Abstract : This research was motivated by the low learning outcomes of students at SDN 62 Payakumbuh
in learning Science of Motion and Style. So that researchers are moved to conduct research to improve
learning outcomes of my Indonesia Rich Culture material by using the demonstration method with the
inquiry learning learning model. The purpose of the researcher is to find out whether using the inquiry
learning learning model can improve student learning outcomes in my Indonesia Rich Culture material in
class IV SDN 62 Payakumbuh. The research method is a class action method consisting of 2 skills. In the
first cycle with the Minimum Completeness Criteria of 70 there were 4 completeness in the learning
process, so in the first cycle it was said that the researcher had not succeeded in increasing student
learning outcomes. Then follow-up was carried out to cycle II, and obtained completeness in cycle II of 8.
Thus the use of the method of using the demonstration method with the inquiry learning learning model
on my Indonesia Culture Rich learning material was able to improve student learning outcomes in class
IV SDN 62 Payakumbuh semester II 2022/2022 2023.
Abstrak : Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasilnya belajar siswa SDN 62 Payakumbuh pada
pembelajaran IPAS Gerak dan Gaya. Sehingga peneliti tergerak untuk melakukan penelitian untuk
meingkatkan hasil belajar materi Indonesiaku Kaya Budaya dengan menggunakan metode demontrasi
dengan model pembelajaran inquiry learning. Adapun tujuan peneliti adalah untuk mengetahui apakah
dengan menggunakan model pembelajaran inquiry learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya di kelas IV SDN 62 Payakumbuh. Metode penilitian adalah
metode tindakan kelas yang terdiri dari 2 skilus. Pada siklus I dengan Kriteria Ketuntasan Minimal 70
terdapat 4 ketuntasan dalam proses pembelajaran, maka pada siklus I dikatakan peneliti belum berhasil
menaikkan hasil belajar siswa. Kemudian dilakukan tindak lanjut ke siklus II, dan didapatkan ketuntasan
di siklus II sebesar 8. Dengan demikian penggunaan metode penggunaan metode demontrasi dengan
model pembelajaran inquiry learning pada materi pembelajaran Indonesiaku Kaya Budaya mampu
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 62 Payakumbuh semester II tahun 2022/2023.
METODE PENELITIAN
Menurut Hurrahman dalam Udhi (2009), yang dimaksud dengan metode demonstrasi
ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya. Model pembelajaran inquiry learning adalah
kegiatan belajar yang menekankan pada pengembangan keterampilan penyelidikan dan kebiasaan
berpikir yang memungkinkan peserta didik untuk melanjutkan pencarian pengetahuan. Metode ini
memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam penyelidikan sebuah masalah. Jenis-jenis
inquiry learning ada dua yaitu model pembelajaran open Inquiry (inkuiri terbuka) dan guided
inquiry (inkuiri terbimbing). Model pembelajaran open inquiry merupakan jenis pembelajaran,
pengajar menempatkan diri sebagai fasilitator selama proses pembelajaran. Pengajar bisa
memberikan masukan dan ikut terlibat membantu peserta didik jika diminta. Dalam proses
pembelajaran, peserta didik mendapat kebebasan mengeksplor penyelidikannya. Terdapat inisiatif
sendiri dari peserta didik dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang dihadapi dan
menemukan jawabannya sendiri. Inquiri berasal dari bahasa inggris “inquiry” yang secara harfiah
berarti pertanyaan atau pemerikasaan, penyelidikan. Inkuiri merupakan salah satu metode
pembelajaran yang berperan penting dalam membangun paradigma pembelajaran konstruktivistik
yang menekankan pada keaktifan belajar siswa (Mulyatiningsih, 2010:96).
