SUCI ANGGRAINI
856249561
UPBJJ PADANG
No Soal Skor
1. Buatlah laporan analisis yang berisi hasil analisis yang dilakukan Saudara jika
Pembelajaran Kelas Rangkap dijadikan model pembelajaran yang dapat
digunakan saat ini. Laporan tersebut dibuat dengan ketentuan sebagai beriku.
20
1. Mengemukakan pendapat pribadi
10
2. Terdapat sumber berita yang mendukung (minimal 2) dapat diambil dari
20
mediacetak atau elektronik (berita dari internet)
10
3. Terdapat beberapa teori pendukung yang mendukung (minimal 5 teori)
4. Menjelaskan teori tersebut 25
5. Mengambil kesimpulan 10
referensi)
7. Tata tulis rapi dan mudah dipahami
Skor 100
Total
*) coret yang tidak perlu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia mempunyai wilayah yang begitu luas yang terdiri dari ribuan
pulau. Seperti yang kita ketahui dalam sistem pendidikan, hal yang tidak dapat
dihindari adalah penyebaran dan distribusi guru secara merata, yang masih menjadi
suatu tantangan yang harus diatasi. Hal ini dapat kita lihat dari keberadaan guru,
khususnya guru Sekolah Dasar, Guru Sekolah Dasar belum menyebar utuh ke segala
penjuru wilayah ditanah air yang mengakibatkan begitu banyak terjadi kekurangan
guru SD dimana-mana, terutama dibagain daerah terdalam.
Pembelajaran yang layak adalah pembelajaran yang dilakukan dengan
memenuhi standar pembelajaran minimal (SPM) yang ada di dalam kelas yakni, ada
guru, ada siswa, ada bahan ajar. Pembelajaran didalam kelas akan berjalan dengan
baik dan efektif jika semua hal tersebut lengkap. Jika salah satunya tidak ada
misalnya guru tidak ada, apalagi siswa yang tidak memiliki bahan ajar maka
pembelajaran tidak akan terlaksana dengan optimal.
Pada kondisi nyatanya di daerah-daerah pedesaan sebagian besar jumlah
siswa nya ada sekitar 5-14 orang terletak dibawah ambang batas kelayakan.
Sedangkan di daerah perkotaan siswa relatif cukup bahkan melebihi kapasitas
apalagi di sekolah- sekolah favorit. Sehingga berakibat pada sekolah yang tidak
favorit menjadi kekurangan siswa dan cenderung untuk di tutup dan digabungkan
dengan sekolah lain.
Di Indonesia, pembelajaran kelas rangkap masih dipandang sebagai ‘kelas
dua’ dan kurang bermutu dibandingkan dengan pembelajarn kelas tunggal
konvensional. Kekurangan guru dan kekurangan siswa yang mendaftar sehingga
jumlah siswa satu sekolah menjadi 60 anak atau kurang (rata-rata 10 anak per kelas
atau kurang) memaksa sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran kelas
rangkap sebagai solusi yang praktis untuk mengatasi masalah keterbatasan jumlah
guru yang terjadi secara luas dan merata di semua wilayah.
Alasan dilakukannya Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) tidak hanya karena
faktor kekurangan guru. PKR juga sering diterapkan karena alasan letak geografis
yang sulit dijangkau, ruangan kelas terbatas, kekurangan tenaga guru, jumlah siswa
yang relatif sedikit, guru berhalangan hadir, atau mungkin faktor keamanan seperti
di daerah pengungsi.
Untuk menanggulangi permasalahan ini agar sekolah tersebut tidak ditutup
atau di regrouping maka salah satu model yang dapat dikembangkan untuk
menanggulangi permasalahan tersebut adalah melalui pembelajaran kelas rangkap
(PKR)/ Multigrade Teaching. Dengan model ini siswa yang sedikit dapat
digabungkan kelasnya di sekolah yang sama dengan satu orang guru.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan ini :
1. Untuk mengetahui pembelajaran kelas rangkap bisa dijadikan model
pembelajaransaat ini
2. Untuk meningkatkan pemahaman guru-guru tentang pembelajaran kelas rangkap.
BAB II
ISI LAPORAN
1. Alasan Geografis
Dilihat dari geografis dapat dilihat dari sulitnya lokasi, terbatasnya sarana
transportasi, permukiman yang berpindah-pindah, dan adanya mata pencaharian
khusus, seperti menangkap ikan, menebang kayu dan sebagainya, mendorong
penggunaan PKR.
2. Alasan Demografis.
Untuk mengajar murid dalam jumlah yang kecil, apalagi tinggal di daerah
pemukiman yang amat jarang maka PKR dinilai sebagai pendekatan pengajaran
yang praktis. Di daerah perkotaan sekalipun alasan demografis ini juga berlaku.
Misal dalam beberapa tahun banyak sekolah yang kekurangan anak,tahun
sekarang, besok dan akan datang sehingga alangkah borosnya, jika SD Margoyasan
masih tetap bertahan dengan konsep lama yaitu, satu tingkat kelas diajar oleh satu
guru. Oleh karena itu, PKR merupakan cara yang lebih praktis dan ekonomis.
3. Kurang Guru.
Walaupun jumlah guru secara keseluruhan mencukupi, sulit untuk mencari guru
yang dengan suka cita siap mengajar di daerah, terpencil seperti guru yang
bersedia bertugas di daerah terpencil. Terbatasnya sarana transportasi, alat dan
media komunikasi dapat menciutkan "nyali" guru untuk bertugas di daerah
terpencil. Belum lagi harga keperluan sehari-hari yang jauh lebih mahal daripada
di daerah perkotaan, sementara besarnya gaji yang diterima tidak berbeda.
Ditambah dengan tanggal gajian yang lambat dan tidak teratur, dan terbatasnya
peluang untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan lanjutan, serta
pengembangan karier maka lengkaplah sudah kecilnya minat guru untuk mengadu
nasib di daerah terpencil.
4. Terbatasnya Ruang Kelas.
Jumlah guru kelas lebih kecil dari jumlah ruang kelas sehingga bagus untuk
menggunakan PKR
Adanya Guru yang Tidak Hadir alasan Guru yang tidak terkena musibah atau
beruntung karena berumah tak jauh dari sekolah, harus mengajar kelas yang tidak
adagurunya.
B. Sumber Berita Pendukung
1. https://bgpntt.kemdikbud.go.id/index.php/profil/sejarah/11-artikel/393-
pembelajaran-kelas-rangkap-sebagai-salah-satu-solusi-pembelajaran-paket-di-
daerah-kepulauan-2 menjelaskan adanya 3 model pembelajaran kelas rangkap:
1) PKR 221 : Dua Kelas, dua mata pelajaran dalam satu ruangan
2) PKR 222 : Dua Kelas, dua mata pelajaran dalam dua ruangan
3) PKR 333 : Tiga Kelas, tiga mata pelajaran dalam 3 ruangan
2. https://surabaya.tribunnews.com/2019/09/16/dorong-efisiensi-pembelajaran-di-
sekolah-terpencil-pemprov-jatim-jajaki-model-kelas-rangkap
Menjelaskan tentang Model PKR 221:
Model PKR 221 merupakan model pembelajaran kelas rangkap yang menggabungkan dua
kelas dengan dua mata pelajaran yang berbeda dan dilaksanakan dalam satu ruangan.
Kelebihan :
3. https://www.batukarinfo.com/system/files/Multigrade%20Teaching%2
0Policy%2 0Brief_bahasa%20Ind_final.pdf
Menjelaskan tentang Pengajaran kelas rangkap (PKR) merupakan
suatu pendekatan yang penting dan cocok bagi Indonesia untuk mencapai
target Pendidikan untuk Semua dan Tujuan Pembangunan Millenium
(Millennium Development Goals, MDG) yang diamanatkan secara
internasional, serta Standar Pelayanan Minimum yang baru saja ditetapkan.
PKR mempunyai prinsip khusus sebagai berikut:
Dalam PKR guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang
bersamaan. Oleh karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan belajar
mengajar terjadi secara bersamaan atau serempak. Kegiatan yang terjadi
secara serempak itu harus bermakna, artinya kegiatan tersebut
mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum atau
kebutuhan siswa dan dikelola dengan benar. Dengan demikian, jika ada
kegiatan yang dikerjakan siswa hanya untuk mengisi kekosongan saja ,
maka bukan PKR yang diharapkan.
b. Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA) tinggi.
Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar
semua siswa merasa mendapat perhatian dari guru secara terus-
menerus. Agar mampu melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai
teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang bersamaan dan
kemudian mampu meyakinkan siswa bahwa guru selalu berada bersama
mereka, bukan pekerjaan yang mudah. Guru harus mampu melakukan
tindakan instruksional dan tindakan pengelolaan yang tepat.Tindakan
instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan
penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas, atau
mengajukan pertanyaan. Tindakan pengelolaan adalah tindakan yang
berkaitan dengan penciptaan dan pengembalian kondisi kelas yang
optimal. Misalnya, menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur
tempat duduk, memberi petunjuk yang jelas atau menegur siswa.
Pemanfaatan Sumber Secara Efisien
1. Menurut Aria Djalil (2021: 1.6) menerangkan tentang pengertian dan mengapa
diperlukan Pembelajaran kelas rangkap.
A. KESIMPULAN
B. REFERENSI
Djalil Ari, dkk. 2021. Pembelajaran Kelas Rangkap. Universitas Terbuka : PT Gramedia.
https://www.silabus.web.id/pkr/
https://bgpntt.kemdikbud.go.id/index.php/profil/sejarah/11-artikel/393-
pembelajaran-kelas-rangkap-sebagai-salah-satu-solusi-pembelajaran-paket-di-
https://surabaya.tribunnews.com/2019/09/16/dorong-efisiensi-pembelajaran-di-
sekolah-terpencil- pemprov-jatim-jajaki-model-kelas-rangkap.
https://www.batukarinfo.com/system/files/Multigrade%20Teaching%20Policy%20Bri
ef_bahasa%2 0Ind_final.pdf
Pradipto, Yosef Dedy. 2007. Belajar Sejati Versus Kurikulum Nasional. Yogyakarta:
Kanisius.
Sumar, Wami Tune dan Intan Abdul Razak. 2017. Strategi Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis Soft Skill. Yogyakarta: Deepublish.
daerah-kepulauan-2.