Anda di halaman 1dari 24

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK

MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI GETARAN PADA


PESERTA DIDIK

MAKALAH

OLEH:

LEONIQUE WATRATAN
201643076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2023
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sebuah proses pembelajaran yang nyata untuk dapat

mengembangkan kemampuan kognitif serta kemampuan untuk mengendalikan

diri seperti sikap. Oleh sebab itu, pendidikan juga diartikan sebagai proses

memperbaiki tingkah laku atau sikap seseorang supaya menjadi lebih baik.

Menurut Astalini, Kurniawan, Perdana dan Pathoni (2019) yang mengatakan

bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan yang sangat penting bagi semua manusia,

yang dapat merubah tingkah laku dan pengetahuan menjadi lebih baik.

Peningkatan kualitas pendidikan sangat erat kaitannya dengan tercapainya

tujuan pendidikan. Tercapainya tujuan pendidikan tidak akan terlepas dari

terselenggarakannya dengan baik fungsi dari komponen-komponen penyusun

pendidikan, salah satunya adalah guru. Guru memiliki peran yang sangat penting

dalam menentukan kualitas dan kuantitas dari pengajaran yang dilaksanakannya.

Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses pembelajaran muncul dan

berkembang secara pesat, oleh karna itu guru sebagai pelaksana proses pendidikan

dituntut untuk terus mengikuti dan mempraktekkan konsep-konsep baru didunia.

Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya dituntut untuk mampu menguasai

materi pelajaran yang diajarkan, namun juga dituntut memiliki kemampuan

mengajar yang baik dan harus mampu menciptakan suasana belajar yang menarik

dan menyenangkan sehingga peserta didik aktif pada saat proses pembelajaran

berlangsung (Nafisah hanim, 2019).


3

Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi

dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Guru hanya salah satu

di antara berbagai sumber dan media belajar. Dengan demikian peran guru dalam

belajar lebih luas dan lebih mengarah kepada peningkatan motivasi belajar siswa.

Melalui perannya sebagai pengajar, guru diharapkan mampu mendorong siswa

untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui berbagai sumber dan

media sosial (Subadi, 2013).

Pola pembelajaran seperti ini mengakibatkan siswa cenderung pasif dan bosan

dalam proses pembelajaran, siswa hanya menunggu penyajian dari guru

ketimbang mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang baru, keterampilan

atau cara berpikir yang masih rendah mengakibatkan penciptaan kondisi

lingkungan belajar yang tidak baik dalam pembelajaran fisika, interaksi antar

siswa, serta kebanyakan dari peserta didik mengalami kesulitan dalam

mengaplikasikan fisika dalam kehidupan sehari hari.

Untuk mengatasi keadaan tersebut, perlu dilakukan perubahan mendasar dalam

pembelajaran fisika. Guru hendaknya mampu menciptakan proses pembelajaran

yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Tujuan dari pembelajaran yang berpusat

pada siswa (student center) adalah membuat proses pembelajaran lebih bermakna

yang bersifat konstruktif. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada

siswa adalah model pembelajaran Inkuiri.

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, maaka penulis

ingin melakukan penelitian tentang Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri

Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Getaran Pada Peserta Didik


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

adalah :

1. Apa itu model pembelajaran inkuiri?

2. Pengertian penguasaan materi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di ataas maka tujuan penulisan ini adalah :

1. Mendeskripsikan model pembelajaran inkuiri

2. Mendeskripsikan penguasaan materi

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang terkandung dalam penuliisan ini, dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Pendidik atau calon pendidik

Selaku pendidik maupun calon pendidik, tugas dan tanggung jawab kita

adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Peranan pendidik sangat

diperlukan untuk menempatkan peserta didik dalam suasana belajar yang

menyenangkan maka, pemilihan dan penerapan metode atau model

pembelajaran baiknya mempertimbangkan kondisi kelas.

2. Peserta didik

Untuk meningkatkan minat belajar peserta didik dalam proses pembelajaran

fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri.


5

3. Penulis

Untuk suatu bahan pertimbangan, masukan dan referensi dalam penulisan

lanjut serta dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam bidang

pendidikan.
6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Model Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri adalah suatu pendekatan metode pembelajaran

yang menekankan pada proses berpikir secara analisis untuk mencari dan

menenmukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Melalui

model pembelajaran inkuiri diharapkan siswa ataus peserta didik untuk melakukan

eksperimen sendiri guna mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,

dan analitis menggunakan macam-macam sumber informasi dan gagasan untuk

meningkatkan pemahaman mereka terhadap masalah, topik dan isu.

Model pembelajaran inkuiri sering juga disebut dengan strategi heuristic,

istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang artinya saya

menemukan. Pembelajaran menggunakan metode inkuiri pertama kali

dikembangkan oleh Richard Suchman pada tahun 1960. Proses pembelajaran

inkuiri memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki pengalaman

belajar yang nyata dan aktif sehingga peserta didik terlatih dalam memecahkan

masalah sekaligus membuat keputusan.

Menurut Mulyasa (2007), inkuiri adalah metode yang mempersiapkan peserta

didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat

apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan,


7

dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu

dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan

yang ditemukan peserta didik lain.

Menurut Sanjaya (2008), inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran

yang menekankan pada proses berpikir secara dan analisis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses

berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan

siswa. 

b. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri

Menurut Sanjaya (2011), ciri-ciri model pembelajaran inkuiri adalah sebagai

berikut :

1) Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk

mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai

subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan

sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi

mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu

sendiri.

2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Sehingga

diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan

demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai

sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. 
8

3) Tujuan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual

berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan

intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam

strategi pembelajaran inkuiri siswa hanya dituntut agar menguasai materi

pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang

dimilikinya. Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan

utama pembelajaran melalui strategi inkuiri adalah menolong siswa untuk

dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar

rasa ingin tahu mereka.

c. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri

Meski para ahli menjelaskan secara berbeda-beda model inkuiri tetap secara

sederhana dapat dijelaskan sebagai model pembelajaran yang menggunakan

sintaks berikut menurut Sanjaya (2008), yaitu :

1) Orientasi

Dalam orientasi, hal-hal yang diperhatikan antara lain adalah :

Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai

oleh siswa.

(a) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.

(b) Menjelaskan pentingnya topik dalam kegiatan belajar mengajar.

2) Merumuskan masalah

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan suatu masalah antara lain :
9

(a) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki

motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan

masalah yang hendak dikaji.

(b) Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang

jawabannya pasti.

(c) Konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui

terlebih dahulu oleh siswa.

3) Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.

Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu dikaji kebenarannya tetapi harus

memiliki landasan berfikir yang bersifat nasional dan logis dan kemampuan

berpikir itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang

dimiliki serta keluasan pengalaman.

4) Mengumpulkan data

Dalam model pembalajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental

yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.

Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang

dibutuhkan.

5) Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses yang dianggap diterima sesuai dengan data dan

informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang penting adalah


10

keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping itu juga, menguji

hipotesis juga menguji kemampuan berpikir nasional

6) Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah kegiatan mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil temuan hipotesis. Jadi dari data yang telah

dikelompokan dan dianalisis kemudian diambil kesimpulan dengan

generalisasi. Setelah diambil kesimpulan, kemudian dicocokan dengan

hipotesis yang ada apakah diterima atau tidak. Sangat baik bila dalam

mengambil keputusan siswa dilibatkan, sehingga mereka semakin yakin bahwa

mereka mengetahui secara benar. Bila ternyata hipotesis mereka diterima,

mereka diminta untuk mencari penjelasan mengapa demikian? Guru dapat

membantu dengan berbagai pertanyaan penolong.

d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inkuiri

Setiap model pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kelemahan

masing-masing, begitu juga dengan model pembelajaran inkuiri. Menurut

Syaefudin (2009), kelebihan dan kekurangan model pembelajaran inkuiri adalah

sebagai berikut :

1) Kelebihan

a) Dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri siswa,

sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih

baik. 
11

b) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses

belajar yang baru. 

c) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,

bersikap obyektif, jujur dan terbuka. 

d) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya

sendiri. 

e) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. 

f) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 

g) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 

h) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

i) Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar tradisional. 

j) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat

mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.


12

2) Kekurangan 

Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran inkuiri yaitu : 

a) Kemungkinan sebagian siswa tidak berperan serta aktif dalam metode

inkuiri ini sehingga justru menghambat jalannya pengajaran melalui

metode ini. 

b) Tingkat kedewasaan siswa kurang mencukupi untuk metode inkuiri ini.

Tuntutan peran terlalu tinggi sehingga siswa tidak mampu menjalankan

peran ini dengan baik. 

c) Persiapan dan penjelasan yang kurang dari guru bisa membuat metode

inkuiri ini terhambat. Siswa harus diberi penjelasan yang cukup sebelum

acara dimulai. Guru harus membantu persiapan sematang mungkin supaya

proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.

d) Adanya keengganan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam metode

inkuiri ini. Siswa sering kali tidak bersedia untuk ikut serta dalam metode

inkuiri ini yang telah dirancang, walaupun guru menganggap siswa

tersebut mampu berperan serta. 

e) Kurang kompetennya guru dalam merancang dan mengendalikan metode

inkuiri ini dapat menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran.


13

2. Penguasaan Materi

a. Pengertian Penguasaan Materi

Penguasaan menurut WJS Poerwadarminta mengatakan bahwa penguasaan

mengandung arti pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan

atau kepandaian. Kata penguasaan tersusun dari kata dasar kuasa yang berarti

mampu, mengerti benar dan mempelajari bolak-balik supaya paham.

Maka kata penguasaan secara operasional dapat diartikan sebagai suatu usaha

untuk mempelajari dengan sungguh-sungguh suatu hal agar dipahami, sedangkan

penguasaan menurut ahli pendidikan merupakan salah satu bentuk perubahan

tingkah laku yang didapat dari hasil belajar, sedangkan materi pembelajaran

merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan untuk perencanaan dan

penelaah implementasi pembelajaran serta untuk membantu dalam kegiatan

belajar mengajar di kelas sehingga disusun secara sistematis untuk menampilkan

sosok yang utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta dididk dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa penguasaan materi adalah adanya

kesanggupan dan pemahaman dalam diri peserta didik untuk menelah dan

mengimplementasikan konsep pembelajaran yang telah diberikan oleh guru untuk

dilaksanakan dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Karakteristik Penguasaan Materi

Karakteristik penguasaan materi menganut pendekatan individual, artinya

meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok peserta didik (kelas),

tetapi mengakui dan melayani perbedaaan-perbedaan individual peserta didik,


14

sehingga pembelajaran memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing

peserta didik secara optimal. Dengan demikian, yang menjadi dasar pemikiran

dari penerapan pendekatan individu dalam pembelajaran tuntas adalah adanya

pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing peserta didik.

Dalam merealisasikan pengakuan terhadap perbedaan individual maka dalam

pendekatan penguasaan materi digunakan asas maju berkelanjutan (continuous

progress). Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta didik harus

dinyatakan dalam rumusan yang jelas dan pembelajaran dipecah-pecah menjadi

unit-unit yang memungkinkan peserta didik belajar selangkah demi selangkah dan

baru diperbolehkan untuk mempelajari kompetensi berikutnya setelah kompetensi

sebelumnya dikuasai menurut kriteria tertentu. Misalnya ditetapkan kriteria jika

peserta didik telah menguasai kompetensi sekurang-kurangnya 75% dari yang

ditetapkan, maka peserta didik bisa melanjutkan untukmempelajari unit

pelajaran/kompetensi yang lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai karakteristik

dari penguasaan materi ini, kita bisa mengkajinya dengan cara

membandingkannya dengan karakteristik pendekatan pembelajaran yang pada

umumnya sudah bisa digunakan atau yang sering disebut dengan pendekatan

konvensional. Pendekatan konvensional ini pada dasarnya sama dengan

pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approach). Dalam

pendekatan ini hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan sepenuhnya

oeh guru.

Menurut Abu Ahmadi, dkk. Ada beberapa ciri penguasaan materi pelajaran,

yaitu :
15

1) Peserta didik dapat belajar dengan baik dalam kondisi pengajaran yang tepat

sesuai dengan harapan pengajar.

2) Bakat seseorang peserta didik dalam bidang pengajaran dapat diramalkan, baik

tingkatannya maupun waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari bahan

tersebut. Bakat berfungsi sebagai indeks tingkatan belajar peserta didik dan

sebagai suatu ukuran satuan waktu.

3)Tingkat hasil belajar bergantung pada waktu yang digunakan secara nyata oleh

peserta didik untuk mempelajari sesuatu dibandingkan dengan waktu yang

dibutuhkan untuk mempelajarinya.

4) Tingkat belajar sama dengan ketentuan, kesempatan belajar bakat, kualitas

pengajar, dan kemampuan memahami pelajaran.

c. Prinsip-prinsip Penguasaan Materi Pelajaran

Pengembangan konsep penguasaan belajar berdasarkan pengembangan

pengajarannya kepada prinsip-prinsip dibawah ini :

1) Sebagian besar peserta didik dalam situasi dan kondisi belajar yang normal

dapat menguasai sebagian besar bahan yang diajarkan. Penyebaran peserta

didik dalam kelas tidak mengikuti distribusi normal.

2) Dalam menyusun penguasaan materi pelajaran, guru memulai dengan

merumuskan tujuan-tujuan khusus yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Guru juga menetapkan tingkat penguasaan yang harus dicapai peserta didik.

3) Sejalan dengan tujuan-tujuan khusus tersebut, guru merinci bahan ajar

menjadi satuan-satuan bahan ajar yang kecil yang mendukung pencapaian

sekelompok tujuan khusus tersebut. Berdasarkan tingkat penguasaan peserta


16

didik dalam satuan pelajaran tersebut, mereka dapat pindahkan dari satuan-

satuan pelajaran kesatuan pelajaran berikutnya.

4) Selain disediakan bahan ajar untuk kegiatan belajar utama, disusun juga

bahan ajar untuk kegiatan perbaikan atau pengayaan. Konsep penguasaan

materi pelajaran sangat menekankan pentingnya peranan umpan balik.

Kemajuan belajar peserta didik harus segera dinilai, dan hasil penilaian

tersebut menjadi umpan balik bagi kegiatan perbaikan atau pengayaan.

Perbaikan diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai bahan ajar

secara tuntas, sedangkan pengayaan diberikan kepada peserta didik yang

perkembangan belajarnya sangat cepat.

3. Contoh Penarapan Materi Model Pembelajaran Inkuiri Untuk

Meningkatkan Penguasaan Materi Getaran

a. Orientasi

Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan dan indikator

pembelajaran.

b. Merumuskan Masalah

Guru menjelaskan kepada siswa untuk melakukan kegiatan mereka dengan konsep

atau pengertian geteran.

c. Mengajukan Hipotesis

Guru memberikan contoh yang berkaitan dengan konsep getaran dan meminta

siswa merumuskan atau membuat kesimpulan sementara.


17

d. Mengumpulkan Data

Guru menjelaskan masalah yang berkaitan dengan materi getaran dan meminta

siswa untuk memberikan jawaban mereka. Jawaban yang diberikan oleh siswa

agar dapat merumuskan atau menghubungkan dengan kejadian yang dialami

siswa.

e. Menguji Hipotesis

Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok kecil dan memberikan masalah

baru untuk di diskusikan dalam kelompok.

f. Merumuskan Kesimpulan

Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan sesuai dengan pemahaman

mereka sendiri terkait materi pembelajaran.

4. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan kajian teori diatas, berikut ini disajikan beberapa penelitian yang

relevan :

a. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aris Setiawan(2018) mengenai

meningkatkan materi bola basket melalui pendekatan inkuiri bagis siswa kelas X

Ipa di SMA Negeri 2 Baubau. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa

dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa yang di tandai dengan peningkatan

kekuntasan belajar siswa.


18

b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Septiani Bayun Riyawanti (2012)

mengenai model pembelajaran inkuiri dengan media realita untuk meningkatkan

penguasaan materi gaya pada siswa kelas 5 SD Negeri Cilacap. Hasil penelitian

tersebut menunjukan bahwa melalui penerapan model pembelajaran inkuiri

dengan media realita dapat meningkatkan penguasaan materi daya. Hal ini

terbukti dengan meningkatnya penguasaan materi gaya dari sebelum tindakan dan

sesudah dilaksanakannya tindakan.


19

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Model pembelajaran inkuiri adalah suatu pendekatan metode pembelajaran

yang menekankan pada proses berpikir secara analisis untuk mencari dan

menenmukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Melalui

model pembelajaran inkuiri diharapkan siswa ataus peserta didik untuk melakukan

eksperimen sendiri guna mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,

dan analitis menggunakan macam-macam sumber informasi dan gagasan untuk

meningkatkan pemahaman mereka terhadap masalah, topik dan isu.

Tujuan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual

berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan

intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi

pembelajaran inkuiri siswa hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan

tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Seperti

yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama pembelajaran melalui

strategi inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin

intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan

dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.

Karakteristik metode ini, yaitu: (1) strategi inkuiri menekankan kepada

aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, (2) seluruh
20

aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban

sendiri dari sesuatu yang di pertanyakan, dan (3) tujuan dari penggunaan strategi

pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara

sistematis,logis,dan kritis.

Penguasaan menurut WJS Poerwadarminta mengatakan bahwa penguasaan

mengandung arti pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan

atau kepandaian.

Karakteristik penguasaan materi menganut pendekatan individual, artinya

meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok peserta didik (kelas),

tetapi mengakui dan melayani perbedaaan-perbedaan individual peserta didik,

sehingga pembelajaran memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing

peserta didik secara optimal.

B. Saran

1. Model pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam proses

belajar dan pembelajaran, karena minat peserta didik dalam pembelajaran

tergantung dengan bagaimana guru tersebut mrnyampaikan materi yang diajarkan.

Oleh karena itu, sebaiknya pendidik memilih dengan bijak dengan

mempertimbangkan beberapa faktor untuk memilih model pembelajaran yang

akan menjadi dasar dalam menyampaikan materi pembelajaran.

2. Untuk melaksanakan model pembelajaran inkuiri memerlukan persiapan

yang cukup matang, sehingga pendidik harus mampu menentukan atau memilih
21

topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode inkuiri dalam proses

belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.


22

DAFTAR PUSTAKA

Astalini, A, kurniawan, D, A., Perdana., R., dan Pathoni, H. (2019). Identifikasi

Peserta Didik Terhadap Mata Pembelajaran di Sekolah

Arikunto, 2015. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatakan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Dimyati & Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT : Rineka

Cipta.

Gulo. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hadi. 2012. Pembelajaran Yang Berpusat Pada guru. Gadja Mada University

Press: Jogjakarta.

Hake, S 2013 : Analizing Change Gain scores. American Educational Research

Assosiation’sDivisiond, Measurement and Research methodology journal.

Hanim Nafisa, 2019. Analisis Kemempuan Berfikir Kritis MTsN Sebang Melalui

Implementasi Model Pembelajaran Discovery Learning Banda Aceh:

Lantanida Journal

Ibrahim, 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru.

Iskandar, 2014. Mengembangkan Profesionalisme Guru (Upaya Meningkatkan

Kompetensi dan Profesionalisme Kineja Guru). Jakarta : Bee Media

Pustaka.

Iskandar & Narsim, 2015. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.


23

Kemendikbud, 2014. Konsep dan Impelementasi Kurikulum. Jakarta : Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Kuhlthau & Todd. 2007. Guided Inquiry: A framework for Learning Through

Schoollibrariesin 21st Century Schools. New Jersey: CISSL.

Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nuhaidi, 2003. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru

Nurlaela, Luthfiyah dan Ismayati, Euis. 2015. Strategi Belajar Berpikir Kreatif.

Yogyakarta: Ombak.

Purwanto, 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

Ridwan, 2015. Pembelajaran Saintifik dan Implementasi Kurikulum. Jakarta :

Bumi Aksara.

Rusman, 2009. Model-Model Pembelajaran.(Mengembangkan Profesionalisme

Guru, Edisi Kedua). Jakarta : Raja Grafindo.

Sagala, 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Samsudin, 2020. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Al-Watiyah

Jazirah Menggunakan Model Pembelajaran Problem Bassed Learning.

Skripsi.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.


24

Sudjana, 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT : Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Sugihartono, 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.

Sukmadinata, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT : Remaja

Rosdakarya.

Sulastini, 2016. Panduan Penilaian Untuk Sekolah Dasar. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Suprijono, 2009. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta

: Pustaka Pelajar.

Syaefudin, Udin. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Taniredja, 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : Alfabeta.

Tutuhatunewa, 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Edisi Revisi. Bandung :

Alfabeta. 

Winataputra, 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas

Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai