Anda di halaman 1dari 6

Nama : Azizah Dwi Ningtyas

NIM : 20102241052

Kelas : PLS B

Kuliah : Kurikulum & Pembelajaran Pendidikan PNFI

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Perbedaan kurikulum dan program


Kurikulum didefinisikan sebagai kumpulan mata pelajaran atau bahan ajar yang harus
disampaikan oleh guru atau dipelajari oleh peserta didik atau suatu rencana yang
mencakup tujuan, bahan ajar, dan metodologi yang sengaja dirancang untuk mencapai
sejumlah tujuan pendidikan. Pengertian lain, kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Sedangkan program merupakan berbagai studi yang tersedia di berbagai jalur studi
yang diberi label sebagai program, sedangkan konten yang di gunakan untuk
menyususn program studi tersebut dan cara penyelenggraan di sebut kurikulum.
Pengertian kurikulum dalam arti sempit maupun luas
Kurikulum yang memandangnya secara sempit, yaitu kurikulum sebagai kumpulan
mata pelajaran atau bahan ajar, sedangkan kurikulum yang memandangnya secara
luas, yaitu sebagai program pengajaran pada suatu jenjang pendidikan.
2. Teori tradisional, teori progresif, teori hasil belajar, dan teori proses belajar. Teori
tradisional menekankan fungsi pendidikan sebagai pemelihara dan penerus warisan
budaya, teori progresif memandang pendidikan sebagai penggali potensi anak-anak,
dalam teori ini anak menempati kedudukan sentral dalam pendidikan. Teori hasil
belajar sesuai dengan namanya mengutamakan hasil, sedangkan teori proses belajar
mengutamakan proses belajar.
3. Hidden curriculum (kurikulum tersembunyi) adalah hal atau kegiatan yang yang
terjadi di sekolah dan ikut memengaruhi perkembangan peserta didik, tetapi tidak
diprogramkan dalam kurikulum potensial atau ideal. Kurikulum tersembunyi (hidden
curriculum) pada dasarnya adalah suatu proses pendidikan yang tidak terencanakan.
Dampak Hidden curriculum (kurikulum tersembunyi) dalam proses
pembelajaran, yaitu sebagai alat dan metode untuk menambah khazanah
pengetahuan anak didik diluar materi yang tidak termasuk dalam silabus. Misalnya
budi pekerti, sopan santun, menciptakan dan menimbulkan sikap apresiatif terhadap
kehidupan lingkungan. Sebagai pencairan suasana, menciptakan minat, dan
penghargaan terhadap guru jika disampaikan dengan gaya tutur serta keanekaragaman
pengetahuan guru. Guru yang disukai murid merupakan modal awal bagi lancarnya
belajar mengajar dan merangsang minat baca anak didik.
4. Peran kurikulum
Kurikulum memiliki 3 (tiga) peran : peran konservatif merupakan peran yang
menekankan bahwa kurikulum sebagai sarana untuk mentrans-misikan nilai-nilai
warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada
generasi muda, dalam hal ini para peserta didik. Dengan demikian, peranan
konservativ ini pada hakikatnya menempatkan kurikulum, yang berorientasi ke masa
lampau. Peranan kreatif merupakan peran yang menekankan bahwa kurikulum harus
mampu mengembangakan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang
terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa
mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setiap siswa
mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh
pengetahuan baru, kemampuan baru, serta berpikir baru yang di butuhkan dalam
kehidupannya. Peranan kritis dan evaluative merupakan peran kurikulum yang harus
turut aktif berpartisispasi dalam control atau fliter sosial. nilai sosial yang tidak sesuai
lagi dengan keadaan dan tuntunan masa kini dihilangkan dan diadakan purnaan.
Fungsi kurIkulum
Kurikulum memiliki 3 (tiga) fungsi: fungsi kurikulum bagi sekolah yang
bersangkutan, fungsi kurikulum bagi sekolah tingkat atasnya, dan fungsi kurikulum
bagi masyarakat. Bagi sekolah, kurikulum digunakan sebagai alat untuk dapat
