Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIK STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

DI PUSKEMASMAS LA,O

OLEH

REINILDIS MALA

NMP : 23203019

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2023/2024
BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN

MATERNITAS PADA IBU HAMIL

A. PENGERTIAN
Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan pada
ibu maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka sistem tubuh wanita
mengalami perubahan yang mendasar untuk mendukung perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim selama proses kehamilan seseorang. Kehamilan
adalah serangkaian peristiwa yang diawali dengan konsepsi dan akan berkembang
sampai menjadi fetus yang aterm dan diakhiri dengan proses persalinan (Nabila
Hafifah, 2022)
Kehamilan merupakan peristiwa kodrati bagi perempuan, seorang
perempuan akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis.
Dua persoalan yang amat sering kita hadapi adalah bidang ilmu jiwa wanita hamil
yaitu perasaan takut dan penolakan terhadap kehamilan. Secara fisik akan terjadi
pembesaran perut, terasa adanya pergerakan atau timbulnya hiperpigmentasi,
keluarnya kolostrum dan sebagainya, atau kegelisahan yang dialami ibu hamil
karena ibu hamil telah mendengar cerita-cerita tentang kehamilan dan persalinan
dari orang-orang sekitar. Perasaan takut dan cemas ini akan timbul pada ibu hamil
primipara dan multipara yang mengalami kehamilan (Kesumadewi Tri, 2022).

ANC adalah pengawasan sebelum kehamilan terutama ditujukan pada


pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim (Guttmacher, 2013). Antenatal
care adalah perawatan yang ditunjukan kepada ibu hamil,yang bukan saja bila ibu
sakit memerlukan perawatan,tetapi juga pengawasan Wanita hamil agar tidak terjadi
kelainan sehingga ibu dan anak sehat (mochtar,2010).pelayanan antenatal adalah
untuk mencegah adanya komplikasi obstertri dan memastikan bahwa komplikasi
dideteksi sedini mungkin (Saifuddin,dkk,2014).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat
prefentif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin
agar melalui persalinan dengan sejat dan aman,diperlukan kesiapan fisik dan mental
ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan oftimal,karena keesehatan ibu
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya.(Departemen
kesehatan,2010)
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terrencana berupa
observasi,edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil,untuk memperoleh suatu
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (handaya,2012).
Adapun standar pelayanan yang dicanangkan oleh pemerintah dalam hal ini :
1 Identifikasi ibu hamil
Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan Masyarakat secara
berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan
teratur.Hasil yang diharapkan dari identifikasi ibu hamil ini adalah
a) Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan
b) Ibu,suami,anggota Masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan
kehamilan secara dini dan teratur,serta mengetahui tempat
pemeriksaan kehamilan.
c) Meningkatkan cakupan ibu hamil yang memriksakan diri sebelum
kehamilan 16 minggu
2 Pemeriksaan dan pemantauan antenatal dan memeriksakan minimal pada
ibu hamil

