Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. PENGERTIAN
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen kedalam system. Respirasi
berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di perlukan
fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktifitas mekanisme
yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO² (hasil
pembakaran sel) (Mubarak, Wahit;2010)

B. POHON MASALAH
Bersihan jalan nafas
Gangguan Pola nafas tidak
tidak efektif
pertukaran gas efektif

Frekuensi nafas,
pernafasan Sputum Konsolidasi
cuping hidung, mengental jaringan
alat bantu nafas, paru
Komplain paru PMN meningkat

SDM dan
Leukosit PMN
Penumpukan mengisi alveoli
cairan dalam
alveoli
Eksudat dan serios masuk alveoli
Perubahan anatomis melalui pembuluh darah
pada pembuluh darah
Jamur, virus, bakteri, dan protozoa,
masuk alveoli, alergi, asma, PPOK.

(SDKI, 2017 , NANDA, 2015)


C. PEMERIKSAAN DIAGNOSA
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan untuk mengkaji status, fungsi, dan
oksigenasi pernafasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostiknya antara lain:
1. Penilaian ventilasi dan oksigenasi
2. Tes struktur system pernafasan
3. Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernafasan

D. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Inhalasi Oksigen
Terdapat dua system dalam inhalasi oksigen yaitu system aliran rendah dan
system aliran tinggi
a. System aliran rendah
1) Nasal kanula/Binasal Kanula
2) Sungkup Muka Sederhana
3) Sungkup Muka dengan Kantong “Rebreathing”
4) Sungkup Muka dengan Kantong “Nonrebreathing”
b. Sistem Aliran Tinggi (High Flow Oxygen System)
2. Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindakan keperawatan yang
terdiri dari :
a. Perkusi .
b. Vibrasi
c. Clapping
3. Nafas Dalam dan Batuk Efektif
a. Nafas dalam
b. Batuk efektif
4. Suctioning ( Penghisapan Lendir)

E. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pola Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan : Pasien yang memiliki masalah
disfungsi system pernafasannya pada umunya menyadari tentang keadaanya
setelah penyakit/masalah yang dideritanya sudah cukup berat.
2. Pola Nutrisi : Pasien yang memiliki masalah disfungsi system pernafasan pada
umunya memiliki pola nutrisi yang kurang baik bila pasien tersebut memiliki
gaya hidup yang kuran baik misalnya merokok.
3. Pola Eliminasi: Pasien yang memiliki masalah disfungsi system pernafasan
umunya memiliki masalah pada pola eliminasi oksigen atau pertukaran gas yang
kurang baik.
4. Aktivitas dan Latihan: Pasien yang memiliki masalah disfungsi system
pernafasan pada umunya memiliki aktivitas yang monoton dan kurang
berolahraga.
5. Tidur dan Istirahat : Pasien yang memiliki masalah disfungsi system
pernafasan umunya memiliki kebiasaan tidur yang kurang baik (bergadang).
6. Sensori, Presepsi dan Kognitif:
Pasien yang memiliki masalah disfungsi system pernafasan pada umunya merasa
kurang nyaman dengan keadaan yang dialaminya.
7. Konsep diri
Pasien yang memiliki masalah disfungsi system pernafasan pada umunya
memiliki masalah pada keadaan sosial, keadaan fisik (khususnya organ
pernafasan), ancaman konsep diri, serta masalah psikologi.
8. Seksual dan Repruduksi:
Pasien yang memiliki masalah disfungsi system pernafasan pada umunya
memiliki tidak masalah dalam pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas
.
9. Pola Peran Hubungan :
Pasien yang memiliki masalah disfungsi system pernafasan pada umunya
memiliki tidak masalah tentang peran berkaitan dengan keluarga, teman, dan
lingkungan kerja.
10. Manajemen Koping Setress : Pasien yang memiliki masalah disfungsi system
pernafasan pada umunya lebih memilih merahasiakan masalah/penyakit yang
dialaminya dari orang – orang disekitarnya.
11. Sistem Nilai Dan Keyakinan : Latar belakang budaya / etnik, satatus ekonomi,
prilaku kesehtan yang berkaitan dengan kelompok budaya/etnik.

