Anda di halaman 1dari 50

Falsafah dan Paradigma Keperawatan

Perkembangan Ilmu Keperawatan
Falsafah Keperawatan
 Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
layanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan.
 Falsafah Keperawatan: kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi
pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.
Keyakinan Yang Harus Dimiliki Perawat
 Manusia adalah individu yang unik holistik
 Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
 Kolaborasi dengan tim kesehatan dan pasien/keluarga.
 Proses keperawatan
 Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat
 Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan terus-menerus
Paradigma Keperawatan
 Paradigma keperawatan : Merupakan suatu pandangan global yang dianut oleh perawat yang
mengatur hubungan di antara teori guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori
keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan.
 Unsur paradigma keperawatan

Keperawatan
 Memberikan layanan kesehatan
 Memberikan bantuan yang paripurna dan efektif kepada klien
 Membantu klien (dari level individu hingga masyarakat)
 Melaksanakan intervensi keperawatan :
o Promotif
o Preventif
o Kuratif
o Rehabilitatif
Manusia
 Manusia sebagai makhluk unik
Mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda
 Manusia sebagai sistem adaptif/terbuka
memerlukan berbagai masukan dari subsistem dan suprasistem .
 Manusia sebagai makluh holistik
o Manusia sebagai makhluk bio
o Manusia sebagai makhluk psiko

1
o Manusia sebagai makhluk sosial
o Makhluk sebagai makhluk spiritual
Kebutuhan Manusia
 Kebutuhan aktualisasi diri
 Kebutuhan harga diri
 Kebutuhan cinta dan dicintai
 Kebutuhan keselamatan dan keamanan
 Kebutuhan fisiologis
Sehat-Sakit
 Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya
bebas dari penyakit dan kelemahan (WHO)
 Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif
(parson)
 Sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang – Undang Kesehatan RI No.23 Tahun 1992)
Sakit
 Sakit adalah ketidak seimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk jumlah sistem biologis
dan kondisi kondisi penyesuaian ( parson).
 Sakit adalah adanya gejala, persepsi tentang keadan sakit yang dirasakan, dan kemampuan
beraktivitas sehari-hari yang menurun (Bauman).
 Sakit adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga
menimbulkan gangguan pada aktivitas jasmani maupun sosial (perkins).
kesimpulanya sakit adalah keadaan tidak normal atau sehat.
Rentang Sehat – Sakit

Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan

2
Prilaku sehat dipengaruhi oleh faktor
 Pendidikan
 Adat istiadat
 Kepercayaan
 Kebiasaan
 Sosial ekonomi
Perilaku Sakit
 Tidak memegang tanggung jawab selama sakit
 Bebas dari tugas dan peran sosial
 Berupaya mencapai kondisi sehat secepat mungkin
 Bersama keluarga mencari bantuan dengan segera
Efek Sakit Terhadap Peran Individu
 Perubahan Peran
 Masalah keungan
 Kesepian
 Perubahan kebiasan sosial
Perkembangan Ilmu Keperawatan
Ilmu
Merupakan kumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang
sistematis dan terkendali (metode ilmiah).
Karakteristik ilmu :

 Mempercepat rasional sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan yang benar


 Mempunyai alur pikir yang logis dan konsisten dengan pengetahuan yang telah ada
 Melalui pengujian empiris sebagai kriteria kebenaran objektif
 Memiliki mekanisme yang terbuka terhadap koreksi
Keperawatn Sebagai Ilmu
Apakah ilmu keperawatan memenuhi persyaratan untuk eksis sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri?
1. Ilmu keperawatan ditinjau dari sudut filsafat ilmu (philosophy of science)
2. Cara pengetahuan diperoleh dan disusun (epistemologi)
3. Serta nilai yang terkait dengan pengetahuan (aksiologi)

3
Ilmu Keperawatan ditinjau dari sudut ontologi
 Mempunyai pengertian , falsafah , sejarah, tujuan, penerima layanan keperawatan, fokus
keperawatan, objek formal, objek materi.
 Objek materia ilmu keperawatan adalah manusia yang tidak dapat berfungsi secara sempurna
dalam kaitannya dengan kondisi kesehatan dan proses penyembuhan.
 Titik fokus dalam keperawatan adalah respon manusia terhadap ketidakseimbangan yang dapat
ditangani dengan ASKEP.
 Objek formal : bantuan bagi individu dalam proses penyembuhan secara holistik.
Ilmu Keperawatan Dari Sudut Epistemologi
Sifat / karakteristik ilmu keperawatan
 Pengetahuan umum(public knowledge)
 Objektif
 Abstraksi
 Konseptual
 Generalisasi
Untuk mengembangkan ilmu keperawatan dibutuhkan ilmu lain sebagia pembentuk body of knowledge
ilmu keperawatan antara lain:

 Kelompok ilmu humaniora, metodologi, hukum dan etika


 Kelompok ilmu alam dasar : biofisika, kimia, biologi
 Kelompok ilmu perilaku yang mencakup psikologi
 Kelompok ilmu sosial : sosiologi, antropologi,demografi dan politik
 Kelompok ilmu biomedik : anatomi, fisiologi, biokimia, patofisiologi, farmako dll
 Kelompok ilmu kesehatan masyarakat
 Kelompok ilmu kedokteran klinik : penyakit syaraf, kulit dll
Ilmu Keperawatan Dari Sudut Aksiologi
 Aplikasi asas moral dari ilmu keperawatan adalah tanggung jawab profesional terhadap klien ,
masyarakat dan Tuhan YME.
 Asas moral yang terkandung dalam ilmu keperawatan dimanifestasikan kedalam kode etik
keperwatan
 Kode etik keperawatan : asas/moral tertulis yang harus dijadikan pedoman/prinsip bagi setiap
perawat dalam berinteraksi dengan klien agar perilaku perawat tetap dalam koridor kebenaran.
Kode etik keperawatan Indonesia(PPNI)
 Perawat dan klien
o perawat dalam memberikan layanan keperawatan menghargai harkat dan martabat
manusia
o Perawat dalam memberikan layanan keperawatan senantiasa memelihara seasana
lingkungan yg menghargai nilai-nilai budaya
o Tanggung jawab utama perawat adalah mereka yang membutuhkan ASKEP
o Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yg diketahui dgn tugas yg dipercayakan
kepadanya
 Perawat dan praktik
o Perawat dan masyarakat
o Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang keperawatan
o Perawat senantiasa memelihara mutu layanan keperawatan yang tinggi dan profesional
o Perawat menbuat keputusan berdasarkan informasi yang adekuat
o Perawat senantiasa menjungjung tinggi nama baik profesi keperawatan

4
 Perawat dan masyarakat
Perawat mengembang tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung
berbagai kegiatan kebutuhan kesehatan masyarakat
 Perawat dan rekan sejawat
o Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dgn sesama perwat maupun tenaga
kesehatan lain
o Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberi layanan yang
tidak kompeten, tidak etis, dan ilegal
 Perawat dan profesi

o Perawat mempunyai peran penting dlm menentukan standar pendidikan dan layanan
keperawatan
o Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan
o Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yg kondusif demi terwujudnya ASKEP yg bermutu tinggi.

5
MAKALAH FALSAFAH DAN PARADIGMA
KEPERAWATAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kuliah

 
Oleh :  HartonoDwi Santoso

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latarbelakang

Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system


pengaturanserta pengendaliannya melalui perundang-undangan keperawatan (Nursing
Act),dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000). Keperawatan hubungannya sangat
banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah
kesehatan actual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga
praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan yang
kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif  pasien/klien. Keunikan hubungan
perawat dan klien harus dipelihara interaksidinamikanya dan kontuinitasnya. Penerimaan dan
pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan perawat professional
sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain
keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang
kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata keterlibatan berbagai
pihak yang terkait dan berkepentingan.

1.2  Rumusan masalah

1.     Bagaimana pengertian Falsafah keperwatan ?


2.     Bagaimana pengertian Paradigma keperawatan ?
3.     Bagaimana Komponen dan perkembangan paradigma keperawatan ?

6
1.3  Tujuan Umum

            Untuk mengetahui peran falsafah keperawatan

1.4   Tujuan Khusus

1.     Untuk mengetahui pengertian Falsafah keperawatan.


2.     Untuk mengetahui pengertian paradigma keperawatan.
3.     Untuk mengetahui komponen dan perkembangan paradigma keperawatan.

1.5   Manfaat

1.     Sebagai masukan, literature dan pengembangan bagi mahasiswa Stikes Hutama Abdi Husada
Tulungagung.
2.     Menambah pengetahuan dan wawasan tentang Program Promosi Kesehatan untuk masyakat.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1  Falsafah keperawatan
Falsafah keperawatan merupakan cara pandang manusia dankeperawatan sebagai keran
gka dasar pelaksanaan perawatan baik kepada orangsehat maupun sakit. Falsafah ini memiliki e
mpat  komponen dasar yaitu manusia,lingkungan, kesehatan dan keperawatan.
Beberapa  ahli  memiliki  pendekatan  spesifik  sesuai  dengan  hasil  kesimpulanmasing-masing 
terhadap keperawatan, berikut ini beberapa contohnya:
1.         Jean Watson
Jean Watson memandang manusia sebagai fokus sentral dan keperawatan
merupakan sains yang  menggunakan  pengetahuan,  estetika,  kemanusiaan  dan
seni sebagai dasar dalam pengembangan ilmu keperawatan melalui human care.Dalam  hal  ini,  
perawat  dituntut  untuk  mampu  memahami  perilaku  dan  responmanusia dalam menghadapi s
etiap masalah kesehatan baik yang bersifat aktualmaupun potensial.
2.         Ida Jean Orlando
Orlando mengemukakan konsep disiplin proses keperawatan yang meliputikomunikasi perawat k
lien, identifikasi   permasalahan   yang   ditemui pada klien,dan validasi maupun perbaikan. Orla
ndo lebih menekankan pada perilaku klienyang kemudian akan menimbulkan reaksi perawatan y
ang dimunculkan dalambentuk tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan yang dilakukan ole
hperawat tersebut akan mempengaruhi tingkat  kesehatan  klien  baik  saatitu  juga  maupun yang 
 jangka panjang dimana setelah mendapatkan tindakankeperawatan klien akan berusaha
memenuhi kebutuhan untuk mengatasi stresyang timbul akibat adanya ketimpangan kebutuhan d
an lingkungan.
3.         Callista Roy

7
Roy   membuat   simpulan   bahwa   setiap   manusia pasti   memiliki suatu potensiuntuk           
dapat beradaptasi terhadap stimulus baik internal maupuneksternal yang berbeda pada berbagai ti
ngkatan usia.

Dalam  konsep  Roy ini perawat  dituntut  untuk mampu membuat  analisamengenai klien   dala
m   hal kebutuhan   fisiologis, konsep diri, peran sosialmaupun  keseimbangan  antara  kemandiri
an  dan  ketergantungan  sehinggadapat melihat kemungkinan – kemungkinan yang ada pada klie
n dan melakukanpengkajian yang lebih spesifik mengenai akibat yang ditimbulkan dan mekanis
meadaptasi yang dilakukan klien.
4.         Betty Neumann
Neumann memandang manusia merupakan gabungan dari konsep holistik danpendekatan sistem t
erbuka dan fokus  keperawatan adalah penurunan stressdengan memperkuat garis pertahanan diri
. Neumann melihat bahwa klien harusdilihat secara menyeluruh termasuk dengan lingkungannya 
baik  
yang internalmaupun eksternal. Pencegahan sebagai  respon terhadap tingkatan reaksi yangdiberi
kan oleh klien terhadap stresor menjadi perhatian utama dalam teori yangdikemukakan oleh Neu
mann.
5.         Florence Nightingale
Manipulasi  dari  lingkungan eskternal membantu  proses  perbaikan ataupergantian dan           
kesehatan klien merupakan   
pokok pikiran FlorenceNightingale yang  memandang  interkasi  klien  dangan  lingkungan  seba
gai  halyang pokok dalam proses keperawatan. Nightingale        menempatkan
perawatsebagai agen penting           
dalammemodifikasi   lingkungan   klien   di   luar   medikasi tindakan medis   lain.Dengan melak
ukan  intervensi terhadap lingkungan sebagai hasil  dari observasidan pengumpulan data   perawa
t akan   mampu membuat peningkatan ststuskesehatan klien.
6.         Hildegard Peplau
Menurut  Peplau  individu/klien  adalah  manusia  yang  memiliki  kebutuhanPerasaan dan peraw
ata hadir sebagai fasilitator baik bagi klien maupun keluarga.Dengankapasitas profesionalnya   p
erawat   harus   mampu   membangun   proses yangsifatnya interpersonal  dan  terapeutik  sebaga
i  gagasan  utama  teori Peplau,mendampingi asumsi bahwa setiap individu memiliki kebutuhan 
perasaan.
2.2   Paradigma keperawatan
Paradigma  keperawatan  menurut  Gaffar  (1997)  adalah  cara  pandang  yangmendasa
r  atau  cara  kita  melihat,  memikirkan,  memberi makna, menyikapi danmemilih   tindakan  terh
adap   berbagai   fenomena   yang ada   dalamkeperawatan Dengan demikian paradigma keperaw
atan berfungsi sebagaiacuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatanyang bersifat pr
ofessional. Dengan dasar  tersebut,  sesuatu yang mungkinterjadi  di  mana  dua  orang dengan pa
radigma yang  berbeda akan   memandangsuatu  fenomena dengan  cara Berbeda sehingga  meni
mbulkan  penarikankesimpulan  yang berbeda  pula. Hal  ini juga   berlaku   dalam   keperawatan
,dengan   objek   observasi   yang sama   perawat dengan  latar  belakang  ataubidang  yang  berb

8
eda  mungkin akan melihat  masalah yang  timbul  berbedadan   menuntun  pada  perbedaan diag
nosa serta  perencanaan keperawatan

BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Falsafah Keperawatan
              Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab,
azas-azas, hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun
mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta).
              Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.
              Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-
psiko-sosial-spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam
arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta,
menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti
tidak membedakan ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik dan status
sosial ekonomi. Keperawatan falsafah adalah keperawatan yang mengkaji penyebab dan hukum-
hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih
berdasarkan pada alasan logis daripada metoda empiris.
              Falsafah Keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) adalah Roy memiliki delapan
falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip falsafah
veritivity. Falsafah humanisme/kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan
pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat
bahwa :
1.     Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui
masalah yang dihadapi, mencari solusi.
2.     Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksi-reaksi.
3.     Memiliki holism intrinsik
4.     Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan
dengan orang lain veritivity. Berarti kebenaran yang bermaksud mengungkap keyakinan Roy
bahwa ada hal benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang
mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip
veritivity adalahsebagai berikut :
       Tujuan eksistensi manusia.
       Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia.
       Aktifitas dan kratifitas untuk kebaikan-kebaikan umum.
       Nilai dan arti kehidupan.

9
              Bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien sebagai
partner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan
keperawatan.
2.2    Paradigma Keperawatan
              Banyak ahli yang membahas pengertian paradigma seperti Masterman (1970) yang
mendefinisikan paradigma sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu
cabang ilmu pengetahuan. Poerwanto (1997) mengartikan paradigma sebagai suatu perangkat
bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat
memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat, memikir, memberi makna, menyikapi
dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
              Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau
cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan
berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat
professional.
              Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini
paradigma keperawatan masih berdasarkan empat komponen yang diantaranya manusia,
keperawatan, kesehatan dalam rentang sehat-sakit dan lingkungan. Sebagai disiplin ilmu,
keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga paradigma keperawatan akan terus
berkembang.

Keperawatan                                                Kesehatan
 

                                        Manusia

                                     Lingkungan
Gambar 1.1 Komponen Paradigma Keperawatan
1.       Konsep Manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifat
individu, kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem tersebut dapat meliputi :
       Sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan pengaruhi oleh lingkungan baik fisik,
psikologi, sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi
khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
       Sistem adaptif, manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya yang
akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.
       Sistem personal, interpersonal dan social, manusia memeiliki persepsi, pola kepribadian dan
tumbuh kembang yang berbeda.

10
2.     Konsep Keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu, keluarga atau masyarakat
dalam rentang sehat sakit. Dengan demikian konsep ini memamng bahwa bentuk pelayanan
keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah
dalam keadaan tidak mampu, tidak mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan
dasar.
3.     Konsep Sehat Sakit

              Rentang Sehat                                rentang Sakit


            .              .                .                 .                 .             .              .
Sejahtera …   Sehat  …  sehat … setengah … sakit … sakit … mati
                       Sekali       normal       sakit                          kronis

Gambar 1.2 Rentan Sehat Sakit

Berdasarkan rentang sehat sakit tersebut, maka paradigma keperawatan dalam konsep sehat sakit
memandang bahwa bentuk pelaynan keperawatan yang akan diberikan selama rentan sehat dan
sakit, akan melihat terlebih dahulu status kesehatan dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah
statusnya dalam tahap setengah sakit, sakit akut atau sakit kronis, sehingga akan diketahui
tingkatan asuhan keperawatan yang akan diberikan serta tujuan yang ingin diharapkan dalam
meningkatkan status kesehatannya. Rentang ini merupakan suatu alat ukur dalam menilai status
kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah dalam setiap waktu. Melalui rentang ini
dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas.
4.     Konsep lingkungan
Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa lingkunan
fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia
selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh yang
ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.
2.3    Rentang sehat
              Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera.
Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek
fisik,emosi,sosial dan spiritual. Maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah:
pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia;kedua,
memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; dan ketiga, memiliki hidup yang
kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah pendapat, keyakinan, dan sikap
seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan terhadap kesehatan didasarkan informasi yang
faktual/kesalahan informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan atau harapan yang salah. Karena
keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku sehat, maka keyakinan tersebut
dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap tingkat kesehatan klien.
Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara lain
persepsi tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti

11
demografi(misal jenis dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap
keuntungan yang dapat diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh stasus
kesehatan, antara lain:
1)       Perkembagan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti
bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia.
2)       Sosial dan Kultural
Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan
seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat
menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.
3)       Pengalama Masa Lalu
Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada
pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk
sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya.
4)       Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan
status kesehatan kearah yang optimal.
5)       Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang
mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.
6)       Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik.
7)       Pelayanan
Pelayanan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan.
2.4    Rentang Sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian.
Tahapan proses sakit
1.       Tahap gejala
            Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya
perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
2.       Tahap asumsi terhadap sakit
            Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di
alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan
pada tubuhnya.
3.       Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
            Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan
meminta nasehat dari profesi kesehatan.
4.       Tahap penyembuhan
            Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan
untuk beradaptasi,di mana seseorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan
perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.
2.5    Komponen dan perkembangan paradigma keperawatan
12
            Dalam memahami komponen dan perkembangan teori keperawatan tetap berpedoman
pada paradigma keperawatan, mengingat paradigma merupakan cara pandang dari sebuah ilmu
dan keperawatan itu adalah ilmu yang didasari atas teori-teori yang ada. Dalam
perkembangannya, teori keperawatan dapat bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi. Di bawah ini adalh pandangan dari berbagai ahli tentang perkembangan
paradigma keperawatan diantaranya :
1.       Johnson memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari dua sistem mayor yaitu
biologi dan perilaku yang merupakan fokus pelayanan keperawatan dengan tujuan primernya
adalah membantu keseimbangan individu khususnya pada sistem perilaku ketika ia sakit,
sehingga akan dicapai status kesehatan yang berarti adanya respon adaptasi baik fisisk, mental,
emosi maupun sosial terhadap stimulasi internal dan eksternal untuk mempertahankan
keseimbangan dan kenyamanan.
2.       King memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial, rasional, perasa, pengontrol,
bertujuan, beraksi dan berorientasi pada waktu.
3.       Leininger  memandang manusia sebagai kepedulian akan kemampuan dalam mempengaruhi
minat atau rasa hormat terhadap kebutuhan orang lain, kesehatan dan mempertahankan hidup.
4.       Levine memandang  kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan.
5.       Newman memandang manusia sebagai total person seperti sistem klien yang terdiri dari
biopsikososial, kultur dan selalu berkembang.
6.       Orem memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik, psikologis, interpesonal dan
sosial dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri melalui belajar dari perilaku.
7.     Roger memandang manusia secara keseluruhan dan terus-menerus terjadi pertukaran energi
dengan lingkunganny.
8.     Roy memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi kehidupan
yang baik.
9.     Watson manusia membutuhkan proses kepedulian dalam mempertahankan kesehatan atau
meninggal dengan damai dan merupakan mekanisme personal, internal dan mental spiritual
untuk kesembuhan diri sendiri.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

1.1  Simpulan
Dari uraian – uraian  yang telah disampaikan pada makalah ini dapatdisimpulkan beberapa hal sebaga
i berikut:
1.                  Falsafah keperawatan merupakan gagasan yang peling mendasar mengenaikeperawatan sebagai suatu 
proses, cara, perbuatan merawat membela orangsakit yang sesuai dengan sifat sains dan akan dikemba
ngkan dengan dasar hasildari perawatan itu sendiri.
2.                  Ilmu keperawatan dapat dikatakan sains karena melalui suatu proses observasi,eksperimen dan dapat 
dipertanggung jawabkan keilmuannya dalam pelaksanaanpelayanan keperawatan itu sendiri.

13
3.                            Paradigma keperawatan merupakan cara pandang yang mendasar memkirkan,memberi makna,  m
enyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomenayang ada dalam keperawatan.
Pelayanan perawatan yang profesional harus dilandasi oleh sains keperawatanyang mengacu
pada empat komponen dasar yaitu menusia, perawat, kesehatandan lingkungan.

1.2  Saran

1.               Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah pengetahuan tentang falsafah


dan paradikma keperawatan.
2.               Semoga makalah kami ini, dapat dijadikan referensi bagi penulis selanjutnya.
3.               Diharapkan para pembaca bisa memberikan kami kritik dan saran untuk dapat menjadikan kami
lebih baik lagi dalam penulisan makalah-makalahkami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,Aziz Alimul. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Salemba medika:Jakarta.


Potter and Perry. Buku Ajar Fundamental Keperaw
DeLaune,   Sue   C.,   Ladner,   K.   Patrcia.   2002.   Fundamental   of   Nursing:   Standard   an
dPractice 2nd  Edition. Delmar. New York
Gaffar, Laode J. 1997. Pengantar  Keperawata Profesional. EGC. Jakarta

14
Falsafah dan Paradigma Keperawatan
Dalam Praktik Keperawatan

- Falsafah Keperawatan
Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang
menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Hakekat manusia yang dimaksud
disini adalah manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual, sedangkan
esensinya adalah falsafah keperawatan yang meliputi :
1. Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi
segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang
diberikan secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan secara sepihak atau sebagian dari
kebutuhannya.
2. Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan
memperhatikan aspek kemanusiaan.
3. Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan suku,
kepercayaan, status sosial, agama dan ekonomi.
4. Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri.
5. Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan seorang
penerima jasa yang pasif.
- Paradigma Keperawatan
Menurut Masterman (1970) yang mendefinisikan paradigma sebagai pandangan
fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.
Menurut Poerwanto (1997) mengartikan paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang

15
memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola
dan cara pandang dasar khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan
memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini paradigma
keperawatan masih berdasarkan 4 komponen yang diataranya manusia, keperwatan,
kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan. Sebagai disipin ilmu, keperawatan
akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga paradigma keperawatan akan terus
berkembang.
- Praktik Keperawatan
Menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia, praktek keperawatan adalah tindakan
pemberian asuhan keperawatan profesional baik secara mandiri maupun kolaborasi, yang
disesuaikan denagn lingkup wewenang dan tanggung jawabnya berdasarkan ilmu
keperawatan.
Praktik Keperawatan Profesional mempunayi ciri-ciri sebagai berikut :
1. Otonomi dalam pekerjaan
2. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat
3. Pengambilan keputusan yang mandiri
4. Kolaborasi dengan disiplin lain
5. Pemberian pembelaan (advocacy)
6. Memfasilitasi kepentingan pasien atau klien
B. KLASIFIKASI
Di bawah ini adalah pandangan beberapa ahli tentang perkembangan paradigma
keperawatan diantaranya :
Johnson
Memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari 2 sistem mayor yaitu biologi
dan perilaku yang merupakan fokus pelayanan keperawatan dengan tujuan primernya.
King
Memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial, rasional, perasa, pengontrol,
bertujuan, bereaksi dan berorientasi pada waktu.
Leininger
Memandang manusia sebagai kepedulian akan kemampuan dalam mempengaruhi minat
atau rasa hormat terhadap kebutuhan orang lain, kesehatan dan mempertahankan hidup.
Levine
Memandang kehidupan manusia selalu beriteraksi dengan lingkungannya dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan.
Newman
Memandang manusia sebagai total person seperti sistem klien yang terdiri dari bio psiko
sosial, kultural dan saling berkembang.
Orem
Memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik, psikologis, interpersonal dan
sosial dalam memenuhi kebutuhan perwatan diri sendiri melalui belajar dari perilaku.

16
Roger
Memandang manusia secara keseluruhan secara terus-menerus terjadi pertukaran energi
dengan lingkungannya.
Roy
Memandang manusia sebagai makhluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi
kehidupan yang baik.
Watson
Manusia membutuhkan proses kepedulian dalam mempertahankan kesehatan atau
meninggal dengan damai dan merupakan mekanisme personal, internal dan mental
spiritual untuk kesembuhan diri sendiri.
Banyak ahli yang membahas tentang beberapa konsep keperawatan, diantaranya adalah
sebagai berikut :
Florence Nightingale (1895)
Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk
beraktifitas.
Martha Roger (1970)
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, keperawatan dan
rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.
King (1971)
Keperawatan ialah proses aksi dan interaksi, untuk membantu individu dari berbagai
kelompok umur dan memenuhi kebutuhannya dan menangani status kesehatan mereka
pada saat tertentu dalam suatu siklus kehidupan.
Dorothea Orem (1971)
Perawatan ialah pelayanan yang bersifat manusiawi yang berfokus pada pemenuhan
kebutuhan manusia untuk merawat diri, kesembuhan dari penyakit atau cidera dan
penanggulangan komplikasinya sehingga dapat menunjang kehidupan.
Callista Roy (1976)
Keperawatan merupakan disiplin ilmu yang berorientasi kepada praktik keperawatan
berdasarkan ilmu keperawatan yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada klien.
V. Handerson (1978)
Perawatan adalah upaya membantu individu baik yang sehat maupun sakit untuk
menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya sehimgga individu
tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari, sembuh dari penyakit, atau meninggal
dunia dengan tenang. Tenaga perawat berperan menolong individu agar tidak
menggantungkan diri pada bantuan orang lain dalam waktu secepat mungkin.
Menurut Lokakarya Keperawatan (1983)
Perawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko, sos,
spirit yang menyeluruh ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan, diberikan akibat adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan

17
pengetahuan, serta kurangnya kemauan untuk melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari.
Kegiatan dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya
pelayanan kesehatan utama (PHC) sesuai dengan wewenang tanggung jawab dan kode
etik profesi keperawatan.
Dari berbagai definisi yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa keperawatan
merupakan satu bentuk pelayanan/asuhan yang bersifat humanistik, profesional dan holistik
berdasarkan ilmu dan kiat, memiliki standart asuhan dan menggunakan kode etik, serta
dilandasi oleh profesionalisme yang mandiri dan atau kolaborasi.
C. KOMPONEN DAN PERKEMBANGAN PARADIGMA KEPERAWATAN
Dalam memahami komponen dan perkembangan teori keperawatan tetap berpedoman
pada paradigma keperawatan, mengingat paradigma merupakan cara pandang dari sebuah
ilmu dan keperawatan adalah ilmu yang didasari atas teori-teori yang ada. Dalam
perkembanganya, teori keperawatan dapat bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan
ilmu dan teknologi.
D. SISTEM PRAKTIK KEPERAWATAN
Dalam sistem ini mencakup beberapa hal yaitu antara lain :
Ilmu Keperawatan
Dalam prakteknya ilmu ini menggunakan pendekatan ilmiah untuk penyelesaian masalah
yang ditujukan untuk menolong, memelihara dan meningkatkan integritas seluruh
kebutuhan dasar.
Pelayanan Keperawatan
Menurut Handerson (1980) pelayanan keperawatan atau Nursing services adalah upaya
untuk membantu individu baik sakit maupun sehat dari lahir sampai meninggal dunia dalam
bentuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang dimilki sehingga individu tersebut
dapat secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Asuhan Keperawatan
1. Proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang diberikan secara
langsung kepada klien atua pasien diberbagai tantanan pelayanan kesehatan.
2. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidak keperawatan sebagai profesi yang
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistik dan berdasarkan pada
kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
3. Merupakan inti pelayanan / praktik keperawatan yang berupaya untuk :
1. Membantu mencapai kebutuhan dasar melalui bentuk-bentuk keperawatan.
2. Menggunakan ilmu kiat keperawatan dalam setiap tindakan.
3. Memanfaatkan potensi dari berbagai sumber
Tujuan
1. Membantu individu untuk mandiri
2. Mengajak individu atau masyarakat berpatisipasi dalam bidang kesehatan
3. Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan secara
optimal agar tidak tergantung pada orla dalam memelihara kesehatannya
4. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan optimal.

18
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika.
Hidayat, A Aziz Alimul. 2002. Pengantar Kosep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika. 
FALSAFAH dan PARADIGMA KEPERAWATAN dalam PRAKTIK KEPERAWATAN
A. PENDAHULUAN
Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan
serta pengendaliannya melalui perundang – undangan keperawatan (Nursing Act),
dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000).Keperawatan hubungannya sangat banyak
keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah
kesehatan actual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik
sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan
keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif
pasien/klien. Keunikan hubungan perawat dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya
dan kontuinitasnya.
Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan
dengan perawat professional sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal
mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan
kebutuhan eksternal dan internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh –
sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.
B. FALSAFAH KEPERAWATAN
1. Pengertian falsafah
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan denga akal budi mengenai sebab-sebab,
azas-azas, hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun
mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta.
Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentamg hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.
Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan..
Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia
bio-psiko-sosial-spiritual.
Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai
dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta, menjunjung
tinggi keadilan bagi sesama manusia.
Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia,
warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi. Keperawatan
adalaFalsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari
realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada
alasan logis daripada metoda empiris.
Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) :
Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat
berdasarkan prinsip falsafah veritivity.
falsafah humanisme/ kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan

19
pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia
berpendapat bahwa seorang individu :
1. saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi
2. bertingkahlaku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksi-
reaksi
3. memiliki holism intrinsik
4. berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki
hubungan dengan orang lain veritivity. Berarti kebenaran, yang bermaksud
mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan
veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan
manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini.
Individu dipandang dalam konteks
1. tujuan eksistensi manusia
2. gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
3. aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum
4. nilai dan arti kehidupan
bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien sebagai pertner
aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan
keperawatan.
C. PARADIGMA KEPERAWATAN
1. Pengertian Paradigma
Paradigma keperawatan sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu
cabang ilmu pengetahuan(Masterman,1970).
Paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tanggi dan sangat
menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar kas
dalam memikirkan,memyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau
fenomena kehidupan manusia.
Ritzer dalam zamroni, membuat pengertian tentang paradigma yaitu pandangan yang
mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya
dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat
disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa
paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-
masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan
yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. (ahmad
sihabudin dalam Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43).
Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau
cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih tindakanterhadap
berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma
keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek
keperawatan yang bersifat professional.
Penjelasan paradigma fakta sosial berasal dari pendapat Durkheim. Fakta sosial dianggap

20
sebagai barang sesuatu yang berbeda dengan ide yang menjadi obyek penyelidikan
seluruh ilmu pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui kegiatan mental murni. Tetapi
untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil di luar pemikiran manusia. Fakta
sosial ini terdiri atas dua jenis, yaitu :
1. Bentuk material, berupa barang sesuatu yang dapat dilihat, ditangkap dan diobservasi,
2. Dalam bentuk non material, merupakan fenomena yang terkandung dalam diri manusia
hanya muncul dalam kesadaran manusia (zamroni, 1992:24)
penjelasan paradigma definisi sosial bersumber dari karya Weber yang konsepsinya
tentang fakta sosial sangat berbeda dengan konsep Durkheim. Weber tidak memisahkan
antara struktur sosial dengan pranata sosial karena keduanya sama-sama membantu untuk
membentuk tindakan manusia yang penuh makna (Zamroni, 1992 : 53)
KOMPONEN PARADIGMA KEPERAWATAN
1. Konsep manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini
bersifat individu,kelompok dan masyarakat daam suatu sistem.sistem tersebut dapat
meliputi:
a.sistem terbuka,manusia dapat mempengaruhi dan di paengaruhi oleh lingkungan baik
fisik,psikologis,sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan
selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
b.sistem adaptif,manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya
yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.
c.sistem personal,interpersonal dan social,manusia memiliki persepsi,pola kepribadian dan
tumbuh kembang yang berbeda.
2. Konsep keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat profesional dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu,keluarga atau
masyarakat dalam rentang sehat sakit.dengan demikian konsep ini memandang bahwa
bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan
keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam proses
pemenuhan kebutuhan dasar.
3. Konsep sehat sakit
Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu bahwa bentuk pelayanan yang diberikan
pada manusia dalam rentang sehat sakit.
Konsep Sehat (Travis and Ryan, 1998)
1. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan
2. Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi
untuk sehat
3. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus,
kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and now.”
4. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer
melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.

21
5. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan,
rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.
6. Sehat adalah penerimaan terhadap diri.
a. Rentang sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera.dikatakan
sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek fisik,emosi,sosial
dan spiritual.maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah: pertama, memiliki
kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia;kedua, memiliki
pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; dan ketiga, memiliki hidup yang
kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah pendapat, keyakinan, dan sikap
seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan terhadap kesehatan didasarkan informasi
yang faktual/kesalahan informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan atau harapan yang
salah. Karena keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku sehat,
maka keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap tingkat
kesehatan klien.
Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara lain persepsi
tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti demografi(misal jenis
dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap keuntungan yang dapat
diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh stasus kesehatan, antara lain:
1.Perkembagan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti bahwa
perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia.
2.Sosial dan Kultural
Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan seseorang
karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan
perubahan dalam perilaku kesehatan.
3.Pengalama Masa Lalu
Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada
pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk
sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya.
4.Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan
status kesehatan kearah yang optimal.
5.Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat
potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.
6.Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik.
7.Pelayanan
Pelayanandapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan
b.Rentang sakit

22
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian.
Tahapan proses sakit
1.Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya
perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
2.Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya
dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada
tubuhnya.
3.Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta
nasehat dari profesi kesehatan.
5.Tahap penyembuhan
Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk
beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya
selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.
4. Konsep lingkungan
Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa lingkunan
fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia
selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh
yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai

23
Sejarah, Falsafah dan Paradigma Keperawatan
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Perkembangan Keperawatan di DUNIA

ZAMAN PURBA

•          Kepercayaan animisme

•          Peran tabib dan perawat jelas sekali

•          Tabib adalah medicimen yang mengobati penyakit dengan cara nyanyian, memberi semangat dari ketakutan,
membuka otak untuk menghilangkan jiwa yang jahat

•          Perawat berperan sebagai ibu dengan memberikan perawatn fisik dan obat dari tumbuh-tumbuhan

Zaman Keagamaan

•          Kuil menjadi pusat perawatan medis sebab orang percaya penyakit disebabkan oleh dosa dan kutukan dari
tuhan

•          Pemimpin agama dijunjung tinggi sebagai tabib

•          Perawat dianggap sebagai budak

Permulaan Masehi

EROPA

•          Agama kristen mulai berkembang

•          Perawat mulai berkembang

•          Organisasi wanita orang kristen “DEACONESSES” mengunjungi orang sakit, memberi perawatan

•          Berdiri RS Monastic Hospital di Roma untuk orang tidak mampu

ASIA

•          Keperawatan berkembang di timur tengah atas keberhasilan Nabi Muhammad SAW

•          Tokoh keperawatan dari Arab “RAFIDAH”

Permulaan Abad XVI – Sebelum PDII

•          Orientasi agama berubah jadi orientasi perang

•          Banyak tempat perawatan ditutup

•          Kebutuhan perawat meningkat, orang jahat yang bertobat diterima jadi perawat

•          Gaji perawat rendah, jam kerja tinggi, kondisi sangat buruk

24
Masa Perang Dunia II

•          Masa tekanan akibat perang

•          Pengaruh perang salib : P3K

•          Penerapan teknologi modern

•          Didirikan RS

•          Perawat terdidik dari mantan WTS

•          Perawat orde agama (bebas beragama)

•          Florence Nightingale memulai karir memperhaharui keperawatan

Masa Pasca Perang Dunia II

•          Banyak penderitaan

•          LUCILE BROWN (1948) menulis laporan “PENGAKUA PERAWAT SEBAGAI PROFESI”

•          Perkembangan keperawatan pesat, dipengaruhi :

1.       Kesadaran masy di bid keperawatan

2.       Pertambahan penduduk

3.       Pertumbuhan ekonomi

4.       Perkembangan ilmu pengetahuan

5.       Perkembangan kebijakan pendidikan

6.       Perkembangan upaya pelayanan promotif, preventif dan rehabilitatif

Sejak Tahun 1950

•          Pengakuan perawat sebagai profesi

•          Didirikan pendidikan perawat

1.       1919 pendidikan Bachelor di AS

2.       1927 pendidikan bachelor di Thailand

3.       1972 ada 9 institusi S3 keperawatan di dunia

4.       1977 terdapat 3830 lulusan master

•          1950 mulai dikenal Nursing Process

25
Perkembangan Keperawatan
di Indonesia

I. Masa Sebelum Kemerdekaan

Zaman VOC (1602 – 1799)


- perawat berasal dari penduduk pribumi “Verpleger” dan dibantu “Zieken Oppaser” sebagai penjaga orang sakit
- Th 1799 didirikan RS BINNEN HOSPITAL di Jakarta
- Pemerintah Belanda membentuk Dinas Kesehatan Tentara (milliatary Gezondhersds Dienst) & Dinas Kesehatan
Rakyat (Burgerlijke Gezondhersds Dienst)
- Deandels mendirikan RS di Semarang dan Surabaya
- Dampak Perkembangan Profesi tidak ada

Zaman Penjajahan Belanda (1799-1811)


- Usaha lanjutan

Zaman Penjajahan Inggris (1811 – 1816)


- Raffles sangat memperhatikan rakyat : semboyan “KESEHATAN ADALAH MILIK MANUSIA”
- Usaha untuk memperbaiki kesehatan rakyat :
   1. mengadakan pencacaran umum
   2. membenahi cara perawatan pasien jiwa

Zaman Penjajahan Belanda II (1816 – 1942)

- Tahun 1819 didirikan RS STADSVERBAND di Glodok , yang tahun 1919 dipindah ke Salemba jadi RSCM
- Tahun 1898 didirikan STOVIA, tahun 1927 CHS, tahun 1929 Komisi Disiplin Ilmu
- 1816-1942 berdiri RS swasta Milik misionaris Katolik dan Zending Protestant :
1. RS Persatuan Gereja Indonesia (PGI) di Cikini
2. RS St. Carolus Salemba
3. RS St. Boromeus Bandung
4. RS Elizabet Semarang
- Tahun 1906 RS PGI Cikini mendirikan PENDIDIKAN JURU RAWAT
- Tahun 1912 RSCM mendidikan PENDIDIKA JURU RAWAT
- Tahun 1894 berdiri RSJ Lawang terbesar di ASTE
Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)

- keperawatan mengalami kemunduran


- perawat menjadi TENAGA TIDAK TERDIDIK
- obat-obatan sangat kurang : timbul wabah penyakit

Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)

- keperawatan mengalami kemunduran


- perawat menjadi TENAGA TIDAK TERDIDIK
- obat-obatan sangat kurang : timbul wabah penyakit

26
 Zaman Kemerdekaan (1945 - sekarang)

- kRS dan Balai Pengobatan mulai dibangun


- 1952 : sekolah perawat mulai didirikan yaitu Sekolah Guru Perawat dan Sekolah Perawat
- 1962 : AKPER mulai didirikan 
- 1985 : S1 Keperawatan pertama kali didirikan di UI
- didirikan Organisasi Profesi (PPNI)
- Penataan profesi perawat
- Rancangan UU Praktik Keperawatan

Sejarah Perkembangan Keperawatan

•          Masa lalu

                - naluri

                - kepercayaan

                - kasih sayang

•          Masa Sekarang

                - pemahaman konsep keperawatan scr mendasar

                - penataan peran fungsi

                - penataan sistem pendidikan

                - penataan praktik keperawatan

                - penataan organisasi profesi

•          Masa Yang Akan Datang

                - bidang garap jelas

                - pelayanan yg diberikan ilmiah dan etis

                - penyelesaian masalah, pendekatan nursing proses

FALSAFAH KEPERAWATAN
Konsep Keperawatan Profesional

Tujuan :

       Setelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:

–         Menjelaskan falsafah praktik keperawatan.

–         Menjelaskan pengertian praktik keperawatan profesional.

27
–         Mengidentifikasikan fokus praktik keperawatan profesional.

Falsafah Praktik Keperawatan

       Dalam
lokakarya nasional bulan Januari, 1983 telah disepakati adanya profesionalisasi keperawatan, dengan
menetapkan pengertian keperawatan, falsafah keperawatan dan peran/fungsi perawat

Falsafah Keperawatan di Indonesia

       Perawatan
merupakan bantuan, diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari.

       Kegiatan
dilakukan dalam upaya penyembuhan, pemulihan, serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan
kepada upaya pelayanan utama (PHC) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika keperawatan
(Ibrahim C.,  1988

Falsafah Dasar Praktik Keperawatan (Mary H. Kohnke, Ed.D, RN)

         Tenaga profesional harus mempunyai otoritas penuh terhadap pelayanan yang diijinkan bagi
mereka untuk memberikan kepada klien, bahwa mereka harus bertanggung jawab penuh pada
pelayanan tersebut, dan mereka harus diberikan akuntabilitas secara penuh

         Manusia merupakan bagian integral dari alam raya dan manusia merupakan sistem terbuka yang
berlaku dan diberlakukan oleh lingkungan yang universal.

         Manusia tumbuh dan berkembang secara kontinu.

         Manusia tumbuh dalam kompleksitas dan berubah secara konstan, di mana jika kita dapatkan
seorang klien hari ini bukan di mana seperti ia besoknya.

         Manusia merupakan suatu bagian tersendiri, suatu sistem energi, dimana ia juga merupakan
bagian aktif dari suatu kelompok. Kelompok yang paling dasar adalah keluarga, dan keluarga ini
dapat merupakan keluarga inti yang terdiri dari ibu, ayah, suami, istri, anak-anak; keluarga besar
yang juga beranggota teman-teman, kekasih, dan binatang piaraan. Bila terjadi suatu hal pada
seseorang maka akan mempengaruhi unit atau tindakan keluarga, atau sebaliknya. Dengan
demikian, keluarga merupakan konsep penting bagi Perawat dan interaksi Perawat  dengan klien
sebagai manusia

         Perawatan kesehatan merupakan hak semua orang.

         perawatan kesehatan harus diberikan pada orang yang telah siap menerimanya dan harus
tersedia sewaktu dibutuhkan.

         perawatan kesehatan dapat diberikan dalam bentuk yang bermakna terhadap kelompok dengan
budaya yang berbeda.

         perawatan kesehatan harus mempunyai penekanan utama dalam sistem pelayanan, meskipun
pada saat kami melanjutkan memberikan perawatan terhadap keadaan sakit.

         keperawatan harus dapat memenuhi kebutuhan perawatan masyarakat baik sehat maupun sakit.

28
         keperawatan harus memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dalam lingkup luas kapanpun
dan di manapun.

         kesinambungan keperawatan harus dipertahankan bagi setiap klien.

Pengertian Perawat, Tenaga Perawat’

       Perawat
adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi, yang merawat orang sakit, luka dan usia
lanjut(dikutip oleh Elis, Hartley, 1980).

       Florence
Nightingale  peran perawat adalah  menjaga pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap
masalah kesehatan yang menimpa dirinya.

       Dalam
Surat Keputusan Menteri Negara Perdagangan Aparatur Negara Nomor 94/MENPAN/1986, tanggal 4
Nopember 1986, tenaga perawatan adalah, Pegawai negeri sipil yang berijazah perawatan yang diberi tugas
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada
unit pelayanan kesehatan (rumah sakit, Puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lainnya).

Pengertian Keperawatan

       Virginia
Henderson (1958)  keperawatan adalah Fungsi unik dari perawat adalah membantu individu, sakit
atau sehat, dalam melakukan segala aktivitasnya untuk mencapai kesehatan atau kesembuhan atau untuk
meninggal dunia dengan tenang yang dapat ia lakukan sendiri tanpa bantuan apabila cukup kekuatan, harapan
atau pengetahuan. Perawat juga berfungsi membantu hal-hal ini dalam upaya mencapai kemandirian secepat
mungkin

       keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian intregral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual
yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh siklus kehidupan manusia(lokakarya kep.Nas 1983

       Disimpulkan  Keperawatandi Indonesia merupakan pelayanan yang diberikan secara profesional. Definisi ini
juga mempertegas bahwa keperawatan merupakan profesi bukan sekedar pekerjaanatau vokasi, hal ini antara
lain dinyatakan dengan kalimatdidasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan

Ciri-ciri atau tanda-tanda profesionalisme keperawatan (Miller)

       Peningkatan
dasar pengetahuan yang diberikan pada tingkat universitas dan orientasi pengetahuan pada
tingkat pascasarjana dan doktor (graduate level) keperawatan.

       Perwujudan
kompetensi yang berasal dari dasar teoripenegakan diagnosa dan penanganan respon manusia
terhadap masalah kesehatan baik aktual atau potential (ANA, 1980).

       Spesialisasi ketrampilan dan kompetensi yang membatasi keahlian (Miller, 1985).

