Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pembelajaran sikap dan tata laku untuk peserta didik melalui
upaya pengajaran dan pelatihan dan penelitian untuk mendapatkan pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh peserta didik
untuk memperoleh perubahan perilaku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
sikap sebagai hasil dari suatu pengalaman dan latihan dari berbagai materi yang telah
dipelajari. Belajar merupakan hasil dari adanya stimulus dan respon yang menyebabkan
perubahan tingkah laku. Perubahan perilaku ini disebabkan karena adanya pengalaman baru,
dan memiliki ilmu setelah belajar, dan aktivitas berlatih. Belajar adalah proses sepanjang
hayat yang bisa didapatkan melalui keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan. 

Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik memperoleh ilmu


pengetahuan, keterampilan dan sikap dimana adanya interaksi antara peserta didik dengan
pendidik sebagai guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran bisa
berupa bantuan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik agar memperoleh
pengetahuan, keterampilan serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Pembelajaran mengarah kepada dua konsep, yaitu belajar dan mengajar.

Proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan adalah terjadinya interaksi
antara pendidik dengan peserta didik yang masing-masing memiliki tujuan yang ingin
dicapai. Guru sebagai pendidik menyampaikan materi kepada siswa, kemudian siswa
menyimak materi yang telah diberikan oleh guru sehingga siswa mendapatkan pengetahuan
yang belum diketahuinya. Sebelum melakukan kegiatan proses belajar mengajar seorang guru
harus mempersiapkan segala perangkat mengajar yang diperlukan saat proses belajar
mengajar berlangsung. Salah satu perangkat mengajar yang digunakan adalah adanya metode
dan model Pembelajaran. Metode adalah cara yang digunakan oleh guru sebagai pendidik
untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk kebutuhan belajar mengajar agar
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan Model pembelajaran adalah pedoman
berupa program atau petunjuk strategi dalam mengajar yang dirancang untuk mencapai
suatu pembelajaran. Seorang guru harus mempersiapkan metode dan model untuk dapat lebih
mudah menyampaikan materi kepada siswa. Metode dan model yang dipilih ini harus relevan
dengan materi dan keadaan siswa, sehingga lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran yang
ingin di capai. Jika metode dan model yang digunakan tidak relevan maka dapat menghambat
guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Guru menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa membentuk makna dari
bahan-bahan pelajaran melalui suatu proses belajar, menyimpannya dalam ingatan yang
sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut". Menurut pendapat Anderson
(dalam Lie 2002 : 5), "Siswa membangun pengetahuan secara aktif. Belajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa". Menurut
pendapat Maslow (dalam Lie, 2002 : 5) bahwa pengajar perlu berusaha mengembangkan
kompetensi dan kemampuan siswa.

Proses pembelajaran hingga saat ini masih menempatkan guru sebagai central
pembelajaran, dan siswa kurang mampu untuk mengembangkan pola pikirnya. Suatu
kenyataan yang sering dijumpai di dalam kelas, bahwa ketika proses pembelajaran sedang
berlangsung terlihat sebagian siswa yang belum mengikuti proses pembelajaran tersebut
dengan baik. Selama proses pembelajaran guru belum menggunakan seluruh kemampuan
yang ada dalam dirinya, sehingga sebagian besar siswa belum dapat mengusuai kompetensi
untuk mengikuti pelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan alam. Sedangkan
pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran seperti
pendidik, peserta didik, alat atau media belajar dalam bentuk kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan serta kompetensi yang telah ditetapkan. Peningkatan hasil belajar siswa
merupakan tujuan yang diikuti upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pencapaian
standar proses untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dapat dimulai dari menganalisis
setiap komponen yang mampu mempengaruhi proses pembelajaran. Pelajaran IPA
merupakan salah satu mata pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Dalam
pelaksanaannya guru dituntut menyelesaikan target ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu
perencanaan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi, model, metode,
media, alat peraga, sumber belajar yang memadai. Namun dalam proses pembelajarannya
hanya sedikit guru yang menggunakan strategi, model, metode pembelajaran , alat peraga,
sumber belajar yang memadai.

Kendala yang sering dijumpai dalam pelaksanakan pembelajaran adalah siswa kurang
memahami materi yang dipelajari. Kendala dalam proses pembelajaran juga dihadapi oleh
para guru di SDS Katolik Budi Murni 2 kelas 5. Ketika melaksanakan pembelajaran minat
belajar dan aktifitas siswa masih sangat kurang, sehingga hasil belajar rendah. Hal ini
disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar kurang inovatif sehingga siswa
kurang aktif serta guru belum mampu menggunakan multimedia. Hasil belajar yang sangat
rendah ini adalah suatu permasalahan yang harus segera diatasi. Untuk mengatasi masalah
tersebut guru hendaklah menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Kegiatan pembelajaran menyenangkan dapat tercipta
bila menggunakan metode dan model pembelajaran yang bervariasi, media pembelajaran
yang relevan dengan materi IPA melaui pendekatan pembelajaran yang tepat. Siswa akan
merasa tertarik mempelajari pelajaran IPA, mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga
akan memperkuat kemampuan kognitifnya dengan demikian pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan tujuan pembelajaran IPA SD dapat tercapai.

