Anda di halaman 1dari 5

BB03–RK17a-RII.

1
10-Jul-17

URAIAN TUGAS TUTORIAL TATAP MUKA II

1 Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4104/Perspektif Pendidikan SD


2 Nama Tutor : Ni Kade Bintarini,S.Pd.SD, M.Pd.
3 Masa Tutorial : 2021.2
4 Nomor Soal Tugas : Tugas Tutorial 2
5 Skor Maksimal : 100

6 Kompetensi Khusus: 1. Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan belajar yang


biasa dilakukan siswa SD !
2. Menjelaskan prinsip bimbingan di SD !

8 Uraian Tugas
1. Karakteristik belajar siswa di SD dapat dilihat dari bentuk-bentuk kegiatan belajar yang
biasa dilakukan oleh siswa SD. Jelaskan dengan singkat berbagai bentuk kegiatan belajar
tersebut !
2. Jelaskanlah prinsip bimbingan di SD dan sebutkanlah prinsip-prinsip bimbingan tersebut !

JAWAB
1. Bentuk – Bentuk Kegiatan Belajar Yang Biasa Dilakukan Siswa Sekolah Dasar
a) Belajar Menemukan
Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk – bentuk kegiatan belajar yang
biasa dilakukan oleh siswa di SD tempat mereka belajar sehari – hari. Bentuk – bentuk
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk belajar menemukan, menyimak, meniru, menghafal,
merangkai, mengamalkan, menganalisis, merespon, mengorganisasikan, mengambil
keputusan, berlatih, menghayati, dan mengamati. Kegiatan pengembangan masing-
masing kemampuan belajar pada siswa SD dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai
dengan karakteristik siswa dan kreatifitas guru, sehingga dengan demikian diharapkan
kemampuan belajar siswa SD dapat berkembang secara maksimal.
b) Belajar Menyimak
Pada kegiatan belajar menyimak, biasanya dilakukan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia melalui permainan katan dan pertanyaan. Sedangkan untuk mengembangkan
kemampuan belajar meniru, guru dapan menggunakan kegiatan bermain peran mengenai
pekerjaan / profesi yang ada di sekitar siswa.
Contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan oleh guru untuk belajar menyimak siswa
adalah sebagai berikut:
1) Bermain dengan kata, dengan cara mengajak siswa bermain dengan bahasa,
seperti bercerita, membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan
karena dapat membantu siswa mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal – hal
lainnya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.
2) Bermain dengan pertanyaan, misalnya, guru memancing keingintahuan dengan
berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan ,
hingga didapatkan hasil yang paling akhir atau kesimpulan.
3) Bermain dengan gambar, misalnya membuar gambar, merancang, dan melihat
gambar, slide, video, atau film.
4) Bermain dengan musik, misalnya menggali informasi, melalui syair atau kata –
kata yang terdapat pada lagu tersebut.
c) Belajar Meniru
Anak-anak merupakan pribadi yang sangat suka meniru (modelling) dari lingkungan
sekitarnya. Guru dan orang tua merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak.
Anak akan banyak sekali belajar melalui melihat, mengamati, menginternalisasi, hingga
meniru dalam bentuk perilaku, bahkan hingga perilaku hasil meniru itu menetap sebagai
suatu kebiasaan dan kegemaran. Oleh karena itu, sebagai guru hendaknya selalu
memberi contoh yang baik karena budaya meniru siswa tersebut. Siswa akan berperilaku
sesuai dengan apa yang biasa dilihatnya. Contohnya siswa bermain peran sabagai polisi
lalu lintas, dokter, guru, ibu rumah tangga sesuai dengan apa yang biasanya mereka lihat
sehari-hari.
d) Belajar Menghafal
Pada pengembangan kemampuan mengahafal, hendaknya siswa diberi bekal
pengetahuan dan berpikir logis serta sistematis, sehingga siswa tidak hanya berada pada
tingkatan ingatan dan pemahaman saja. Kecenderungan siswa belajar dengan metode
menghafal ini disebabkan oleh budaya yang terjadi di sekolah yang pada umumnya
didominasi oleh komunikasi satu arah, yaitu guru ke siswa dan kurang merangsang rasa
ingin tahu, prakarsa maupun individualisasi.
e) Belajar Merangkai
Untuk meningkatkan kemampuan merangkai , guru dapat menggunakan permainan
