Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MODUL5

KARAKTERISTIK BELAJAR SISWA


SEKOLAH DASAR

DISUSUN OLEH
Arnold Nainggolan (857057664)
Nilasari Adlis (857057808)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS TERBUKA
T/A 2019/2020
KB 1: Bentuk – Bentuk Kegiatan Belajar Yang Biasa Dilakukan
Siswa Sekolah Dasar
A. Belajar Menemukan
Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk – bentuk kegiatan belajar
yang biasa dilakukan oleh siswa di SD tempat mereka belajar sehari – hari. Bentuk –
bentuk kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk belajar menemukan, menyimak, meniru, menghafal, merangkai,
mengamalkan, menganalisis, merespon, mengorganisasikan, mengambil keputusan,
berlatih, menghayati, dan mengamati.
Kegiatan pengembangan masing – masing kemampuan belajar pada siswa SD dapat
dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan karakteristik siswa dan kreatifitas guru,
sehingga dengan demikian diharapkan kemampuan belajar siswa SD dapat berkembang
secara maksimal.
Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar menemukan, guru dapat
menerapkan metode discovery learning yang dikemukakan oleh Bruner, selain itu dapat
juga menggunakan metode eksperimen ( experimental method ).

B. Belajar Menyimak
Pada kegiatan belajar menyimak, biasanya dilakukan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia melalui permainan katan dan pertanyaan. Sedangkan untuk mengembangkan
kemampuan belajar meniru, guru dapan menggunakan kegiatan bermain peran mengenai
pekerjaan / profesi yang ada di sekitar siswa.
Contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan oleh guru untuk belajar menyimak
siswa adalah sebagai berikut:
1. Bermain dengan kata, dengan cara mengajak siswa bermain dengan bahasa,
seperti bercerita, membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat
menyenangkan karena dapat membantu siswa mengingat nama, tempat,
tanggal, dan hal – hal lainnya dengan cara mendengar kemudian
menyebutkannya. Cara lain adalah dengan melakukan permainan “kuda
bisik”. Melalui permainan ini, siswa dituntut untuk menyimak apa yang
disampaikan oleh temannya untuk kemudian diteruskan kepada teman yang
lain.
2. Bermain dengan pertanyaan, misalnya, guru memancing keingintahuan
dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan
pertanyaan , hingga didapatkan hasil yang paling akhir atau kesimpulan.
3. Bermain dengan gambar, misalnya membuar gambar, merancang, dan
melihat gambar, slide, video, atau film.
4. Bermain dengan musik, misalnya menggali informasi, melalui syair atau
kata – kata yang terdapat pada lagu tersebut
.
C. Belajar Meniru
Anak – anak merupakan pribadi yang sangat suka meniru ( modelling ) dari
lingkungan sekitarnya. Guru dan orang tua merupakan lingkungan yang paling dekat dengan
anak. Anak akan banyak sekali belajar melalui melihat, mengamati, menginternalisasi, hingga
meniru dalam bentuk perilaku, bahkan hingga perilaku hasil meniru itu menetap sebagai
suatu kebiasaan dan kegemaran. Oleh karena itu, sebagai guru hendaknya selalu memberi
contoh yang baik karena budaya meniru siswa tersebut. Siswa akan berperilaku sesuai dengan
apa yang biasa dilihatnya. Contohnya siswa bermain peran sabagai polisi lalu lintas, dokter,
guru, ibu rumah tangga sesuai dengan apa yang biasanya mereka lihat sehari – hari.

