Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“ISU DAN TREND PERKEMBANGAN TI DAN SIM


DALAM KEPERAWATAN”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK ANAK :

1. SAFIYAH KAMILAH BP 2021312002


2. MUTIA REZKY BP 2021312003
3. PRIMA YOSELINA BP 2021312004
4. DELTA APRIANTI BP 2021312005
5. ERA NELTIA SONARTA BP 2021312009
6. NOVITA SARI BP 2021312021
7. ELVITRIYA YUNESTY BP 2021312022
8. SRI WAHYNINGSIH BP 2021312023

DOSEN:
NELWATI, S.Kp., MN., PhD

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
ANDALAS PADANG 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat, hidayah, keberkahan serta kemudahan yang berlimpah, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas kelompok “Isu dan Trend Perkembangan TI dan SIM
Dalam Keperawatan “.
Sholawat beringkan salam marilah kita haturkan Kepada junjungan besar
kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita menuju alam yang penuh
pengetahuan serta terang benderang ini. Semoga Rahmat selalu tercurah kepada
beliau, keluarga dan seluruh pengikutnya.
Terima Kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada ibu
Nelwati,S.Kp.MN.PhD sebagai dosen pengajar dalam mata kuliah ini. Terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih memiliki
kekurangan. Untuk itu kami membutuhkan kritikan dan saran yang membangun
demi penyempurnaan makalah ini kedepannya. Harapan kami semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua. Atas semua perhatian pembaca, kami ucapkan
terimakasih.

