Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nailul Khiyarul Umam

NIM : 857705926
Kelas : PGSD BI - 3
Semester : 3 (tiga)
Hari, tanggal : Minggu, 28 Nopember 2021

TUGAS TUTORIAL MANDIRI 3


Tugas Akhir Program (TAP)
IDIK4500
Tutor : Triyono,S.Pd.M.Pd

A. Kasus 1
Bu Rahmadhani mengajar kelas V di satu SD di daerah pegunungan yang dikelilingi oleh hutan.
Jika kita memandang ke arah utara dari halaman SD akan terlihat hutan pinus di kaki
pegunungan yang indah, sedangkan jika kita memandang ke arah barat, mata kita akan terpaku
melihat hutan belantara yang sangat lebat dan dekat. Burung-burung terlihat berterbangan karena
jarak antara hutan dan SD tersebut tidak jauh. Udara di sana cukup sejuk dengan hawa
pegunungan yang segar.

Di kelas V terdapat 13 orang anak. Meskipun secara resmi, bahasa pengantar yang digunakan
adalah Bahasa Indonesia, namun dalam berkomunikasi baik guru maupun murid menggunakan
bahasa daerah. Oleh karena itu nuansa daerah sangat terasa bai di dalam maupun diluar kelas.
Ketika seorang tamu dari luar daerahnya bertanya kepada anak-anak mereka menjawab dengan
bahasa Indonesia dengan patah-patah sehingga sukar dipahami maksudnya. Bu Rahmadhani
membantu memperbaiki jawaban anak tersebut sehingga dapat dipahami oleh tamunya.

Suatu hari dalam pelajaran IPS, salah satu topik yang akan disampaikan adalah hutan homogen
dan hutan heterogen. Seperti biasa ketika masuk kelas Bu Rahmadhani mengucapkan salam
yang disambut dengan salam serempak oleh anak-anak. kemudian Bu Rahmadhani meminta
anak-anak mengeluarkan buku IPS dan selanjutnya Bu Rahmadhani memulai pelajaran dengan
menuliskan pokok bahasan Sumber Daya Alam, dengan topik/subtopik hutan heterogen dan
hutan homogen. Setelah itu terjadi peristiwa seperti berikut.
Bu Rahmadhani : "anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang hutan homogen dan heterogen,
siapa yang tahu apa itu hutan homogen dan hutan heterogen."

Anak-anak terdiam, tidak ada yang menjawab. Sebagian dari mereka ada yang menjawab dalam
bahasa daerah, tetapi jawaban tersebut diajukan kepada temannya bukan kepada guru, setelah itu
terdengar suara cekikikan..

Bu Rahmadhani : "kalau anak-anak tidak tahu, perhatikan ke papan tulis."


Bu Rahmadhani menuliskan definisi atau pengertian hutan homogen dan hutan heterogen di
papan tulis, kemudian meminta salah seorang siswa membacanya. Anak yang ditunjuk,
membaca dengan terbata-bata dan ucapannya tidak begitu jelas. Bu Rahmadhani kemudian
meminta anak-anak mencatat definisi tersebut dan menhafalkannya. Lima menit kemudian Bu
Rahmadhani menghapus tulisan di papan tulis dan meminta anak-anak secara bergiliran
menyebutkan apa yang dimaksud dengan hutan homogen dan hutan heterogen. Ternyata tidak
ada anak yang mampu menyebutkan definisi itu dengan benar, bahkan mengucapkan kata
homogen dan heterogenpun masih susah.
Bu Rahmadhani berusaha menahan amarahnya, dan meminta anak-anak membaca berulang-
ulang catatan mereka, sehingga pada pelajaran yang akan datang anak-anak sudah hafal definisi
tersebut. Pelajaran IPS dilanjutkan dengan meminta anak-anak secara bergilir membaca manfaat
hutan dari buku pelajaran IPS sampai waktu istirahat tiba.

Pertanyaan:
1. Sebutkan minimal 3 (tiga) penyebab anak-anak tidak dapat menghafalkan definisi hutan
homogen dan hutan heterogen.
2. Sebutkan minimal 3 (tiga) upaya yang dapat anda lakukan agar pembelajaran IPS menjadi
lebih bermakna. Beri alasannya mengapa upaya tersebut akan mampu membuat pelajaran IPS
lebih bermakna.
3. Jika anda menjadi Ibu Rahmadhani, bagaimana cara anda mengajarkan topik hutan homogen
dan hutan heterogen melalui pemanfaatan lingkungan sebagai media belajar? susunlah suatu
rencana perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rencana tersebut mencakup (1)
Identifikasi Masalah, (2) Analisis Masalah, (3) Rumusan Masalah, (4) Tujuan Perbaikan, dan
(5) Langkah Perbaikan. Untuk langkah perbaikannya, kembangkan prosedur pembelajaran
yang akan ditempuh (kegiatan awal, inti, penutup). Beri alasan mengapa langkah perbaikan
dibuat seperti itu.

Jawab
1. Tiga penyebab anak-anak tidak dapat menghafal definisi hutan homogen dan hutan
heterogen.
→ Karena lemahnya penguasaan anak terhadap Bahasa Indonesia.
→ Siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam penemuan informasi (dalam hal ini definisi)
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami gagasan dan informasi yang baru.
→ Dalam proses pembelajaran, guru kurang memperhatikan aspek perkembangan kognitif
siswa.
2. Tiga upaya yang dapat dilakukan agar pembelajaran IPS lebih bermakna, berikut alasannya:
→ Memilih pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi
yang diajarkan serta situasi dan kondisi saat ini. Materi tertentu memerlukan pendekatan
yang tertentu pula, karena pendekatan merupakan bagian integral dari proses pencapaian
tujuan. Untuk kasus diatas pendekatan yang paling cocok adalah pendekatan lingkungan,
karena situasi saat itu dan kondisi lingkungan sekolah sangat kondusif untuk dijadikan
sumber dan alat bantu belajar. Model pembelajaran yang diambil harus sesuai dengan
karakteristik siswa SD. Menurut Robert J. Havighurt, anak usia SD memiliki karakteristik
senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok dan senang melakukan
atau melaksanakan dan meragakan sesutu secara langsung. Karakteristik ini membawa
implikasi bahwa guru harus mampu merencanakan model pembelajaran yang
memungkinkan adanya: unsur permainan, anak berpindah atau bergerak, anak bekerja atau
belajar dalam kelompok dan anak terlibat aktif dalam pembelajaran dan penemuan
informasi.
→ Pembelajaran yang dilakukan harus sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa.
Menurut Piaget, anak SD berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Pada anak
usia ini, pembelajaran akan mudah dipahami jika dikemas secara konkret (dapat dilihat
dan diraba).
→ pembelajaran yang dilakukan mampu menghubungkan persepsi awal siswa dengan
informasi baru yang akan dipelajari. Menurut David Ausubel pembelajaran akan bermakna
jika peserta didik mampu menghubungkan informasi atau materi pelajaran baru dengan
konsep-konsep atau hal lainnya yang telah ada dalam struktur kognitifnya.
3. Rencana Perbaikan Pembelajaran
1. Identifikasi Masalah
Masalah yang teridentifikasi pada kasus diatas adalah:
1) Respon siswa terhadap pertanyaan yang diajukan guru sangat rendah.
2) Siswa sulit menghafal definisi atau memahami konsep yang diajarkan.
3) Kemampuan siswa dalam berbicara Bahasa Indonesia rendah.
2. Analisis Masalah
Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap pembelajaran yang dilakukan Bu Rahmadhani,
diduga yang menjadi faktor penyebab sehingga muncul masalah diatas adalah:
1) Guru kurang menguasai kompetensi keterampilan bertanya, akibatnya guru tidak
mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif, dan kreatif sehingga ia
terpaksa menjawab pertanyaannya sendiri.
2) Model pembelajaran yang dilakukan guru kurang memperhatikan aspek perkembangan
kognitif dan karakteristik siswa.
3) Guru tidak mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses penemuan konsep
(definisi)
4) Guru tidak mampu memanfaatkan sumber belajar yang tersedia.
5) Guru kurang mampu menciptakan situasi belajar yang dapat mendorong
berkembangnya kemampuan berbahasa.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis diatas, masalah yang menjadi fokus perbaikan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1) Bentuk pertanyaan bagaimana yang dapat mendorong siswa untuk merespon
pertanyaan yang diajukkan guru.
2) Model pembelajaran yang bagaimana yang dapat membantu siswa mempermudah
menghafal dan memahami definisi atau konsep yang dipelajari.
3) Proses pembelajaran yang bagaimana dapat membantu menumbuhkembangkan
kemampuan berbahasa siswa.
4. Tujuan Perbaikan
1) Siswa mampu merespon setiap pertanyaan yang diajukkan guru
2) Siswa mampu menghafal definisi atau memahami konsep yang diajarkan
3) Kemampuan berbahasa siswa bertambah/meningkat
5. Langkah Perbaikan
Pendekatan yang digunakan : Pendekatan lingkungan
Metode yang digunakan : Ceramah, observasi, tanya jawab dan diskusi
 Sebelum pembelajaran berlangsung guru harus sudah menyiapkan lembar kerja yang berisi
beberapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berfikir logis, sistematis dan
kritis, diantaranya:
1) Apa persamaan dan perbedaan antara hutan pinus yang ada di sebelah utara sekolah kita
dengan hutan belantara yang ada di sebelah barat sekolah kita?
2) Dari ciri-ciri yang kalian temukan dari kedua jenis hutan tersebut manakah yang
merupakan hutan homogen dan manakah yang merupakan hutan heterogen?
3) Selanjutnya coba kalian definisikan apa yang dimaksud dengan hutan homogen dan
hutan heterogen?
 Kegiatan Awal
 Guru menyampaikan salam dan menanyakan keadaan siswa
 Guru mengajak berdoa, kemudian mengecek kehadiran siswa
 Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
1) Bagaimana cara anak-anak pergi ke sekolah?
2) Sumber daya alam apa yang diperlukan oleh mobil agar bisa berjalan?
3) Coba sebutkan jenis-jenis sumber daya alam yang kita bahas minggu lalu?
4) Siapa yang pernah melihat hutan?
5) Apa saja yang ada di hutan?
 Guru menyampaikan tujuan (kompetensi khusus) dan alternatif pembelajaran yang akan
ditempuh
 Kegiatan Inti
 Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dan kepada masing-masing kelompok
diberikan lembar kerja yang berisi pertanyaan diatas
 Guru memberikan penjelasan sikap tentang tugas yang akan diselesaikan melalui
mekanisme kerja kelompok.
 Selanjutnya guru membimbing siswa keluar kelas menuju lokasi yang telah ditentukan.
Sejalan dengan ini guru bisa mengajak siswa sambil menyanyikan lagu misalnya "Naik-
naik ke puncak gunung"
Karena setiap pertanyaan harus dijawab melalui proses belajar aktif yang melibatkan
siswa untuk berfikir kreatif, siswa dibimbing untuk mengamati peristiwa yang
terjadi,mencari keterangan menganilis data, mensintesis dan membuat kesimpulan.
Mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, berfikir, dan bagaimana mencari
informasi sehingga pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar dapat menciptakan suasana belajar secara aktif dan kreatif serta
mengembangkan kemampuan berfikir. Jadi posisi guru berada diantara siswa dengan
sumber belajar dan berperan sebagai motivator dan fasilitator untuk ini:
 Bawalah siswa ke lokasi yang memungkinkan mereka dapat mengamati kedua jenis
hutan tersebut (dalam hal ini tidak perlu mengajak mereka ke dalam hutan)
 Masing-masing kelompok dibimbing untuk mengamati dan mencari jawaban dari
pertanyaan yang diajukan guru dalam LKS:
 Siswa diajak untuk memperhatikan kedua jenis hutan tersebut
 Beberapa siswa diminta untuk menyebutkan apa yang dilihatnya
 Guru memperkenalkan istilah homogen dan heterogen, bahwa hutan pinus
merupakan hutan homogen dan hutan belantara merupakan hutan heterogen.
 Dalam kelompoknya siswa diminta menyimpulkan apa yang disebut hutan homogen
dan hutan heterogen.
 Siswa kembali ke dalam kelas, dan masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk
melaporkan hasil pengamatan (merupakan salah satu cara untuk memupuk kemampuan
berbahasa siswa). Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk menyanggah atau
bertanya (untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa)
 Guru memajang gambar hutan lebat, hutan yang mulai gundul, dan gambar orang yang
sedang menebang kayu di hutan.
 Siswa diminta mengawasi gambar dan menceritakan apa yang dilihat pada gambar.
 Berdasarkan pada jawaban siswa, guru menjelaskan manfaat hutan bagi kehidupan.
Siswa dilibatkan penuh melalui tanya jawab, sehingga guru hanya memantapkan
jawaban siswa.
 Kegiatan akhir
 Melalui tanya jawab, guru mengajak siswa merangkum jenis dan manfaat hutan bagi
kehidupan.
 Guru memberikan latihan tertulis, dengan menuliskan pertanyaan di papan tulis. Siswa
menjawab di buku latihan.
 Siswa memeriksa latihan secara silang, setelah secara bersama-sama menentukan
jawaban yang benar.
 Melakukan umpan balik dan tindak lanjut.
6. Alasan mengapa langkah perbaikan dibuat seperti itu:
1) Pembelajaran sesuai dengan perkembangan kognitif anak SD. Menurut Piaget, anak SD
pada umumnya berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Mereka akan
lebih cepat menyerap informasi jika informasi dikemas secara konkret.
2) Pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak SD. Menurut Robert J. Havighurt, anak
SD memiliki 4 karakteristik yaitu senang bermain, bergerak, belajar dan bekerja dalam
kelompok dan senang melaksanakan atau melakukan atau meragakan susuatu secara
langsung. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model
pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya, anak
berpindah dan bergerak, anak bekerja dalam kelompok dan terlibat langsung dalam
pembelajaran.
3) Sesuai dengan teori belajar dari David Ausubel. Pembelajaran akan bermakna jika
peserta didik mampu menghubungkan informasi atau materi pelajaran baru dengan
konsep-konsep atau hal lainnya yang telah ada dalam struktur kognitifnya.

B. Kasus 2
Ibu Endang Raharti sedang mengajarkan IPA kelas 3 SD Sumber Harjo Winangun. Topik yang
dibahas adalah melayang, terapung, dan tenggelam. Di depan kelas sudah tersedia bak air besar
dan berbagai jenis benda seperti bola, batu, gabus, telur, sikat sepatu dan benda-benda lain yang
bentuk dan bahannya berbeda-beda. Bu Endang Raharti memulai pembelajaran dengan
menyampaikan bahwa pelajaran IPA hari ini adalah melayang, terapung dan tenggelam. Topik
tersebut ditulis di papan tulis dan kemudian Bu Endang Raharti menjelaskan apa yang disebut
malayang, terapung, dan tenggelam.

Sambil menjelaskan Bu Endang Raharti menuliskan pokok-pokok materi di papan tulis dan
siswa di suruh mencatat. Ketika menjelaskan tentang jenis benda yang dapat melayang,
mengapung, dan tenggelam, Bu Endang Raharti mendemonstrasikan proses melayang, terapung,
dan tenggelam dengan memasukan benda untuk setiap proses kedalam bak air. Kemudian Bu
Endang Raharti menyebutkan benda lain yang dapat melayang, mengapung, dan tenggelam
untuk di catat oleh murid. Pada akhir pelajaran Bu Endang Raharti memberikan tes objektif.

Setelah di periksa hasilnya sangat mengecewakan karena hanya 10 dari 30 murid yang mendapat
nilai 6 atau lebih. (dalam skala 10).
Soal Kasus :
1. Analisislah penyebab kegagalan pembelajaran yang dilakukan Bu Endang Raharti dengan
terlebih dahulu mengidentifikasi kelemahan langkah-langkah pembelajaran dari awal sampai
akhir.
2. Tulislah dua kelemahan utama yang terjadi dalam pembelajaran tersebut! Beri alasan
mengapa kedua hal itu anda anggap sebagai kelemahan.
3. Hasil tes anak-anak sangat mengecewakan (hanya 10 dari 30 anak yang mendapat skor 6
keatas). Identifikasi dua hal dalam proses pembelajaran IPA tersebut yang menurut anda
merupakan penyebab rendahnya hasil tes anak-anak. Beri alasan mengapa anda berpendapat
seperti itu.
4. Jika anda akan mengajarkan topik tersebut di kelas yang sama, susunlah langkah-langkah
pembelajaran yang akan anda tempuh mulai dari membuka pelajaran, melaksanakan kegiatan
inti, sampai dengan menutup pelajaran. Untuk setiap langkah, deskripsikan secara jelas apa
yang dilakukan guru dan murid. Beri alasan singkat untuk setiap langkah yang anda
cantumkan, alasan tersebut dapat bersumber dari teori atau pengalaman anda sendiri sebagai
guru.

Jawab
1. Kelemahan pada langkah-langkah pembelajaran dari awal sampai akhir yang dilakukan Bu
Endang antara lain : penggunaan metode demonstrasi kurang tepat, siswa hanya di suruh
mencatat pokok-pokok materi di papan tulis, Bu Endang Raharti memilih pendekatan faktual
yang lebih mengutamakan penyampaian fakta atau produk dari IPA tanpa melalui suatu
langkah-langkah ilmiah, siswa tidak dilibatkan aktif dalam proses penemuan informasi, Bu
Endang Raharti tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami.
2. Dua kelemahan utama Bu Endang Raharti:
 Kurang tepat memilih metode.
Dalam pembelajaran tersebut, metode yang dipilih Bu Endang Raharti demonstrasi
(dilakukan oleh guru). Metode ini sebenarnya dapat dipilih sebagai metode alternatif
dalam pembelajaran jika metode eksperimen tidak dapat dilakukan karena beberpa hal,
yaitu:
 Alat dan bahan yang digunakan sulit didapat atau terbatas jumlahnya.
 Berbahaya (mengandung unsur resiko) jika dilakukan siswa.
Tetapi pada kasus Bu Endang Raharti, alat dan bahan yang diperlukan cukup mudah
didapat/disediakan dan tidak berbahaya jika dilakukan oleh siswa, karena alasan itu maka
lebih tepat kalau menggunakan metode eksperimen dalam kelompok dimana siswa
diorganisasikan dalam kelompok kecil yang berangggotakan 5-7 siswa.
 Kurang tepat dalam menentukan pendekatan
Bu Endang Raharti memilih pendekatan faktual yang lebih mengutamakan penyampaian
fakta atau produk dari IPA. Menurut ahli pembelajaran, cara mengajarkan ilmu yang baik
itu harus sesuai dengan hakikat ilmu tersebut. IPA merupakan suatu ilmu yang diperoleh
melalui suatu langkah-langkah ilmiah dengan dilandasi sikap ilmiah pula. Jadi
mengajarkan IPA yang baik harus melalui suatu proses seperti halnya para ahli IPA yang
baik tersebut. Untuk pokok bahasan diatas, pembelajaran akan lebih bermakna kalau
menggunakan pendekatan keterampilan proses.

3. Dua hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa


 Kegiatan pembelajaran hanya diikuti oleh sebagian siswa.
Kegiatan demonstrasi yang dilakukan Bu Endang Raharti di depan kelas. Dalam kondisi
seperti itu tidak memungkinkan untuk seluruh siswa dapat mengikuti proses tersebut
dengan seksama, terutama siswa-siswa yang duduk di tengah dan di belakang. Ditambah
lagi dengan karakteristik bak air yang tidak mungkin diisi penuh sampai ke permukaan,
karena hal ini akan menyebabkan tumpahnya sebagian air saat benda dimasukan. Untuk
menghindari hal tersebut Bu Endang Raharti akan mengurangi jumlah air. Ironisnya
sekarang permukaan air jadi tidak tampak karena terhalang dinding bak. Hasilnya dapat
dipastikan siswa yang duduk di tengah dan di belakang tidak akan melihat seluruh
kegiatan dengan jelas.
 Siswa tidak dilibatkan aktif dalam proses penemuan informasi.
Dalam kasus pembelajaran Bu Endang Raharti, siswa diberi sejumlah informasi yang
siswa sendiri tidak mengerti bagaimana prosesnya sehingga informasi tersebut diperoleh.
Cara pembelajaran yang baik adalah prosedur pembelajaran yang menyebabkan siswa
berperan aktif (fisik, mental, dan emosional) dalam proses penemuan informasi tersebut.
Dengan cara ini siswa akan mampu menyerap informasi secara maksimal.
4. Langkah Pembelajaran
 Kegiatan Awal
Kegiatan guru :
 Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembelajaran.
 Mendistribusikan kelas kedalam kelompok kecil
 Membagikan LKS yang telah dipersiapkan sebelumnya
 Melakukan apersepsi. Disampaikan bahwa hari ini akan mempelajari "melayang,
terapung, dan tenggelam". Pembelajaran dilakukan secara berkelompok dengan
langkah kerja tercantum dalam LKS. Selanjutnya tiap kelompok melaporkan
hasilnya dalam pleno.
Kegiatan siswa :
 Membantu guru dalam menyiapkan alat dan bahan
 Membagi diri kedalam kelompok
 Membantu mendistribusikan LKS
 Siswa menyimak
Alasan singkat :
 Kegiatan yang bagus adalah kegiatan yang dirancang bersama antara guru dengan
siswanya
 Anggota kelompok harus ganjil, idealnya 5 atau 7, mengandung maksud dengan
jumlah ganjil akan mengurangi kemungkinan siswa untuk ngobrol berpasangan.
 Dengan LKS kegiatan akan lebih terarah, sistematis, dan akurat.
 Apersepsi dimaksudkan agar siswa siap menerima pembelajaran.
 Kegiatan Inti
Kegiatan guru :
 Memantau jalannya kegiatan dengan berkeliling dari kelompok yang satu ke
kelompok yang lain
 Membimbing pelaksanaan pleno, dimana tiap kelompok melaporkan hasil
pengamatannya
 Membimbing siswa dalam menentukan dan merumuskan kesimpulan
 Memberikan tes formatif
 Melakukan umpan balik dan tindak lanjut

Kegiatan siswa :
 Siswa melakukan percobaan, memasukan satu persatu benda yang disediakan,
mencatat dan mengelompokannya.
 Melakukan pleno melaporkan hasil pengamatannya
 Bersama-sama merumuskan kesimpulan
 Mengerjakan tes formatif
 Siswa menyimak
Alasan singkat :
 Dalam satu kegiatan, guru harus mampu berperan sebagai fasilitator, motivator, dan
inspirator
 Pleno penting untuk melatih kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dan
menghargai pendapat orang lain.
 Dalam pendekatan proses, informasi harus dikemukakan oleh siswa.
 Tes formatif dimaksudkan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dalam
pembelajaran.
 Umpan balik, tindak lanjut perlu untuk menentukkan langkah selanjutnya, materi
berlanjut atau melakukan remidial partial.
 Kegiatan Penutup
Kegiatan guru :
 Guru mengajak siswa menyimpulkan inti dari proses pembelajaran yang telah
berlangsung.
 Guru memberikan pengayaan.
 Guru mengucapkan salam penutup.
Kegiatan siswa :
 Siswa dibimbing guru menyimpulkan inti dari proses pembelajaran yang telah
berlangsung.
 Siswa menyimak pengayaan guru
 Siswa mengucapkan salam penutup
Alasan singkat :
 Kesimpulan di akhir pembelajaran merupakakan tahapan untuk menyamakan konsep
yang diperoleh semua siswa.
 Dengan menyimak pengayaan dari guru membuat siswa lebih memahami materi
yang telah dipelajari
 Salam penutup diucapkan untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai