Anda di halaman 1dari 20

Penggunaan Metode Demontrasi Dengan Model Pembelajaran Inquiry Learning Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPAS Siswa Kelas IV SDN 62 Payakumbuh

Novita Puji Lestari S1,Mike Ritaliah,S.Si,M.Si1, Shahibah Yuliani,S.Sos.,M.Pd2


1)
Mahasiswa Program Studi PGSD. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
2)
Tutor Program Studi PGSD. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
Email : novitapujilestaris@gmail.com

Abstract : This research was motivated by the low learning outcomes of students at SDN 62 Payakumbuh
in learning Science of Motion and Style. So that researchers are moved to conduct research to improve
learning outcomes of my Indonesia Rich Culture material by using the demonstration method with the
inquiry learning learning model. The purpose of the researcher is to find out whether using the inquiry
learning learning model can improve student learning outcomes in my Indonesia Rich Culture material in
class IV SDN 62 Payakumbuh. The research method is a class action method consisting of 2 skills. In the
first cycle with the Minimum Completeness Criteria of 70 there were 4 completeness in the learning
process, so in the first cycle it was said that the researcher had not succeeded in increasing student
learning outcomes. Then follow-up was carried out to cycle II, and obtained completeness in cycle II of 8.
Thus the use of the method of using the demonstration method with the inquiry learning learning model
on my Indonesia Culture Rich learning material was able to improve student learning outcomes in class
IV SDN 62 Payakumbuh semester II 2022/2022 2023.

Keywords: Indonesian, Demonstration, Learning Outc

Abstrak : Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasilnya belajar siswa SDN 62 Payakumbuh pada
pembelajaran IPAS Gerak dan Gaya. Sehingga peneliti tergerak untuk melakukan penelitian untuk
meingkatkan hasil belajar materi Indonesiaku Kaya Budaya dengan menggunakan metode demontrasi
dengan model pembelajaran inquiry learning. Adapun tujuan peneliti adalah untuk mengetahui apakah
dengan menggunakan model pembelajaran inquiry learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya di kelas IV SDN 62 Payakumbuh. Metode penilitian adalah
metode tindakan kelas yang terdiri dari 2 skilus. Pada siklus I dengan Kriteria Ketuntasan Minimal 70
terdapat 4 ketuntasan dalam proses pembelajaran, maka pada siklus I dikatakan peneliti belum berhasil
menaikkan hasil belajar siswa. Kemudian dilakukan tindak lanjut ke siklus II, dan didapatkan ketuntasan
di siklus II sebesar 8. Dengan demikian penggunaan metode penggunaan metode demontrasi dengan
model pembelajaran inquiry learning pada materi pembelajaran Indonesiaku Kaya Budaya mampu
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 62 Payakumbuh semester II tahun 2022/2023.

