Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN BEST PRACTICE

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR


SISWA KELAS II PADA MATERI MENTATI ATURAN MELALUI
PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN POWERPOINT

Oleh :
TRIANA INDAH MURWANI, S.Pd.
NIM. 24402300052

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
PENDIDIKAN PROFESI GURU
ANGKATAN 2
2023

1
A. JUDUL
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS II PADA MATERI MENTATI ATURAN MELALUI PROBLEM BASED
LEARNING BERBANTUAN POWERPOINT

B. PENDAHULUAN
Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau
memberikan semangat kepada siswa yang melakukan kegiatan belajar (Rahman, 2021).
Sedangkan hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah peserta didik
mengikuti kegiatan belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi siswa dengan prestasi belajar
siswa. Arah korelasi adalah positif. Semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi
prestasi belajar siswa, sebaliknya semakin rendah motivasi belajar maka semakin rendah
prestasi belajar siswa (Adiputra & Mujiyati, 2017).
Dalam pembelajaran di sekolah kami terlihat motivasi belajar peserta didik rendah.
Ini ditunjukkan dengan aktifitas peserta didik yang tidak memperhatikan dan belum bisa
konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Mereka cenderung lebih senang bermain,
berbicara dengan temannya dan bahkan ada yang berjalan-jalan didalam kelas. Kondisi
ini terjadi karena peserta didik bosan dan tidak tertarik dengan pelajaran.
Berdasarkan analisis situasi saya sebagai guru kelas 2 di SDN Tanjunganom,
Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang diketahui bahwa ada beberapa kondisi
yang juga mempengaruhi rendahnya motivasi belajar peserta didik yaitu : (1)
Pembelajaran masih didominasi oleh guru. Dalam hal ini peserta didik belum terlibat
sepenuhnya dalam kegiatan pembelajaran, sehingga peserta didik belum mendapatkan
pengalaman belajar secara utuh; (2) Guru belum menggunakan media pembelajaran yang
dapat menarik perhatian dan motivasi belajar peserta didik. Hal ini akan sangat
mempengaruhi hasil belajar peserta didik karena media merupakan sarana untuk dapat
memusatkan perhatian peserta didik, menumbuhkan minat belajar, serta dapat
merangsang pikiran peserta didik selama proses belajar berlangsung. Terlebih lagi untuk
muatan pelajaran Pendidikan Pancasila di SD. Dalam rangka mencapai kompetensi pada
muatan pelajaran Pendidikan Pancasila seorang guru harus memperhatikan media apa
yang akan digunakan agar konsep tersebut dapat tersampaikan kepada peserta didik
secara mudah, tepat, dan menyenangkan. Pada kenyataannya selama ini penggunaan
media kurang dioptimalkan untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran yang kurang optimal tentunya mempengaruhi tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan sehingga berdampak pada hasil
belajarnya yang rendah; dan (3) Guru belum menggunakan model pembelajaran
yang inovatif. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran serta minat
peserta didik dalam pembelajaran. Jika peserta didik kurang berminat untuk mengikuti
pembelajaran maka hasil belajar yang didapatkan juga akan kurang maksimal.
Praktik pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan karena permasalahan
yang terdapat di dalam kelas , menjadi permasalahan yang harus segera diselesaikan.
Melalui praktik yang telah saya lakukan ini, harapannya adalah bisa menjadi salah satu
alternatif solusi bagi guru dalam mengatasi masalah yang ada di kelas II khususnya pada
muatan pelajaran Pendidikan Pancasila. Kegiatan praktik baik ini juga diharapkan
dapat memberikan inspirasi dan dilakukan secara berkelanjutan guna peningkatan serta
pengembangan diri seorang guru untuk melakukan inovasi pembelajaran.

2
Penulis berharap dengan adanya praktik pembelajaran ini dapat dijadikan motivasi
dan acuan bagi guru lain dalam mengembangkan proses pembelajaran di masing-masing
satuan pendidikan yang diampu. Pelaksanaan aksi ini sangat penting untuk dibagikan
kepada rekan sejawat mengenai penerapan model pembelajaran inovatif pada
pembelajaran.
Peran dan tanggung jawab saya dalam kegiatan ini, saya berperan sebagai guru
yang mempunyai tanggung jawab untuk mendidik serta mengajar peserta didik sesuai
dengan kebutuhannya masing-masing yaitu dengan membuat perangkat pembelajaran
yang sesuai dengan materi serta karakteristik peserta didik. Setelah membuat perangkat
tersebut saya melaksanakan kegiatan sesuai sintak pada kegiatan pembelajaran. Dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Widiasworo
(2018:149) berpendapat bahwa model pembelajaran berbasis masalah merupakan proses
belajar mengajar yang menyuguhkan masalah kontekstual sehingga peserta didik
terangsang untuk belajar.
PBL merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal
dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Peserta didik diberikan
permasalahan pada awal pelaksanaan pembelajaran oleh guru, selanjutnya selama
pelaksanaan pembelajaran peserta didik memecahkannya yang akhirnya
mengintegrasikan pengetahuan kedalam bentuk laporan.
Hasil penelitian Chalimatus (2015) dapat disimpulkan bahwa model PBL efektif
terhadap hasil belajar siswa Keberhasilan penelitian ini tidak terlepas dari penerapan
asasmodel pembelajaran PBL itu sendiri yaitu (1) siswa didorong untuk memiliki
kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata, (2) siswa memiliki kemampuan
membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar, (3) pembelajaran berfokus
pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari siswa.
Hal ini mengurangi beban siswa dalam menghafal atau menyampaikan informasi, (4)
terjadi aktivitas ilmuah pada siswa melalui kerja kelompok.
Setelah melakukan analisis terhadap kajian literatur dan wawancara dengan rekan
sejawat, kepala sekolah, dan pakar, maka beberapa tantangan yang dihadapi untuk
mencapai tujuan pada kegiatan ini adalah (1) Kemampuan guru merancang media
pembelajaran yang berbasis IT; (2) Penyediaan alat belajar berupa benda konkret; (3)
Kesiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan model yang berbeda dari
biasanya; dan (4) Pengaturan waktu dalam setiap kegiatan dalam pembelajaran.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan best practice ini adalah mMeningkatkan
Motivasi Belajar Peserta didik Kelas II,pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila materi
Menaati Aturan di Sekitar kita dengan menerapkan model PBL dan di kombinasi dengan
menggunakan media powerpoint dan bunga norma

C. PEMBAHASAN
Guna menghadapi tantangan sebagaimana yang telah dituangkan dalam Bab
Pendahuluan, guru melakukan upaya sebagai berikut (1) Identifikasi masalah yang ada
di dalam kelas; (2) Eksplorasi penyebab masalah yang dihadapi di dalam kelas; (3)
Penentuan penyebab masalah.; dan (4) Masalah yang terpilih diangkat dan digunakan
sebagai dasar dalam membbuat rencana aksi dan rencana evaluasi.
Langkah-langkah aksi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan ini adalah
(1) Berkoordinasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut; (2)
Mencari solusi dari setiap tantangan yang dihadapi; (3) Menyiapkan perangkat
pembelajaran secara lengkap mulai modul ajar, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD,
Instrumen Penilaian, sumber belajar peserta didik, alat dan perangkat yang mendukung

3
pelaksanaan kegiatan pembelajaran; (4) Memilih model pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan materi pelajaran juga sesuai karakteristik peserta didik, selain itu guru
juga bisa memilih media pembelajaran yang dikuasainya baik dalam pembuatan dan juga
penerapannya; dan (5) Penggunaan media konkrit dan berbasis TPACK selama proses
pembelajaran.
Berdasarkan tantangan yang di hadapi guru, maka strategi yang perlu dilakukan
oleh guru untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dan meningkatkan
pemahaman guru tentang model-model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik, adalah:
1. Pemilihan Metode Pembelajaran
a. Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan metode pembelajaran adalah
dengan memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik materi. Disini
guru memilih metode pembelajaran yang akan digunakan adalah penugasan,
tanya jawab dan diskusi.
b. Proses pemilihan metode ini guru mempelajari apa saja metode-metode dalam
pembelajaran, lalu memahami karakteristik peserta didik dengan melihat
kemampuan dasar dan kebiasaan peserta didik, serta melihat karakteristik
materi dengan mempelajari materi pembelajaran yang terdapat di buku guru
dan buku peserta didik
c. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan metode ini antara lain
pemahaman/kompetensi guru akan metode-metode pembelajaran dan juga
pemahaman guru akan materi pembelajaran.

2. Pemilihan Model Pembelajaran


Setelah melakukan penentuan strategi dengan memperhatikan 3 hal diatas, maka
guru memilih dan menerapkan model pembelajaran yang akan dipergunakan yaitu
(Problem Based Learning) PBL. Adapun pemilihan ini dilakukan dengan
memperhatikan :
a. Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan model pembelajaran adalah
dengan memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik materi.
b. Memahami karakteristik peserta didik dengan melihat kemampuan dasar dan
kebiasaan peserta didik serta melihat karakteristik materi dengan mempelajari
materi pembelajaran yang terdapat di buku guru dan buku peserta didik.
c. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan model ini antara lain
pemahaman/kompetensi guru, Menurut Arends (2008:55) model Pembelajaran
PBL (Problem Based Learning) terdiri dari 5 fase/tahapan sebagai berikut:
o Orientasi peserta didik kepada masalah
o Mengorganisasikan peserta didik
o Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
o Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
o Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dan juga
pemahaman guru akan materi pembelajaran

3. Pemilihan Media Pembelajaran


a. Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan media pembelajaran adalah
dengan memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik materi. Disini
guru memilih media pembelajaran video dan meggunakan microsoft power
point.
b. Proses pemilihan media pembelajaran ini guru mempelajari beberapa media
dalam pembelajaran, lalu memahami karakteristik peserta didik dengan melihat

4
kemampuan dasar dan kebiasaan peserta didik. Lalu melihat karakteristik materi
dengan mempelajari materi
c. Guru menyiapkan media konkrit antara lain sedotan ,kertas dan perekat,untuk
menempelkan menjadi sebuah bunga norma yang dibuat peserta didik.

4. Meningkatkan Motivasi Peserta Didik


a. Strategi yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi peserta didik
adalah dengan merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Disini guru mengembangkan perangkat pembelajaran dengan kegiatan yang
berpusat pada peserta didik yang diharapkan akan meningkatkan motivasi
belajar pada peserta didik.
b. Proses pengembangan perangkat pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik dengan menentukan kegiatan kegiatan apa saja yang akan dilakukan
dalam pembelajaran yang kegiatannya berpusat pada peserta didik sehingga
membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran.
c. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan metode ini antara lain
pemahaman/kompetensi guru akan pembuatan perangkat pembelajaran, LKPD
dan juga kreatifitas merancang kegiatan-kegiatan yang membuat peserta didik
lebih aktif dalam pembelajaran. Guru merancang bahan ajar dan LKPD
disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan disajikan dengan tampilan
yang menarik. Guru juga membuat soal evalusi dengan memperhatikan KKO
dan kemampuan peserta didik.

Pelaksanaan aksi dilakukan pada tanggal 13 dan 15 november 2023. Proses


kegiatan rencana aksi didesain dengan sebaik mungkin menggunakan media
pembelajaran dan sumber belajar yang inovatif agar para peserta didik lebih memahami
materi. Dalam pelaksanaannya peserta didik sangat antusias dan bersemangat dengan
kegiatan pembelajaran hari itu dengan proses pembelajaran sebagai berikut.
(1) Pembelajaran dimulai dengan kegiatan salam, menanyakan kabar dan kesiapan
peserta didik, berdo’a, melakukan presensi kehadiran, menyanyikan lagu
nasional Garuda Pancasila untuk membangkitkan semangat nasionalisme,
menanyakan ke peserta didik untuk menjawab pertanyaan asesmen diagnostic
kognitif sebagai bahan dalam menentukan kemampuan awal siswa, memotivasi
peserta didik melalui kegiatan tepuk semangat.
(2) Pembelajaran inti dimulai dengan kegiatan menyimak materi pembelajaran yang
ditampilkan oleh guru melalui media power point. Peserta didik memperhatikan
dan mengamati gambar aktivitas keluarga di rumah . Peserta didik di arahkan
untuk mengemukakan pendapat atau bertanya berkaitan dengan apa yang di
tayangkan guru.Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru tentang isi
cerita dari teks bacaan yang berjudul “ Kegiatan Bima”.
(3) Peserta didik melihat video pembelajaran tentang aturan-aturan di rumah.
Peserta didik memperhatikan apa itu aturan,apa fungsi aturan dan contoh –
contoh aturan di rumah pada video pembelajaran.Setelah melihat dan
memperhatikan video peserta didik membuat pertanyaan tentang apa yang
dilihat.
(4) Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan
5 orang. Guru membagikan bahan dan alat untuk bermain game bunga norma
lalu di kerjakan secara berkelompok dan mendapatkan pengarahan dari guru
tentang tugas yang harus di selesaikan.Peserta didik berdiskusi membagi tugas
untuk pengumpulan data penyelesaian tugas.Peserta didik di bimbing untuk

5
bermain game menggunakan bunga norma kemudian hasil game di bahas oleh
guru bersama peserta didik,
(5) Guru membagikan LKPD dan menjelaskan cara pengerjaannya.Peserta didik
berdiskusi mengerjakan LKPD.Peserta didik secara berkelompok
mempresentasikan hasil diskusinya.Kelompok lain menanggapi hasil presentasi
kelompok yang maju.Peserta didik mengapresiasi setiap kelompok yang
membacakan hasil kerjanya dengan tepuk tangan.Peserta didik diberi masukan
dan penguatan terhadap hasil tugas semua kelompok dan menyimpulkan hasil
dari LKPD yang telah di presentasikan.
(6) Kegiatan ditutup dengan kegiatan refleksi, menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dipelajari bersama,memberikan pesan moral yang bisa di ambil dari
pembelajaran ini,yaitu untuk senantiasa memahami makna aturan-aturan di
rumah sehingga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.Peserta
didik diberikan tindak lanjut untuk materi selanjutnya.kegiatan diakhiri dengan
doa serta salam.

Dalam pelaksanaan aksi ini guru melibatkan beberapa peran, yaitu: (1) Penulis
sebagai pelaksana aksi (guru) dalam penyusunan rencana serta penerapannya dalam
pembelajaran inovatif di kelas; (2) Peserta didik yang mengikuti pembelajaran; (3)
Kepala Sekolah dalam pemberian ijin dalam pelaksanaan aksi ini serta memberikan
masukan atas rencana pembelajaran yang akan dilakukan; dan (4) Teman sejawat yang
turut memberikan saran dan masukan dalam penyusunan rencana dan pelaksanaan
pembelajaran
Sumber Daya atau Materi yang diperlukan, antara lain: (a) Perangkat
Pembelajaran (Modul Ajar, Bahan Ajar, Media, LKPD dan Instrumen Penilaian); (b)
Sarana dan Prasarana (papan tulis, alat tulis, notebook, LCD, speaker, internet); dan
(c) Media pembelajaran (bahan ajar, LKPD, lembar evaluasi, video pembelajaran,
power point, bahan dan alat bunga norma).
Hasil dari pelaksanaan aksi yang sudah dilakukan yaitu dapat meningkatkan
konsentrasi, minat/motivasi, dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
Pendidikan Pancasila Selain itu Pemahaman siswa tentang materi tersebut sangat baik.
Hasil yang efektif ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai siswa 85,90 dan adanya
pencapaian KKM sebesar 100%
Dampak dari kegiatan aksi yang dilakukan ini dapat disebutkan antara lain adalah:
(1)Kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam pembelajaran yang menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning dapat membuat peserta didik lebih
semangat dalam belajar Pendidikan Pancasila materi menaati aturan-aturan di
rumah dan di sekolah dan juga menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam
melakukan pengerjaan tugas dalam kelompok serta dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
(2)Model pembelajaran Problem Based Learning berhubungan dengan situasi
kehidupan nyata peserta didik sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Model
pembelajaran ini juga menuntut peserta didik aktif dalam belajar yang didukung
dengan penggunaan media pembelajaran video dan benda konkrit berupa bunga
norma sebagai alat bantu belajar.
(3)Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas II dengan
menggunakan media pembelajaran video dan benda kongkrit terbukti efektif dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II dalam pelajaran Pendidikan
Pancasila materi Menaati Aturan-aturan di rumah dan di sekolah. Indikator
efektifitas ini ditunjukan dengan tercapainya nilai ketuntasan dan rata-rata nilai

6
diatas KKM (75), dengan rentang nilai terendah 80 dan nilai tertinggi 100. Selain
itu minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran juga meningkat yang
ditunjukan dengan jawaban merasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
saat guru melakukan refleksi pada kegiatan penutup. Dengan peningkatan minat
tersebut akan diikuti oleh meningkatnya motivasi belajar peserta didik.
Selama proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan langkah-langkah
tersebut diperoleh respon positif dari beberpa pihak:
(1) Peserta didik merasa bahwa pembelajaran yang dilakukan sangat menyenangkan
dan bisa memberikan mereka pengalaman belajar yang berbeda dari biasanya.
Mereka bisa aktif bergerak dan bertukar pendapat dengan teman satu kelompok
mereka. Selain itu mereka juga merasa pengunaan media pembelajaran berupa
video dan benda kongkrit memberi warna baru dalam kegiatan pembelajaran di
kelas.
(2) Berdasarkan tanggapan dari rekan guru bahwa penggunaan model Problem Based
Learning dengan menggunakan media pembelajaran video dan benda kongkrit ini
dapat digunakan sebagai referensi untuk mengatasi masalah yang sama dalam
membantu guru mencapai tujuan pembelajaran.
(3) Tanggapan dari Kepala Sekolah sangat baik dan selalu mendukung penuh atas
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk kebaikan dan peningkatan
hasil dalam proses pembelajaran.

Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan adalah perangkat


pembelajaran yang sesuai, model pembelajaran yang dapat memotivasi minat belajar
peserta didik, media pembelajaran yang menarik, tersedianya sarana dan prasarana
serta dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.

D. SIMPULAN

Penerapan pembelajaran problem Based Learning (PBL) dengan pelaksanaan aksi


yang tepat dapat memberikan kontribusi sebagai berikut.
(1) Meningkatkan keaktifan siswa kelas 2 pada materi mentaati peraturan di SDN
Tanjunganom, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang
(2) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas 2 pada materi mentaati
peraturan di SDN Tanjunganom, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
(3) Meningkatkan motivasi siswa kelas 2 pada materi mentaati peraturan di SDN
Tanjunganom, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
(4) Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 2 pada mentaati peraturan di SDN
Tanjunganom, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Dalam kenyataannya, proses pembelajaran yang ideal belum sepenuhnya bisa


diterapkan di sekolah karena banyaknya kekurangan yang harus diantisipasi oleh
sekolah dan guru itu sendiri seperti kelengkapan alat dan bahan pendukung kegiatan
pembelajaran hingga sumber daya manusia atau peserta didik yang akan dijadikan
sampel/objek pembelajaran. Namun itulah tantangan yang benar-benar harus bisa
dihadapi oleh guru dalam menjalankan setiap rencana pembelajaran yang telah
disiapkan. Bukan hanya fokus hanya pada rencana aksi tetapi juga kesiapan peserta
didik dan juga sarana prasarana yang akan digunakan. Semoga kedepannya rencana
dan pelaksanaan pembelajaran yang ideal akan dapat dilaksanakan dengan baik

7
E. DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, S., & Mujiyati. (2017). Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa di
Indonesia:Kajian Meta-Analisis. Konselor, 6(4), 150-157.

Rahman, S. (2021).Pentingnya Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar.


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar “Merdeka Belajar Dalam Menyambut Era
Masyarakat 5.0” Gorontalo, 25 November 2021 ISBN 978-623-98648-2-8 | 289
Widiasworo, E. (2018). Strategi pembelajaran edu tainment berbasis karakter (1st ed.).
Yogyakarta, Indonesia: Ar-Ruzz Media.

Sa’diyah, C., Damayani, A. T., & Untari, M. F. A. (2015). Keefektifan Model Problem
Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Edusentris,
2(1), 12-21.

Arends, R. I. (2008). Belajar untuk mengajar. (Terjemahan Helly Prajitno Soetjipto & Sri
Mulyantini Soetjipto). New York: McGraw Hills. (Buku asli diterbitkan tahun 2007).

8
F. LAMPIRAN (FOTO DOKUMENTASI)

Gambar 1

Kegiatan Pendahuluan

Menyanyikan Lagu Nasional

Gambar 2

Gambar 3

9
Gambar 4
Dokumentasi Pelaksanaan PPL
Peserta Didik Mengerjakan LKPD

Gambar 5
Dokumentasi Pelaksanaan PPL
Peserta Didik Mempresentasikan Hasil Diskusi Dalam LKPD

10
Contoh hasil penilaian evaluasi peserta didik tertinggi dan terendah
Tertinggi

Terendah

11
Contoh hasil diskusi kelompok peserta didik dalam LKPD
LKPD 1

LKPD 2

12
G. BUKTI UNGGAH PUBLIKASI

Berikan Screen shot dan alamat link telah diunggah di social media; atau guru
berbagi; atau kompasiana; script; face book. Dll.

13

Anda mungkin juga menyukai