Anda di halaman 1dari 11

NAMA : EUIS HAPIDOH DOHIROH

NIM : 857476358
TUGAS TUTORIAL II

Mata Kuliah : Perspektif Pendidikan SD


Semester : 3 ( Tiga )
Waktu Ujian : 60 Menit
Tutor : Devi Afriyuni Yonanda, M.Pd

SOAL
1. Bu Erli, guru kelas 3 SD Wara Wiri sedang asyik di dalam kelas membimbing siswa
mengukur tinggi badan dengan menggunakan meteran. Istilah meter (m) dan centimeter
(cm) diperkenalkan kepada anak-anak dengan langsung memperagakanya melalui alat
meteran. Anak-anak bekerja dalam kelompok, saling mengukur dan mencatat tinggi
badan anggota kelompok dan mengukur tinggi badan. Kemudian Bu Erli bertanya
mengapa ada yang badanya tinggi dan ada yang pendek, lalu anak-anal menjawab dengan
bermacam-macam jawaban. Tetapi Bu Erli mengarahkan kepada dua hal yaitu makanan
yang sehat dan olahraga yang rutin.
a. Dari segi materi pelajaran, model pembelajaran apa yang sedang diterapkan oleh Bu
Erli? Berikan alasan dari kasus pembelajaran tersebut!
Jawab:
Model pembelajaran yang diterapkan oleh Bu Erli pada pembelajaran di atas yaitu
model pembelajaran Discovery/Inquiry Learning. Model pembelajaran Discovery
Learning mengajarkan para siswa untuk menemukan secara mandiri mengenai
pengetahuan yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
yang dilakukan oleh Bu Erli, yaitu membimbing siswa untuk melakukan eksperimen
dan menemukan konsep secara mandiri.
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah
memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam
penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery learning dirancang dengan kegiatan eksperiensial dan interaktif.
Eksperiensial memiliki arti instruktur mampu mengaktifkan pembelajar untuk
membangun pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai juga sikap melalui
pengalamannya secara langsung.
Instruktur harus menggunakan cerita, permainan, alat bantu visual, dan teknik yang
menarik untuk memancing rasa ingin tahu peserta. Selain itu, instruktur juga
mengarahkan peserta didik dalam cara berpikir, bertindak, dan refleksi yang baru.
Adapun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:
● Pemberian rangsangan (stimulation)
● Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
● Pengumpulan data (data collection)
● Pengolahan data (data processing)
● Pembuktian (verification)
● Menarik simpulan/generalisasi (generalization)
b. Identifikasi minimal dua kekuatan yang terdapat dalam pembelajaran di atas
Jawab:
Kekuatan yang terdapat dalam pembelajaran di atas, yaitu sebagai berikut:
1) Pembelajaran secara kelompok mampu meningkatkan kerjasama antar siswa.
2) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3) Membuat siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar menemukan
melalui eksperimen.
4) Meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam memberikan tanggapan pada proses
pembelajaran.
5) Meningkatkan rasa ingin tahu siswa.
6) Membentuk kemandirian pada diri siswa.
2. Pak Basuki adalah seorang guru yang mengajar kelas VI di SD Putra. Dalam mengajarkan
matematika nilai yang diperoleh siswa selalu dibawah KKM. Untuk memotivasi siswanya
agar lebih bersemangat dalam belajar, Pak Basuki memberikan angket 7 kebiasaan guru
yang efektif untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.
a. Jelaskan apa 7 kebiasaan guru yang efektif dalam proses pembelajaran matematika!
Jawab:
Kebiasaan guru yang efektif untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran,
yaitu sebagai berikut:
1) Konsistensi
Tugas kita sebagai guru menegakkan aturan yang telah ada tanpa melibatkan
emosi. Melihat segala sesuatu dari cara pandang siswa juga menjadi hal yang
harus terus kita lakukan agar nuansa konsistensi yang kita upayakan benar-benar
sesuai saat diterapkan kepada siswa.
2) Perlakukan siswa sebagai individual
Dalam mengajar, sebuah hubungan antar guru dengan siswa memang haruslah
terjalin dengan baik. Carilah sebanyak-banyaknya informasi mengenai siswa
Anda. Ketika siswa merasa dekat maka sebagai guru kita sudah berhasil
menyingkirkan batas pribadi antara dua pribadi yang berbeda yaitu guru dan
siswa. Siswa akan menghormati kita dari hatinya bukan karena keharusan.
3) Jadikan lingkungan fisik kelas anda sedapat mungkin bernuansa belajar
Saat melakukan pengaturan tempat duduk siswa, upayakan membuat siswa bisa
belajar dan bekerja sama dengan temannya (peer learning). Aturlah tempat duduk
siswa dalam kelompok agar terjadi gerak dan interaksi serta meningkat
keterampilannya dalam pemecahan masalah. Dengan lingkungan yang demikian
siswa merasa asyik dan bertambah terus keingintahuannya dalam melakukan
kegiatan belajar. Siswa juga terlatih kemandiriannya, konsentrasinya dan
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri.
4) Lakukanlah penelitian terhadap siswa sesering mungkin tapi dengan alasan yang
kuat
Saat menilai siswa gunakanlah cara yang berbeda-beda. Carilah informasi
sebanyak-banyaknya mengenai hasil kerja siswa (portofolio, melihat pekerjaan
siswa saat dalam proses, observasi, tanya jawab). Siswa selalu merasa ingin tahu
mengenai pencapaian yang sudah dilakukan. Dengan menggunakan prinsip
menilai siswa dengan baik, akan membantu perkembangan anak untuk melakukan
hal yang terbaik saat belajar.
5) Dapatkan umpan balik dari cara anda mengajar dan bekerja
Banyak sekolah yang sudah mempunyai cara dan instrumen untuk menilai guru
baik kinerja maupun cara mengajar guru-gurunya.
a. Mendapatkan umpan balik dari siswa (walaupun terkadang siswa bersikap
tidak terbuka dalam menilai karena merasa segan).
b. Gunakan perangkat TIK (video kamera) untuk melihat diri Anda sendiri saat
sedang mengajar. Ingat juga bahasa tubuh saat sedang mengajar (60% bahasa
tubuh, 20% nada suara, dan 20% isi dari yang diutarakan).
6) Lihatkan diri anda dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun
informal
Kebiasaan Anda untuk mengikuti berbagai kegiatan akademik secara formal dan
informal akan membangun pola pikir yang terbuka, bebas, dan kritis sehingga
Anda dapat bebas memikirkan berbagai alternatif cara memotivasi.
7) Membuka diri terhadap kebutuhan siswa
Mulailah dari kecerdasan majemuk, sebuah teori milik Howard Gardner. Teori ini
sangat bermanfaat untuk menyadari betapa semua siswa cerdas. Gunakan strategi
belajar kelompok serta strategi lain demi membuka seluruh potensi terbaik siswa.
b. Sebagai pendidik, kiat-kiat apa yang dilakukan guru dalam mengajarkan matematika
agar siswa menyenangi mata pelajaran matematika!
Jawab:
1) Bersemangat ketika mengajar matematika
Salah satu cara untuk meningkatkan minat siswa adalah dengan bersemangat
ketika mengajar. Siswa bisa merasakan jika guru tidak semangat mengajar, hal ini
menyebabkan siswa tidak menaruh minat pada pelajaran matematika tersebut.
Namun jika guru bersemangat dan menjadikan suasana kelas menarik, maka siswa
akan lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran.
2) Perhatikan celah materi yang tidak dipahami siswa
Guru sebaiknya mengetahui materi apa yang tidak dipahami siswa untuk
meningkatkan keinginan mereka belajar lebih banyak. Misalnya, guru
menjelaskan contoh latihan yang biasa diberikan di kelas sampai jelas, diikuti
dengan contoh latihan yang sedikit berbeda namun masih terkait dengan materi
yang sama. Hal ini akan memberi siswa motivasi untuk belajar lebih giat.
3) Temukan pola atau cara khusus
Guru dapat membantu siswa menemukan cara mudah memahami suatu materi
agar mereka lebih cepat mengingat suatu topik. Misalnya perkalian angka 1-10
dengan angka 9 menggunakan jari, 7x9 artinya jari ke 7 dari kiri menjadi pemisah
antara sisa jumlah jari di kanan (6) dan jari di kiri (3). Lalu, kedua angka tersebut
digabungkan maka hasilnya adalah 63. Pola atau cara khusus ini akan lebih
memotivasi siswa untuk belajar karena memudahkan mereka memahami konsep.
4) Memberi tantangan pada siswa
Memberi tantangan sangat penting untuk menciptakan antusiasme siswa dalam
belajar. Namun, guru harus memilih tantangan yang sesuai dengan kemampuan
siswa. Karena tujuan diberikan tantangan ini adalah untuk menyemangati bukan
menurunkan minat siswa.
5) Memberi contoh pengaplikasian matematika dalam dunia nyata
Contoh pengaplikasian materi di kehidupan nyata dapat guru berikan pada awal
pembelajaran. Hal ini agar siswa menjadi termotivasi terhadap materi yang akan
dijelaskan guru. Guru juga bisa membantu siswa menghubungkan matematika
dengan jenjang karir yang mereka inginkan di masa depan. Misalnya guru
menjelaskan manfaat teori peluang yang bisa diaplikasikan ketika siswa
menempuh pendidikan di jurusan aktuaria. Kedepannya, siswa akan bisa
menghitung peluang terjadinya peristiwa tertentu, seperti risiko keuangan di masa
depan dan dampak dari kondisi finansial.
6) Ceritakan sejarah terkait
Untuk menumbuhkan ketertarikan siswa, guru bisa
menambahkan sejarah terkait materi tertentu yang sedang
diajarkan di kelas. Cara ini bisa memotivasi siswa dan
mengasah rasa keingintahuan siswa, misalnya simbol akar
(√ ) yang ditemukan oleh seorang matematikawan bernama
Christoff Rudolff.
7) Menggabungkan teknologi dalam kegiatan belajar
Kedekatan anak-anak dengan teknologi dapat guru manfaatkan untuk menambah
semangat belajar mereka. Apalagi saat ini, banyak aplikasi yang bisa membantu
siswa belajar dan memahami matematika. Diantaranya Math Tricks,
Photomath-Camera Calculator, dan ruang belajar di aplikasi ruangguru. Tidak
hanya pelajaran matematika, ruang belajar juga menyediakan video animasi untuk
semua mata pelajaran sekolah yang menarik untuk ditonton.
3. Anak berbakat adalah anak yang memiliki skor IQ 130 atau 140 lebih. Mereka memiliki
kemampuan intelektual umum dan akademis, maupun berpikir kreatif produktif, memiliki
jiwa kepemimpinan, memiliki prestasi tinggi di bidang seni atau keterampilan lain. Sesuai
dengan karakter dan kemampuanya tersebut, anak berbakat membutuhkan layanan yang
berbeda dengan siswa lainnya.
Anda sebagai pendidik, langkah-langkah apa yang dilakukan agar siswa mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal namun tidak lepas dari dunia
anak-anak!
Jawab:
Anak berbakat akan dapat mewujudkan potensi yang dimiliki apabila mendapat layanan
dan bimbingan yang baik. Sesuai dengan kebutuhan anak, ada dua macam layanan
sebagai pilihan dalam memberikan layanan kepada anak berbakat meliputi:

a. Adaptasi Lingkungan Belajar


Hampir semua anak mengadaptasi lingkungan belajar dirancang untuk membawa
anak-anak berbakat bersama-sama dengan teman seusianya dalam jangka waktu
tersebut. Hubungan dengan adaptasi lingkungan belajar ini ada beberapa cara sebagai
berikut.
1) Kelas pengayaan, guru kelas melaksanakan suatu program tanpa bantuan petugas
dari luar.
Contohnya, anak berbakat belajar di kelas biasa bersama dengan anak normal.
Anak berbakat dapat belajar di kelas yang lebih tinggi sesuai dengan
keberbakatannya. Apabila anak berbakat dalam Matematika duduk di kelas 3 SD
misalnya, ia bisa mengikuti pelajaran Matematika di kelas yang lebih tinggi.
Untuk pelajaran yang lain (tidak unggul) ia tetap belajar di kelasnya semula.
2) Guru konsultan, pelaksanaan program pengajaran dalam kelas bisa dengan
bantuan konsultan khusus yang terlatih.
Contohnya, anak ditempatkan di kelas biasa belajar bersama dengan anak biasa di
bawah bimbingan guru kelas biasa. Sekali-kali guru konsultan datang membantu
guru kelas dalam menangani dan memberi petunjuk mengenai bahan atau metode
sesuai dengan kebutuhan atau bidang keunggulan anak berbakat. Guru konsultan
adalah guru yang terlatih dalam bidang keberbakatan.
3) Ruangan sumber belajar, siswa berbakat meninggalkan ruang kelas biasa ke
ruangan sumber untuk menerima pengajaran dari guru yang terlatih.
Contohnya, anak berbakat belajar di kelas biasa bersama temannya yang normal
dan mengunjungi ruang sumber kira-kira 1-2 jam sehari untuk mempelajari
pelajaran khusus yang menjadi keunggulannya dengan guru yang sudah dilatih
secara khusus. Di ruang sumber tersedia alat-alat khusus yang sesuai dengan
kebutuhan anak berbakat.
4) Studi mandiri, siswa memilih proyek-proyek dan mengerjakannya Di bawah
pengawasan seorang guru yang berwenang.
Contohnya, anak berbakat dapat mempelajari topik yang disenanginya di
masyarakat dan mendapat pengawasan/bimbingan dari ahli dalam bidang itu.
Misalnya, mengadakan percobaan mengenai pengaruh kimia terhadap benda dan
dalam jangka beberapa bulan mereka wajib melaporkan hasil percobaannya.
5) Kelas khusus, siswa berbakat dikelompokkan bersama-sama di sekolah dan diajar
oleh guru yang dilatih khusus.
Contohnya, anak berbakat ditempatkan dalam satu ruangan khusus dengan
menggunakan kurikulum khusus yang telah dimodifikasi (berdiferensiasi,
akselerasi, pengayaan). Mereka tetap berada dalam lingkungan sekolah yang sama
dengan anak normal. Ia bergaul dengan anak normal pada jam istirahat, upacara,
dan pada pelajaran-pelajaran yang tidak merupakan keunggulan anak berbakat. Di
kelas khusus ia mendapat layanan dari guru yang telah terlatih dalam bidang
keberbakatan.
b. Adaptasi Program
Adaptasi program dilakukan dalam beberapa cara diantaranya sebagai berikut:
1) Melalui percepatan atau akselerasi siswa
Menurut Stanley (1979), percepatan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Contoh, dalam percepatan materi pelajaran, dalam satu kelas anak berbakat
digabungkan dengan anak normal. Anak biasa di kelas yang sama mempelajari
tentang perkembangan awal negara kita, sedangkan anak berbakat belajar tentang
kecenderungan historis negara-negara di dunia.
2) Melalui pengayaan
Memberi kesempatan kepada siswa berbakat untuk mempelajari materi pelajaran
secara lebih luas, dengan menggunakan ilustrasi khusus, membuat contoh-contoh,
memperkaya pandangan, dan menemukan sesuatu.
3) Melalui pencapaian materi pelajaran
Materi pelajaran harus menantang anak berbakat untuk menggunakan pemikiran
yang tinggi agar mengerti ide, dan memiliki abstraksi yang tinggi. Materi
pencanggihan ini tidak terdapat dalam kurikulum/program pendidikan biasa.
4) Pembaruan
Pembaruan isi pelajaran adalah pengenalan materi yang biasanya tak akan muncul
dalam kurikulum umum karena keterbatasan waktu atau abstraknya sifat isi
pelajaran. Tujuan pembaruan ini adalah untuk membantu anak-anak berbakat
menguasai ide-ide yang penting.
5) Modifikasi kurikulum sebagai alternatif
Dalam pelaksanaannya dapat diberlakukan kurikulum plus atau kurikulum
berdiferensiasi.
4. Ibu Tita adalah seorang guru SD. Sebelum menjalankan tugas sebagai guru, ia masuk
Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 melalui seleksi cukup ketat. Selama kuliah ia
mendapatkan teori dan praktek tentang keguruan di SD yang disupervisi secara ketat.
Akhirnya, setelah melalui berbagai macam ujian, ia berhasil lulus dan layak menjalani
profesi sebagai guru SD. Sekarang Ibu Tita telah menguasai 4 standar kompetensi seorang
Guru SD.
a. Apakah pekerjaan Ibu Tita sebagai guru SD bisa digantikan oleh Guru SMP atau
SMA? Mengapa demikian?
Jawab:
Menurut GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) pusat, guru SMA boleh mengajar di
SMP, guru SMP boleh mengajar di SD. Apabila di sekolah tersebut ada pelajaran
yang sama, maka itu diperbolehkan untuk mengatasi kekurang guru.
Dalam Permendikbud Nomor 16 tahun 2020 tentang Penataan Linieritas Guru
Bersertifikat Pendidik, disebutkan bahwa guru dengan ijazah non-PGSD ternyata bisa
menjadi guru kelas SD. Bahkan, guru non-kependidikan juga bisa menjadi guru SD
juga dibolehkan untuk mendaftar sebagai guru kelas SD. Sebab untuk menjadi
pendidik di jenjang sekolah dasar, dibutuhkan keterampilan khusus yang tidak
dimiliki oleh lulusan non-PGSD. Kebijakan itu berpotensi malpraktik, karena
memberikan tanggung jawab mendidik anak-anak di usia dasar kepada tenaga-tenaga
yang tidak disiapkan untuk itu.
Apalagi usia anak di jenjang SD adalah masa-masa yang krusial dalam penanaman
karakter. Jika sejak SD sudah keliru, maka akan sangat sulit mengembalikan mereka
ke jalan yang benar lagi. Sarjana-sarjana non-PGSD mungkin punya pengetahuan
yang baik juga tentang sebuah materi pembelajaran, tapi belum tentu mereka bisa
menyampaikan pengetahuan mereka dengan baik kepada siswa-siswanya.
Karena itu, di jurusan PGSD para calon guru SD juga dibekali dengan materi-materi
tentang psikologi anak, bagaimana memahami karakter anak, mengelola minat dan
bakat anak, bagaimana melakukan transfer pengetahuan yang baik kepada anak,
hingga praktik mengajar yang diterjunkan langsung ke sekolah dasar.
b. Selama menjadi guru SD, pelatihan apa yang pernah Anda ikuti? Apakah ada
pembaharuan/inovasi bagi upaya peningkatan mutu pendidikan?
Jawab:
Pelatihan cara menggunakan model pembelajaran yang aktif, pelatihan pembuatan
modul ajar. Pelatihan yang saya ikuti ini mengarah pada pengembangan diri dalam
upaya mengajar, mendidik siswa di sekolah serta membuat bahan ajar yang lebih baik
dan efektif.
Sebetulnya banyak pelatihan mengenai pendidikan terutama dalam perpindahan
kurikulum dari Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka. Dengan adanya
perubahan tersebut artinya terdapat pembaharuan/inovasi dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan. Namun, saya secara pribadi untuk sekarang ini belum mengikuti
pelatihan lagi secara aktif.
5. Kurikulum adalah jantungnya pendidikan pengembangan kurikulum dan pembelajaran
hendaknya memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan dan karakteristik mata pelajaran.
a. Jelaskan 5 prinsip pengembangan kurikulum!
Jawab:
Prinsip pengembangan kurikulum, yaitu sebagai berikut:
1) Prinsip Relevansi
Prinsip ini menuntut kurikulum sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
perkembangan peserta didik dan perkembangan masyarakat. Sementara itu,
berkenaan dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat, kurikulum
juga harus mampu mempersiapkan peserta didik untuk dapat mengikuti dan
beradaptasi dengan perkembangan masyarakat. Dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, peserta didik dituntut untuk dapat
memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap yang sesuai
dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat. Sukmadimata (2005 : 150)
mengemukakan adanya prinsip relevansi kedalam dan relevansi ke luar. Prinsip
relevansi keluar mengacu pada kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan serta
tuntutan perkembangan peserta didik dan perkembangan masyarakat. Prinsip
relevansi ke dalam mengacu pada konsistensi antara berbagai komponen
kurikulum (tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi).
2) Prinsip Efektivitas
Prinsip efektivitas dalam pengembangan kurikulum mengacu pada sejauh mana
kurikulum yang dirancang dapat diimplementasikan atau dilaksanakan dan dicapai
di sekolah. Melalui penerapan prinsip efektivitas, kurikulum yang dirancang
diharapkan dapat dilaksanakan dan mencapai tujuan yang ditetapkan.
3) Prinsip Efisiensi
Dengan menerapkan prinsip ini pengembangan kurikulum hendaknya, kurikulum
yang dirancang dapat dilaksanakan dengan lancar dan optimal.
4) Prinsip Fleksibilitas
Penerapan prinsip fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum menuntut
kurikulum dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah tempat kurikulum
diimplementasikan. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang fleksibel dan
luwes.
5) Prinsip Berkesinambungan
Prinsip ini didasarkan pada pandangan bahwa perkembangan dan proses belajar
anak berlangsung secara berkesinambungan. Oleh karena itu, kurikulum yang
dikembangkan hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan
kelas berikutnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan
berikutnya.
b. Bandingkan struktur kurikulum yang berlaku pada kurikulum 2004 (KBK), kurikulum
2006 (KTSP) dan kurikulum 2013!
Jawab:
Perbandingan Kurikulum 2004 (KBK), Kurikulum 2006 (KTSP), dan Kurikulum
2013, yaitu sebagai berikut:

No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan Standar Kompetensi Lulusan


dari Standar Kompetensi Inti diturunkan dari kebutuhan
masyarakat

2 Standar Isi diturunkan dari Standar Standar Isi diturunkan dari


Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Standar Kompetensi Lulusan

3 Pemisahan antara mata pelajaran Semua mata pelajaran harus


pembentuk sikap, pembentuk berkontribusi terhadap
keterampilan, dan pembentuk pengetahuan pembentukan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan

4 Kompetensi diturunkan dari mata Mata pelajaran diturunkan dari


pelajaran kompetensi yang ingin dicapai

5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang Semua mata pelajaran diikat
lain, seperti sekumpulan mata pelajaran oleh kompetensi inti (tiap kelas)
terpisah

6 Pengembangan Pengembangan Pengembangan kurikulum


kurikulum sampai kurikulum sampai sampai pada buku teks dan buku
pada silabus pada kompetensi pedoman guru
dasar

7 Tematik kelas I dan Tematik kelas I-III Tematik integratif kelas I-VI
II (mengacu mapel) (mengacu mapel) (mengacu kompetensi)

Anda mungkin juga menyukai