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai dan sebagai pedoman untuk
mengatur dan melaksanakan pengalaman belajar atau kegiatan belajar yang telah
dirancang oleh sekolah. Bagi jenjang sekolah di atasnya, kurikulum difungsikan untuk
mengontrol atau memelihara keseimbangan proses pendidikan untuk menghindari
pengulangan penyampaian isi pembelajaran. Bagi masyarakat, kurikulum memiliki
fungsi untuk memberi bekal kepada peserta didik sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Prinsip pengembangan kurikulum
Kurikulum memiliki 4 (empat) prinsip : prinsip relevansi Prinsip ini mengisyaratkan
bahwa pengembangan kurikulum harus memperhatikan relevansinya dengan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat, baik kebutuhan pada masa kini maupun
kebutuhan pada masa yang akan datang. Prinsip efektivitas, Pengembangan
kurikulum harus dirancang sedemikian rupa sehingga semua kegiatan dan
pengalaman belajar peserta didik dapat mengarah pada tercapainya tujuan yang telah
dirumuskan. Materi pelajaran harus dikembangkan sesuai dengan minat dan
kebutuhan peserta didik, dan selanjutnya disampaikan dengan menggunakan model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mereka. Prinsip efisiensi,
mengarahkan pada pentingnya pengembangan kurikulum yang mencakup hal-hal
esensial. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka ruang lingkup
materi pelajaran akan semakin luas dan semakin banyak. Prinsip fleksibilitas dalam
pengembangan kurikulum berarti bahwa kurikulum bersifat elastis, yaitu harus dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan lingkungan tempat sekolah berada. Dengan
mengikuti prinsip ini, seringkali kurikulum akan memiliki komponen inti yang sama
untuk seluruh negara, serta komponen lokal yang disesuaikan dengan kebutuhan
daerah yang beragam.
5. Subject centered design
Tujuan : untuk pengembangan dalam berfikir intelektual dan untuk reservasi nilai-
nilai esensial
Media yang digunakan dalam model desain subject centered design adalah semua
media pembelajaran yang mendukung pembelajaran dimana media ini menyesuaikan
pendidik. Beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan dalam subject centered
design adalah: media visual, media audial, projected still media, projected motion
media.
Bahan Ajar: Masih berhubungan erat dengan sekuens kronologis adalah sekuens
kausal. Siswa dihadapkan pada peristiwa-peristiwa atau situasi yangmenjadi sebab
atau pendahulu dari sesuatu peristiwa atau situasi lain. Dengan mempelajari sesuatu
yang menjadi sebab atau pendahulu para siswa akan menemukan akibatnya. Menurut
Rowntree (1974: 75) "sekuens kausal cocok untuk menyusun bahan ajar dalam bidang
meteorologi dan geomorfologi". Bahan ajar juga biasanya memakai ceramah.
Metode yang dipakai adalah metode inkuiri dan ekspositori. Metode inkuiri adalah
cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik menemukan
informasi dengan atau tanpa bantuan pendidik. Sedangkan metode eskpositori adalah
strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara
verbal dari pendidik kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal.
Evaluasi dalam subject centered design dilakukan oleh pendidik, karena pendidiklah
yang menetapkan materi dan tujuan. Evaluasi ini bisa berupa tes kemampuan.
Learner Centered
Tujuan : Mengembangkan peserta didik dan menjadikan peserta didik turut aktif dan
partisipatif dalam pembelajaran
Bahan ajar : Sekuens berdasarkan hierarki belajar, di dalam sekuens berdasarkan
hierarki terdapat ujuan-tujuan khusus utama pembelajaran yang kemudian dianalisis,
lalu dicari suatu hierarki urutan bahan ajar untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa yang mula-mula harus dikuasai
siswa, berturut-turut sampai dengan perilaku terakhir. Hal itu sangat berpengaruh