aneka jenis binatang dengan karakteristiknya. Sedangkan untuk mengembangkan
kemampuan mengamalkan, biasanya diterapkan pada mata pelajaran PPKn dan Agama
karena pada mata pelajaran tersebut siswa diajarkan tentang nilai – nilai moral dan
pengalamannya dalam kehidupan sehari – hari.
f) Belajar Mengamalkan
Kegiatan belajar mengamalkan biasanya erat kaitannya dengan mata pelajaran PPKn dan
Agama, karena pada mata pelajaran tersebut anak diajarkan tentang nilai – nilai moral
dan perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka bersosialisasi di masyarakat.
g) Belajar Menganalisis
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan belajar
menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan teka –teki atau
tebak – tebakan, sehingga anak terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan
informasi yang tersedia dan mencari jawabannya. Manfaat dari permainan teka – teki ini
adalah:
1) Mengasah daya ingat
2) Belahar klarifikasi
3) Mengembangkan kemampuan analisis
4) Menghibur
h) Belajar Merespon
Respon merupakan tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai reaksi dari suatu
tetentu. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan merespon bagi siswa
SD adalah dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan seputar peristiwa yang terjadi di
sekitarnya. Misalnya bagaimana respon/tanggapan yang diberikan siswa apabila
temannya sedang ditimpa musibah banjir, gempa bumi, atau tanah longsor.
i) Belajar Mengorganisasikan
Belajar mengorganisasikan disini sesuai dengan teori belajar humanistik yang
dikemukakan Carl Rogers. Menurut Rogers yang penting dalam proses pembelajaran
adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1) Manusia memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar
2) Siswa akan mempelajari hal – hal yang bermakna bagi dirinya
3) Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide
baru sebagai bagian yang bermakna bagi siwa. Belajar yang bermakna dalam
masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
j) Belajar Mengambil Keputusan
Pengembangan kemampuan untuk mengambil keputusan dapat dilakukan dengan
metode problem solving atau pemecahan masalah. Sementara untuk mengembangkan
kemampuan berlatih, guru dapat menggunakan metode bermain peran dengan cara
mengajak siswa untuk praktik jual beli di warung sekolah.
k) Berlatih
Untuk membiasakan anak berlatih melakukan kegiatan sehari –hari, guru dapat
mengadakan kegiatan bermain peran, misalnya melakukan transaksi jual beli, seperti
yang diterapkan di sekolah alam Ar-Ridho dalam pembelajaran matematika.
l) Belajar Menghayati
Kegiatan belajar menghayati biasanya dilakukan pada saat mengajarkan mata pelajaran
kesenian. Pada mata pelajaran ini, siswa diajarkan bagaimana menghayati suatu peran
(drama) dan menghayati sebuah lagu, sehingga dengan melakukan penghayatan tersebut,
siswa dapat memahami karakter atau sifat dari tokoh yang diperankan atau makna yang
terkandung dari sebuah lagu.
m) Belajar Mengamati
Untuk membelajarkan anak tentang kemampuan mengamati, contoh kegiatan yang dapat
dilakukan adalah mengajak anak untuk mengenal ekosistem perairan laut yang memilki
keanekaragaman hayati tinggi, yang menjadi sumber pangan, mineral, penghasilan, dan
bibit budi daya serta berfungsi menyerap karbon dari udara.
n) Ruang Lingkup Motivasi
Pengertian motivasi sebagai perubahan energi yang ditandai dengan munculnya rasa tapi
diawali dahulu dengan adanya tanggapan terhadap tujuan oleh Mc. Donald mengandung
3 aspek penting, yaitu:
1) Motivasi adalah hal yang mengawali kegiatan perubahan energi pada seseorang,
sehingga yang terlihat adalah yang menyangkut kegiatan fisik.
2) Kemunculan motivasi ditandai dengan adanya rasa.
3) Motivasi sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Sedangkan
tujuan sendiri menyangkut soal kebutuhan.
Teori tentang motivasi lahir dan dan berkembang dengan tingkatan – tingkatannya.
Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu terkait dengan masalah
kebutuhan (Teori Abraham Maslow), yaitu:
