Anda di halaman 1dari 2

Proses pemerolehan bahasa pada anak idealnya didukung faktor keluarga.

Bahasa anak yang pertama adalah bahasa


ibunya, selembut, sekalem, sekeras, sesopan anak tergantung orang tua, orang tua pendukung pemerolehan bahasa
anak. Namun muncul masalah ketika kualitas dan kuantitas komunikasi orang tua dengan anak kurang dengan
berbagai macam alasan dan keadaan (orang tua sibuk kerja).

Silakan analisis masalah di atas berdasarkan pemerolehan bahasa anak serta peran bapak/ibu sebagai pendidik
untuk memaksimalkan kemampuan bahasa di kelas rendah?

Jawab:

Penomena kurangnya interaksi antara anak dan orang tua memang akan sangat berpengaruh terhadap proses
pemerolehan bahasa bagi anak. Namun demikian hal tersebut bukan satu-satunya penetu seorang anak
mendapatkan proses pemerolehan bahasa yang baik. Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhada proses
pemerolehan bahasa anak. Anak dalam proses pemerolehan bahasa pertama bervariasi, ada yang lambat, sedang,
bahkan ada yang cepat. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti berikut ini:

a. Faktor Alamiah

Setiap anak lahir dengan seperangkat prosedur dan aturan bahasa yang dinamakan Chomsky Language Acquisition
Divice (LAD). Potensi tersebut akan berkembang setelah mendapatkan stimulus dari lingkungan. Proses pemerolehan
melalui LAD sifatnya alamiah sehingga jika tidak dirangsang untuk mendapatkan bahasapun anak akan mampu
menerima bahasa yang ada di sekitarnya. Slobin mengatakan bahwa yang dibawa lahir ini bukanlah pengetahuan
seperangkat kategori linguistik yang semesta, seperti dikatakan oleh Chomsky. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan
yang dibawa sejak lahir itulah yang memungkinkan seorang anak untuk mengolah data linguistik.

b. Faktor Biologis

Faktor biologis yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak adalah otak (sistem syaraf pusat), alat dengar, dan
alat ucap.

c. Faktor Lingkungan Sosial

Bahasa yang diperoleh anak tidak diwariskan secara genetis tetapi didapatkan dari lingkungan yang menggunakan
bahasa, sehingga anak memerlukan orang lain untuk mendapatkan bahasa atau menerima dan mengirim simbol-
simbol bahasa dalam bentuk suara secara fisik.

d. Faktor Intelegensi

Intelengesi adalah daya atau kemampuan anak dalam berpikir atau bernalar. Intelegensi juga dapat dikatakan
sebagai kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah. Meskipun, anak yang bernalar lebih tinggi tidak dapat
dipastikan akan lebih sukses daripada anak yang berdaya nalar pas-pasan dalam hal pemerolehan bahasa.

e. Faktor Motivasi

Sumber motivasi pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu motivasi dari dalam atau internal dan motivasi dari luar
diri atau eksternal. Dalam belajar bahasa seorang anak tidak terdorong demi bahasa sendiri. Dia belajar bahasa
karena kebutuhan dasar yang bersifat, seperti lapar, haus, serta perlu perhatian dan kasih sayang (Goodman, 1986;
Tompkins dan Hoskisson. 1995). Inilah yang disebut motivasi intrinsik yang berasal dari dalam diri anak sendiri.

Jika melihat faktor-faktor di atas peran orang tua bekerja pada faktor lingkungan sosial dan motivasi. Tentu saja
perkembangan pemerolehan bahasa anak akan sangat baik jika ia mendapati kondisi yang baik pada seluruh faktor
yang dibuthkan dengan baik. Namun demikian ada kalanya kondisi tidak ideal terjadi karena kondisi tertentu seperti
orang tua yang bekerja, kurangnya kesadaran atau kemampuan orang tua dalam menstimulasi anak untuk berbicara
dal lain sebagainya.
Lalu apa peran guru sebagai pendidik untuk memaksimalkan kemampuan bahasa di kelas rendah? Seorang guru
dapat memaksimalkan peranya dalam dua faktor pemerolehan bahasa. Yang pertama guru kelas rendah dapat
berperan sangat besar pada peningkatkan kulitas lingkungan sosial dan meningkatkan motivasi berbahasa pada
siswa. Hal ini sangat mendukung perkembangan pemerolehan bahasa anak. Dengan upaya yang baik dalam
merancang pembelajaran kelas rendah yang merangksang proses perkembangan sisiwa yang mungkin kurang
mendapatkan rangsangan sosial dan motivasi di rumah mereka. Program-program membacakan cerita yang menarik
dan ekspresif di kelas rendah tentu akan sangat membantu siswa mendapatkan kosakata yang kaya. Motivasi guru
untuk merangsang siswa saling berinteraksi atau berbicara di depan kelas. Memperbanyak apresiasi agar siswa mau
berbicara di depan umum akan sangat membantu siswa lebih percaya diri dalam berbicara sekaligus akan membantu
memperkaya kosakata yang mereak miliki.

Anda mungkin juga menyukai