratanya penguasaan
teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang
masih belum memadai.

b. Prinsip Moisture Balance dalam Perawatan Luka

Trend perawatan luka yang digunakan saat ini adalah menjaga


kelembaban area luka. Luka yang lembab akan dapat mengaktivasi
berbagai growt factor yang berperan dalam proses penutupan luka, antara
lain TGF beta 1-3, PDGF, TNF, FGF dan lain sebagainya. Yang perlu
diperhatikan adalah durasi waktu dalam memberikan kelembapan pada
luka sehingga resiko terjadinya infeksi dapat diminimalkan. Selain itu
prinsip ini juga tidak menghambat aliran oksigen, nitrogen dan unsur-
unsur penting lainnya serta merupakan wadah terbaik untuk sel-sel tubuh
tetap hidup dan melakukan replikasi secara optimal, sehingga dianggap
prinsip ini sangat efektif untuk penyembuhan luka. Hal ini akan
berdampak pada layanan keperawatan, meningkatkan kepuasan pasien

3
serta memperpendek lama hari perawatan. Namun demikian, prinsip ini
belum diterapkan di semua rumah sakit di seluruh Indonesia.

c. Pencegahan HIV-AIDS pada Remaja dengan Peer Group

Remaja merupakan masa dimana fungsi reproduksinya mulai


berkembang, hal ini akan berdampak pada perilaku seksualnya. Salah
satu perilaku seksual yang rentan akan memberikan dampak terjadinya
HIV-AIDS yaitu seks bebas. Saat ini sedang dikembangkan model ”peer
group” sebagai salah satu cara dalam meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan remaja akan kesehatan reproduksinya dengan harapan suatu
kelompok remaja akan dapat mempengaruhi kelompok remaja yang lain.
Metode ini telah diterapkan pada lembaga pendidikan, baik oleh Depkes
maupun lembaga swadaya masyarakat. Adapun angka kejadian AIDS
pada kelompok remaja hingga Juni 2008 adalah sebesar 429 orang dan
128 orang remaja mengidap AIDS/IDU. Hal ini akan sangat mengancam
masa depan bangsa dan negara ini. Diharapkan dengan metode Peer
Group dapat menurunkan angka kejadian, karena diyakini bahwa
kelompok remaja ini lebih mudah saling mempengaruhi

d. Program sertifikasi perawat keahlian khusus

Bermacam-macam program sertifikasi saat ini mulai berkembang


dalam tatanan layanan keperawatan, khususnya pada bidang keperawatan
medikal bedah misalnya sertifikasi perawat luka oleh INETNA,
sertifikasi perawat anastesi, perawat emergency, perawat hemodialisa,
perawat ICU, perawat ICCU, perawat instrument OK. Yang menjadi
pertanyaan adalah apakah standarisasi setiap sertifikasi sudah sesuai
dengan kompetensi perawat profesional karena menurut analisa kami
program tersebut berjalan sendiri-sendiri tanpa arahan yang jelas dari
organisasi profesi dan terkesan hanya proyek dari lembaga-lembaga
tertentu saja.

e. Hospice Home Care

Hospice home care adalah perawatan pasien terminal yang


dilakukan di rumah setelah dilakukan perawatan di rumah sakit, dimana
pengobatan sudah tidak perlu dilakukan lagi. Bidang garapnya meliputi
aspek bio-psiko-sosio-spiritual yang bertujuan dalam memberikan
dukungan fisik dan psikis, dukungan moral bagi pasien dan keluarganya,
dan juga memberikan pelatihan perawatan praktis. Di Indonesia, metode
perawatan ini di bawah pengelolaan Yayasan Kanker Indonesia.

4
Sedangkan di beberapa rumah sakit yang lain program ini sudah
dikembangkan, namun belum dilakukan secara legal.

f. One Day Care

Merupakan sistem pelayanan kesehatan dimana pasien tidak


memerlukan perawatan lebih dari satu hari. Setelah menjalani operasi
pembedahan dan perawatan, pasien boleh pulang. Biasanya dilakukan
pada kasus minimal. Berdasarkan hasil analisis beberapa rumah sakit, di
Indonesia didapatkan bahwa metode one day care ini dapat mengurangi
lama hari perawatan sehingga tidak menimbulkan penumpukkan pasien
pada rumah sakit tersebut dan dapat mengurangi beban kerja perawat.
Hal ini juga dapat berdampak pada pasien dimana biaya perawatan dapat
ditekan seminimal mungkin.