Kunjungan Waktu Alasan


Trimester 1 Sebelum 14 -Mendeketsi masalah yang dapat
minggu ditangani
-Mencegah
masalah,misalnya :tetanus,neonatal,
anemia,kebiasaan tradisional yang
berbahaya
-membangun hubungan yang percaya
-memulai persiapan kelahiran dan
kesiapan menghadapi komplikasi.
-mendorong prilaku sehat
(nutrisi ,kebersihan,olahraga,istrahat,seks.
)
Trismester ll 14-28 minggu Sama dengan trisemester 1
ditambah:kewaspadaan khusus terhadap
hipertensi kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia,pantau TD, evaluasi edema
proteinurea)
1 Trismester lll 2 28-36 3 Sama,ditambah :deteksi kehamilan
minggu ganda
Setelah 36 minggu Sama ditambaha:deteksi kelainan letak
atau kondisi yang memerlukan persalinan
di RS.
3. Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan bertambah,memriksa
posisi,bagian terendah janin,dan masuknya kepala janin kedalam rongga
panggul untuk mencari kelainan,serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pengelolaan anemia pada kehamilan
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat
besi pada ibu hamil,bukan menaikan kadar hemoglobin.Wanita hamil perlu
menyerap zat besi rata rata 60 mg/hari (tablet mengandung FeSO ₄320 mg =
zat besi 60 mg dan asam folat 500 ug) kebutuhannya meningkat secara
singnifikan pada trisemster ll karena absorbsi usus yang tinggi.Fe diberikan
satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang ,diberikan
sebanyak 90 tablet semasa kehamilan.
5. Pengelolaan Dini Hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
,mengenali tanda dan gejala preklampsia lainya,mengambil Tindakan yang
tepat,dan merujuknya.
6. Persiapan persalinan
Memberi saran pada ibu hamil,suami dan keluarga untuk memastikan
persiapan persalinan bersih dan aman,persiapan transportasi,biaya.bidan
sebaiknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.Dalam asuhan
/pelayanan standar minimal 7 T (timbang BB),ukur tekanan darah,ukur tinggi
fundus, uteri,TT,tablet besimin 90 tablet selama hamil,tes PMS,temu wicara
dalam rangka persiapan rujukan.Namun standar ini sudah berkembang
menjadi 10 hingga 14 T.
a. Tujuan pelayanan antenatal care (ANC) antara lain:
a) Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental
sosial ibu
c) Mengenal secara dini adanya ketidaknormalnya,komplikasi yang
mungkin terjadi hamil termasuk riwayat penyakit secara
umum,kebidanan, dan pembedahan.
d) Mempersiapkan kehamilan cukup bulan,melahirkan dengan selamat
ibu dan babyinya dengan trouma seminimal mungkin.
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI Ekslusif
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
b. Standar pelayanan Ante Natal Care(ANC) 14T
a) ukur berat badan dan tinggi badan(TI)
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil
dihitung dari TM l sampai TM lll yang berkisar anatar 7-12 kg dan
kenaikan berat badan setiap minggu yang tertolong normal adalah
0,4-0,5 kg tiap minggu mulai TM ll.pengukuran tinggi badan ibu
hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan
yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
b) Ukuran tekanan Darah
Tekanan darah yang normal 110/80 -140/90 mmhg,bila melebihi
140/90 mmhg perlu diwaspadai adanya preeklampsi.
c) Ukur tinggi Fundus (T3)
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan Teknik mc.Donald adalah
menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa
dibandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir
(HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan.TFU yang normal
harusn sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam
HPHT.

Usia kehamilan sesuai Jarak dan simfisis


minggu
22-28 minggu 24-25cm
28 minggu 26,7cm
30 minggu 29,5-30cm
32 minggu 31cm
34 minggu 32cm
36 minggu 33cm
40 minggu 37,7cm
d) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
e) Pemberian Imunisasi TT (T5)
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera diberikan pada saat seseorang
Wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan
pada minggu ke-4
Interval dan lama perlindungan tetanus toxoid
Imunisasi Selang waktu minimal Lama perlindungan
pemberian imunisasi TT
TT l Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT l 3 Tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 6 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT3 10 tahun
TT5 12 bulan setelah TT4 >25 tahun

f) Pemeriksaan Hb (T6)
Pemeriksaan Hb pada bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama
dan minggu ke 28.bila kadar Hb <11 gr% bumil dinyatakan
anemia,maka harus diberi suplemen 60 mg fe dan 0,5 mg as.Folat
hingga Hb menjadi 11 gr % atau lebih
g) Pemeriksaan VDRL (veneral disease research lab.) (17)
Pemeriksaan dilakukan pada saat bumil datang pertama kali diambil
spesimen darah vena kurang lebih 2 cc apabila hasil test positif maka
dilakukan pengobatan dan rujukan.
h) Pemeriksaan protein urine (T8)
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein
atau tidak untuk mendeteksi gejala preeklampsi.
i) Pemeriksaan urine reduksi (T9)
Untuk bumil dengan riwayat DM.bila hasil positif maka perlu diikuti
pemeriksaan gulla darah untuk memastikan adanya DGM.
j) Perawatan payudara (T10)
Senam payudara atau perawatan payudara untuk bumil,dilakukan 2
kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 minggu.

