Anda di halaman 1dari 7

Nama Lengkap : Khoeru Annisa

Rombel : 001
Prodi : Pendidikan Kimia
Mata Kuliah : Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif I
Topik/ Subtopik : 1/ Eksplorasi Konsep (LK 01.03.D.3.T1-3)

Lembar Kerja 1
Pembelajaran Paradigma Baru

1. Salah satu karakteristik pembelajaran paradigma baru adalah proses


pembelajaran harus berpusat pada peserta didik. Silakan ilustrasikan proses
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan memberikan
contoh-contoh secara konkrit.

Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran yang


berpusat pada siswa, yang mana setiap siswa belajar sesuai dengan kebutuhan dan
tahap perkembangannya. Pembelajaran paradigma baru mencakup pemetaan standar
kompetensi, merdeka belajar dan asesmen kompetensi minimal sehingga
menjamin ruang yang lebih leluasa bagi guru untuk
merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pembelajaran paradigma baru dilakukan
melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas (intrakurikuler) dan di luar kelas
(kokurikuler dan ekstrakurikuler). Pembelajaran intrakurikuler dilakukan secara
terdiferensiasi sehingga siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk
memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswanya.
Pembelajaran kokurikuler berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi
pada pengembangan karakter dan kompetensi umum. Pembelajaran ekstrakurikuler
dilaksanakan sesuai dengan minat siswa dan sumber daya satuan guru.
Merdeka belajar adalah sebuah paradigma pembelajaran yang berpusat pada
siswa . Jadi pembelajaran berpusat pada siswa dapat mendorong siswa terlibat secara
aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Contohnya siswa dapat
memilih pembelajarannya dengan cara mengumpulkan tugasnya berupa tulisan ,
power point , suara (voice), gambar, praktek langsung.
Salah satu contoh Model pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah
project based learning. Untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan
profil pelajar pancasila. Dalam kurikulum merdeka, sekolah diberikan keleluasaan dan
kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan
dekat dengan lingkungan sekolah. Pembelajaran berbasis proyek dianggap penting
untuk pengembangan karakter siswa karena memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar melalui pengalaman (experiential learning). Project Based Learning juga
dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berangkat
dari suatu latar belakang masalah untuk mengerjakan suatu project atau aktivitas
nyata yang akan membuat siswa mengalami berbagai kendala kontekstual sehingga
harus melakukan invertigasi dan pemecahan masalah untuk dapat menyelesaikan
masalah sehingga dapat mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dengan model pembelajaran ini siswa dapat belajar dimanapun dan kapanpun, tidak
terikat waktu dan tempat. Sehingga jika tujuan pembelajaran belum tercapai maka
dapat dimaksimalkan dengan pembelajaran online.

2. Apa yang menjadi pertimbangan ketika guru diberikan kemerdekaan dalam


merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen?

Pada pembelajaran paradigma baru, Profil Pelajar Pancasila


berperan menjadi penuntun arah yang memandu segala
kebijakan dan pembaruan dalam sistem pendidikan Indonesia,
termasuk pembelajaran, dan asesmen. Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu
pada prinsip pembelajaran sebagai berikut:
1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan
dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter
peserta didik secara holistik.
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,
lingkungan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan
masyarakat sebagai mitra.
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Mengacu pada capaian pembelajaran.

3. Pembelajaran paradigma baru dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi


tiga tahapan yang saling berkaitan, yaitu pemetaan standar kompetensi,
perencanaan proses pembelajaran, dan perencanaan asesmen. Gambarkan
secara ringkas bagaimana kaitan dari ketiga tahapan tersebut!

