PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses pembelajaran sikap dan tata laku untuk peserta didik melalui
upaya pengajaran dan pelatihan dan penelitian untuk mendapatkan pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh peserta didik
untuk memperoleh perubahan perilaku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
sikap sebagai hasil dari suatu pengalaman dan latihan dari berbagai materi yang telah
dipelajari. Belajar merupakan hasil dari adanya stimulus dan respon yang menyebabkan
perubahan tingkah laku. Perubahan perilaku ini disebabkan karena adanya pengalaman baru,
dan memiliki ilmu setelah belajar, dan aktivitas berlatih. Belajar adalah proses sepanjang
hayat yang bisa didapatkan melalui keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan.
Proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan adalah terjadinya interaksi
antara pendidik dengan peserta didik yang masing-masing memiliki tujuan yang ingin
dicapai. Guru sebagai pendidik menyampaikan materi kepada siswa, kemudian siswa
menyimak materi yang telah diberikan oleh guru sehingga siswa mendapatkan pengetahuan
yang belum diketahuinya. Sebelum melakukan kegiatan proses belajar mengajar seorang guru
harus mempersiapkan segala perangkat mengajar yang diperlukan saat proses belajar
mengajar berlangsung. Salah satu perangkat mengajar yang digunakan adalah adanya metode
dan model Pembelajaran. Metode adalah cara yang digunakan oleh guru sebagai pendidik
untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk kebutuhan belajar mengajar agar
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan Model pembelajaran adalah pedoman
berupa program atau petunjuk strategi dalam mengajar yang dirancang untuk mencapai
suatu pembelajaran. Seorang guru harus mempersiapkan metode dan model untuk dapat lebih
mudah menyampaikan materi kepada siswa. Metode dan model yang dipilih ini harus relevan
dengan materi dan keadaan siswa, sehingga lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran yang
ingin di capai. Jika metode dan model yang digunakan tidak relevan maka dapat menghambat
guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Guru menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa membentuk makna dari
bahan-bahan pelajaran melalui suatu proses belajar, menyimpannya dalam ingatan yang
sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut". Menurut pendapat Anderson
(dalam Lie 2002 : 5), "Siswa membangun pengetahuan secara aktif. Belajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa". Menurut
pendapat Maslow (dalam Lie, 2002 : 5) bahwa pengajar perlu berusaha mengembangkan
kompetensi dan kemampuan siswa.
Proses pembelajaran hingga saat ini masih menempatkan guru sebagai central
pembelajaran, dan siswa kurang mampu untuk mengembangkan pola pikirnya. Suatu
kenyataan yang sering dijumpai di dalam kelas, bahwa ketika proses pembelajaran sedang
berlangsung terlihat sebagian siswa yang belum mengikuti proses pembelajaran tersebut
dengan baik. Selama proses pembelajaran guru belum menggunakan seluruh kemampuan
yang ada dalam dirinya, sehingga sebagian besar siswa belum dapat mengusuai kompetensi
untuk mengikuti pelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan alam. Sedangkan
pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran seperti
pendidik, peserta didik, alat atau media belajar dalam bentuk kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan serta kompetensi yang telah ditetapkan. Peningkatan hasil belajar siswa
merupakan tujuan yang diikuti upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pencapaian
standar proses untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dapat dimulai dari menganalisis
setiap komponen yang mampu mempengaruhi proses pembelajaran. Pelajaran IPA
merupakan salah satu mata pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Dalam
pelaksanaannya guru dituntut menyelesaikan target ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu
perencanaan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi, model, metode,
media, alat peraga, sumber belajar yang memadai. Namun dalam proses pembelajarannya
hanya sedikit guru yang menggunakan strategi, model, metode pembelajaran , alat peraga,
sumber belajar yang memadai.
Kendala yang sering dijumpai dalam pelaksanakan pembelajaran adalah siswa kurang
memahami materi yang dipelajari. Kendala dalam proses pembelajaran juga dihadapi oleh
para guru di SDS Katolik Budi Murni 2 kelas 5. Ketika melaksanakan pembelajaran minat
belajar dan aktifitas siswa masih sangat kurang, sehingga hasil belajar rendah. Hal ini
disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar kurang inovatif sehingga siswa
kurang aktif serta guru belum mampu menggunakan multimedia. Hasil belajar yang sangat
rendah ini adalah suatu permasalahan yang harus segera diatasi. Untuk mengatasi masalah
tersebut guru hendaklah menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Kegiatan pembelajaran menyenangkan dapat tercipta
bila menggunakan metode dan model pembelajaran yang bervariasi, media pembelajaran
yang relevan dengan materi IPA melaui pendekatan pembelajaran yang tepat. Siswa akan
merasa tertarik mempelajari pelajaran IPA, mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga
akan memperkuat kemampuan kognitifnya dengan demikian pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan tujuan pembelajaran IPA SD dapat tercapai.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa kurang atau belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, asyik berbicara dengan teman
sebangkunya
2. Analisis Masalah
1. Guru menggunakan metode ceramah, dan pembelajaran hanya berpusat pada guru saja
2. Guru dalam proses pembelajaran di kelas masih terpaku dengan buku pegangan yang
ada.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis masalah di atas, sebagai pemecahan masalah yaitu mengadakan
penelitian tindakan kelas pada beberapa siklus dengan menggunakan model kooperatif
tipe picture and picture .
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ bagaimana penggunaan model kooperatif
tipe picture and picture dapat meningkatkan kualitas belajar pada topik Penggolongan
Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya di kelas V SDS Budi Murni 2 Medan Tahun
Pelajaran 2021/2022”
3. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture pada siswa kelas V SDS Budi Murni 2 Medan
Tahun Pelajaran 2021/2022”
2. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat
mengembangkan keterampilan guru dalam proses pembelajaran IPA di kelas V SDS
Budi Murni 2 Medan Tahun Pelajaran 2021/2022”
3. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V SDS Budi Murni 2 Medan Tahun
Pelajaran 2021/2022”
4. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
2.1 Bagi guru sebagai peneliti
1. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang sudah
berlangsung.
2. Mengembangkan kurikulum di tingkat kelas, dan melakukan inovasi pembelajaran.
3. Membantu guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.
4. Menjadikan guru lebih kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran
4.2 Bagi siswa
1. Menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPA menjadi pelajaran menarik
bagi siswa.
2. Mendiskripsikan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.
3. Melatih siswa untuk dapat memecahkan suatu masalah dengan menggunakan
pemikiran yang logis dan sistematis.
4.3 Bagi sekolah
1. Digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk meningkatkan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Meningkatkan kerja sama antar guru yang berdampak positif untuk kualitas
pembelajaran di sekolah.
4.4 Bagi lembaga / instansi pendidikan
Pengetahuan yang didapat dalam PTK yang dilakukan oleh guru dapat diberikan
kepada guru-guru lain dalam satu sekolah. Melalui suatu forum KKG atau kegiatan
lain yang sejenis. Dengan demikian proses pembelajaran secara umum akan
meningkat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar
2.1.1 Konsep Belajar
Banyak pengertian belajar telah dikemukakan oleh para ahli. Salah satu diantaramya ialah
menurut Gagne ( 1985 ), bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman ( Sri Anitah W, dkk, 2021, hal 1.3 ). Dari pengertian
belajar tersebut, terdapat tiga ciri utama belajar yaitu : proses, perubahan perilaku dan
pengalaman.
a. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan.
Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan
perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh orang yang
bersangkutan. Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang
dapat diamati guru adalah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya
aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut
b. Perubahan perilaku
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang belajar
akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan,
keterampilan atau penguasaan nilai-nilai sikap. Perubahan perilaku sebagai hasil
belajar dapat dikelompokkan kedama tiga ranah yaitu pengetahuan ( kognitif ),
keterampilan ( psikomotorik ), penguasaan nilai-nilai atau sikap ( afektif )
c. Pengalaman
Belajar adalah mengalami; dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara individu
dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social. Belajar dapat
melalui pengalaman langsung dan melalui pengalaman tidak langsung.
2.1.2. Prinsip belajar
Prinsip belajar adalah ketentuan atau hokum yang harus dijadikan pegangan di dalam
pelaksanaan kegiatan belajar. Sebagai suatu hokum, prinsip belajar akan sangat menentukan
proses dan hasil belajar.
a. Motivasi
Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas. Motovasi belajar berkaitan
erat denagn tujuan yang hendak dicapai oleh peserta didik. Munculnya motivasi
bealajar karena siswa ingin menguasai kemampuan yang terkandung di dalam tujuan
pembelajaran
b. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan energy psikis ( pikiran dan perasaan ) terhadap suatu
objek. Makin terpusat perhatian pada pelajaran, proses belajar makin baik, dan
hasilnya akan baik pula. oleh karena itu guru harus selalu berusaha supaya perhatian
siswa terpusat pada pelajaran.
c. Aktifitas
Belajar adalah aktivitas mental dan emosional. Bila ada siswa yang duduk di kelas
pada saat pelajaran berlangsung, akan tetapi mental emosionalnyatidak terlibat aktif
didalam situasi pembelajaran itu, pada hakikatnya siswa tersebut tidak ikut belajar.