c. Pemeriksaan Kehamilan
Bila HPHT tidak diketahui,usia kehamilan ditentukan dengan cara:
a) TFU (cm x 7/8= usia dalam minggu )
b) Terabanya ballottement di simpisis 12 ‫ ﻌ‬mgg
c) DJJ (+ ) dg dopller 12-10 ‫ ﻌ‬mgg
d) DJJ (+) dg festocop 20 ‫ ﻌ‬mmg
e) Quickening 20 ‫ ﻌ‬mmg.
Perhitungan taksiran partus (naegle)
1. Hari + 7
2. Bulan (1-3) +9, B (4-12) -3
3. Tahun (1-3) + 0, T (4-12) + 1
Perhitungan taksiran berat janin
1. TFU – (11 belum masuk PAP) x 155 =…..gr
2. TFU – (13 sudah masuk PAP) x 155 =……gr

B. FISIOLOGI KEHAMILAN
1. Kehamilan
Periode Anterpartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang
menandai awal periode antepartum (helen varney,2007:492)
a. Proses kehamilan
1. Fertilisasi
Yang bertemunya sel telur dan sel sperma,tempat bertemunya
didaerah ampula tuba.sebelum keduanya bertemu,maka akan terjadi 3
fase yaitu:
2. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai dituba fallopi yang
bisa menembus korona radiatas karena sudah mengalami proses
kapasitasi.
b. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya satu
terlihat mampu menembus oosit.
c. Tahap persatuan oosit dan mebran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom
diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX
untuk Wanita dan XY untuk laki-laki)
d. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel, 8 sel,
sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah
gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan membelah
membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahi, cairan mulai
menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa
sel dalam.
e. Nidasi / implantasi
Yaitu penanam sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista)
kedalam dinding uterus pada awal kehamilan.
C. TANDA DAN GEJALA
1. Tanda tidak pasti (presumptive sign)
a) Amenorea (berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini yang sangat
penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama
kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terakhir untuk
menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
b) Mual dan muntah (emesis)
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
c) Ngidam
Menginginkan makanan atau minuman tertentu, sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya
kehamilan.
d) Sinkope atau pingsan
 Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau
pingsan
 Keadaan ini akan menghilang setelah umur kehamilan lebih
dari 16 minggu.
e) Panyudara tegang
 Pengaruh estrogen, progesteron, dan somamatropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada panyudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
 Panyudara membesar dan tegang
 Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada
hamil pertama.
f) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
g) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membasar keluar dari ronggga panggul.
h) Konstipasi atau obstipasi
 Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh
pengaruh hormone estrogen.
 Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus,
sehingga menyebabkan kesulitan untuk BAB.
i) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j) Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
 Pipi : Closma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis
anterior menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
 Perut : Striae lividae, striae albican, striae nigra, linea alba
makin menghitam
 Payudara :
- Hipepigmentasi aerola mamae
- Putting susu semakin menonjolkan
- Kelenjar montgomery menonjol
- Pembulu darah menifes sekitar payudara.
k) Varises
Varises atau penampakan pembuluh vena. Karena pengaruh estrogen
dan progesteron terjadi penempakan pembuluh darah vena. Terutama
bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah
itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis serta payudara.
2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
a) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus atau rahim membesar sesuai dengan
usia kehamilannya. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
b) Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimulus uteri.
c) Tanda goodel
Pelunakan servik, pada wanita yang tidak hamil seperti ujung hidung,
sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
d) Tanda chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
e) Tanda piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
f) Kontraksi braxton hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin di
dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri,
biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu, tetapi baru dapat diamati
dari pemeriksaan abdominal pada trisemester ke tiga. Kontraksi ini
akan meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekuatannya sampai
mendekati persalinan.
g) Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
3. Tanda pasti ( positive sign)
a) Gerakan janin dalam rahim
 Terlihat alat atau teraba gekanan janin
 Teraba bagian-bagian janin
b) Denyut jantung janin
 Didengar dengan laenec. Alat kardiotografi, alat doppler.
 Dilihat dengan USG.
D. KELUHAN SELAMA KEHAMILAN
1. Mudah lelah
2. Mual dan muntah
3. Perubahan suasan hati
4. Keputihan
5. Kenaikan berat badan berlebihan
6. Nyeri ulu hati
7. Sakit kepala
8. Kaki bengkak
E. KOMPLIKASI KEHAMILAN
1) Anemia
2) Tekanan darah tinggi
3) Diabetes Gestasional
4) Preklamsia
5) Persalinan pre matur
6) Keguguran
7) Infeksi
8) Mual dan muntah terus menerus