Kata kunci : Bahasa Indonesia, Demonstrasi, Hasil belajar


PENDAHULUAN
Guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Guru adalah sales agent
dari lembaga pendidikan. Baik atau buruknya perilaku atau cara mengajar guru akan sangat
mempengaruhi citra lembaga pendidikan. Oleh sebab itu sumber daya guru ini harus
dikembangkan (Buchari Alma dkk, 2008:123).Terkait dengan faktor eksternal, bahwa guru
mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa. Tugas utama guru
tentunya mendidik, mengajar, dan menyampaikan ilmu yang sesuai dengan bidang kompetensinya.
Dari hal tersebut maka proses pembelajaran dapat dikatakan sangat penting atau tidak dapat
dipisahkan dengan prestasi belajar dikarenakan hampir sebagian ilmu yang diserap dan diterima
didapat siswa melaui proses pembelajaran guru dikelas. Bagaimana guru mengajar, mengelola
kelas, penggunaan media, dan pemahaman karakteristik siswa merupakan hal yang penting dalam
suatu proses pembelajaran di kelas supaya materi dapat diterima dengan baik dan dipahami. Guru
merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, disebabkan guru merupakan titik sentral dalam
pembaharuan dan peningkatan mutu pendidikan.
Guru memiliki peran penting untuk mengubah perilaku dan pemikiran
peserta didik kearahpencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu, guru harus ditinjau kesiapan
penyelenggaraan pembelajaran dan kompetensi dalam menyelenggarakan pembelajaran (Inayah,
Martono, dan Sawiji, 2013). Kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru menjadi faktor penting
dalam pencapaian prestasi belajar siswa (Utomo, Suwachid, & Suharno, 2012). Dengan kata lain
prestasi belajar siswa adalah cerminan dari keberhasilan seorang guru dalam megajar. Guru
memiliki peran penting untuk mengubah perilaku dan pemikiran peserta didik kearah
pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu, guru harus ditinjau kesiapan penyelenggaraan
pembelajaran dan kompetensi dalam menyelenggarakan pembelajaran (Inayah, Martono, dan
Sawiji, 2013).
Namun pada kenyataannya, saat ini model pembelajaran Merdeka yang di gunakan guru
kurang inovatif, sehingga menyebabkan tidak seimbangnya kemampuan kognitif dan psikomor.
Model pembelajaran yang di terapkan masih berpusat pada guru, sehingga minat belajar siswa
masih kurang. Dengan berkurangnya minat belajar siswa bisa berdampak terhadap hasil belajar
sisswa. Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi di kelas IV pada pembelajaran IPAS bab 6
tentang Gerak dan Gaya.
Untuk memperbaiki pembelajaran yang kurang efektif dan untuk mengatasi masalah
pembelajaran, penulis mencoba menggunkana strategi dan model pembelajaran yang cocok dan
sesuai dengan materi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya
dengan menggunakan metode belajar demontrasi dan model pembelajaran Inquiry Learning.
Inquiry Learning adalah metode belajar yang pada prinsipnya mengajak peserta didik untuk aktif
bertanya dan bereksperimen secara mandiri selama proses belajar. Dalam model pembelajaran
inquiry, peserta didik mencari materi pembelajaran secara mandiri. Peserta didik mencari tahu
materi dengan mengajukan pertanyaan dan melakukan riset atau penelitian secara mandiri.
Sementara itu, Bell (dalam Priansa & Donni, 2017, hlm. 258) menyatakan bahwa pembelajaran
inquiry merupakan pembelajaran yang terjadi sebagai hasil kegiatan peserta didik dalam
memanipulasi, membuat struktur, dan mentransformasikan informasi sedemikian rupa sehingga ia
menemukan informasi baru. Menurut Abidin (2018, hlm. 149): Model pembelajaran inkuiri adalah
model pembelajaran yang dikembangkan agar peserta didik menemukan dan menggunakan
berbagai sumber informasi dan ide- ide untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang masalah,
topik, dan isu tertentu.

METODE PENELITIAN

Menurut Hurrahman dalam Udhi (2009), yang dimaksud dengan metode demonstrasi
ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya. Model pembelajaran inquiry learning adalah
kegiatan belajar yang menekankan pada pengembangan keterampilan penyelidikan dan kebiasaan
berpikir yang memungkinkan peserta didik untuk melanjutkan pencarian pengetahuan. Metode ini
memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam penyelidikan sebuah masalah. Jenis-jenis
inquiry learning ada dua yaitu model pembelajaran open Inquiry (inkuiri terbuka) dan guided
inquiry (inkuiri terbimbing). Model pembelajaran open inquiry merupakan jenis pembelajaran,
pengajar menempatkan diri sebagai fasilitator selama proses pembelajaran. Pengajar bisa
memberikan masukan dan ikut terlibat membantu peserta didik jika diminta. Dalam proses
pembelajaran, peserta didik mendapat kebebasan mengeksplor penyelidikannya. Terdapat inisiatif
sendiri dari peserta didik dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang dihadapi dan
menemukan jawabannya sendiri. Inquiri berasal dari bahasa inggris “inquiry” yang secara harfiah
berarti pertanyaan atau pemerikasaan, penyelidikan. Inkuiri merupakan salah satu metode
pembelajaran yang berperan penting dalam membangun paradigma pembelajaran konstruktivistik
yang menekankan pada keaktifan belajar siswa (Mulyatiningsih, 2010:96).