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD peneliti menggunakan salah satu


model pembelajaran inovatif yaitu model Kooperatif tipe picture and picture. Model
kooperatif tipe picture and picture menggunakan media gambar pada saat proses
pembelajaran berlangsung yaitu dengan memasangkan/mengurutkan gambar-gambar menjadi
suatu urutan yang logis. Untuk memperbaiki proses pembelajaran, peneliti menetapkan
pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan kooperatif. Guru dalam pebelajaran
kooperatif menciptakan sebuah revolusi pembelajaran di kelas.

Berdasarkan latar permasalahan tersebut maka peneliti melakukan penelitian tindakan


kelas yang berjudul “ Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Kooperatif tipe
Picture and Picture pada Siswa Kelas V SDS Katolik Budi Murni 2.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa kurang atau belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, asyik berbicara dengan teman
sebangkunya
2. Analisis Masalah
1. Guru menggunakan metode ceramah, dan pembelajaran hanya berpusat pada guru saja
2. Guru dalam proses pembelajaran di kelas masih terpaku dengan buku pegangan yang
ada.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis masalah di atas, sebagai pemecahan masalah yaitu mengadakan
penelitian tindakan kelas pada beberapa siklus dengan menggunakan model kooperatif
tipe picture and picture .
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ bagaimana penggunaan model kooperatif
tipe picture and picture dapat meningkatkan kualitas belajar pada topik Penggolongan
Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya di kelas V SDS Budi Murni 2 Medan Tahun
Pelajaran 2021/2022”
3. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture pada siswa kelas V SDS Budi Murni 2 Medan
Tahun Pelajaran 2021/2022”
2. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat
mengembangkan keterampilan guru dalam proses pembelajaran IPA di kelas V SDS
Budi Murni 2 Medan Tahun Pelajaran 2021/2022”
3. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V SDS Budi Murni 2 Medan Tahun
Pelajaran 2021/2022”
4. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
2.1 Bagi guru sebagai peneliti
1. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang sudah
berlangsung.
2. Mengembangkan kurikulum di tingkat kelas, dan melakukan inovasi pembelajaran.
3. Membantu guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.
4. Menjadikan guru lebih kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran
4.2 Bagi siswa
1. Menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPA menjadi pelajaran menarik
bagi siswa.
2. Mendiskripsikan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.
3. Melatih siswa untuk dapat memecahkan suatu masalah dengan menggunakan
pemikiran yang logis dan sistematis.
4.3 Bagi sekolah
1. Digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk meningkatkan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Meningkatkan kerja sama antar guru yang berdampak positif untuk kualitas
pembelajaran di sekolah.
4.4 Bagi lembaga / instansi pendidikan
Pengetahuan yang didapat dalam PTK yang dilakukan oleh guru dapat diberikan
kepada guru-guru lain dalam satu sekolah. Melalui suatu forum KKG atau kegiatan
lain yang sejenis. Dengan demikian proses pembelajaran secara umum akan
meningkat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Belajar
2.1.1 Konsep Belajar

Banyak pengertian belajar telah dikemukakan oleh para ahli. Salah satu diantaramya ialah
menurut Gagne ( 1985 ), bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman ( Sri Anitah W, dkk, 2021, hal 1.3 ). Dari pengertian
belajar tersebut, terdapat tiga ciri utama belajar yaitu : proses, perubahan perilaku dan
pengalaman.

a. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan.
Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan
perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh orang yang
bersangkutan. Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang
dapat diamati guru adalah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya
aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut
b. Perubahan perilaku
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang belajar
akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan,
keterampilan atau penguasaan nilai-nilai sikap. Perubahan perilaku sebagai hasil
belajar dapat dikelompokkan kedama tiga ranah yaitu pengetahuan ( kognitif ),
keterampilan ( psikomotorik ), penguasaan nilai-nilai atau sikap ( afektif )
c. Pengalaman
Belajar adalah mengalami; dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara individu
dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social. Belajar dapat
melalui pengalaman langsung dan melalui pengalaman tidak langsung.
2.1.2. Prinsip belajar

Prinsip belajar adalah ketentuan atau hokum yang harus dijadikan pegangan di dalam
pelaksanaan kegiatan belajar. Sebagai suatu hokum, prinsip belajar akan sangat menentukan
proses dan hasil belajar.