D. Belajar Menghafal
Pada pengembangan kemampuan mengahafal, hendaknya siswa diberi bekal
pengetahuan dan berpikir logis serta sistematis, sehingga siswa tidak hanya berada pada
tingkatan ingatan dan pemahaman saja. Kecenderungan siswa belajar dengan metode
menghafal ini disebabkan oleh budaya yang terjadi di sekolah yang pada umumnya
didominasi oleh komunikasi satu arah, yaitu guru ke siswa dan kurang merangsang rasa ingin
tahu, prakarsa maupun individualisasi. Siswa menjadi penerima yang pasif. Walaupun
kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) telah dicanangkan sebagai dasar strategi proses
belajar mengajar, namun dalam praktik di lapangan yang terjadi masih dalam pola siswa
Datang, Duduk, Dengar, Catat dan Hafal (D3CH) dan siswa tidak dibiasakan untuk belajar
secara aktif. Lambat laun siswa menjadi cenderung suka mencari gampangnya saja dalam
belajar. Hal ini akan terpola dalam banyak bentuk kebiasaan belajar, sehingga siswa
kehilangan sense oflearning atau kepekaan untuk belajar. Oleh karena itu, guru sebagai
pendidik harus membenahi metode belajar siswa. Disamping memberi bekal keterampilan
belajar, guru harus berusaha membiasakan siswa menggunakan metode berfikir logis dan
sistematis pada siswa dalam belajarnya.

E. Belajar Merangkai
Untuk meningkatkan kemampuan merangkai , guru dapat menggunakan permainan
aneka jenis binatang dengan karakteristiknya. Sedangkan untuk mengembangkan
kemampuan mengamalkan, biasanya diterapkan pada mata pelajaran PPKn dan Agama
karena pada mata pelajaran tersebut siswa diajarkan tentang nilai – nilai moral dan
pengalamannya dalam kehidupan sehari – hari.

F. Belajar Mengamalkan
Kegiatan belajar mengamalkan biasanya erat kaitannya dengan mata pelajaran PPKn
dan Agama, karena pada mata pelajaran tersebut anak diajarkan tentang nilai – nilai moral
dan perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka bersosialisasi di masyarakat.
Contohnya pada saat mempelajari tentang sikap saling hormat – menghormati antara
penganut agama yang satu dengan yang lain, siswa diajak untuk menanamkan nilai yang
terkandung dari pelajaran tersebut dalam kehidupannya sehari – hari dengan cara
menghormati teman yang sedang berpuasa, memberi selamat hari raya kepada teman yang
sedang merayakan hari besar agamanya, dan lain –lain.

G. Belajar Menganalisis
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan belajar
menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan teka –teki atau tebak –
tebakan, sehingga anak terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan informasi yang
tersedia dan mencari jawabannya.
Manfaat dari permainan teka – teki ini adalah:
1. Mengasah daya ingat
2. Belahar klarifikasi
3. Mengembangkan kemampuan analisis
4. Menghibur

H. Belajar Merespon
Respon merupakan tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai reaksi dari
suatu tetentu. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan merespon bagi siswa
SD adalah dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan seputar peristiwa yang terjadi di
sekitarnya. Misalnya bagaimana respon/tanggapan yang diberikan siswa apabila temannya
sedang ditimpa musibah banjir, gempa bumi, atau tanah longsor.

I. Belajar Mengorganisasikan
Belajar mengorganisasikan disini sesuai dengan teori belajar humanistik yang
dikemukakan Carl Rogers. Menurut Rogers yang penting dalam proses pembelajaran adalah
pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:

1. Manusia memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar


2. Siswa akan mempelajari hal – hal yang bermakna bagi dirinya
3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide
baru sebagai bagian yang bermakna bagi siwa. Belajar yang bermakna dalam
masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

Dalam rangka mengembangkan kemampuan mengorganisasikan, guru dapat


membiasakan siswa berpikir dalam bentuk skema, kemudian mengorganisasikan informasi
atau pengetahuan yang diperolehnya ke dalam pemikirannyamasing – masing.
Pengembangan mengorganisasikan ini sesuai dengan teori humanistik yang dikemukakan
oleh Rogers.

