Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL I

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

NAMA : DEVI ASTRIANA HUTASUHUT

NIM : 856005362

KELAS :A

POKJAR : PARGARUTAN

SOAL :

1.jelaskan menurut pendapat Anda tentang perangkapan kelas ,dan mengapa hal itu
bisa terjadi?
2.Akhir-akhir ini mutu pendidikan di Indonesia mengalami penurunan dibanding
Negara-Negara lain jelaskan menurut pendapat Anda apakah dengan melakukan
perangkapan kelas menyebabkan rendahnya mutu pendidikan?
3. Dalam melaksanakan pembelajaran kelas rangkap, Jkendala -kendala apa saja yang
Anda hadapi dalam melaksanakan pembelajaran kelas rangkap, jelaskan !
4.Sebutkan dan jelaskan kekurangan dan kelebihan pembelajaran kelas rangkap
model221,222 dan 333

JAWABAN SOAL :

1. PKR adalah suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru


mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih , dalam saat sama dan menghadapi dua
atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR dapat terjadi karena berbagai hal seperti :

 Alasan geografis
 Alasan demografis
 Kurang Guru
 Terbatasnya ruang kelas
 Adanya Guru yang tidak hadir

2. Tidak hanya Indonesia, PKR adalah hal yang lumrah bagi negara-negara maju
seperti Australia , Amerika, Inggris .Hal ini disebabkan adanya hal positif didalam
nya. Yaitu memusatkan pada keuntungan nya melaksanakan PKR. antara lain, jika
melihat dari aspek pedagogis PKR lebih mendorong kemandirian, Seorang guru PKR
berusaha kuat untuk mendorong anak agar aktif dan mandiri. Dimana murid yang
pintar diminta untuk membantu murid yang tertinggal. artinya murid dapat belajar
dengan berbagai situasi . dari aspek ekonomis PKR lebih efisien. Dengan PKR
pemerintah dapat mendirikan sekolah-sekolah kecil dimana-mana sehingga setiap
anak di Indonesia berkesempatan lulus dari SD.
3. Kendala dalam melaksanakan pembelajaran kelas rangkap :

 Sulitnya mengatur waktu yang ada agar pembelajaran berlangsung maksimal


 Sumber daya yang ada terkadang kurang mendukung sehingga PKR tidak
berlangsung sesuai yang diharapkan
 Kurangnya fasilitas sarana prasarana yang mendukung untuk optimalisasi PKR
 Guru harus menunjuk para siswa yang lebih tua dan mempunyai kemampuan
yang lebih dari siswa lainnya untuk membantu mengelola pembelajaran.
Sedangkan siswanya yang pintar belum tentu mau untuk maju membantu
temannya mengerjakan di depan kelas.
 Keterbatasan berbagai sumber belajar untuk menunjang pelaksanaan
pembelajaran terutama yang berupa buku-buku teks, bahan belajar yang lainnya
dan alat bantu mengajar.

4. Kelebihan dan Kelemahan Model-Model PKR

Model Kelebihan Kelemahan


PKR 221 1. Guru atau tim mengelola 1. Siswa tidak dapat fokus
para siswa dari 2 tingkatan kelas dengan apa yang sedang
yang berbeda, dengan fokus dua dipelajari atau dikerjakan karena
mata pelajaran baik yang sama terganggu oleh aktivitas kelas
atau berbeda dalam 1 ruangan. lain.
2. Kegiatan pendahuluan dan 2. Tidak semua guru
penutup masing-masing dapat memiliki kemampuan
dilakukan secara bersama-sama mengelola siswa heterogen
dalam ruangan yang akan dalam ruangan yang sama.
digunakan untuk pembelajaran. 3. Bertambahnya pekerjaan
3. Tidak membuang waktu administrasi, pekerjaan
terlalu banyak dalam akademik, pelayanan dan
pembelajaran, sebab 2 kelas tanggungjawab guru terhadap
melakukan pembelajran dalam siswa karena guru mengajar
satu ruangan secara kelas rangkap.
bersama-sama. 4. Jika siswa dalam 1 kelas
4. Guru mudah dalam jumlahnya lebih dari 25 siswa
melakukan pemantauan terhadap maka kelas PKR harus dibagi
siswa selam pembelajaran menjadi 2 kelas.
berlangsung.
5. Menghemat tenaga guru
karena tidak perlu
berpindah-pindah ruangan.
6. Membina persahabatan
antar kelas.
7. Guru lebih kreatif dalam
merancang pembelajaran agar
tetap tercipta iklim kelas yang
menyenangkan.
8. Model ini bisa efektif bila
jumlah siswa yang terdiri dari 2
tingkatan kelas tersebut tidak
terlalu banyak (maksimum 25
siswa untuk masing-masing
tingkatan kelas) dengan suatu
ruangan yang cukup luas.

PKR 222 1. Masing-masing kelas lebih 1. Guru harus mengelola da


fokus dengan pelajaran yang kelas sekaligus dalam waktu
sedang dihadapinya atau yang bersamaan.
aktivitas yang sedang 2. Jika tidak ada ruangan
dilakukan karena terbebas yang cukup untuk
dari aktivitas kelas lain. memberikan pengantar dan
2. Terciptanya kemandirian pengarahan umum (kegiatan
belajar siswa. pendahuluan) untuk dua
3. Guru lebih kreatif dalam kelas secara bersamaan,
merancang pembelajaran maka harus mencari ruangan
agar siswa tetap mempunyai atau tempat lain.
aktivitas saat guru harus 3. Perhatian tatap muka
berpindah ke ruangan yang sebagai wahana pedagogis
lain. kontrol guru terhadap kelas
4. Guru mudah dalam tidak dapat berlangsung
melakukan kegiatan penutup terus menerus.
karena dapat dilakukan 4. Terlalu banyak memakan
secara bersama-sama untuk waktu karena guru harus
kedua kelas apabila antar berpindah-pindah ruangan.
kedua ruangan terdapat pintu 5. Siswa menjadi anak tiri
penghubung. jika guru tidakdapat
membagi waktu dengan baik
antar kelas yang satu dengan
yang lainnya.
6. Jika tidak terdapat pintu
penghubung antar kedua
kelas, guru haru melakukan
kegiatan penutup secara
terpisah.
7. Pekerjaan guru dalam
administratif, akademik,
pelayanan dan
tanggungjawab terhdaap
siswa karena guru mengjar
kelas rangkap.
PKR 333 1. Masing-masing kelas lebih 1. Untuk mengelola PKR
fokus dengan pelajaran yang model ini diperlukan tim
sedang dihadapinya atau guru paling tidak 2 orang
aktivitas yang sedang guru.
dilakukan karena terbebas 2. Jika tidak ada ruangan
dari aktivitas kelas lain. yang cuku untuk
2. Siswa lebih mandiri dalam memberikan pengantar dan
pembelajaran. pengarahan umum (kegiatan
3. Guru lebih kreatif dalam pendahuluan) untuk 3 kelas
merancang pembelajaran secara bersamaan, maka
agar siswa tetap mempunyai harus mencari ruangan atau
aktivitas saat guru harus tempat lain.
berpindah ke ruangan yang 3. Perhatian tatap muka
lain. sebagai wahana pedagogis
kontrol guru terhadap kelas
tidak dapat berlangsung terus
menerus.
4. Terlalu banyak memakan
waktu dibandingkan model
PKR 222 karena guru harus
berpindah-pindah tiga
ruangan.
5. Siswa merasa menjadi
anak tiri jika guru tidak dapat
membagi waktu dengan baik
antar kelas yang satu dengan
lainnya.
6. Kegiatan penutup harus
dilakukan dua kali (dua kelas
dan satu kelas) apabila
terdpaat pinu penghubung
antar ruangan, namun harus
dilakukan tiga kali secara
terpisah apabila tidak ada
pintu penghubung antar
ruangan.
7. Keterbatasan berbagai
sumber belajar untuk
menunjang pelaksanaan
pembelajaran terutama yang
berupa buku-buku teks, ahan
belajar yang lainnya dan alat
bantu mengajar.
8. Bertambahnya pekrjaan
administratif, pekerjaan
akademik, pelayanan dan
tanggungjawab guru
terhadap siswa karena guru
mengajar 3 kelas.

Anda mungkin juga menyukai