Anda di halaman 1dari 6

PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD

RESUME MODUL 9 DAN 10


Bahan Belajar Sekolah Dasar Dan Potret Pembelajaran Di Sekolah Dasar

Oleh
ARI RAHARJO – 857790309
SILFIA HERNI RAHMAWATI – 857790577
UMI NURJANAH – 857795655

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
SURAKARTA
2020
MODUL 9
BAHAN BELAJAR SEKOLAH DASAR

KB 1: POTRET BAHAN AJAR


A BENTUK BAHAN AJAR
Bahan ajar berisi konten-tertulis, melalui media atau difasilitasi guru, yang digunakan
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Berbagai contoh
bahan ajar adalah:
1. Buku teks, biasanya merupakan buku pegangan bagi guru dan siswa.
2. Media taktil (manupulatives), adalah bahan yang digunakan dalam mempelajari suatu
konsep, seperti pasir yang digunakan untuk membuktikan rumus volume tabung.
3. Progam audio, adalah bahan ajar yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan
mendengar para siswa.
4. Program video, adalah bahan ajar yang menyajikan demonstrasi atau stimulasi dari suatu
konsep
5. Lembar kerja siswa, merupakan lembaran panduan yang digunakan oleh siswa baik secara
individual atau kelompok untuk mengerjakan suatu tugas dari guru.
6. Handsout, adalah lembaran lepas yang berisi materi pelajaran yang dibagikan kepada
siswa. Contohnya bahan seminar yang berisi materi yang ditayangkan kepada peserta
seminar.
7. Surat kabar, majalah, internet, yaitu bahan ajar yang berupa artikel-artil.

B BAHAN AJAR YANG DIGUNAKAN DI SEKOLAH


Bahan ajar yang sering digunakan guru adalah buku teks dan LKS atau buku kerja siswa.
Secara umum, buku teks sebagai bahan ajar hendaknya mengandung komponen-komponen
tujuan pembelajaran, uraian materi dan evaluasi. Sedangkan komponen yang ada dalam LKS,
hendaknya berisi komponen tujuan, materi/sumber, waktu, cara kerja, hasil yang diharapkan
dan tindak lanjut.
Sementara itu, ada kelemahan bahan ajar yang digunakan di SD, diantaranya adalah salah
konsep, tidak memadainya cakupan materi yang disajikan, penggunaan ilustrasi yang kurang
tepat, penyajian evaluasi yang tidak sesuai dengan aturan pengembangan alat evaluasi, dan
penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
KB 2 : PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI SD

Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan melalui dua cara, yaiitu:


1. Penulisan sendiri. Dengan menulis sendiri, guru dapat menyediakan bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik siswa yang dihadapainya serta kondisi lingkungan. Tetapi guru
dituntut untuk memiliki keterampilan dan pengalaman dalalm menulis bahan ajar serta
waktu dan sumber belajar yang tersedia.
2. Penggunaan bahan ajar yang sudah tersedia. Dalam hal ini, guru tinggal menggunakan
bahan ajar yang ada. Tetapi tidak semua bahan ajar yang ada sesuai dengan karakteristik
siswa yang dihadapi guru serta kondisi linbgkungan.

A PENULISAN BAHAN AJAR


Langkah yang dapat dilakukan guru dalam menulis bahan ajar adalah:
1. Merumuskan tujuan pembelajaran. Merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
2. Menyajikan materi pelajaran, Materinya berdasarkan tujuan pembelajaran dan hendaknya
sesuai dengan karakteristik dan pengetahuan awal siswa, serta sarana dan prasarana yang
ada. Disamping itu, uraian materi juga mencakup ilustrasi (gambar, table, grafik atau
contoh) dan tugas atau kegiatan yang harus dilakukan siswa.
3. Mengembangkan evaluasi. Komponen evaluasi dikembangkan untuk mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap materi yang telah disajikan.

B PENGGUNAAN BAHAN AJAR YANG SUDAH TERSEDIA


Ada beberapa kriteria yang dijadikan pedoman dalam memilih bahan ajar, antara lain:
1. Menurut Depdiknas (2004)
 Kriteria filosofi, berkenaan dengan pencapaian tujuan pendidikan
 Kriteria psiko-pedagogis, berkenaan dengan teori dan asumsi tentang proses
terjadinya belajar pada seseorang.
2. Dick, Carey (2001)
 Kriteria yang berpusat pada tujuan, memusatkan perhatian pada isi pembelajaran.
 Kriteria yang berkenan dengan siswa, kesesuaian bahan ajar dengan kelompok
target pengguna bahan ajar tersebut.
 Kriteria yang berpusat pada konteks, berkenaan dengan kesesuaian bahan ajar yang
dipilih dengan konteks pembelajaran.
 Kriteria yang berpusat pada proses belajar, berkenaan dengan ketepatan penyajian
isi bahan ajar.
3. Onrnstein (1990)
 Tujuan (objective)
 Keterbacaan (readability)
 Kegunaan (utility)
 Kognisi (cognition)
 Cakupan materi (content coverage)
 Audio-visual
 Teori belajar ( learning theory)
 Karakteristik fisik (physical characteristics)

