Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rosmalina Tambunan

Nim : 856015159

Tugas Tutorial : 1 (satu)

Soal

1. Uraikan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di era
digital ini? Berikan contoh kasus yang dapat Saudara ambil di berita untuk menjelaskan salah
satu alasan tersebut!
2. Uraikan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan berikan contohnya!
3. Uraikan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya
disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013!

Jawaban

1. Pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di era digital ini karena dengan kemajuan teknologi
dewasa ini dapat mengatasi tantangan – tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran PKR, seperti
keterbatasan sarpras, murid, atau guru. Namun, guru perluterlebih dulu memiliki pengalaman
melakukan pendekatan pembelajaran aktif, sebelum diperkenalkan dengan model pembelajaran
kelas rangkap. Sebagai contoh pemerintah Kabupaten Toba, yang saat ini melaksanakan program
rintisan pembelajaran kelas rangkap di 8 sekolah-sekolah kecil yang berada di Kecamatan Uluan.
Model pendekatan seperti ini sangat penting, terutama di daerah-daerah terpencil dengan populasi
penduduk yang sedikit, dan di sekolah-sekolah yang kekurangan guru atau ruang kelas. Model
seperti ini juga berguna bagi guru yang ingin melakukan pembelajaran berdiferensiasi untuk siswa
dengan kompetensi beragam.

2. Prinsip – prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) terbagi 2, yaitu prinsip
umum dan prinsip khusus.
1. Prinsip Umum

Ada 3 prinsip umum yang mendasari PKR, antara lain:

(a) Perbedaan kemampuan individual murid yang harus diperhatikan guru.

Dalam hal ini guru berperan untuk mengakomodasi kebutuhan individu murid sebagai
seorang yang unik dan membutuhkan perlakuan yang berbeda satu dengan yang lainnya
untuk mampu mencapai perkembangan yang maksimum.
(b) Membangkitkan motivasi belajar murid.

Sebagaimana kita ketahui bahwa motivasi sangat penting dimiliki oleh setiap murid dalam
belajar. Motivasi mampu menjadi energi dan penyemangat yang dapat menggerakkan
murid untuk belajar, yakni mengalami perubahan perilaku dari tidak tahu menjadi tahu.
Oleh karana itu, guru PKR harus senantiasa memotivasi murid – muridnya untuk mau
belajar baik dengan kehadiran gurunya maupun tanpa guru dengan belajar secara mandiri.
(c) Belajar hanya terjadi jika murid aktif sehingga guru harus berusaha mengaktifkan murid.
Dalam proses belajar individulah yang aktif sehingga dalam PKR guru harus membiasakan
muridnya belajar mandiri. Guru dapat menumbuhkan proses belajar mandiri dengan cara
menciptakan iklim belajar yang baik, yaitu dengan suasana yang hangat, menyenangkan,
dan menarik.
2. Prinsip Khusus

Ada 4 prisip khusus dalam PKR, antara lain :

(a) Keserempakan kegiatan pembelajaran

Dalam PKR kegiatan belajar mengajar terjadi secara serempak atau bersamaan. Kegiatan
trsebut harus memiliki makna, artinya kegiatan itu harus sesuai dengan kebutuhan murid
dan mempunyai tujuan yang sesuai dengan kurikulim.
(b) Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA)

Perlu kita ketahui bahwa kualitas dan lamanya kegiatan pembelajaran berlangsung
menentukan tinggi rendahnya kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA). PKR tidak
member toleransi pada banyaknya WKA yang hilang karena guru tidak terampil mengelola
kelas. Oleh karena itu, guru PKR harus pandai – pandai dalam mengelola kelas karena guru
mengajar lebih dari satu tingkatan kelas.
(c) Kontak psikologis guru dan murid yang berkelanjutan

Guru PKR haru selalu berusaha menciptakan berbagai teknik atau cara untuk
membangkitkan motivasi muridnya dalam belajar dan memberikan perhatian kepada
muridnya. Kita ketahui bahwa guru PKR menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang
bersamaan. Peran guru disini adalah mampu meyakinkan muridnya bahwa guru selalu
berada bersama mereka. Oleh karana itu, guru PKR harus pandai melakukan tindakan
pengelolaan, seperti menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat duduk, member
petunjuk dengan jelas.
(d) Pemanfaatan sumber secara efisien

Guru PKR harus pandai dalam memanfaatkan berbagai jenis sumber secara efisien. Seperti,
lingkungan belajar dan segala peralatan yang ada di sekolah. Guru juga dapat menunjuk
murid yang pandai sebagai tutor sebaya sehingga dapat menghasilkan Waktu Keaktifan
Akademik yang tinggi (WKA).

3. Model Pembelajaran Kelas Rangkap 221 Dan 222

Model PKR 221

Dalam model PKR 221, guru nmenghadapi dua kelas contohnya dalam kelas V dan
kelas VI, untuk mengajar mata pelajaran IPA dengan topik sumber daya alam di kelas
V, dan mata pelajaran IPS di kelas VI. Kedua topik memiliki saling keterkaitan.
Proses pembelajaran berlangsung dalam satu rusangan.

Langkah-langkah menerapkan model ini adalah sebagai berikut:

1. Pada kegiatan pendahuluan +10 menit pertama berikan pengantar dan


pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis
dibagi dua.
Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas V dan VI. Ikuti
dengan langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan ditempuh
selama pertemuan itu +80 menit.

2. Pada kegiatan inti +60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai
untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan
pemantapan, bimbingan, balikan sesuai keperluan. Gunakan ketrampilan
dasar yang sesuai.
3. Pada kegiatan penutup +10 menit terakhir berdirilah di depan kelas
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviu atas materi dan kegiatan
yang berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu
berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk
pertemuan berikutnya.

Model PKR 222

Dalam model PKR 222 guru menghadapi dua kelas, dalam hal ini kelasn V dan
VI, untuk mengajar mata pelajaran matematika topik bangun ruang di kelas V
dan mata pelajaran IPA topik tumbuhan hijau di kelas VI. Kedua topik tidak
memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam dua
ruangan berdekatan yang terhubung dengan pintu.

Dalam menerapkan model ini ikuti petunjuk sebagai berikut.

1. Pada kegiatan pendahuluan +10 menit pertama satukan murid kelas V dan
VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan
pengantar dan pengarahan umum seperti dilakukan dalam pendahuluan
model PKR 221. Bila ternyata tidak mungkin menyatukan murid kelas V
dan VI dalam ruangan, gunakan halaman atau emperan sekolah sambul
berdiri. Bila cara kedua masih tidak mungkin biarkan murid kelas V dan VI
duduk dalam ruangan masing-masing. Berdirilah, di pintu penghubung
ruang kelas V dan VI. Berikan pengantar dan pengarahan umum secara
berselang-selang untuk kelas V kemudian kelas VI atau sebaliknya.
2. Pada kegiatan inti +60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai
dengan masing-masing kelas. Yang perlu diperhatikan jangan sampai pada
saat guru sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang satunya lagi tidak
ada kegiatan sehingga ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke ruang
secara seimbang artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang.
Ada saat guru berdiri di pintu penghubung.
3. Pada kegiatan penutup +10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviu umum mengenai materi
dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai
keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-
masing kelas. Kemukakan hal-hal yang perlu disiapkan untuk jam
berikutnya.
4. Sebagai catatan, untuk model 222 ini sedapat mungkin denah ruangan
diatur agar pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu
penghubung .
Pengelolaan PKR 222 memang agak lebih rumit dari pada PKR 221. Dapat
dipahami dengan berkumpul dalam satu ruangan seperti dalam PKR 221
perhatikan guru tanpa penghalang. Model PKR 221 sangat cocok untuk dua
materi yang saling berkaitan. Sedang model PKR 222 sangat cocok untuk
materi pelajaran yang sangat berkaitan dan memerlukan perhatian khusus
dari masing-masing kelas.

Anda mungkin juga menyukai