Kegiatan mendengarkan penjelasan guru, sudah menunjukkan adanyaaktivitas
belajar. Akan tetapi perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode-metode
mengaar lain.
d. Balikan
Balikan di dalam proses pembelajaran sangat penting, supaya siswa segera
mengetahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Balikan dari guru sebaiknya
mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan
pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
e. Perbedaan individual
Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan
karakteristik mereka masing-masing.
2.1.3 Pengertian Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar siswa adalah unsur dasar yang sangat penting bagi keberhasilan suatu
proses pembelajaran. Keaktifan merupakan kegiatan yang bersifat fisik ataupun mental, yaitu
berbuat serta berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan (Sardiman, 2001:
98).
Adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual maupun emosional dan fisik dan
jika dibutuhkan (Aunurrahman, 2019, hal.122). Keaktifan siswa dalam proses belajar adalah
untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Para siswa aktif dalam membangun
pemahaman atas masalah yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Pengetahuan
siswa harus diperoleh dengan pengamatan, pengalaman, penyelidikan sendiri, dengan bekerja
sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknik.
Hal-hal yang dapat dilihat dari Keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut :
a. Ikut terlibat dalam mengerjakan tugas.
b. Turut serta dalam proses pemecahan masalah.
c. Aktif bertanya kepada teman satu kelompok atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang sedang dihadapinya.
d. Mengerjakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.
e. Dapat mempresentasikan hasil kerjanya
Keaktifan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktr diantaranya :
1. Pemberian motivasi dan menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan
aktif dalam kegiatan pembelajaran;
2. Menjelaskan kemampuan dasar kepada peserta didik;
3. Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa;
4. Memberikan stimulus
5. Pemberian petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari;
6. Dalam kegiatan pembelajaran aktifitas, partisipasi peserta didik perlu dimunculkan
7. Pemberian umpan balik (feedback);
8. Kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur dengan melakukan
melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes
9. Setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran membuat kesimpulan
2.2 Pembelajaran
2.2.3 Hakikat pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara guru, siswa, serta sarana
prasarana pendukung untuk mencapai tujuan yang diharapkan melalui berbagai media
pendukung untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa .
Di dalam melaksanakan proses pembelajaran, terdapat komponen-komponen yang
berhubungan dengan proses pembelajaran, diantaranya :guru, siswa, tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran serta
evaluasi pembelajaran.
2.2.4 Model pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran merupakan kerangka kerja yang memberikan gambaran secara
sistematis dalam melaksanakan proses pembelajaran agar membantu siswadalam belajar
untuk mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran dapat membantu siswa dalam
menemukan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir serta mengekspresikan ide dan
menjadi pedoman bagi pendidik dalam merencanakan suatu proses pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang mengutamakan
adanya pendekatan pembelajaran melalui kelompok kecil siswa untuk bekerja sama. Setiap
siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan dan pemahaman yang
berbeda-beda. Setiap anggota kelompok harus bekerja sama dan saling membantu agar dapat
memahami materi pelajaran yag diberikan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif
mengutamakan kerja sama kelompok dalam menyelesaikan permasalahan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran . Dalam kegiatan kooperatif, seseorang mencari hasil yang
menguntungkan bagi dirinya dan menguntungkan pula bagi seluruh anggota kelompok.
Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa
bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri. Idenya sangat sederhana ,
anggota kelas diorganisasikan kedalam kelompok-kelompok kecil setelah menerima
pembelajaran dari guru. Kemudian para siswa itu mengerjakan tugas sampai semua anggota
kelompok berhasil memahaminya.
Prinsip utama dalam pembelajaran kooperatif adalah :
1. Prinsip ketergantungan positif. Beberapa orang direkrut sebagai anggota
kelompok, karena kegiatan hanya dapat berhasil jika anggota dapat bekerja sama.
Agar tercipta kelompok kerja yang efektif, maka setiap anggota kelompok
diberikan tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas kelompok tidak dapat
diselesaikan manakala ada anggota kelompok yang tak menyelesaikannya dan
memerlukan kerja sama yang baik dari masing – masing anggota kelompok.
2. Kesamaan tujuan
Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan belajar
lebih kooperatif.