Standar kompetensi dipetakan melalui Capaian Pembelajaran. Capaian


Pembelajaran adalah Kompetensi dan karakter yang dicapai setelah menyelesaikan
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Ditetapkan oleh pemerintah, merupakan
kompetensi pembelajaran yang harus dicapai siswa pada setiap tahap perkembangan
untuk setiap mata pelajaran pada satuan guruan usia dini, guruan dasar,
dan guruan menengah. Capaian Pembelajaran memuat sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam
bentuk narasi. Menyesuaikan tahap perkembangan siswa, pemetaan capaian
pembelajaran dibagi dalam fase usia.
Capaian Pembelajaran (CP) berperan sebagai acuan dalam merumuskan
Tujuan Pembelajaran (TP) dan menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Tujuan
Pembelajaran adalah jabaran kompetensi yang dicapai siswa dalam satu atau lebih
kegiatan. Setelah merusmuskan tujuan pembelajaran, langkah berikutnya dalam perencanaan
pembelajaran adalah alur tujuan pembelajaran. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah
Pembelajaran Rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan
logis, menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase.
Pembelajaran dapat diawali dengan proses perencanaan asesmen dan
perencanaan pembelajaran. Pendidik perlu merancang asesmen yang dilaksanakan
pada awal pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran.
Perencanaan asesmen, terutama pada asesmen awal pembelajaran sangat perlu
dilakukan karena untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya
digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta
didik. Perencanaan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, dan asesmen pembelajaran yang disusun dalam bentuk dokumen yang
fleksibel, sederhana, dan kontekstual. Tujuan Pembelajaran disusun dari Capaian
Pembelajaran dengan mempertimbangkan kekhasan dan karakteristik Satuan
Pendidikan. Pendidik juga harus memastikan tujuan pembelajaran sudah sesuai
dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik.
Proses selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran yang dirancang untuk
memberi pengalaman belajar yang berkualitas, interaktif, dan kontekstual. Pada siklus
ini, pendidik diharapkan dapat menyelenggarakan pembelajaran yang : (1) interaktif;
(2) inspiratif; (3) menyenangkan; (4) menantang; (5)memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif; dan (6) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta
didik (akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab V). Sepanjang proses pembelajaran,
pendidik dapat mengadakan asesmen formatif untuk mengetahui sejauh mana tujuan
pembelajaran sudah dicapai oleh peserta didik. Tahapan selanjutnya adalah proses
asesmen pembelajaran. Asesmen pembelajaran diharapkan dapat mengukur aspek
yang seharusnya diukur dan bersifat holistik. Asesmen dapat berupa formatif dan
sumatif. Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada awal pembelajaran dan
asesmen pada saat pembelajaran. Asesmen pada awal pembelajaran digunakan
mendukung pembelajaran terdiferensiasi sehingga peserta.

4. Menurut pembelajaran paradigma baru, tujuan pembelajaran, proses


pembelajaran dan proses asesmen dilakukan guna memastikan tercapainya
Profil Pelajar Pancasila. Jelaskan bagaimana karakteristik Profil Pelajar
Pancasila itu!
Pada Profil Pelajar Pancasila, kompetensi dan karakter esensial yang dapat dipelajari
lintas disiplin ilmu tertuang dalam 6 dimensi. Setiap dimensi memiliki beberapa
elemen yang menggambarkan lebih jelas kompetensi dan karakter esensial yang
dimaksud. Selaras dengan tahap perkembangan siswa serta sebagai acuan bagi
pembelajaran dan asesmen, indikator kinerja pada setiap elemen dipetakan dalam
pada setiap fase. Berikut 6 dimensi Profil pelajar Pancasila :
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak mulia
2) Berkebhinekaan Global
3) Bergotong royong
4) Mandiri
5) Bernalar kritis
6) Kreatif

5. Pembelajaran paradigma baru sangat memperhatikan karakteristik belajar


peserta didik. Ceritakan bagaimana guru seharusnya merencanakan
pembelajaran dan asesmen (as learning, for learning, of learning) jika
dikaitkan dengan karakteristik peserta didik!

