Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

PERDARAHAN POST PARTUM


STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

OLEH :
WIDIA RAMADANIATI

NIM. 2014901110092

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PERDARAHAN POST PARTUM

A. Definisi
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan atau hilangnya darah 500 cc atau
lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi sebelum, selama, atau
sesudah lahirnya plasenta (Rustam, 2012).
B. Mekanisme fisiologis (etiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, penatalaksanaan
medis, komplikasi, pathway)

Etiologi:
Banyak faktor potensial yang dapat menyebabkan hemorrhage postpartum, faktor-
faktor yang menyebabkan hemorrhage postpartum adalah atonia uteri (kegagalan rahim
untuk berkontraksi kembali setelah melahirkan), perlukaan jalan lahir, retensio plasenta
(kondisi ketika plasenta tertahan di dalam rahim), sisa plasenta, kelainan pembekuan
darah.

Klasifikasi:
Perdarahan post partum dibagi Manifestasi Klinis:
menjadi : Perdarahan pervaginam, konsistensi rahim
1. Perdarahan Postpartum primer lunak, fundus uteri naik (jika pengaliran
Perdarahan postpartum dini adalah darah keluar terhalang oleh bekuan darah
perdarahan lebih 500 cc pada 24 atau selaput janin),  nyeri perut berat,
jam pertama setelah persalinan. nyeri tekan perut, anemia, demam, pucat
2. Perdarahan postpartum Sekunder lemah, dan denyut nadi ibu cepat.
adalah perdarahan lebih dari 500cc
setelah 24 jam persalinan.

Penatalaksanaan: Komplikasi:
Pada perdarahan akibat robekan jalan lahir
penanganannya adalah : Komplikasi perdarahan
1. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi post partum primer yang
laserasi dan sumber perdarahan paling berat yaitu syok.
2. Lakukan irigasi pada tempat luka dan berikan larutan Bila terjadi syok yang
antiseptik. berat dan pasien
3. Jepit dengan klem sumber perdarahan kemudian ikat selamat, dapat terjadi
dengan benang yang dapat diserap. komplikasi lanjutan
4. Lakukan penjahitan yaitu anemia dan infeksi
dalam masa nifas.
Bila ada plasenta dilakukan sebagai berikut Infeksi dalam keadaan
1. Memeriksa kelengkapan plasenta setelah dilahirkan anemia bisa berlangsung
2. Berikan antibiotika karena kemungkinan ada berat sampai sepsis.
endometriosis Pada perdarahan yang
3. Lakukan eksplorasi digital atau bila servik terbuka disertai oleh pembekuan
dan mengeluarkan bekuan darah atau jaringan intravaskuler merata
4. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen, dapat terjadi kegagalan
lakukan evakuasi sisa plasenta dengan dilatasi dan fungsi organ-organ
kuret. seperti gagal ginjal
5. Bila Hb 8 gr % berikan transfusi atau berikan sulfat mendadak (Chalik,
ferosus 600 mg per hari selama 10 hari 2000).
Pathway
Etiologi

Atonia uteri Episiotomi, robekan Retensio plasenta Inversio uteri


serviks, robekan
perinium
Kegagalan Plasenta tidak dapat Fundus uteri
miometrium terlepas/masih ada terbalik
berkontraksi Terputusnya sisa plasenta dalam sebagian/seluru
kontinuitas rahim hnya masuk
Uterus dalam pembuluh darah dalam cavum
keadaan relaksasi, uteri
Mengganggu
melebar & lembek kontraksi uterus
Lingkaran
Pembuluh darah tidak kontruksi uterus
Pembuluh darah tak dapat menutup
mampu kontraksi akan mengecil

Pembuluh darah Uterus akan


tetap terbuka Perdarahan Post Partum terisi darah

Penurunan cairan Episiotomi, robekan


Berlangsung
intravaskuler serviks, robekan
terus-menerus
perinium

Suplay oksigen Penurunan


kejaringan menurun cairan Prosedur invasif Terbentuknya
(hipoksia) intraseluler pintu masuk
dalam jumlah virus dan
banyak Terputusnya bakteri
5L, mukosa pucat, kontinuitas jaringan
akral dingin,
konjungtiva anemis, Rentan Virus dan
nadi cepat tapi hipovolemik nyeri bakteri masuk
lemah menyebabkan
Resiko syok infeksi
hipovolemik Nyeri akut
Ketidakefektifan Resiko
perfusi jaringan infeksi
perifer
A. PATHWAY

