Anda di halaman 1dari 11

PEMBELAJARAN PARADIGMA

BARU

Nama Anggota Kelompok:

Audia Anda Rini


Ika Fazira
Istiqamah
Kemala Sari
Talida
KONSEP PARADIGMA BARU DAN ASESMEN EFEKTIF

KONSEP PARADIGMA BARU

Mengacu pada :
• Pembelajaran yang student center
• Guru memiliki kemerdekaan dalam
merumuskan rencana pembelajaran
dan asesmen sebagai alat pengukur
hasil belajar. Profil Pelajar Pancasila
• Siklus terdiri dari : Pemetaan
Standar Kompetensi – Perencanaan
Proses – Perencanaan Asesmen.
Asesmen yang Efektif
Asesmen merupakan upaya untuk mendapatkan data/informasi
dari proses pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja
pelajaran terhadap tujuan capaian pembelajaran tertentu.

Berdasarkan proses pembelajaran dibagi menjadi :


• Assesment and learning
• Assesment for Learning
• Assesment of Learning.

Namun dalam kurikulum ini diharapkan lebih berfokus pada asesment formatif
dibandingkan sumatif. Asesment formatif dimaksud untuk perbaikan proses
pembelajaran yang berkelanjutan.
Pembelajaran Paradigma Baru dan Asesmen yang
Efektif untuk Mencapai Capaian Pembelajaran yang
telah ditentukan
Sufyadi dkk (2021) secara garis besar menguraikan bahwa perencanaan
pembelajaran dan asesmen yang efektif untuk mencapai capaian pembelajaran
dapat dilakukan oleh guru melalui 7 tahapan, yaitu:
1. Menganalisis capaian pembelajaran (CP) untuk menyusun tujuan
pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.
2. Merencanakan dan melaksanakan asesmen diagnostik.
3. Mengembangkan modul ajar.
4. Menyesuaikan proses pembelajaran dengan tahap capaian dan
karakteristik peserta didik.
5. Merencanakan, melaksanakan, dan mengolah asesmen formatif dan
sumatif.
6. Melaporkan hasil belajar.
7. Mengevaluasi pembelajaran dan asesmen.
Asesmen yang efektif untuk mencapai CP yang telah ditentukan

Pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik


merupakah salah satu semangat dalam merdeka
belajar, di mana pengajaran pada peserta didik
disesuaikan dengan tingkat capaian dan
kemampuan awal mereka. 
•Guru melakukan asesmen terhadap level
pembelajaran peserta didik.
•Peserta didik kemudian dikelompokkan
berdasarkan tingkat capaian dan kemampuan yang
serupa.
•Guru selanjutnya memberikan intervensi
pengajaran dan beragam aktivitas pembelajaran
sesuai dengan level pembelajaran tersebut, bukan
hanya melihat dari usia dan kelasnya.
•Guru mengajarkan kemampuan dasar yang perlu
dimiliki peserta didik dan menelusuri kemajuannya. 
Sebagai ilustrasi, jika anak berada di kelas VII
SMP namun kemampuan dasar yang dimiliki
belum sampai ke level yang diharapkan pada
level kelas tersebut, maka guru perlu
memberikan intervensi yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik saat itu, menuntaskan
kebutuhan belajarnya, dan tidak memaksakan
pengajaran yang ada di level kelas VII.
Guru di kelas dapat menggunakan Asesmen
Kompetensi Minumum (AKM) Kelas sebagai alat
bantu untuk mendiagnosa hasil belajar setiap
individu murid. Tujuannya adalah untuk
merancang pembelajaran yang menyesuaikan
tingkat kompetensi murid (teaching at the right
level).
Tantangan Dalam Merencanakan Pembelajaran
dan Asesmen Paradigma Baru
• Ada lima pokok penting prinsip-prinsip pembelajaran paradigma baru. 
• Pertama pembelajaran harus di desain dengan mempertimbangkan
tahap perkembangan dan tingkat capaian peserta didik, sesuai
karakteristik dan kebutuhan mereka. 
• Kedua, pembelajaran dilakukan untuk membangun kapasitas peserta
didik menjadi pembelajar sepanjang hidup. 
• Ketiga, proses pembelajaran yang mendukung pengembangan
kompetensi dan karakter peserta didik. 
• Keempat, pembelajaran harus relevan, sesuai konteks peserta didik,
melibatkan berbagai pihak seperti orang tua. 
• Kelima, pembelajaran harus berorientasi pada masa depan yang
berkelanjutan, menyiapkan generasi muda untuk dunia yang akan
dimasukinya nanti
• Salah satu tantangan terjadi adalah ketika saat covid 19
adalah peserta didik benar-benar harus “learn to know,
learn to how and learn to do” secara mandiri.
• Tantangan selanjutnya adalah menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur yang terkandung dalam Pancasila. Nilai-nilai luhur
tersebut antara lain religius, gotong royong, cinta tanah air,
 musyawarah, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Meskipun pembelajaran jarak jauh, nilai-nilai
tersebut harus tetap terpatri dalam jiwa dan diri peserta
didik. Ilmu pengetahuan, akhlak dan adab harus seimbang,
agar ketika pembelajaran tatap muka berlangsung tidak ada
pelanggaran-pelanggaran norma maupun aturan di sekolah.
• Disinilah peran guru sesungguhnya ditantang. Bagaimana
cara guru untuk tetap memesona dan menanamkan nilai-
nilai tersebut meskipun pembelajaran jarak jauh.
Mengidentifikasi dan menuliskan strategi yang perlu dilakukan
terhadap kemungkinan tantangan yang muncul dalam
merencanakan pembelajaran dan asesmen paradigma baru
• Capaian pembelajaran memuat berbagai kompetensi dan cakupan materi yang disusun
secara komprehensif dan harus dikuasai oleh peserta didik sesuai fase usia mereka.
• Merencanakan dan melaksanakan asesmen diagnostik digunakan oleh guru untuk
mengukur tingkat pengetahuan awal peserta didik dan untuk menemukan kesenjangan
belajar yang mungkin mereka miliki.
• Pengembangan modul ajar harus memenuhi kriteria seperti esensial, menarik,
bermakna, dan menantang; relevan dan kontekstual; dan berkesinambungan.
• Guru cukup membuat satu modul ajar, tetapi modul ajar tersebut perlu dilengkapi
dengan petunjuk penyesuaian terhadap tahap capaian dan karakteristik peserta didik.
• Pada pembelajaran paradigma baru, pendidik diharapkan lebih berfokus pada asesmen
formatif dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk
perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan
• Membuat laporan hasil belajar peserta didik biasanya dalam bentuk buku rapor.
• Melakukan evaluasi pembelajaran dan asesmen dapat dilakukan melalui beberapa
strategi

Anda mungkin juga menyukai