Pembelajaran dan asesmen merupakan dua aktivitas yang saling berkaitan. Guru
dapat menggunakan hasil asesmen untuk merencanakan pembelajaran,
mengidentifikasi berbagai kebutuhan yang diperlukan peserta didik selama proses
pembelajaran, dan mengajarkan kembali materi-materi pelajaran yang belum dikuasai
oleh peserta didik. Hasil asesmen dapat juga dimanfaatkan oleh guru untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Agar pembelajaran dan asesmen dapat memberikan
dampak terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik,
maka pembelajaran dan asesmen perlu direncanakan secara sistematis. Ada tiga
pendekatan asesmen yang perlu diterapkan oleh guru dalam mengukur hasil belajar
peserta didik. Pertama, assessmen for learning (AfL). AfL adalah sebuah asesmen yang
dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung dan asesmen ini dimaksudkan
untuk memperbaiki kualitas proses belajar dan mengajar. Dengan AfL, guru dapat
memberikan umpan balik terhadap proses belajar peserta didik, memantau kemajuan
belajar dan menentukan kemajuan belajar peserta didik. Contoh AfL adalah kuis,
presentasi, tugas, dan sebagainya. Kedua, assessment as learning (AaL). Sebenarnya AaL
memiliki fungsi yang sama dengan AfL karena keduanya dilaksanakan pada saat proses
pembelajaran. Perbedaannya, assessment as learning melibatkan peserta didik secara
aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Contoh dari AaL ini adalan penilaian diri (self-
assessment) dan penilaian oleh teman sejawat (peer-assessment). Dalam AaL, peserta
didik terlibat dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman
penilaian sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan agar
memperoleh capaian belajar yang maksimal. AfL dan AaL merupakan bagian dari
asesmen formatif yang dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses belajar dan mengajar. Ketiga, assessmen of learning (AoL). AoL adalah asesmen
yang dilaksanakan di akhir proses pembelajaran dan dimaksudkan untuk mengukur
capaian belajar atau hasil peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Contoh
AoL ini adalah ulangan harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir tahun dan
sebagainya. AoL merupakan bagian dari asesmen sumatif yang harus dilakukan oleh
guru. Untuk pembelajaran paradigma baru, asesmen formatif (assessment for
learning dan as learning) harus mendapatkan porsi lebih banyak daripada asesmen
sumatif (assessment of learning).

6. Ceritakan apa langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merencanakan


dan melaksanakan pembelajaran dan asesmen paradigma baru yang efektif!

Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang


ketercapaian tujuan pembelajaran. Rencana asesmen dimulai dengan perumusan
tujuan asesmen. Tujuan ini tentu berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran. Setelah
tujuan dirumuskan, guru memilih dan/atau mengembangkan instrumen asesmen
sesuai tujuan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih/mengembangkan
instrumen, antara lain: karakteristik siswa, kesesuaian asesmen dengan rencana/
tujuan pembelajaran dan tujuan asesmen, kemudahan penggunaan instrumen untuk
memberikan umpan balik kepada siswa dan guru.

Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya rencana


asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen di akhir
pembelajaran Guru melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan
setiap individu siswa untuk mempelajari materi yang telah dirancang. Berdasarkan
hasil asesmen, guru memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/ atau membuat
penyesuaian untuk sebagian siswa. Guru melaksanakan pembelajaran dan
menggunakan berbagai metode asesmen formatif untuk memonitor kemajuan
belajar. Guru juga melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui
ketercapaian tujuan pembelajaran.

Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau
kualitatif terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran
diperoleh melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif
(berupa angka). Data-data ini diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil
belajar siswa dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada capaian
pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran turunannya.
Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan
pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian dari tujuan pembelajaran
setiap siswa.

Guru tidak mencampur penghitungan dari hasil asesmen formatif dan sumatif karena
asesmen formatif dan sumatif memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen formatif
bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif
bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir. Dalam mengolah dan
menentukan hasil akhir asesmen sumatif, guru perlu membagi asesmennya ke dalam
beberapa kegiatan asesmen sumatif agar siswa dapat menyelesaikan asesmen
sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat).
Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan asesmen
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai