Nim : 855833688
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengajaran dan pelatihan yang diarahkan untuk mencapai tujuan.
Slameto (2003:1), “dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang paling pokok”. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimanaproses belajar
yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Salah satu masalah yang dihadapi
pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran (Wina Sanjaya,
2006: 1). Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berfikir. Sedangkan, keberhasilan suatu proses
pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang
disampaikan guru.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi, diantaranya pemahaman siswa dalam menguasai pokok bahasan
yang diberikan, serta guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
mengajar seperti pendekatan ataupun model pembelajaran yang diberikan. Dengan
demikian siswa diharapkan dapat meningkatkan keterlibatannya dalam kegiatan
belajar mengajar salah satu pada pelajaran IPS
IPS dianggap perlu diberikan kepada anak SD karena IPS merupakan Ilmu yang
didalamnya mempelajari tentang cara untuk melakukan interaksi sosial.
pengetahuan untuk berinteraksi perlu dibekalkan kepada siswa agar nantinya bisa
berbaur di dalam masyarakat. Tetapi kenyataan bahwa seringnya guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran IPS terkesan monoton dan pengetahuan hanya
terpusat pada guru semata maka tidak mengherankan apabila banyak siswa SD
merasa bosan terhadap penyampaian materi IPS. Dengan pengajaran IPS
diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara
rasional dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah- masalah yang
dihadapi dalam kehidupannya.
Namun dalam kenyataannya motivasi belajar siswa pada pelajaran IPS masih
tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa selama mengikuti
pelajaran yang berlangsung di kelas. Umumnya para siswa hanya duduk diam dan
mendengarkan penjelasan guru semata. Tidak jarang ditemukan diantara siswa yang
membuat keributan ketika jam belajar berlangsung. Kondisi ini tentunya sangat
berdampak terhadap perolehan hasil belajar siswa nantinya. Selain itu, di kalangan
siswa sendiri beranggapan bahwa pelajaran IPS itu sulit dan membosankan,
sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Dari hasil
2
Belajar siswa SD Negeri 173321 Lobutolong diperoleh data bahwa nilai rata-rata
Ujian Mid Semester Kelas V SD Negeri 173321 Lobutolong pada bidang studi IPS
6,52 ( KKM 6,50). Hal ini menunjukkan masih banyaknya nilai siswa yang berada
dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal pada saat itu.
Djamarah (2006: 96) menyatakan “salah satu faktor yang menyebabkan
rendahnya hasil belajar tersebut adalah metode atau model pembelajaran yang
digunakan guru kurang bervariasi. Waktu guru mengajar bila hanya menggunakan
salah satu metode maka akan membosankan, siswa tidak tertarik perhatiannya pada
pelajaran”. Upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kelemahan proses
pembelajaran tersebut adalah memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai
dengan pokok bahasan, serta lebih modern dan lebih menarik bagi peserta didik.
Salah satu yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa adalah bentuk
pembelajaran guru yang mengutamakan metode konvensional. Dalam mengajar
umumnya guru membelajarkan siswa dengan menggunakan metode ceramah atau
satu arah, tanpa harus memperhatikan unsur keaktifan siswa dalam belajar. Padahal
aktifitas siswa dalam belajar di sekolah. Siswa dapat belajar dengan baik dan
menerima materi pelajarn yang disampaikan oleh guru dengan perasaan
3
senang, nyaman dan tentram. Hal ini dapat diminimalkan oleh pendidik dengan
mengupayakan terciptanya masyarakat belajar (learning community).
Dari uraian diatas membuktikan bahwa bahwa motivasi dan hasil belajar siswa pada saat
pembelajaran berlangsung masih rendah. Oleh karena itu peneliti mencoba mencari jalan
keluar untuk mengatasi hal tersebut, diantaranya dengan menggunakan metode yang
berbeda dari kesehariannya. Banyak cara agar siswa lebih termotivasi untuk mengikuti
pelajaran, peneliti tertarik menggunakan meodel yang berbeda yakni salah satunya adalah
dengan menerapkan model pembelajaran Picture And Picture berbantu media audio visual
didalam kelas.
Picture And Picture merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan gambar dan
dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Model pembelajaran ini mengandalkan
gambar yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.
