Anda di halaman 1dari 14

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: Nilawati, S.Pd
Asal Institusi: SMA Negeri 9 Mataram
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-
penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
• Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
• Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang
relevan dengan topik masalah.
• Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah
tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
• Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
• Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
• Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi
untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
• Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian
atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
• Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan
wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab
masalah.
• Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
• Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda


dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis
dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya,
langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat
untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


telah masalah penyebab masalah
diidentifikasi

1 Belum optimalnya Kajian Literatur Berdasarkan kajian literatur,


kemampuan guru wawancara guru dan pakar, dapat
dalam menerapkan Menurut Rusman dalam Model-model diperoleh informasi terkait
Pembelajaran Mengembangkan
metode mengajar Profesionalisme Guru, menjelaskan penyebab belum optimalnya
bahwa “Setiap metode pembelajaran kemampuan guru dalam
memiliki kelebihan dan kelemahan mengembangkan metode
dilihat dari bebagai sudut, namun yang mengajar, antara lain :
penting bagi guru metode manapun
yang digunakan harus jelas dengan 1. Pemilihan metode yang
tujuan yang ingin dicapai. kurang relevan dengan
tujuan pelajaran dan
Adapun beberapa masalah guru terkait materi pelajaran.
metode pembelajaran, antara lain 2. Guru kurang terampil
adalah: dalam menggunakan
metode pembelajaran.
1. Pemilihan metode yang kurang 3. Guru sangat terikat pada
relevan dengan tujuan satu metode saja.
pelajaran dan materi pelajaran. 4. Guru jarang berdiskusi
2. Guru kurang terampil dalam
dan bertukar pengalaman
menggunakan metode
pembelajaran. dengan teman sejawat
3. Guru sangat terikat pada satu 5. Wawasan guru tentang
metode saja. macam-macam metode
mengajar tergolong
Guru hendaknya dapat mengelola kelas kurang
dengan baik, karena kelas adalah 6. Guru kurang menguasai
tempat berhimpun semua anak didik
teknologi
dan dalam rangka menerima bahan
pelajaran dari guru. Kelas yang 7. Pola pikir guru yang masih
dikelola dengan baik akan menunjang beranggapan bahwa siswa
jalannya interaksi edukatif. tidak menyukai fisika
Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola sehingga dengan cara
dengan baik akan menghambat apapun tidak akan bisa
kegiatan pembelajaran.
membuat siswa suka
Oleh karena itu, penggunaan metode belajar fisika
dalam pelaksanaan pembelajaran 8. Sarana prasarana
sangat perlu diperhatikan agar teknik tergolong minim
penyajian bahan pelajaran yang akan 9. Keterbatasan waktu
digunakan oleh guru pada saat
penyajian bahan pelajaran tepat dan
sesuai materi pelajaran sehingga siswa
tidak merasa jenuh/bosan terhadap
pelajaran tersebut.

Muhammad Nasikhul Abid, 09


Oktober 2017. Problematika Guru
dalam Kegiatan Belajar
Mengajar.https://dosenmuslim.com/pe
ndidikan/problematika-guru/

Wawancara Guru/Teman Sejawat

Penyebab guru belum optimal dalam


mengembangkan metode mengajar

1. Guru belum memahami tujuan


pembelajaran
2. Guru kurang mengembangkan
diri
3. Guru jarang berdiskusi dan
bertukar pengalaman dengan
teman sejawat
4. Wawasan guru tentang macam-
macam metode mengajar
tergolong kurang
5. Guru kurang menguasai
teknologi
6. Pola pikir guru yang masih
beranggapan bahwa siswa tidak
menyukai fisika sehingga
dengan cara apapun tidak akan
bisa membuat siswa suka
belajar fisika
7. Sarana prasarana tergolong
minim
8. Keterbatasan waktu

Narasumber : Guru Fisika SMAN 9


Mataram

a. I Made Narta Widianta, S.Pd


b. Wildan Hidayat, S.Pd

Wawancara Pakar/Dosen

1. Guru kurang literasi


2. Guru jarang mengikuti
pelatihan terkait metode
pembelajaran
3. Guru enggan merubah cara
mengajarnya
4. Guru jarang mengikuti seminar
tentang metode pembelajaran
5. Guru kurang mampu
menyesuaikan metode
mengajar dengan karakteristik
materi dan siswa

Narasumber : Zul Hidayatullah, M.Pd.