C. Pemeriksaan Penunjang

No. Jenis pemeriksaan Nilai normal Manfaat


1. Hitung darah lengkap Hb:12-16 Untuk menetukan tingkat hemoglobin
gr/dL ( Hb ) dan hematokrit ( Hct ), melihat
Hct:12-16 adanya trombositopenia, serta jumlah
gr/dL leukosit. Pada keadaan yang disertai
Diagnosa:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan
dengan infeksi
perifer
2. Menentukan adanya Dengan hitung protombrin
NOCtime ( adekuat:
Perfusi PT )
gangguan kongulasi NIC: Monitor
dan activated Partial Tromboplastin TimeHb, pantau ttv,
perhatikan tingkat kesadaran, dan
( aPTT ) atau yang kaji sederhanadengan
warna dasar kuku.
2. Resiko syok
Clotting Time ( CT ) atauNOC:
Bleeding Time (
Kontrol syok
BT ). Ini penting untukNIC: manajemen intake
menyingkirkan cairan,
observasi ttv, kaji tanda dehidrasi,
garis sponsdesidua observasi intake dan output
3. Nyeri akut
NOC: Level nyeri
D. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi NIC: Manajemen nyeri, kolaborasi
4. Resiko infeksi
NOC: Kontrol infeksi
1. Ketidakefektifan perfusi 2. Nyeri akut b.d agen cedera 3. Resiko syok hipovolemik
NIC: Demonstrasikan cuci tangan,
jaringan perifer b.d kurang biologis observasi ttv, selidiki sumber infeksi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
pengetahuan dengan proses
Setelah dilakukan asuhan selama 1x24 jam diharapakan syok tidak
penyakit
Setelah dilakukan asuhan terjadi dengan kriteria hasil:
keperawatan selama 1x24 jam - Tidak ada penurunan tekanan darah
keperawatan selama 1x24
jam diharapakan perfusi diharapakan nyeri akut dapat - Tidak ada penurunan tekanan nadi
jaringan efektif dengan terkontrol dengan kriteria hasil: perifer
kriteria hasil: - Tidak ada penurunan tekanan arteri rata-
- Pengisian kapiler jari - Mampu mengontrol nyeri rata
tangan dan jari kaki - Melaporkan bahwa nyeri
- Tidak ada penurunan tingkat kesadaran
normal berkurang Mampu mengenali
- Suhu kulit ujung kaki nyeri - Tidak ada penurunan akral dingin, kulit
dan tangan normal - Menyatakan rasa nyaman lembab/basah
- setelah nyeri berkurang
Intervensi : Intervensi : Intervensi :

1) Monitor Hb 1) Kaji nyeri secara komprehensif Diagnosa:


a. Monitor tanda-tanda vital tiap 4 jam.
R:mengetahui komposisi termasuk lokasi, karakteristik, 2. Ketidakefektifan
R/ Perubahan tanda-tanda perfusi jaringan
vital dapat
darah durasi, frekuensi, kualitas dan perifer
merupakan indikator terjadinya dehidrasi
2) Monitor tanda-tanda vital factor presipitasi NOC Perfusi adekuat:
secara dini.
R: Mengetahui status R:mengetahui karakteristik nyeri NIC: Monitor Hb, pantau ttv,
kardiorespirasi pasien 2) Gunakan strategi komunikasi b. Berikan perhatikan
cairan IVtingkat isotonic yang dan
kesadaran,
3) Perhatikan tingkat terapeutik diresepkan (normal saline
kaji warna dasar kuku.atau lactated
kesadaran R:memberikan efek terapeutik ringer).
2. Resiko syok
4) R: mengetahui status terhadap nyeri NOC: Kontrol
R: Peningkatan intakesyokcairan dapat
neurologis pasien saat ini 3) Kendalikan faktor lingkungan NIC: manajemen
meningkatkan volume intravascular intake cairan,
5) Kaji warna dasar kuku yang dapat mempengaruhi observasi ttv, kaji tanda dehidrasi,
sehingga dapat meningkatkan volume
R: Memberikan respon pasien terhadap observasi intake dan output
ketidaknyamanan intravascular
3. Nyeriyangakut dapat meningkatkan
informasi tentang derajat
atau keadekuatan perfusi R: Megatur lingkungan yang perfusi jaringan.
NOC: Level nyeri
jaringan dan membantu aman dan nyaman meningkatkan c. Monitor intake cairan dan output
NIC: Manajemen nyeri, kolaborasi
menentukan kebutuhan efek terapeutik klien 4. Resiko
R/ Intake infeksi
cairan yang adekuat dapat
tubuh. 4) Ajarkan penggunaan teknik NOC: Kontrol
menyeimbangi infeksi
pengeluaran cairan yang
nonfarmakologi berlebihan.NIC: Demonstrasikan cuci tangan,
R: Teknik relaksasi terbukti observasi ttv, selidiki sumber infeksi
d. Kolaborasi dalam : - Pemberian cairan
mengurangi skala nyeri
5) Kolaborasi pemberian terapi infus / transfusi.
analgetik e. R/ Cairan intravena dapat meningkatkan
R: Efektif menurunkan nyeri volume intravaskular yang dapat
skala berat meningkatkan perfusi jaringan sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Kebidanan, editor Prof.dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOg, edisi Ketiga cetakan
Kelima,Yayaan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 1999.
Prof. Dr. RustamMochtar, MPH, Sinopsis Obstretis, edisi 2 jilid 1, Editor Dr.
DelfiLutan, SpOG
http://www.geocities.com/yosemite/Rapids/1744/clobpt12.html
Curren Obstretric & Gynecologic Diagnosis & Tretment, Ninth edition : AlanH.
DeCherney and Lauren Nathan , 2003 by The McGraw-Hill Companies, Inc.

Banjarmasin, 09 Desember 2020

Preseptor Akademik, Ners Muda

(Suci Fitri Rahayu., Ns. M.Kep) (Widia Ramadaniati, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai