Anda di halaman 1dari 21

Jurnal Ilmiah Pedagogy

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Oleh : Ahmad Teguh Purnawanto, M.Pd.
Dosen STAI Muhammadiyah Blora
NIDN : 2128058202

ABSTRAK
Konsep pembelajaran berdiferensiasi merupakan konsep yang bagus dan ideal,
tapi menjadi tantangan guru untuk kreatif. Dengan pembelajaran itu, potensi
peserta didik dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, dan tingkat
pencapaiannya. Namun untuk mencapai pembelajaran yang sesuai dengan
konsep itu, guru harus berjuang menjadi fasilitator andal, perlu perjuangan dan
kerja keras guru.
Tujuan penulisan ini adalah untuk menguraikan dan mengekplorasi implementasi
Pembelajaran berdiferensiasi sebagai salah satu upaya peningkatan keberhasilan
pembelajaran kurikulum merdeka belajar. Penelitian ini bersifat deskriptif
dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur dari berbagai referensi
yang relevan dengan gejala yang diamati yaitu pada Pembelajaran
berdiferensiasi.
Keberhasilan implementasi pembelajaran berdiferensiasi diusahakan oleh guru
dengan: Pertama, guru harus mengetahui berbagai karakteristik peserta didik.
Pengetahuan guru tentang kondisi keberagaman siswa menjadi dasar untuk
merancang pembelajaran; Kedua, guru perlu menyusun asesmen diagnostik dan
formatif pada awal pembelajaran. Asesmen diagnostik dilaksanakan untuk
mengetahui keberagaman peserta didik. Adapun asesmen formatif pada awal
pembelajaran untuk mengetahui tingkat pencapaian peserta didik; Ketiga, guru
perlu menggunakan multimetode, multimedia, dan multisumber. Panerapan
metode, media dan sumber belajar yang bervariasi dapat mangakomodasi
berbagai tipe belajar poberta didik baik tipe visual, auditon maupun kinestetik.
Keywords : pembelajaran berdiferensiasi, strategi pembelajaran berdiferensiasi,
pembelajaran inklusif

Pendahuluan Merdeka diharapkan berdampak pada


Kurikulum Merdeka hadir untuk terciptanya generasi adaptif yang
menanggulangi krisis pembelajaran di mampu bertahan menghadapi
Indonesia. Penerapan Kurikulum perubahan zaman dengan ‘kekuatan’

34 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023


Jurnal Ilmiah Pedagogy
mereka sendiri. Program Kurikulum karakteristik dan kompetensi
Merdeka dan Merdeka Belajar didiagnosa sehingga proses belajar
digadang-gadang sebagai upaya bukan pukul rata. Anak bukan bagian
pemulihan dan transformasi dunia dari industri Pendidikan.
pendidikan Indonesia yang lebih Konsep pembelajaran yang
proaktif dalam peningkatan mutu dan mengakomodasi kanekaragaman
sumber daya Pendidikan. Kurikulum kondisi peserta didik (pembelajaran
merdeka diharapkan dapat mengubah berdiferensiasi) sebenamya juga telah
dan mentransformasikan sistem menjadi perhatian pedagogis sejak
pendidikan menjadi lebih baik karena lama. Konsep itu menyatakan tiap
setiap episode Merdeka Belajar peserta didik itu unik, karena tidak ada
bergerak secara sinergis sesuai yang sama persis dalam segala kondisi.
fokusnya masing-masing. Selain itu, Semua peserta didik berbeda baik
kurikulum merdeka juga diharapkan dalam kondisi fisik maupun psikisnya.
mampu mengembangkan profil pelajar Begitu pula di dalam pedagogis juga
pancasila, meliputi: berakhlakul selalu ditekankan, peserta didik
karimah, kreatif, mampu bergotong- memiliki ciri individual yang
royong, memiliki toleransi dalam membedakan antara peserta didik satu
keberagaman (kebhinnekaan global), dan yang lain.
kritis, dan mandiri. Guru perlu memahami ciri-ciri
Pemberlakuan Kurikulum Merdeka Individual peserta didik ini agar dalam
diharapkan dapat mengubah mengajar dapat menyesuaikan dengan
pembelajarana yang dianggap kurang ciri-ciri individual itu. Walaupun
efektif. Salah satu konsep keanekaragaman poserta didik di kelas
pembelajaran yang dianggap efektif, telah disadari dalam pedagogis sejak
yaitu pembelajaran berdiferensiasi. lama, dalam proses belajaran sesuai
implementasi Kurikulum Merdeka dengan pencapaian mengajar selama
memberikan perubahan besar ini, perhatian terhadap kondisi itu
terhadap guru dan siswa. Dengan belum maksimal. Sistem pembelajaran
mengedepankan proses pembelajaran klasikal dengan seorang guru
yang esensial dan minat bakat, menghadapi sekitar 30 siswa, kurang
Implementasi Kurikulum Merdeka bisa mangakomodasi keberagaman
membuat proses pembelajaran di tersebut. Begitu pula, sistem
ruang kelas terasa lebih merdeka. kurikulum yang padat materi membuat
Kurikulum Merdeka menciptakan ruang perhatian guru lebih fokus pada
terbuka belajar yang membuat strategi penyampaian materi pelajaran
35 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
kepada siswa. Indikator keberhasilan referensi yang relevan dengan gejala
guru terletak pada penyelesaian target yang diamati yaitu pada Pembelajaran
kurikulum dengan nilal peserta didik berdiferensiasi. Tujuan penulisan ini
tuntas. adalah untuk menguraikan dan
Konsep pembelajaran berdiferensiasi mengekplorasi implementasi
merupakan konsep yang bagus dan Pembelajaran berdiferensiasi sebagai
ideal, tapi menjadi tantangan guru salah satu upaya peningkatan
untuk kreatif. Dengan pembelajaran keberhasilan merdeka belajar.
itu, potensi peserta didik Penulisan ini menggunakan pendekatan
dikembangkan sesuai dengan analisis data tematik. Pendekatan
kebutuhan, karakteristik, dan tingkat tematik merupakan suatu proses yang
pencapaiannya. Namun untuk digunakan dalam mengolah informasi
mencapai pembelajaran yang sesuai kualitatif yang secara umum bertujuan
dengan konsep itu, guru harus untuk memahami fenomena atau
berjuang menjadi fasilitator andal, gejala sosial dengan lebih menitik
perlu perjuangan dan kerja keras guru. beratkan pada gambaran yang lengkap
Pembelajaran berdiferensiasi dengan tentang fenomena yang dikaji dari
segala tantangan dan problematikanya pada merinci menjadi variabel-
menyebabkan banyak kekhawatiran variabel yang saling berkaitan dan
tersendiri dalam dunia pendidikan. dilaksanakan secara sistematis
Capaian hasil pendidikan dalam (Poerwandari, 2005).
kurikulum dan pendidikan karakter
serta pembelajaran berdiferensiasi Pembelajaran Inklusif dan
merupakan capaian ideal, menjadi Pembelajaran Berdiferensiasi
pertanyaan pendidik apakah hal ini Pembelajaran inklusif dan
mungkin bisa diwujudkan dan pembelajaran berdiferensiasi adalah
bagaimana cara mewujudkanya? Dari dua pendekatan yang berbeda tetapi
berbagai pernyataan tersebut maka berkaitan erat dalam konteks
penulis ingin mengkaji tentang pendidikan. Berikut adalah perbedaan
“Bagaimana memahami dan antara pembelajaran inklusif dan
mengimplementasikan pembelajaran pembelajaran berdiferensiasi:
berdiferensiasi dalam pembelajaran?” Pendekatan Pembelajaran Inklusif
Metode berfokus pada memastikan akses dan
Penelitian ini bersifat deskriptif peluang yang setara bagi semua siswa
dengan teknik pengumpulan data untuk belajar dan berkembang. Guru
berupa studi literatur dari berbagai menggunakan strategi pembelajaran
36 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
yang dirancang untuk mengakomodasi berdiferensiasi adalah untuk
kebutuhan belajar dan perbedaan memaksimalkan potensi belajar setiap
individu, termasuk penggunaan bahan siswa dengan memberikan tantangan
pembelajaran yang dapat diakses oleh yang sesuai dan dukungan yang
semua siswa. Kerjasama dan kolaborasi diperlukan dan untuk memenuhi
antara guru, siswa, dan staf sekolah kebutuhan belajar yang berbeda dari
sangat penting dalam menciptakan setiap siswa dalam kelas.
lingkungan inklusif. Evaluasi formatif Namun, perlu dicatat bahwa
digunakan untuk memantau dan pembelajaran inklusif dan
mendukung perkembangan siswa pembelajaran berdiferensiasi bukanlah
dengan kebutuhan khusus. Tujuan dari dua hal yang saling eksklusif.
pembelajaran inklusif adalah untuk Sebaliknya, pembelajaran
menghapus hambatan pembelajaran berdiferensiasi adalah alat yang
dan menciptakan kesempatan belajar digunakan dalam pendekatan inklusif
yang setara bagi semua siswa dan untuk memastikan bahwa semua siswa,
untuk menciptakan lingkungan termasuk siswa dengan kebutuhan
pembelajaran di mana semua siswa, khusus, dapat mengakses,
termasuk siswa dengan kebutuhan berpartisipasi, dan berhasil dalam
khusus, merasa diterima, dihormati, pembelajaran. Oleh karena itu,
dan didukung. pendekatan yang paling optimal adalah
Pendekatan Pembelajaran menggabungkan elemen dari
Berdiferensiasi berfokus pada pembelajaran inklusif dan
penyesuaian instruksi dan materi pembelajaran berdiferensiasi dalam
pembelajaran agar sesuai dengan konteks pembelajaran yang inklusif
tingkat pemahaman, gaya belajar, dan ramah bagi semua siswa.
kecepatan belajar, minat, dan
kebutuhan belajar siswa. Guru Pembelajaran Berdiferensiasi
menggunakan variasi metode Pembelajaran berdiferensiasi adalah
pengajaran dan strategi serta teknik instruksional atau pembelajaran
mengatur kelompok belajar kecil di mana guru menggunakan berbagai
dengan pertimbangan perbedaan metode pengajaran untuk memenuhi
dalam pemahaman dan kemampuan kebutuhan individual setiap siswa
siswa. Evaluasi formatif digunakan sesuai dengan kebutuhan mereka.
untuk memahami perkembangan siswa Kebutuhan tersebut dapat berupa
dan menyesuaikan instruksi jika pengetahuan yang ada, gaya belajar,
diperlukan. Tujuan dari pembelajaran
37 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
minat, dan pemahaman terhadap mata para peserta didik sesuai dengan
pelajaran. keadaannya masing-masing secara
Pembelajaran berdiferensiasi memberi individu. Pembelajaran berdiferensiasi
keleluasaan dan kemampuan adalah semua peserta didik dapat
mengakomodasi kebutuhan peserta berhasil sesuai dengan kapasitas yang
didik untuk meningkatkan potensi dimiliki peserta didik.
dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, Penting untuk dicatat, bahwa
minat, dan profil belajar peserta didik beberapa siswa pasti memiliki tingkat
yang berbeda-beda. Dengan pengetahuan yang baik tentang suatu
pembelajaran itu, guru hendaknya topik belajar tertentu, sedangkan
menjadi fasilitator yang berorientasi siswa yang lain tidak karena siswa
kepada pemenuhan pembelajaran yang tersebut memiliki pengetahuan yang
sesuai dengan kebutuhan siswa, sama sekali baru dengan topik
Pada dasarnya, pembelajaran tersebut. Selain itu, beberapa orang
berdiferensiasi memungkinkan setiap siswa juga memiliki kemampuan
guru untuk bertemu dan berinteraksi pemahaman yang lebih baik dan lebih
dengan siswa pada tingkat yang cepat jika ia mendengarkan penjelasan
sebanding dengan tingkat pengetahuan gurunya secara langsung atau melalui
mereka untuk kemudian menyiapkan audio, sedangkan beberapa orang
preferensi belajar mereka. John Hattie siswa lagi dapat belajar secara efektif
(2012) menjelaskan bahwa guru yang apabila ia berpartisipasi aktif dalam
ahli adalah guru yang percaya bahwa proses pembelajaran, dan beberapa
kecerdasan peserta didik dapat orang siswa lainnya harus
diubah. Carol A. Tomlinson, menghabiskan waktunya untuk
menjelaskan bahwa pada membaca sendiri guna mendapatkan
pembelajaran berdiferensiasi, guru pengetahuan secara utuh dan lebih
mengajarkan materinya dengan lengkap. Selain itu, kita juga mungkin
memperhatikan tingkat kesiapan, memiliki anak-anak yang senang
minat, dan gaya belajar peserta didik. belajar dan berkolaborasi dalam
Guru juga dapat memodifikasi isi sebuah kelompok kecil, sementara
pelajaran, proses pembelajaran, beberapa anak lainnya lebih suka
produk atau hasil dari pembelajaran belajar secara mandiri.
yang diajarkan, dan lingkungan belajar Proses pembelajaran berdiferensiasi
di mana para peserta didik belajar. dapat diterapkan oleh sekolah agar
Melalui penerapan proses dapat memerdekakan peserta didik
pembelajaran ini guru dapat melayani dalam belajar karena peserta didik
38 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
tidak dituntut harus sama dalam segala materi pembelajaran yang
hal, tapi dapat mengekspresikan sesuai dengan tingkat
dirinya sesuai dengan keunikannya pemahaman dan kemampuan
masing-masing. Penggunaan siswa, pembelajaran
pembelajaran berdiferensiasi akan berdiferensiasi dapat
menjadi penerapan kurikulum yang meningkatkan pencapaian
fleksibel dan tidak kaku dimana hanya akademik siswa. Siswa akan
percaya pada satu cara saja untuk merasa lebih mampu
mencapai tujuan pendidikan di menguasai konten
sekolah. Pembelajaran berdiferensiasi pembelajaran dan merasa
untuk menciptakan kesetaraan belajar terlibat secara aktif dalam
bagi semua siswa dan menjembatani proses pembelajaran.
kesenjangan belajar antara yang 3. Meningkatkan motivasi dan
berprestasi dengan yang tidak minat belajar siswa: Dalam
berprestasi. Singkatnya, pembelajaran pembelajaran berdiferensiasi,
berdiferensiasi adalah proses siswa memiliki kesempatan
pembelajaran yang dibuat sedemikian untuk memilih tugas dan materi
rupa sehingga siswa merasa tertantang yang relevan dengan minat dan
untuk belajar. minat mereka. Hal ini dapat
Tujuan dari pembelajaran meningkatkan motivasi dan
berdiferensiasi adalah: minat belajar siswa, karena
1. Memenuhi kebutuhan mereka merasa lebih terlibat
individual siswa: Pembelajaran dalam materi yang mereka
berdiferensiasi bertujuan untuk pelajari.
memenuhi kebutuhan belajar 4. Mengembangkan keterampilan
yang berbeda dari setiap siswa. sosial dan kolaboratif: Dalam
Dengan mengakomodasi pembelajaran berdiferensiasi,
preferensi, gaya belajar, siswa sering bekerja dalam
tingkat pemahaman, dan kelompok-kelompok yang
kecepatan belajar yang berbeda untuk menyelesaikan
berbeda, semua siswa dapat tugas atau proyek. Ini dapat
merasa didukung dan mempromosikan keterampilan
termotivasi dalam proses sosial, kolaborasi, dan
pembelajaran. keberagaman dalam sebuah
2. Meningkatkan pencapaian kelompok, yang merupakan
siswa: Dengan menyajikan keterampilan penting untuk
39 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
kehidupan di masa depan. 1. Pertumbuhan yang sama bagi
5. Meningkatkan self-esteem semua siswa. Pada prinsipnya,
siswa: Dalam pembelajaran pembelajaran berdiferensiasi
berdiferensiasi, setiap siswa diadopsi untuk mendukung
memiliki kesempatan untuk setiap siswa dalam perjalanan
berprestasi sesuai dengan belajar mereka. Metode ini
tingkat kemampuan dan adalah cara untuk menjangkau
kebutuhan mereka sendiri. Hal dan mempengaruhi setiap siswa
ini dapat meningkatkan self- di semua tingkatan. Oleh
esteem siswa, karena mereka karena itu, secara individu,
merasa diakui dan dihargai seorang guru harus dapat
untuk pencapaian mereka, meningkatkan minat siswa
tanpa dibandingkan secara dalam proses belajar dan
langsung dengan siswa lain. mengarahkan mereka untuk
6. Meningkatkan keterlibatan mewujudkan potensi belajar
siswa: Dalam pembelajaran mereka secara optimal.
berdiferensiasi, siswa merasa 2. Pembelajaran yang
lebih terlibat dalam proses menyenangkan. Ketika guru
pembelajaran karena mereka mengadopsi serangkaian
memiliki pilihan dan kontrol strategi pembelajaran yang
atas bagaimana mereka selaras dengan tipe belajar
belajar. Hal ini dapat siswa, maka siswa akan
meningkatkan keterlibatan merasakan betapa belajar itu
siswa dalam pembelajaran dan terasa mudah dan
memperkuat hubungan antara menyenangkan.
siswa dan guru. 3. Pembelajaran yang
Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, dipersonalisasi. Pembelajaran
pembelajaran berdiferensiasi dapat berdiferensiasi ini adalah
menciptakan lingkungan pembelajaran pembelajaran yang berpusat
yang inklusif, di mana setiap siswa pada siswa. Guru hanya
diberikan kesempatan untuk tumbuh mengembangkan pelajaran
dan berkembang sesuai dengan potensi mereka berdasarkan tingkat
mereka. pengetahuan, preferensi
Manfaat Pembelajaran berdiferensiasi belajar, dan minat siswa. Oleh
bagi siswa, yaitu: karena itu, lingkungan belajar
di sekolah harus bisa
40 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
mendukung para siswa untuk preferensi belajar masing-
belajar secara kelompok masing siswa.
maupun sendiri-sendiri. Selain 2. Tekanan tinggi. Implementasi
itu, konten atau materi pembelajaran berdiferensiasi
pengajaran yang disiapkan oleh ini melibatkan banyak proses,
guru dapat mencakup format- mulai dari pra-penilaian hingga
format seperti: audio, video, penilaian berkelanjutan, mulai
dan praktik, dalam upaya dari perencanaan konten
memastikan pembelajaran yang hingga proses pengajaran, dan
dipersonalisasi itu tepat untuk lain-lain. Hal ini tentu saja
setiap siswa. dapat membuat guru merasa
kewalahan. Selain itu, guru
Tantangan Pembelajaran juga harus melayani para siswa
Berdiferensiasi baik secara individual maupun
Manfaat pembelajaran berdiferensiasi kelompok. Kondisi seperti ini
sudah sangat jelas, tetapi ada tidak mungkin dilakukan oleh
beberapa tantangan yang terkait guru dengan jumlah siswa yang
dengan pembelajaran ini, yaitu: begitu banyak di kelasnya.
1. Faktor waktu. Meskipun 3. Biaya tinggi. Untuk
pembelajaran berdiferensiasi memfasilitasi pembelajaran
adalah cara yang berdiferensiasi, sekolah harus
menyenangkan untuk mengajar, memiliki akses ke berbagai
namun hampir dipastikan para sumber daya dan bahan ajar
guru tidak memiliki waktu yang untuk mendukung
cukup untuk fokus pada setiap pembelajaran setiap siswanya.
siswa secara individual. Hal ini Selain itu, sekolah juga harus
dikarenakan setiap sekolah menyediakan materi pelajaran
sudah mengalokasikan waktu untuk setiap topik. Jelas hal ini
untuk setiap guru dan mata tentu akan membutuhkan
pelajarannya masing-masing. dukungan keuangan secara
Dan untuk itu, sangat mungkin berkelanjutan yang mungkin
bagi guru untuk tidak memiliki tidak dapat dipenuhi semua
waktu yang cukup guna menilai oleh banyak sekolah.
tingkat pengetahuan siswa atau
mengelompokkannya sesuai
dengan pengetahuan dan
41 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
Implementasi Pembelajaran memiliki kemampuan lebih
berdiferensiasi dapat diberikan tugas yang
Pembelajaran berdiferensiasi adalah lebih menantang, sementara
metode pembelajaran yang dirancang siswa yang memerlukan
untuk memenuhi kebutuhan belajar bantuan tambahan dapat
yang berbeda dari setiap siswa. Dalam diberikan tugas yang lebih
implementasi pembelajaran sederhana atau dukungan
berdiferensiasi, ada beberapa langkah tambahan.
yang dapat dilakukan: 4. Penggunaan teknologi
1. Identifikasi kebutuhan belajar pendidikan: Teknologi
siswa: Guru perlu pendidikan dapat menjadi alat
mengidentifikasi kebutuhan yang berguna dalam
belajar individu dari setiap implementasi pembelajaran
siswa di kelas. Ini dapat berdiferensiasi. Misalnya, guru
dilakukan dengan mengamati, dapat menggunakan program
mengumpulkan data, dan komputer atau aplikasi
mengenal siswa secara pribadi. pembelajaran online yang
2. Pembagi-kelompokan siswa: memungkinkan siswa untuk
Setelah mengidentifikasi belajar dengan kecepatan
kebutuhan belajar siswa, guru mereka sendiri atau
dapat membagi siswa ke dalam menyediakan materi
kelompok-kelompok pembelajaran tambahan.
berdasarkan level kemampuan 5. Penilaian yang berbeda: Guru
atau kebutuhan belajar perlu menggunakan jenis
mereka. Ini memungkinkan penilaian yang berbeda untuk
guru untuk menyusun aktivitas mengukur kemajuan belajar
dan materi yang sesuai dengan siswa dalam pembelajaran
setiap kelompok. berdiferensiasi. Ini dapat
3. Penyesuaian aktivitas dan meliputi penilaian formatif,
materi: Setelah kelompok- penilaian sumatif, proyek,
kelompok siswa terbentuk, jurnal, dan sebagainya. Dengan
guru perlu menyesuaikan menggunakan penilaian yang
aktivitas dan materi berbeda, guru dapat
pembelajaran sesuai dengan memperoleh pemahaman yang
kebutuhan belajar setiap lebih baik tentang pencapaian
kelompok. Misalnya, siswa yang siswa dalam pembelajaran
42 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
berdiferensiasi. atau pengetahuan yang
6. Refleksi dan pembaharuan: berbeda terhadap suatu mata
Setelah melaksanakan pelajaran. Beberapa orang
pembelajaran berdiferensiasi, siswa mungkin tidak memiliki
guru perlu merefleksikan pengetahuan sebelumnya
pelaksanaan tersebut. Guru tentang materi pelajaran itu,
perlu memikirkan apa yang beberapa orang siswa mungkin
berhasil dan tidak berhasil, memiliki pengetahuan secara
serta ide-ide baru yang dapat parsial, dan beberapa orang
diterapkan dalam siswa lainnya mungkin telah
pembelajaran berdiferensiasi menguasai pengetahuan
di masa depan. tentang materi pelajaran itu.
Implementasi pembelajaran Kedua, gaya belajar peserta
berdiferensiasi memerlukan waktu, didik juga berbeda-beda. Ada
upaya, dan pengalaman. Namun, pembelajar visual, auditori,
metode ini dapat membantu siswa dan kinestetik. Seorang
mencapai potensi belajar mereka pembelajar visual tentu dapat
dengan lebih baik dan memotivasi dengan mudah memperoleh
mereka untuk belajar secara aktif. pengetahuan baru melalui
Ada empat faktor yang ikut berperan representasi visual dari topik
dalam meningkatkan pembelajaran pelajaran tertentu. Di sisi lain,
yang berbeda ini, yakni: konten, pembelajar auditori akan lebih