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Wanita hamil diperiksa umunya untuk mengetahui kadar protein glukosanya,
diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit
rubella

Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis masalah


Normal terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein urin Terlacak/negatif Protein urin
Bening/negatif
Glukosa dalam Warna hijau Kuning, Diabetes
urin orange,coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh+ Rh- Rh sensitization
Golongan darah A B O AB - Ketidak cocokan
ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada
janin jika ibu
terinfeksi
1. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum bulan ke IV
rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi-kondisi :
 Tanda pasti hamil
 Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
 Mencari sebab dari hidraamnion
 Untuk menentukan kelainan anak
2. Pemeriksaan USG
Kegunaanya :
 Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
 Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
 Mengetahui posisi plasenta
 Mengetahui adanya IUFD
 Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin

G. PEMERIKSAAN ANTENATAL (ANTENATAL CARE)


Pemeriksaan antenatal. Bila HPHT tidak diketahui,usia kehamilan ditentukan
dengan cara:
a) TFU (cm x 7/8= usia dalam minggu )
b) Terabanya ballottement di simpisis 12 ‫ ﻌ‬mgg
c) DJJ (+ ) dg dopller 12-10 ‫ ﻌ‬mgg
d) DJJ (+) dg festocop 20 ‫ ﻌ‬mmg
e) Quickening 20 ‫ ﻌ‬mmg.
Perhitungan taksiran partus (naegle)
1. Hari + 7
2. Bulan (1-3) +9, B (4-12) -3
3. Tahun (1-3) + 0, T (4-12) + 1
Perhitungan taksiran berat janin
1. TFU – (11 belum masuk PAP) x 155 =…..gr
2. TFU – (13 sudah masuk PAP) x 155 =……gr
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS (TEORITIS)

1. PENGKAJIAN
Pengkajian ibu pada masa kehamilan terdiri dari pengkajian riwayat
menstruasi, riwayat obstetri, riwayat kontrasepsi, riwayat penyakit dan operasi, dan
riwayat kesehatan

a. Biodata klien: nama klien dan suami, umur, pendidikan terakhir,


pekerjaan, suku bangsa, agama, alamat
b. Keluhan utama : anamnesa yang perlu diarahkan untuk menggali keluhan
utama ibu hamil, keluhan yang dirasakan oleh ibu tentang kehamilannya
c. Riwayat kesehatan keluarga : data ini meliputi penyakit keluarga yang bersifat
penyakit keturunan (asma, diabetes mellitus, haemophili, keturunan kembar)
dan penyakit kronis
d. Riwayat menstruasi : menarche, lama haid, siklus, jumlah darah haid,
dismenorrhae, hari pertama haid terakhir (HPHT) guna menentukan taksiran
persalinan (TP)
e. Riwayat obstetri : memberikan informasi mengenai kehamilan sebelumnya
agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan saat
ini. Riwayat obstetri pada kehamilan dan persalinan sebelumnya antara lain,
gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH), berat badan bayi saat lahir dan
usia gestasi, pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan, jenis anastesi dan kesulitan persalinan, komplikasi
maternal, komplikasi pada bayi, riwayat nifas sebelumnya
f. Riwayat kontrasepsi : penggunaan KB yang lalu, beberapa kontrasepsi

dapat berakibat buruk pada janin, ibu atau keduanya. Penggunaan

kontrasepsi oral sebelum kelahilan dan berlanjut saat kehamilan yang tidak

diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ janin

(Ratnawati, 2017).

