Anda di halaman 1dari 7

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


PADA MATERI PELUANG KELAS X SEMESTER 2
SMK NEGERI 4 KOTA SERANG TAHUN AJARAN 2023/2024

Disusun oleh :

Inda Hajanah, S.Si


No UKG : 201500982417
Kelas 001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2023
Nama : Inda Hajanah
No. UKG : 201500982417
Asal Sekolah : SMKN 4 Kota Serang

LK-3. Menyusun Best Practice


A. Pendahuluan
Kegiatan belajar mengajar seharusnya berjalan dengan menyenangkan, melibatkan
peserta didik pada setiap tahapan pembelajaran, peserta didik aktif bertanya dan mampu
menggali informasi baru, serta merasa nyaman dan mendapatkan manfaat dari apa yang
diajarkan, namun pembelajaran yang dilakukan guru selama ini belum mencerminkan hal
yang diharapkan. Hal ini terlihat dari kurang aktifnya peserta didik ketika belajar dan hasil
belajar yang belum memuaskan karena rata-rata peserta didik yang mencapai KKTP hanya
55 % saja.
Setelah melakukan proses identifikasi dan observasi mengenai masalah-masalah apa
saja yang menghambat keberhasilan proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika
materi Peluang maka ditemukan bahwa rendahnya keaktifan dan hasil belajar peserta didik
disebabkan karena kurangnya kreatifitas guru dalam menyampaikan materi kepada peserta
didik. Guru masih cenderung menggunakan metode konvensional dalam mengajar sehingga
membuat peserta didik merasa bosan dalam belajar. Untuk mengatasi permasalahan–
permasalahan tersebut sehingga tidak menghambat proses belajar peserta didik, dibutuhkan
suatu bentuk pengajaran yang menarik serta bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar peserta didik.
Salah satu dari sekian banyak model pembelajaran tersebut adalah Problem Based
Learning (Pembelajaran Berdasarkan Masalah). Nurhayati (2015, 169) dan Yusri (2018, 53)
mengartikan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) sebagai
model pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada peserta didik dimana
masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari peserta didik yang pada
akhirnya diperoleh pengetahuan baru, memberikan tantangan bagi mereka untuk mencari
solusi dari permasalahannya baik individu maupun kelompok. Heryanto (2018, 3)
mengemukakan bahwa Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran
yang diawali dengan memberikan peserta didik sebuah permasalahan matematika yang
berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari, dituntut untuk menyelesaikannya dengan
segenap pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Adapun yang menjadi subjek pada kegiatan pembelajaran ini adalah peserta didik
kelas X TKJ 1 SMKN 4 Kota Serang. Peserta didik ini adalah peserta didik reguler yang
sebagian besar harus distimulus keaktifan nya dalam pembelajaran. Harapannya dengan
kegiatan ini guru dapat mengetahui strategi pembelajaran yang tepat dalam melakukan
pembelajaran yang menumbuhkan sikap berpikir kritis, kolaboratif, kreatif dan komunikatif
untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada materi Peluang dengan
menggunakan model Problem Based Learning.
B. Pembahasan

Lokasi SMK Negeri 4 Kota Serang


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
Tujuan yang ingin dicapai Upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta
didik melalui model pembelajaran problem based learning
(PBL)

Penulis Inda Hajanah, S.Si


Tanggal 11 Desember 2023
Situasi : Kondisi yang menjadi latar belakang masalah?
Kondisi yang menjadi latar belakang praktik pembelajaran
Kondisi yang menjadi ini, yaitu :
latar belakang masalah, 1. Peserta didik belum aktif dalam kegiatan
mengapa praktik ini pembelajaran.
penting untuk 2. Peserta didik kurang termotivasi untuk mengikuti
dibagikan, apa yang pembelajaran
menjadi peran dan 3. Guru jarang menggunakan model pembelajaran
tanggung jawab anda inovatif.
dalam praktik ini. 4. Pembelajaran masih terpusat pada guru.
5. Media pembelajaran yang digunakan kurang menarik.
6. Pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat.

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?


Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena
berdasarkan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang
dilakukan banyak terjadi perubahan sikap pada peserta
didik yang berdampak positif pada proses pembelajaran
sehingga praktik ini diharapkan dapat menginspirasi atau
memotivasi diri sendiri serta rekan guru lain agar dapat
lebih baik dalam memberikan layanan pendidikan kepada
peserta didik.

Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda


dalam praktik ini?
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah
tidak hanya sebagai fasilitator namun juga peneliti yang
memfasilitasi dan meneliti tentang permasalahan yang
terjadi selama proses belajar mengajar di kelas, serta
membimbing dan mengarahkan peserta didik
untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah khusus
pembelajaran yang sedang dihadapi. Sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien
dengan menggunakan metode, media dan model
pembelajaran yang tepat dan inovatif agar hasil belajar yang
dicapai peserta didik sesuai dengan kriteria yang
diharapkan.
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai
Tantangan tujuan tersebut?
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi
Apa saja yang menjadi diri,maka ada beberapa tantangan yang dihadapi adalah:
tantangan untuk
mencapai tujuan 1. Kurangnya kolaborasi atau kerja bersama disetiap
tersebut? Siapa saja kelompok, atau mengandalkan satu orang saja.
yang terlibat, 2. Kurangnya waktu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran mulai dari
pendahuluan sampai penutup, karena setiap
kelompok harus mempresentasikan hasil diskusi.
3. Ada beberapa peserta didik yang masih belum
paham materi yang sudah pernah diberikan
sebelumnya.
4. Media pembelajaran yang kurang inovatif
5. Ketersediaan fasilitas yang kurang memadai untuk
mendukung pembelajaran baik dalam hal alat,
jaringan dan aplikasi pembelajaran.

Siapa saja yang terlibat?


Berdasarkan uraian di atas dapat Dari uraian tantangan
diatas dapat disimpulkan bahwa pihak yang terlibat adalah
Dosen dan Guru Pamong sebagai fasilitator dan penilai.
Kepala sekolah, dewan guru serta teman sejawat dan
peserta didik kelas X TKJ 1 SMKN 4 Kota Serang yang
mendukung saya dalam kegiatan ini.
Aksi Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi
Langkah-langkah apa yang tantangan tersebuh adalah :
dilakukan untuk menghadapi 1. Guru harus memberikan arahan, penguatan serta
tantangan tersebut /Strategi umpan balik kepada peserta didik saat mereka
yang digunakan/ Bagaimana menjalani pembelajaran sehingga memahami apa
prosesnya/ Siapa saja yang
yang harus dilakukan
terlibat/ Apa saja sumber daya
atau materi yang diperlukan 2. Guru perlu merencanakan penggunaan waktu
untuk melaksanakan strategi dengan cermat untuk memastikan bahwa semua
ini sintaks PBL dapat dilaksanakan dengan baik,
mencakup pengaturan pembagian waktu antara
diskusi, presentasi laporan hasil diskusi dan
penugasan.
3. Guru dapat melakukan evaluasi formatif secara
teratur dalam rangka mengevaluasi pemahaman
peserta didik dan untuk memantau kemajuan
mereka
4. Guru menerapkan pembelajaran yang inovatif
berbasis TPACK
5. Guru melaporkan kepada kepala sekolah
mengenai fasilitas pendukung pembelajaran
matematika yang dibutuhkan.

Strategi apa yang digunakan ?


Strategi yang digunakan untuk mengatasi tantangan
tersebut adalah :
1. Membuat perencanaan perangkat pembelajaran
yang menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL), sehingga peserta didik
akan terbiasa pada pola pembelajaran yang
menuntut meraka untuk melaporkan hasil dari
kegiatan diskusi yang mereka lakukan.
2. Membuat media pembelajaran interaktif berbasis
TPACK dengan menggunakan vidio pembelajaran
dan slide PPT
3. Membimbing peserta didik yang belum memahami
pengerjaan tugas dan membuat sederhana mungkin
lembar kerja peserta didik pada kegiatan
diskusi,agar peserta didik dapat aktif dalam
kegiatan diskusi yang dilaksanakan.
4. Mengharuskan peserta didik untuk bertanya dan
menanggapi petunjuk dan pernyataan yang
diberikan dalam proses pembelajaran.

Bagaimana Prosesnya?
Adapun proses yang dilakukan yaitu :
1. Guru membuat perencanaan pembelajaran dengan
membuat perangkat pembelajaran berupa modul
ajar, LKPD, materi ajar, media pembelajaran dan
evaluasi/penilaian.
2. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
(praktik) dengan perangkat pembelajaran yang
telah dibuat.
3. Guru menyiapkan media yang akan digunakan
dalam proses praktik pembelajaran yaitu gambar
dan video pembelajaran.
4. Guru menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dalam proses praktik
pembelajaran.
5. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran (praktik) yang telah dilaksanakan.

Adapun langkah-langkah dalam praktik


pembelajaran yaitu:
1. Peserta didik melakukan do’a sebelum belajar
(meminta seorang siswa untuk memimpin do’a)
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru menanyakan kondisi peserta didik
4. Menyayikan lagu Indonesia Raya
5. Ice Breaking
6. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan
pertanyaan pemantik kepada peserta didik
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dalam proses pembelajaran.
8. Guru memotivasi peserta untuk tercapainya
kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila (1) Beriman bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, (2)
Mandiri, (3) Bernalar kritis, (4) Kreatif, (5)
Bergotong royong, (6) Berkebhinekaan global yang
merupakan salah satu kriteria standar kelulusan
dalam satuan pendidikan
9. Guru menerapkan Langkah-langkah PBL :
a. Orientasi peserta didik pada masalah dengan
menampilkan gambar/video masalah
pembelajaran dan juga memberikan stimulus.
b. Mengoranisasikan peserta didik dengan cara
membagi kelompok peserta didik serta
memberikan LKPD.
c. Membimbing penyelidikan individu/kelompok
dengan memberikan arahan/membimbing
kelompok peserta didik untuk berdiskusi secara
aktif.
d. Menggembangkan dan menyajikan hasil karya
dengan mempresentasikan hasil diskusi.
e. Menganalisis dan mengevaluasi pemecahan
masalah
10. Melakukan refleksi dan menyimpulkan
pembelajaran.
11. Memberikan penugasan
12. Menyampaikan materi pertemuan selanjutnya.
13. Berdoa bersama menutup pembelajaran.

Siapa saja yang terlibat ?


Berdasarkan uraian di atas dapat Dari uraian tantangan
diatas dapat disimpulkan bahwa pihak yang terlibat adalah:
1. Guru sebagai perancang, fasilitator dan pelaksana
praktik pembelajaran.
2. Dosen dan Guru Pamong sebagai fasilitator dan
penilai.
3. Kepala sekolah sebagai pendukung dan pemberi
fasilitas yang dibutuhkan dalam praktik
pembelajaran.
4. Rekan guru serta teman sejawat yang membantu
dalam mempersiapkan praktik pembelajaran seperti
merekam dan memberikan semangat.
5. Peserta didik kelas X TKJ 1 SMKN 4 Kota Serang
yang mendukung saya dan selalu bersemangat
dalam kegiatan praktik ini.

Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan


untuk melaksanakan strategi ini ? Sumber daya atau
materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi
tersebut.
1. Menyusun modul ajaran
2. Membuat bahan ajar melalui Canva dan power
point (PPT) dan juga download dari internet.
3. Membuat media pembelajaran berupa media
gambar atau video pembelajaran.
4. Menyusun lembar kerja perserta didik (LKPD).
5. Menyusun kisi-kisi dan instrumen penilaian.
6. Menyiapkan alat-alat pembelajaran seperti laptop
dan proyektor/infocus untuk proses pembelajaran.
7. Menyiapkan 2 buah Handphone yang
dipergunakan untuk merekam dan zoom.

Refleksi dan Hasil Dampak Ketika dilakukan refleksi pembelajaran, sebagian besar
peserta didik mengungkapkan bahwa mereka merasa
senang dalam pembelajaran ini, peserta didik merasa bisa
mengekspresikan kreativitas mereka dalam menayangkan
hasil presentasi dengan menggunakan Canva dan Power
Point (PPT)

C. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :


1. Problem-Based-Learning disebut PBL adalah model pembelajaran yang bercirikan
permasalahan nyata sebagai konteks untuk siswa belajar berpikir kritis dan terampil
memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. PBL adalah model pembelajaran
yang dapat membantu guru untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah,
motivasi belajar siswa Nurkomaria, V., Lusiana, L., & Zainab, Z. (2022) dan Yuniar, M., & Pertiwi,
C. M. (2022)
2. Selain model pembelajaran, media pembelajaran yang menarik dan inovatif dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Tiana, A., Krissandi, A. D. S., & Sarwi,
M. (2021)

D. Daftar Pustaka

Yuniar, M., & Pertiwi, C. M. (2022). Penerapan Pendekatan Problem-Based Learning untuk
Meningkatkan Pembelajaran Matematika dan Motivasi Belajar Siswa MTs pada Materi Aljabar. JPMI
(Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif), 5(4), 1149-1160.

Nurkomaria, V., Lusiana, L., & Zainab, Z. (2022). Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Materi Peluang. Indiktika: Jurnal Inovasi
Pendidikan Matematika, 5(1), 45-53.

Tiana, A., Krissandi, A. D. S., & Sarwi, M. (2021). Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa melalui
media game quizizz pada mata pelajaran matematika. Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(06), 943-952.

Anda mungkin juga menyukai