       Secara umum tenaga profesional sering diidentifikasi sebagai:

29
–         seorang yang serius terhadap perkerjaannya,

–         berpenampilan sangat baik, dan mendemonstrasikan etik dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya (Ellis
dan Hartley, 1980)

Profesionalisme perawat

       Para
perawat percaya bahwa tenaga profesional dalam bekerja tidak terlepas dari empat esensi
profesionalisme yaitu:

–          Kompetensi,

–         Standar etik yang tinggi,

–         Pengetahuan yang memadai dan

–         Welas asih (kasih sayang)

       Keprofesionalan dari kemampuan perawat :

–         berinspirasi,

–         menjalin rasa percaya dan konfidensi dengan pasien,

–         mempunyai pengetahuan yang memadai,

–         kapabilitas terhadap pekerjaan.

       Ciri profesional antara lain juga meliputi:

Terbuka dengan ide baru, memiliki rasa humor, dapat berinteraksi dengan orang lain secara harmonis,
berpenampilan baik, periang dan dalam bekerja tidak semata-mata berorientasi pada uang

PRAKTIK KEPERAWATAN (ANA)

       Praktik
keperawatan   perlakuan terhadap kompensasi pelayanan profesional yang memerlukan
pengetahuan khusus tentang ilmu biologi, fisika/ilmu alam, perilaku, psikologi, sosiologi dan teori keperawatan
sebagai dasar untuk mengkaji, menegakkan diagnosa, melakukan intervensi, dan evaluasi upaya peningkatan
dan pemertahanan kesehatan; penemuan dan pengelolaan masalah kesehatan, cidera, atau kecacatan;
pemertahanan fungsi optimal; atau meninggal dengan nyaman.

       Praktik
keperawatan termasuk tetapi tidak terbatas pada administrasi, pendidikan, konseling, supervisi dan
evaluasi dun pelaksanaan penanatalaksanaan medis, termasuk pemberian obat dan penanganan sesuai dengan
pesanan orang yang sah.

       Setiap
registered nurse  secara langsung mempunyai akuntabilitas dan tanggung jawab terhadap konsumen
dalam memberikan perawatan yang berkualitas

30
NCBSN (National Council of State Boards of Nursing)

       Praktik
keperawatan berarti membantu individu atau kelompok dalam mempertahankan atau meningkatkan
kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan dengan mengkaji status kesehatannya, menentukan
diagnosa, merencanakan dan mengimplementasikan strategi perawatan untuk mencapai tujuan, serta
mengevaluasi respons terhadap perawatan dan pengobatan.

Registered nurse berarti seseorang yang melakukan praktik keperawatan profesional dengan:

1. Mengkaji status kesehatan individu dan kelompok


2. Menegakkan diagnosa keperawatan

3. Menentukan tujuan untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan

4. Membuat rencana strategi perawatan

5. Menyusun intervensi keperawatan untuk mengimplementasikan strategi perawatan

6. Memberi kewenangan intervensi keperawatan yang dapat dilaksanakan orang lain, dan tidak
bertentangan dengan undang-undang

       Mempertahankan perawatan yang aman dan efektif baik langsung maupun tidak langsung
       Melakukan evaluasi respon terhadap intervensi

       Mengajarkan teori dan praktik keperawatan

       Mengelola praktik keperawatan dan

       Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam mengelola perawatan kesehatan.

Praktik keperawatan profesional

         Praktik keperawatan profesional yang dilakukan oleh seorang registered professional nurse
didefinisikan sebagai penegakan diagnosa dan penanganan respons manusia terhadap masalah
kesehatan aktual atau potensial melalui pelayanan seperti penemuan masalah, pendidikan,
pendidikan kesehatan, dan memberikan perawatan untuk meningkatkan atau memulihkan hidup
atau kesehatan, dan melakukan penanganan medis sesuai yang dipesan oleh dokter atau dokter
gigi yang

         Praktik keperawatan profesional mengandung arti praktik yang dilakukan oleh perawat
profesional; yaitu perawat lulusan program baccalaureate  keperawatan (rata-rata 4 tahun
pendidikan di Universitas) atau lulusan pendidikan keperawatan lebih tinggi.

         Walaupun perawat profesional mungkin mengerjakan berbagai tugas ketrampilan teknik, namun
kemampuan dan potensinya mencerminkan ruang lingkup pengetahuan yang berdasarkan
kurikulum S1 Keperawatan (Kohnke, dan kawan-kawan, 1974).

Fokus Praktik Keperawatan Profesional

       Praktik
keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan masyarakat dunia dan sistem kesehatan
nasional.

31
       Fokus utama keperawatan saat ini adalah kesehatan masyarakat dengan target populasi total.

       Manusia tidak dipandang hanya dari aspek fisik tetapi manusia dipandang sebagai mahluk bio-psiko-sosio-
spiritual.

Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan (Kozier, Erb, 1990)

1. Peningkatan kesehatan (Health promotion).  Dalam kegiatan ini, perawat membantu masyarakat


mengembangkan sumber-sumber atau meningkatkan kesejahteraan/kesehatannya. Tujuan kesehatan
yang ingin diwujudkan adalah mencapai derajat kesehatan yang optimal (lihat SKN). Contoh kegiatan di
sini adalah menjelaskan manfaat program latihan bagi pasien.
2. Pemeliharaan kesehatan (Health Maintenance).  Perawat melakukan aktivitas untuk membantu masya-
rakat mempertahankan status kesehatannya. Contoh kegiatan di sini adalah mengajarkan atau
menganjurkan seorang usia lanjut melakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan dan mobilitas
otot.

3. Pemulihan kesehatan (Health restoration). Perawat membantu pasien meningkatkan kesehatan setelah


pasien memiliki masalah kesehatan atau penyakit. Sebagai contoh adalah mengajarkan pasien merawat
luka pembedahan atau membantu orang cacat mempertahankan kekuatan fisik seoptimal yang dapat
dilakukan.

4. Perawatan orang yang menjelang ajal. Perawat memberikan rasa nyaman dan merawat orang dalam
keadaan menjelang ajal. Kegiatan dapat dilakukan di rumah sakit, rumah dan fasilitas kesehatan yang
lain.

FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN


FALSAFAH

  Keyakinan terhadap nilai kemanusiaan yang menjadi pedoman dalam melaksanakan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat baik untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

  Pekerjaan luhur dan manusiawi

  Berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

  Harus terjangkau dan dapat diterima semua orang.

  Upaya promotif dan preventif merupakan upaya pokok

  Sebagai provider dan masyarakat sebagai consumer pelayanan kesehatan

  Pengembangan tenaga kesehatan masyarakat secara berkesinambungan..

  Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatan.

KONSEP KEPERAWATAN

1.       Manusia

32
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh dan unik, dalam arti merupakan satu
kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai
dengan tingkat perkembangannya. (Konsorsium Ilmu kesehatan, 1992)

KONSEP MANUSIA  : Intelektual, Emosi, fisik, Spiritual, Sosial-Budaya, Lingkungan, Fisik

Individu sebagai klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan
spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup
kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

Kebutuhan Dasar Manusia : AD, HD, Dicintai dan rasa mmiliki, Keamanan dn kenyamanan, bniofisiologi

Keluarga sebagai klien

1. Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi
interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup
kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.

Alasan keluarga sebagai focus pelayanan


  Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang   menyangkut kehidupan
masyarakat

  Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki atau mengabaikan masalah
kesehatan dalam kelompoknya sendiri.

  Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan.

  Dalam merawat anggota keluarga sakit

Masyarakat sebagai klien

  Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus
dan terikat oleh suatu indentitas bersama

  Ciri-ciri:

  Interaksi antar warga

  diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas

  Suatu komuniatas dalam waktu

  identitas yang kuat mengikat semua warga

2.       Kesehatan

33
  Sehat didefinisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif (Parson).

  Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif (Paplau).

  Menurut HL Bloom ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan

  Keturunan

  Perilaku

  Pelayanan kesehatan

  Lingkungan

3.       Lingkungan

  Berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan
manusia.

  Untuk memahami hubungan lingkungan dengan kesehatan masyarakat (individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat) dapat digunakan model segitiga agen-hospes-lingkungan  yang
dikemukakan oleh Leavelll,(1965),

4.       Keperawatan

Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga , kelompok dan masyarakat yang
mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan
proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

Asumsi dasar

  Sistem pelayanan adalah kompleks

  Pelayanan kesehatan (primer, sekunder dan tertier) merupakan komponen dari pelayanan kesehatan.

  Keperawatan sebagai subsistem pelayanan kesehatan merupakan hasil produk pendidikan, riset yang dilandasi
praktek.

Pandangan /Keyakinan

  Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau, dapat diterima oleh semua orang.

  Penyusunan kebijaksanaan kesehatan seharusnya melibatkan penerima pelayanan kesehatan.

  Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan klien sebagai penerima pelayanan kesehatan.

  Lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan penduduk, kelompok, keluarga dan individu.

34
  Pencegahan penyakit sangat diperlukan untuk peningkatan kesehatan.

  Kesehatan merupakan tanggung jawab individu.

  Klien merupakan anggota tetap team kesehatan.

