Kurikulum didefinisikan sebagai kumpulan mata pelajaran atau bahan ajar yang harus disampaikan oleh guru atau dipelajari oleh peserta didik atau suatu rencana yang mencakup tujuan, bahan ajar, dan metodologi yang sengaja dirancang untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan. Pengertian lain, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan program merupakan berbagai studi yang tersedia di berbagai jalur studi yang diberi label sebagai program, sedangkan konten yang di gunakan untuk menyususn program studi tersebut dan cara penyelenggraan di sebut kurikulum. Pengertian kurikulum dalam arti sempit maupun luas Kurikulum yang memandangnya secara sempit, yaitu kurikulum sebagai kumpulan mata pelajaran atau bahan ajar, sedangkan kurikulum yang memandangnya secara luas, yaitu sebagai program pengajaran pada suatu jenjang pendidikan. 2. Teori tradisional, teori progresif, teori hasil belajar, dan teori proses belajar. Teori tradisional menekankan fungsi pendidikan sebagai pemelihara dan penerus warisan budaya, teori progresif memandang pendidikan sebagai penggali potensi anak-anak, dalam teori ini anak menempati kedudukan sentral dalam pendidikan. Teori hasil belajar sesuai dengan namanya mengutamakan hasil, sedangkan teori proses belajar mengutamakan proses belajar. 3. Hidden curriculum (kurikulum tersembunyi) adalah hal atau kegiatan yang yang terjadi di sekolah dan ikut memengaruhi perkembangan peserta didik, tetapi tidak diprogramkan dalam kurikulum potensial atau ideal. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) pada dasarnya adalah suatu proses pendidikan yang tidak terencanakan. Dampak Hidden curriculum (kurikulum tersembunyi) dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai alat dan metode untuk menambah khazanah pengetahuan anak didik diluar materi yang tidak termasuk dalam silabus. Misalnya budi pekerti, sopan santun, menciptakan dan menimbulkan sikap apresiatif terhadap kehidupan lingkungan. Sebagai pencairan suasana, menciptakan minat, dan penghargaan terhadap guru jika disampaikan dengan gaya tutur serta keanekaragaman pengetahuan guru. Guru yang disukai murid merupakan modal awal bagi lancarnya belajar mengajar dan merangsang minat baca anak didik. 4. Peran kurikulum Kurikulum memiliki 3 (tiga) peran : peran konservatif merupakan peran yang menekankan bahwa kurikulum sebagai sarana untuk mentrans-misikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para peserta didik. Dengan demikian, peranan konservativ ini pada hakikatnya menempatkan kurikulum, yang berorientasi ke masa lampau. Peranan kreatif merupakan peran yang menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangakan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setiap siswa mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh pengetahuan baru, kemampuan baru, serta berpikir baru yang di butuhkan dalam kehidupannya. Peranan kritis dan evaluative merupakan peran kurikulum yang harus turut aktif berpartisispasi dalam control atau fliter sosial. nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntunan masa kini dihilangkan dan diadakan purnaan. Fungsi kurIkulum Kurikulum memiliki 3 (tiga) fungsi: fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, fungsi kurikulum bagi sekolah tingkat atasnya, dan fungsi kurikulum bagi masyarakat. Bagi sekolah, kurikulum digunakan sebagai alat untuk dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai dan sebagai pedoman untuk mengatur dan melaksanakan pengalaman belajar atau kegiatan belajar yang telah dirancang oleh sekolah. Bagi jenjang sekolah di atasnya, kurikulum difungsikan untuk mengontrol atau memelihara keseimbangan proses pendidikan untuk menghindari pengulangan penyampaian isi pembelajaran. Bagi masyarakat, kurikulum memiliki fungsi untuk memberi bekal kepada peserta didik sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Prinsip pengembangan kurikulum Kurikulum memiliki 4 (empat) prinsip : prinsip relevansi Prinsip ini mengisyaratkan bahwa pengembangan kurikulum harus memperhatikan relevansinya dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat, baik kebutuhan pada masa kini maupun kebutuhan pada masa yang akan datang. Prinsip efektivitas, Pengembangan kurikulum harus dirancang sedemikian rupa sehingga semua kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik dapat mengarah pada tercapainya tujuan yang telah dirumuskan. Materi pelajaran harus dikembangkan sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, dan selanjutnya disampaikan dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mereka. Prinsip efisiensi, mengarahkan pada pentingnya pengembangan kurikulum yang mencakup hal-hal esensial. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka ruang lingkup materi pelajaran akan semakin luas dan semakin banyak. Prinsip fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum berarti bahwa kurikulum bersifat elastis, yaitu harus dapat menyesuaikan dengan kebutuhan lingkungan tempat sekolah berada. Dengan mengikuti prinsip ini, seringkali kurikulum akan memiliki komponen inti yang sama untuk seluruh negara, serta komponen lokal yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah yang beragam. 