Anda di halaman 1dari 13

Tugas Tutorial 2

1. Kurikulum di Indonesia sudah banyak mengalami perubahan mulai dari 1968 sampai dengan
kurikulum 2013. Berdasarkan pernyataan tersebut anda diminta untuk:
a. Menjelaskan berdasarkan teori relevan mengenai perubahan kurikulum!

Indonesia telah banyak mengalami perubahan kurikulum, di antaranya kurikulum 1947, 1964,
1968, 1973, 1975, 1984, 1994, 1997, 2004, 2006, dan terakhir 2013. Perubahan kurikulum sering
dipengaruhi oleh faktor politik. Contohnya kurikulum 1964 disusun untuk meniadakan
MANIPOL-USDEK, kurikulum 1975 digunakan untuk memasukkan Pendidikan Moral
Pancasila, dan kurikulum 1984 digunakan untuk memasukkan mata pelajaran Pendidikan Sejarah
Perjuangan Bangsa (PSPB). Kurikulum 1994, di samping meniadakan mata pelajaran PSPB juga
untuk mengenalkan kurikulum SMU yang menjadikan pendidikan umum sebagai pendidikan
persiapan ke perguruan tinggi. (Soedijarto, 2011: 25).

Sedangkan menurut Nasution (2009: 252), perubahan kurikulum mengenai tujuan maupun alat-
alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu. Mengubah kurikulum sering berarti turut
mengubah manusia, yaitu guru, pembina pendidikan, dan mereka-mereka yang mengasuh
pendidikan. Itu sebab perubahan kurikulum dianggap sebagai perubahan sosial, suatu social
change. Perubahan kurikulum juga disebut pembaharuan atau inovasi kurikulum. Dari defenisi di
atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan kurikulum berarti adanya perbedaan dalam satu atau
lebih komponen kurikulum antara periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang
disengaja.mengubah semua yang terlibat di dalamnya, yaitu guru, murid, kepala sekolah, pemilik
sekolah, juga orang tua dan masyarakat umumnya yang berkepentingan dalam pendidikan.

Menurut saya, teori yang cocok adalah teori behaviorisme/ behavioristik.

Menurut teori behavioristik, adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi
antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami
siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat
menunjukkan perubahan tingkah laku. Sebagai contoh, anak belum dapat berhitung perkalian.
Walaupun ia sudah berusaha giat, dan gurunya sudah mengajarkannya dengan tekun, namun jika
anak tersebut belum dapat mempraktekkan perhitungan perkalian, maka ia belum dianggap
belajar. Karena ia belum dapat menunjukan perubahan perilaku sebagai hasil belajar.

Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau Input yang berupa stimulus dan keluaran
atau Output yang berupa respon. Dalam contoh di atas, stimulus adalah apa saja yang diberikan
guru kepada siswa, misalnya daftar perkalian, alat peraga, pedoman kerja, atau cara-cara tertentu,
untuk membantu belajar siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Menurut
teori behavioristik, apa yang terjadi diantara stimulus dan respon dianggap tidak penting
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati hanyalah
stimulus dan respon. oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa yang
dihasilkan siswa (respon), semuanya harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan
pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya
perubahan tingkah laku.

Aplikasi teori behavioristik dalam proses pembelajaran untuk memaksimalkan tercapainya


tujuan pembelajaran (siswa menunjukkan tingkah laku / kompetensi sebagaimana telah
dirumuskan), guru perlu menyiapkan dua hal, sebagai berikut: (1) Menganalisis Kemampuan
Awal dan Karakteristik Siswa Siswa sebagai subjek yang akan diharapkan mampu memiliki
sejumlah kompetensi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar, perlu kiranya dianalisis kemampuan awal dan karakteristiknya. Hal ini
dilakukan mengingat siswa yang belajar di sekolah tidak datang tanpa berbekal apapun sama
sekali (mereka sangat mungkin telah memiliki sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang di
dapat di luar proses pembelajaran). Selain itu, setiap siswa juga memiliki karakteristik sendiri-
sendiri dalam hal mengakses dan atau merespons sejumlah materi dalam pembelajaran.

Aplikasi teori belajar behavioristik sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang
membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: Kecepatan,
spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya sehingga model yang paling cocok
adalah Drill dan Practice, contohnya: dimanfaatkan di pendidikan anak usia dini, TK untuk
melatih kebiasaan baik, karena anak-anak sangat mudah meniru perilaku yang ada
dilingkungannya dan sangat suka dengan pujian dan penghargaan. Sedangkan untuk pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi teori behavioristik ini banyak digunakan antara lain untuk
melatih percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga
dan sebagainya.

b. Apa jadinya apabila kurikulum tidak berubah?

Apabila kurikulum tidak dikembangkan, maka akan sulit dalam mengatasi situasi yang
cepat berubah dan penuh dengan ketidakpastian yang merupakan kompetensi penting dalam
menghadapi abad ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.