Gambar dapat membantu guru mencapai tujuan intruksional karena selain merupakan media
yang murah dan mudah diperoleh, juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu,
pengetahuan dan pemahaman siswa menjadi keterampilan siswa dalam mengurutkan atau
menempelkan gambar dengan benar sesuai intruksi yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merasa perlu melakuka
n penelitian dengan judul “Perbaikan Pembelajaran IPS Pada Materi Kenampakan
Alam Dengan Menggunakan Metode Picture And Picture Di Kelas V SDN 173321
Lobutolong Kab.Humbang Hasundutan Tahun Ajaran 2021/2022.
1. Identifikasi masalah
Berdasrkan latar belakang masalah diatas, masalah yang diidentifikasi pada penelitian ini
sebagai berikut:
• Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 173321 Lobutolong Kecamatan paranginan
Kabupaten Humbang Hasundutan dalam pembelajaran IPS pada materi Kenampakan
Alam masih rendah.
• Penggunaan model dan media yang kurang bervariasi.
• Kurangnya minat siswa kelas V SD Negeri 173321 Lobutolong Kecamatan paranginan
Kabupaten Humbang Hasundutan dalam pembelajaran IPS pada materi Kenampakan
Alam masih rendah.
• Dalam pembelajaran guru hanya mempokuskan perbelajaran pada metode ceramah
• Media yang digunakan kurang tepat
2. Analisis masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas , adapaun analisis masalah yang dapat dibuat
adalah
• Guru kurang kreatif dalam memilih metode yang digunakan dalam pembelajaran
• Guru dalam memilih media pembelajaran kurang tepat.
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
C. 2. Tujuan Khusus
➢ Untuk meningkatan keterampilan guru kelas V SDN 173321Lobutolong Kec.
Paranginan Kab. Humbang Hasundutan dalam proses pembelajaran khususnya
Pembelajaran IPS pada materi Kenampakan Alam melalui model pembelajaran
Picture and Picture.
➢ Untuk meningkatan aktivitas siswa kelas kelas V SDN 173321Lobutolong Kec.
Paranginan Kab. Humbang Hasundutan dalam proses pembelajaran khususnya
Pembelajaran IPS pada materi Kenampakan Alam melalui model pembelajaran
Picture and Picture.
➢ Untuk meningkatan Perbaikan belajar siswa kelas V SDN 173321Lobutolong
Kec. Paranginan Kab. Humbang Hasundutan dalam proses pembelajaran
khususnya Pembelajaran IPS pada materi Kenampakan Alam melalui model
pembelajaran Picture and Picture.
b Siswa
Dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture berbantu
siswa dapat menerima pengalaman belajar yang bermakna, dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam berbicara atau menyampaikan pendapat, sehingga siswa
lebih termotivasi dan berminat pada proses pembelajaran setiap hari didalam
kelas.
c Bagi Sekolah
Sebagai sarana meningkatkan kinerja guru dan kinerja sekolah dalam upaya
mewujudkan pembelajaran yang berkualitas.
Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat memotivasi peneliti lain untuk
melakukan penelitian sejenis sehingga dapat menghasilkan beragam metode dan
media pembelajaran baru dalam membaca khususnya dan dapat meningkatkan
mutu pendidikan pada umumnya
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
9
berpengaruhi keberhasilan seseorang anak dalam mencapai rumah yang tenang dan
tentram agar anak betah tinggal dirumah dan dapat belajar dengan baik, dengan
dorongan dan pengertian orang tua ,maka semangat anak bertambah dan anak
mendapatkan hasil belajar yang baik. (2) Faktor Sekolah. Lingkungan sekolah juga
memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswa. Terutama
sistem pengajaran disekolah, maka dari itu seorang guru harus kreatif dalam
membuat bahan pembelajaran dengan cara-cara mengajar, serta cara belajar harus
seefektif mungkin, dan sekolah juga harus menerapkan hubungan yang baik antara
guru dengan siswa. (3) Faktor Masyarakat. Masyarakata merupakan faktor yang
juga menentukan hasil belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa
dalam masyarakat terhadap perkembangan pribadinya. Seperti dalam teman bergaul
yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa,dan pengawasan orang tua dan
pendidik harus cukup bijaksana jangan terlalu ketattetapi juga jangan terlalu lengah.
Karena kehidupan masyarakat sekitar siswa juga sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi proses pembelajaran, baik
dengan cara sengaja maupun tidak sengaja. Menurut Oemar Hamalik (2011:57)
“Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsue-unsur
mahasiswa, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Piaget dalam Dimyati dan
Mudjiono (2006:14) pembelajaran terdiri dari empat langkah yaitu :
(1) Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. (2) Memilih
atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut. (3) Mengetahui
adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang
menunjang proses pemecahan masalah. (4) Menilai pelaksanaan tiap
kegiatan, memperhatikan kebersihan, dan melakukan revisi.