g. Riwayat pola hidup sehari-hari : data yang perlu dikaji pemenuhan

kebutuhan fisiologis dalam kehidupan sehari- hari selama periode


kehamilan meliputi : kebutuhan nutrisi, eliminasi, seksualitas, aktivitas

dan istirahat tidur, imunisasi dan pola gaya hidup (penggunaan zat adiktif,

alkohol dan merokok)

h. Riwayat psikososial : pengaruh praktik budaya yang dijalankan oleh

keluarga/klien selama periode kehamilan, penerimaan keluarga terhadap

kehamilan, penerimaan keluarga terhadap kehamilan saat ini, perubahan

gambaran diri sehubungan dengan perubahan postur tubuh selama

kehamilan
j. Pemeriksaan fisik

 Pemeriksaan umum

Keadaan umum, kelainan bentuk badan serta kesadaran, keadaan

vital sign.

1) Muka : pigmentasi muka (kloasma grafidarum),

conjunctiva (adakah anemis), sclera (adakah ikterik),

kelopak mata (apakah cekung?)

2) Leher : pigmentasi (apakah ada peningkatan),

kelenjar tiroid dan paratiroid, vena jugularis (apakah ada

pembesaran?).

3) Dada : Keadaan paru-paru (inspeksi, palpasi pecusi,

auskultasi), dypsnea, payudara (apakah ada

hiperpigmentasi, pembesaran?).

4) Perut : pigmentasi (linea nigra/ alba, strie, pemeriksaan

leopold Mc Donald)

 Menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus

 Leopold II : Menentukan batas samping rahim

kanan kiri.

 Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin

 Leopold IV: Menentukan seberapa bagian bawah

janin masuk PAP

i. Pemeriksaan penunjang : Urine, Darah : Hb, Ht, golongan darah, faeses,

USG, pap smear dan kultur getah serviks.


2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan
untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga, dan komunitas, terhadap
situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017)
diagnosa keperawatan yang muncul sebagai berikut :

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan,


penurunan energi, kecemasan.
2. Nyeri akut berhubungan agen pencedera fisiologis (misalnya: inflamasi,
iskemia, neoplasma)
3. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kekurangan
intake cairan.
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan,
ketidakmampuan mencerna makanan, peningkatan kebutuhan
metebolisme, faktor psikologis (misalnya: stres, keengganan untuk makan)
5. Gangguan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan perubahan
status nutrisi (kelebihan atau kekurangan), kekurangan atau kelebihan
volume cairan, penurunan mobilitas, perubahan hormonal, suhu
lingkungan yang ekstren.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Rencana keperawatan untuk ibu hamil dengan dapat diberikan apabila
kemampuan merawat diri pada klien berkurang dari yang dibutuhkan untuk
memenuhi self care sehingga dapat mengurangi penyebab pada ibu hamil.
Intervensi keperawatan dilakukan berdasarkan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia ( Tim Pokja, SIKI DPP PPNI, 2018) dengan kriteria hasil
berdasarkan Standar Luarran Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SLKI DPP
PPNI, 2019) :
No Diagnosa Tujuan Dan Evaluasi
Kriteria Hasil

1 Pola nafas tidak Tujuan : Manajemen jalan napas


efektif Setelah dilakukan (I.01011)
berhubungan tindakan keperawatan Observasi :
dengan depresi diharapkan pola napas 1) Monitor pola napas
pusat membaik dengan (frekuensi, kedalaman, usaha
pernapasan, Kriteria hasil : napas)
penurunan 1) Ventilasi semenit 2) Monitor bunyi napas
energi, meningkat tambahan (mis. gurgling,
kecemasan. 2) Kapasitas vital mengi, wheezing,
meningkat ronkhi kering)
3) Diameter thoraks 3) Monitor sputum (jumlah,
anterior-posterior warna, aroma)
meningkat
4) Tekanan ekspirasi Terapeutik:
meningkat 4) Pertahankan kepatenan jalan
5) Tekanan inspirasi napas dengan head-tilt dan chin-
meningkat lift
6) Dispnea menurun (jaw-thrust jika curiga trauma
7) Penggunaan otot servikal)
bantu napas menurun 5) Posisikan semi-Fowler atau
8) Pemanjangan fase Fowler
ekspirasi menurun 6) Berikan minum hangat
9) Ortopnea menurun 7) Lakukan fisioterapi dada,
10) Pernapasan jika perlu
pursed-lip menurun 8) Lakukan penghisapan lender
11) Pernapasan cuping kurang dari 15 detik
hidung menurun 9) Lakukan hiperoksigenasi
12) Frekuensi napas sebelum penghisapan
membaik endotrakeal
13) Kedalaman napas 10) Keluarkan sumbatan benda
membaik padat dengan forsep McGill
14) Ekskursi dada 11) Berikan oksigen, jika perlu
membaik
Edukasi:
12) Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
13) Anjurkan teknik batuk
efektif