a. Kebutuhan fisiologis seperti haus, lapar, kebutuhan untuk istirahat.
b. Kebutuhan akan keamanan, bebas dari rasa cemas, dan khawatir.
c. Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dalam suatu kelompok
masyarakat.
d. Kebutuhan akan penghargaan seperti dihargai karena kemampuan, kebutuhan
untuk diakui kenaikan status atau pangkat pada diri seseorang.
e. Kebutuhan untuk mewujudkamn diri sendiri, yakni mengembangkan bakat
dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, dan
pembentukan pribadi. (Purwanto, 1990).
Begitu pula dengan kegiatan belajar, sangat membutuhkan motivasi agar kegiatan
belajar pada diri siwa dapat bermanfaat dan berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut,
ada beberapa fungsi motivasi yaitu sebagai berikut:
a. Motivasi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan
b. Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya
c. Motivasi dapat menjadi alat untuk menyeleksi perbuatan
d. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk usaha mencapai prestasi.
Berkaitan dengan jenis motivasi, ada beberapa sudut pandang yang membagi motivasi
menjadi beberapa macam. Namun, disini kita hanya akan mengkaji motivasi intrinsik
dan ekstrinsik saja.
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif – motif yang menjadi aktif atau berfungsi yang
tidak memerlukan rangsangan dari luar diri seseorang, karena biasanya dalam
diri seseorang tersebut sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang didalam aktifitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktifitas belajar.
Anda sebagai guru perlu secara berhati –hati memilih motivasi yang tepat bagi kegiatan
belajar siswa, karena dapat saja pemberian motivasi yang tidak tepat dapat
mempengaruhi perkembangan belajar ke arah negatif. Dibawah ini akan diuraikan
beberapa bentuk dan cara yang dapat menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di
sekolah.
1) Memberi nilai
2) Hadiah
3) Saingan/Kompetensi
4) Ego involvement
5) Memberi ulangan
6) Mengetahui hasil
7) Pujian
8) Hukuman
9) Hasrat untuk belajar
10) Minat
11) Tujuan yang diakui
Gaya belajar siswa perlu dipahami agar Anda dapat menentukan variasi cara dalam
memotivasi belajar siswa dikelas. Berikut ini 3 kelompok siswa yang mempunyai gaya
belajar sendiri – sendiri: 1.
1) Siswa yang berorientasi pada visual Pada umunya siswa yang bergaya belajar
visual, memiliki beberapa kekhasan seperti mereka memiliki kebutuhan yang
kuat untuk melihat sesuatu secara visual agar mereka dapat memahami informasi
yang mereka lihat tersebut. Selain itu, ciri khas berikutnya adalah mereka
biasanya memiliki kepekaan terhadap warna, dan memiliki pemahaman terhadap
suatu hal yang artistik.
2) Siswa yang berorientasi pada suara Para siswa yang kuat dalam hal
pendengarannya, akan dapat memahami dan mengingat suatu informasi dengan
baik apabila guru menyampaikan sesuatu secara lisan atau berceramah. Masalah
yang sering dialami siswa tipe ini adalah sulit menyerap informasi dalam bentuk
tulisan dan otomatis memiliki kesulitan dalam menulis atau membaca.
3) Siswa yang berorientasi pada benda yang dimanipulasi Karakter siswa yang
mempunyai gaya belajar seperti ini adalah mereka selalu menempatkan tangan
sebagai alat penerima informasi utama agar mereka selalu dapat mengingat
informasi tersebut.
o) Serba-Serbi Memotivasi Siswa SD Cara lain yang dapat Anda pelajari dan tiru agar
memotivasi belajar siswa dapat meningkat adalah melalui bebrapa cara yang
dikemukakan berikut ini. Dalam tulisannya, Agus Sampurno menceritakan 7 kebiasaan
guru yang efektif untuk memotivasi siswanya agar lebih bersemangat dalam belajar:
1. Konsistensi
2. Perlakukan siswa sebagai individual
3. Jadikan lingkungan fisik kelas anfa sedapat mungkin bernuansa belajar
4. Lakukan penilaian terhadap siswa sesering mungkin tapi dengan alasan yang kuat
5. Dapatkan umpan balik dari cara anda mengajar dan bekerja
6. Libatkan diri anda dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun informal
7. Membuka diri terhadap kebutuhan siswa.