proses, produk, dan lingkungan mampu memahami topik secara
belajar. Pada prinsipnya, dalam lebih baik, ketika ia
pembelajaran berdiferensiasi ini, mendengarkan melalui audio
tujuan pembelajaran di kelas mesti atau penjelasan lisan dari guru.
sama meskipun bahan ajar, penilaian, Sedangkan pembelajar
dan metode penyampaiannya bisa kinestetik, seorang siswa akan
berbeda berdasarkan kebutuhan lebih cepat memahami ketika ia
masing-masing siswa. dapat berpartisipasi secara fisik
1. Konten dalam proses pembelajaran.
Isinya adalah materi Memasukkan pengetahuan dan
pembelajaran itu sendiri. Hal pemahaman tentang hal ini ke
ini dapat dibedakan dalam dalam pengajaran, tentu akan
beberapa cara. Pertama, siswa sangat membantu seorang guru
memiliki tingkat penguasaan dalam mengembangkan
43 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
berbagai konten dan bahan ajar mendemonstrasikan cara
yang dapat menjangkau setiap pemecahan masalah, lalu
siswa. melangkah mundur agar siswa
2. Proses mampu mereplikasi proses
Proses ini berbicara tentang tersebut sambil terus
bagaimana seorang guru dapat menawarkan dukungan seiring
memberikan instruksi yang dengan kemajuan belajar para
tepat kepada setiap siswa siswa.
dalam proses pembelajaran. 3. Produk
Selain itu, penilaian Aspek ini melibatkan metode
berkelanjutan selama yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran juga akan mengetahui tingkat penguasaan
membantu guru dalam materi atau bahan ajar dari
memahami apakah setiap siswa setiap siswa. Untuk mengetahui
telah belajar dengan penguasaan materi itu, seorang
kemampuan terbaik mereka guru dapat melakukannya
atau tidak. Guna menentukan dengan cara melakukan tes,
proses dan model pembelajaran meminta siswa untuk
yang sesuai bagi siswa tersebut, menuliskan laporan tentang
maka guru harus memahami topik-topik berdasarkan materi
minat, kemampuan, dan pelajaran, dan lain-lain.
tingkat pengetahuan setiap Metode penilaian terbaik
siswa. Dengan demikian, adalah metode yang cocok
memahami kebutuhan setiap dengan tingkat minat
siswa di awal pembelajaran, intelektual masing-masing
tentu akan sangat membantu siswa dan cara belajar yang
seorang guru dalam mereka sukai. Pendekatan
menciptakan proses diferensiasi produk ini akan
pembelajaran yang berbeda memberikan kepada siswa
dan membantu para siswa berbagai pilihan untuk
untuk dapat belajar secara menunjukkan tingkat
efektif dan menyenangkan. pemahaman mereka terhadap
Terakhir, proses pembelajaran pelajaran secara individual.
yang layak diterapkan oleh 4. Lingkungan belajar
seorang guru adalah Secara umum ada dua
kemampuan dalam lingkungan belajar bagi seorang
44 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
siswa, yaitu lingkungan belajar Model Pembelajaran berdiferensiasi
yang dapat meningkatkan Ada beberapa model pembelajaran
pembelajaran mereka dan berdiferensiasi yang dapat digunakan
lingkungan belajar yang dapat dalam kelas. Beberapa model tersebut
merusak pembelajaran mereka. meliputi:
Lingkungan belajar yang tenang 1. Model Jigsaw: Model Jigsaw
dan kondusif akan mampu melibatkan pembagian
meningkatkan hasil belajar, kelompok belajar kecil yang
sedangkan lingkungan belajar terdiri dari siswa dengan
yang bising akan dapat kemampuan dan kebutuhan
mengurangi konsentrasi dan belajar yang berbeda. Setiap
pemahaman siswa terhadap anggota kelompok menjadi ahli
materi pelajaran. dalam bagian tertentu dari
Selain itu penting juga untuk materi pembelajaran, dan
dipahami, pada saat kemudian mereka berbagi
mempertimbangkan faktor pengetahuan mereka dengan
kontekstual untuk anggota kelompok lainnya.
meningkatkan pembelajaran Dalam model ini, setiap siswa
berdiferensiasi ini, maka desain bertanggung jawab untuk
ruang kelas harus diatur memastikan bahwa siswa lain
sedemikian rupa dan fleksibel memahami dan menguasai
untuk mendukung kerja materi yang dibagikan. Model
kelompok dan kolaborasi, serta Jigsaw mempromosikan
untuk mendorong dan kerjasama, saling
memfasilitasi para siswa yang ketergantungan, dan tanggung
lebih suka bekerja secara jawab sosial.
individual dan sendiri-sendiri. 2. Kompetensi berbasis
Terakhir, faktor lingkungan pembelajaran: Dalam model
seperti pencahayaan, suasana ini, siswa bekerja untuk
kelas, ukuran kelas, pengaturan mencapai kompetensi yang
papan, dan.lain-lain, semuanya ditetapkan atau standar
harus berkontribusi pada pembelajaran yang telah
pencapaian prestasi belajar ditentukan. Setiap siswa
siswa. bekerja menuju pencapaian
kompetensi pada tingkat yang
sesuai dengan kemampuan
45 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
mereka. Guru memberikan memiliki kebebasan memilih
instruksi dan bantuan tugas atau proyek yang relevan
tambahan kepada siswa yang dengan minat mereka. Guru
memerlukan, sementara siswa memberikan pilihan tugas yang
yang telah mencapai berbeda dengan kriteria dan
kompetensi yang ditentukan tingkat kesulitan yang berbeda.
diberikan tugas atau proyek Siswa dapat memilih tugas yang
yang lebih kompleks atau paling menarik atau relevan
mendalam. Model ini dengan minat dan memotivasi
mendorong setiap siswa untuk mereka. Model ini
berkembang secara individual. memungkinkan siswa untuk
3. Pengenalan terbalik (Flipped belajar dengan minat yang
Classroom): Dalam model ini, tinggi dan terlibat secara aktif
siswa mendapatkan akses dalam pembelajaran.
terlebih dahulu pada materi 5. Rotasi stasiun: Dalam model
pembelajaran secara mandiri di ini, siswa membagi waktu
rumah, melalui video mereka ke dalam stasiun-
pembelajaran atau sumber stasiun belajar yang berbeda.
belajar online lainnya. Di kelas, Setiap stasiun memiliki
waktu digunakan untuk diskusi, kegiatan atau tugas yang
kolaborasi, dan aplikasi praktis berbeda, sesuai dengan
dari materi yang telah kebutuhan belajar siswa. Guru
dipelajari. Guru dapat dapat menyediakan stasiun-
memberikan panduan stasiun yang berbeda untuk
tambahan atau tugas yang mengakomodasi tingkat
disesuaikan dengan kebutuhan kemampuan, gaya belajar, atau
belajar siswa. Model ini minat siswa. Siswa berputar di
memungkinkan siswa untuk antara stasiun-stasiun ini,
belajar dengan kecepatan memungkinkan mereka untuk
mereka sendiri dan merasakan variasi dalam
menggunakan waktu di kelas pembelajaran dan
untuk mengatasi kesulitan atau mendapatkan dukungan atau
menggali lebih dalam dalam tantangan yang sesuai dengan
materi. kebutuhan belajar mereka.
4. Penugasan berbasis minat: Model-model pembelajaran
Dalam model ini, siswa berdiferensiasi ini dapat disesuaikan
46 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
sesuai dengan kebutuhan dan untuk mencapai tujuan
karakteristik kelas masing-masing. pembelajaran. Guru dapat
Dengan menggunakan model-model memberikan panduan bagi
ini, guru dapat menciptakan kelompok-kelompok ini untuk
lingkungan pembelajaran yang inklusif memastikan bahwa semua
dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa berkontribusi dan
setiap siswa. mendapatkan manfaat dari
Metode Pembelajaran berdiferensiasi kerja kelompok.
Terdapat beberapa metode 3. Materi pembelajaran yang
pembelajaran berdiferensiasi yang diferensiasi: Guru
dapat digunakan dalam implementasi menyediakan materi
pembelajaran berdiferensiasi. pembelajaran yang sesuai
Beberapa metode ini antara lain: dengan tingkat pemahaman dan
1. Fleksibilitas dalam penugasan: kebutuhan siswa. Misalnya,
Guru memberikan beberapa guru dapat memberikan modul
pilihan tugas kepada siswa pembelajaran dengan level
dengan tingkat kesulitan dan tingkat pemahaman berbeda,
format yang berbeda, sehingga memberikan bahan tambahan
siswa dapat memilih tugas yang atau tambahan untuk siswa
sesuai dengan kebutuhan dan yang lebih kuat, atau
minat mereka. Misalnya, siswa mengadakan kelompok kecil
yang lebih kuat dapat diberi untuk siswa yang membutuhkan
tugas yang lebih kompleks dan bantuan tambahan.
menantang, sementara siswa 4. Penggunaan teknologi
yang memerlukan bantuan pendidikan: Teknologi
lebih dapat diberi tugas yang pendidikan seperti program
lebih mudah. komputer, aplikasi
2. Kelompok kerja kolaboratif: pembelajaran, atau platform
Siswa dibagi ke dalam online dapat digunakan untuk
kelompok-kelompok menyediakan pengalaman
heterogen, yang terdiri dari pembelajaran yang berbeda
siswa dengan tingkat untuk setiap siswa. Guru dapat
keterampilan dan pemahaman menyediakan program yang
yang berbeda. Dalam kelompok disesuaikan dengan tingkat
tersebut, siswa saling bekerja kemampuan siswa atau
sama dan saling mendukung memberikan akses ke materi
47 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
pembelajaran tambahan meningkatkan efektivitas dan
melalui platform online. kepuasan belajar mereka.
Teknik Pembelajaran berdiferensiasi
5. Pemberian umpan balik yang Ada beberapa teknik pembelajaran
diferensiasi: Guru memberikan berdiferensiasi yang dapat digunakan
umpan balik yang khusus dan dalam kelas. Beberapa teknik ini
relevan kepada siswa yang meliputi:
berbeda. Umpan balik dapat 1. Pendekatan Tiered: Guru
disesuaikan dengan kebutuhan mengajar materi pembelajaran
dan tingkat pemahaman siswa dengan tingkat kesulitan yang
masing-masing. Umpan balik ini berbeda kepada kelompok
harus memberikan arahan yang siswa yang memiliki tingkat
jelas tentang apa yang dapat kemampuan dan pemahaman
diperbaiki dan membantu siswa yang berbeda. Guru dapat
untuk berkembang dalam memberikan tugas yang
belajar mereka. berbeda atau mengubah tingkat
6. Penyesuaian waktu kompleksitas tugas untuk
pembelajaran: Guru mengakomodasi perbedaan
memberikan waktu tambahan dalam pemahaman siswa.
bagi siswa yang memerlukan 2. Menggunakan modifikasi: Guru
waktu lebih lama untuk dapat memodifikasi atau
memahami konsep atau mengubah tugas atau materi
menyelesaikan tugas. Siswa pembelajaran yang dikaitkan
yang lebih cepat atau lebih dengan tujuan pembelajaran.
maju diberikan kesempatan Hal ini dapat melibatkan
untuk melanjutkan ke materi memperpanjang atau
yang lebih kompleks atau menyederhanakan tugas,
mendalam. memberikan bahan bacaan
Metode pembelajaran berdiferensiasi tambahan atau lebih
ini dapat disesuaikan dengan sederhana, atau memodifikasi
kebutuhan dan kondisi kelas masing- format tugas untuk
masing. Dengan menggunakan metode mengakomodasi kebutuhan
ini, pembelajaran dapat disesuaikan belajar siswa.
dengan kemampuan, minat, dan gaya 3. Pilihan dan fleksibilitas:
belajar setiap siswa, sehingga Memberikan pilihan dan
fleksibilitas kepada siswa
48 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
dalam memilih tugas, topik, untuk memenuhi kebutuhan
atau mode presentasi yang belajar siswa. Ini dapat
relevan dengan minat dan melibatkan penggunaan
minat mereka. Ini dapat simulasi, demonstrasi langsung,
meningkatkan motivasi dan gambar, suara, video, atau
keterlibatan siswa dalam presentasi multimedia lainnya.
pembelajaran. 7. Penggunaan teknologi
4. Menyediakan dukungan pendidikan: Teknologi
tambahan: Guru memberikan pendidikan seperti program
dukungan tambahan kepada komputer, aplikasi
siswa yang memerlukan. Hal ini pembelajaran, atau platform
dapat berupa bimbingan online dapat digunakan untuk
individual, bahan tambahan, menyediakan pengalaman
atau waktu ekstra untuk pembelajaran yang berbeda
memahami konsep yang sulit. untuk setiap siswa. Guru dapat
Siswa yang memerlukan menyediakan program yang
bantuan lebih lanjut dapat disesuaikan dengan tingkat
diberikan waktu dan sumber kemampuan siswa atau
daya yang dibutuhkan untuk memberikan akses ke materi
mencapai tingkat pemahaman pembelajaran tambahan
yang diharapkan. melalui platform online.
5. Kelompok kerja kolaboratif: Penggunaan teknik pembelajaran
Guru dapat mengatur siswa berdiferensiasi ini memungkinkan guru
dalam kelompok beragam untuk memenuhi kebutuhan belajar
kemampuan untuk bekerja yang berbeda dan memastikan bahwa
sama dalam tugas atau proyek. setiap siswa mendapatkan tantangan
Dalam kelompok ini, siswa yang sesuai dengan kemampuan
saling mendukung dan belajar mereka. Dengan demikian,
satu sama lain. Guru dapat pembelajaran dapat menjadi lebih
memberikan panduan atau efektif dan siswa dapat mencapai
bantuan tambahan jika potensi terbaik mereka.
diperlukan. Best practice Pembelajaran
6. Penyajian informasi yang berdiferensiasi
berbeda: Guru dapat Pembelajaran berdiferensiasi adalah
menyajikan informasi melalui pembelajaran yang berupaya untuk
berbagai gaya atau format melayani perbedaan-perbedaan yang
49 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
ada. Pembelajaran harus disikapi oleh yang beragam. Guru juga perlu
setiap guru dengan cara menampilkan menentukan tujuan