Kolaborasi:
14) Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu

2 Nyeri akut Tujuan : Manajemen nyeri (I.08238)


berhubungan Setelah dilakukan Observasi:
agen pencedera tindakan keperawatan 1) Identifikasi lokasi,
fisiologis diharapkan tingkat karekteristik, durasi, frekuensi,
nyeri kualitas,
menurun (L.08066). intensitas nyeri
dengan Kriteria hasil : 2) Identifikasi skala nyeri
1) Keluhan nyeri 3) Identifikasi respons nyeri non
menurun verbal
2) Meringis menurun 4) Identifikasi faktor yang
3) Sikap protektif memperberat dan memperingan
menurun nyeri
4) Gelisah menurun 5) Identifikasi pengetahuan dan
5) Kesulitan tidur keyakinan tentang nyeri
menurun 6) Identifikasi pengaruh budaya
6) Menarik diri terhadap respon nyeri
menurun 7) Identifikasi pengaruh nyeri
7) Berfokus pada diri pada kualitas hidup
sendiri menurun 8) Monitor keberhasilan terapi
8) Diaforesis menurun komplementer yang sudah
9) Perasaan depresi diberikan
(tertekan) menurun 9) Monitor efek samping
10) Perasaan takut penggunaan analgesik
mengalami cedera
berulang menurun Terapeutik:
11) Anoreksia 10) Berikan teknik non
menurun farmakologis untuk mengurangi
12) Perineum terasa rasa nyeri
tertekan menurun (mis. TENS, hypnosis,
13) Uterus teraba akupresur, terapi music,
membulat menurun biofeedback, terapi
14) Ketegangan otot pijat, aromaterapi, teknik
menurun imajinasi terbimbing, kompres
15) Pupil dilatasi hangat/dingin, terapi bermain)
menurun 11) Kontrol lingkungan yang
16) Muntah menurun memperberat rasa nyeri (mis.
17) Mual menurun Suhu ruangan, pencahayaan,
18) Frekuensi nadi kebisingan)
membaik 12) Fasilitasi istirahat dan tidur
19) Pola napas 13) Pertimbangkan jenis dan
membaik sumber nyeri dalam pemilihan
20) Tekanan darah strategi meredakan nyeri
membaik
21) Proses berpikir Edukasi:
membaik 14) Jelaskan penyebab, periode,
22) Fokus membaik dan pemicu nyeri
23) Fungsi berkemih 15) Jelaskan strategi meredakan
membaik nyeri
24) Perilaku membaik 16) Anjurkan memonitor nyeri
25) Nafsu makan secara mandiri
membaik 17) Anjurkan menggunakan
26) Pola tidur analgetik secara tepat
membaik 18) Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi:
19) Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

