Anda di halaman 1dari 6

Tugas 1

Matkul : Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran diSD / PDGK4502


Nama : Doni Nugroho
NIM : 857095474

Jawaban No. 1
a. Sebutkan 3 dimensi pengertian kurikulum tersebut.
(1) kurikulum sebagai mata pelajaran(subjects),
(2) kurikulum sebagai pengalaman belajar (learning experiences),dan
(3) kurikulum sebagai program/rencana pembelajaran.
b. Jelaskan masing-masing 3 dimensi pengertian kurikulum.
Pengertian kurikulum pada dimensi pertama mengandung makna bahwa pada dasarnya kurikulum itu terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh siswa. Dalam hal ini, kurikulum selalu berorientasi pada penguasaan isi atau materi pelajaran sebagai sasaran akhir proses
pendidikan (content oriented). Isi atau materi pelajaran yang harus dikuasai siswa tersebut pada hakikatnya merupakan ilmu pengetahuan yang
terkait dengan setiap mata pelajaran. Dimensi pengertian kurikulum sebagai mata pelajaran ini dianggap merupakan pandangan yang terlalu sempit
dan sederhana, namun demikian, pada kenyataannya masih banyak diterapkan dalam praktik pelaksanaan pendidikan dewasa ini.

Pengertian kurikulum pada dimensi kedua tidak dibatasi hanya sebagai sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar
(learning experiences) yang dialami siswa dan memengaruhi perkembangan pribadinya. Dengan demikian, pengertian kurikulum itu mencakup
seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Ahli kurikulum yang berpendapat seperti itu, di antaranya Harold B. Alberty (1965). Ia memandang
kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the
students by the school). Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
siswa di luar kelas. Pendapat yang senada dan menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) yang
menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah
maupun di luar sekolah. Dimensi pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar ini dianggap merupakan pandangan yang terlalu luas karena
sekolah dalam hal ini guru tidak mungkin dapat mengontrol dan mengukur segala bentuk perilaku siswa, khususnya yang terjadi di luar sekolah.
Selain itu, makna kurikulum itu sendiri menjadi kabur dan tidak fungsional.

Pengertian kurikulum pada dimensi ketiga mengandung makna bahwa kurikulum tersebut merupakan suatu program atau rencana belajar (a plan for
learning). Pengertian kurikulum pada dimensi ini nampaknya untuk menjembatani pandangan mengenai pengertian kurikulum yang terlalu sempit
dan pandangan yang terlalu luas. Apabila Anda masih memiliki waktu yang cukup banyak, silakan lakukan pencarian (searching) di internet untuk
menambah wawasan dan pemahaman mengenai pengertian-pengertian kurikulum tersebut. Anda akan menemukan berbagai pengertian kurikulum
yang senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan.
Jawaban No 2
A. Landasan Psikologis Landasan ini didasarkan pada prinsip bahwa perkembangan seseorang dipengaruhi oleh lingkungan dan kematangan.
Lingkungan yang dimaksud dapat berasal dari proses pendidikan. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan dalam pendidikan tentu saja
berkaitan dengan proses perubahan yang terjadi pada peserta didik. Dengan adanya kurikulum diharapkan perubahan yang terjadi pada peserta
didik dapat membentuk kemampuan atau kompetensi aktual maupun potensial. Karakteristik perilaku setiap individu pada berbagai tingkatan
perkembangan merupakan kajian dari psikologi perkembangan. Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum harus senantiasa berhubungan
dengan program pendidikan untuk kepentingan peserta didik maka landasan psikologi mutlak harus menjadi dasar pengembangan kurikulum.
Perkembangan-perkembangan yang dialami oleh peserta didik, pada umumnya diperoleh melalui proses belajar. Guru/pendidik harus selalu
mencari upaya untuk dapat membelajarkan peserta didik. Cara belajar dan mengajar yang dapat memberikan hasil optimal tentu memerlukan
pemikiran yang mendalam, yaitu dilihat dari kajian psikologi belajar (Susilana, dkk.: 2006).
Anak adalah pribadi yang unik harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak merupakan pribadi tersendiri dan
memiliki perbedaan dan juga persamaan. Implikasinya adalah:
a. setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat dan kebutuhannya;
b. di samping disediakan pelajaran yang sifatnya umum (program inti) yang wajib dipelajari setiap anak di sekolah, disediakan pula pelajaran
yang sesuai dengan minat anak;
c. kurikulum disamping menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan, juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik. Bagi anak yang
berbakat di bidang akademik diberi kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya;
d. kurikulum memuat tujuan-tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai/sikap, dan keterampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi
yang utuh lahir dan batin
Implikasi lain dari perkembangan anak terhadap proses pembelajaran menurut Susilana, dkk. (2006) adalah:
a. tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu berpusat pada perubahan tingkah laku peserta didik;
b. bahan/materi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan, minat dan perhatian anak, bahan tersebut mudah diterima oleh anak;
c. strategi belajar mengajar yang digunakan harus sesuai dengan taraf perkembangan anak;
d. media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian dan minat anak;
e. sistem evaluasi berpadu dalam satu kesatuan yang menyeluruh dan berkesinambungan dari satu tahap ke tahap yang lainnya dan dijalankan
secara terus-menerus.
Pada hakikatnya, pandangan tentang seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh aliran psikologi belajar. Pada perkembangannya, psikologi belajar
atau teori belajar ini memuat berbagai aliran, misalnya teori Disiplin Mental atau teori Daya, Behaviorisme, dan Perkembangan Mental. Pengaruh
dari teori belajar terhadap proses belajar seseorang akan dibahas secara khusus dalam prinsip-prinsip belajar.
B. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup ini sehingga dapat mempersiapkan anak didik untuk hidup wajar sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat. Dalam konteks inilah kurikulum sebagai program pendidikan harus dapat menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat.
Untuk dapat menjawab tuntutan tersebut bukan hanya pemenuhan dari segi isi kurikulumnya saja, melainkan juga segi strategi pelaksanaannya.
Oleh karena itu, guru, pembina, dan pelaksana kurikulum dituntut lebih peka mengantisipas perkembangan masyarakat, agar apa yang diberikan
kepada siswa relevan dan berguna bagi kehidupannya di masyarakat. Calhoun, Light, dan Keller (Susilana, dkk.: 2006) merinci 7 fungsi sosial
pendidikan yang patut diperhatikan oleh para pendidik, yakni:
a. mengajar keterampilan;
b. mentransmisikan budaya;
c. mendorong adaptasi lingkungan;
d. membentuk kedisiplinan;
e. mendorong bekerja berkelompok;
f. meningkatkan perilaku etik;
g. memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.

Jawaban No. 3
a. Berkenaan dengan pemilihan media dan alat pembelajaran. Proses belajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat
bantu pembelajaran yang tepat.
b. Prinsip efisiensi; prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antar tenaga,waktu,suara,dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang
diperoleh kurikulum dikatakan memiliki tingkat efesiensi yang tinggi apabila dengan sarana,biaya yang minimal dan waktu yang terbatas dapat
memperoleh hasil yang maksimal.betapa pun bagus dan idealnya suatu kurikulum,manakala menuntut peralatan,sarana dan prasarana yang
khusus serta mahal harganya,maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan.kurikulum harus dirancang untuk dapat
digunakan dalam segala keterbatasan.

Jawaban No 4.
a. Taksonomi Bloom versi revisi, jenis pengetahuan dibagi menjadi 4 (empat) yaitu:
1. Fakta: Informasi yang menunjukkan fenomena dalam pembelajaran
2. Konseptual: termasuk kategori, struktur, dan teori
3. Prosedur: bagaimana menggunakan teknik dan metode yang spesifik, dan waktu penggunaannya
4. Metakognitif: strategi keputusan, pengetahuan-diri, dan “thinking about thinking”

b. Mengingat: pembelajaran yang paling mendasar (meskipun dapat melibatkan informasi yang kompleks). Pada tingkat ini, peserta didik mungkin
mengetahui terminology kunci untuk subjek tertentu, fakta dan angka yang relevan, sistem atau teori yang telah dikembangkan orang lain.
Memahami: orang tahu lebih banyak tentang apa sebenarnya arti dari informasi itu.
Menerapkan: pada tingkatan ini, pengetahuan digunakan dengan cara baru dan diterapkan untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks.
Menganalisis: melibatkan pemecahan informasi menjadi beberapa bagian untuk memeriksa secara individual dan untuk melihat bagaimana
informasi tersebut berhubungan satu dengan lain.
Mengevaluasi: orang membuat penilaian tentang apa yang telah mereka temukan sejauh ini. Pada tingkatan ini memungkinkan mereka untuk
membuat rekomendasi atau menyarankan ide-ide inovatif.
Membuat: pada tingkat akhir ini, orang dapat mengatur ulang informasi yang dimiliki kemudian menggabungkan dengan informasi yang
didapatkan kemudian menciptakan sesuatu yang baru.

Anda mungkin juga menyukai