Kelompok V
Bagaiman pembelajaran paradigma baru dan asesmen yang efektif untuk mencapai CP
yang telah ditentukan.
Paradigma Pembelajaran Baru memastikan bahwa praktik pembelajaran yang
berpusatpada peserta didik dengan cara merancang pembelajaran berdasarkan
perkembangan pesertadidik serta mempertimbangkan kebutuhan pembelajaran peserta
didik, membangun motivasibahwa belajar adalah belajar sepanjang hayat, pembelajaran
juga harus mendukungperkembangan pengetahuan dan karakter setiap peserta didik serta
pembelajaran juga harus relevan dan berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. Dalam
paradigma pembelajaranbaru , kerangka pengembangan pembelajaran bukanlah model linier
melainkan sebuah siklus.
Pada Profil Pelajar Pancasila, kompetensi dan karakter esensial yang dapat dipelajari
lintasdisiplin ilmu tertuang dalam 6 dimensi. Setiap dimensi memiliki beberapa elemen
yangmenggambarkan lebih jelas kompetensi dan karakter esensial yang dimaksud. Selaras
dengantahap perkembangan peserta didik serta sebagai acuan bagi pembelajaran dan asesmen,
indikatorkinerja pada setiap elemen dipetakan dalam pada setiap fase. Secara umum 6 dimensi
ProfilPelajar Pancasila beserta elemen sebagai berikut:
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
adalahpelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia
memahami ajaranagama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia: (a) akhlakberagama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d)
akhlak kepada alam; dan (e) akhlakbernegara
2) Berkebinaan global
3) Bergotong royong
4) Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab
atasproses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan
diri dansituasi yang dihadapi serta regulasi diri
5) Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik
kualitatifmaupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis
informasi,mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah
memperolehdan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi
penalaran, refleksipemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.
6) Kreatif
b. Tantangan berikutnya berasal dari orang tua. Mereka yang sudah terbiasa dengan
pemahaman pentingnya nilai-nilai yang tinggi bagi anak-anaknya tidak mudah memahami apa
yang terjadi di sekolah. Akan banyak muncul protes-protes terhadap lembaga pendidikan
mengapa sekarang begini dan begitu.
Oleh karena itu pencerahan juga harus disampaikan kepada orang tua jika sekolah akan
melaksanakan pembelajaran dengan paradigma baru sebab orang tua nantinya akan menjadi
partner dalam mendampingi anak-anak.
Strategi yang perlu dilakukan terhadap kemungkinan tantangan yang muncul dalam
merencanakan pembelajaran dan asesmen paradigma baru.
Pengembangan pembelajaran "Growt Mindset" harus dilakukan oleh guru karena peserta
didik memiliki fisik, mental dan pikiran yang akan terus tumbuh dan berkembang. "Growt
Mindset" ini adalah strategi pembelajaran untuk membantu peserta didik menyadari potensi yang
ada pada diri mereka dan mendorong mereka untuk mengembangkan potensi itu dengan tetap
fokus pada bakat dan kemampuan yang mereka miliki.
Dalam rangka menumbuhkan budi pekerti pada diri peserta didik, maka dibutuhkan
keseimbangan antara perkembangan kognitif dan sosial emosional. Untuk mendukung hal
tersebut, maka diperlukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang mempertimbangkan
perkembangan karakter dan kompetensi peserta didik.
Salah satu fungsi satuan pendidikan adalah menjaga terpeliharanya warisan budaya yang hidup di
masyarakat. Oleh sebab itu prinsip pembelajaran yang menyesuaikan dengan konteks kehidupan
peserta didik ini tidak kalah penting. Karena peserta didik tumbuh dan berkembang berdasarkan
konteks kebudayaan dimana mereka berada. Oleh karena itu, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran harus sesuai dengan konteks kebudayaan dan kehidupan dimana peserta didik
berada.
Di masa depan, yang akan mengisi dan menjaga keberlanjutan kehidupan adalah peserta didik kita
sekarang ini. Sementara, kini terdapat banyak sekali isu-isu atau tantangan masa depan yang
terjadi, seperti halnya perubahan iklim, kerusakan lingkungan, pelanggaran HAM dan lain-lain.
Isu-isu tersebut dapat menjadi konten atau materi yang mendorong peserta didik memiliki
beberapa kompetensi, untuk turut berkontribusi menghadapi isu dan tantangan tersebut. Oleh
karena itu, tugas guru adalah berupaya bagaimana membangun kesadaran peserta didik pada masa
depan yang berkelanjutan dengan segala tantangannya.