Anda di halaman 1dari 16

LATIHAN UJI KOMPETENSI 3

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAPPDGK4302

SUCI ANGGRAINI
856249561

TUTOR : RINI WIRASTY.B.,S.S., M.PD.

UPBJJ PADANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS


TERBUKA
TAHUN 2023
TUGAS TUTORIAL KE-3
PDGK4302/ PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP /2 SKS
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Mata kuliah : PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR)


Kode : PDGK4302.140103
Masa Tutorial : 2023.1
Semester : III, PGSD
Pokjar : Lima Kaum
Tutorial, Hari/Tgl : VII, Minggu / 28 Mei 2023
Tutor : Rini Wirasty.B.,S.S., M.Pd.
Latihan Uji Kompetensi 3!

No Soal Skor
1. Buatlah laporan analisis yang berisi hasil analisis yang dilakukan Saudara jika
Pembelajaran Kelas Rangkap dijadikan model pembelajaran yang dapat
digunakan saat ini. Laporan tersebut dibuat dengan ketentuan sebagai beriku.
20
1. Mengemukakan pendapat pribadi
10
2. Terdapat sumber berita yang mendukung (minimal 2) dapat diambil dari
20
mediacetak atau elektronik (berita dari internet)
10
3. Terdapat beberapa teori pendukung yang mendukung (minimal 5 teori)
4. Menjelaskan teori tersebut 25

5. Mengambil kesimpulan 10

6. Melampirkan sumber referensi dari hasil teori dan berita (minimal 7 5

referensi)
7. Tata tulis rapi dan mudah dipahami
Skor 100
Total
*) coret yang tidak perlu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia mempunyai wilayah yang begitu luas yang terdiri dari ribuan
pulau. Seperti yang kita ketahui dalam sistem pendidikan, hal yang tidak dapat
dihindari adalah penyebaran dan distribusi guru secara merata, yang masih menjadi
suatu tantangan yang harus diatasi. Hal ini dapat kita lihat dari keberadaan guru,
khususnya guru Sekolah Dasar, Guru Sekolah Dasar belum menyebar utuh ke segala
penjuru wilayah ditanah air yang mengakibatkan begitu banyak terjadi kekurangan
guru SD dimana-mana, terutama dibagain daerah terdalam.
Pembelajaran yang layak adalah pembelajaran yang dilakukan dengan
memenuhi standar pembelajaran minimal (SPM) yang ada di dalam kelas yakni, ada
guru, ada siswa, ada bahan ajar. Pembelajaran didalam kelas akan berjalan dengan
baik dan efektif jika semua hal tersebut lengkap. Jika salah satunya tidak ada
misalnya guru tidak ada, apalagi siswa yang tidak memiliki bahan ajar maka
pembelajaran tidak akan terlaksana dengan optimal.
Pada kondisi nyatanya di daerah-daerah pedesaan sebagian besar jumlah
siswa nya ada sekitar 5-14 orang terletak dibawah ambang batas kelayakan.
Sedangkan di daerah perkotaan siswa relatif cukup bahkan melebihi kapasitas
apalagi di sekolah- sekolah favorit. Sehingga berakibat pada sekolah yang tidak
favorit menjadi kekurangan siswa dan cenderung untuk di tutup dan digabungkan
dengan sekolah lain.
Di Indonesia, pembelajaran kelas rangkap masih dipandang sebagai ‘kelas
dua’ dan kurang bermutu dibandingkan dengan pembelajarn kelas tunggal
konvensional. Kekurangan guru dan kekurangan siswa yang mendaftar sehingga
jumlah siswa satu sekolah menjadi 60 anak atau kurang (rata-rata 10 anak per kelas
atau kurang) memaksa sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran kelas
rangkap sebagai solusi yang praktis untuk mengatasi masalah keterbatasan jumlah
guru yang terjadi secara luas dan merata di semua wilayah.
Alasan dilakukannya Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) tidak hanya karena
faktor kekurangan guru. PKR juga sering diterapkan karena alasan letak geografis
yang sulit dijangkau, ruangan kelas terbatas, kekurangan tenaga guru, jumlah siswa
yang relatif sedikit, guru berhalangan hadir, atau mungkin faktor keamanan seperti
di daerah pengungsi.
Untuk menanggulangi permasalahan ini agar sekolah tersebut tidak ditutup
atau di regrouping maka salah satu model yang dapat dikembangkan untuk
menanggulangi permasalahan tersebut adalah melalui pembelajaran kelas rangkap
(PKR)/ Multigrade Teaching. Dengan model ini siswa yang sedikit dapat
digabungkan kelasnya di sekolah yang sama dengan satu orang guru.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diperoleh berdasarkan paparan diatas


adalah “Apakah Pembelajaran Kelas Rangkap bisa di jadikan Model Pembelajaran
Untuk saatini?”

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan ini :
1. Untuk mengetahui pembelajaran kelas rangkap bisa dijadikan model
pembelajaransaat ini
2. Untuk meningkatkan pemahaman guru-guru tentang pembelajaran kelas rangkap.
BAB II

ISI LAPORAN

A. Pendapat Pribadi PKR Sebagai Model Pembelajaran

Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan


mencampur beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam
satu kelas dan pembelajaran diberikan oleh satu guru saja untuk beberapa waktu.
Pembelajaran kelas rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu kelas
digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru
tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas
yang berbeda dengan program yang berbeda atau murid dari dua kelas bekerja
secara sendiri-sendiri diruangan yang sama, masing-masing duduk di sisi ruang
kelas yang berlainan dan diajarkan program yang berbeda oleh satu guru .
Pembelajaran Kelas Rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu kelas
digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru
tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas
yang berbeda dengan program yang berbeda. Namun murid dari dua kelas bekerja
secara sendiri-sendiri diruangan yang sama, masing-masing duduk di sisi ruang
kelas yang belainan dan diajarkan program yang berbeda oleh satu guru. PKR
adalah suatu bentuk pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar
dalam satu ruangan kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua
atau lebih tingkat kelas yang berbeda. Pembelajaran kelas rangkap dijadikan model
pembelajaran yang dapat digunakan saat ini.
Menurut saya, pembelajaran kelas rangkap dapat dijadikan model
pembelajaran yang dapat digunakan saat ini dengan beberapa ketentuan. Karena
tidak semua sekolah bisa melaksanakan kelas rangkap semaunya saja. Sebelumnya
harus kita duduk kan dulu konsep dari PKR itu sendiri. PKR adalah satu bentuk
pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang
kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas
yang berbeda. PKR juga mengandung makna, seorang guru mengajar dalam satu
ruang kelas atau lebih dan menghadapi muridmurid dengan kemampuan belajar
yang berbeda-beda. Nah, dari pengertian PKR itu sendiri dapat kita ambil makna nya
bahwa PKR itu bukanlah hal yang mudah dilakukan. Karena tanpa konsep yang
matang dari PKR itu sendiri, maka Pembelajaran Kelas Rangkap itu tidak dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirancang.
Untuk itu perlu beberapa alasan yang rasional kenapa PKR itu diperlukan :

1. Alasan Geografis
Dilihat dari geografis dapat dilihat dari sulitnya lokasi, terbatasnya sarana
transportasi, permukiman yang berpindah-pindah, dan adanya mata pencaharian
khusus, seperti menangkap ikan, menebang kayu dan sebagainya, mendorong
penggunaan PKR.
2. Alasan Demografis.
Untuk mengajar murid dalam jumlah yang kecil, apalagi tinggal di daerah
pemukiman yang amat jarang maka PKR dinilai sebagai pendekatan pengajaran
yang praktis. Di daerah perkotaan sekalipun alasan demografis ini juga berlaku.
Misal dalam beberapa tahun banyak sekolah yang kekurangan anak,tahun
sekarang, besok dan akan datang sehingga alangkah borosnya, jika SD Margoyasan
masih tetap bertahan dengan konsep lama yaitu, satu tingkat kelas diajar oleh satu
guru. Oleh karena itu, PKR merupakan cara yang lebih praktis dan ekonomis.
3. Kurang Guru.
Walaupun jumlah guru secara keseluruhan mencukupi, sulit untuk mencari guru
yang dengan suka cita siap mengajar di daerah, terpencil seperti guru yang
bersedia bertugas di daerah terpencil. Terbatasnya sarana transportasi, alat dan
media komunikasi dapat menciutkan "nyali" guru untuk bertugas di daerah
terpencil. Belum lagi harga keperluan sehari-hari yang jauh lebih mahal daripada
di daerah perkotaan, sementara besarnya gaji yang diterima tidak berbeda.
Ditambah dengan tanggal gajian yang lambat dan tidak teratur, dan terbatasnya
peluang untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan lanjutan, serta
pengembangan karier maka lengkaplah sudah kecilnya minat guru untuk mengadu
nasib di daerah terpencil.
4. Terbatasnya Ruang Kelas.
Jumlah guru kelas lebih kecil dari jumlah ruang kelas sehingga bagus untuk
menggunakan PKR
Adanya Guru yang Tidak Hadir alasan Guru yang tidak terkena musibah atau
beruntung karena berumah tak jauh dari sekolah, harus mengajar kelas yang tidak
adagurunya.
B. Sumber Berita Pendukung
1. https://bgpntt.kemdikbud.go.id/index.php/profil/sejarah/11-artikel/393-
pembelajaran-kelas-rangkap-sebagai-salah-satu-solusi-pembelajaran-paket-di-
daerah-kepulauan-2 menjelaskan adanya 3 model pembelajaran kelas rangkap:
1) PKR 221 : Dua Kelas, dua mata pelajaran dalam satu ruangan
2) PKR 222 : Dua Kelas, dua mata pelajaran dalam dua ruangan
3) PKR 333 : Tiga Kelas, tiga mata pelajaran dalam 3 ruangan
2. https://surabaya.tribunnews.com/2019/09/16/dorong-efisiensi-pembelajaran-di-
sekolah-terpencil-pemprov-jatim-jajaki-model-kelas-rangkap
Menjelaskan tentang Model PKR 221:
Model PKR 221 merupakan model pembelajaran kelas rangkap yang menggabungkan dua
kelas dengan dua mata pelajaran yang berbeda dan dilaksanakan dalam satu ruangan.
Kelebihan :

1. Kegiatan pendahuluan dan penutup masing-masing kelas dapat


dilakukan secara bersama-sama dalam ruangan yang akan
digunakan untuk pembelajaran
2. Tidak membuang waktu terlalu banyak dalam pembelajaran,
sebab dua kelas melakukan pembelajaran dalam satu ruangan
secara bersama-sama
3. Guru mudah dalam melakukan pemantauan terhadap siswa
selamapembelajaran berlangsung
4. Menghemat tenaga guru karena tidak perlu berpindah-pindah
ruanganMembina persahabatan antarkelas
5. Guru lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar tetap
tercipta iklim kelas yang menyenangkan
Kekurangan :

1. Siswa tidak dapat fokus dengan apa yang sedang dipelajari


ataudikerjakan karena terganggu oleh aktivitas kelas lain
2. Tidak semua guru memiliki kemampuan mengelola siswa
heterogendalam ruangan yang sama
3. Bertambahnya pekerjaan administratif, pekerjaan akademik,
pelayanan dan tanggung jawab guru terhadap siswa karena guru
mengajar kelas rangkap
Model PKR 221 merupakan model pembelajaran kelas rangkap dimana
guru mengajar dua kelas secara bersamaan dengan dua mata pelajaran
yang berbeda namun dilaksanakan dalam dua ruangan.
Kelebihan :

1. Masing-masing kelas lebih fokus dengan pelajaran yang sedang


dihadapinya atau aktivitas yang sedang dilakukan karena
terbebas dariaktivitas kelas lain

2. Terciptanya kemandirian belajar siswa

3. Guru lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar siswa


tetap mempunyai aktivitas saat guru harus berpindah ke
ruangan yang lain
4. Guru mudah dalam melakukan kegiatan penutup karena dapat
dilakukan secara bersama-sama untuk kedua kelas apabila
antarkedua ruangan terdapat pintu penghubung.
Kekurangan :

1. Jika tidak ada ruangan yang cukup untuk memberikan pengantar


dan pengarahan umum (kegiatan pendahuluan) untuk dua kelas
secarabersamaan, maka harus mencari ruangan atau tempat lain
2. Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru
terhadapkelas tidak dapat berlangsung terus menerus
3. Terlalu banyak memakan waktu karena guru harus berpindah-
pindahruangan
4. Siswa merasa menjadi “anak tiri” jika guru tidak dapat
membagiwaktu dengan baik antarkelas yang satu dengan
lainnya
5. Jika tidak terdapat pintu penghubung antarkedua kelas, guru
harusmelakukan kegiatan penutup secara terpisah
Pekerjaan guru dalam administratif, akademik, pelayanan dan tanggung
jawabterhadap siswa karena guru mengajar kelas rangkap.

3. https://www.batukarinfo.com/system/files/Multigrade%20Teaching%2
0Policy%2 0Brief_bahasa%20Ind_final.pdf
Menjelaskan tentang Pengajaran kelas rangkap (PKR) merupakan
suatu pendekatan yang penting dan cocok bagi Indonesia untuk mencapai
target Pendidikan untuk Semua dan Tujuan Pembangunan Millenium
(Millennium Development Goals, MDG) yang diamanatkan secara
internasional, serta Standar Pelayanan Minimum yang baru saja ditetapkan.
PKR mempunyai prinsip khusus sebagai berikut:

a. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran

Dalam PKR guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang
bersamaan. Oleh karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan belajar
mengajar terjadi secara bersamaan atau serempak. Kegiatan yang terjadi
secara serempak itu harus bermakna, artinya kegiatan tersebut
mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum atau
kebutuhan siswa dan dikelola dengan benar. Dengan demikian, jika ada
kegiatan yang dikerjakan siswa hanya untuk mengisi kekosongan saja ,
maka bukan PKR yang diharapkan.
b. Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA) tinggi.

Selama PKR berlangsung, siswa aktif menghayati pengalaman


belajar yang bermakna. PKR tidak memberi toleransi pada banyaknya
WKA yang hilang karena guru tidak terampil mengelola kelas. Misalnya,
waktu tunggu yang lama, pembentukan kelompok yang lamban, atau
pindah kelas yang memakan waktu. Makin banyak waktu yang terbuang,
maka makin rendah kadar WKA.
c. Kontak Psikologis guru dan siswa yang berkelanjutan

Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar
semua siswa merasa mendapat perhatian dari guru secara terus-
menerus. Agar mampu melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai
teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang bersamaan dan
kemudian mampu meyakinkan siswa bahwa guru selalu berada bersama
mereka, bukan pekerjaan yang mudah. Guru harus mampu melakukan
tindakan instruksional dan tindakan pengelolaan yang tepat.Tindakan
instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan
penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas, atau
mengajukan pertanyaan. Tindakan pengelolaan adalah tindakan yang
berkaitan dengan penciptaan dan pengembalian kondisi kelas yang
optimal. Misalnya, menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur
tempat duduk, memberi petunjuk yang jelas atau menegur siswa.
Pemanfaatan Sumber Secara Efisien

Sumber dapat berupa peralatan/sarana, orang dan waktu. Agar


terjadi WKA yang tinggi, semua jenis sumber harus dimanfaatkan secara
efisien. Lingkungan, barang bekas, dan segala peralatan yang ada di
sekolah dapat dimanfaatkan oleh guru PKR. Demikian dengan orang dan
waktu. Siswa yang pandai dapat dimanfaatkan sebagai tutor. Waktu harus
dikelola dengan cermat sehingga menghasilkan WKA yang berkadar
tinggi.
d. Membiasakan siswa untuk mandiri

Apabila guru mampu menerapkan keempat prinsip di atas, maka


siswa akan terbiasa mandiri. Kemampuan siswa untuk belajar mandiri
akan memungkinkan guru PKR mengelola pembelajaran secara lebih baik
sehingga kadar WKA menjadi semakin tinggi.

C. Teori Pendukung Pelaksanaan PKR

1. Menurut Aria Djalil (2021: 1.6) menerangkan tentang pengertian dan mengapa
diperlukan Pembelajaran kelas rangkap.

2. Ismail Sukardi, menyatakan tentang Model pembelajaran.

3. Soekamto, dkk dalam buku Trianto mengemukakan maksud dari model


pembelajaran.
4. Nanang Hanfiah dan Cucu Suhana, menyatakan tentang Model pembelajaran.

5. Wardhani, IGK dalam bukunya Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap menjelaskan


kelebihan dan kekurangan model kelas rangkap.

D. Menjelaskan teori tersebut


1. Menurut Djalil (2021: 1.6) Pembelajaran kelas rangkap adalah satu bentuk
pembelajaran yang mempersiapkan seorang guru mengajar dalam satu ruangan
kelas atau lebih dalam saat yang sama dan mengadapi dua tingkat atau lebih
yang berbeda-beda.
Mengapa diperlukan PKR :
1) Alasan geografis
2) Alasan demografis
3) Kurang guru
4) Terbatasnya ruang kelas
5) Adanya guru yang tidak hadir
Tujuan , Fungsi, dan manfaat PKR dari aspek :
1) Quantity dan EquityPKR memungkinkan kita untuk memenuhi asas
quantity (jumlah) dan equity (pemerataan),yaitu dengan
mengoptimalkan sumber daya yang ada.Dan mampu memberikan
pelayanan yang lebih merata dan adil (equity) hingga kedaerah pelosok
dan kantong – kantong permukiman yang terbesar.
2) EkonomisSatuan biaya pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan
masyarakat akan jauh lebih kecil. Dengan jumlah dana pendidikan yang
sama, perluasan pelayanan pendidikan dapat diberikan hingga kedaerah
yang sulit, kecil dan terpencil.
3) PedagogisMampu meningkatkan kemandirian murid dan mendorong
anak agar aktif dan mandiri.
4) Keamanan Kekhawatiran orang tua terhadap kemungkikan terjadinya
kecelakaan pada anak – anak mereka berkurang.
Prinsip – prinsip pembelajaran PKR secara khusus yaitu :
1) Keserempakan kegiatan pembelajaran.
Prinsip utama PKR adalah kegiatan pembelajaran terjadi secara
bersamaan dan serempak.
2) Kadar tinggi waktu keaktifan akademik ( WKA)
3) Kontak psikologis guru dan murid yang berkelanjutan.
Guru harus mampu melakukan tindakan intruksional dan tindakan
pengolahan yang tepat.Tindakan intruksional adalah tindakan yang
langsung berkaitan dengan penyampaian isi kurikulum, seperti
menjelaskan, memberi tugasengajukan pertanyaan. Tindakan
pengelolaan adalah tindakan yang berkaitan dengan penciptaan dan
pengembalian kondisi kelas yang optimal.
4) Dalam PKR,terjadi pemanfaatan sumber secara efisien
Dalam pembelajaran, sumber dapat berupa peralatan dan
sarana,nara(orang) dan waktu.Lingkungan, barang – barang bekas dan
segala peralatan yang ada disekolah dapat dimanfaatkan oleh guru PKR.

2. Ismail Sukardi, menyatakan bahwa Model pembelajaran adalah bentuk atau


tipe kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan bahan ajar
oleh guru kepada siswa. Model pembelajaran yang ideal adalah model yang
mengeksplorasi pengalaman belajar efektif, yaitu pengalaman belajar yang
memungkinkan siswa atau seseorang mengalami atau berbuat secara langsung
dan aktif dalam sebuah lingkungan belajarnya.
3. Soekamto, dkk dalam buku Trianto mengemukakan maksud dari model
pembelajaran adalah: ”Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa model
pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.
4. Nanang Hanfiah dan Cucu Suhana, Model pembelajaran merupakan salah satu
pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara
adaptif maupun generatif. Model pemebelajaran sangat erat kaitannya dengan
gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching
style) yang keduanya disingkat menjadi SOLAT ( Style Of Learning And
Teaching).
5. Menurut Wardhani (1998), PKR dapat diartikan sebagai bentuk
pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar dalam satu
ruangan kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua
atau lebih kelas atau rombongan belajar. Sebagai contoh, seorang guru
mengajar di kelas A dan B (untuk dua rombongan belajar, yang masing-
masing mempunyai tujuan belajar spesifik pada saat yang sama). Rombongan-
rombongan belajar ini menempati ruang kelas yang terpisah, yang
dihubungkan oleh pintu. Pada tahapan tertentu guru berdiri di pintu
penghubung menghadapi dua kelas yang berbeda, kemudian ia memberikan
pengantar dan pengarahan umum tentang materi yang akan dipelajari. Pada
tahap berikutnya guru masuk ke tiap ruang kelas secara bergantian
menurut strategi pembelajaran yang dipilih.Menjelaskan teori Wardhani di atas
bahwa PKR adalah bentuk pembelajaran dimana guru mengajar dua kelas
atau lebih dalam satu ruangan yang sama atau bisa juga dua kelas atau
rombongan belajar,bila ada dua kelas yang terpisah maka antar kelas
dihubungkan oleh pintu yang berfungsi agar guru dapat bertatap
langsung dengan 2 kelas untuk memberikan pengantar dan pengarahan
umum tentang materi yang akan dipelajari, setelah itu guru masuk
ruangankelas secara bergantian dengan strategi belajar yang telah disiapkan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembelajaran kelas rangkap merupakan suatu bentuk pembelajaran yang


mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam
waktu yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga
mengandung arti bahwa, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan
menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda.
Dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah, tidak selamanya guru SD atau
guru kelas bisa terus mengajar. Ada kalanya, guru tersebut ada halangan yang
menyebabkannya tidak bisa hadir menjalankan tugasnya sebagai guru yaitu
melaksanakan pembelajaran di sekolah. Akibat kekurangan guru mungkin saja akan
menghambat pelaksanaan dan hak murid.
Maka dari itu, pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap tidak bisa dihindarkan.
Untuk memenuhi hak siswa mendapatkan pembelajaran yang semestinya.
Pembelajaran harus tetap berlangsung. Guru akan mendapatkan pemahaman bahwa
PKR adalah suatu tantangan dan kenyataan tersebut harus dihadapai sebagai tugas
guru SD. Di samping itu PKR, bukan saja sekedar kenyataan yang harus dihadapi oleh
guru, tetapi PKR juga mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh guru
yang tidak mengajar di kelas rangkap.

B. REFERENSI
Djalil Ari, dkk. 2021. Pembelajaran Kelas Rangkap. Universitas Terbuka : PT Gramedia.
https://www.silabus.web.id/pkr/
https://bgpntt.kemdikbud.go.id/index.php/profil/sejarah/11-artikel/393-
pembelajaran-kelas-rangkap-sebagai-salah-satu-solusi-pembelajaran-paket-di-
https://surabaya.tribunnews.com/2019/09/16/dorong-efisiensi-pembelajaran-di-
sekolah-terpencil- pemprov-jatim-jajaki-model-kelas-rangkap.
https://www.batukarinfo.com/system/files/Multigrade%20Teaching%20Policy%20Bri
ef_bahasa%2 0Ind_final.pdf
Pradipto, Yosef Dedy. 2007. Belajar Sejati Versus Kurikulum Nasional. Yogyakarta:
Kanisius.
Sumar, Wami Tune dan Intan Abdul Razak. 2017. Strategi Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis Soft Skill. Yogyakarta: Deepublish.
daerah-kepulauan-2.

Anda mungkin juga menyukai