MODEL PEMBELAJARAN
Disusun Oleh:
NAMA : DIKI RAMADHANI
NIM : 2223430034
2023 M /1445 H
1
MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN
1. Discovery learning
metode yang menyatakan siswa di dorong belajar dengan diri mereka
sendiri. Siswa belajar aktif melalui prinsip prinsip dan konsep konsep dan guru
mendorong siswa untuk mempunyai pengalaman dan menghubungkan
pengalaman pengalaman tersebut dengan menemukan prinsip prinsip dalam diri
mereka sendiri. Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry
Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif
untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu
terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan
beberapa konsep dan prinsip.
Berikut kelebihan pembelajaran menggunakan model Discovery
Learning: Membantu peserta didik memperbaiki dan meningkatkan keterampilan
serta proses-proses kognitif. Pengetahuan yang diperoleh melalui discovery
learning mampu menguatkan pegertian, ingatan dan transfer pengetahuan.
Menimbulkan rasa senang.Kekurangan Discovery Learning menurut Hosnan
dalam Suherti (2015:60) sebagai berikut:
1. biasanya terjadi kegagalan mendeteksi masalah dan adanya
kesalahpahaman antara guru dengan pesrta didik.
2. Tidak semua peserta didik mampu melakukan penemuan.
3. Tidak berlaku untuk semua topik pelajaran.
Penerapan model discovery learning ini perlu dilengkapi dengan sebuah
media pembelajaran untuk menjadikan pembelajaran semakin menarik. Media
pembelajaran yang digunakan, yaitu powerpoint yang berperan penting dalam
menyampaikan materi pembelajaran bagi siswa.
2. Recieption learning
2
Recieption learning metode yang menyatakan bahwa siswa memerlukan
motivasi eksternal untuk mempelajari apa yang dipelajari di sekolah. Model
pembelajaran Reception learning adalah suatu model pembelajaran dimana guru
menyusun situasi belajar, memilih materi-materi yang tepat untuk peserta didik,
dan kemudian menyampaikannya dalam bentuk pengajaran yang terorganisasi
dengan baik, mulai dari umum ke hal-hal yang lebih terperinci.
3. Reception learning
metode yang menyatakan bahwa guru memiliki tugas untuk menyusun
situasi pembelajaran, memilih materi yang sesuai bagi siswa, mempresentasikan
materi secara induktif.
4. Expository teaching
Expository teaching metode yang menyatakan bahwa perencanaan
pembelajaran yang sistematis terhadap informasi yang bermakna, dengan
menggunakan tahapan: advance masalah yang dihadapi oleh siswa, guru sebagai
agen budaya dengan bimbingan dan pengajarannya siswa dapat
menginternalisasikan dan menguasai keterampilan.
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan
memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi
3
pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam
bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan.
Model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang
menekankan pada proses penyampaian materi ajar secara verbal dari seorang
tutor, pendidik atau pengajar kepada peserta didik atau peserta pelatihan. Hal ini
bertujuan agar peserta mampu menguasai materi tersebut secara optimal.Dalam
strategi pembelajaran ekspositori seorang guru memegang peranan yang sangat
dominan.
Guru berperan menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur
dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa
dengan baik.Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan model
pembelajaran ekspositori dengan pendekatan saintifik berbasis lesson study dapat
meningkatkan motivasi, keaktifan, kemampuan memecahkan masalah, kolaborasi,
dan hasil belajar siswa.Model pembelajaran Reception learning adalah
suatu model pembelajaran dimana guru menyusun situasi belajar, memilih materi-
materi yang tepat untuk peserta didik, dan kemudian menyampaikannya dalam
bentuk pengajaran yang terorganisasi dengan baik, mulai dari umum ke hal-hal
yang lebih terperinci.
Keunggulan Metode EkspositoriHal ini disebabkan metode ini memiliki
beberapa keunggulan, diantaranya: a) Dengan metode pembelajaran
ekspositori, guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran.
Selain itu, guru dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan
pelajaran yang disampaikan.
Menurut Sanjaya Wina (2006: 183) terdapat beberapa langkah dalam
penerapan strategi ekspositori, yaitu:
1) persiapan.
2) penyajian.
3) menghubungkan.
4) menyimpulkan.
5) penerapan.
4
Menurut Sanjaya Wina (2006: 188-189) strategi pembelajaran ekspositori
merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan.
5. Active Learning
Active Learning metode yang menyatakan bahwa siswa belajar dengan
kecepatan yang mengagumkan dan kegembiraan, cara ini menyatukan unsur
unsur kredible guru dalam mengelola pesan pembelajaran, misal dengan
permainan game, diskusi untuk keaktifan organizer (statment perkenal,
pemberian tugas dan pengautan organisasi kognitif).
Pembelajaran aktif (active learning) adalah metode atau strategi belajar
yang melibatkan siswa secara langsung dalam berinteraksi, menyelidiki,
menyelesaikan masalah dan menyimpulkan.Jadi pembelajaran belajar aktif adalah
sebuah proses pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa selama
proses pembelajaran yang tidak hanya di tekankan pada proses cerama dan
mencatat.Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan
semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat
mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang
mereka miliki.
Model pembelajaran “Active learning” dengan metode kelompok
dianggab tepat dan relevan dengan karakteristik materi dan tujuan peningkatan
kualitas proses perkuliahan, mengingat model ini sangat menekankan pada
keterlibatan aktif mahasiswa baik secara intelektual maupun emosional dalam
proses pembelajaran.
Ciri-ciri Pembelajaran Aktif Ada beberapa ciri yang terdapat dalam proses
belajar mengajar aktif menurut Ginanjar (2013) antara lain:
5
1. Situasi kelas yang merangsang siswa melakukan kegiatan belajar secara
bebas, dan terkendali.
2. Lebih banyak memberikan rangsangan berpikir kepada siswa untuk
memecahkan masalah.metode active learning, yaitu; a.True or False
(Benar atau Salah), b.Guided Teaching (Pembelajaran Terbimbing), c
Card Sort (Cari Kawan), d. The Power of Two (Gabungan Dua Kekuatan),
e Rotating Roles (Permainan Bergilir).
6. Assisted learning
Assisted learning metode yang menyatakan bahwa guru mampu menjadi
motivasi untuk siswa berinteraksi sosial dan bantuan belajar dalam
pengembangan kemampuan pemecahan pembelajaran.
Assisted learning adalah pembelajaran dengan bantuan. Assisted learning
memberikan bantuan strategis di tahap-tahap awal belajar, kemudian sedikit demi
sedikit dihilangkan ketika siswa semakin mandiri. Berdasarkan teorinya, metode
tersebut adalah bagian dari pendekatan Assisted learning.
Metode pembelajaran asistensi terdiri atas: pertama, metode scaffolding,
yaitu membantu siswa pada awal belajar untuk mencapai pemahaman dan
keterampilan dan secara perlahan-lahan bantuan tersebut dikurangi sampai
akhirnya siswa dapat belajar sendiri serta dapat menemukan pemecahan bagi
problem atau tugas-tugas yang dihadapinya. Kedua, metode Tutor Sebaya (Peer
Teaching Method). Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau
antar peserta didik. Hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu
menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain
yang kurang mampu. Caranya, setiap hari dialokasikan waktu khusus agar peserta
didik dapat saling membantu dalam belajar misalnya: matematika atau bahasa,
baik satu-satu maupun dalam kelompok kecil. Metode tutor sebaya adalah
6
bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas
untuk mengajarkan atau menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang
berprestasi. Sehingga siswa yang kurang berprestasi bisa mengatasi
ketertinggalan.
Kelebihannya dalam pendidikan yaitu dalam penerapan tutor sebaya, anak-
anak diajar untuk mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawan yang tinggi.
Artinya, dalam penerapan tutor sebaya itu, anak yang dianggap pintar bisa
mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang pandai atau ketinggalan. Di
sini peran guru hanya sebagai fasilitator atau pembimbing saja. Guru dapat
menugaskan siswa pandai untuk memberikan penjelasan kepada siswa kurang
pandai (tutor sebaya). Demikian juga, anjurkan siswa kurang pandai untuk
bertanya kepada atau meminta penjelasan dari siswa pandai terlebih dahulu
sebelum kepada gurunya. Hal ini untuk menanamkan kesan bahwa belajar itu bisa
dari siapa saja, tidak selalu dari guru yang akibatnya tergantung kepada guru.
Tutor dikatakan berhasil jika dapat menjelaskan dan yang dijelaskan dapat
membuktikan bahwa dia telah mengerti atau memahami dengan cara hasil
pekerjaannya.
Sumber belajar sekarang bukan lagi hanya berasal dari guru melainkan
juga dari kawan-kawannya. Kalau ada kawannya pintar dan bisa menjadi nomor
satu di kelas, maka dia bisa mentransfer pengetahuan tadi kepada kawan-kawan
lainnya. Dia menjadi tutor sebaya. Posisi guru hanya sebagai fasilitator saja.
Setelah diterapkan metode ini mampu mencapai indikator prestasi belajar
membaca yang ditetapkan yaitu mampu mengungkapkan gagasan utama/ide
pokok dalam setiap paragraf pada suatu teks bacaan dan mampu menunjukkan
letak kalimat utama dalam suatu paragraf pada teks bacaan. Dalam masa pandemi
pembelajaran ini sangat baik digunakan dengan penunjukan tutor sebaya siswa di
setiap desa atau beberapa desa.
7
Mengerjakan Tugas “Mencari Model Pembelajaran” dengan Mengutip
Google Schollar dan Menjelaskan Secara Objektif dan Kritis.
8
mengenalkan diri terlebih dahulu dengan siswa (Pulungan, 2022) dan siswapun
mengenalkan diri (Salim Att All, 2022) dengan guru dan siswa lainnya secara
bergantian. Ada dua kelas di SMAN 3 Kota Bengkulu pada saat observasi Kelas
11 (Pulungan, 2022) mata pelajaran PAI oleh Bapak M. Rizki Pulungan dan kelas
10 bertepatkan dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) oleh bapak
Nur Alwi.
Berdasarkan Kutipan diatas dapat diketahui bahwa model pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMAN 3 Kota Bengkulu bahwa model pembelajaran
Recieption learning.
Recieption learning metode yang menyatakan bahwa siswa memerlukan
motivasi eksternal untuk mempelajari apa yang dipelajari di sekolah. Model
pembelajaran Reception learning adalah suatu model pembelajaran dimana guru
menyusun situasi belajar, memilih materi-materi yang tepat untuk peserta didik,
dan kemudian menyampaikannya dalam bentuk pengajaran yang terorganisasi
dengan baik, mulai dari umum ke hal-hal yang lebih terperinci.