3 Hipovolemia Tujuan : Manajemen hipovolemia


berhubungan Setelah dilakukan (I.03116)
dengan tindakan keperawatan Observasi :
kehilangan diharapkan status 1) Periksa tanda dan gejala
cairan aktif, cairan hipovolemia (mis. frekuensi
kekurangan membaik (L.03028) nadi
intake cairan. Kriteria hasil : meningkat, nadi teraba lemah,
1) Kekuatan nadi tekanan darah menurun, tekanan
meningkat nadi menyempit, turgor kulit
2) Turgor kulit menurun, membran mukosa
meningkat kering,
3) Output urine volume urine menurun,
meningkat hematocrit meningkat, haus,
4) Pengisian vena lemah)
meningkat 2) Monitor intake dan output
5) Ortopnea menurun cairan
6) Dispnea menurun
7) Edema perifer Terapeutik:
menurun 3) Hitung kebutuhan cairan
8) Berat badan 4) Berikan posisi modified
meningkat Trendelenburg
9) Suara napas 5) Berikan asupan cairan oral
tambahan menurun
10) Perasaan lemah Edukasi:
menurun 6) Anjurkan memperbanyak
11) Keluhan haus asupan cairan oral
menurun 7) Anjurkan menghindari
12) Konsentrasi urine perubahan posisi mendadak
menurun
13) Frekuensi nadi Kolaborasi:
membaik 8) Kolaborasi pemberian cairan
14) Tekanan darah IV isotonis (mis. NaCl, RL)
membaik 9) Kolaborasi pemberian cairan
15) Tekanan nadi IV hipotonis (mis. glukosa
membaik 2,5%,
16) Membran mukosa NaCl 0,4%)
membaik 10) Kolaborasi pemberian
17) Berat badan cairan koloid (mis. albumin,
membaik Plasmanate)
18) Intake cairan 11) Kolaborasi pemberian
membaik produk darah
20) Status mental
membaik
21) Suhu tubuh
membaik

4 Defisit Nutrisi Tujuan : Manajemen nutrisi (I.03119)


berhubungan Setelah dilakukan Observasi:
dengan tindakan keperawatan 1) Identifikasi status nutrisi
kurangnya diharapkan status 2) Identifikasi alergi dan
asupan nutrisi intoleransi makanan
makanan, membaik (L.03030) 3) Identifikasi makanan yang
ketidakmampua Kriteria hasil : disukai
n mencerna 1) Kekuatan otot 4) Identifikasi kebutuhan kalori
makanan, pengunyah meningkat dan jenis nutrien
peningkatan 2) Kekuatan otot 5) Identifikasi perlunya
kebutuhan menelan meningkat penggunaan selang nasogastrik
metebolisme, 3) Serum albumin 6) Monitor asupan makanan
faktor psikologis meningkat 7) Monitor berat badan
(misalnya: stres, 4) Verbalisasi 8) Monitor hasil pemeriksaan
keengganan keinginan untk laboratorium
untuk makan) meningkatkan nutrisi
meningkat Terapeutik:
5) Pengetahuan 9) Lakukan oral hygiene
tentang pilihan sebelum makan, jika perlu
makanan yang sehat 10) Fasilitasi menentukan
meningkat pedoman diet (mis. piramida
6) Pengetahuan makanan)
tentang pilihan 11) Sajikan makanan secara
minuman yang sehat menarik dan suhu yang sesuai
meningkat 12) Berikan makanan tinggi
7) Pengetahuan serat untuk mencegah
tentang standar asupan konstipasi
nutrisi yang tepat 13) Berikan makanan tinggi
meningkat kalori dan tinggi protein
8) Penyiapan dam 14) Berikan suplemen makanan,
penyimpanan jika perlu
minuman yang aman 15) Hentikan pemberian makan
meningkat melalui selang nasogastrik jika
9) Sikap terhadap asupan oral dapat ditoleransi
makanan/minuman
sesuai dengan tujuan Edukasi :
kesehatan 16) Anjurkan posisi duduk, jika
meningkat mampu
10) Perasaan cepat 17) Anjurkan diet yang
kenyang menurun diprogramkan
11) Nyeri abdomen
menurun Kolaborasi:
12) Sariawan menurun 18) Kolaborasi pemberian
13) Rambut rontok medikasi sebelum makan (mis.
menurun pereda nyeri,antiemetik), jika
14) Diare menurun perlu
15) Berat badan 19) Kolabor asi dengan ahli gizi
membaik untuk menentukan jumlah
16) Indeks Massa kalori dan jenis nutrien yang
Tubuh (IMT) membaik dibutuhkan, jika perlu
17) Frekuensi makan
membaik
18) Nafsu makan
membaik
19) Bising usus
membaik
20) Tebal lipatan kulit
trisep membaik
21) Membran mukosa
membaik