Padang, Desember 2020


Hormat kami,

Penulis
KAJIAN PUSTAKA

I. Isue dan Trend Perkembangan Teknologi Informatika Keperawatan


A. Isue
Isue adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan
terjadi pada masa mendatang dan merupakan sesuatu yang sedang
dibicarakan banyak orang tetapi belum jelas fakta atau buktinya.(M.Iqbal,
2014.)
B. Trend
Trend adalah sesuatu yang sedang menjamur atau sedamg
digandrungi, disukai oleh banyak lorang dan sesuai dengan fakta. Trend
merupakan suatu alur yang menuju kearah mana pasar bergerak dan suatu
pola dari peristiwa-peristiwa atau prilaku yang sama-sama dialami oleh
banyak orang.(M.Iqbal, 2014)
C. Keperawatan
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososilspiritual yang
konprehensif ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit
maupun sehat mencakup seluruh proses kehidupan manusia.(Utarini, 2013).
Salah satu contoh isu keperawatan yang terkait dengan penggunaan
teknologi informatika adalah penggunaan sarana berikut :
1. Telenursing
Telenursing telah berhasil dinegara dengan laju pertumbuhan yang
tinggi karena beberapa faktor yaitu penghematan dalam biaya kesehatan,
Telenursing dapat membantu menyelesaikan kekurangan perawat,
menurunkan jarak, waktu kunjungan dan menjaga pasien yang sudah keluar
dari rumah sakit. Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh
dengan menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan
kemudahan bagi masyarakat.
Penelitian yang dilakukan oleh Padila et.al (2018) dalam hasil penelitiannya
menyatakan bahwa penelitiannya menggunakan alat bantu computer atau laptop
sebagai sarana teknologi informasi sehingga mampu menyediakan serta
mensupport pasien dan perawat untuk saling memberikan informasi yang lebih
efektif tanpa memikirkan jarak tempu yang selalu menjadi penghalang. Selain itu
ia menyatakan juga dalam penelitiannya bahwasannya telenursing juga
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pemberian pelayanan keperawatan di
rumah (home care), karena telenursing merupakan salah satu program yang
menyediakan perawat klinis melalui telekomunikasi kepada pasien di rumah.
Teknologi ini juga memungkinkan tenaga kesehatan dan keperawatan profesional
untuk tetap bisa memantau dari jarak jauh segala kondisi dan situasi pasien selama
di rumah, khususnya kondisi yang mengarah pada keadaan abnormal. Untuk
selanjutnya bisa menjadi pertimbangan untuk menentukan tindakan keperawatan
dan kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien apakah pasien tetap dirawat dirumah
atau pasien harus dirujuk ke RS
Pernyataan Padila diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Goran (2010) dalam hasil penelitiannya ia menyatakan Masyarakat atau pasien
tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk mendapatkan
layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin
pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via internet atau
melalui video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan
bahkan sampai pengobatan
Upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dari perawat ke pasien, atau dari perawat keperawat lain dalam jarak
jauh. Ada beberapa keuntungan dari telenursin g ini yaitu :
a. Efektif dan efesien dari sisi biaya kesehatan
b. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan
jangkauan pelayanan keperawtan tampa batas geografis
c. Dapat menurunkan atau meminimalkan waktu tinggal di rumah sakit
d. Menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk
perawatan kesehatan tampa banyak memerlukan sumber
Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan
kerahasiaan pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara,
dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing
dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap
resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal)
guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti
akuntabilitas dan malprakatek.
Hubungan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan
kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP atau
standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien
dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi
dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan
pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan
yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet (Binks, 2007).
2. Telemedicine
Pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis
jarak jauh. Ada beberapa hal manfaat telemedicine mencangkup kedalam 3
aspek yang saling terkait satu sama lain yaitu dokter, rumah sakit dan pasien itu
sendiri.
3. Telehealth
Telehealth adalah memanfaatkan internet untuk transmisi informasi kesehatan,
telehealth ini merupakan pertukaran dari hasil informasi kesehatan
(telemedicine).
II. Sistem Informasi Manajemen Keperawatan dan Negara Maju
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar
bagi pelayanan kesehatan dan mempunyai peran yang penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Salah satu contonyan dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan masih secara manual yang mempunyai
potensi besar untuk terjadinya kelalaian dalam melakukannya. Maka sangat
memungkinkan bagi perawat untuk memilki sistem pendokumentassian asuhan
keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan sistem informasi manajemen.
Fungsi sistem informasi manajemen dalam keperawatan adalah :
1. Proses perawtaan pasien
Informatika memudahkan perawat dalam menyimpan data medis tentang
pasien, misalnya : diagnosa keperawtan, jadwal perawatan dan pengobatan.
2. Proses managemen bangsal
Memudahkan perawat dalam melakukan manajemen bangsal yang meliputi :
aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen
perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi, penyediaan
sarana dan prasarana.
3. Proses komunkasi
Memudahkan proses komunikasi antara passien dengan perawat, perawat
dengan keluarga pasien dan proses pendidikan dan penelitian.
4. Mendokumentasikan kegiatan keperawatan
yang kemudian dapat dijadikan bahan pembelajaran oleh masyarakat atau
mahasiswa keperawatan.
III. Aspek Legal dan Etik Teknologi Informasi Kesehatan
Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah merupakan
salah satu penggunaan telekomunikasi dalam keperawtan untuk memenuhi
asuhan keperawatan kepada klien. Isue aspek legal dari telenursing berkaitan
dengan peraturan etik dan kerahasian pasien sama seperti telehealth secara
keseluruhan, dibanyak negara dan beberapa negara bagian Amerika serikat
khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai koordinator
harus memiliki lisesnsi disetiap residensi negara bagian dan pasien yang
menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat
antar negara bagian.
Ada beberapa hal terkait dengan isu ini yang secara fundamental mesti
dilakukan dalam penerapan teknologi dalam bidang kesehatan dalam merawat
pasien adalah :
1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang
diberikan harus tetap terjaga.
2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan
potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahassiaan informasi,
melalui internet atau telepon) dan keuntungannya.
3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien ( suara, gambar) dapat
dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat
email.
4. Individu yang menyalahgunakan kerahasian, keamanan dan peraturan dan
penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman atau legal aspek.