a. Motivasi
Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas. Motovasi belajar berkaitan
erat denagn tujuan yang hendak dicapai oleh peserta didik. Munculnya motivasi
bealajar karena siswa ingin menguasai kemampuan yang terkandung di dalam tujuan
pembelajaran
b. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan energy psikis ( pikiran dan perasaan ) terhadap suatu
objek. Makin terpusat perhatian pada pelajaran, proses belajar makin baik, dan
hasilnya akan baik pula. oleh karena itu guru harus selalu berusaha supaya perhatian
siswa terpusat pada pelajaran.
c. Aktifitas
Belajar adalah aktivitas mental dan emosional. Bila ada siswa yang duduk di kelas
pada saat pelajaran berlangsung, akan tetapi mental emosionalnyatidak terlibat aktif
didalam situasi pembelajaran itu, pada hakikatnya siswa tersebut tidak ikut belajar.
Kegiatan mendengarkan penjelasan guru, sudah menunjukkan adanyaaktivitas
belajar. Akan tetapi perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode-metode
mengaar lain.
d. Balikan
Balikan di dalam proses pembelajaran sangat penting, supaya siswa segera
mengetahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Balikan dari guru sebaiknya
mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan
pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
e. Perbedaan individual
Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan
karakteristik mereka masing-masing.
2.1.3 Pengertian Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar siswa adalah unsur dasar yang sangat penting bagi keberhasilan suatu
proses pembelajaran. Keaktifan merupakan kegiatan yang bersifat fisik ataupun mental, yaitu
berbuat serta berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan (Sardiman, 2001:
98).
Adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual maupun emosional dan fisik dan
jika dibutuhkan (Aunurrahman, 2019, hal.122). Keaktifan siswa dalam proses belajar adalah
untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Para siswa aktif dalam membangun
pemahaman atas masalah yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Pengetahuan
siswa harus diperoleh dengan pengamatan, pengalaman, penyelidikan sendiri, dengan bekerja
sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknik.

Hal-hal yang dapat dilihat dari Keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut :
a. Ikut terlibat dalam mengerjakan tugas.
b. Turut serta dalam proses pemecahan masalah.
c. Aktif bertanya kepada teman satu kelompok atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang sedang dihadapinya.
d. Mengerjakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.
e. Dapat mempresentasikan hasil kerjanya
Keaktifan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktr diantaranya :
1. Pemberian motivasi dan menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan
aktif dalam kegiatan pembelajaran;
2. Menjelaskan kemampuan dasar kepada peserta didik;
3. Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa;
4. Memberikan stimulus
5. Pemberian petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari;
6. Dalam kegiatan pembelajaran aktifitas, partisipasi peserta didik perlu dimunculkan
7. Pemberian umpan balik (feedback);
8. Kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur dengan melakukan
melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes
9. Setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran membuat kesimpulan
2.2 Pembelajaran
2.2.3 Hakikat pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara guru, siswa, serta sarana
prasarana pendukung untuk mencapai tujuan yang diharapkan melalui berbagai media
pendukung untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa .
Di dalam melaksanakan proses pembelajaran, terdapat komponen-komponen yang
berhubungan dengan proses pembelajaran, diantaranya :guru, siswa, tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran serta
evaluasi pembelajaran.
2.2.4 Model pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran merupakan kerangka kerja yang memberikan gambaran secara
sistematis dalam melaksanakan proses pembelajaran agar membantu siswadalam belajar
untuk mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran dapat membantu siswa dalam
menemukan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir serta mengekspresikan ide dan
menjadi pedoman bagi pendidik dalam merencanakan suatu proses pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang mengutamakan
adanya pendekatan pembelajaran melalui kelompok kecil siswa untuk bekerja sama. Setiap
siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan dan pemahaman yang
berbeda-beda. Setiap anggota kelompok harus bekerja sama dan saling membantu agar dapat
memahami materi pelajaran yag diberikan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif
mengutamakan kerja sama kelompok dalam menyelesaikan permasalahan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran . Dalam kegiatan kooperatif, seseorang mencari hasil yang
menguntungkan bagi dirinya dan menguntungkan pula bagi seluruh anggota kelompok.
Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa
bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri. Idenya sangat sederhana ,
anggota kelas diorganisasikan kedalam kelompok-kelompok kecil setelah menerima
pembelajaran dari guru. Kemudian para siswa itu mengerjakan tugas sampai semua anggota
kelompok berhasil memahaminya.
Prinsip utama dalam pembelajaran kooperatif adalah :
1. Prinsip ketergantungan positif. Beberapa orang direkrut sebagai anggota
kelompok, karena kegiatan hanya dapat berhasil jika anggota dapat bekerja sama.
Agar tercipta kelompok kerja yang efektif, maka setiap anggota kelompok
diberikan tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas kelompok tidak dapat
diselesaikan manakala ada anggota kelompok yang tak menyelesaikannya dan
memerlukan kerja sama yang baik dari masing – masing anggota kelompok.
2. Kesamaan tujuan
Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan belajar
lebih kooperatif.

Manfaat belajar kooperatif yaitu :

1. Meningkatkan hasil belajar siswa


2. Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberi kesempatan
kepada setiap siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim
untuk mencerna materi pelajaran
3. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar, belajar kooperatif dapat
membina sifat kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa serta
mempunyai rasa andil terhadap keberhasilan tim.
4. Menumbuhkan realisasi kebutuhan siswa untu belajar berpikir, belajar kooperatif
dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang rumit,
pelaksanaan kajian proyek dan latihan dalam memecahkan masalah.
5. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan
6. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas
7. Relative murah karena tidak memerlukan biaya khusus untu menerapkannya.

Keunggulan dari model pembelajaran kooperatif adalah:

1. Membantu peserta didik dalam belajar berpikir berdasarkan dari sudut pandang
suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam
praktik berpikir
2. Membantu peserta didik dalam mengevaluasi logika
3. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memformulasikan
penerapan suatu prinsip
4. Membantu peserta didik mengenali adanya suatu masalah dan
memformulasikannya dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari bacaan
atau ceramah
5. Menggunakan bahan-bahan dari anggota lain dalam kelompoknya, dan
6. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik
Pendekatan yang bisa digunakan dalam penyelesaian masalah IPA yaitu dengan model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Kooperatif terdiri dari beberapa tipe,
diantaranya : (1) Student team achievment Division (STAD) (2) jigsaw (3) Team Games
Tournament (TGT) (4) Group Investigation (GI) (5)Picture and Picture.

2.2.5 Model Kooperatif Tipe Picture and Picture


Proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan dari suatu metode, model, dan strategi
pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan untuk proses belajar mengajar harus
sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu cara yang
dilakukan untuk menyajikan suatu hal, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang efektif
dan efisien sesuai dengan yang inginkan.
Salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran tipe
picture and picture, dimana pada model pembelajaran kooperatif mengutamakan adanya
kelompok-kelompok. Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang
secara sadar dan sistematis mengutamakan adanya pendekatan pembelajaran melalui
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama. Model pembelajaran Picture and Picture
merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan gambar serta dipasangkan atau
diurutkan jadi urutan yang logis. modelPembelajaran picture and picture ini memiliki ciri
khas yang Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan.
Menurut Suprijono (2009 ), picture and picture merupakan strategi pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Strategi ini mirip dengan example non-
example, dimana gambar yang diberikan pada siswa harus dipasangkan atau diurutkan secara
logis. Gambar-gambar ini menjadi perangkat utama dalam proses pembeajaran. Untuk itulah,
sebelum proses pembelajaran berlangsung guru sudah menyiapkan gambar yang ditampilkan
baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta berukuran besar. Gambar-gambar tersebut
juga bisa ditampilkan melalui bantuan PowerPoint atau software-software lain.
Sintak langkah-langkah penerapan pada Model Pembelajaran Picture and Picture dapat
dilihat sebagai berikut :
Tahap 1 : Penyampaian Kompetensi
Pada tahap ini , guru diharapkan menyampaikan kompetensi dasar mata pelajaran
yang bersangkutan. Dengan demikian, siswa dapat mengukur sampai sejauh mana
kompetensi yang harus mereka kuasai. Disamping itu, guru juga harus menyampaikan
indicator-indikator ketercapaian kompetensi tersebut untuk mengukur tingkat
keberhasilan siswa dalam mencapainya.
Tahap 1 : Presentasi Materi
Pada tahap penyajian materi, guru telah menciptakan momentum awal pembelajaran.
Keberhasilan proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Pada tahap inilah, guru
harus berhasil memberi motivasi pada beberapa siswa yang kemungkinan masih
belum siap.
Tahap 3 : Penyajian Gambar
Pada tahap ini, guru menyajikan gambar dan mengajak siswa untuk terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan.
Dengan gambar, pengajaran akan hemat energi, dan siswa juga akan lebih mudah
memahamimateri yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutny, guru dapat
memodifikasi gambar atau menggantinya dengan video atau demonstrasi tertentu.
Tahap 4 : Pemasangan Gambar
Pada tahap ini, guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasang
gambar-gambar secara berurutan/logis. Guru juga bisa melakukan inovasi, karena
penunjukan secara langsung kadang kurang efektif sebab siswa cenderung tertekan.
Salah satu caranya adalah dengan undia, sehingga siswa merasa memang harus benar-
benar siap untuk menjaankan tugas yang diberikan.
Tahap 5 : Presentasi Materi
Pada tahap ini, mengharuskan guru untuk menanyakan kepada siswa tentang alas
an/dasar pemikiran dibalik urutan gambar yang disusunnya. Setelah itu, siswa bisa
diajak untuk menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan kompetensi dasar
berdasarkan indicator-indikator yang ingin dicapai. Guru juga bisa mengajak
sebanyak mungkin siswa untuk membantu sehingga proses diskusi menjadi semakin
menarik.
Tahap 6 : Penyajian Kompetensi
Berdasarkan komentar atau penjelasan atas urutan-urutan gambar-gambar, guru bisa
mulai menjelaskan lebih lanjut sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Selama
proses ini, guru harus memberi penekanan pada ketercapaian kompetensi tersebut. Di
sini guru bisa mengulangi, menuliskan atau menjelaskan gambar-gambar tersebut agar
siswa mengetahui bahwa sarana tersebut penting dalam pencapain kompetensi dasar
dan indicator-indikator yang telah ditetapkan.
Tahap 7 : Penutup
Diakhir pembelajaran, guru dan siswa saling berefleksi mengenai apa yang telah
dicapai dan dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat materi dan
kompetensi dalam ingatan siswa.