2. Menurut Ilmuan Tiedeman, Dinkmeyer dan Dreikurs dalam Stone (1983), bahwa bimbingan
di sekolah dasar perlu di arahkan pada pengembangan kognitif dan efektif sekaligus. Konsep
mereka itu diarahkan pada pengembangan kekuatan ego, bukan hanya pada upaya
memperbaiki tingkah laku yang salah saja.
Program bimbingan didasarkan atas prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut:
a. Bimbingan untuk semua. Setiap siswa memiliki hak untuk mendapatkan layanan
bimbingan dari gurunya; fokus bimbingan bukan kepada siswa tertentu melainkan
pada siswa yang normal bahkan yang brillian sekalipun.
b. Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua guru kelas. Jika ada konselor maka
tugasnya adalah memberikan layanan konseling dan konsultasi kepada siswa, guru,
dan orang tua siswa. Bimbingan diberikan kepada siswa secara langsung dan tidak
langsung.
c. Bimbingan diarahkan untuk membantu siswa mengetahui, memahami, menerima
dirinya sendiri baik secara kognitif maupun secara efektif. Maksudnya bahwa
bimbingan diarahkan untuk mengembangkan kompetensi pribadi yang kuat, dan
untuk berhubungan secara efektif dengan kegiatan dan tugas hidup sosialnya.
Tekanan program bimbingan bukan pada aspek remediasi (penyembuhan siswa yang
bermasalah) melainkan pada pengembangan aspek-aspek positif yang dimiliki oleh
tiap siswa.
d. Bimbingan dapat diberikan secara informal dan insidental namun alangkah lebih
baiknya jika dilaksanakan secara terencana dan terprogram. Program bimbingan
memberikan pengalaman yang runtut dan berkelanjutan untuk membantu siswa
mencapai tugas perkembangan baik secara intelektual maupun aspek emosional.
Kurikulum memberikan pengalaman kepada siswa yang memungkinkan para guru
dapat mengintegrasikan prosedur bimbingan dengan materi pelajaran. Fungsi
bimbingan dari guru atau konselor adalah membantu siswa untuk mencapai
kurikulum secara sukses. Oleh karena itu, para guru membutuhkan keterampilan-
keterampilan bimbingan untuk membuat kurikulum menjadi pengalaman yang
bermakna bagi setiap siswa.
e. Bimbingan disekolah dasar menempatkan tekanan pada pencapaian tujuan dan
kebermakanaan pengalaman belajar. Tujuan yang ditetapkan oleh guru dan yang
diharapkan oleh siswa harus sesuai. Perencanaan guru dan penilaian siswa adalah
prosedur dasar untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
f. Bimbingan difokuskan pada aset. Artinya upaya guru dalam membantu siswa harus
bertitik tolak dari potensi siswa, dan melakukan apa yang terbaik untuk siswa.
Tindakan guru merupakan proses-proses yang membuat siswa melakukan sesuatu
sesuai dengan kekuatan potensi yang dimilikinya.
g. Bimbingan mengakui bahwa siswa tengah mengalami proses menjadi yang berarti
guru harus lebih banyak melihat anak dari sisi positif daripada sisi negatifnya.
h. Program bimbingan akan dapat terlaksana sangat efektif jika diupayakan melalui
kerja sama yang baik antar guru, siswa, orang tua siswa, tenaga administratif dan
sumber-sumber daya yang ada di masyarakat sekitar.

Anda mungkin juga menyukai