Dosen Fisika Universitas Hamzanwadi

2 Rendahnya Kajian Literatur Berdasarkan kajian literatur,


motivasi belajar wawancara guru dan pakar, dapat
fisika siswa Mengutip buku Teori Motivasi dan diperoleh informasi terkait
Pengukurannya: Analisis di Bidang penyebab rendahnya motivasi
Pendidikan oleh Hamzah (2021), belajar fisika siswa antara lain :
motivasi adalah dorongan dasar yang
1. Guru kurang memberikan
mampu menggerakkan seseorang
motivasi kepada siswa
untuk melakukan suatu tindakan atau
2. Siswa kurang menyukai
perbuatan. Berikut adalah beberapa
cara pengajaran guru
penyebab motivasi belajar siswa
3. Siswa tidak menyukai
rendah yang perlu dipahami:
pelajaran fisika
a. Guru kurang memberikan motivasi 4. Motivasi dalam diri siswa
kepada siswa yang lemah
b. Siswa kurang menyukai cara 5. Siswa yang bermasalah
pengajaran guru 6. Kurangnya perhatian orang
c. Siswa tidak menyukai pelajaran tua di rumah
fisika 7. Guru belum sepenuhnya
d. Motivasi dalam diri siswa yang memahami karakteristik
lemah siswa
e. Siswa yang bermasalah 8. Guru kurang melakukan
f. Kurangnya perhatian orang tua di aktivitas mengajar yang
rumah mendorong keaktifan siswa
9. Guru lebih sering mengajar
Kumparan, 08 September 2022. 6 dengan metode
Penyebab Motivasi Belajar Rendah konvensional
yang Perlu Dipahami Siswa.
https://kumparan.com/berita- 10. Guru jarang
terkini/6-penyebab-motivasi- menyampaikan manfaat
belajar fisika
belajar-rendah-yang-perlu- 11. Guru jarang mengaitkan
dipahami-siswa- pembelajaran fisika dengan
1yonEFcTMXB/full lingkungan
12. Guru jarang praktikum
Wawancara Guru/Teman 13. Sarana prasarana kurang
Sejawat memadai
1. Guru belum sepenuhnya
memahami karakteristik siswa
2. Guru kurang melakukan
aktivitas mengajar yang
mendorong keaktifan siswa
3. Guru lebih sering mengajar
dengan metode konvensional

Narasumber : Guru Fisika SMAN 9


Mataram

a. I Made Narta Widianta, S.Pd


b. Wildan Hidayat, S.Pd

Wawancara Pakar/Dosen
1. Guru jarang menyampaikan
manfaat belajar fisika
2. Guru jarang mengaitkan
pembelajaran fisika dengan
lingkungan
3. Guru jarang praktikum
4. Sarana prasarana kurang
memadai
5. Cara mengajar guru
cenderung monoton dan
membosankan

Narasumber : Zul Hidayatullah, M.Pd.


Dosen Fisika Universitas Hamzanwadi

3 Rendahnya Kajian Literatur Berdasarkan kajian literatur,


kemampuan wawancara guru dan pakar, dapat
literasi dan Literasi dan numerasi merupakan diperoleh informasi penyebab
numerasi siswa kemampuan yang harus dimiliki oleh rendahnya kemampuan literasi
siswa untuk mendukung kecakapan dan numerasi siswa antara lain :
pembelajaran abad 21. Konteks literasi
dan numerasi di pembelajaran abad 21 1. Guru kurang
tidak hanya sekadar kemampuan membiasakan siswa
membaca dan menghitung namun membaca teks dan
menekankan kemampuan siswa menonton video terkait
menganalisis, memaknai dan pelajaran
menginformasikan kembali suatu 2. Guru kurang
informasi baik berupa teks maupun membiasakan siswa
grafik dan tabel. mengerjakan latihan-
latihan
Rendahnya literasi dan numerasi ini 3. Guru kurang memberikan
disebabkan oleh banyak factor, seperti perhatian kepada siswa
belum adanya pembiasaan membaca 4. Perhatian orang tua terkait
baik di sekolah maupun di rumah dan kelemahan anak dalam hal
kemajuan teknologi informasi. literasi dan numerasi
kurang
Wahid Priyono, 25 Januari 2023. 5. Koleksi buku-buku di
Faktor Penyebab Rendahnya Literasi perpustakaan kurang
Numerasi Siswa. menarik minat baca siswa
https://wahidpriyono.com/faktor- 6. Guru jarang menerapkan
rendahnya-literasi-numerasi-siswa/ pembelajaran kontekstual
Hasil penelitian menemukan bahwa 7. Guru kurang perhatian
kepada siswa
faktor penyebab rendahnya
8. Guru jarang bertanya
kemampuan literasi siswa adalah: kepada siswa mengenai
1. Keadaan sosial ekonomi materi yang belum
dipahami
keluarga;
9. Orang tua siswa kurang
2. Komunikasi dan bimbingan membiasakan kegiatan
terhadap anak pada usia dini; literasi dan numerasi
3. Komunikasi dan bimbingan siswa
10. Keadaan social ekonomi
belajar pada masa sekolah;
yang rendah yang
4. Fasilitas/koleksi buku bacaan berakibat mininya fasilitas
di rumah; penunjang

5. Fasilitas HP, komputer,


televisi;
6. Gender;
7. Hubungan antara keluarga,
sekolah, dan masyarakat;
Sri Dewi Nirmala, 2022. Problematika
Rendahnya Kemampuan Literasi Siswa
di Sekolah Dasar.
https://primary.ejournal.unri.ac.id/inde
x.php/JPFKIP/article/view/8851

Salah satu penyebab rendahnya


kemampuan literasi matematis siswa
adalah proses pembelajaran kurang
diintegerasikan soal-soal literasi
matematis, serta soal koneksi dengan
pemecahan masalah matematis (Salim
& Prajono, 2018). Kemudian salah satu
penyebab rendahnya kemampuan
numerasi siswa yakni karena
pembelajaran matematika di sekolah
belum sepenuhnya menumbuhkan
kemampuan numerasi siswa (Kusuma,
2020).

Seruni Rahmatul Nasoha1 , Jeri


Araiku2* , Muhammad Yusup3 , Weni
Dwi Pratiwi4. 30 Juni 2022.
Kemampuan Numerasi Siswa Melalui
Implementasi Bahan Ajar Matematika
Berbasis Problem Base Learning.
https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/indiktika/
article/download/7903/5890/17655

Adapun faktor penyebab rendahnya


kemampuan literasi numerasi di
Indonesia menurut (Hadi & Zaidah
2021) karena siswa belum terbiasa
menyelesaikan soal-soal pemecahan
masalah literasi numerasi. Hal
tersebut juga diungkapkan oleh Fuadi,
dkk., (2020) bahwa penyebab
rendahnya kecapakan literasi
numerasi yaitu pembelajaran yang
tidak kontekstual, artinya penekanan
pemahaman konsep dasar dan
pengertian dasar ilmu pengetahuan
tersebut tidak dikaitkan dengan hal-
hal yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.

