INDONESIA DI SD MODUL 5
&6
KELOMPOK 3 :
ANIN NAIM (858692879)
NUR FARIDA AMALIA (868696339)
UMIYA KALSHUM (858694113)
DIAN WILUJENG Y. (858692901)
AYU RIZKI YANI (858697742)
MODUL 6
MODUL 5 KB 1
KB 1 KB 2
KB 2 KB 3
MODUL 5
TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI
Kegiatan Belajar 1
Aspek –aspek Pembelajaran Bahasa
a. Mendengarkan
Standar Kompetensi : Mampu mendengarkan dan memahami wacana lisan
melalui menjelaskan isi petunjuk, mendengarkan pengalaman teman, dan
mendengarkan pengumuman serta pembacaan pantun.
b. Berbicara
SK : Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan
secara lisan melalui kemampuan bertanya/ menyapa, menceritakan
kegiatan sehari-hari, melakukan percakapan, menceritakan pengalaman,
melaporkan, dan mendeskripsikan sesuatu serta mendeklamasikan pantun,
menceritakan kembali cerita, dan bermain peran.
c. Membaca
SK : Mampu membaca dan memahami ragam teks nonsastra dengan
berbagai cara membaca melalui membaca memindai, membaca sekilas,
membaca intensif dan membacakan teks untuk orang lain serta membaca
cerita rakyat dan pantun
d. Menulis
SK : Mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan
perasaan dalam berbagai ragam tulisan melalui melengkapi percakapan,
menulis deskripsi, mengisi formulir sederhana, melanjutkan cerita narasi,
menulis surat, menyusun paragraf, dan menulis pengumuman serta menulis
cerita rekaan dan melanjutkan pantun.
KELAS 5
a. Mendengarkan
SK : Mampu mendengarkan dan memahami ragam wacana lisan melalui
mendengarkan pengumuman, mendengarkan penjelasan dan nara sumber,
dan mendengarkan pesan lewat tatap muka atau telepon serta
mendengarkan cerita pendek dan cerita rakyat
b. Berbicara
SK : Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan
secara lisan melalui menanggapi suatu persoalan atau peristiwa yang
terjadi di sekitar, berwawancara dan melaporkan hasil wawancara,
mendeskripsikan benda atau alat dan menyampaikan dialog atau
percakapan serta memerankan drama pendek
c. Membaca
SK : Mampu memahami ragam teks bacaan dengan berbagai cara
membaca untuk mendapatkan informasi tertentu melalui membacakan
tata tertib/ pengumuman, membaca cepat, membaca intensif dan
ekstensif, membaca sekilas dan membaca memindai teks-teks khusus
serta membacakan puisi
d. Menulis
SK : Mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan
perasaan dalam berbagai tulisan melalui menyusun karangan, menulis
surat pribadi, meringkas buku bacaan, membuat poster, dan menulis
catatat dalam buku harian serta menulis prosa sederhana dan puisi
KELAS 6
a. Mendengarkan
SK : Mampu mendengarkan dan memahami ragam wacana lisan melalui
menengarkan dan meringkas cerita dan mendengarkan dan mendiskusikan
isi undang undang serta mendengarkan pembacaan salah satu ayat dalam
suatu undang-undang dan cerita rakyat.
b. Berbicara
SK : Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan
secara lisan melalui menceritakan hasil pengamatan, menyampaikan
pesan/informasi, membahas isi buku, mengkritik sesuatu, memuji sesuatu,
berpidato, dan berdiskusi serta memerankan drama anak.
c. Membaca
SK : Mampu memahami ragam/teks bacaan dengan berbagai cara/teknik
membaca melalui membacakan teks untuk orang lain, membaca intensif
berbagai teks serta mmbaca novel anak, cerita rakyat, dan cerita lama
yang masih popular.
d. Menulis
SK : Mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan
perasaan ke dalam berbagai ragam tulisan melalui mengisi formulir
sederhana menyusun naskah sambutan/pidato, menulis iklan sederhana,
menyusun ringkasan, menyusun rangkuman, dan menulis surat resmi serta
memparafrasekan puisi dan menyusun percakapan.
B. PERPADUAN ASPEK KETERAMPILAN BAHASA DENGAN ASPEK SASTRA DI KELAS
TINGGI
2. Pada kelas 5 aspek sastra terdapat pada materi pokok teks cerita rakyat, drama
anak, puisi karya anak.
