Anda di halaman 1dari 5

Perawatan Kolostomi

TUJUAN PEMBELAJARAN:
a. Mempersiapkan alat-alat secara lengkap dan memenuhi kaidah asepsis
b. Mengetahui kantung kolostomi
c. Melakukan persiapan untuk perawatan stoma
d. Melakukan perawatan stoma
e. Melakukan pemasangan kantung kolostomi
KASUS
Seorang wanita 12 Thn datang ke Icsada Wound Care Clinic dengan keluhan nyeri dibagian stoma.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terdapat tanda inflamasi pada stoma. Pasien tampak menahan sakit.
Pemeriksaan tanda tanda vital TD : 150/80 mmHg N : 96 x/mnt R : 24 x/mnt S : 36,2 CGCS : 15
Pengkajian nyeri P : pasien mengatakan sakit ketika bergerak Q : nyeri seperti ditusuk R : nyeri pada
kandung kemih S : sekala 5 tujuh T : klien mengatakan sakit sejak tadi pagi.
PERTANYAAN MINIMAL
1. Apakah yang harus disiapkan saat perawatan stoma?
2. Apakah jenis-jenis kantung stoma?
MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri
2. Ansietas
3. Kerusakan integritas kulit
PENDAHULUAN
Kolostomi adalah sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen
untuk mengeluarkan feses (Bouwhuizen, 1991 dalam Murwani, 2009). Randy (1987, dalam Murwani,
2009) mendefenisikan kolostomi sebagai suatu pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus
besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses. Evelyn (1991, dalam Murwani, 2009) juga
mengatakan bahwa kolostomi merupakan lubang yang dibuat melalui lubang dinding abdomen kedalam
kolon iliaka untuk mengeluarkan feses.
STOMA
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan yang berupa mukosa kemerahan disebut dengan
stoma (Muwarni, 2009). Untuk mengambil keluaran dari stoma, diperlukan sebuah kantong sekali pakai
atau kantong drainase yang disebut appliance yang dilekatkan pada stoma. Karena kontrol sfingter
normal tidak digunakan, mungkin akan muncul masalah-masalah kebocoran, pengendalian bau dan
iritasi di sekitar area (Blackley, 2004). Perlengkapan ostomi terdiri atas satu lapis dengan barier kulit
hipoalergik untuk mempertahankan integritas kulit peristomal. Perlindungan kulit peristomal adalah
aspek penting dalam perawatan stoma. Peralatan yang sesuai ukuran merupakan hal yang penting untuk
mencegah kebocoran stoma (Wong, 2009).
Komplikasi pada stoma yang dapat terjadi jika tidak dilakukan perawatan adalah dapat terjadi
obstruksi/penyumbatan yang diakibatkan karena adanya perlengketan usus atau adanya pergeseran
feses yang sulit dikeluarkan, stenosis akibat penyempitan lumen, prolap pada stoma akibat kelemahan
otot abdomen, perdarahan stoma akibat tidak adekuatnya haemostasis dari jahitan batas
mucocutaneus, edema jaringan stoma akibat tekanan dari hematoma peristomal dan pengkerutan dari
kantong kolostomi, nekrotik stoma akibat cedera pada pembuluh darah stoma, dan
retraksi/pengkerutan stoma akibat kantong stoma yang terlalu sempit/tidak pas untuk ukuran stoma
dan akibat jaringan scar disekitar stoma (Blackley, 2004). Oleh sebab itu, sangatlah penting dilakukan
perawatan stoma untuk menjaga area tersebut agar tetap bersih dan kering. Untuk menampung
drainase, digunakan kantong kolostomi sekali pakai yang menutupi stoma. Kantong tersebut ditahan
menggunakan sabuk atau perekat.
Perawatan stoma yang benar sangat diperlukan untuk mempertahankan kesehatan jaringan
karena daerah disekitar stoma mengalami kontak langsung dengan feses yang cair atau semicair (Hegner
& Caldwell, 2003). Sebaiknya keluarga secara aktif dilibatkan karena keluarga mempunyai tanggung
jawab akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri, selain itu tindakan ini merupakan cara untuk
menghormati dan menghargai keluarga (Carey, 1989 dalam Suprajitno, 2004). Menurut Suprajitno
(2004), untuk menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah kebutuhan
kesehatan dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi yang tepat, mengidentifikasi kebutuhan
dan harapan keluarga tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang mendukung upaya
kesehatan. Rencana tindakan ini diarahkan untuk mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga
sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarganya
(Calgary, 1994 dalam Suprajitno, 2004).
PERAWATAN STOMA
Keadaan stoma yang baik adalah berwarna merah muda yang agak gelap mendekati warna
merah. Apabila mengalami gangguan sirkulasi, stoma akan berubah warna menjadi merah gelap.
Beberapa hari pertama stoma akan menjadi oedema dan akan menciut (Lewis & Collier, 1983). Oleh
karena itu, perawatan stoma dapat dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kebersihan pasien,
mencegah terjadinya infeksi, mencegah terjadinya iritasi pada kulit sekitar stoma, dan untuk
mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya (Murwani, 2009).
Kulit stoma harus dicuci dengan menggunakan air hangat dan dikeringkan segera. Kulit harus
dijaga bebas dari cairan intestinal yang mungkin akan keluar. Sebuah barier kulit seperti topical sprays,
ostomi cream, stomahesive, bedak karaya, dan produk lainnya dapat menjadi proteksi bagi kulit. Sebuah
kantong kolostomi yang sekali pakai, open-ended, dan transparan lebih mudah untuk memproteksi kulit
sekaligus dapat dilihat komponen didalamnya. Kantong harus sesuai atau pas untuk mencegah
kebocoran sekitar stoma. Ukuran stoma ditentukan oleh kartu pengukur stoma. Kantong kolostomi akan
dipasang setelah pembedahan tetapi belum berfungsi. Kolostomi akan berfungsi 2 sampai 4 hari lagi
setelah operasi ketika peristaltik usus sudah cukup pulih.
Volume, warna, dan konsistensi drainase harus dicatat. Setiap kali kantong kolostomi tersebut
diganti, kondisi kulit harus diamati apakah ada iritasi atau sebagai pertimbangan tindakan. Kantong
kolostomi yang kotor tidak boleh digunakan lagi secara langsung pada kulit yang sudah teriritasi.
Diet pada pasien kolostomi bersifat individual. Pasien harus diajarkan untuk menghindari
makanan yang menyebabkan gas, diare, sembelit, atau yang odorforming atau yang mengiritasi kulit.
Jika klien memperkenalkan satu makanan pada suatu waktu, makanan yang menyebabkan masalah
dapat dengan mudah diidentifikasi. Masalah dengan diare dapat dikendalikan dengan obat-obatan.
Laxative atau pencahar ringan dapat dikonsumsi ketika konstipasi (sembelit) menjadi suatu masalah.
Kantong kolostomi dapat juga dipakai untuk mengumpulkan drainase. Kolostomi yang berada di
kolon asendens dan tranversum mempunyai karakteristik tinja yang semiliquid dan lebih sulit
dikendalikan daripada kolostomi di sisi kiri usus besar. Sedangkan kolostomi yang berada di kolon
sigmoid atau menurun memiliki karakteristik tinja yang semipadat dan lebih mudah untuk
mengkelolanya. Ada klien yang mungkin memakai kantong drainase atau mungkin ada juga yang tidak
memakai kantong drainase. Sebuah cap (pengatur udara) dapat dikenakan di atas stoma untuk
membantu mengontrol bau. Deodorized seperti nilodar, arang, tablet klorofil, atau oral bismut
subcarbonat (derifil) akan membantu mengontrol bau (Lewis & Collier, 1983).
MACAM-MACAM JENIS KANTONG KOLOSTOMI
Menurut Setyorini (2009), ada bermacam – macam jenis kantong stoma yang perlu diketahui, antara
lain:
1. Menurut jenis “Base Plate”/“Faceplate”/Lapisan dasar yang menempel di kulit sekitar stoma:
a. “One piece system”/sistem satu lempengan (lapisan): pada sistem ini lapisan dasarnya
ada yang seperti perekat “double tape” saja, dan ada pula yang memiliki “skin barrier”
b. “Two pieces system”/sistem dua lempengan (lapisan)”: pada sistem ini lapisan dasarnya
sudah dibekali dengan “skin barrier”, dan pasangannya/tangkupannya sesuai dengan
ukurannya masing-masing (tidak boleh beda ukuran).
2. Menurut bentuk “Base Plate”/“Faceplate”/“Wafer”/Lapisan dasar yang menempel pada kulit
sekitar stoma, ada 2 (dua) jenis:
a. Standard/Normal flange base plate/face plate
b. Convex flange base plate / face plate.
3. Menurut bentuk kantong stomanya, ada 3 (tiga) jenis:
a. Closed pouch/kantong yang tertutup pada bagian bawahnya.
b. Drainable pouch/kantong yang terbuka pada bagian bawahnya (barus ditutup
menggunakan klip.
c. Mini closed pouch/kantong stoma yang kecil.
4. Menurut warna kantong stomanya, ada 2 (dua):
a. Clear bag/Transparant bag/kantong transparan.
b. Opaque bag/kantong warna gelap (sesuai dengan warna kulit).
5. Menurut jenis stomanya, ada 2 (dua):
a. Kantong stoma untuk menampung feses.
b. Kantong stoma untuk menampung urin.
Biasanya pemilihan kantong ini disarankan secara umum sebagai berikut:
a. Pada pasien pasca operasi hari ke 0–3 atau 5 (sesuai jumlah produksi stoma) disarankan untuk
menggunakan kantong stoma yang transparan, supaya mudah diobservasi.
b. Pada pasien yang akan pulang ke rumah disarankan untuk menggunakan kantong stoma yang
gelap, agar rasa percaya diri pasien meningkat.
c. Khusus untuk “Ostomate” dengan stoma kolon, apabila ingin berenang dapat menggunakan
kantong stoma yang kecil/mini closed pouch.
Pada perawatan stoma ini ada kalanya menemukan berbagai masalah yang timbul akibat dari
produksi stomanya sendiri atau bahan dari base plate yang membuat alergi terhadap kulit sekitar stoma;
selain itu dapat juga terjadi infeksi disekitar jahitan stoma, sehingga jahitan stoma terlepas. Oleh karena
itu perlu juga diketahui berbagai asesoris yang dapat dipilih untuk memberikan perawatan pada kulit
sekitar stoma tersebut, antara lain:
1. Various standard size protective sheets: lapisan dasar untuk memproteksi kulit sekitar stoma
dari cairan/produksi stoma.
2. Strip paste/pasta yang berupa lempengan seperti penggaris kecil, dan small paste tube/pasta
seperti pasta gigi: bahan ini dapat dipergunakan untuk melapisi lubang yang terjadi akibat
adanya infeksi pada jahitan sekitar stoma, atau pasta ini dapat dimanfaatkan juga untuk
membantu lebih rekatnya base plate dengan kulit sekitar stoma
3. Powder: bahan yang dapat dimanfaatkan untuk melapisi kulit sekitar stoma yang mengalami
iritasi/ekskoriasi, dan penggunaannya cukup pada daerah yang teriritasi tersebut, serta
penggunaannya cukup tipis saja seperti menggunakan bedak (jika terlalu tebal, base plate
kurang menempel ).
Ada bermacam-macam jenis klip yang dapat dipilihkan untuk “Ostomate”, akan tetapi tetap pilihan
yang tepat adalah sesuai keinginan pasien setelah diberikan penjelasan. Klip ini bisa tahan lama
pemakaiannya, sepanjang tidak patah, serta dibersihkan dengan baik, dan benar. Ada juga klip yang
langsung menempel pada stoma bag drainable/kantong stoma yang bagian bawahnya terbuka (ada
beberapa cara pemakaiannya, yang dapat diikuti sesuai petunjuk pemakaian).