5 Gangguan Tujuan : Perawatan integritas kulit


integritas Setelah dilakukan (I.11353)
kulit/jaringan tindakan keperawatan Observasi:
perubahan status diharapkan integritas 1) Identifikasi penyebab
nutrisi kulit dan gangguan integritas kulit (mis.
jaringan meningkat perubahan
(L.14125) sirkulasi, perubahan status
dengan kriteria hasil : nutrisi, penurunan kelembaban,
1) Elastisitas suhu
meningkat lingkungan ekstrem, penurunan
2) Hidrasi meningkat mobilitas)
3) Perfusi jaringan
meningkat Terapeutik:
4) Kerusakan jaringan 2) Ubah posisi tiap 2 jam jika
menurun tirah baring
5) Kerusakan lapisan 3) Lakukan pemijatan pada area
kulit menurun penonjolan tulang, jika perlu
6) Nyeri menurun 4) Bersihkan perineal dengan
7) Perdarahan air hangat, terutama selama
menurun periode
8) Kemerahan diare
menurun 5) Gunakan produk berbahan
9) Hematoma menurun petrolim atau minyak pada kulit
10) Pigmentasi kering
abnormal menurun 6) Gunakan produk berbahan
11) Jaringan parut ringan/alami dan hipoalergik
menurun pada kulit
12) Nekrosis menurun sensitive
13) Abrasi kornea 7) Hindari produk berbahan
menurun dasar alcohol pada kulit kering
14) Suhu kulit
membaik Edukasi:
15) Sensasi membaik 8) Anjurkan menggunakan
16) Tekstur membaik pelembab (mis. lotion, serum)
17) Pertumbuhan 9) Anjurkan minum air yang
rambut membaik cukup
10) Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
11) Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
12) Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
13) Anjurkan menggunakan
tabir surya SPF minimal 30 saat
berada di
luar rumah
14) Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan dan dapat dicapai (Mahendra, 2021).
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses keperawatan
terakhir yang berupaya untuk membandingkan tindakan yang sudah dilakukan
dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan. Evaluasi keperawatan bertujuan
menentukan apakah seluruh proses keperawatan sudah berjalan dengan baik dan
tindakan berhasil dengan baik (Murni, 2019). Evaluasi keperawatan terhadap
pasien dengan masalah ketidanyamanan yaitu nyeri dilakukan dengan menilai
kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri di antaranya:
1) Klien mengatakan adanya penurunan rasa nyeri.
2) Mampu menggunakan tindakan-tindakan peredaan nyeri nonfarmakologis
3) Mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri.
4) Diharapkan masalah pada klien teratasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan pada klien
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga untuk
pendidikan bidan.Jakarta : EGC

Asuhan Kebidanan 1, 2014, ika pantikawati,s. si. T and sariyono,s.kp.,M.kes

SDKI. (2017). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Retrieved
from http://sdki.bkkbn.go.id/files/buku/2017IDHS.pdf

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). (2018). Jakarta. Retrieved from http://www.inna-
ppni.or.id

Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.).
(2019). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved
from http://www.innappni.or.id

Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar diagnosa keperawatan indonesia. Dewan Pengurus
Pusat. https://doi.org/10.1103/PhysRevLett.77.1889

Doengges, Marilynn E 2011. Rencana perawatan maternal/bayi : pedoman untuk perencanaan


dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC

Hamilton,persis.(2012). Dasar-dasar keperawatan maternitas. Edisi 6. EGC : Jakarta

Hindayati, ratna.(2012). Asuhan keperawatan pada kehamilan fisiologis dan patologis. Jakarta :
salemba medikah

Mochtar,rustam (2021). Sipnosis obstetri : obstetri fisiologi, obstetri patologi . EGC : Jakarta

Carpenito, L,J, 2011. Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC Rusari. (2014). Asuhan
keperawatan

Anda mungkin juga menyukai