5. Subject centered design Tujuan : untuk pengembangan dalam berfikir intelektual dan untuk reservasi nilai- nilai esensial Media yang digunakan dalam model desain subject centered design adalah semua media pembelajaran yang mendukung pembelajaran dimana media ini menyesuaikan pendidik. Beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan dalam subject centered design adalah: media visual, media audial, projected still media, projected motion media. Bahan Ajar: Masih berhubungan erat dengan sekuens kronologis adalah sekuens kausal. Siswa dihadapkan pada peristiwa-peristiwa atau situasi yangmenjadi sebab atau pendahulu dari sesuatu peristiwa atau situasi lain. Dengan mempelajari sesuatu yang menjadi sebab atau pendahulu para siswa akan menemukan akibatnya. Menurut Rowntree (1974: 75) "sekuens kausal cocok untuk menyusun bahan ajar dalam bidang meteorologi dan geomorfologi". Bahan ajar juga biasanya memakai ceramah. Metode yang dipakai adalah metode inkuiri dan ekspositori. Metode inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan pendidik. Sedangkan metode eskpositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari pendidik kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Evaluasi dalam subject centered design dilakukan oleh pendidik, karena pendidiklah yang menetapkan materi dan tujuan. Evaluasi ini bisa berupa tes kemampuan. Learner Centered Tujuan : Mengembangkan peserta didik dan menjadikan peserta didik turut aktif dan partisipatif dalam pembelajaran Bahan ajar : Sekuens berdasarkan hierarki belajar, di dalam sekuens berdasarkan hierarki terdapat ujuan-tujuan khusus utama pembelajaran yang kemudian dianalisis, lalu dicari suatu hierarki urutan bahan ajar untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa yang mula-mula harus dikuasai siswa, berturut-turut sampai dengan perilaku terakhir. Hal itu sangat berpengaruh dalam mengembangkan peserta didik dan dapat menjadikan peserta didik menjadi lebih aktif dan partisipatif. Strategi mengajar : Reception/Exposition Learning-Discovery Learning, di dalam discovery learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan flienghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya. Hal itu sangat relevan untuk mengembangkan peserta didik. Media mengajar , Interaks lisan, media ini merupakan komunikasi langsung antara dua orang atau lebih. Simbol tertulis, Simbol tertulis merupakan media penyajian informasi yang paling umum, tetapi tetap efektif. Evaluasi pengajaran : Evaluasi hasil belajar-mengajara adalah kegiatan untuk menilai keberhasilan penguasaan siswa atau tujuan-tujuan khusus yang telah ditentukan, diadakan suatu evaluasi. Dalam evaluasi ini disusun butir-butir soal untuk mengukur pencapaian tiap tujuan khusus yang telah ditentukan. Untuk tiap tujuan khusus minimal disusun satu butir soal. Menurut lingkup luas bahan dan jangka waktu belajar dibedakan antara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.Evaluasi formatif ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan belajar dalam jangka waktu yang relatif pendek. Sedangkan, Evaluasi sumatif ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan yang lebih luas, sebagai hasil usaha belajar dalam jangka waktu yang cukup lama, satu semester, satu tahun atau selama jenjang pendidikan. Problems Centered Design Tujuan : agar peserta didik maupun pendidik mampu menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi oleh masayarakat di masa kini maupun di masa yang akan datang sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Media : media yang digunakan merupakan sumber yang pada intinya merupakan suatu permasalahn yang dimana penyelesaiannya dapat dilaksanakan dan berkaitan dengan pokok pembahasan yang di tuju. Permasalahan dalam hal ini bisa perumpamaan yang berasal dari berbagai lingkup seperti sosial, psikologis, lingkungan keluarga, lingkup pendidikan, masyarakat, dsb. Bahan Ajar : berupa masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat sekarang dan yang akan datang. Strategi Mengajar : Kegiatan pembelajaran menekankan prosedur belajar melalui pemecahan masalah dimana dalam prosedur tersebut tujuan yang bersifat proses (Process Objectives) dan bersifat isi (Content Objectives) diintegrasikan. Bahan Ajar : Relevan, memecahakn masalah-masalah dalam kehidupan, dimana peserta didik akan memperolah pengetahuan dan dapat menginternalisasi. Fungsional, diarahkan pada pemecahan masalah peserta didik secara langsung dipraktikkan dalam kehidupan. Motivasi, belajar datang dari dalam diri peserta didik dan kadang perlu dirangsang dari luar. Evaluasi : Penentuan lingkup dan sekuens dari bidang-bidang kehidupan yang sangat esensial (penting) sangat sukar, timbul organisasi isi kurikulum yang berbeda-beda. Akibat dari kesulitan pertama, maka lemahnya atau kurangnya integritas dan komunitas organisasi isi kurikulum. Mengabaikan warisan budaya, apa yang telah ditemukan pada masa lalu sangat penting untuk memahami dan memcahkan masalah- masalah masa kini. Memusatkan perhatian pada pemecahan masalah sosial pada masa sekarang, ada kecenderungan untuk mengindoktrinasi peserta didik dengan kondisi yang ada, peserta didik cenderung tidak akan melihat alternatif lain, baik mengenai masa lalu maupun masa yang akan datang. Tidak banyak menyiapkan media lain yang disiapkan sehingga di dalam pelaksanaannya akan mengalami beberapa kesulitan.