TAP
Ada 8 (delapan) kerangka berfikir untuk memecahkan kasus pembelajaran,
yaitu:
berikan contoh kasus yang pernah ada dan diselesaikan dengan 8 (delapan)
pola berfikir pemecahan masalah:
Contoh Kasus A
Pak Dany adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di daerah
pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika tentang pecahan, Pak Dany
menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi contoh di papan
tulis. Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pak Dany: “Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal
ini." Pak Dany menulis 5 soal di papan tulis dan anak-anak mengeluarkan
buku latihan.
a. Kekuatan
b. Kelemahan
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
c. Penutup
BACA JUGA
Pak Dany tidak menjelaskan contoh soal secara bertahap dan contoh
soal yang digunakan tidak beragam, selain itu Pak Dany sama sekali
tidak menjelaskan bagaimana caranya untuk menyamakan penyebut
bilangan pecahan. Penjelasannya teralalu singkat sehingga sulit bagi
siswa untuk memahaminya.
Pak Dany tidak mengecek pemahaman siswanya dengan baik. Ia
hanya menanyakan ‘mengerti anak-anak”? Pertanyaan seperti ini tidak
dapat mengecek pemahaman siswa. Seharusnya ia menanyakan
langkah-langkah menjumlahkan pecahan secara langsung, misalnya
menanyakan “Mengapa penyebut pada langkah penjumlahan pecahan
itu dirubah menjadi 4 dan 6 dan sebagainya.
Pak Dany tidak membimbing siswa, setelah memberikan 5 soal
latihan, alih-alih berkeliling memberikan bantuan pada siswa yang
membutuhkan, ia malah duduk didepan kelas sambil membaca.
Ketika salah seorang anak diminta menuliskan jawaban nya dipapan
tullis. Pak Dany tidak meminta tanggapan dari siswa yang lainnya, hal
ini merupakan sebuah kelemahan dalam pembelajaran.
Contoh Kasus B
Bu Lince mengajar di kelas 2 SD Tanjung Harapan yang terletak di ibukota
sebuah kecamatan. Suatu hari Bu Lince mengajak anak-anak berbincang-
bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar. Anak-anak
diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan menuliskannya di
buku masing-masing. Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba
menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya. Pada akhir
perbincangan Bu Lince meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang
sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan pekerjaannya
dengan tulisan di papan. Setelah selesai anak-anak diminta membuat
kalimat dengan menggunakan kata-kata yang ditulis di papan tulis.
a. Kekuatan
b. Kelemahan
Memilih salah satu pendekatan yang tepat agar siswa bisa memahami
tentang tugas atau latihan yang akan diberikan, pendekatan tersebut
adalah pendekatan terpadu. Bu Lince menggunakan pendekatan
terpadu dengan meminta siswa menyebutkan nama-nama sayuran
yang ada dipasar, kemudian meminta siswa menuliskannya di buku,
lalu kemudian membuatnya menjadi sebuah kalimat sederhana.