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
( SDKI, 2017)
1. Pola napas tidak efektif
2. Gangguan pertukaran gas
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif
G. RENCANA KEPERAWATAN
N Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indoensia
DIAGNOSA
o (SLKI) (SIKI)
1 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan … Manajemen jalan nafas
Penyebab x…. jam, maka pola nafas tidak efektif 1. Observasi
 Depresi pusat pernapasan menigkat dengan kriteria hasil : a. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
 Hambatan upaya napas  Penggunaan otot bantu nafas menurun usaha nafas)
 Deformitas dinding dada  Dispnea menurun b. Monitor bunyi nafas tambahan (mis.
 Deformitas tulang dada  Pemanjangan fase ekspirasi menurun Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi)
 Gangguan neuromuscular  Frekuensi nafas membaik 2. Terapeutik
 Gangguan neurologis  Kedalaman nafas membaik  Posisikan semi fowler
 Penurunan energy  Berikan minuman hangat
 Obesitas  Berikan oksigen
 Posisi tubuh yang 3. Edukasi
menghambat ekspansi paru  Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari, jika
 Sindrom hipoventilasi tidak kontraindikasi
 Kerusakan inervasi diafragma  Ajarkan teknik batuk efektif
 Cedera pada medulla spinalis 4. Kolaborasi
 Efek agen farmakologis  Kolaborasi pemberian bronkodilator,
 Kecemasan ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Gejala dan tanda mayor
Subjektif Pemantauan respirasi
 Dyspnea 1. Observasi
Objektif  Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
 Penggunaan otot bantu dan upaya nafas
pernafasan  Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
 Fase ekspirasi memanjang takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
 Pola nafas abnormal cheyne-stokes, ataksisk)
Gejala dan tanda minor  Monitor saturasi oksigen
Sujektif  Auskultasi bunyi nafas
 Ortopnea  Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Objektif  Monitor nilai AGD
 Pernafasan pursed lips  Monitor hasil x-ray thoraks
 Pernapasan cuping hidung 2. Terapeutik
 Diameter thoraks anterior  Atur interval pemantauan respirasi
posterior meningkat sesuai kondisi pasien
 Ventilasi semenit menurun  Dokumentasikan hasil pemantauan
 Kapasitas vital menurun 3. Edukasi
 Tekanan ekspirasi menurun  Jelaskan tujuan dan prosedur
 Tekanan inspirasi menurun pemantauan
 Ekskursi dada berubah  Informasikan hasil pemantauan, jika
Kondisi klinis terkait
perlu
 Depresi system saraf pusat
 Cedera kepala
 Trauma thoraks
 Gullian bare syndrome
 Multiple sclerosis
 Myasthenia gravis
 Stroke
 Kuadriplegia
 Intoksikasi alcohol
2 Ganggguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan keperawatan ….. Pemantauan respirasi
Penyebab x…. jam, maka Gangguan pertukaran gas 1. Observasi
 Ketidakseimbangan ventilasi- meningkat dengan kriteria hasil :  Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
perfusi  Dispnea menurun dan upaya nafas
 Penurunan membrane  Bunyi nafas tambahan menurun  Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
alveolus-kapiler  Gelisah menurun takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
Gejala dan tanda mayor  PCO2 membaik cheyne-stokes, ataksisk)
Subjektif  PO2 membaik  Monitor saturasi oksigen
 dyspnea  Takikardia membaik  Auskultasi bunyi nafas
Objektif  pH arteri membaik  Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 PCO2 meningkat/ menurun  Monitor nilai AGD
 PO2 menurun  Monitor hasil x-ray thoraks
 Takikardia 2. Terapeutik
 pH arteri meningkat/menurun  Atur interval pemantauan respirasi
 bunyi napas tambahan sesuai kondisi pasien
gejala dan tanda minor  Dokumentasikan hasil pemantauan
subjektif 3. Edukasi
 Pusing  Jelaskan tujuan dan prosedur
 Penglihatan kabur pemantauan
Objektif  Informasikan hasil pemantauan, jika
 Sianosis
perlu
 Diaphoresis
 Gelisah
Terapi oksigen
 Napas cuping hidung
1. Observasi
 Pola nafas abnormal
Monitor kecepatan aliran oksigen
 Warna kulit abnormal
Monitor alat terapi oksigen
 Kesadaran menurun
Monitor aliran oksigen secara periodic
Kondisi klinis terkait
 PPOK dan pastikan fraksi yang diberikan
 GJK cukup
 Asma Monitor efektifitas terapi oksigen (mis.
 Pneumonia Oksimetri, AGD), jika perlu
 Tuberkulosis paru Monitor kemampuan melepaskan
 Penyakit membrane hialin oksigen saat makan
 Asfiksia Monitor tanda tanda hipoventilasi
 PPHN Monitor tanda dan gejala toksikasi
 Prematuritas oksigen dan atelektasis
 Infeksi saluran nafas Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
oksigen
 Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
2. Terapeutik
Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan
trakea, jika perlu
Siapkan dan atur peralatan pemberian
oksigen
Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
dengan tingkat mobilitas pasien
3. Edukasi
 Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah
4. Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan/atau tidur
3 Bersihan jalan nafas tidak efektif SIKI SIKI
Penyebab Respirasi Respirasi
Fisiologis\ Setelah dilakukan tindakan keperawatan Latihan batuk efektif
 Spasme jalan nafas selama …. X…. jam, maka bersihan jalan 1. Observasi
 Hipersekresi jalan nafas nafas meningkat dengan kriteria hasil :  Identifikasi kemampuan batuk
 Disfungsi neuromuscular  Batuk efektif meningkat  Monitor adanya retensi spuntum
 Benda asing dalam jalan nafas  Produksi spuntum menurun  Monitor tanda dan gejala infeksi
 Adanya jalan nafas buatan  Mengi menurun  Monitor input dan output cairan (mis.
 Sekresi yang tertahan  Wheezing menurun Jumlah dan karakteristik)
 Hyperplasia dinding jalan  Meconium (pada neonates) menurun 2. Terapeutik
nafas  Frekusni nafas membaik  Atur posisi semi fowler
 Proses infeksi  Pola nafas membaik  Buang secret pada tempat spuntum
 Respon alergi 3. Edukasi
 Efek agen farmakologis  Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
Situasional efektif
 Merokok aktif 4. Kolaborasi
 Merokok pasif  Kolaborasi pemberian mukolitik atau
 Terpajan polutan ekspektoran, jika perlu
Gejala dan tanda mayor
Subjektif (tidak tersedia) Manajemen jalan nafas
Objektif 1. Observasi
 Batuk tidak efektif  Monitor pola nafas (frekuensi,
 Tidak mampu batuk kedalaman, usaha nafas)
 Sputum berlebih  Monitor bunyi nafas tambahan (mis.
 Mengi, wheezing dan/atau Gurgling,mengi,wheezing,ronkhi)
ronkhi kering 2. Terapeutik
 Meconium di jalan napas  Posisikan semi fowler
(pada neontus)  Berikan minuman hangat
Gejala dan tanda minor  Berikan oksigen
Subjektif 3. Edukasi \
 Dyspnea  Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari,
 Sulit bicara jika tidak kontraindikasi
 Ortopnea  Ajarkan teknik batuk efektif
Objektif 4. Kolaborasi
 Gelisah  Kolaborasi pemberian bronkodilator,
 Sianosis ekspektoran, mukolitik, jika perlu
 Bunyi napas menurun
 Frekuensi napas berubah Pemantauan respirasi
 Pola nafas berubah 1. Observasi
Kondisi klinis terkait  Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
 Gullian bare syndrome dan upaya nafas
 Sclerosis multiple  Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
 Myasthenia gravis takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
 Prosedur diagnostic cheyne-stokes, ataksisk)
 Depresi system saraf pusat  Monitor saturasi oksigen
 Cedera kepala  Auskultasi bunyi nafas
 Stroke  Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Kuadriplegia  Monitor nilai AGD
 Sindrom aspirasi meconium  Monitor hasil x-ray thoraks
 Infeksi saluran nafas 1. Terapeutik
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
H. IMPLEMENTASI
Dilaksanakan sesuai dengan intervensi.