2. Pada Kurikulum 2013 digunakan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan pembelajarannya.


Anda diminta untuk menjelaskan:
a. Urutan dan penjelasan dari pendekatan saintifik

Model pembelajaran saintifik diartikan sebagai model pembelajaran yang dikembangkan dengan
berdasar pada pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Berkenaani dengan definisi ini, sebelum
menguraikan komponen model pembelajaran saintifik perlu dipahami terlebih dahulu konsep
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dikemukakan
Kemendikbud (2013b) sebagai asumsi atau aksioma ilmiah yang melandasi proses pembelajaran.
Berdasarkan pengertian pendekatan ini, Kemendikbud (2013b) menyajikan pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran secara visual sebagai berikut :

a) Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara
nyata, peserta didik senang dan tertantang, dn mudah pelaksanaannya.
b) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya,
pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik.
Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong
asuhannya itu untuk mejadi penyimak dan pembelajaran yang baik.
c) Menalar
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran non ilmiah tidak selalu
tidak bermanfaat. Istilah menalar disini merupakan padanan dari associating; bukan
merupakan terjemahan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau
penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada
kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau
pembelajaran asosiatif
d) Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau
melakukan percobaan, terutama untuk materi atau subtansi yang sesuai. Pada mata
pelajaran IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus
memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar,
serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba
dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
e) Analisis/Menyimpulkan
Kemampuan menganalisis data adalah kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan.
Berdasarkan pengkajian ini, data tersebut selanjutnya dimaknai. Proses pemaknaan data ini
melibatkan penggunaan sumber-sumber penelitian lain atau pengetahuan yang sudah ada.
Kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan membuat intisari atas seluruh proses
kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan. Simpulan biasanya harus menjawab rumusan
masalah yang diajukan sebelumnya. (Yunus Abidin, 2014 : 140).
f) Mengomunikasikan
Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan
baik secara lisan maupun tulisan. Dalam hal ini, peserta didik harus mampu menulis dan
berbicara secara komunikatif dan efektif.

b. Membuat rencana pembelajaran sederhana yang sesuai dengan pendekatan tersebut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SDN 004 Melak

Kelas/Semester : III/1

Tema : 3 Benda di Sekitarku

Subtema : 3 Perubahan Wujud Benda

Pembelajaran : 4

Alokasi waktu : 1 x Pertemuan (2x30 menit)

A. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca wacana di video pembelajaran siswa dapat menemukan 5 kata atau istilah
khusus berkaitan dengan perubahan wujud

2. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menyimpulkan 2 konsep perubahan wujud

3. Setelah melakukan diskusi siswa mampu mengumpulkan 2 informasi tentang peran dan
tugas warga sekolah

4. Setelah melakukan diskusi siswa dapat menuliskan dengan 2 kalimat tugas warga sekolah
sesuai perannya.

B. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Whatsapp Group dan
zoom.

a) Kegiatan Pendahuluan (5 menit)

1) Guru melakukan pembukaan dengan salam melalui pesan yang dikirim ke WA Grup.

2) Guru mengecek kehadiran siswa dengan membuat list pesan yang dikirim ke WA Grup.

3) Siswa memimpin doa dengan mengirimkan voice message. (religius)

4) Guru mengingatkan siswa untuk selalu menjaga kesehatan dan semangat dalam menuntut
ilmu (Motivasi)

5) Guru melakukan apersepsi yang disampaikan melalui pesan yang dikirim ke WA Grup.
Guru mengirim gambar gelas yang berisi es, dengan bertanya pada siswa “Apakah kalian
pernah memegang gelas yang berisi air es?” dan “apa yang kalian temukan pada permukaan
gelas bagian luar?” (Apersepsi)

6) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti (50 menit)

1) Siswa membaca bahan ajar yang dibagikan guru melalui WA grop. (literasi)

AYO MENGAMATI
2) Siswa menyimak video pembelajaran yang dikirimkan oleh guru di WA Group. (literasi)
video berisi wacana tentang mengembun,

3) Siswa menuliskan kosakata dan istilah yang berkaitan dengan perubahan wujud
mengembun. (critical thinking)

4) Siswa mencari arti kata dan istilah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online.
(creativity, mandiri)

5) Siswa diminta untuk memfoto hasil tulisannya dan dikirimkan ke guru melalui personal chat
WA ( communication, Mandiri,)

AYO MENANYA

6) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai contoh peristiwa mengembun dalam
kehidupan sehari-hari. (critical thinking)

AYO MEGUMPULKAN INFORMASI

7) Guru mengajak siswa untuk membuka LKPD yang dikirim melalui WA Group.

8) Siswa menyiapkan alat dan bahan dan bekerjasama dengan orang tua melakukan percobaan.
(gotong royong) 9) Siwa mengamati kemudian menuliskan hasil percobaan. (creativity)

AYO MENGOLAH INFORMASI

10) Siswa melakukan diskusi dengan keluarga.

11) Siswa menuliskan kesimpulan hasil percobaan.

AYO MENGOMUNIKASIKAN

12) Siswa membacakan hasil percobaan dan kesimpulan dengan mengirimkan ke WA Group
melalui voice massage. (communication)

13) Siswa memberikan tanggapan pesan yang telah dikirmkan oleh teman. (Critical Thinking)

14) Guru menyampaikan pertanyaan untuk mengaitkan perpindahan muatan.


15) Siswa gabung di zoom dengan link yang dibagikan guru melalui WA group.

AYO MENGAMATI

16) Siswa mengamati gambar ibu kantin dan satpam.

AYO MENANYA

17) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai gambar ibu kantin dan satpam. (critical
thinking)

AYO MENGUMPULKAN INFORMASI

18) Siswa melakukan diskusi mengenai peran dan tugas warga sekolah.

AYO MENGOLAH INFORMASI

19) menuliskan hasil diskusi tentang tugas dan peran warga sekolah.(creativity)

AYO MENGOMUNIKASIKAN

20) Siswa menceritakan peran dan tugas warga sekolah.

21) Guru menutup pertemuan di zoom

22) Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari melalui pesan WA
group.

23) siswa menjawab kuis di google form

c) Kegiatan Penutup (5 menit)

1) Guru bersama siswa melakukan refleksi pembelajaran. (communication)

2) Guru mengirimkan pesan di WA Grup berupa rangkuman tugas beserta deadlinenya yang
harus siswa kerjakan dan menyampaikan rencana kegiatan belajar untuk hari berikutnya.

3) Guru menutup pembelajaran dengan menyampaikan motivasi, doa dan salam.) melalui WA
Grup. (Religius, Motivasi)
C. Penilaian

a) Penilain sikap : jurnal sikap percaya diri

b) Penilaian pengetahuan : tes tulis (google form)

c) Penilaian ketrampilan:

Bahasa Indonesia : Unjuk Kerja Percobaan

PKn : Produk menulis peran dan tugas warga sekolah

Melak, 23 November 2021

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Kelas

3. Pada masa pandemik ini tentu mengharuskan guru membuat keputusan situasional terkait
dengan kurukum dan proses pembelajaran yang diberikan. Anda diminta untuk menjelaskan
a. Mengapa perlu dilakukannya penyederhanaan kurikulum pada saat pandemik ini?

Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi ini banyak melahirkan kendala, baik
yang dialami guru, orang tua maupun murid. Selain itu tumbuh kembang peserta didik dan
kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan
selama masa pandemi. Hal ini jika terus dibiarkan tentu akan berpotensi menimbulkan
banyak dampak negatif yang berkepanjangan bagi pendidikan Indonesia, khususnya peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa. Kondisi pendidikan akibat Covid-19 ini pun
kemudian menuntut adanya sebuah perubahan dan kebijakan terkait pelaksanaan
pembelajaran yang efektif. Akan tetapi prinsip kebijakan harus tetap mempertimbangkan
keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat pada
umumnya. Menurut pendapat saya, penyederhanaan kurikulum atau kurikulum darurat yang
dilakukan di Indonesia sudah tepat. Hal ini merupakan implementasi dari prinsip fleksibel
dari kurikulum yang telah kita pelajari di sesi sebelumnya. Dimana dalam prinsip fleksibel,
kurikulum dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini. Pandemi merupakan
suatu fenomena yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya akan bisa meluas secara global
seperti saat ini. Salah satu upaya pemerintah untuk menjaga anak bangsa dan tenaga
pengajar yaitu dengan menyederhanakan kurikulum.

Adanya Pandemi Covid-19 menghambat proses belajar mengajar secara tatap muka.
Prosesnya pun harus melalui pertemuan secara daring yang terbatas oleh waktu dan
konektivitas jaringan internet di Indonesia masih di bawah negara-negara lain. Selain itu,
penyederhanaan kurikulum ini juga menjadi salah satu sarana untuk menjaga kesehatan
mental dari siswa dan guru. Larangan beraktivitas di luar rumah akan menjadikan seseorang
jenuh dan lama-lama dapat menimbulkan depresi. Apabila ditambah dengan kurikulum yang
normal maka akan mendorong siswa malas untuk bersekolah daring karena merasa
kesulitan. Penyederhanaan kurikulum pun diharapkan dapat menjadi alat bantu bagi orang
tua di rumah untuk mendampingi anak-anaknya belajar. Namun, perlu diperhatikan bahwa
kurikulum dapat disesuaikan dengan kondisi dari masing-masing sekolah. Penyederhanaan
kurikulum mungkin dapat memudahkan beberapa sekolah tapi tidak menutup kemungkinan
bahwa hal tersebut kurang cocok dipakai untuk sebagian sekolah yang lain. Sehingga,
pemerintah membebaskan guru serta sekolah untuk memilih model kurikulum mana yang
paling tepat digunakan. Sekolah pun harus bijaksana dalam pemilihan kurikulum yang akan
digunakan demi kenyamanan baik guru atau siswanya.

b. Jelaskan proses pembelajaran seperti apa yang paling sesuai dengan situasi seperti sekarang
ini!