MODUL 10
RANGKUMAN MODUL POTRET PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

KB 1 : POTRET PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

A. SARANA DAN PRASARANA DAN KETERJANGKAUAN DAERAH


Selain terbatasnya guru, kendala proses belajar mengajar yang selama ini ditemukan
adalah kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang yang ada. Beberapa indikator yang
menjadi sumber terbatasnya sarana dan prasarana bagi suatu sekolah, antara lain:
1. Letak geografis yang jauh sehingga untuk menjangkaunya diperlukan waktu dan alat
transportasi yang memadai.
2. Kurangsinkronan informasi antarintansi yang terkait.
3. Peristiwa bencana alam.
4. Sarana yang ada tidak mampu menampung banyaknya jumlah siswa.
5. Kurangnya motivasi usia produktif untuk bersekolah karena kombinasi keterbatasan
sarana, dukungan keluarga dan keramahan alam.

B. METODE PEMBELAJARAN
Ada beberapa alasan banyak guru belum kompeten, antara lain: guru belum
menguasai bahan ketika belajar atau kuliah dan guru mengajarkan yang bukan
bidangnya. Selain kurang menguasai bidangnya, masih banyak guru yang dalam
mengajar hanya menggunakan model yang sama. Mereka kurang menguasai berbagai
model pembelajaran yang sesuai perkembangan anak didik dan sesuai teori pendidikan
yang baru.

C. KETIDAKMERATAAN JUMLAH GURU


Salah satu persoalan guru, selain kesejahteraan adalah ketidakmerataan jumlah mereka.
Perbandingan antara guru yang mengajar di daerah terpencil dengan guru yang mengajar di
kota sangat jauh. Dari segi kuantitas, jumlah guru sebetulnya telah memadai, tetapi sisi
pemerataan dan kualitasnya belum sesuai.

KB 2 : PEMBAHARUAN PEMEBELAJARAN YANG DITERAPKAN DI SD

A PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Pembelajaran secara kontekstual merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
berhubungan dengan fenomena kehidupan sosial masyarakat, fenomena dunia pengalaman dan
pengetahuan murid dan kelas sebagai fenomena sosial.
Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungann antara pengatahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning),
menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling) dan
penilaian sebenarnya (authentic assessment).
Dalam pembelajran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana
kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang
akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam
program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi
pembelajaran, langkah- langkah pembelajaran dan authentic assessmennya.
B PAKEM
PAKEM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif,
efektifdan menyenangkan. Dalam konteks ini, sebuah pembelajaran semestinya membuat anak
merasa nyaman, tidak takut untuk bertanya, tidak tegang dalam menyimak guru dan tidak
merasa kesulitan untuk menyerap materi yang diajarkan. Fungsi pembelajaran yang ditekankan
adalah bagaimana menggali dan mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa
serta media yang digunakan untuk menggali pengetahuan dan menanamkan nilai kehidupan
sehari-hari.
PAKEM dalam perspektif guru adalah guru Aktif memantau kegiatan belajar siswa,
member umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang dan mempertanyakan gagasan
siswa, Kreatif mengmbangkan kegiatan yang beragam dan membuat alat bantu belajar
sederhana, Efektif sehingga pembelajaran mencapai tujuan, Menyenangkan sehingga anak
tidak takut salah, tidak takut ditertawakan, dan tidak dianggap sepele.
Sementara PAKEM dalam perspektif siswa adalah siswa Aktif bertanya, mengemukakan
gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain serta gagasannya,
Kreatif merancang/membuat sesuatu dan menulis/mengarang, Efektif menguasai
keterampilan yang diperlukan, Menyenangkan sehingga siswa berani mencoba/membuat,
berani bertanya, berani mengemukakan gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain.

C PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOLABORATIF


Pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya
kelompok-kelompok, mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran ini, siswa diajak untuk mencoba menyelami karakteristik kehidupan yang
heterogen dengan berbagai macam perbedaan karakter yang ada. Dalam melakukan
pembelajaran ini, ada lima langkah yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Pembelajaran berbasis masalah
2. Pemanfaatan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar
3. Pemberian aktifitas kelompok
4. Pembuatan aktifitas belajar mandiri

5. Penerapan penilaian autentik

Anda mungkin juga menyukai