I. EVALUASI
1. Evaluasi Formatif ( Merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap
klien terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan )
2. Evaluasi Sumatif ( merefleksikan rekapitulasi dan synopsis observasi dan
analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu ) ( Poer, 2012 )

J. REFRENSI
Bulechek, GM. Butcher, HK. Dochterman, JM. Wagner, CM. 2016. Nursing
Intervensions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia Edisi
Keenam. Yogyakarta: Mocomedia
Carpenito,Lynda Juall.2010. Diagnosa Keperawatan Edisi 13. Jakarta: EGC.
Mubarak, Wahit.2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:EGC
Moorhead,S. Johnson, L. Maas, ML. Swanson, E. 2016. Nursing Outcomes
Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia Edisi Kelima. Yogyakarta:
Mocomedia.
NANDA Internasional.2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta:EGC
Tarwono dan Wartondi.2001. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Indikator diagnostik. Jakarta : DPP PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Kriteria hasil keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan tindakan keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
Poer, M. 2012. Makalah Dokumentasi Keperawatan “Dokumentasi
Evaluasi”. (Online). Available at
https://www.scribd.com/doc/106424735/makalah-dokumentasi-evaluasi-
keperawatan. Diunduh pada 1 September 2016

Anda mungkin juga menyukai