Anda di halaman 1dari 4

Nama Mahasiswa : USEP HILMAN

NIM : 857487952
Mata Kuliah : PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP PDGK 4302

Silahkan Kerjakan Latihan ini dengan benar!

No Soal Skor
1. Jelaskan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu 27
dipelajari di era digital ini? Berikan contoh kasus yang dapat Saudara ambil di berita
untuk menjelaskan salah satu alasan tersebut!
2. Jelaskan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan berikan 20
contohnya!
3. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya 14
disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013!
Skor Total 61

1. Pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di era digital ini karena dengan kemajuan
teknologi dewasa ini dapat mengatasi tantangan – tantangan yang dihadapi dalam
pembelajaran PKR, seperti keterbatasan sarpras, murid, atau guru.N amun, guru perlu
terlebih dulu memiliki pengalaman melakukan pendekatan pembelajaran aktif, sebelum
diperkenalkan dengan model pembelajaran kelas rangkap. Sebagai contoh Sekolah Dasar
Negeri (SDN) Cirimekar 02 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat rusak berat akibat
hujan yang mengguyur wilayah Jabodetabek pada 31 Desember 2019 hingga 1 Januari
2020. Bangunan SDN yang berada di Jalan Kaporlap No. 03 RT 02 RW 05 ini tidak bisa
dipakai untuk kegiatan belajar mengajar. Kegiatan menuntut ilmu para siswa dan siswi ini
pun dipindahkan ke tenda darurat. Sekitar 150an siswa belajarnya pakai teknik
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), di mana mengajar di satu ruang untuk beberapa kelas.

2. Prinsip dalam PKR adalah ketentuan-ketentuan umum dan khusus yang bersifat memandu
dan mengarahkan pikiran dan perilaku guru dalam menyikapi dan mengelola pembelajaran.
Prinsip – prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) terbagi 2, yaitu
prinsip umum dan prinsip khusus.
1. Prinsip Umum
Ada 3 prinsip umum yang mendasari PKR, antara lain :
(a) Perbedaan kemampuan individual murid yang harus diperhatikan guru.
Dalam hal ini guru berperan untuk mengakomodasi kebutuhan individu murid sebagai
seorang yang unik dan membutuhkan perlakuan yang berbeda satu dengan yang lainnya
untuk mampu mencapai perkembangan yang maksimum.
(b) Membangkitkan motivasi belajar murid.
Sebagaimana kita ketahui bahwa motivasi sangat penting dimiliki oleh setiap murid dalam
belajar. Motivasi mampu menjadi energi dan penyemangat yang dapat menggerakkan
murid untuk belajar, yakni mengalami perubahan perilaku dari tidak tahu menjadi tahu.
Oleh karana itu, guru PKR harus senantiasa memotivasi murid muridnya untuk mau belajar
baik dengan kehadiran gurunya maupun tanpa guru dengan belajar secara mandiri.
(c) Belajar hanya terjadi jika murid aktif sehingga guru harus berusaha mengaktifkan
murid.
Dalam proses belajar individulah yang aktif sehingga dalam PKR guru harus membiasakan
muridnya belajar mandiri. Guru dapat menumbuhkan proses belajar mandiri dengan cara
menciptakan iklim belajar yang baik, yaitu dengan suasana yang hangat, menyenangkan,
dan menarik.
2. Prinsip Khusus
Ada 4 prisip khusus dalam PKR, antara lain :
(a) Keserempakan kegiatan pembelajaran
Dalam PKR kegiatan belajar mengajar terjadi secara serempak atau bersamaan. Kegiatan
trsebut harus memiliki makna, artinya kegiatan itu harus sesuai dengan kebutuhan murid
dan mempunyai tujuan yang sesuai dengan kurikulim.
(b) Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA)
Perlu kita ketahui bahwa kualitas dan lamanya kegiatan pembelajaran berlangsung
menentukan tinggi rendahnya kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA). PKR tidak
memberi toleransi pada banyaknya WKA yang hilang karena guru tidak terampil
mengelola kelas. Oleh karena itu, guru PKR harus pandai – pandai dalam mengelola kelas
karena guru mengajar lebih dari satu tingkatan kelas.
(c) Kontak psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
Guru PKR haru selalu berusaha menciptakan berbagai teknik atau cara untuk
membangkitkan motivasi muridnya dalam belajar dan memberikan perhatian kepada
muridnya. Kita ketahui bahwa guru PKR menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang
bersamaan. Peran guru disini adalah mampu meyakinkan muridnya bahwa guru selalu
berada bersama mereka. Oleh karana itu, guru PKR harus pandai melakukan tindakan
pengelolaan, seperti menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat duduk,
member petunjuk dengan jelas.
(d) Pemanfaatan sumber secara efisien
Guru PKR harus pandai dalam memanfaatkan berbagai jenis sumber secara efisien. Seperti,
lingkungan belajar dan segala peralatan yang ada di sekolah. Guru juga dapat menunjuk
murid yang pandai sebagai tutor sebaya sehingga dapat menghasilkan Waktu Keaktifan
Akademik yang tinggi (WKA).
3. Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas 5 dan kelas 6,
dengan dua mata pelajaran IPS dan IPA, dalam satu ruangan. Dalam penerapan model PKR
ini, ikutilah petunjuk sebagai berikut.
a. Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikan pengantar
dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi
dua. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan kelas 6. Ikuti
langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan.
b. Pada kegiatan inti 1,2,3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang sesuai
dengan tujuan untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung adakan
pemantapan, bimbingan, balikan sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan dasar
mengajar yang sesuai.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, berdirilah di depan kelas
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw atas materi dan kegiatan yang baru
berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Kemudian berikan tindak
lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin
untuk hari berikutnya.
Sedangkan Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas.
Misalnya kelas 5 dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 5 dan
IPA di kelas 6. Topik yang diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses
pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu.
Untuk penerapan model ini, perlu diikuti petunjuk sebagai berikut.
a. Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas V dan
kelas VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan
pengarahan umum seperti dilakukan pada model PKR 221. Bila tidak mungkin bisa
menyatukan murid dalam satu ruangan, gunakan halaman/teras, dan bila tidak mungkin
lagi murid tetap di ruang masing-masing tetapi guru berada di pintu yang menghubungkan
antara dua kelas.
b. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan aneka metode yang sesuai
untuk masing-masing kelas. Yang perlu diperhatiakn adalah jangan sampai pada saat guru
sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak ada kegiatan sehingga murid
ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke ruang secara seimbang, artinya jangan banyak
menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana guru harus berdiri di pintu
penghubung.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw umum mengenai materi dan kegiatan
belajar yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai dengan keperluan.
Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas, kemudian
persiapan untuk jam pelajaran.
d. Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid
sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu
penghubung.

Anda mungkin juga menyukai