g. Klinik HIV

Saat ini mulai berkembang klinik HIV di beberapa Rumah Sakit


pemerintah maupun swasta. Hal ini dilakukan dalam usaha mendeteksi
dini akan HIV dan mencegah penyebaran HIV di masyarakat. Target
penderita adalah kelompok masyarakat dengan resiko tinggi, misalnya
pekerja sex, penderita HIV-AIDS, remaja, kelompok IDU (injection drug
use). Klinik ini masih terbatas dikembangkan dibeberapa rumah sakit
saja. Hal ini disebabkan karena kurangnya persiapan tenaga yang
kompeten dalam bidang tersebut serta sarana dan prasarana yang masih
minimal. Selain itu masyarakat masih belum siap untuk memanfaatkan
klinik ini, karena ada stigma dimasyarakat masih menganggap bahwa
penyakit ini adalah penyakit kutukan dan harus dikucilkan. Namun
demikian, dalam praktik nyata, telah ada wadah khusus dari Depkes RI
untuk menjaring pengidap HIV/AIDS oleh VCT (Voluntary Counselling
and Testing). Usaha ini telah berhasil menjaring sejumlah pengidap
AIDS dimana hingga bulan Juni 2008 telah terdeteksi 12.686 (Depkes,
2008). Dari sejumlah pasien ini, apabila diibaratkan dengan fenomena
gunung es, maka sebenarnya disekeliling kita sudah terdapat banyak
pasien dengan HIV/AIDS.

h. Klinik Rawat Luka

Saat ini mulai bermunculan klinik rawat luka yang dikelola oleh
sekelompok perawat yang minat dalam perawatan luka. Klinik ini tidak
lepas dari kolaborasi dokter-ners. Sifat layanannya dapat berupa home
visit atau pasien berkunjung ke klinik secara langsung

5
i. Berdirinya organisasi profesi keperawatan kekhususan

Sejak diakuinya perawat sebagai profesi yang profesional, saat ini


mulai bermunculan organisasi profesi perawat kekhususan dalam
keperawatan medikal bedah, misalnya HIPKABI (Himpunan Perawat
Kamar Bedah Indonesia), InETNA (Indonesia Enterostomal Therapy
Nursing Association), IOA (Indonesia Ostomy Association), dan
sebagainya. Hal ini akan menjadi sarana bagi perawat untuk
mengembangkan dirinya menjadi lebih profesional dalam bidang garapan
tertentu, namun demikian akan timbul permasalahan karena jenis
keperawatan akan menjadi lebih bervariasi dan berdampak lebih luas
pada organisasi keperawatan lebih luas karena akan terkesan terpetak-
petak. Selain itu standar dari masing-masing kekhususnan belum jelas.

j. Pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan Rumah


Sakit dalam Lingkup Keperawatan Medikal Bedah

Kegiatan-kegiatan penelitian diklinik akan mendukung kualitas


pelayanan keperawatan dalam mendukung sistem pelayanan kesehatan.
Kegiatan tersebut meliputi membentuk komite riset, menciptakan
lingkungan kerja yang ilmiah, kebijakan kegiatan riset dan pemanfaatan
hasilnya dan pendidikan berkelanjutan. Akan tetapi pelaksanaan di
Indonesia belum maksimal. Hal ini dibuktikan dengan minimnya
kegiatan ilmiah keperawatan di rumah sakit, hasil penelitian jarang
didiseminasikan dan dimanfaatkan untuk pengembangan praktik klinis
keperawatan.

2. Isue Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia

a. Pemakaian tap water (air keran) dan betadine yang diencerkan pada luka.

Beberapa klinisi menganjurkan pemakaian tap water untuk mencuci awal


tepi luka sebelum diberikan NaCl 0,9 %. Hal ini dilakukan agar kotoran-
kotoran yang menempel pada luka dapat terbawa oleh aliran air. Kemudian
dibilas dengan larutan povidoneiodine yang telah diencerkan dan
dilanjutkan irigasi dengan NaCl 0,9%. Akan tetapi pemakaian prosedur ini
masih menimbulkan beberapa kontroversi karena kualitas tap water yang
berbeda di beberapa tempat dan keefektifan dalam pengenceran betadine.

b. Belum ada dokumentasi keperawatan yang baku sehingga setiap institusi


rumah sakit mengunakan versi atau modelnya sendiri-sendiri.

c. Prosedur rawat luka adalah kewenangan dokter


6
Ada beberapa pendapat bahwa perawatan luka adalah kewenangan medis,
akan tetapi dalam kenyataannya yang melakukan adalah perawat sehingga
dianggap sebagai area abu-abu. Apabila ditinjau dari bebarapa literatur,
perawat mempunyai kewenangan mandiri sesuai dengan seni dan
keilmuannya dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
kerusakan integritas kulit.

d. Euthanasia: suatu issue kontemporer dalam keperawatan.

Saat ini mulai terdengar istilah euthanasia, baik aktif maupun pasif.
Euthanasia aktif merupakan tindakan yang sengaja dilakukan untuk
membuat seseorang meninggal. Sedangkan euthanasia pasif adalah tindakan
mengurangi ketepatan dosis pengobatan, penghilangan pengobatan sama
sekali atau tindakan pendukung lainnya yang dapat mempercepat kematian
seseorang. Batas keduanya kabur, bahkan merupakan sesuatu yang tidak
relevan. Di Nederland euthanasia sudah dalam proses untuk dilegalisasi.
Dikatakan bahwa 72% dari populasi lebih cenderung untuk menjadi relawan
euthanasia aktif. Dalam praktik nyata, masyarakat telah melegalkan
euthanasia pasif terutama dalam proses aborsi. Diyakini bahwa 30 tahun
yang akan datang, euthanasia akan bergeser dari sesuatu yang ”samar-
samar” menjadi sesuatu yang legal. Dalam hal ini, perawat berada dalam
posisi yang sangat baik untuk mengkajinya secara lebih obyektif, sehingga
akan menjadi kesempatan terbaik bagi perawat untuk mengambil bagian
terlibat aktif dalam mengembangkan kebijakan-kebijakan terkait, khususnya
pada kasus keperawatan medikal bedah.

e. Pengaturan sistem tenaga kesehatan

Sistem tenaga kesehatan di Indonesia saat ini belum tertata dengan baik,
pemerintah belum berfokus dalam memberikan keseimbangan hak dan
kewajibaan antar profesi kesehatan. Rasio penduduk dengan tenaga
kesehatan pada tahun 2003 menunjukkan perawat 108,53, bidan 28,40 dan
dokter 17,47 per 100.000 penduduk. Berdasarkan hasil penelitian dari
DEPKES menyebutkan bahwa puskesmas belum mempunyai sistem
penghargaan bagi perawat.

f. Lulusan D3 Keperawatan lebih banyak terserap di Rumah sakit pemerintah


dibandingkan S1

Dengan alasan tidak kuat menggaji lulusan S1 Keperawatan, banyak rumah


sakit pemerintah dan swasta yang menyerap lulusan D3 keperawatan.
Dilihat dari jumlah formasi seleksi CPNS, jumlah S1 sedikit dibutuhkan

7
dibandingkan D3 keperawatan. Hal ini akan berdampak pada kualitas
layanan asuhan keperawatan pada lingkup medikal bedah yang hanya
berorientasi vokasional tidak profesional.

g. Peran dan tanggung jawab yang belum ditetapkan sesuai dengan jenjang
pendidikan sehingga implikasi di rs antara DIII, S1 dan Spesialis belum
jelas terlihat.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Trend Keperawatan Medikal Bedal Bedah dan Dampaknya di Indonesia.

Beberapa trend yang terjadi dalam Keperawatan Medikal Bedah di Indonesia,


diantaranya adalah: telenursing, Prinsip Moisture Balance dalam Perawatan
Luka, Pencegahan HIV-AIDS pada Remaja dengan Peer Group, Program
sertifikasi perawat keahlian khusus, Hospice Home Care, One Day Care,
Klinik HIV, Klinik Rawat Luka, Berdirinya organisasi profesi keperawatan
kekhususan, Pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan
Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan Medikal Bedah. Disadari bahwa
semua trend tersebut belum seutuhnya diterapkan dalam pelayanan
keperawatan di seluruh Indonesia.

b. Isu dalam Keperawatan Medikal Bedah dan Dampaknya di Indonesia

Beberapa isue yang berkembang dalam Keperawatan Medikal Bedah di


Indonesia, antara lain: Pemakaian tap water (air keran) dan betadine yang
diencerkan pada luka, Belum ada dokumentasi keperawatan yang baku
sehingga setiap institusi rumah sakit mengunakan versi atau modelnya sendiri-
sendiri, Prosedur rawat luka adalah kewenangan dokter, Euthanasia: suatu
issue kontemporer dalam keperawatan, Pengaturan sistem tenaga kesehatan,
Lulusan D3 Keperawatan lebih banyak terserap di Rumah sakit pemerintah
dibandingkan S1, dan Peran dan tanggung jawab yang belum ditetapkan sesuai
dengan jenjang pendidikan sehingga implikasi di rs antara DIII, S1 dan
Spesialis belum jelas terlihat.

B. Saran
a. Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend
dan isu keperawatan medikal bedah di Indonesia sehingga dapat
dikembeangkan dalam tatanan layanan keperawatan.

b. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu tersebut melalui
kegiatan riset sebagai dasar untuk pengembangan Evidence Based Nursing
Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan Medikal
Bedah.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/201601587/Trend-Dan-Isu-Keperawatan-
Medikal-Bedah-Di-Indonesia

10

Anda mungkin juga menyukai