IV. Peran dan Peluang Perawat dalam Menghadapi Trend dan Isue
Perkembangan Teknologi
Dengan adanya perkembangan teknologi dan sistem informasi di dalam
bidang kesehatan tersebut, memberikan dampak positif bagi perawat. Sistem
informasi dapat memberikan kemudahan kepada perawat dalam menganalisa dan
melihat laporan penyakit, perawat bisa melihat trend penyakit apa yang paling
banyak diderita oleh pasien dalam periode tertentu, sehingga bisa menyiapkan
cara untuk melakukan pencegahan penyakit, seperti dengan melakukan
penyuluhan.
Selain itu, dengan menggunakan sistem komputerisasi perawat dapat
melakukan pencatatan dan pencarian rekam medik dengan cepat. Dengan adanya
sistem informasi, diharapkan hambatan-hambatan yang terjadi pada pencatatan
manual dapat terselesaikan dengan baik dan cepat sehingga hambatan tersebut
tidak terulang lagi, seperti hambatan dalam pelayanan kesehatan, pengelolaan data
medik pasien, maupun data administrasi yang dimiliki oleh klinik, sehingga
mengakibatkan redudansi (prediksi) data, unintegrated data, human error, dan
terlambatnya informasi.
Tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai
kontribusi yang sangat besar dalam proses pemberian layanan kesehatan dan juga
dalam proses peningkatan mutu dari layanan kesehatan, dimana tenaga
kepewaratan tersebut memegang peranan penting dalam menentukan kualitas
pelayanan yang diberikan pada klien. Munculnya berbagai teknologi aplikatif
yang saat ini telah banyak berkembang dan digunakan dalam semua tatanan
rumah sakit dalam proses pelayanan kesehatan mengharuskan semua tenaga
kesehatan untuk turut aktif dalam penggunaan media elektronik tersebut.
Teknlogi yang saat ini banyak banyak berkembang yaitu seperti
telemedika, telehealth, dan telenursing. Dengan perkembangan teknologi
kesehatan ini, diharapkan dan sekaligus mengharuskan tenaga kesehatan
khususnya perawat untuk berperan aktif dalam pengaplikasian teknologi tersebut
dalam bidang keperawatan. Berikut peran perawat dalam menghadapi kemajuan
dan perkembangan teknologi informasi dalam bidang Kesehatan:
1. Perawat sebagai motor penggerak dalam profesi Kesehatan
Peran bagi perawat yang ada di rumah sakit dalam penerapan teknologi saat ini
telah banyak dikembangkan. Dalam hal ini, berarti seorang perawat harus
mampu menggunakan teknologi tersebut dalam melakukan proses layanan
keperawatan. Penggunaan teknologi untuk perawat dapat diawali dengan
penggunaan media pendokumentasian keperawatan yang berbasis
komputerisasi. Sehingga dengan demikian, perawat harus mampu menguasai
teknologi untuk proses layanan yang diberikan.
2. Perawat sebagai pengguna kemajuan teknologi dan sistem informasi
untuk proses pemberian kontinuitas keperawatan pada pasien
Dengan adanya teknologi yang pesat seperti saat ini perawat dapat andil dan
berperan menggunakan kemajuan teknologi dan sistem informasi tersebut,
perawat akan tetap mampu mengontrol dan memberikan layanan keperawatan
bagi pasien secara berkelanjutan atau kontinu, walaupun pasien sudah telah
meninggalkan rumah sakit.
3. Perawat sebagai penyedia layanan keperawatan (caring)
Perawat dapat memberikan caringnya kepada setiap klien tanpa terbatas ruang
(tempat) dan waktu. Ini berarti layanan caring yang menjadi prinsip dan ciri
dari keperawatan akan tetap tercurah untuk klien dimanapun dan kapanpun
tenaga keperawatan dibutuhkan. Meskipun penggunaan teknologi dan sistem
informasi dalam pemberian layanan keperawatan tersebut dilakukan secara
tidak langsung, tetapi layanan tersebut tidak menghalangi pemberian pelayanan
caring dari perawat.
4. Perawat sebagai monitoring kesehatan bagi pasien
Dengan menggunakan kemajuan teknologi dan sistem informasi seperti
teknologi telemedika dan e-health, perawat dengan mudah memberikan
pendidikan atau edukasi kesehatan sekaligus promosi kesehatan pada klien
guna sebagai alat informasi dalam pencegahan penyakit.
5. Perawat sebagai penyedia layanan komunikasi interkatif bagi klien atau
pasien.
Dengan menggunakan teknologi dan sistem informasi seperti e-health dan
telemedika, perawat akan menyediakan layanan komunikasi dan informasi
kepada klien atau pasien mengenai penyakitnya. Layanan komunikasi yang
disediakan perawat untuk pasien atau klien ini akan membantu pasien atau
klien dalam pemahaman penyakitnya, pasien atau klien akan secara aktif untuk
berpartisipasi dalam mengakses, menerima, dan mengetahui kelanjutan dari
pengobatan medis yang dilakukan pasien atau klien.
6. Perawat harus mampu dan terampil dalam menggunakan teknologi
informasi
saat ini pasien atau konsumen telah banyak yang terampil dalam mencari
informasi tentang penyakit dari berbagai literatur yang tersedia. Sehingga
apabila perawat tidak mampu dan tidak terampil dalam hal perkembangan dan
kemajuan teknologi, maka akan menyebabkan ketidakmampuan perawat dalam
menafsirkan berbagai bentuk pertanyaan kesehatan dari para pasien atau
konsumen.
7. Perawat sebagai profesi yang mampu meningkatkan profesionalitasnya
dalam bidangnya.
Tekonologi e-health atau telemedika yang telah dikuasai dan telah
diaplikasikan oleh perawat akan menjadi bukti profesionalismenya dalam
pemberian layanan kesehatan bagi masyarakat.
Sehingga dengan adanya hal demikian, konstribusi peran perawat terhadap
perkembangan teknologi informasi dalam bidang kesehatan akan terasa lebih
nyata, aman, dan lebih efektif untuk meningkatkan kualitas layanan keperawatan
yang diberikan kepada masyarakat pada umumnya. Dengan hal inilah
pemberdayaan kesehatan bagi seluruh masyarakat akan terlaksana dengan baik.

V. Peluang Perawat dalam Memanfaatkan Trend dan Issue untuk


meningkatkan Pelayanan Keperawatan
Dengan adanya perkembangan teknologi dan sistem informasi di dalam
bidang kesehatan tersebut, memberikan dampak positif bagi perawat. Sistem
informasi dapat memberikan kemudahan kepada perawat dalam menganalisa dan
melihat laporan penyakit, perawat bisa melihat trend penyakit apa yang paling
banyak diderita oleh pasien dalam periode tertentu, sehingga bisa menyiapkan
cara untuk melakukan pencegahan penyakit, seperti dengan melakukan
penyuluhan.
Selain itu, dengan menggunakan sistem komputerisasi perawat dapat
melakukan pencatatan dan pencarian rekam medik dengan cepat. Dengan adanya
sistem informasi, diharapkan hambatan-hambatan yang terjadi pada pencatatan
manual dapat terselesaikan dengan baik dan cepat sehingga hambatan tersebut
tidak terulang lagi, seperti hambatan dalam pelayanan kesehatan, pengelolaan data
medik pasien, maupun data administrasi yang dimiliki oleh klinik, sehingga
mengakibatkan redudansi (prediksi) data, unintegrated data, human error, dan
terlambatnya informasi.
CONTOH URAIAN TERKAIT TREND DAN ISUE