Ruang Lingkup

  Promotif ;Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dengan jalan:

  Penyuluhan kesehatan

  Peningkatan gizi

  Pemeliharaan kesehatan perorangan

  Pemeliharaan kesehatan lingkungan

  Olahraga teratur

  Rekreasi

  Pendidikan seks

  Preventif ; Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu,
keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:

  Imunisasi

  Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kinjungan rumah

  Pemberian vitamin A, Iodium

  Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui

  Kuratif ; Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah kesehatan melalui
kegiatan:

  Perawatan orang sakit dirumah

  Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari Pukesmas atau rumah sakit

  Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis

  Perawatan buah dada

  Perawatan tali pusat bayi baru lahir

  Rehabilitatif : Upaya pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau kelompok-kelompok yang menderita
penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan:

  Latihan fisik pada penderita kusta, patah tulang dan lain sebagainya

35
  Fisioterapi pada penderita strooke, batuk efektif pada penderita TBC dll

  Resosialitatif ; Adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan
oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.

falsafah dan paradigma keperawatan


BAB  I

PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang

Keperawatan adalah suatu bentuk layanan profesional yang merupakan bagian


integral  dari pelayanan kesehatan dan didaasarkan pada ilmu dan kiat-kiat
keperawatan dalam bentuk bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif, yang
ditujukan kepada individual, keluarga, kelompok, baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia khususnya di Gorontao,


kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi
bidang  kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan
di sebagian besar  rumah sakit Gorontalo umumnya telah menerapkan pendekatan
ilmiah melalui proses keperawatan.

Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara


umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai
persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan
pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.

1.2        Pentingnya Paradigma

Mengapa paradigma ini begitu penting ? dalam hal ini paradigma akan sangat
membantu seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita
dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita.
Fenomena dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi
ketidakpastian kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau
seluruh anggota tubuhnya atau masalah – masalah yang yang muncul dalam
bidang keilmuan tertentu.

1.3        Rumusan Masalah

1.    Bagaimana falsafah keperawatan?

2.    Bagaimana paradigma keperawatan?

36
3.    Apa saja komponen – komponen paradigma keperawatan ?

1.4           Tujuan Makalah

1.    Untuk mengetahui falsafah keperawatan

2.   Untuk mengetahui paradigma keperawatan.

3.  Agar mengetahui komponen – komponen paradigma keperawatan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Falsafah keperawatan

            Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi


keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.   
Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari
realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan
pada alasan logis daripada metoda empiris.

Esensi falsafah keperawatan yaitu memandang pasien sebagai mahluk yang


holistic, yang harus dipenuhi segala kebutuhannya , baik biologis, psikolois, social
dan spiritual yang diberiakan secara komprehensif pelayanan keperawatan secara
langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan setiap pasien berhak
mendapatkan perawatan tanpa membeddakan suku, kepercayaan, status social,
agama dan ekonomipelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari system
pelayanan kesperawatan menjadikan pasien sebagai mitra yang aktif.

 Falsafah keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah


sebenarnya dapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan alam
semesta, dalam hal ini pengetahuan keperawatan, sehingga falsafah keperawatan
adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung
pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan
sakit terutama berfokus kepada respons mereka terhadap situasi.

37
Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) misalnya
Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan
empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity. Falsafah humanisme/ kemanusiaan
“mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat
rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang
individu :

1. Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi dalam mencari solusi

2. Bertingkahlaku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi


hukum aksi-reaksi
3. Memiliki holism intrinsic

4. Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk


memiliki hubungan dengan orang lain veritivity.

 Berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada


hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah
manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah
yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini. Individu dipandang
dalam konteks:

1. Tujuan eksistensi manusia

2. Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia

3. Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum

4. Nilai dan arti kehidupan

 2.2     Pengertian

Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang


sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu  dalam memahami suatu tingkah laku.
Paradigma memberikan dasar dalam melihat, memandang, memberi makna,
menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam
keperawatan. (Adam Smith, 1975, cit Gaffar, 1997)

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional, yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, dengan bentuk pelayanan mencakup bio, psiko, sosio-spiritual
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat

38
maupun sakit dalam siklus kehidupan manusia. (Lokakarya Keperawatan Nasional
(1983))

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada


praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien pada berbagai
tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan dilaksanakan menggunakan
metodologi pemecahan masalah melalui pendekatan proses keperawatan,
berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan
dalam lingkup wewenang serta tanggung jawabnya.Praktek keperawatan adalah
tindakan mandiri perawat professional melalui kerjasama dengan pasien baik
individu, keluarga, kelompok/komunitas dan berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup dan
tanggung jawabnya.

Bantuan keperawatan diberikan agar indvidu, keluarga, kelompok dan


komunitas dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya sehingga mampu
berfungsi secara optimal. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional
bersifat humanistik terintegrasi didalam pelayanan kesehatan, dapat bersifat
dependen, independen dan interdependen serta dilaksanakan dengan berorientasi
kepada kebutuhan objektif pasien. Perawat sebagai tenaga profesional pemula
mempunyai kemampuan baik intelektual, teknikal, interpersonal dan moral
,bertanggungjawab dalam melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan sesuai
dengan kewenangan dan aturan yang berlaku.

Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau


cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan
terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan, (La Ode Jumadi, 1999 : 38).

Paradigma keperawatan menurut Masterman, 1970 adalah pandangan


fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.

Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang


mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan
memilih tindakanterhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
Dengan demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar
dalam melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional.

Asumsi Orlando terhadap meta paradigma keperawatan hampir seluruhnya


terkandung dalam teorinya. Sama dengan teori-teori keperawatan pendahulunya
asumsinya tidak spesifik, namun demikian Schmieding (1993) medapatkan dari
tulisan Orlando mengenai empat area yang ditekuninya :

1. Perawat

39
 Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang
didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi profesional yaitu
membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera. Itu
merupakan tanggung jawab perawat untuk mengetahui kebutuhan pasien dan
membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin proses keperawatan
mengandung elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan
perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien.

2. Manusia 

 Manusia bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-


kadang dalam situasi tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya
membutuhkan pertolongan, dan akan mengalami distress jika mereka tidak dapat
melakukannya. Hal ini dijadikan dasar pernyataan bahwa perawat profesional harus
berhubungan dengan seseorang yang tidak dapat menolong dirinya dalam
memenuhi kebutuhannya.

3. Sehat

Orlando tidak medefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi bahwa bebas


dari ketidaknyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera
berkontribusi terhadap sehat. Perasaan adekuat dan sejahtera dalam memenuhi
kebutuhannya berkontribusi terhadap sehat.

4. Lingkungan

Orlando berasumsi bahwa lingkungan merupakan situasi keperawatan yang


terjadi ketika perawat dan pasien berinteraksi, dan keduanya mempersepsikan,
berfikit, dan merasakan dan bertindak dalam situasi yang bersifat segera. Pasien
dapat mengalami distress terhadap lingkungan therapeutik dalam mencapai
tujuannya, perawat perlu mengobservasi perilaku pasien untuk mengetahui tanda-
tanda distress.

v  Konsep Sehat Sakit

Berdasarkan konsep sehat sakit tersebut, maka paradigma keperaatan dalam


onsep sehat sakit memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang akan
diberikn selama rentang sehat sakit, akan melihat terlebih dahulu setatus keseatan
dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah statusnya dalam keadan setengah
sakit, sakit, atau sakit kronis, sehngga akan dikethui tingkatan asuhan
keperawatanyang diberikan serta tujuan yang ingin diharapkan dalam
meningkatkan status kesehatan.

• Rentang Sehat

40
Rentang ini diawali dari status kesehatan normal, sehat sekali dan sejahtera.
Dikatan sehat bukan berarti bebas dari penyakit, akan tetapi jua meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosia dan spiritual.

Faktor yang mempengaruhi status kesehatan:

1. Perkembangan

Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang


mempunyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor
usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan.

2. Sosial Kultural

Sosial kultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan status kesehatan


seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat
menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.

3. Pengalaman Masa Lalu

Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi perobahan status kesehatan hal


ni dapat diketahui jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau
pengalaman kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar pada status
kesehatan selanjutnya.

4. Harapan Seseorang Tentang Dirinya

Harapan merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam


meningkatkan perubahan status kesehatan ke arah ang optimal.

5. Keturunan

Keturunan juga mempengaruhi terhadap status kesehatan seseorang mengingat


potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik, walaupun
tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respon terhadap berbagai penyakit.

6. Lingkungan

Lingkungan yang dimakasud adalah lingkingan fisik seperti sanitasi


lingkungan, kebersihan diri, tempat pembuangan ai limbah atau kooran serta
rumah yang kurang memenuhi persyaraan kesehatan sehingga dapat
mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah status kesehatan. 

7. Pelayanan

Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan


yang dapat mempengaruhi status kesehatan.

41
• Rentang Sakit

Rentang sakit merupakan rangkaian dalam onep sehat sakit. Entang ini
dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dan kematian. Sakit pada
dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh
kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagian, serta terganggunya
proses penyeuaian diri manusia.

 Tahap Roses SakitØ

1. Tahap Gejala

Tahap ini merpakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan
ditanda adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya sendiri karena timbulnya
suatu gejala yang dapat meliputi gejala fisik.

2. Tahap Asumsi Terhada Sakit

Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang
dialaminya dan akan merasakan keragu-raguan pada kelainan atau gangguan yang
dirasakan pada tubuh.

3. Tahap Kompak dengan Pelayanan Kesehatan

Tahap ini seseorang telah melakukan hubungan dengan pelayanan kesehatan


dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan seperti dokter, perawat atau
lainnya yang dilakukan atas inisiatif dirinya sendiri.

4. Tahap Ketergantungan 

Tahap ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami suatu penyakit yang
tentunya akan mendapatkan bantuan pengobatan sehingga kondisi seseorang
sudah mulai ketergantungan dalam pengobatan akan tetapi tidak semua orang
mempunyai tingkat ketergantungan yang sama melainkan berbeda berdasarkan
tingkat kebutuhannya.

5. Tahap Penyembuhan 

Tahap ini merupkan tahap terakhir menuju proses kembalinya kemampuan


untuk beradaptasi, di mana seseorang akan melakukan proses belajar untuk
melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.

 Dampak SakitØ

1. Terjadi perubahan peran di keluarga

2. Terjadi gangguan psikologis

42
3. Masalah keuangan

4. Kesepian akibat perpisahan

5. Terjadnya perubaha kebiasaan sosial

6. Terganggunya privasi seseorang

7. Otonomi

8. Terjadi perubahan gaya hidup

Perilaku Pada Orang yang sakitØ

1. Adanya perasaan ketakutan

Perilaku ini dapat terjadi pada semua orangdengan ditandai adanya perasaan
takut sebagai dampak dari sakit.

2. Menarik diri

Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan. Tingkat
kecemasan yang dialamiseseorang pun akan berbeda. Untuk mengurangi
kecemasan, maka seseorang akan berperilaku menarik diri seperti diam jika tidak
diberi pertanyaan.hal tersebut sebagai bentuk upaya menghindari cemas.

3. Egosentris

Perilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang ditunjukan dengan banyak
mempersoalkan diri sendiri dan tidak mau mendengarkan perasaan orang lainatau
memikirkan orang lain. Perilaku ini juga ditunjukkan dengan selalu ingin bercerita
tentang penyakitnya.

4. Sensitif teradap persoalan kecil

Pada orang sakit perubahan perilaku ini biasaanya selalu ditimbulkan dengan
selalu mempersoalkan hal-hal yang kecil sebagai dampak terganggunya psikologis
seperti selalu mengomel jika keadaan tersebut tidak sesuain dengan dirinya.

5. Reaksi emosional tinggi

Perilaku ini dapt ditunjukan dari sseorang yang mengalami sakit dengan
mudah menangis, marah serta tuntutan perhatian yang lebih dari sekitarnya.

6. Perubahan persepsi

43
Terjadi perubahan persepsi selama sakit ini dapat ditunjukkan dengan
timbulnya persepsi bahwa dokter dan perawat adalah orang yang dapt membantu
menyembuhkannya sehingga menaruh harapan sanga besar pada dokter dan
perawat tersebut.

7. Berkurangnya minat

Perubahan perilaku yang ditunjukkan pada seseorang yang mengalami sakit


adalah berkurangnya minat karena terjadi stres (ketegangan) yang diakibatkan
penyakit yang dirasakan serta menurunnya kemampuan dalam melakuka aktifitas
sehari-hari.

2.3        Paradigma Keperawatan

Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah


satu faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu
tenaga keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan
kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari
perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma
keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar
dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan
asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan
secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan cultural.

Paradigma memiliki fungsi antara lain :

1.   Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi


keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan kperawatan, praktik dan
organisasi profesi.

2.   Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita


dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita.

Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori –
teori keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut
meliputi : manusia, keperawatan, lingkungan, dan kesehatan.

1.    Konsep Manusia

Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pribadi yang utuh dan
unik, mempunyai aspek bio- psiko-sosio-kultural-spiritual. Manusia sebagai sistem
terbuka yang selalu berinteraksi dan berespon terhadap lingkungan, mempunyai
kemampuan untuk mempertahankan integritas diri melalui mekanisme adaptasi.

44
Dalam kehidupan manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
termasuk kebutuhan pengakuan harkat dan martabat untuk mencapai
keseimbangan sesuai dengan tahap tumbuh kembang.

Manusia Indonesia adalah manusia yang beriman dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, merupakan sumber daya
pembangunan yang berhak memiliki kemampuan untuk hidup sehat guna
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Disamping itu manusia Indonesia adalah manusia yang memiliki berbagai


kultur yang bersifat unik dan memiliki berbagai keyakinan tentang sehat sehingga
akan memberikan respon yang berbeda – beda terhadap upaya pemenuhan
kebutuhan dasarnya secara mandiri baik dalam kondisi sehat maupun sakit.

Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap


dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan
keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)

Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu
beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi
dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).

Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia


sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara
umum dapat dikatakan holistik atau utuh.

Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh


lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan
spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon
terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif
maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut
mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya,
tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang terjadi
rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif .

Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat
yang menerima asuhan keperawatan.

Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan


dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju
kemandirian pasien.

Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk


menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya

45
masalah kesehatan, memberi asuhan kepada anggota keluarga yang sakit,
koordinator pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat
keluarga dalam masalah – masalah kesehatan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu


memperhatikan sifat – sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan cara
yang unik dalam menghadapi masalahnya, pola komunikasi yang dianut, cara
pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita – cita keluarga dan gaya hidup keluarga
yang berbeda – beda. Individu dalam keluarga mempunyai siklus tumbuh kembang
.

Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada


masyarakat umum dan kelompok – kelompok masyarakat tertentu (balita dan
lansia).

2.      Konsep Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanana profesional sebagai bagian integral


pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial, spiritual dan
kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat
sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,


keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan meuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari – hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi,
keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan
yang dilakukan.

Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap
manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio – psiko – sosial – spiritual
dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan
humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi
perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia.
Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis
kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial.

Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta


kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti
perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.

3.      Kosep kesehatan

Kesehatan adalah kondisi dinamis manusia dalam rentang sehat sakit yang
merupakan hasil interaksi dengan lingkungan. Sehat merupakan keadaan seimbang
bio-psiko-sosio-spiritual yang dinamis yang memungkinkan individu untuk
menyesuaikan diri sehingga dapat berfungsi secara optimal guna memenuhi

46
kebutuhan dasar melalui aktifitas hidup sehari – hari sesuai dengan tingkat tumbuh
dan kembangnya.

 Adapun faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis,


dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor – faktor lingkungan
eksternal adalah faktor – faktor yang berada diluar individu yang mungkin
mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan
ekonomi. Sehat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum adalah hak dan
tanggung jawab setiap individu yang harus diwujudkan sesuai dengan cita – cita
bangsa Indonesia seperti dimaksudkan dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena
itu harus dipertahankan dan ditingkatkan melalui upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif.

Sakit merupakan keadaan yang tidak seimbang antara bio-psiko-sosio-


spiritual manusia sebagai respon tubuh dalam berinteraksi dengan lingkungan, baik
lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Respon ini menyebabkan
terganggunya individu untuk berfungsi optimal dalam pemenuhan kebutuhan dasar
sesuai dengan tingkat tumbuh kembang. Respon yang tidak adekuat terhadap
lingkungan dapat disebabkan oleh karena ketidaktahuan, ketidakmauan dan
ketidakmampuan. Kondisi manusia dalam rentang sehat sakit merupakan bidang
pelayanan keperawatan.

Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status
kesehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala
hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat
seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung
pada faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini, keadaaan
sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada diantara
dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita
bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila
status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat
(wellness area).

4.      Konsep Lingkungan

Lingkungan adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan


manusia baik faktor dari dalam diri ( internal ) maupun dari luar ( eksternal ).
Lingkungan internal meliputi aspek – aspek genetika.struktur dan fungsi tubuh dan
psikologis. Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhi sikap dan
perilaku manusia termasuk persepsinya tentang sehat sakit, cara – cara
memelihara dan mempertahankan kesehatan serta menanggulangi penyakit.

47
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah
( kawasan dsb) yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal
yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain
lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu
lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu :

a.   Lingkungan dalam terdiri dari:

      -  Lingkungan fisik (physical enviroment)

         Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan


udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang
selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus
bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan
hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun
dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan
memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi
pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai hubungan yang dinamis dengan


lingkungannya dan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan. Oleh karena itu
diperlukan kemampuan untuk merespon secara adaptif terhadap pengaruh
lingkungan agar dapat mempertahankan derajat kesehatannya.

Ketidakmampuan manusia merespon terhadap pengaruh lingkungan internal


maupun eksternal, akan mengakibatkan gangguan kesehatan atau pergeseran
status kesehatan dalam rentang sehat sakit.

      -  Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)

         F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat


menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh
karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan
sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag
semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-
putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya
sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan
harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi
penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada

48
atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat
memberikan rasa nyaman.

      -.Lingkungan sosial (social environment)

         Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik,


kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat
penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus
menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara
spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu
dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara
menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit
tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara
khusus.

b. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara,
pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )

Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara


terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh
terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.

Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor


dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit –
penyakit.

2.4        Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan

Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana


apabila lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga
manusia perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain.
Keperawatan dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang
sedang rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.

49
BAB III

PENUTUP

3.1        Kesimpulan

           Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat


manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek
keperawatan.  Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang
mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih
berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris.

Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau


cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan
terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan, (La Ode Jumadi, 1999 : 38).

Empat komponen paradigma keperawatan meliputi : manusia, keperawatan,


lingkungan, dan kesehatan.

3.2        Saran

Perawat disarankan untuk selalu mengikuti perkembangan  ilmu


keperawatan, mengingat ilmu keperawatan  merupakan ilmu terapan yang selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman dan perawat disarankan untuk bersikap
profesional dalam memberikan perawatan kepada pasien.

50

Anda mungkin juga menyukai