Amalia Febrianti, 2023. Analisis


Kemampuan Literasi Numerasi
Ditinjau Dari Pengetahuan
Metakognisi Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Tipe AKM Materi
Barisan dan Deret
https://etd.umm.ac.id/id/eprint/5639/2/
BAB%20I.pdf2

Wawancara Guru/Teman
Sejawat/Kepala Sekolah

1. Guru kurang membiasakan


siswa membaca teks dan
menonton video terkait
pelajaran
2. Guru kurang membiasakan
siswa mengerjakan latihan-
latihan
3. Guru kurang memberikan
perhatian kepada siswa
4. Perhatian orang tua terkait
kelemahan anak dalam hal
literasi dan numerasi kurang
5. Koleksi buku-buku di
perpustakaan kurang menarik
minat baca siswa

Narasumber : Guru Fisika SMAN 9


Mataram

a. I Made Narta Widianta, S.Pd


b. Wildan Hidayat, S.Pd

Wawancara Pakar/Dosen

1. Guru jarang menerapkan


pembelajaran kontekstual
2. Guru kurang perhatian kepada
siswa
3. guru jarang bertanya kepada
siswa mengenai materi yang
belum dipahami
4. Orang tua siswa kurang
membiasakan kegiatan literasi
dan numerasi siswa

Narasumber : Zul Hidayatullah, M.Pd.


Dosen Fisika Universitas Hamzanwadi

4 Belum optimalnya Kajian Literatur Berdasarkan kajian literatur,


pemanfaatan wawancara guru dan pakar, dapat
teknologi dalam Belum semua guru memanfaatkan TIK diperoleh informasi penyebab
pembelajaran dalam menyelenggarakan kegiatan pemanfaatan teknologi dalam
pembelajaran yang diampunya pembelajaran belum optimal
walaupun mereka telah memahami antara lain:
bahwa strategi pembelajaran yang 1. Tidak ada akses untuk
demikian ini sangat menunjang atau memanfaatkan TIK
membantu tingkat penguasaan peserta 2. Tidak adanya sarana TIK
didik terhadap materi pelajaran. 3. Keinginan guru untuk
Kendala pemanfaatan TIK oleh guru berkembang masih kurang
adalah: 4. Guru merasa nyaman
dengan cara mengajarnya
1. Tidak adanya akses, dan enggan merubah gaya
2. Tidak adaanya sarana TIK, mengajarnya
3. Pembelajaran tidak 5. Guru kurang menguasai
mengintegrasikan TIK, teknologi
4. Guru tidak memiliki 6. Guru kurang literasi
7. Sarana prasarana terkait
pengetahuan tentang TIK, dan
teknologi masih kurang
5. Tidak adanya kemauan guru 8. Wawasan guru tentang
untuk memanfaatkan TIK. teknologi masih kurang
9. Guru jarang mengikuti
Sri Lestari, 2015. Faktor-Faktor yang pelatihan (bintek)
Mempengaruhi Pemanfaatan TIK oleh 10. Guru enggan belajar
Guru. kepada yang lebih paham
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go. tentang teknologi karena
usia guru lebih senior dari
id/index.php/jurnalkwangsan/article/vi
tempat belajarnya
ew/29#:~:text=Kendala%20pemanfaat 11. Guru jarang berdiskusi
an%20TIK%20oleh%20guru,kemauan dengan teman sejawat
%20guru%20untuk%20memanfaatkan terkait teknologi.
%20TIK.

Kendala utama dalam pemanfaatan


TIK dalam pembelajaran yang
dihadapi guru di sekolah adalah sarana
dan prasarana pendukung yang
terbatas. Sarana dan prasarana yang
dimaksud adalah komputer, laptop, dan
infokus. Kendala berikutnya yang
cukup tinggi mempengaruhi guru
memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran adalah ketersediaan
jaringan internet dan sinyal.
Selanjutnya kendala berikutnya adalah
ketersediaan listrik. Pengetahuan
teknis guru tentang teknologi informasi
dan komunikasi yang terbatas menjadi
kendala berikutnya dalam pemanfaatan
TIK untuk pembelajaran di kelas.
Kemudian, ketakutan dan
pertimbangan dampak negatif dari
penggunaan alat
berupa handphone (HP) dan laptop di
sekolah menjadi kendala guru
memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran di kelas. Atas
pertimbangan ketakutan
penyalahgunaan alat TIK tersebut,
sekolah mengeluarkan kebijakan
melarang guru membawa HP ke
sekolah. Kendala terkecil penghambat
guru memanfaatkan TIK adalah terkait
pengelolaan data.

Selain kekurangan tersebut, masih ada


jenis kekurangan lainnya yang
dikemukakan oleh beberapa peneliti
sebelumnya, seperti kurangnya waktu,
kurangnya pelatihan TIK, kurangnya
kesempatan mengembang diri dan lain
sebagainya. Tantangan yang paling
umum lainya dilaporkan oleh para
guru, misalnya, kurangnya waktu
mereka miliki. Mereka tidak punya
cukup waktu untuk merencanakan
pelajaran teknologi yang luar biasa
atau menjelajahi berbagai aspek world
wide web (www) atau perangkat lunak.
Sebagian guru berkomentar bahwa
dibutuhkan lebih banyak waktu untuk
merancang proyek yang mencakup
penggunaan teknologi baru daripada
menyiapkan pelajaran untuk mengajar
dengan cara tradisional dengan buku
dan lembar kerja.

Suyanto, 16 Januari 2021. Hambatan


Utama Penggunaan TIK dalam
Pembelajaran dan Strategi
Mengatasinya.
https://suyanto.id/hambatan-utama-
penggunaan-tik-dalam-pembelajaran-
dan-strategi-mengatasinya/

Wawancara Guru/Teman Sejawat

1. Keinginan guru untuk


berkembang masih kurang
2. Guru merasa nyaman dengan
cara mengajarnya dan enggan
merubah gaya mengajarnya
3. Guru kurang menguasai
teknologi
4. Guru kurang literasi
5. Sarana prasarana terkait
teknologi masih kurang

Narasumber : Guru Fisika SMAN 9


Mataram

a. I Made Narta Widianta, S.Pd


b. Wildan Hidayat, S.Pd

Wawancara Pakar/Dosen

1. Wawasan guru tentang


teknologi masih kurang
2. Guru jarang mengikuti
pelatihan (bintek)
3. Guru enggan belajar kepada
yang lebih paham tentang
teknologi karena usia guru
lebih senior dari tempat
belajarnya
4. Guru jarang berdiskusi dengan
teman sejawat terkait
teknologi.
Narasumber : Zul Hidayatullah,
M.Pd. Dosen Fisika
Universitas Hamzanwadi

5 Kurangnya sarana Kajian Literatur Berdasarkan kajian literatur,


prasarana wawancara guru dan pakar, dapat
pendukung Kurangnya sarana dan prasarana diperoleh informasi penyebab
pembelajaran sekolah sangat mempengaruhi potensi kurangnya sarana prasarana
belajar pada anak, apabila sarana dan pendukung pembelajaran antara
prasarana sekolah tidak terpenuhi lain:
maka akan mengganggu proses 1. Koordinasi antara
pembelajaran dan pengajaran di pemerintah daerah dan
Sekolah. Salah satu faktor yang pemarintah pusat belum
mempengaruhi sarana dan prasarana optimal
pendidikan yang kurang merata di 2. Keterbatasan anggaran
sekolah adalah kurangnya koordinasi sekolah
antara pemerintah pusat dan 3. Kurangnya perhatian
pemerintah daerah, terkadang proses pemerintah
pengawasan dan pengontrolan 4. Sekolah masih baru (5
pendidikan yang dilakukan pemerintah tahun),
pusat tidak menjangkau daerah-daerah 5. Dana sekolah terbatas
yang terpencil

Istiqomah, 17 Oktober 2022.


Kurangnya Sarana dan Prasarana
Sekolah Dapat Mempengaruhi
Berkembangnya Kemampuan Diri
Pada Anak.
https://www.kompasiana.com/istiqom
ahuinmataram3915/634cc9c808a8b55
ec03f1dd3/kurangnya-sarana-dan-
prasarana-sekolah-dapat-
mempengaruhi-berkembangnya-
kemampuan-diri-pada-anak

Wawancara Kepala Sekolah/


Guru/Teman Sejawat

1. Keterbatasan anggaran sekolah


2. Kurangnya perhatian
pemerintah
3. Sekolah masih baru (5 tahun),

Narasumber : Nengah Istiqomah,


M.Pd. Kepala SMAN 9 Mataram
Guru Fisika SMAN 9 Mataram

a. I Made Narta Widianta, S.Pd


b. Wildan Hidayat, S.Pd

Wawancara Pakar/Dosen

1. Dana sekolah terbatas

Narasumber : Zul Hidayatullah, M.Pd.


Dosen Fisika Universitas Hamzanwadi

6 Belum optimalnya Kajian Literatur Berdasarkan kajian literatur,


guru dalam wawancara guru dan pakar, dapat
menerapkan Dalam menerapkan model diperoleh informasi penyebab
model-model pembelajaran inovatif guru masih guru belum menerapkan model-
pembelajaran menemukan kendala dan kesulitan. model pembelajaran inovatif
inovatif Berdasarkan observasi yang dilakukan belum optimal antara lain:
oleh peneliti, secara umum kesulitan
yang dialami guru dalam menerapkan 1. kekurangan dan
pembelajaran inovatif adalah keterbatasan sarana dan
kekurangan dan keterbatasan sarana prasarana, dalam
dan prasarana, dalam menggunakan menggunakan media
media pembelajaran seperti infokus, pembelajaran seperti
guru harus bergantian dengan guru infokus, guru harus
lain, sehingga waktu yang tersedia bergantian dengan guru
sangat kurang. Selain itu, kesulitan lain lain, sehingga waktu yang
yang ditemukan adalah dari faktor tersedia sangat kurang
siswa itu sendiri, siswa terbiasa 2. siswa terbiasa dihadapkan
dihadapkan pada pembelajaran pada pembelajaran
konvensional sehingga ketika guru konvensional sehingga
menerapkan salah satu model ketika guru menerapkan
pembeajaran yang mengharuskan salah satu model
siswa aktif, maka siswa tersebut pembeajaran yang
kuranga tau lambat merespon materi mengharuskan siswa aktif,
pelajaran yang diberikan guru, maka siswa tersebut
kemudian kesulitan yang dialami guru kurang atau lambat
yaitu dalam menentukan masalah yang merespon materi pelajaran
tepat, yang dapat memberikan stimulus yang diberikan guru
dan merangsang siswa untuk berpikir 3. Guru kesulitan dalam
kritis dalam suasana diskusi. menentukan masalah yang
R. Nengsih, 2018. tepat, yang dapat
http://digilib.unimed.ac.id/31363/2/9. memberikan stimulus dan
merangsang siswa untuk
%20NIM%202142111018%20CHAP berpikir kritis dalam
TER%20I.pdf suasana diskusi.
4. Wawasan guru mengenai
Wawancara Guru/Teman Sejawat model-model
1. Wawasan guru tentang model- pembelajaran inovatif
model pembelajaran inovatif masih kurang
masih kurang 5. Guru kurang mampu
2. Guru jarang mengikuti memilih model
pelatihan terkait pembelajaran pembelajaran sesuai
inovatif karakteristik materi,
3. Sarana prasarana sekolah siswa, dan gaya belajar
kurang memadai siswa
4. Guru kurang memanfaatkan 6. Guru kurang
lingkungan sebagai media mengembangkan diri
pembelajaran
5. Guru kurang literasi
6. Guru jarang berdiskusi dan
bertukar pengalaman dengan
teman sejawat

Narasumber : Guru Fisika SMAN 9


Mataram

a. I Made Narta Widianta, S.Pd


b. Wildan Hidayat, S.Pd

Wawancara Pakar/Dosen

1. Wawasan guru mengenai


model-model pembelajaran
inovatif masih kurang
2. Guru kurang mampu memilih
model pembelajaran sesuai
karakteristik materi, siswa, dan
gaya belajar siswa
3. Guru kurang mengembangkan
diri

Narasumber : Zul Hidayatullah, M.Pd.


Dosen Fisika Universitas Hamzanwadi

Anda mungkin juga menyukai