diferensiasi konten dan berbagai pembelajaran yang jelas dan
pendekatan yang dapat memastikan relevan dengan kebutuhan
bahwa semua materi belajar telah belajar siswa.
disesuaikan dengan kebutuhan peserta 3. Menggunakan metode
didik yang memiliki kemampuan pengajaran yang beragam:
berbeda. Berikut adalah beberapa best Menggunakan metode dan
practice atau praktik terbaik dalam strategi pengajaran yang
implementasi pembelajaran beragam membantu
berdiferensiasi: mengakomodasi perbedaan
1. Mengenal siswa secara dalam gaya belajar dan
individual: Guru perlu preferensi siswa. Misalnya,
mengenal siswa secara guru dapat menggunakan
individu, termasuk gaya diskusi kelompok, simulasi,
belajar, minat, kemampuan, projek berbasis masalah,
dan kebutuhan belajar mereka. demonstrasi langsung, atau
Hal ini dapat dilakukan melalui penugasan individu.
observasi, pengamatan, atau Menggunakan beragam metode
penilaian formatif. Dengan pengajaran membantu siswa
memahami karakteristik setiap terlibat secara aktif dalam
siswa, guru dapat menyusun pembelajaran dan mencapai
strategi dan tindakan yang tujuan pembelajaran.
berbeda untuk mendukung 4. Menggunakan teknologi
mereka dalam proses pendidikan: Teknologi
pembelajaran. pendidikan dapat menjadi alat
2. Membuat perencanaan yang efektif dalam
pembelajaran yang pembelajaran berdiferensiasi.
diferensiasi: Guru perlu Guru dapat menggunakan
merencanakan pembelajaran program komputer, aplikasi
yang mengakomodasi pembelajaran, atau platform
perbedaan dalam pemahaman, online untuk menyediakan
tingkat kemampuan, gaya pengalaman pembelajaran
belajar, dan minat siswa. Ini yang berbeda untuk setiap
melibatkan penyusunan tugas, siswa. Teknologi juga
materi, dan metode pengajaran memungkinkan siswa belajar
50 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
secara mandiri, mengakses instruksi jika diperlukan.
konten tambahan, dan 7. Mengembangkan kelas yang
menerima umpan balik yang inklusif: Pembelajaran
spesifik. berdiferensiasi bertujuan untuk
5. Dukungan kolaboratif: menciptakan kelas yang
Kolaborasi antara guru, siswa, inklusif, di mana setiap siswa
dan orang tua sangat penting merasa diterima, dihargai, dan
dalam pembelajaran didukung. Guru perlu
berdiferensiasi. Guru perlu mempromosikan menghormati
berkomunikasi dengan siswa perbedaan, saling pengertian,
dan orang tua untuk memahami dan menghargai keberagaman
kebutuhan dan harapan dalam kelas. Mengatur aktivitas
mereka. Kolaborasi juga kolaboratif dan pemberian
melibatkan saling berbagi ide kesempatan bagi setiap siswa
dan strategi antara guru dan untuk berpartisipasi secara
staf sekolah. Dukungan aktif dalam pembelajaran
kolaboratif memastikan bahwa dapat meningkatkan iklim
setiap siswa mendapatkan inklusif dalam kelas.
keberhasilan dalam belajar 8. Refleksi dan perbaikan terus-
mereka. menerus: Guru perlu secara
6. Evaluasi formatif: Evaluasi teratur merefleksikan praktik
formatif, misalnya oleh guru pembelajaran berdiferensiasi
atau teman sekelas, mereka dan memperbaiki
memberikan umpan balik yang sesuai kebutuhan. Melibatkan
relevan dan spesifik kepada siswa dalam refleksi ini juga
siswa tentang progres belajar berguna, karena mereka dapat
mereka. Umpan balik ini dapat memberikan umpan balik
membantu siswa terhadap metode pembelajaran
mengidentifikasi area yang yang efektif atau tidak efektif.
perlu diperbaiki dan Dengan refleksi dan perbaikan
memberikan strategi untuk terus-menerus, guru dapat
meningkatkan pemahaman mengoptimalkan pengalaman
mereka. Evaluasi formatif juga pembelajaran setiap siswa.
memungkinkan guru untuk Melalui penerapan praktik-praktik
memahami perkembangan terbaik ini, pembelajaran
siswa dan menyesuaikan berdiferensiasi dapat menjadi lebih
51 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
efektif dan efisien dalam memenuhi pengembangan karakter anak secara
kebutuhan belajar individual setiap keseluruhan.
siswa. Karena setiap anak itu istimewa dan
unik, maka pembelajaran
PENUTUP berdiferensiasi merupakan persyaratan
Penerapan pembelajaran bagi terlaksananya pembelajaran
berdiferensiasi sangat sesuai dengan untuk semua. Inilah urgensinya
merdeka belajar yang berpihak pada mengapa setiap guru sudah harus
siswa. Pemetaan kebutuhan belajar menjadikan pembelajaran
murid membantu kita dalam menilai berdiferensiasi ini sebagai salah satu
dan membantu murid menemukan jati strategi untuk memenuhi kebutuhan
diri mereka. Yakni sesuai keinginan belajar setiap siswa di kelasnya.
belajar dan dapat memberikan Berikut adalah strategi yang bisa
kemerdekaan dalam pembelajaran diterapkan untuk implementasi
siswa. pembelajaran berdiferensiasi:
Pemetaan kebutuhan belajar adalah 1. Guru harus mengetahui
kunci utama dalam memutuskan berbagai karakteristik peserta
langkah selanjutnya. Jika hasil didik. Pengetahuan guru
pemetaan tidak akurat, maka RPP dan tentang kondisi keberagaman
kegiatan yang dibuat dan siswa menjadi dasar untuk
implementasikan menjadi tidak merancang pembelajaran,
akurat.Untuk memetakan kebutuhan sehingga sesuai dengan
belajar murid kita juga memerlukan keadaan keberagaman peserta
data yang akurat baik dari murid, didik tersebut. Guru perlu
orang tua/wali, maupun dari meluangkan waktu yang cukup
lingkungannya. dalam menyusun rancangan
Sinergitas peran orangtua, guru, pembelajaran;
tenaga pendidik (komunitas belajar) 2. Guru perlu menyusun
sangat penting untuk mendukung asesmen diagnostik dan
tercapainya keberhasilan merdeka formatif pada awal
belajar, terutama pada generasi pembelajaran. Asesmen
termuda. Pembelajaran yang seirama diagnostik dilaksanakan untuk
di rumah maupun sekolah juga tak bisa mengetahui keberagaman
diabaikan, sebab ini juga memegang peserta didik. Adapun asesmen
andil untuk mengoptimalkan formatif pada awal
kompetensi, keterampilan, maupun pembelajaran untuk
52 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023
Jurnal Ilmiah Pedagogy
mengetahui tingkat pencapaian dan multisumber. Penerapan
peserta didik. Dengan metode, media dan sumber
demikian, guru dapat belajar yang bervariasi dapat
merancang pembela mangakomodasi berbagai tipe
kompetensi tiap peserta didik; belajar poberta didik baik tipe
3. Guru perlu menggunakan visual, auditon maupun
multimetode, multimedia, kinestetik.