dalam mengembangkan peserta didik dan dapat menjadikan peserta didik menjadi
lebih aktif dan partisipatif.
Strategi mengajar : Reception/Exposition Learning-Discovery Learning, di dalam
discovery learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk
melakukan berbagai kegiatan flienghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta
membuat kesimpulan-kesimpulan. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut siswa akan
menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.
Hal itu sangat relevan untuk mengembangkan peserta didik.
Media mengajar , Interaks lisan, media ini merupakan komunikasi langsung antara
dua orang atau lebih. Simbol tertulis, Simbol tertulis merupakan media penyajian
informasi yang paling umum, tetapi tetap efektif.
Evaluasi pengajaran : Evaluasi hasil belajar-mengajara adalah kegiatan untuk
menilai keberhasilan penguasaan siswa atau tujuan-tujuan khusus yang telah
ditentukan, diadakan suatu evaluasi. Dalam evaluasi ini disusun butir-butir soal untuk
mengukur pencapaian tiap tujuan khusus yang telah ditentukan. Untuk tiap tujuan
khusus minimal disusun satu butir soal. Menurut lingkup luas bahan dan jangka waktu
belajar dibedakan antara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.Evaluasi formatif
ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan belajar dalam
jangka waktu yang relatif pendek. Sedangkan, Evaluasi sumatif ditujukan untuk
menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan yang lebih luas, sebagai hasil usaha
belajar dalam jangka waktu yang cukup lama, satu semester, satu tahun atau selama
jenjang pendidikan.
Problems Centered Design
Tujuan : agar peserta didik maupun pendidik mampu menyelesaikan suatu masalah
yang dihadapi oleh masayarakat di masa kini maupun di masa yang akan datang
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Media : media yang digunakan merupakan sumber yang pada intinya merupakan
suatu permasalahn yang dimana penyelesaiannya dapat dilaksanakan dan berkaitan
dengan pokok pembahasan yang di tuju. Permasalahan dalam hal ini bisa
perumpamaan yang berasal dari berbagai lingkup seperti sosial, psikologis,
lingkungan keluarga, lingkup pendidikan, masyarakat, dsb.
Bahan Ajar : berupa masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat
sekarang dan yang akan datang.
Strategi Mengajar : Kegiatan pembelajaran menekankan prosedur belajar melalui
pemecahan masalah dimana dalam prosedur tersebut tujuan yang bersifat proses
(Process Objectives) dan bersifat isi (Content Objectives) diintegrasikan.
Bahan Ajar : Relevan, memecahakn masalah-masalah dalam kehidupan, dimana
peserta didik akan memperolah pengetahuan dan dapat menginternalisasi. Fungsional,
diarahkan pada pemecahan masalah peserta didik secara langsung dipraktikkan dalam
kehidupan. Motivasi, belajar datang dari dalam diri peserta didik dan kadang perlu
dirangsang dari luar.
Evaluasi : Penentuan lingkup dan sekuens dari bidang-bidang kehidupan yang sangat
esensial (penting) sangat sukar, timbul organisasi isi kurikulum yang berbeda-beda.
Akibat dari kesulitan pertama, maka lemahnya atau kurangnya integritas dan
komunitas organisasi isi kurikulum. Mengabaikan warisan budaya, apa yang telah
ditemukan pada masa lalu sangat penting untuk memahami dan memcahkan masalah-
masalah masa kini. Memusatkan perhatian pada pemecahan masalah sosial pada masa
sekarang, ada kecenderungan untuk mengindoktrinasi peserta didik dengan kondisi
yang ada, peserta didik cenderung tidak akan melihat alternatif lain, baik mengenai
masa lalu maupun masa yang akan datang. Tidak banyak menyiapkan media lain yang
disiapkan sehingga di dalam pelaksanaannya akan mengalami beberapa kesulitan.

Anda mungkin juga menyukai