J. Belajar Mengambil
Keputusan Pengembangan kemampuan untuk mengambil keputusan dapat dilakukan
dengan metode problem solving atau pemecahan masalah. Sementara untuk mengembangkan
kemampuan berlatih, guru dapat menggunakan metode bermain peran dengan cara mengajak
siswa untuk praktik jual beli di warung sekolah

K. Berlatih
Untuk membiasakan anak berlatih melakukan kegiatan sehari –hari, guru dapat
mengadakan kegiatan bermain peran, misalnya melakukan transaksi jual beli, seperti yang
diterapkan di sekolah alam Ar-Ridho dalam pembelajaran matematika. Contoh lainnya adalah
seorang guru melakukan praktik mengajar mata pelajaran IPS di SDN Kalisalak II Kebasen
dan SD Gombong V, Kebumen. Salah satub kegiatannya adalah siswa diajak ke warung deket
sekolah, dengan menanyakan berbagai jenis barang, harga beli dan harga jual.

L. Belajar Menghayati
Kegiatan belajar menghayati biasanya dilakukan pada saat mengajarkan mata
pelajaran kesenian. Pada mata pelajaran ini, siswa diajarkan bagaimana menghayati suatu
peran (drama) dan menghayati sebuah lagu, sehingga dengan melakukan penghayatan
tersebut, siswa dapat memahami karakter atau sifat dari tokoh yang diperankan atau makna
yang terkandung dari sebuah lagu.

M. Belajar Mengamati
Untuk membelajarkan anak tentang kemampuan mengamati, contoh kegiatan yang
dapat dilakukan adalah mengajak anak untuk mengenal ekosistem perairan laut yang memilki
keanekaragaman hayati tinggi, yang menjadi sumber pangan, mineral, penghasilan, dan bibit
budi daya serta berfungsi menyerap karbon dari udara. Kegiatan ini diterapkan dengan
metode Edutainment (edukasi dan entertainment) seperti yang dilakukan oleh Gelanggang
Samudra Ancol.
KB II: Motivasi Belajar Siswa
Kata motif merupakan kata dasar motivasi yang diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Pengertian motivasi mengandung 3 hal
penting, yaitu: hal yang mengawali kegiatan perubahan energi seseorang dan nampak sebagai
kegiatan fisik, motivasi ditandai dengan adanya rasa, dan pemahaman terhadap motivasi
sebagai respon dari adanya aksi berupa tujuan yang didasarkan atas kebutuhan.

A. Ruang Lingkup Motivasi


Pengertian motivasi sebagai perubahan energi yang ditandai dengan munculnya rasa
tapi diawali dahulu dengan adanya tanggapan terhadap tujuan oleh Mc. Donald mengandung
3 aspek penting, yaitu:
1. Motivasi adalah hal yang mengawali kegiatan perubahan energi pada seseorang,
sehingga yang terlihat adalah yang menyangkut kegiatan fisik.
2. Kemunculan motivasi ditandai dengan adanya rasa.
3. Motivasi sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Sedangkan
tujuan sendiri menyangkut soal kebutuhan.
Teori tentang motivasi lahir dan dan berkembang dengan tingkatan – tingkatannya.
Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu terkait dengan masalah
kebutuhan (Teori Abraham Maslow), yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis seperti haus, lapar, kebutuhan untuk istirahat.
2. Kebutuhan akan keamanan, bebas dari rasa cemas, dan khawatir.
3. Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dalam suatu kelompok masyarakat.
4. Kebutuhan akan penghargaan seperti dihargai karena kemampuan, kebutuhan
untuk diakui kenaikan status atau pangkat pada diri seseorang.
5. Kebutuhan untuk mewujudkamn diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan
usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, dan pembentukan pribadi.
(Purwanto, 1990)

Begitu pula dengan kegiatan belajar, sangat membutuhkan motivasi agar kegiatan
belajar pada diri siwa dapat bermanfaat dan berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, ada
beberapa fungsi motivasi yaitu sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan
2. Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya
3. Motivasi dapat menjadi alat untuk menyeleksi perbuatan
4. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk usaha mencapai prestasi.
Berkaitan dengan jenis motivasi, ada beberapa sudut pandang yang membagi motivasi
menjadi beberapa macam. Namun, disini kita hanya akan mengkaji motivasi intrinsik dan
ekstrinsik saja.