DAFTAR PUSTAKA
Gregory, G.H., & Chapman, C. (2007). "Differentiated Instructional Strategies:
One Size Doesn't Fit All." Thousand Oaks, CA: Corwin Press.

Hall, T., Strangman, N., & Meyer, A. (2012). “Differentiated instruction and
implications for UDL implementation”. CAST Professional
Publishing.

Purba Mariati Dkk. (2021). “Naskah Akademik Prinsip Pengembangan


Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated Instruction) Pada
Kurikulum Fleksibel Sebagai Wujud Merdeka Belajar”. Pusat
Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi,Republik Indonesia.

Sousa, D.A., & Tomlinson, C.A. (2011). "Differentiation and the Brain: How
Neuroscience Supports the Learner-Friendly Classroom."
Bloomington, IN: Solution Tree Press.

Tomlinson, C.A. (2001). "How to Differentiate Instruction in Mixed-Ability


Classrooms." Alexandria, VA: Association for Supervision and
Curriculum Development.

Tomlinson, C.A. (2003). "Differentiated Instruction in the Regular Classroom:


How to Reach and Teach All Learners, Grades 3-12." Alexandria, VA:
Association for Supervision and Curriculum Development.

53 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023


Jurnal Ilmiah Pedagogy
Tomlinson, C.A., & Imbeau, M.B. (2010). "Leading and Managing a Differentiated
Classroom." Alexandria, VA: Association for Supervision and
Curriculum Development.

Tomlinson, C.A. (2017). "How to Differentiate Instruction in Academically


Diverse Classrooms." Alexandria, VA: Association for Supervision and
Curriculum Development.

Wormeli, R. (2017). "Fair Isn't Always Equal: Assessing & Grading in the
Differentiated Classroom." Portland, ME: Stenhouse Publishers.

54 Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023

Anda mungkin juga menyukai