1. Membantu peserta didik dalam belajar berpikir berdasarkan dari sudut pandang
suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam
praktik berpikir
2. Membantu peserta didik dalam mengevaluasi logika
3. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memformulasikan
penerapan suatu prinsip
4. Membantu peserta didik mengenali adanya suatu masalah dan
memformulasikannya dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari bacaan
atau ceramah
5. Menggunakan bahan-bahan dari anggota lain dalam kelompoknya, dan
6. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik
Pendekatan yang bisa digunakan dalam penyelesaian masalah IPA yaitu dengan model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Kooperatif terdiri dari beberapa tipe,
diantaranya : (1) Student team achievment Division (STAD) (2) jigsaw (3) Team Games
Tournament (TGT) (4) Group Investigation (GI) (5)Picture and Picture.
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap penggal kegiatan. Agar kegiatan
menutup pelajaran dapat berlangsung secara efektif, guru diharapkan menguasai cara
menutup pelajaran sebagai berikut :
Makanan diperlukan hewan dalam menghasilkan energi atau tenaga, bertumbuh, dan
menggantikan sel-sel yang telah rusak. Setiap jenis hewan Jenis makanan yang dimakan
berbeda-beda. Berdasarkan jenis makanannya, hewan dapat digolongkan menjadi 3 golongan,
yaitu: Herbivora, Karnivora, dan Omnivora.
1. Hewan pemakan tumbuhan (Herbivora)
Kata herbivora berasal dari bahasa latin yaitu herba artinya tumbuhan dan vorare artinya
makan. Jadi herbivora merupakan hewan pemakan tumbuhan. Contoh herbivora
diantaranya : sapi, kerbau, kambing, unta, rusa, biri-biri, kelinci, jerapah, banteng serta
kelinci.
2. Pemakan daging (Karnivora)
Kata karnivora bersal dari bahasa latin yaitu carno yang artinya daging dan vorare artinya
makan. J a d i karnivora merupkan hewan pemakan daging. Contohnya adalah elang,
beruang es, macan, harimau, serta serigala
3. Hewan pemakan tumbuhan dan daging atau pemakan segalanya (Omnivora)
Kata omnivore bersal dari bahasa latin yaitu omnia artinya semua dan vorare artinya
makan. Maka omnivore merupakan hewan pemakan tumbuhan dan daging atau sering
disebut pemakan segala. Contohnya yaitu beberapa jenis unggas, seperti ayam, angsa, dan
itik. Selain memakan biji-bijian omnivora juga pemakan serangga, cacing dan ulat. Burung
jalak, prenjak, poksay, kutilang, dan cucakrowo adalah Unggas lainnya yang ternasuk
omnivora. Disamping para unggas tersebut makan buah-buahan seperti papaya, unggas
tersebut juga makan ulat yang bersembunyi di balik dedaunan.
1) Kegiatan awal
1. Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa
2. Mengabsen Kehadiran Siswa
3. Guru mengajak siswa untuk “tepuk semangat“
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Setelah belajar diharapkan siswa dapat Menjelaskan Penggolongan hewan
berdasarkan jenis makanan .
2) Kegiatan Inti
1. Siswa ditanya siapakah yang memiliki hewan peliharaan dirumah?
2. Guru menjelaskan tentang jenis – jenis makanan yang dimakan oleh hewan
3. Guru menjelaskan tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis
makanannya
4. Siswa dibagi dalam kdalam kelompok.
5. Guru membagikan media picture and picture ( gambar hewan ) dan lembar kerja pada
tiap kelompok.
6. Anggota kelompok menganalisis gambar-gambar yang dibagikan oleh guru dan
menempelkannya pada lembar kerja yg telah tersedia
7. Jika sudah selesai masing-masing kelompok akan maju untuk mempersentasekan hasil
kelompoknya kedepan
8. Guru menayakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar jenis makanan hewan
kepada siswa.
3) Kegiatan Penutup
1. Guru beserta siswa sama-sama menyimpulkan materi hari ini
2. Guru mengadakan soal evaluasi
3. Guru memberikan tugas rumah / PR
4. Guru menutup pembelajaran dengan doa yang diwakili oleh salah satu siswa.
5. Guru mengucapkan salam.
3. Pengamatan
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah melakukan pengamatan terhadap
jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Picture and picture yang digunakan guru sekaligus sebagai peneliti dengan menggunakan
lembar observasi
4. Refleksi
1. Mengevaluasi proses kegiatan dan hasil pembelajaran siklus II
2. Menganalisis hasil observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa siklus II
3. Membuat daftar permasalahan dan kekurangan serta kelebihan siklus II
4. Merencanakan perencanaan tindak lanjut.