3. Pada kelas 6 aspek sastra terdapat pada materi pokok cerita anak, drama anak,
novel anak dan puisi anak.
KEGIATAN BELAJAR 2
Menurut W.F. Mackey (dalam Hanafi, 1981) prinsip-prinsip penyususnan buku teks
adalah:
2. Gradasi Bahan Pelajaran yakni mempersoalkan tataan yang dipandang paling baik
untuk menyajikan bahan pelajaran yang telah dipilih atau diseleksi.Dalam
Gradasi: Dikelompokan berdasarkan sistem ( pengelompokan fonetis, leksikal) dan
berdasarkan bunyi-bunyi bahasa menjadi kata, kata menjadi frase, frase
menjadi kalimat, kalimat menjadi konteks.
4. Repetisi Bahan Pelajaran, perilaku guru dalam menyajikan bahan pelajaran yang
telah tertata dalam buku pelajaran (telah terseleksi, degradasi, dan
dipresentasikan) yang berhubungan dengan pembinaan keterampilan kepada
peserta didik dalam hal menyimak, berbicara, menulis atau mengarang.
Menurut Tarigan (1986) ada dua patokan dalam penyusunan buku teks adalah
Patokan Umum (belaku untuk setiap buku) bersumber dari kurikulum. Patokan Khusus
(berlaku untuk buku teks tertentu) bersumber dari karakteristik setiap mata pelajaran.
Patokan Umum ini harus dilengkapi, diisi dengan kekhususan setiap mata pelajaran
meliputi:
Pendekatan Keterampilan proses meliputi: mengamati, menginterpretasikan,
mengaplikasikan honsep, meramalkan, merencanakan dan melaksanakan penelitian dan
mengomunikasikan hasil penelitian.
Tujuan yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotorc. Bahan Pengajarand. Program yang
meliputi kelas, semester/cawu, jam pelajaran. Methode. Sarana dan sumber.
Penelitian Bahasa Menurut Imam Machfuds dan Solchan (1995) dalam menyusun naskah
buku pelajaran harus memperhatikan:
Ketentuan Umum:
◦ Pertama, naskah yang ditulis hendaknya mempunyai bagian yang lengkap: Bagian awal
naskah (halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar
lampiran. Bagian isi naskah Bagian akhir naskah (daftar pustaka dan jika ada lampiran,
indeks)
◦ Kedua, naskah yang ditulis harus asli dan belum pernah diterbitkan artinya uraian dan
susunan kalimat dalam menyajikan naskah merupakan hasil formulasi penulis sendiri.
Ketentuan Khusus:
◦ keamanan nasional
◦ isi buku teks
◦ cara penyajian
◦ penggunaan bahasa
◦ ilustrasi
Persyaratan yang berhubungan dengan keadaan nasional isi buku teks tidak boleh
bertentangan atau menyimpang dari Pancasila, UUD 1945, dan GBHN dalam cara
penyajian, bahasanya, dan ilustrasinya.
1. Persyaratan yang berhubungan dengan isi buku teks:
memuat sekurang-kurangnya bahan pelajaran minimal yang harus dikuasai siswa sesuai
dengan jenjang pendidikan yang diikuti
relevan dengantujuan pendidikan
menghormati kerukunan hidup umat beragama dan antarumat beragama
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
benar ditinjau dari segi ilmu pengetahuan
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sesuai jenjang pendidikan yang menjadi sasaran penulisan buku sesuai teks.
2. Persyaratan yang berkaitan dengan cara penyajian:
urutan uraian yang teratur
penahapan dalam penyajian, dimulai dari yang sederhana ke yang kompleks atau dari
yang mudah ke yang sulit
menarik minat dan perhatian siswa
menantang dan merangsang siswa untuk terus mempelajarai buku teks tersebut
pengorganisasian bahan pelajaran yang sistematik dan mangacu kepada berbagai
aspek kemampuan siswa (kognitif, afektif, psikomotor)
3. Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa yaitu:
menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan baku.
menggunakan kalimat yang sesuai tingkat kematangan dan perkembangan
siswa
menggunakan istilah, kosakata, dan simbol-simbol yang mempermudah
pemahaman isi buku teks.
menggunakan transliterasi yang telah dibakukan.
Buku teks resmi yang wajib digunakan dalam mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD
Kelas Tinggi adalah yang dikeluarkan oleh Diknas yaitu Lancar Berbahasa Indonesia 2
untuk Sekolah Dasar Kelas 4 oleh Dendy Sugono. Tugas guru sebelum pembelajaran
dilaksanakan harus menetapkan terlebih dahulu kompetensi siswa yang mana yang akan
dikembangkan, misalnya kompetensi dasar yang akan dikembangkan berhubungan dengan
aspek membaca untuk siswa kelas 4 maka guru harus mencari dalam kurikulum 2004
Standar Kompetensi untuk aspek membaca siswa kelas 4. Misalnya Membaca: Standar
Kompetensi: mampu membaca dan memahami ragam teks nonsastra dengan berbagai cara
membaca melalui membaca memindai, membaca sekilas, membaca intensif, dan
membacakan teks untuk orang lain, serta membaca cerita rakyat dan pantun.
MODUL 6
Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan (MMP)
Kegiatan Pembelajaran 1
◦ Pada awal-awal persekolahan murid-murid kelas I SD, sajian pembelajaran yang utama
untuk mereka adalah membaca dan menulis. Pembelajaran untuk kedua jenis keterampilan
ini dikemas dalam satu paket yang biasa disebut paket MMP, paket membaca dan menulis
permulaan. Melalui paket ini, untuk pertama kalinya para murid baru diperkenalkan dengan
lambang-lambang tulis yang biasa digunakan untuk berkomunikasi. Sasaran utamanya
adalah para murid kelas I SD memiliki kemampuan membaca dan kemapuan menulis pada
tingkat dasar. Kemampuan dasar dimaksud akan menjadi landasan bagi keterampilan-
keterampilan lain, baik dalam kehidupan akademik di sekolah, maupun dalam kehidupan
bermasyarakat.
A. PENGERTIAN MMP(Membaca Menulis Permulaan)
MMP merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan
menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah.
Mengapa disebut permulaan, dan apa sasarannya? Peralihan dari masa bermain di TK (bagi
anak-anak yang mengalaminya) atau dari lingkungan rumah (bagi anak yang tidak menjalani
masa di TK) ke dunia sekolah merupakan hal baru bagi anak.
Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju pemilikan kemampuan
membaca tingkat lanjut, yakni melek wacana. Yang dimaksud dengan melek wacana adalah
kemampuan membaca yang sesungguhnya, yakni kemampuan mengubah lambang-lambang tulis
menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai pemahaman akan lambanglambang tersebut.
Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan.
Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan
yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan kemampuan
melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah
struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna. Selanjutnya, dengan kemampuan dasar ini,
secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran,
perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambang -lambang tulis yang sudah dikuasainya.
Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya.
B.TUJUAN PEMBELAJARAN MMP
Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan kurikulum terkini yang
digunakan di sekolah-sekolah sebagai pengganti atas kurikulum sebelumnya, yakni Kurikulum1994.
Penyempurnaan kurikulum ini mengacu pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah terkait yang mengamanatkan adanya standar
nasional pendidikan.
Standarstandar Sistem Pendidikan Nasional adalah:
1. standar isi
2. Proses
3. dan kompetensi lulusan serta penetapan kerangka dasar dan standar kurikulum oleh
pemerintah .
Dr. Tr. Indra Jati Sidi (Dirjen pendidikan Dasar dan Menengah) menjelaskan bahwa dalam kata
pengantar untuk Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bahwa upaya
penyempurnaan kurikulum dimaksudkan untuk mewujudkan 7 peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya.
Dimensi-dimensi dimaksud meliputi aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan,
kesehatan, seni, dan budaya.
Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup
yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta
menyesuaiakan diri, dan berhasil dalam kehidupan.
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia hendaknya memadai dan efektif sebagai alat
berkomunikasi, berinteraksi sosial, media pengembangan ilmu, dan alat pemersatu bangsa. Daerah atau
sekolah-sekolah diberi kesempatan untuk menjabarkan standar kompetensi itu sesuai dengan kebutuhan
dan keadaan masing-masing secara kontekstual.
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya aspek membaca,
untuk SD dan MI adalah sebagai berikut: “membaca huruf, suku kata, kata,
kalimat, paraagraf, berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib,
pengumuman, kamus, ensiklopedia, serta mengapresiasi dan berekspresi sastra
melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita
rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak.
Kompetensi membaca juga diarahkan menumbuhkan budaya baca.
Untuk keterampilan menulis di kelas1 (kelas rendah), Kurikulum 2004 menetapkan
standar kompetensi sebagai berikut: siswa mampu menulis beberapa kalimat yang
dibuat sendiri dengan huruf lepas dan huruf sambung, menulis kalimat yang
diiktekan guru, dan menulis rapi menggunakan huruf sambung. Standar kompetensi
ini diturunkan ke dalam tujuh buah kompetensi dasar, yakni: membiasakan sikap
menulis yang benar (memegang dan menggunakan alat tulis), menjiplak dan
menebalkan meyalin, menulis permulaan, menulis beberapa kalimat dengan huruf
sambung, menulis kalimat yang didiktekan guru, menulis dengan huruf sambung .
Kegiatan Belajar 2
Strategi Pembelajaran MMP
Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dalam kegiatan belajar
mengajar. Dalam proses pembelajaran yang dimaksud , guru akan memperhatikan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaranBerdasarkan cara pelaksanaannya, alat penilaian teknik tes
dapat dilakukan secara tertulis, lisan, dan perbuatan, yang dimaksud dengan tes memiliki arti
serangkaian pertanyaan yang harus dijawab, ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan
peserta tes. Dalam pembelajaran MMP, teknik tes dapat dilakukan untuk mengetahui dan
menilai sejauh mana kemampuan dan penguasaan siswa dalam hal kemelekan huruf (kemampuan
membaca tingkat dasar) dan kemampuan menulis secara teknis.
1.Tes Tertulis
Merupakan alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan dalam bentuk tertulis.
Pengerjaannya siswa dapat berupa jawaban atas pertanyaan atau tanggapan, baik atas pernyataan
maupun tugas yang diberikan atau diperintahkan.
2.Tes Lisan
Merupakan alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan dalam bentuk lisan.
Dalam cara inipun, pengerjaannya oleh siswa dapat berupa jawaban atas pernyataan atau
tanggapan atas pernyataan.
3.Tes Perbuatan
Merupakan alat penilaian yang penugasannya dapat disampaikan secara tertulis atau lisan dan
pengerjaannya oleh siswa dilakukan dalam bentuk penampilan atau perbuatan.
Teknik nontes merupakan alat penilaian meripakan alat penilaian yang dilakukan untuk memperoleh
gambaran mengenai karakteristik minat,sikap, dan kepribadian.
B. PENILAIAN HASIL
Penilaian hasil dimaksudkan untuk menilai pencapaian hasil belajar siswa, alat yang digunakan
berupa tes dan non tes. Untuk menilai pencappaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran
MMP di kelas rendah di maksudkan untuk menilai kemampuan siswa dalam
hal kemelekhurufan yang dicapainya. Kemampuan yang dimaksud meliputi pengenalan atas
satuan – satuan lambang bahasa yang berupa huruf, suku kata,kata, dan kaliamat sederhana
1. Membaca nyaring
Siswa diminta untuk melafalkan lambing tertulis baik berupa lambing yang berupa huruf, suku
lata, kata atau kalimat sederhana. Melalui tes ini guru akan dapat menilai kemampua siswa dalam
mengidentifikasi lambing-lambang bunyi, melafalkannya, dan memaknainya.
2. Mengisi wacana rumpang dalam berbagai tataran kebahasaan sesuai dengan pemfokusan
pembelajaran yang diberikan. Teknik isian rumpang untuk membaca permulaan tidak berpatokan
pada teknik isian rumpang sebagaimana halnya untuk membaca tingkat lanjut (membaca
pemahaman) yang aturannya sudah baku, misalnya dengan pelepasan setiap kata kelima, keenam,
atau ketujuh secara konsisten. Misalnya, untuk tes identifikasi lambing bunyi berupa lambing
huruf, penyajian struktur dapat dilakukan dalam bentuk sajian kata dengan menghilangkan bagian-
bagian huruf yang hendak diteskan. Demikian juga dengan perumoangan suku kata atau kata.
3. Menjawab dan mengajukan pertanyaan dari teks tertulis (teks sederhana).
Untuk sekedar mengecek pemahaman siswa terhadap teks-teks sederhana,
guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk menilai
kemampuan siswa dalam memahami lambang-lambang tertulis. Sebaliknya,
siswa juga dapat dirangsang untuk mengajukan pertanyaan sehubungan dengan
teks yang dibacanya.