10
Dari pendapat diatas, dapat diartikan bahwa pembelajaran adalah suatu
proses pembelajaran yang terjadi tanpa sengaja yang meliputi unsur manusia,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhimencapai
tujuan pembelajaran.
2. Pengertian Mengajar
11
Briggs menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Reigeluth mengemukakan bahwahasil
belajar adalah perilaku yang dapat diamati yang menunjukkan kemampuan yang
dimiliki seseorang.
Dimyati dan Mudjiono (2002) menyatakan bahwa hasil belajar untuk
sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada
bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar
tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring.
Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka
rapor, angka dalam ijazahh, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak
pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer
belajar. Untuk menentukan tipe hasil belajar atau tingkat berfikir mana saja yang
akan dinilai, penyusun tes dapat berpedoman kepada tujuan instruksional (TIK)
yang akan dinilai atau kepada evaluasi itu sendiri.
Dalam kaitannya dengan hasil belajar tersebut, Gagne dan Briggs
mengemukakan adanya lima kemampuan yang dapat diperoleh seseorang sebagai
hasil belajar yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,
keterampilan motorik dan sikap.
Sementara itu, Bloom membagi hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan tujuan-tujuan
pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, mengetahui dan
memecahkan masalah. Ranah afektif berkaitan dengan tujuan-tujuan yang
berhubungan dengan perasaan, emosi, nilai, dan sikap yang menunjukkan
penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Ranah psikomotor berkaitan dengan
12
keterampilan motorik, manipulasi bahan atau objek. Hasil belajar dalam ranah
kognitif tersebut secara rinci mencakup kemampuan mengingat dan memecahkan
masalah berdasarkan apa yang telah dipelajari siswa. Artinya hal ini mencakup
keterampilan intelektual yang merupakan salah satu tugas dari kegiatan pendidikan,
yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
B. Hakikat IPS di SD
1. IPS memberikan tempat bagi siswa untuk belajar dan mempraktekan demokrasi.
Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990),
merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu, Martoella (1987) mengatakan bahwa pembelajaran
Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” dari pada “transfer konsep”, karena
dalam pembelajaran pendidikan IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap
sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya
berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus
diformulasikannya pada aspek kependidikannya.
13
Menurut saya pelajaran IPS penting bagi siswa SD karena siswa usia SD merupakan calon dari
masyarakat. Sehingga mereka memperlukan bekal untuk bersosialisasi di dalam kehidupan
bermasyarakat. Karena adanya bekal untuk berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan
merupakan sesuatu yang penting.
Tetapi dalam hal ini Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD juga harus
memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11
tahun menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya
pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan
menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan
adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Padahal
bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti waktu,
perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi,
kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak
yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD.
IPS dianggap perlu diberikan kepada anak SD karena IPS merupakan Ilmu yang
didalamnya mempelajari tentang cara untuk melakukan interaksi sosial. pengetahuan untuk
berinteraksi perlu dibekalkan kepada siswa agar nantinya bisa berbaur di dalam masyarakat. Tetapi
kenyataan bahwa seringnya guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPS terkesan
monoton dan pengetahuan hanya terpusat pada guru semata maka tidak mengherankan apabila
banyak siswa SD merasa bosan terhadap penyampaian materi IPS.
Hal seperti ini tidak seharusnya terjadi mengingat pelajaran IPS yang menekankan pada ilmu
tentang social. Guru dalam hal ini sebagai pengatuyr jalannya pelajaran seharusnya
menjadikannya pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran PAIKEM mutlak diperlukan
agar pembelajaran lebih bermakna serta melekat pada diri siswa
Pada langkah ini guru diharapkan dapat menyampaikan kompetensi dasar mata
pelajaran yang disampaikan sehingga siswa dapat mengukur sejauh mana materi
yang harus dikuasai. Disamping itu, guru juga harus menyampaikan indikator-
indikator ketercapaian kompetensi dasar sehingga sampai di mana indikatornya
dapat dicapai oleh peserta didik.
Penyajian materi sebagai pengantar adalah sesuatu yang penting. Dari sini guru
memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses
pembelajaran dapat dimulai dari sini. Hal ini karena guru dapat memberikan
motivasi yang menarik perhatian siswa yang belum siap. Dengan motivasi dan
teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar
lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
15
pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan oleh guru atau
temannya.
d. Guru menunjuk/ memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis
Pada langkah ini guru harus mampu memberikan motivasi. Ini karena
menunjukkan secara langsung kadang kurang efektif dan membuat siswa merasa
dihukum. Sebagai cara alternatifnya, salah satunya adalah dengan undian sehingga
siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.Gambar-
gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau
dimodifikasi.
e. Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar tersebut
Setelah itu ajaklah siswa untuk menyantumkan rumus, tinggi, jalan cerita, atau
tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Usahakan diskusi berlangsung
dengan tertib dan terkendali. Jadi guru harus mampu mengendalikan situasi yang
terjadi sebagai moderator utamanya.
f. Dari alasan/ urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/ materi
sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
g. Kesimpulan/ Rangkuman
16
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Picture and Picture
Model pembelajaran Picture and Picture tentu saja mempunyai kelebihan dan
kekurangan dalam pelaksanaannya pada proses pembelajaran. Kelebihan model Picture
and Picture menurut Shoimin (2014: 125) dalam Nugraheni Ardina Maya antara lain:
a Memudahkan siswa untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh guru ketika
menyampaikan materi pembelajaran.
b Siswa cepat tanggap atas materi yang disampaikan karena diiringi dengan gambar-
gambar.
c Siswa dapat membaca satu persatu sesuai dengan petunjuk yang ada pada gamabar-
gambar yang diberikan.
d Siswa lebih berkonsentrasi dan merasa asik karena tugas yang diberikan oleh guru
berkaitan dengan permainan mereka sehari-hari, yakni bermain gambar.
e Adanya saling kompetensi terkelompok dalam penyusunan gambar yang telah
dipersiapkan oleh guru. Sehingga suasana kelas terasa hidup.
f Siswa lebih kuat mengingat konsep-konsep atau bacaan yang ada pada gambar.
g Menarik bagi siswa dikarenakan melalui audio visual dalam bentuk gambar- gambar.
Untuk mengatasi kelemahan saat proses pembelajaran dengan model Picture and
Picture guru sebisa mungkin untuk mengkondisikan siswa pada saat kegiatan
pembelajaran dan dalam mengatasi banyaknya siswa yang pasif guru dapat mengajukan
pertanyaan lisan bagi siswa yang belum ditunjuk maju ke depan kelas.
17
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai.
Penelitian tindakan kelas akan dilakukan dengan 2 siklus yakni siklus I dan siklus
II diantaranya.
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
18
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang akan dilakukan adalah merencanakan tindakan
yaitu penyusunan sekenarioi pelajaran IPS pada pokok Kenampakan Alam dengan
menerapkan pembelajaan kontekstual. Perencanaan yang akan dilakukan yaitu :
19
b. Ada instrument penelitian, berupa soal-soal yang akan diberikan pada siswa
berdasarkan kompetensi dasar yang dipelajari
c. Ada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
20
observasi yang telah disiapkan. Observasi dilaksanakan selama proses
pembelajaran berlangsung, yang berkenaan dengan aktivitas belajar.
4. Refleksi
Siklus II
1. Perencanaan
d. Ada instrument penelitian, berupa soal-soal yang akan diberikan pada siswa
berdasarkan kompetensi dasar yang dipelajari
e. Mempersiapkan skenario pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran
Picture and Picture.
2. Pelaksanaan
21
a. Memberikan soal berupa tes kepada peserta didik
3. Pengamatan
4. Refleksi
Refleksi dilakukan pada siklus II, untuk melihat hasil perkembangan dan
melihat kesimpulan mengenai kekurangan dan kelebihan proses belajar siswa, dan
yang lebih penting adalah merenungkan alasan melakukan suatu tindakan.
Dengan rumus:
𝑇
Ketuntasan Belajar = x 100% Trianto (2011:241)
𝑇𝑡
22
Keterangan : T = Jumlah Skor yang diperoleh
Tt= Jumlah skor total
Kriteria :
∑𝑋
X̅ =
∑𝑁
23
Keterangan :
Kriteria :
60 - 79 % ketuntasan tinggi
40 - 59 % Ketuntasan sedang
20 - 39 % Ketuntasan rendah
24
Untuk menganalisis data hasil pelaksanaan penerapan model
pembelajaran Picture and picture pada pokok bahasan
Kenampakan alam di SD Negeri 173321 Lobutolong Kecamatan
Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan.
Keterangan :
Nilai Kriteria
80-89% Baik
70-79% Cukup
<70 Kurang
25