Setelah munculnya wabah Covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan pun mulai mencari
suatu inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar. Terlebih adanya Surat Edaran no. 4
tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di
institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan disampaikan di
rumah masing-masing. Setiap institusi pun dituntut untuk memberikan inovasi terbaru untuk
membentuk proses pembelajaran yang sangat efektif ini. Sayangnya, tak semua institusi
pendidikan rupanya paham betul mengenai inovasi terbaru yang harus dipakai untuk
melakukan pembelajaran selama pandemi. Kebanyakan dari mereka masih belum bisa
menyesuaikannya karena terkendala sarana dan prasarana.

1. Project Based Learning

Metode project based learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat Edaran
Mendikbud no.4 tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan utama untuk
memberikan pelatihan kepada pelajar untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong royong, dan
empati dengan sesama.

Menurut Mendikbud, metode project based learning ini sangat efektif diterapkan untuk para
pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek, eksperimen,
dan inovasi. Metode pembelajaran ini sangatlah cocok bagi pelajar yang berada pada zona
kuning atau hijau. Dengan menjalankan metode pembelajaran yang satu ini, tentunya juga
harus memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

2. Daring Method

Untuk menyiasati ketidak kondusifan di situasi seperti ini, metode daring bisa dijadikan
salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari Kumparan,
Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengantasi permasalahan yang
terjadi selama pandemi ini berlangsung. Metode ini rupanya bisa membuat para siswa untuk
memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Seperti halnya membuat konten
dengan memanfaatkan barang-barang di sekitar rumah maupun mengerjakan seluruh
kegiatan belajar melalui sistem online.

3. Luring Method
Luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam
artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan
zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini sangat pas buat pelajar yang ada di
wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol ketat new normal. Dalam metode
yang satu ini, siswa akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan.
Dikutip dari Kumparan, model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk
memenuhi penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini.

Metode ini dirancang untuk menyiasati penyampaian kurikulum agar tidak berbelit saat
disampaikan kepada siswa. Selain itu, pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup baik
bagi mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.

4. Home Visit Method

Seperti halnya metode yang lain, home visit merupakan salah satu opsi pada metode
pembelajaran saat pandemi ini. Metode ini mirip seperti kegiatan belajar mengajar yang
disampaikan saat home schooling. Jadi, pengajar mengadakan home visit di rumah pelajar
dalam waktu tertentu.

5. Integrated Curriculum

Metode pembelajaran ini disampaikan oleh anggota Komisi X DPR RI Prof. Zainuddin
Maliki. Dikutip dari JPNN.com, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini
menyampaikan bahwa pembelajaran akan lebih efektif bila merujuk pada project base. Yang
mana, setiap kelas akan diberikan projek yang relevan dengan mata pelajaran terkait.Metode
pembelajaran yang satu ini tidak hanya melibatkan satu mata pelajaran saja, namun juga
mengaitkan metode pembelajaran lainnya. Dengan menerapkan metode ini, selain pelajar
yang melakukan kerjasama dalam mengerjakan projek, dosen lain juga diberi kesempatan
untuk mengadakan team teaching dengan dosen pada mata kuliah lainnya. Integrated
curriculum bisa diaplikasikan untuk seluruh pelajar yang berada di semua wilayah, karena
metode ini akan diterapkan dengan sistem daring. Jadi pelaksanaan integrated curriculum ini
dinilai sangat aman bagi pelajar.

6. Blended Learning

Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus.
Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video
converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh,
keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain. Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id,
Yane Henadrita mengungkapkan bahwa metode blended learning adalah salah satu metode
yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar. Sebenarnya,
metode ini sudah mulai dirancang dan diterapkan awal abad ke-21. Namun, seiring dengan
merebaknya wabah Covid-19, metode yang satu ini dikaji lebih dalam lagi karena dinilai
bisa menjadi salah satu metode pembelajaran yang cocok untuk para pelajar di Indonesia.

Mengingat wabah pandemi yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode pembelajaran
tersebut mungkin bisa anda jadikan opsi untuk para peserta didik anda. Dengan adanya
metode-metode tersebut, diharapkan agar pendidikan di Indonesia tetap berjalan dengan baik
dan berjalan lancar.

Anda mungkin juga menyukai