Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses secara terus menerus untuk

mengembangkan kemampuan individu dan untuk mewujudkan perubahan

kearah yang lebih baik agar dapat mengikuti perkembangan teknologi. Sebab

tanpa pendidikan manusia tidak akan pernah mengubah strata sosialnya untuk

menjadi lebih baik. Pendidikan merupakan suatu indakator penting untuk

mengukur kemajuan sebuah bangsa. Jika sebuah bangsa ingin ditempatkan

pada pergaulan dunia dalam tataran yang bermartabat dan modern maka yang

pertama-tama harus dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang

memiliki relevansi dan daya saing bagi seluruh anak bangsa.

Keberhasilan pendidikan tidaklah lepas dari proses pembelajaran. Suatu

pembelajaran tentunya mempunyai tujuan khusus yang hendak dicapai sesuai

dengan target yang diinginkan. Dengan adanya tujuan ini akan menumbuhkan

sikap yang akan menjadi pegangan guru dalam proses pembelajaran tersebut.

Pembelajaran adalah pemerolehan informasi dan pengetahuan, penguasaan

kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan. Dalam

pengertian konteks pendidikan, guru biasanya berusaha mengajar supaya

peserta didik dapat belajar menguasai isi pelajaran demi mencapai suatu

objektif yang ditentukan.

Pembelajaran akan membawah pada perubahan sesorang. Pembelajaran

adalah suatu kata yang memiliki arti sama dengan kata mengajar. Kata

1
mengajar memiliki arti yang kompleks dan beraneka macam sesuai dengan

zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Menurut Syaiful Sagala (2009) pembelajaran adalah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi

dua arah. Mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik, sedangkan

belajaroleh peserta didik. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar

siswa dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu

objektif yang ditentukan atau aspek kognitif, juga dapat mempengaruhi

perubahan sikap atau aspek afektif, serta keterampilan atau aspek psikomotor

seorang siswa. Dalam proses pembelajaran terdapat model pembelajaran,

metode mengajar, teknik pembelajaran dan strategi pembelajaran yang

digunakan untuk tercapainya tujuan pembelajaran.

Menurut Oemar Hamalik (2006, 239) pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsu-unsur manusiawi, material fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan

pembelajaran.

Tujuan pembelajaran (instructional objective) adalah bentuk perilaku hasil

belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh siswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk itu perlu dilakukan penyusunan

tujuan pembelajaran yang merupakan tahapan penting dalam rangkaian

pengembangan desain pembelajaran. Dari tahap inilah dapat dirumuskan

bentuk dan cara-cara yang akan digunakan dalam proses pembelajaran dan

2
tetap mengacu pada tujuan pembelajaran. Tanpa tujuan pembelajaran yang

jelas, maka pembelajaran akan menjadi kegiatan tanpa arah, tanpa fokus, dan

menjadi tidak efektif.

Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang

tergambarkan dari awal sampai akhir proses pembelajaran yang harus

dikemas oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model

pembelajaran hakikatnya adalah sebuah bentuk pembelajaran yang akan

digunakan oleh guru untuk memilih metode, pendekatan, teknik belajar yang

akan digunakan selama proses pembelajaran dengan mempertimbangkan

situasi dan kondisi , sumber belajar, kebutuhan, dan karakteristik siswa yang

dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Rancangan pembelajaran menjadi bagian penting dalam pelaksanaan

proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu

konsep atau materi. Proses pembelajaran yang bermakna jika seluruh siswa

dapat memperoleh hasil belajar yang diinginkan oleh tujuan pembelajaran.

Dengan demikian guru perlu memanfaatkan model-model pembelajaran

dalam melaksanakan hal tersebut. Hal ini yang perlu diperhatikan adalah

model pembelajaran yang mampu membantu peningkatan pemahaman siswa

dan permasalahan yang ada.

Reading, Questioning, and Answering (RQA) merupakan salah satu model

pembelajaran yang berlandaskan pada teori pembelajaran konstruktivisme.

Model pembelajaran RQA ini merupakan model yang baru dikembangkan

berdasarkan kenyataan bahwa hampir semua siswa yang ditugaskan membaca

3
materi belajar terkait pembelajaran yang akan datang selalu tidak membaca,

akibatnya model pembelajaran yang dirancang sulit atau tidak terlaksana, dan

pada akhirnya pemahaman pada materi menjadi rendah atau bahkan sangat

rendah dan berpengaruh pada hasil belajar.

Fenomena yang terjadi di SMP Negeri 19 Ambon adalah guru hanya

memikirkan apa yang akan diajarkan kepada siswa, sehingga dalam proses

pembelajaran di kelas guru berperan mendominasi pembelajaran dan siswa

hanya sebagai objek penerima informasi yang diberikan oleh guru. Hal ini

terjadi karena guru lebih mengutamakan hasil yang akan dicapai oleh siswa

berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru. Sehingga guru memaksakan

informasi yang diberikan kepada siswa untuk dipahami yang akhirnya

membuat siswa menghafal tanpa mengetahui implementasinya dalam

kehidupan sehari-hari. Minat belajar siswa juga rendah pada mata pelajaran

IPS dikarenakan proses belajar mengajar yang kurang mendukung

pemahaman siswa, terlalu banyak hafalan dan kurang dilengkapi dengan

praktek-praktek di lapangan.

Hasil observasi awal yang peneliti lakukan menunjukan bahwa, hasil

belajar dari dua kelas yaitu kelas VII 1 dan kelas VII3 masih rendah. Hal ini

dilihat 20% dari 62 siswa yaitu 12 siswa yang baru mencapai KKM. Model

yang di pakai guru yaitu model konvensional dimana guru lebih dominan atau

berperan penting dalam proses pembelajaran dan siswa hanya duduk

mendengar penjelasan yang disampaikan guru. Oleh karena itu dibutuhkan

model pembelajaran Reading, Questioning, And Amswering untuk

4
meningkatkan hasil belajar siswa. Karena dengan model pembelajaran

tersebut dapat membuat siswa lebih berperan aktif.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Reading, Questioning,

And Aswering (RQA) Terhadap Hasil Belajar Siswa (Study Eksperimen

Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di Kelas VII Smp Negeri 19 Ambon)”

1.2 Rumusan Masalah

Adapun dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah

Model Pembelajaran Reading, Questioning, and Answering (RQA)

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 19 Ambon?”

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Model

Pembelajaran Reading, Questioning, and Answering (RQA) terhadap hasil

belajar siswa kelas VII SMP Negeri 19 Ambon.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini berupaya membuktikan teori-teori yang

sudah ada guna menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan dibidang

pendidikan. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan

5
memberikan referensi untuk peneliti-peneliti selanjutnya dalam

pengembangan penelitian sejenis.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, agar dapat memperluas wawasan, pengetahuan,

pengalaman, dan juga sebagai bekal bagi siswa, guru, maupun peneliti

ke depannya.

Anda mungkin juga menyukai