1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif – motif yang menjadi aktif atau berfungsi yang
tidak memerlukan rangsangan dari luar diri seseorang, karena biasanya dalam diri
seseorang tersebut sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contohnya
adalah seseorang siswa yang melakukan kegiatan belajar karena ingin menambah ilmu,
nilai, atau keterampilan.

2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang didalam aktifitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktifitas belajar. Sebagai contohnya adalah seseorang akan belajar hingga keesokan
harinya akan dapat mengerjakan soal dengan baik dan mendapat nilai 100, dengan
harapan akan mendapatkan hadiah dari orangtuanya.

Anda sebagai guru perlu secara berhati –hati memilih motivasi yang tepat bagi
kegiatan belajar siswa, karena dapat saja pemberian motivasi yang tidak tepat dapat
mempengaruhi perkembangan belajar ke arah negatif.

Dibawah ini akan diuraikan beberapa bentuk dan cara yang dapat menumbuhkan
motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
1. Memberi nilai
2. Hadiah
3. Saingan/Kompetensi
4. Ego involvement
5. Memberi ulangan
6. Mengetahui hasil
7. Pujian
8. Hukuman
9. Hasrat untuk belajar
10. Minat
11. Tujuan yang diakui

Gaya belajar siswa perlu dipahami agar Anda dapat menentukan variasi cara dalam
memotivasi belajar siswa dikelas. Berikut ini 3 kelompok siswa yang mempunyai gaya
belajar sendiri – sendiri:

1. Siswa yang berorientasi pada visual


Pada umunya siswa yang bergaya belajar visual, memiliki beberapa kekhasan
seperti mereka memiliki kebutuhan yang kuat untuk melihat sesuatu secara visual
agar mereka dapat memahami informasi yang mereka lihat tersebut. Selain itu, ciri
khas berikutnya adalah mereka biasanya memiliki kepekaan terhadap warna, dan
memiliki pemahaman terhadap suatu hal yang artistik.

2. Siswa yang berorientasi pada suara


Para siswa yang kuat dalam hal pendengarannya, akan dapat memahami dan
mengingat suatu informasi dengan baik apabila guru menyampaikan sesuatu secara
lisan atau berceramah. Masalah yang sering dialami siswa tipe ini adalah sulit
menyerap informasi dalam bentuk tulisan dan otomatis memiliki kesulitan dalam
menulis atau membaca. Pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk siwa seperti ini
adalah dengan menggunakan tape perekam sebai alat bantu atau melibatkan siswa
dalam kelompok diskusi. Pendekatan selanjutnya adalah dengan melakukan review
secara verbal dengan sesama teman atau dengan guru.

3. Siswa yang berorientasi pada benda yang dimanipulasi


Karakter siswa yang mempunyai gaya belajar seperti ini adalah mereka selalu
menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar mereka selalu dapat
mengingat informasi tersebut. Siswa tipe ini juga tidak termasuk siswa yang suka
diam lama atau duduk terlalu lama untuk mendengarkan penjelasan.

B. Serba – Serbi Memotivasi Siswa SD


Cara lain yang dapat Anda pelajari dan tiru agar memotivasi belajar siswa dapat
meningkat adalah melalui bebrapa cara yang dikemukakan berikut ini. Dalam tulisannya,
Agus Sampurno menceritakan 7 kebiasaan guru yang efektif untuk memotivasi siswanya agar
lebih bersemangat dalam belajar:
1. Konsistensi
2. Perlakukan siswa sebagai individual
3. Jadikan lingkungan fisik kelas anfa sedapat mungkin bernuansa belajar
4. Lakukan penilaian terhadap siswa sesering mungkin tapi dengan alasan yang kuat
5. Dapatkan umpan balik dari cara anda mengajar dan bekerja
6. Libatkan diri anda dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun informal
7. Membuka diri terhadap kebutuhan siswa.

Anda mungkin juga menyukai