Model pembelajran Inquiry learning adalah model pembelajaran menuntut peserta didik
untuk melakukan proses dalam menemukan pengetahuannya secara mandiri lewat serangkaian
investigasi, pencarian, eksplorasi dan mengarahkan peserta didik untuk melakukan percobaan atau
penelitian untuk memecahkan suatu masalah atau mengetahui suatu materi pengetahuan yang
sedang dipelajari. Sintaks atau langkah kerja Model Inquiry Learning.
a. Tahap Orientasi
b. Merumuskan Masalah
c. Merumuskan Hipotesis
d. Tahap Pengumpulan Data
e. Menguji Hipotesis
f. Menarik Kesimpulan
Kelebihan model inquiry learning adalah sebagi berikut:

1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan


aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui pembelajaran ini di anggap jauh lebih bermakna.
2. PBM ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
mereka.
3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang di anggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar moderen yang menganggap belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4. Keuntungan lain yaitu dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan
di atas rata-raa. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar

Kelemahan model pembelajaran inquiry learning adalah sebagai berikut:


1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan
siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah di
tentukan
4. Selama kriteria keberhasilan belajar di tentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka startegi ini tampaknya akan slit di
implementasikan.

Prosedur Penelitian ini diawali dengan adanya refleksi awal terhadap proses
pembelajaran di SDN 62 Payakumbuh. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui permasalahan
yang dihadapi guru dan peserta didik yang berkaitan dengan proses pembelajaran pada Muatan
Pembelajaran IPAS kelas IV SDN 62 Payakumbuh.
Refleksi awal penelitian dilakukan dengan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran
di kelas berupa diskusi dengan observer dan peserta didik tentangproses pembelajaran yang
dilaksanakan selama ini. Kemudian penelitian dan dan observer merumuskan permasalahan yang
diangkat sebagai permasalahan penelitian, yakni bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada pembelajaran IPAS di kelas IV. Menurut Arikunto (2015 : 43-45) perencanaan dalam
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah kegiatan menyusun silabus, RPP, materi ajar, kisi-kisi,
Lembar kerja kelompok, soal individu. Untuk rencana yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan
tindakan.
1. Pra Siklus
Pada siklus ini terdapat 4 tahap yang harus dilaksanakan secara berurutan. Adapun tahapan yang
dimaksud yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan. Berikut ini akan
dijelaskan keempat tahap tersebut.

a. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap pertama dalam Pra siklus. Perencanaan sangat diperlukan
guna menetapkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan langkah-langkah yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Beberapa tindakan yang dilakukan
pada tahap perencanaan yaitu sebagai berikut:
1) Menyusun jadwal kegiatan pembelajaran di Kelas
2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Merancang kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan metode ceramah
4) Menyiapkan alat bantu pembelajaran
5) Membuat alat evaluasi dan lembar observasi untuk pengamatan

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap di mana segala potensi yang ada di dalam maupun di luar
kelas diusahakan secara optimal sesuai perencanaan, supaya tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Pada saat proses pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai guru menerapkan model
ceramah dalam proses pembelajaran dengan materi Indonesiaku Kaya Budaya. Langkah-
langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan yaitu:

a) Kegiatan Pendahuluan
(1) Guru mengucapkan salam dan berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
(2) Guru mengkomunikasikan kehadiran, kerapian dan kebersihan kelas.
(3) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan pembelajaran
sebelumnya
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Sebelum memasuki materi utama yaitu tentang Keragaman Budaya dan Kearifan Lokal
guru menayakan tentang awal mula daerah dan tokoh tokoh lokal yang berperan penting
di daerah tempat tinggal.
(2) Guru membagikan LKPD kepada siswa.
(3) Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah kerja menyelesaikan masalah yang ada
dalam LKPD
(4) Siswa berdiskusi dengan kelompok dalam penyelesaian masalah tersebut.
(5) Guru membimbing siswa/kelompok dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam
LKPD.
(6) Setelah kelompok selesai berdiskusi, guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil
diskusinya.
(7) Selanjutnya guru menyuruh kelompok secara bergantian menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas dan bagi kelompok yang tidak tampil menanggapi yang
disampaikan temannya.
c) Kegiatan Penutup
(1) Guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan bagaimana cara menyayangi
hewan dan tumbuhan.
(2) Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan motivasi.
(3) Guru memberikan konfirmasi untuk pertemuan selanjutnya akan
mempelajari tentang aneka benda di sekitarku..
(4) Guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah.
(5) Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam

a. Pengamatan
Peneliti bekerja sama dengan teman sejawat dari SDN 62 Payakumbuh yang bertugas
mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan pada pra siklus.
Hasil refleksi akan digunakan sebagai bahan evaluasi dan menetapkan simpulan yang didapat dari
penelitian ini. Penulis dan teman sejawat mendiskusikan hasil pembelajaran, dari hasil diskusi
muncul beberapa hal yang diduga menjadi penyebab kekurangan pada pra siklus ini, yaitu :
(1) Pada pembelajaran berlangsung guru belum menggunakan media pembelajaran yang
optimal, sehingga siswa kurang tertarik dalam pembelajaran.
(2) Pengelolaan kelas masih kurang dan pendekatan terhadap siswa juga kurang. Karena alasan
tersebut maka diadakan perbaikan pembelajaran pada pembelajaran tematik dengan harapan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya penyempurnaan dari kekurangan siklus
ini dilaksanakan pada siklus I.

2. Siklus 1
Siklus I merupakan lanjutan dari Pra siklus dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan
pada Pra siklus, Seperti halnya pada pra siklus, pada siklus I juga terdapat 4 tahap yang harus
dilakukan secara berurutan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan
tahap refleksi.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus I dirancang berdasarkan hasil refleksi pra siklus . Hampir
sama dengan kegiatan pada tahap perencanaan pra siklus, kegiatan pada tahap perencanaan siklus
I meliputi:
1) Menyusun jadwal kegiatan pembelajaran di Kelas
2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Merancang kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan model Inquiry
learning
4) Menyiapkan alat bantu pembelajaran
5) Membuat alat evaluasi dan lembar observasi untuk pengamatan

b. Pelaksanaan
Sama seperti pada tahap pelaksanaan Pra siklus , tahap pelaksanaan pada siklus I juga
merupakan tahap di mana segala potensi yang ada di dalam maupun di luar kelas diusahakan
secara optimal sesuai perencanaan, supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada saat proses
pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai guru menerapkan model inquiry Learning dalam proses
pembelajaran tematik dengan tema aneka benda di sekitarku.
Langkah- langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan yaitu:

a) Kegiatan Pendahuluan

(1) Guru mengucapkan salam dan berdoa sebelum memulai Kegiatan pembelajaran.

(2) Guru mengkomunikasikan kehadiran, kerapian dan kebersihan kelas.


(3) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kembali pembelajaran
sebelumnya.
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti
(1) Sebelum memasuki materi utama yaitu tentang keragaman budan dan kearifan
lokal guru mengingatkan kembali materi tentang keberagaman budaya..
(2) Kemudian Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok.
(3) Guru membagikan LKPD kepada setiap Kelompok.
(4) Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah kerja menyelesaikan masalah
yang ada dalam LKPD
(5) Siswa berdiskusi dengan kelompok dalam penyelesaian masalah tersebut.
(6) Guru membimbing siswa/kelompok dalam menyelesaikan masalah
yang ada dalam LKPD.

(7) Setelah kelompok selesai berdiskusi, guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan
hasil diskusinya.
(8) Selanjutnya guru menyuruh kelompok secara bergantian menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas dan bagi kelompok yang tidak tampil menanggapi yang
disampaikan temannya.
c) Kegiatan Penutup
(1) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan tentang materi keberagaman budaya
dan kearifan lokal .
(2) Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan motivasi.
(3) Guru memberikan konfirmasi, pertemuan selanjutnya akan mempelajari tentang
kekayaan alam yang ada di tempat tinggal
(3) Guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah.
(4) Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.

c. Pengamatan
Peneliti bekerja sama dengan guru (teman sejawat) yaitu seorang guru dari SDN 62
Payakumbuh yang bertugas mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, hal ini
bertujuan agar hasil pengamatan menjadi lebih akurat.
Berdasar tahap pengamatan pada pra siklus tidak mencapai KKM, pada siklus I mencapai
KKM 41% dan siklus II dilaksanakan sebagai upaya untuk mencapai tujuan penelitian.
d. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan pada siklus I.
Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai peningkatan yang terjadi pada hasil belajar siswa
setelah menerapkan model Inquiry Learning. Hasil refleksi akan digunakan sebagai bahan
evaluasi dan menetapkan simpulan yang didapat dari penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis
pada siklus I, peneliti akan menyimpulkan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Jika hasil
belajar siswa meningkat maka penerapan model Inquiry Learning dikatakan berhasil,
yaitu hasil penilaian terhadap keempat variabel tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan.

3. Siklus II
Siklus II merupakan lanjutan dari Pra siklus dilaksanakan untuk memperbaiki
kekurangan pada siklus I, Seperti halnya pada siklus I , pada siklus II juga terdapat 4 tahap yang
harus dilakukan secara berurutan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan
dan tahap refleksi.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II dirancang berdasarkan hasil refleksi dari siklus I.
Hampir sama dengan kegiatan pada tahap perencanaan siklus I , kegiatan pada tahap
perencanaan siklus II meliputi:
1) Menyusun jadwal kegiatan pembelajaran di Kelas
2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Merancang kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan model Inquiry Learning
4) Menyiapkan alat bantu pembelajaran
5) Membuat alat evaluasi dan lembar observasi untuk pengamatan
b. Pelaksanaan
Sama seperti pada tahap pelaksanaan Pra siklus dan siklus I, tahap pelaksanaan pada
siklus II juga merupakan tahap di mana segala potensi yang ada di dalam maupun di luar kelas
diusahakan secara optimal sesuai perencanaan, supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada
saat proses pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai guru menerapkan model inquiry learning dalam
proses pembelajaran Indonesiaku Kaya Budaya. Langkah- langkah yang dilakukan pada tahap
pelaksanaan yaitu:
a) Kegiatan Pendahuluan
(1) Guru mengucapkan salam dan berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran.
(2) Guru mengkomunikasikan kehadiran,kerapian dan kebersihan kelas.
(3) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kembali pembelajaran sebelumnya.
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti
(1) Sebelum memasuki materi utama yaitu kekayaan alam yang adadi tempat tinggal, guru
mengingatkan kembali pelajaran sebelumnya
(2) Kemudian Guru menampilkan power point sebagai media pembelajaran
(3) Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi yang di berikan.
(4) Guru memberi siswa pertanyaan dan siswa memberi umpan balik dari pertanyaan
yang diberikan guru .
(5) Guru membagikan LKPD kepada setiap siswa
(6) Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah kerja menyelesaikan
masalah yang ada dalam LKPD
(7) Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah yang ada di LKPD
(8) Setelah selesai guru menyuruh siswa mengumpulkan hasil yang dikerjakan di LKPD
c) Kegiatan Penutup
(1) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan tentang Kekayaan alam di daerah sekitar
(2) Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan motivasi.
(3) Guru memberikan konfirmasi, pertemuan selanjutnya akan mempelajari materi
tentang perbedaan kehidupan masyarakat
(4) Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
c. Pengamatan
Berdasar tahap pengamatan pada pra siklus hanya mencapai KKM 41%, pada siklus I
terjadi peningkatan hasil belajar dengan mencapai KKM mencapai 66% dan siklus II dilaksanakan
sebagai upaya untuk mencapai tujuan penelitian. Peneliti bekerja sama dengan kepala sekolah dari
SDN 62 Pyakumbuh yang bertugas mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
Hal ini bertujuan agar hasil pengamatan menjadi lebih akurat.
d. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan pada pra siklus,
siklus I dan siklus II. Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai peningkatan yang terjadi pada
hasil belajar siswa setelah menerapkan metode demonstrasi dengan model inquiry learning.
Berdasarkan hasil analisis pada pra siklus , siklus I dan siklus II, peneliti akan menyimpulkan
apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Jika hasil belajar siswa meningkat maka penerapan
menerapkan Metode Demonstrasi dengan Model pembelajaran inquiry learning dikatakan
berhasil, yaitu hasil penilaian terhadap keempat variabel tersebut telah memenuhi indikator
keberhasilan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitian
Berikut penjabaran hasil penelitian yang di lakukan :
Pra Siklus
Sebelum menguraihasil penelitian berikut hasil belajara siswa dari nilai ulangan harian :

Tabel 1 Hasil belajar siswa Pra Siklus

No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan


1 Afiqa Gustina Rahayu 70 50 Tidak Tuntas
2 Ahmad Ibrahim 70 50 Tidak Tuntas
3 Amelia Nabila 70 70 Tuntas
4 Anggun Kania Permata 70 70 Tuntas
5 Aminah 70 69 Tidak Tuntas
6 Azzahra 70 50 Tidak Tuntas
7 Fatir Ahmad Azzami 70 69 Tidak Tuntas
8 Muhammad Ahzinu Buffon 70 40 Tidak Tuntas
9 Muzahwatul Humaira 70 60 Tidak Tuntas
10 M. Alif Zavendra 70 60 Tidak Tuntas
11 Risky Pratama 70 46 Tidak Tuntas
12 Timo Ozil Anggara 70 50 Tidak Tuntas
Jumlah Nilai 684
Nilai Rata-rata 57
Dari tabel hasil penialian siswa pada pra siklus tersebut diatas, maka dapat kita sajikan dalam
bentuk grafik seperti berikut :

Grafik 1 Grafik hasil belajar siswa pra siklus

Berdasarkan data dapat dilihat bahwa sebelum di lakukan tindakan, siswa kelas IV SDN
62 Payakumbuh sebnayak 10 orang siswa belum mencapai KKM. Diperoleh rata-rata kelas 57
dengan presentase ketuntasan 16%, belum mencapai ketuntasan ≥ 84%. Maka di lakukan
pembelajaran siklus I.

Siklus I
Pada pelaksanaan siklus I terjadi beberapa peningkatan hasil belajar siswa
dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus, hal ini terdapat kenaikan nilai siswa sebanyak 5
orang dari 12 orang siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Materi yang disampaikan guru dapat
dipahami dan peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Setelah pembelajaran siklus I
dilakukan dapat dilihat hasil belajar siswa pada tabel berikut :

Tabel 2: Tabel hasil belajar pada siklus I

No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan


1 Afiqa Gustina Rahayu 70 56 Tidak Tuntas
2 Ahmad Ibrahim 70 56 Tidak Tuntas
3 Amelia Nabila 70 73 Tuntas
4 Anggun Kania Permata 70 73 Tuntas
5 Aminah 70 68 Tuntas
6 Azzahra 70 56 Tidak Tuntas
7 Fatir Ahmad Azzami 70 70 Tuntas
8 Muhammad Ahzinu Buffon 70 43 Tidak Tuntas
9 Muzahwatul Humaira 70 73 Tuntas
10 M. Alif Zavendra 70 76 Tuntas
11 Risky Pratama 70 26 Tidak Tuntas
12 Timo Ozil Anggara 70 56 Tidak Tuntas
Jumlah Nilai 726
Nilai Rata-rata 60

Dari tabel hasil penilaian siklus I tersebut diatas, dapat kita sajikan dalam bentuk grafik
seperti berikut :

Grafik 2 Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan data tersebut pada siklus I dengan KKM ≥ 70 terdapat sebanyak 5 siswa yang mencapai
ketuntasan dengan presentasi 41% maka di simpulkan pada siklus I proses pemebalajaran dinyatakan
belum berhasil karena masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan. Maka akan dilakukan
tindakan lanjutan ke siklus II sebagai pertimbangan

Siklus II

Proses pembelajaran pada siklus II diamati oleh seorang observer. Observer bertugas
untuk memgamati setiap aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran. Observer mengamati
dan mencatat semua kejadian sesuai langkah- langkah pembeljaran model inquiry learning. Hal ini
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. berdasarkan hasil belajar siswa siklus II dapat
terlihat pada rincian berikut
Tabel 3 Hasil belajar pada siklus II

No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan


1 Afiqa Gustina Rahayu 70 93 Tuntas
2 Ahmad Ibrahim 70 26 Tidak Tuntas
3 Amelia Nabila 70 93 Tuntas
4 Anggun Kania Permata 70 86 Tuntas
5 Aminah 70 93 Tuntas
6 Azzahra 70 80 Tuntas
7 Fatir Ahmad Azzami 70 73 Tuntas
8 Muhammad Ahzinu Buffon 70 53 Tidak Tuntas
9 Muzahwatul Humaira 70 93 Tuntas
10 M. Alif Zavendra 70 80 Tuntas
11 Risky Pratama 70 53 Tidak Tuntas
12 Timo Ozil Anggara 70 53 Tidak Tuntas
Jumlah Nilai 876
Nilai Rata-rata 73

Dari tabel hasil pembelajaran siklus II tersebut diatas dapat kita sajikan dalam bentuk
grafik seperti berikut :
Grafik 3 hasil belajar siklus II

Berdasarkan data di atas pada siklus II dengan KKM ≥70 terdapat sebanyak 8 orang
siswa memncapai ketuntasan. Nilai tertinggi yang di peroleh peserta didik adalah 93 dan nilai
terendah 26, dibandingkan dengan siklus I terjadi kenaikan hasil belajar menajadi 80% maka dapat
di simpulkam pada siklus II proses pembelajaran dikatakan berhasil karena lebih dari 70% siswa
mencapai ketuntasan maksimal. Dengan dmeikian penilaian ini telah berhasil dan berhenti pada
siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pemebalajaran kurikulum merdeka
kelas IV SDN 62 Payakumbuh maka penelitian dapat disempulkan dengan melihat hasil belajar
peserta didika mengunkan metode demontrasi dengan model pembelajaran inquiry learning di
katakan berhasil, yaitu dengan melihat perbandingan nilai berikut yang terdapat pada tabel 4.4
berikut ini :
Tabel 4 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II


1 Afiqa Gustina Rahayu 50 56 93
2 Ahmad Ibrahim 50 56 26
3 Amelia Nabila 70 73 93
4 Anggun Kania Permata 70 73 86
5 Aminah 69 68 93
6 Azzahra 50 56 80
7 Fatir Ahmad Azzami 69 70 73
8 Muhammad Ahzinu Buffon 40 43 53
9 Muzahwatul Humaira 60 73 93
10 M. Alif Zavendra 60 76 80
11 Risky Pratama 46 26 53
12 Timo Ozil Anggara 50 56 53
Jumlah Nilai 684 726 876
Nilai Rata-rata 57 60 73
Presentase 16% 41% 80%

Data dari tabel perbandingan hasil belajar pra siklu, siklus I dan siklus II tersebut
diatas dapat kita sajikan dalam bentuk grafik seperti berikut :

Grafik 4 Perbandingan hasil belajar siswa dari Pra Siklus, Siklus I, Siklus

II

Pada grafik 4 juga menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan
siklus II lebih tinggi di bandingkan Pra siklus. Hal ini membuktikan bahwa salah satu upaya
untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan metode demontrasi dengan model
pemebalajaran inquiry learning. Hasil analisis yang dilakukan terbukti bahwa penerapan metode
demontrasi dengan model pembelajaran inquiry learning di kelas IV SDN 62 Payakumbuh
Tahun Pelajaran 2022/2023 dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan peningkatan hasil belajar peserta didik melalui
metode demontrasi dengan model pembelajaran inquiry learning pada pembelajaran IPAS
tentang Indonesia Kaya Budaya di kelas V SDN 62 Payakumbuh tahun pelajaran 2022/2023
dapat di simpulkan bahwa peningkatan hasil belajar peserta didik seperti hal berikut ini :
1. Hasil belajar peserta didik pada pra siklus nilai rata-rata siswa 57 dengan KKM ≥70 di
dapatkan presentase ketuntasan 16%, hal ini disebabkan beberapa faktor. Faktor-faktor
yang di sebabkan diantaranya guru menajar hanya satu arah dan ganya menggunkan
metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
2. Pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik yang memperoleh nilai di atas
KKM dengan presentase 41% dengan jumlah 5 dari 12 peserta didik dengan nilai rata-rata
60.
3. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I dimana rata-rata
nlai dapat 73 dengan presentase 80% degan jumlah peserta didik 8 dari 12 peserta didik.
4. Dari data penelitian yang di lakukan, ditemukan hasil belajar peserta didik melalui metode
demontrasi dengan model pembelajaran inquiry learning pada pembelajaran IPAS
tentang Indonesiaku Kaya Budaya di kelas IV SDN
62 Payakumbuh tahun pelajaran 2022/2023 mengalami peningkatan pada siklus II
sebanyak 80% dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus.
5. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunkan metode demontrasi dengan
model pembelajaran inquiry learning paada pembelajaran IPAS tentang Indonesiaku Kaya
Budaya telah mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan agar guru nantinya dapat
lebih kreatif lagi dalam memilih metode dan model pembelajaran yang akan di gunkan saat
melakukan proses pembelajaran agar sesuai dengan materi pelajaran yang akan di ajarkan
kepada peserta didik. Dan salah satu metode yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
adalah metode demontrasi dengan model pembelajaran inquiry learning.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, M. (2009). Implementasi pengelolaan kelas efektif dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran di MA Unggulan Amanatul Ummah Surabaya (Doctoral dissertation,
IAIN Sunan Ampel Surabaya).
.
Hapsari, D., & Prasetio, A. (2017). Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar
Siswa SMK Negeri 2 Bawang. eProceedings of Management, 4(1).

Suparsawan, I. K., & SD, S. P. (2020). Kolaborasi Pendekatan Saintifik dengan Model
Pembelajaran STAD Geliatkan Peserta Didik. Tata Akbar.

Mangkey, A. C. J., Rantung, V. P., & Sojow, L. (2021). Penerapan Metode Demonstrasi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Komposisi Foto Digital Siswa Smk. Edutik: Jurnal
Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 1(5), 493-499.

Handayani, P. (2022). Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Man 2
Kota Bengkulu (Studi Pada Materi Praktik Penyelenggaraan Jenazah) (Doctoral
dissertation, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu).

Royani, I. (2020, May). Peningkatan kompetensi guru menuju era revolusi industri
5.0. In prosiding seminar nasional program pascasarjana universitas PGRI
Palembang.

Royani, I. (2020, May). Peningkatan kompetensi guru menuju era revolusi industri
5.0. In prosiding seminar nasional program pascasarjana universitas PGRI
Palembang.

Fauziyah, D. (2015). Penerapan strategi pembelajaran inquiry pada mata pelajaran ekonomi
pokok bahasan pasar. In Prosiding Seminar Nasional (Vol. 9, pp. 49-59).

Amalia, R. (2015). Penerapan Strategi Pembelajaran True or False Untuk Meningkatkan


Motivasi dan Hasil Belajar pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SD
Muhammadiyah 7 Joyosuran Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun
Pelajaran 2014/2015 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Hanifah, N. M., & Budiman, M. A. (2019). Pengaruh Model Open Ended Problem Berbantu
Media Kotak Telur Pelangi (Kotela) Terhadap Hasil Belajar Matematika. Journal of
Education Technology, 3(3), 134-139.

Hasibuan, I. (2015). Hasil belajar siswa pada materi bentuk Aljabar di Kelas VII SMP Negeri
1 Banda Aceh tahun pelajaran 2013/2014. Jurnal peluang, 4(1).

Sulistyowati, E. (2019). Meningkatkan keterampilan dan hasil belajar bahasa indonesia tentang
menulis surat resmi melalui contextual teaching and learning (ctl) pada siswa kelas VI
SD 6 Getassrabi. INOPENDAS: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 2(1).

Nasution, T., & Lubis, M. A. (2018). Konsep dasar IPS.


Fajriwati.A & Rahmi Dewanti (2020). Metode demontrasi dalam peningkatanpembelajran
foqih. Jurnal kajian islam kontenporer

Sutarningsih, Ni Luh (2022). Model pembelajran inquiry untuk meningkatkan prestasi belajar
ipa siswa kelas V SD. Jurnal of education action research.

M. Fitra, h. u. (2022). Implementasi Manajemen Mutu Pembelajaran Di SD IT Ulul Albab Jati


Agung Lampung Selatan (Doctoral Dissertation, Uin Raden Intan Lampung).

Anda mungkin juga menyukai