Selain asesoris di atas, ada satu lagi asesoris yang tidak kalah pentingnya, yaitu yang disebut dengan
Stoma Guide/ukuran stoma yaitu alat yang dipergunakan untuk mengukur diameter stoma.
Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Husada Bojonegoro
CEKLIST PERAWATAN STOMA
Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester :
NO ITEM PENILAIAN SKOR
I Tahap Pre Interaksi 0 1 2
1. Cek catatan perawatan klien dan validasi kebutuhan klien
2. Cuci Tangan
Persiapan Alat
1. Kantong kolostomi
2. Kapas
3. Kasa steril
4. Larutan NaCl
5. Zink salep/ zink oil
6. Plester
7. Satu set ganti balutan (pinset anatomi, pinset cirrugis, kom kecil
& gunting)
8. Betadin
9. Bengkok
10. Sepasang sarung tangan
11. Kantong plastik
12. Perlak & pengalas
13. Tempat sampah
II Tahap Orientasi
1. Berikan salam, menanyakan nama lengkap pasien
2. Panggil klien dengan nama yang disukai
3. Menanyakan kondisi terkini pasien
4. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan lamanya tindakan kepada
klien/keluarga
5. Meminta kesedian waktu dan kontrak waktu untuk dilakukan
tindakan
III Tahap Kerja
1. Baca doa sebelum melakukan tindakan
2. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
3. Memberikan kesempatan kepada klien untuk berdoa sebelum
dilakukan tindakan
4. Jaga privacy klien
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin
6. Selalu menjaga komunikasi dalam melakukan tindakan
7. Letakkan perlak dan alasnya di bawah bagian stoma
8. Meletakkan buah bengkok dekat pasien
9. Mencuci tangan
10. Memakai sarung tangan dan APD
11. Mengobservasi product stoma (seperti warna, konsistensi,serta
bau dll)
12. Membuka kantong kolostomi secara hati- hati dengan
menggunakan pinset & tangan kiri digunakan untuk menekan
area kulit klien
13. Membersihkan kulit sekitar stoma dengan kapas NaCl/ kaps
basah (air hangat)
14. Membersihkan area stoma dengan amat sangat hati- hati
memakai kapas NaCl/ kapas basah, hindari terjadinya
perdarahan.
15. Mengeringkan area kulit disekitar lokasi stoma dengan
menggunakan kasa steril
16. Observasi stoma & kulit area sekitar stoma
17. Memberikan zink salep/ zink oil (tipis- tipis) apabila terdapat
adanya iritasi pada kulit sekitar stoma
18. Mengukur stoma & membuat lubang kantong kolostomi sesuai
dengan ukuran stoma
19. Selanjutnya lmembuka salah satu sisi dari sebagian perekat
kantong kolostomi
20. Menempelkan kantong kolostomi bisa secara posisi vertikal /
horizontal sesuai dengan kebutuhan
21. Menggunakan pinset untuk membantu memasukkan stoma
melalui lubang kantong kolostomi
22. Lalu membuka sisa perekat dan hindari adanya udara yang
masuk ke dalam kantong kolostomi
23. Merapihkan alat & lepas sarung tangan.
24. Melepas sarung tangan
IV EVALUASI
1. Mengevaluasi tindakan yg baru saja dilakukan (subjektif &
objektif), hasil pembalutan : mudah lepas dapat mengganggu
peredara darah, mengganggu gerakan & lain- lain.
2. Berikan reinforcement positif pada klien
3. Merapikan & kembalikan alat
4. Mencuci tangan

KETERANGAN : BATAS NILAI LULUS : 75 (B)


NILAI =
Batas Nilai Lulus = 75
Keterangan : Bojonegoro,………………….
0 = Tidak dilakukan sama sekali Penguji
1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

………………………………………

Anda mungkin juga menyukai