Kelebihan model pembelajaran picture and picture antara lain:

1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa


2. Siswa dilatih berpikir logis dan sistematis
3. Siswa dibantu belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan
dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir
4. Motivasi siswa untuk belajar semakin dikembangkan
5. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas
Sementara kekurangan model pembelajaran picture and picture mencakup hal-hal
sebagai berikut :
1. Memakan banyak waktu
2. Membuat sebagian siswa pasif
3. Munculnya kekhawatiran akan terjadi kekacauan kelas
4. Adanya beberapa siswa tertentu yang terkadang tidak senang jika disuruh bekerja
sama dengan yang lain.
5. Kebutuhan akan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

2.3 Kualitas Pembelajaran

Model pembelajaran yang tepat diperlukan Untuk mencapai pembelajaran yang


maksimal. Kualitas adalah mutu dan keefektifan. Efektifitas dapat dinyatakan sebagai
tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan atau sasaran. Dalam mengembangkan
kualitas pembelajaran menurut Etzioni (Daryanto,2011:54) ada empat pilar yang perlu
diperhatikan oleh para pendidik:
1. Learning to know ( belajar untuk menguasai )
Learning to know mengandung arti bahwa belajar tidak hanya berorientasi pada
hasil belajar, tetapi juga harus berorientasi pada proses belajar, artinya guru sebagai
fasilitator, berperan aktif sebagai teman sejawat bagi siswa untuk mengembangkan
penguasaan pengetahuan.
2. Learning to do ( belajar untuk menerapkan)
Learnning to do mengandung arti bahwa dalam belajar bukanlah sekedar
mendengar dan melihat untuk mengakumulasi pengetahuan, tetapi belajar untuk
melakukan sesuatu aktivitas dengan tujuan akhir untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan dalam menghadapi tantangan kehidupan dimana sekolah berperan aktif
dalam memfasilitasi minat dan bakat siswa untuk mengembangkan keterampilan.
3. Learning to live together (belajar untuk dapat hidup bersama)
Learning to live together merupakan belajar untuk bekerja sama baik secara
individual maupun secara kelompok . Sekolah mempersiapkan siswanya hidup
bermasyarakat yang diwujudkan dengan kebiasaan saling menghargai, terbuka,
memberi, serta menerima di lingkungan sekolah.
4. Learning to be (belajar melakukan sesuatu)
Learning to be memliki defenisi bahwa belajar merupakan proses untuk membentuk
manusia yang memiliki jati dirinya sendiri yaitu belajar untuk mengembangkan diri
secara maksimal. artinya pengembangan bakat, minat, fisik dan kejiwaan.
2.3.1 Keterampilan guru

Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang menuntut latihan


yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini
memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif. Keterampilan
dasar mengajar bersifat generic artinya bahwa keterampilan ini perlu dikuasai oleh semua
guru baik tingkat TK, SD, SMp, SMA, maupun Perguruan Tinggi.

a. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran


Kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan pada setiap awal penggal kegiatan.
Komponem keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka pelajaran adalah
sebagai berikut :
 Menarik perhatian siswa
 Menimbulkan motivasi
 Memberi acuan
 Membuat kaitan

Kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap penggal kegiatan. Agar kegiatan
menutup pelajaran dapat berlangsung secara efektif, guru diharapkan menguasai cara
menutup pelajaran sebagai berikut :

 Meninjau kembali ( reviw )


 Menilai ( evaluasi )
b. Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya dilakukan bukan hanya untuk mendapat informasi namun
meningkatakan interaksi guru dan siswa. Keterampilan bertanya dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu :
1. Keterampilan bertanya dasar terdiri atas komponen-komponen :
 Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat
 Pemberian acuan
 Pemusatan
 Pemindahan giliran
 Penyebaran
 Pemberian waktu berpikir
 Pemberian tuntutan
2. Keterampilan bertanya lanjut terdiri atas komponen-komponen :
 Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan
 Pengaturan urutan pertanyaan
 Penggunaan pertanyaan pelacak
 Peningkatan terjadinya interaksi
c. Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah mengorganisasikan materi pelajaran dalam urutan
yang terencana secara sistematis, sehingga dapat mudah dipahami oleh siswa.
Keterampilan menjelaskan dikelompokkan menjadi 2 bagian besar yaitu :
1. Keterampilan merencanakan penjelasan terdiri atas 2 subkomponen:
 Merencanakan isi pesan
 Menganalisi karakteristik penerimaan pesam
2. Keterampilan menyajikan penjelasan terdiri atas komponen-komponen:
 Kejelasan
 Penggunaan contoh dan ilustrasi
 Pemberian tekanan
 balikan
d. Keterampilan mengadakan variasi
Variasi merupakan keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dalam
kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Variasi dalam gaya mengajar
2. Variasi dalam pola interaksi
3. Variasi dalam penggunaan alat bantu pembelajaran
e. Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilandalam menciptakan, memelihara
kondisi yang efektif. Komponen mengelola kelas dapat dikelompokkan menjadi 2
bagian yaitu:
1. keterampilan yang bersifat preventif :
2. keterampilan yang bersifat represif
f. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Diperlukan variasi pengorganisasian kegiatan klasikal, kelompok kecil dan
perorangan. . Komponennya meliputi:
 Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi,
 Keterampilan mengorganisasikan,
 Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar,
 Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
g. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Bertujuan melaksanakan kegiatan membimbing siswa agar dapat melaksanakan
diskusi kelompok kecil secara efektif terdiri dari beberapa komponen meliputi :
 memusatkan perhatian,
 memperjelas masalah/uraian siswa
 menganalisis pandangan siswa
 meningkatkan urutan siswa,
 menyebarkan kesempatan berpartisipasi,
 menutup diskusi.
h. Keterampilan memberi penguatan
Dalam hal ini keterampilan memberikan penguatan ialahmendorong siswa untuk
meningkatkan penampilannya. Komponen keterampilan memberi penguatan meliputi:
 penguatan verbal berupa kata-kata,
 penguatan non verbal berupa sentuhan, token,
 gestural mimik muka,
 penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan

keterampilan dasar mengajar mempunyai peranan yang penting dalam pembelajaran,


dimana guru harus menguasai keterampilan membuka pelajaran, keterampilan bertanya,
keterampilan menjelaskan, keterampilan memberi penguatan, keterampilan membimbing
kelompok/perorangan, keterampilan menutup pelajaran agar materi yang disampaikan dapat
diterima oleh siswa dan pembelajaran berjalan lancar.

2.4 Ilmu Pengetahuan Alam

2.4.1 Hakikat IPA


Ilmu Perngetahuan Alam (IPA) sering disingkat sebagai sains. Sains (Inggris: science)
berasal dari bahasa latin “scientia” yang artinya pengetahuan tentang, atau tahu tentang;
pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan mendalam. IPA atau Science mengandung
beberapa pengertian yaitu kumpulan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan observasi,
kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematik yang penggunaannya terbatas pada
gejala-gejala alam. Perkembangan science tidak hanya ditunjukkan pada kumpulan fakta saja,
tetapi juga oleh munculnya metode ilmiah serta sikap ilmiah.
Menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah
pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa merupakan
program Pembelajaran IPA di SD . Materi Biologi, fisika dan kimia dimuat pada jenjang
SD/MI mata pelajaran IPA. Siswa diarahkan untuk dapat mengerti tentang gejala-gejala alam
melalui mata pelajaran IPA.
Tujuan Mata Pelajaran IPA di SD/MI supaya peserta didik memiliki kemampuan yaitu :
1. Mendapat keyakinan pada kebesaran Tuhan Yang Maha Esa atas keberadaan,
keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Meningkatkan pengetahuan serta pemahaman konsep-konsep IPA yang berguna
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Meningkatkan rasa ingin tahu, sikap positif serta kesadaran adanya hubungan
yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4. Meningkatkan keterampilan proses dalam menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah serta membuat keputusan.
5. Mengembangkan kesadaran untuk ikut serta dalam memelihara, menjaga serta
melestarikan lingkungan alam.
6. Mengembangkan kesadaran dalam menghargai alam serta segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
2.4.2 Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya

Makanan diperlukan hewan dalam menghasilkan energi atau tenaga, bertumbuh, dan
menggantikan sel-sel yang telah rusak. Setiap jenis hewan Jenis makanan yang dimakan
berbeda-beda. Berdasarkan jenis makanannya, hewan dapat digolongkan menjadi 3 golongan,
yaitu: Herbivora, Karnivora, dan Omnivora.
1. Hewan pemakan tumbuhan (Herbivora)

Kata herbivora berasal dari bahasa latin yaitu herba artinya tumbuhan dan vorare artinya
makan. Jadi herbivora merupakan hewan pemakan tumbuhan. Contoh herbivora
diantaranya : sapi, kerbau, kambing, unta, rusa, biri-biri, kelinci, jerapah, banteng serta
kelinci.
2. Pemakan daging (Karnivora)

Kata karnivora bersal dari bahasa latin yaitu carno yang artinya daging dan vorare artinya
makan. J a d i karnivora merupkan hewan pemakan daging. Contohnya adalah elang,
beruang es, macan, harimau, serta serigala
3. Hewan pemakan tumbuhan dan daging atau pemakan segalanya (Omnivora)

Kata omnivore bersal dari bahasa latin yaitu omnia artinya semua dan vorare artinya
makan. Maka omnivore merupakan hewan pemakan tumbuhan dan daging atau sering
disebut pemakan segala. Contohnya yaitu beberapa jenis unggas, seperti ayam, angsa, dan
itik. Selain memakan biji-bijian omnivora juga pemakan serangga, cacing dan ulat. Burung
jalak, prenjak, poksay, kutilang, dan cucakrowo adalah Unggas lainnya yang ternasuk
omnivora. Disamping para unggas tersebut makan buah-buahan seperti papaya, unggas
tersebut juga makan ulat yang bersembunyi di balik dedaunan.

2.5 Kerangka Berpikir


Proses pembelajaran IPA di SDS Katolik Budi Murni 2 belum maksimal, guru dalam
proses mengajar pembelajaran IPA masih menggunakan metode tradisonal yaitu metode
ceramah. Materi yang disampaikan oleh guru kurang dipahami oleh siswa dan selama proses
pembelajaran berlangsung siswa kurang aktif, sehingga siswa kurang tertarik dengan materi.
Melalui penerapan model kooperatif tipe picture and picture di Kelas 5 SDS KAtolik Budi
Murni 2, diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPA meliputi keterampilan
guru dan aktivitas siswa.
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


3.1 Subjek, Tempat dan Waktu serta Pihak yang membantu Penelitian
3.1.1 Subjek Penilaian
Subjek dalam penelitian perbaikan ini ialah siswa kelas VC SD Swasta Katolik
Budi Murni 2 Medan, sebanyak 38 orang siswa yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 20
orang perempuan. Peserta didik yang berada di kelas VC SD Swasta Katolik Budi Murni 2 ini
memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
3.1.2 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Swasta Katolik Budi Murni 2 Medan yang terletak
di Jalan Kapitan Purba No. 18, kecamatan Medan Tuntungan. Letaknya 200 m dari simpang
Simalingkar Medan. SD Swasta Katolik Budi Murni 2 adalah salah satu sekolah di bawah
naungan Yayasan Pendidikan Katolik Don Bosco Keuskupan Agung Medan yang berpusat di
Jl. Timor no.34 Medan.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan hari Sabtu, tanggal 19 Maret, 23 April
dan 14 Mei 2022 sesuai dengan roster mata pelajaran IPA dengan materi Penggolongan
Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya di kelas VC SD Swasta Katolik Budi Murni 2 Medan.
Tabel 3.1 Tempat Penelitian
N Mata
Pertemuan Hari dan tanggal Kelas Tempat
o Pelajaran
1 SD
Siklus 1 Sabtu, 23 April 2022 VC
Swasta
2 IPA Budi
Siklus 2 Sabtu, 14 Mei 2022 VC
Murni 2

3.2 Deskripsi Persiklus


3.2.1 Jenis Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini di gambarkan dalam Suharsimi
Arikunto, dkk (2011). Dimana siklus dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini
dilaksanakan dalam dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 4 (Empat) komponen yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model PTK Arikunto, (2008 )
Siklus I
1. Perencanaan
Rencana perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:

a) Menyiapkan RPP perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe


picture and picture.
b) Menyediakan alat evaluasi berupa soal materi pembelajaran dan lembar kegiatan siswa.
c) Menyediakan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktifitas siswa.
d) Menyediakan sumber pembelajaran untuk dijadikan pedoman dalam pembelajaran.
e) Menyediakan media pembelajaran berupa gambar-gambar.
f) Membentuk kelompok diskusi yang heterogen berdasarkan tingkat kemampuan siswa.
g) Menyediakan lembar evaluasi yaitu lembar kerja siswa
h) Menyediakan lembar observasi yaitu lembar pengamatan untuk aktivitas siswa dan lembar
keterampilan guru.
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pelaksanaan ialah guru melakukan tindakan
penerapan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dirancang dengan menerapkan
model Picture and Picture berdasarkan RPP yang telah dipersiapkan. Adapun Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran IPA di kelas V sebagai berikut :
1) Kegiatan awal
1. Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa
2. Mengabsen Kehadiran Siswa
3. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “ Cicak Di dinding “
4. Guru menanyakan tentang lagu yg dinyanyikan
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah belajar hari ini anak-anak
diharapkan dapat Menjelaskan jenis makanan hewan.
2) Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan tentang jenis – jenis makanan yang dimakan oleh hewan
2. Guru menjelaskan tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis
makanannya
3. Siswa dibagi dalam 4 kelompok.
4. Guru membagikan nmedia picture and picture ( gambar makanan ) pada tiap
kelompok
5. Siswa diminta untuk maju kedepan mempersentasikan urutan gambar yang telah
disusun oleh tiap kelompok.
6. Guru menayakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar jenis makanan hewan
kepada siswa.
3) Kegiatan Penutup
1. Guru mengadakan soal evaluasi
2. Guru memberikan tugas rumah / PR
3. Guru menutup pembelajaran dengan doa yang diwakili oleh salah satu siswa.
4. Guru mengucapkan salam.
3. Pengamatan
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah melakukan pengamatan terhadap
jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Picture and picture yang digunakan guru sekaligus sebagai peneliti dengan menggunakan
lembar observasi.
4. Refleksi
1. Mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran siklus I
2. Mengavaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus I
3. Menganalisis keterampilan guru dan aktivitas siswa pada siklus I
4. Membuat daftar permasalahan dan kekurangan serta kelebihan siklus I
5. Merencanakan rancangan tindak lanjut untuk siklus 2
Siklus 2
1. Perencanaan
Rencana perbaikan pembelajaran siklus 2 dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:

1. Menyiapkan RPP perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe


picture and picture.
2. Menyediakan alat evaluasi berupa soal materi pembelajaran dan lembar kegiatan siswa.
3. Menyediakan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktifitas siswa.
4. Menyediakan sumber pembelajaran untuk dijadikan pedoman dalam pembelajaran.
5. Menyediakan media pembelajaran berupa gambar-gambar.
6. Membentuk kelompok diskusi yang heterogen berdasarkan tingkat kemampuan siswa.
7. Menyediakan lembar evaluasi yaitu lembar kerja siswa
8. Menyediakan lembar observasi yaitu lembar pengamatan untuk aktivitas siswa dan lembar
keterampilan guru.
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pelaksanaan ialah guru melakukan tindakan
penerapan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dirancang dengan menerapkan
model Picture and Picture berdasarkan RPP yang telah dipersiapkan. Adapun Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran IPA di kelas V sebagai berikut :

1) Kegiatan awal
1. Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa
2. Mengabsen Kehadiran Siswa
3. Guru mengajak siswa untuk “tepuk semangat“
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Setelah belajar diharapkan siswa dapat Menjelaskan Penggolongan hewan
berdasarkan jenis makanan .
2) Kegiatan Inti
1. Siswa ditanya siapakah yang memiliki hewan peliharaan dirumah?
2. Guru menjelaskan tentang jenis – jenis makanan yang dimakan oleh hewan
3. Guru menjelaskan tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis
makanannya
4. Siswa dibagi dalam kdalam kelompok.
5. Guru membagikan media picture and picture ( gambar hewan ) dan lembar kerja pada
tiap kelompok.
6. Anggota kelompok menganalisis gambar-gambar yang dibagikan oleh guru dan
menempelkannya pada lembar kerja yg telah tersedia
7. Jika sudah selesai masing-masing kelompok akan maju untuk mempersentasekan hasil
kelompoknya kedepan
8. Guru menayakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar jenis makanan hewan
kepada siswa.
3) Kegiatan Penutup
1. Guru beserta siswa sama-sama menyimpulkan materi hari ini
2. Guru mengadakan soal evaluasi
3. Guru memberikan tugas rumah / PR
4. Guru menutup pembelajaran dengan doa yang diwakili oleh salah satu siswa.
5. Guru mengucapkan salam.
3. Pengamatan
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah melakukan pengamatan terhadap
jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Picture and picture yang digunakan guru sekaligus sebagai peneliti dengan menggunakan
lembar observasi

4. Refleksi
1. Mengevaluasi proses kegiatan dan hasil pembelajaran siklus II
2. Menganalisis hasil observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa siklus II
3. Membuat daftar permasalahan dan kekurangan serta kelebihan siklus II
4. Merencanakan perencanaan tindak lanjut.

Anda mungkin juga menyukai