A. Uraian trend dan isue.


Judul Jurnal: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
LABORATORIUM RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS DENGAN
MENGGUNAKAN TOTAL ARCHITECTURE SYNTESIS
Sebuah sistem informasi diperlukan untuk mendukung semua proses bisnis
yang bermanfaat guna mendukung pengambilan keputusan secara tepat dan
bermanfaat bagi semua pihak. Hal ini menunjukkan bahwa sistem informasi
memegang peranan yang penting dalam berbagai aspek. Dengan didukung adanya
system informasi yang baik maka suatu organisasi atau institusi dapat menentukan
keputusan-kepurtusan yang harus segera diambil. Begitu juga dengan dunia
kesehatan yang membutuhkan suatu adanya system informasi yang tertata rapi
guna memberikan pelayanan kesehatan yang baik.
Institusi kesehatan perlu menerapkan suatu system yang praktis dan mudah
diakses. Sehingga baik tenaga kesehatan maupun penerima layanan kesehatan
dapat menerima informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat. Proses-proses
seperti pencatatan registrasi pasien, pendokumentasian, rekam medis pasien dan
proses-proses lain di bidang kesehatan dapat berjalan cepat tanpa proses yang
berbelit-belit. Institusi kesehatan yang ada antara lain rumah sakit, puskesmas,
apotek, laboratorium kesehatan dan institusi-institusi kesehatan lainnya. Semakin
banyak institusi kesehatan yang menerapkan sistem informasi yang baik maka
semakin banyak pasien yang dapat ditangani oleh institusi kesehatan dengan baik.
Dalam Rumah Sakit terdapat juga beberapa komponen-komponen yang
membutuhkan suatu system informasi yang baik dan mudah diakses. Komponen-
komponen tersebut misalnya Bagian Registrasi, Bagian Rekam Medis, Bagian
Paviliun dan lain-lain. Semua komponen tersebut harus saling terintegrasi dan
saling berkesesuaian antara satu sama lain sehingga terdapat suatu sistem yang
cepat dan mudah diakses. Salah satu komponen yang membutuhkan suatu system
informasi yang baik adalah di bagian Laboratorium.
Bagian Laboratorium bertanggung jawab atas setiap proses pemeriksaan
pasien yang menggunakan laboratorium untuk mengetahui hasilnya. Dengan
banyaknya jumlah pasien yang ada di Rumah Sakit setiap harinya maka suatu
sistem informasi yang akuntabel. Sehingga hasil pemeriksaan Laboratorium dapat
diakses dengan cepat dan tepat tanpa membutuhkan waktu yang lama dan usaha
yang berlebihan. Perkembangan sistem informasi saat ini menunjukkan adanya
suatu perkembangan yang pesat. Kemajuan teknologi yang ada maka hanya
dengan sekali klik atau hanya dengan mengetikkan beberapa kata saja kita sudah
mampu untuk mengakses data yang kita perlukan. Dapat kita lihat betapa jauhnya
perbedaan yang ada antara system informasi yang dulu dan informasi yang
sekarang.
Sistem Informasi yang ada saat ini terus berkembang dan mencari
kesempurnaan. Banyak system-sistem baru yang ada dan terus dikembangkan
agar system informasi kesehatan yang ada menjadi lebih baik dan tertata. Salah
satu system informasi yang dikembangkan adalah Total Architecture Sintesis
(TAS). Ada beberapa Rumah Sakit yang sudah menerapkan system informasi ini.
Salah satunya adalah Rumah Sakit Kanker Dharmais yang berada di Jakarta Barat.
Sebagai rumah sakit yang menangani masalah kanker, dibutuhkan suatu
Laboratorium yang baik dan mendukung upaya penanganan masalah kanker,
dikarenakan kanker membutuhkan suatu pemeriksaan laboratorium yang cermat
dan baik.
Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) memiliki pasien kanker yang
berjumlah besar, yang setiap harinya terus bertambah. Oleh karena itu, diperlukan
sebuah sistem informasi laboratorium yang dapat mengelola semua pemeriksaan
laboratorium secara tepat dan cepat, baik pasien yang berasal dari RSKD maupun
yang dari luar, yang di dalamnya mencakup proses kegiatan yang dilakukan oleh
karyawan pada Laboratorium Klinik RSKD. Dengan adanya system informasi
yang baik maka Laboratorium Klinik RSKD dapat memberikan pelayanan yang
baik bagi penggunanya. Proses pemeriksaan laboratorium memerlukan waktu
yang cepat dan membutuhkan hasil tepat dan akurat. Solusi agar semua proses
layanan Laboratorium Klinik RSKD dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan
untuk membangun sebuah aplikasi layanan Laboratorium Klinik RSKD yang
berbasiskan metode Total Architecture Syntesis (TAS) yang saat ini sedang
dikembangkan disana. Diharapkan dengan adanya system yang baru tersebut
maka Laboratorium Klinik RSKD dapat memberikan pelayanan yang baik bagi
penggunannya.
Total Architecture Syntesis (TAS) aplikasi ini merupakan sebuah sistem
dimana semua proses dan data yang ada dalam layanan Laboratorium Klinik
RSKD dapat menjadi sebuah basis data secara fisikal yang dapat terintegrasi
langsung dengan alat pemeriksaan pada laboratorium yang hingga saat ini terdapat
20 buah alat pemeriksaan laboratorium. Aplikasi ini dapat menstandarisasi dan
mengurangi kompleksitas pertukaran data antar fungsi yang berbeda. Jika terdapat
suatu variabel yang tidak dibutuhkan oleh suatu proses, maka aplikasi ini
memungkinkan proses tersebut untuk tidak memasukkan nilai, tetapi hasil yang
diperoleh tetap melewati proses yang sama.
Prinsip dasar dari TAS adalah apapun arsitektur yang dipilih untuk
memenuhi kebutuhan yang ada, sifat extentionable dari setiap services untuk
mendukung munculnya kebutuhan, bahkan kebutuhan yang paling tidak terduga
sekalipun tetap harus dipersiapkan. TAS adalah sebuah metode perancangan yang
menggunakan pendekatan iteratif dalam mengumpulkan kebutuhan,
mendefinisikan proses bisnis, dan mendefinisikan arsitektur dari sebuah sistem.
Metode ini berawal dari inisiasi semua proses bisnis yang terpengaruh oleh
perkembangan proyek ini. Proses bisnis ini kemudian diurutkan sesuai dengan
tingkat kesulitan dan kepentingan bisnisnya.
Setelah proses ini selesai dilakukan, kemudian iterasi untuk proyek ini
dimulai. Iterasi pertama diawali dengan proses bisnis yang paling sulit dan banyak
mengalami perubahan. Setiap iterasi terdiri dari pengumpulan kebutuhan,
pendefinisian proses bisnis, pendefinisian arsitektur sistem, dan evaluasi.
Pengunaan metode TAS, menjadikan proses pengumpulan informasi akan
kebutuhan dari sebuah perusahaan bukan lagi menjadi sebuah aktifitas yang
terpisah dari proses bisnis dan arsitektur sistem. Semua aktifitas di atas kini secara
iterative akan saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya.
Dalam sebuah lembaga kesehatan seperti RSKD, proses pemeriksaan
laboratorium berlangsung dinamis, sehingga terdapat kemungkinan mengalami
perubahan seiring dengan perubahan dan tuntutan kebutuhan. Dengan adanya
aplikasi ini, hal tersebut dapat teratasi karena sistem yang dibangun menggunakan
metode TAS, mulai dari registrasi pasien baik dari RSKD maupun pasien rujukan
dari luar, pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan alat yang sesuai, biaya
yang harus dikeluarkan, pendataan karyawan yang melakukan pemeriksaan,
sampai dengan pembayaran ke kasir.
Selanjutnya dilakukan Perancangan solusi yang akan dilakukan dengan
menggunakan tahap selanjutnya dari konsep TAS, kemudian dilanjutkan dengan
tahap selanjutnya proses pengembangan sebuah proyek. Aktivitas manual yang
dihilangkan dari proses bisnis berjalan karena telah dikomputerisasi pada sistem
yang baru adalah mencetak hasil pemeriksaan dari masing–masing alat
pemeriksaan di laboratorium dan melakukan entri hasil pemeriksaan ke basis data
laboratorium secara manual. Pada sistem yang baru, setiap mesin pemeriksaan
akan terhubung ke server dan komputer yang akan membaca hasil pemeriksaan
dari mesin tidak akan terhubung ke mesin pemeriksaan, melainkan terhubung ke
server.
Data keluaran dari setiap mesin akan terintegrasi di server tanpa perlu
melakukan input secara manual terhadap hasil dari masing-masing mesin
pemeriksaan di laboratorium. Proses lainnya akan ditembahkan beberapa fitur
baru seperti pengiriman hasil pemeriksaan baik ke alamat yang dituju maupun
melalui email dan SMS dari aplikasi. Solusi ini bertujuan untuk mempermudah
proses untuk mendapatkan hasil pemeriksaan. Sehingga pihak pengambil hasil
pemeriksaan tidak perlu datang ke rumah sakit untuk mengambil hasil
pemeriksaannya. Fitur lainnya yang ditambahkan adalah adanya modul login dan
pencatatan penggunaan peralatan medis serta pembuatan laporan yang dibutuhkan
sesuai dengan fomat yang diinginkan stake holder.
B. Peran Perawat menyikapi Trend dan Isu yang ada.
Dengan adanya system informasi TAS yang sudah dikembangkan di
Rumah Sakit Dharmais (RSKD) hal ini tentu akan menambah khazanah yang ada
dalam keilmuan kesehatan yang dapat memberikan inovasi dan mempermudah
akses informasi yang diharapkan dapat segera diakses dan digunakan oleh yang
membutuhkan. TAS diharapkan mampu memberikan alternative lain tentang
system informasi yang sudah ada saat ini sehingga system informasi yang
digunakan untuk kesehatan dapat bervariasi dan meminimalisasi adanya
ketergantungan pada satu system yang ada.
Perawat dalam hal ini juga harus berperan aktif dan ikut dalam setiap
perkembangannya agar dapat mengikuti adanya system yang baru ini dan tidak
tertinggal dalam pemanfaatannya sehingga perawat dapat memberikan
sumbangsih yang nyata bagi perkembangan system informasi ini.
Peran perawat yang dapat dilakukan adalah peran sebagai change agent atau
peran pembaharu. Dengan membawa system yang baru ini maka perawat dapat
memberikan hal yang baru dan merevolusi system yang sudah saat ini, sehingga
dapat menjadi alternative lain dan tidak tergantung pada satu system saja.
Selain itu perawat juga dapat menjalankan peran sebagai educator atau
pendidik. Perawat dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang baru ini
pada pasien dan tenaga kesehatan lain sehingga dapat terjadi kesinambungan
antara perawat, pasien, dan tenaga kesehatan lainnya.
C. Peluang Keperawatan untuk memanfaatkan Trend dan Isu untuk
meningkatkan pelayanan Keperawatan.

Dengan adanya TAS ini tentu dapat memberikan pengaruh yang positif
bagi pelayanan kesehatan yang ada. TAS dapat memberikan kemudahan bagi
penggunanya untuk melakukan atau mengakses informasi yang dibutuhkan
sehingga dapat diambil keputusan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Peluang keperawatan dengan adanya TAS ini cukup baik dan sangat bagus
untuk diterapkan. Perawat dapat menerapkan TAS ini untuk proses dokumentasi
ini yang selama ini cukup membebani perawat. Dengan adanya TAS ini
diharapkan proses dokumentasi dapat dilakukan dengan baik dan cermat.
Diharapkan perawat juga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang baik
dengan adanya system ini.
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Perawat menggunakan banyak peran komunikasi yang menjembatani
antara pasien/klien dengan sisitem kesehatan yang dinamakan manajemen
informasi dan mengggunakan sistem informasi untuk membantu dalam
pemenuhan peran ini dalam praktek klinik, adminsitrasi, penelitian dan
pendidikan (Hannah, et al, 2014). Sistem informasi keperawatan penting dalam
semua area spesialisasi keperawatan, contohnya dalam praktek klinik digunakan
dalam melacak outcome pasien, melihat catatan perkembangan, dan membuat
rencana ashunan. Sistem informasi perawat menyediakan alat dan kapabilitas
yang berguna dalam pengumpulan data, informasi dan pengetahuan (McGonigle,
et al, 2014).
Telenursing merupakan salah satu penggunaan telekomunikasi dalam
keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Isu aspek legal
dari telenursing berkaitan dengan peraturan etik dan kerahasian pasien
sama seperti telehealth secara keseluruhan, dibanyak negara dan beberapa
negara bagian Amerika serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat
yang online sebagai koordinator harus memiliki lisesnsi disetiap residensi negara
bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari
malpraktek perawat antar negara bagian.

B. SARAN
Pemerintah telah menghabiskan banyak biaya untuk membuat jaringan
kesehatan elektronik. Perubahan bentuk dari sistem pelayanan kesehatan ini
memaksa dunia keperawatan juga ikut mempersiapkan penggunaan informasi
teknologi yang akan membantu dalam pencapaian kualitas dan efektifitas biaya.
Program dan sistem ini dapat berjalan harus di sokong oleh pendidikan dan
pelatiahan sumber daya perawat mengenai penggunaan informasi ini secara
berkelanjutan serta jaringan pendukung yang merata di semua pelayanan
kesehatan di seluruh indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Padila et.al (2015). Home Visit berbasis Sistem Informasi. Jurnal Keperawatan
Silampari. DOI: https://doi.org/10.31539/jks.v2i1.14
Hannah, et al. (2014). Introduction to Informatics (Third). new york: Springer.
https://doi.org/10.1007/978-1-4614-9581-9_1

M.Iqbal. (2014). Teknologi Informasi dalam Pelayanan Kesehatan. yogyakarta.

McGonigle, et al. (2014). Why nurses need to understand nursing informatics.


AORN Journal, 100(3), 324–327. https://doi.org/10.1016/j.aorn.2014.06.012

Utarini, A. (2013). Peran e-health, Teknologi Kesehatan dalam Peningkatan


Mutu dan Keselamatan Pasien di Indonesia. yogyakarta.

Weaver, et al. (2010). Nursing informatics for the 21 st century. American


Medical Informatics Association.

Anda mungkin juga menyukai