Model pembelajran Inquiry learning adalah model pembelajaran menuntut peserta didik
untuk melakukan proses dalam menemukan pengetahuannya secara mandiri lewat serangkaian
investigasi, pencarian, eksplorasi dan mengarahkan peserta didik untuk melakukan percobaan atau
penelitian untuk memecahkan suatu masalah atau mengetahui suatu materi pengetahuan yang
sedang dipelajari. Sintaks atau langkah kerja Model Inquiry Learning.
a. Tahap Orientasi
b. Merumuskan Masalah
c. Merumuskan Hipotesis
d. Tahap Pengumpulan Data
e. Menguji Hipotesis
f. Menarik Kesimpulan
Kelebihan model inquiry learning adalah sebagi berikut:
Prosedur Penelitian ini diawali dengan adanya refleksi awal terhadap proses
pembelajaran di SDN 62 Payakumbuh. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui permasalahan
yang dihadapi guru dan peserta didik yang berkaitan dengan proses pembelajaran pada Muatan
Pembelajaran IPAS kelas IV SDN 62 Payakumbuh.
Refleksi awal penelitian dilakukan dengan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran
di kelas berupa diskusi dengan observer dan peserta didik tentangproses pembelajaran yang
dilaksanakan selama ini. Kemudian penelitian dan dan observer merumuskan permasalahan yang
diangkat sebagai permasalahan penelitian, yakni bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada pembelajaran IPAS di kelas IV. Menurut Arikunto (2015 : 43-45) perencanaan dalam
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah kegiatan menyusun silabus, RPP, materi ajar, kisi-kisi,
Lembar kerja kelompok, soal individu. Untuk rencana yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan
tindakan.
1. Pra Siklus
Pada siklus ini terdapat 4 tahap yang harus dilaksanakan secara berurutan. Adapun tahapan yang
dimaksud yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan. Berikut ini akan
dijelaskan keempat tahap tersebut.
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap pertama dalam Pra siklus. Perencanaan sangat diperlukan
guna menetapkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan langkah-langkah yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Beberapa tindakan yang dilakukan
pada tahap perencanaan yaitu sebagai berikut:
1) Menyusun jadwal kegiatan pembelajaran di Kelas
2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Merancang kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan metode ceramah
4) Menyiapkan alat bantu pembelajaran
5) Membuat alat evaluasi dan lembar observasi untuk pengamatan
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap di mana segala potensi yang ada di dalam maupun di luar
kelas diusahakan secara optimal sesuai perencanaan, supaya tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Pada saat proses pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai guru menerapkan model
ceramah dalam proses pembelajaran dengan materi Indonesiaku Kaya Budaya. Langkah-
langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan yaitu:
a) Kegiatan Pendahuluan
(1) Guru mengucapkan salam dan berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
(2) Guru mengkomunikasikan kehadiran, kerapian dan kebersihan kelas.
(3) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan pembelajaran
sebelumnya
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Sebelum memasuki materi utama yaitu tentang Keragaman Budaya dan Kearifan Lokal
guru menayakan tentang awal mula daerah dan tokoh tokoh lokal yang berperan penting
di daerah tempat tinggal.
(2) Guru membagikan LKPD kepada siswa.
(3) Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah kerja menyelesaikan masalah yang ada
dalam LKPD
(4) Siswa berdiskusi dengan kelompok dalam penyelesaian masalah tersebut.
(5) Guru membimbing siswa/kelompok dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam
LKPD.
(6) Setelah kelompok selesai berdiskusi, guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil
diskusinya.
(7) Selanjutnya guru menyuruh kelompok secara bergantian menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas dan bagi kelompok yang tidak tampil menanggapi yang
disampaikan temannya.
c) Kegiatan Penutup
(1) Guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan bagaimana cara menyayangi
hewan dan tumbuhan.
(2) Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan motivasi.
(3) Guru memberikan konfirmasi untuk pertemuan selanjutnya akan
mempelajari tentang aneka benda di sekitarku..
(4) Guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah.
(5) Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam
a. Pengamatan
Peneliti bekerja sama dengan teman sejawat dari SDN 62 Payakumbuh yang bertugas
mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan pada pra siklus.
Hasil refleksi akan digunakan sebagai bahan evaluasi dan menetapkan simpulan yang didapat dari
penelitian ini. Penulis dan teman sejawat mendiskusikan hasil pembelajaran, dari hasil diskusi
muncul beberapa hal yang diduga menjadi penyebab kekurangan pada pra siklus ini, yaitu :
(1) Pada pembelajaran berlangsung guru belum menggunakan media pembelajaran yang
optimal, sehingga siswa kurang tertarik dalam pembelajaran.
(2) Pengelolaan kelas masih kurang dan pendekatan terhadap siswa juga kurang. Karena alasan
tersebut maka diadakan perbaikan pembelajaran pada pembelajaran tematik dengan harapan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya penyempurnaan dari kekurangan siklus
ini dilaksanakan pada siklus I.
2. Siklus 1
Siklus I merupakan lanjutan dari Pra siklus dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan
pada Pra siklus, Seperti halnya pada pra siklus, pada siklus I juga terdapat 4 tahap yang harus
dilakukan secara berurutan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan
tahap refleksi.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus I dirancang berdasarkan hasil refleksi pra siklus . Hampir
sama dengan kegiatan pada tahap perencanaan pra siklus, kegiatan pada tahap perencanaan siklus
I meliputi:
1) Menyusun jadwal kegiatan pembelajaran di Kelas
2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Merancang kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan model Inquiry
learning
4) Menyiapkan alat bantu pembelajaran
5) Membuat alat evaluasi dan lembar observasi untuk pengamatan
b. Pelaksanaan
Sama seperti pada tahap pelaksanaan Pra siklus , tahap pelaksanaan pada siklus I juga
merupakan tahap di mana segala potensi yang ada di dalam maupun di luar kelas diusahakan
secara optimal sesuai perencanaan, supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada saat proses
pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai guru menerapkan model inquiry Learning dalam proses
pembelajaran tematik dengan tema aneka benda di sekitarku.
Langkah- langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan yaitu:
a) Kegiatan Pendahuluan
(1) Guru mengucapkan salam dan berdoa sebelum memulai Kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Sebelum memasuki materi utama yaitu tentang keragaman budan dan kearifan
lokal guru mengingatkan kembali materi tentang keberagaman budaya..
(2) Kemudian Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok.
(3) Guru membagikan LKPD kepada setiap Kelompok.
(4) Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah kerja menyelesaikan masalah
yang ada dalam LKPD
(5) Siswa berdiskusi dengan kelompok dalam penyelesaian masalah tersebut.
(6) Guru membimbing siswa/kelompok dalam menyelesaikan masalah
yang ada dalam LKPD.
(7) Setelah kelompok selesai berdiskusi, guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan
hasil diskusinya.
(8) Selanjutnya guru menyuruh kelompok secara bergantian menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas dan bagi kelompok yang tidak tampil menanggapi yang
disampaikan temannya.
c) Kegiatan Penutup
(1) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan tentang materi keberagaman budaya
dan kearifan lokal .
(2) Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan motivasi.
(3) Guru memberikan konfirmasi, pertemuan selanjutnya akan mempelajari tentang
kekayaan alam yang ada di tempat tinggal
(3) Guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah.
(4) Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
c. Pengamatan
Peneliti bekerja sama dengan guru (teman sejawat) yaitu seorang guru dari SDN 62
Payakumbuh yang bertugas mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, hal ini
bertujuan agar hasil pengamatan menjadi lebih akurat.
Berdasar tahap pengamatan pada pra siklus tidak mencapai KKM, pada siklus I mencapai
KKM 41% dan siklus II dilaksanakan sebagai upaya untuk mencapai tujuan penelitian.
d. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan pada siklus I.
Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai peningkatan yang terjadi pada hasil belajar siswa
setelah menerapkan model Inquiry Learning. Hasil refleksi akan digunakan sebagai bahan
evaluasi dan menetapkan simpulan yang didapat dari penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis
pada siklus I, peneliti akan menyimpulkan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Jika hasil
belajar siswa meningkat maka penerapan model Inquiry Learning dikatakan berhasil,
yaitu hasil penilaian terhadap keempat variabel tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan.
3. Siklus II
Siklus II merupakan lanjutan dari Pra siklus dilaksanakan untuk memperbaiki
kekurangan pada siklus I, Seperti halnya pada siklus I , pada siklus II juga terdapat 4 tahap yang
harus dilakukan secara berurutan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan
dan tahap refleksi.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II dirancang berdasarkan hasil refleksi dari siklus I.
Hampir sama dengan kegiatan pada tahap perencanaan siklus I , kegiatan pada tahap
perencanaan siklus II meliputi:
1) Menyusun jadwal kegiatan pembelajaran di Kelas
2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Merancang kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan model Inquiry Learning
4) Menyiapkan alat bantu pembelajaran
5) Membuat alat evaluasi dan lembar observasi untuk pengamatan
b. Pelaksanaan
Sama seperti pada tahap pelaksanaan Pra siklus dan siklus I, tahap pelaksanaan pada
siklus II juga merupakan tahap di mana segala potensi yang ada di dalam maupun di luar kelas
diusahakan secara optimal sesuai perencanaan, supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada
saat proses pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai guru menerapkan model inquiry learning dalam
proses pembelajaran Indonesiaku Kaya Budaya. Langkah- langkah yang dilakukan pada tahap
pelaksanaan yaitu:
a) Kegiatan Pendahuluan
(1) Guru mengucapkan salam dan berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran.
(2) Guru mengkomunikasikan kehadiran,kerapian dan kebersihan kelas.
(3) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kembali pembelajaran sebelumnya.
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Sebelum memasuki materi utama yaitu kekayaan alam yang adadi tempat tinggal, guru
mengingatkan kembali pelajaran sebelumnya
(2) Kemudian Guru menampilkan power point sebagai media pembelajaran
(3) Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi yang di berikan.
(4) Guru memberi siswa pertanyaan dan siswa memberi umpan balik dari pertanyaan
yang diberikan guru .
(5) Guru membagikan LKPD kepada setiap siswa
(6) Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah kerja menyelesaikan
masalah yang ada dalam LKPD
(7) Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah yang ada di LKPD
(8) Setelah selesai guru menyuruh siswa mengumpulkan hasil yang dikerjakan di LKPD
c) Kegiatan Penutup
(1) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan tentang Kekayaan alam di daerah sekitar
(2) Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan motivasi.
(3) Guru memberikan konfirmasi, pertemuan selanjutnya akan mempelajari materi
tentang perbedaan kehidupan masyarakat
(4) Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
c. Pengamatan
Berdasar tahap pengamatan pada pra siklus hanya mencapai KKM 41%, pada siklus I
terjadi peningkatan hasil belajar dengan mencapai KKM mencapai 66% dan siklus II dilaksanakan
sebagai upaya untuk mencapai tujuan penelitian. Peneliti bekerja sama dengan kepala sekolah dari
SDN 62 Pyakumbuh yang bertugas mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
Hal ini bertujuan agar hasil pengamatan menjadi lebih akurat.
d. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan pada pra siklus,
siklus I dan siklus II. Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai peningkatan yang terjadi pada
hasil belajar siswa setelah menerapkan metode demonstrasi dengan model inquiry learning.
Berdasarkan hasil analisis pada pra siklus , siklus I dan siklus II, peneliti akan menyimpulkan
apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Jika hasil belajar siswa meningkat maka penerapan
menerapkan Metode Demonstrasi dengan Model pembelajaran inquiry learning dikatakan
berhasil, yaitu hasil penilaian terhadap keempat variabel tersebut telah memenuhi indikator
keberhasilan.
Berdasarkan data dapat dilihat bahwa sebelum di lakukan tindakan, siswa kelas IV SDN
62 Payakumbuh sebnayak 10 orang siswa belum mencapai KKM. Diperoleh rata-rata kelas 57
dengan presentase ketuntasan 16%, belum mencapai ketuntasan ≥ 84%. Maka di lakukan
pembelajaran siklus I.
Siklus I
Pada pelaksanaan siklus I terjadi beberapa peningkatan hasil belajar siswa
dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus, hal ini terdapat kenaikan nilai siswa sebanyak 5
orang dari 12 orang siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Materi yang disampaikan guru dapat
dipahami dan peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Setelah pembelajaran siklus I
dilakukan dapat dilihat hasil belajar siswa pada tabel berikut :
Dari tabel hasil penilaian siklus I tersebut diatas, dapat kita sajikan dalam bentuk grafik
seperti berikut :
Berdasarkan data tersebut pada siklus I dengan KKM ≥ 70 terdapat sebanyak 5 siswa yang mencapai
ketuntasan dengan presentasi 41% maka di simpulkan pada siklus I proses pemebalajaran dinyatakan
belum berhasil karena masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan. Maka akan dilakukan
tindakan lanjutan ke siklus II sebagai pertimbangan
Siklus II
Proses pembelajaran pada siklus II diamati oleh seorang observer. Observer bertugas
untuk memgamati setiap aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran. Observer mengamati
dan mencatat semua kejadian sesuai langkah- langkah pembeljaran model inquiry learning. Hal ini
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. berdasarkan hasil belajar siswa siklus II dapat
terlihat pada rincian berikut
Tabel 3 Hasil belajar pada siklus II
Dari tabel hasil pembelajaran siklus II tersebut diatas dapat kita sajikan dalam bentuk
grafik seperti berikut :
Grafik 3 hasil belajar siklus II
Berdasarkan data di atas pada siklus II dengan KKM ≥70 terdapat sebanyak 8 orang
siswa memncapai ketuntasan. Nilai tertinggi yang di peroleh peserta didik adalah 93 dan nilai
terendah 26, dibandingkan dengan siklus I terjadi kenaikan hasil belajar menajadi 80% maka dapat
di simpulkam pada siklus II proses pembelajaran dikatakan berhasil karena lebih dari 70% siswa
mencapai ketuntasan maksimal. Dengan dmeikian penilaian ini telah berhasil dan berhenti pada
siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pemebalajaran kurikulum merdeka
kelas IV SDN 62 Payakumbuh maka penelitian dapat disempulkan dengan melihat hasil belajar
peserta didika mengunkan metode demontrasi dengan model pembelajaran inquiry learning di
katakan berhasil, yaitu dengan melihat perbandingan nilai berikut yang terdapat pada tabel 4.4
berikut ini :
Tabel 4 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Data dari tabel perbandingan hasil belajar pra siklu, siklus I dan siklus II tersebut
diatas dapat kita sajikan dalam bentuk grafik seperti berikut :
Grafik 4 Perbandingan hasil belajar siswa dari Pra Siklus, Siklus I, Siklus
II
Pada grafik 4 juga menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan
siklus II lebih tinggi di bandingkan Pra siklus. Hal ini membuktikan bahwa salah satu upaya
untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan metode demontrasi dengan model
pemebalajaran inquiry learning. Hasil analisis yang dilakukan terbukti bahwa penerapan metode
demontrasi dengan model pembelajaran inquiry learning di kelas IV SDN 62 Payakumbuh
Tahun Pelajaran 2022/2023 dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan peningkatan hasil belajar peserta didik melalui
metode demontrasi dengan model pembelajaran inquiry learning pada pembelajaran IPAS
tentang Indonesia Kaya Budaya di kelas V SDN 62 Payakumbuh tahun pelajaran 2022/2023
dapat di simpulkan bahwa peningkatan hasil belajar peserta didik seperti hal berikut ini :
1. Hasil belajar peserta didik pada pra siklus nilai rata-rata siswa 57 dengan KKM ≥70 di
dapatkan presentase ketuntasan 16%, hal ini disebabkan beberapa faktor. Faktor-faktor
yang di sebabkan diantaranya guru menajar hanya satu arah dan ganya menggunkan
metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
2. Pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik yang memperoleh nilai di atas
KKM dengan presentase 41% dengan jumlah 5 dari 12 peserta didik dengan nilai rata-rata
60.
3. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I dimana rata-rata
nlai dapat 73 dengan presentase 80% degan jumlah peserta didik 8 dari 12 peserta didik.
4. Dari data penelitian yang di lakukan, ditemukan hasil belajar peserta didik melalui metode
demontrasi dengan model pembelajaran inquiry learning pada pembelajaran IPAS
tentang Indonesiaku Kaya Budaya di kelas IV SDN
62 Payakumbuh tahun pelajaran 2022/2023 mengalami peningkatan pada siklus II
sebanyak 80% dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus.
5. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunkan metode demontrasi dengan
model pembelajaran inquiry learning paada pembelajaran IPAS tentang Indonesiaku Kaya
Budaya telah mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan agar guru nantinya dapat
lebih kreatif lagi dalam memilih metode dan model pembelajaran yang akan di gunkan saat
melakukan proses pembelajaran agar sesuai dengan materi pelajaran yang akan di ajarkan
kepada peserta didik. Dan salah satu metode yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
adalah metode demontrasi dengan model pembelajaran inquiry learning.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, M. (2009). Implementasi pengelolaan kelas efektif dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran di MA Unggulan Amanatul Ummah Surabaya (Doctoral dissertation,
IAIN Sunan Ampel Surabaya).
.
Hapsari, D., & Prasetio, A. (2017). Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar
Siswa SMK Negeri 2 Bawang. eProceedings of Management, 4(1).
Suparsawan, I. K., & SD, S. P. (2020). Kolaborasi Pendekatan Saintifik dengan Model
Pembelajaran STAD Geliatkan Peserta Didik. Tata Akbar.
Mangkey, A. C. J., Rantung, V. P., & Sojow, L. (2021). Penerapan Metode Demonstrasi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Komposisi Foto Digital Siswa Smk. Edutik: Jurnal
Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 1(5), 493-499.
Handayani, P. (2022). Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Man 2
Kota Bengkulu (Studi Pada Materi Praktik Penyelenggaraan Jenazah) (Doctoral
dissertation, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu).
Royani, I. (2020, May). Peningkatan kompetensi guru menuju era revolusi industri
5.0. In prosiding seminar nasional program pascasarjana universitas PGRI
Palembang.
Royani, I. (2020, May). Peningkatan kompetensi guru menuju era revolusi industri
5.0. In prosiding seminar nasional program pascasarjana universitas PGRI
Palembang.
Fauziyah, D. (2015). Penerapan strategi pembelajaran inquiry pada mata pelajaran ekonomi
pokok bahasan pasar. In Prosiding Seminar Nasional (Vol. 9, pp. 49-59).
Hanifah, N. M., & Budiman, M. A. (2019). Pengaruh Model Open Ended Problem Berbantu
Media Kotak Telur Pelangi (Kotela) Terhadap Hasil Belajar Matematika. Journal of
Education Technology, 3(3), 134-139.
Hasibuan, I. (2015). Hasil belajar siswa pada materi bentuk Aljabar di Kelas VII SMP Negeri
1 Banda Aceh tahun pelajaran 2013/2014. Jurnal peluang, 4(1).
Sulistyowati, E. (2019). Meningkatkan keterampilan dan hasil belajar bahasa indonesia tentang
menulis surat resmi melalui contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas VI
SD 6 Getassrabi. INOPENDAS: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 2(1).
Sutarningsih, Ni Luh (2022). Model pembelajran inquiry untuk meningkatkan prestasi belajar
ipa siswa kelas V SD. Jurnal of education action research.