Anda di halaman 1dari 34

Persiapan Penerapan

Kurikulum AIPNI

Fitri Haryanti
• Persiapan di Tingkat Asosiasi
• Persiapan di Tingkat Institusi
Persiapan di Tingkat Asosiasi
• Menyempurnakan dan memfinalisasi Buku Kurikulum Pendidikan Ners
Indonesia Tahun 2021
• Mengirimkan ke Dirjen Dikti dan Direktur Pembelajaran
• Mendapatkan Hak Cipta
• Mencetak Buku
• Mendistribusikan Buku kepada stakeholders disertai dengan surat
pemberlakuan kurikulum 2021
• Kordinasi antara Bidang Kurikulum, Kebijakan Pendidikan, Uji
Kompetensi, Penjaminan Mutu, dan Bidang Kerjasama AIPNI
• Mengirimkan CPL Ners dan Magister untuk di upload pada laman CPL
direktorat pembelajaran
• Mengadvokasi pelaporan ke PDPT
• Sosialisasi ke LAMPTKes dan asesor
• Kordinasi dengan Lembaga Uji Kompetensi untuk persiapan-persiapan
Uji Kompetensi OSCE
• Kordinasi dengan regional regional untuk persiapan, implementasi,
dan monev kurikulum 2021
• Pendampingan kurikulum institusi
Persiapan di Tingkat Institusi
Faktor-faktor yang memengaruhi implementasi Kurikulum

• Kecukupan sumber daya: Kecukupan peralatan, Fasilitas dan sumber daya


umum yang diperlukan untuk menerapkan kurikulum baru
• Waktu yang tersedia untuk menyiapkan dan menyampaikan persyaratan
kurikulum baru. Misal dosen membutuhkan cukup waktu untuk
mengembangkan pemahaman mereka sendiri berkenaan dengan mata
kuliah yang diajarkan
• Etos kampus: Keyakinan PT terhadap kurikulum baru, status kurikulum dari
sudut pandang staf dosen, administrator dan masyarakat. Misalnya
sejauhmana administrasi kampusmengakui pentingnya MK tsb dalam PT tsb
• diadaptasi dari Science Curriculum Implementation Questionnaire (SCIQ).
http://home.cc.umanitoba.ca/ ~ lewthwai / introSCIQ.html]
• Dukungan profesional: Dukungan dosen baik dari PT maupun luar PT.
Misalnya kesempatan untuk menerima dukungan kurikulum secara
profesional dan berkelanjutan
• Kecukupan profesional:Dosen memiliki kemampuan dan kompetensi sendiri
untuk menyampaikan materinya sesuai dengan kurikulum, yaiyu kepercayaan
diri untuk mengajar
• Pengetahuan profesional: Pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki dosen
mengenai kurikulum baru. Misalnya metode pembelajaran yang berbeda
untuk mendorong mahasiswa belajar dan mencapai prestasi yang lebih tinggi
• Minat dan sikap dosen terhadap kurikulum baru, misalnya ketajaman dan
kedalaman dalam mengajarkan suatu mata kuliah
Evaluasi Program Kurikulum
Contoh Tahapan Evaluasi Kurikulum dengan
Model Ketidaksesuaian Provus
Contoh Tahapan Evaluasi Kurikulum dengan Model Ketidaksesuaian
Provus
Evaluasi kurikulum PS Melalui
• Pengukuran ketercapaian CPL kurikulum yang sedang berlangsung
• Tracer study
• Masukan pengguna lulusan, alumni, dan ahli di bidangnya
• Mengkaji perkembangan IPTEK di bidang yang relevan
• Kebutuhan pasar kerja
• Visi dan nilai-nilai yang dikembangkan oleh setiap institusi
Berdasar Hasil Evaluasi Kurikulum
• Rumuskan profil lulusan serta deskripsinya yang menjadi tujuan
penyelenggaraan PS (Program Educational Objective (PEO) atau istilah
lain yang sejenis

• Profil lulusan yang ditetapkan menjadi arah dalam perumusan CPL


(Capaian Pembelajaran Lulusan atau Learning Outcome/Student
Outcome (LO/SO)), karena sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang dirumuskan membangun pengetahuan dan keahlian yang
diperlukan.
Contoh RPS Mata Kuliah Pembelajaran
Bauran (Blended Learning)
Disahkan oleh Ketua Program Studi
Penjaminan mutu
• Sistem penjaminan mutu kurikulum mengikuti siklus PPEPP, yakni : (i) Penetapan
kurikulum (P), (ii) Pelaksanaan Kurikulum (P), (iii) Evaluasi Kurikulum (E), (iv)
Pengendalian Kurikulum (P), dan (v) Peningkatan kurikulum (P).
• Penetapan kurikulum dilakukan setiap minimal 4 – 5 tahun sekali oleh pimpinan PT,
dengan menetapkan Kualifikasi Profil/tujuan Pendidikan prodi, CPL, mata kuliah
beserta bobotnya, dan struktur kurikulum yang terintegrasi.
• Pelaksanaan kurikulum dilakukan melalui proses pembelajaran, dengan
memperhatikan ketercapaian CPL, baik pada lulusan (CPL), CP dalam level MK (CPMK)
ataupun CP pada setiap tahapan pembelajaran dalam kuliah (Sub-CPMK). Pelaksanaan
kurikulum mengacu pada RPS yang disusun oleh Dosen atau tim dosen, dengan
memperhatikan ketercapaian CPL pada level MK. Sub-CPMK dan CPMK pada level
mata kuliah harus mendukung ketercapaian CPL yang dibebankan pada setiap mata
kuliah.
• Evaluasi kurikulum bertujuan perbaikan keberlanjutan dalam pelaksanaan kurikulum. Evaluasi
dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap formatif dan tahap sumatif.
• Evaluasi formatif dengan memperhatikan ketercapaian CPL.
• Ketercapaian CPL dilakukan melalui ketercapaian CPMK dan Sub-CPMK, yang ditetapkan pada
awal semester oleh dosen/tim dosen dan Program Studi.
• Evaluasi juga dilakukan terhadap bentuk pembelajaran, metode pembelajaran, metode
penilaian, RPS dan perangkat pembelajaran pendukungnya.
• Evaluasi sumatif dilakukan secara berkala tiap 4 – 5 tahun, dengan melibatkan pemangku
kepentingan internal dan eksternal, serta direview oleh pakar bidang ilmu program studi,
industri, asosiasi, serta sesuai perkembangan IPTEKS dan kebutuhan pengguna. Pengendalian
pelaksanaan kurikulum dilakukan setiap semester dengan indikator hasil pengukuran
ketercapaian CPL
• Pengendalian kurikulum dilakukan oleh Program Studi dan dimonitor dan dibantu oleh
unit/lembaga penjaminan mutu Perguruan Tinggi.
• Peningkataan kurikulum, di dasarkan atas hasil evaluasi kurikulum, baik formatif maupun
sumatif.
Terima kasih atas perhatian semuanya

Anda mungkin juga menyukai