Anda di halaman 1dari 13

Nama : Siti Aminah

NIM : 9123110019
Unit Kerja : SMKN H. Moenadi Ungaran
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi penyebab
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
masalah
diidentifikasi
1 Pedagogik Kajian literatur : Hasil Analisis eksplorasi penyebab
litrasi, dan Marwa, (2020) Rendahnya Minat baca siswa pada
numerasi :
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor mata pelajaran PPKn
Peserta didik
masih salah satunya adalah : masalah:
memiliki a. Faktor internal yang berasal dari a. Guru belum maksimal dalam
pemahaman dalam dirinya sendiri yaitu faktor penggunaan metode pembelajaran
yang rendah
minat dan kesadaran, b. Guru belum optimal dalam
dalam
pembelajaran b. Faktor eksternal juga berpengaruh mengelola kelas.
materi PPKn yaitu faktor keluarga, lingkungan c. Guru belum maksimal dalam
sekitar dan faktor teman. Selain itu memberi motivasi akan pentingnya
peran orang tua dan guru juga turut membaca.
mempengaruhi. d. Faktor kebiasaan peserta didik,
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/ind faktor internal dan juga faktor
ex.php/school/article/viewFile/ eksternal,pengaruh lingkungan dan
29137/17297 teman.
e. Siswa lebih tertarik bersosial media
Misdalina Misdalina ( 2022 ) dan game
faktor penyebab rendahnya f. Budaya Sekolah belum
pemahaman siswa terhadap materi yaitu : mendukung.
a. Faktor internal merupakan faktor g. Belum adanya kesadaran akan
yang berasal dari diri siswa yaitu pentingnya membaca
kemampuan membaca, memahami
makna yang terkandung dalam
bacaan, kurangnya membiasakan
membaca, membaca buku atas
perintah guru, siswa jarang mencari
buku atau bahan bacaan sesuai
dengan kebutuhannya, siswa yang
menyelesaikan tugas melalui
internet tanpa buku.
b. Faktor eksternal merupakan yang
disebabkan oleh oleh diri siswa
sendiri yaitu lingkungan sekolah
kurang mendukung, budaya
membaca yang kurang
dilingkungan sekolah, program
literasi belum berjalan maksimal,
mading sekolah yang tidak pernah
diperbaharui.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/
index.php/jpdk/article/view/5465

Rizka Putri Ayuning Lestari Fajar (2022)


Hasil dari penelitian menemukan bahwa :
a. Rendahnya minat dalam membaca,
dari temuan yang ada menunjukan
bahwa adanya kegiatan Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) merupakan
solusi meningkatkan minat baca,
b. Buruknya budaya baca,
c. Rendahnya kemampuan membaca
pemahaman,
d. rendahnya kesadaran membaca dari
berbagai pihak,
e. keterbatasan teknologi.
https://www.journal.umtas.ac.id/
index.php/naturalistic/article/view/2172

Sarlina dalam Jayadi dkk (2017:88)


Faktor-faktor yang mempengaruhi
rendahnya minat baca adalah tersedianya
waktu, status sosial ekonomi keluarga,
lingkungan, dorongan dalam diri, dan
motivasi agar mendapatkan prestasi lebih
baik.
https://repository.uir.ac.id/
12758/1/166810812.pdf

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor


yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Permasalahan di Dalam Lingkungan
Sekolah. Sekolah (pendidikan) merupakan
sebagai salah satu tempat yang dipercaya
untuk melahirkan masyarakat (siswa) yang
mampu membaca dan memiliki bermacam
pengetahuan. Rendahnya minat dan
kemampuan membaca siswa akan memberi
pengaruh pada kemampuan akademik
siswa yang bisa berdampak pada kualitas
kelulusan. Oleh sebab itu perlu diketahui
beberapa hal yang menjadi penyebab
rendahnya kemampuan membaca siswa di
sekolah antara lain yaitu:
a. Terbatasnya sarana dan prasarana
membaca, seperti ketersediaan
perpustakaan dan bukubuku bacaan
yang bervariasi. Masih banyak
sekolah-sekolah di Indonesia yang
masih mengandalkan ketersediaan
buku paket saja untuk kegiatan
belajar di kelas, padahal
ketersediaan buku-buku bacaan
penunjang yang menarik dan
bermutu akan sangat memotivasi
siswa dalam memperluas
pengetahuannya.
b. Kurangnya model (dari kalangan
guru) bagi siswa dalam hal
membaca. Beberapa guru belum
menjadikan membaca sebagai
kebutuhan pendidikan, hal ini dapat
dilihat dari pemanfaatan waktu
luang di sekolah bagi staf dan para
guru
c. Situasi pembelajaran yang kurang
memotivasi siswa untuk
mempelajari buku-buku tertentu di
luar buku-buku paket.
Pembelajaran di kelas lebih sering
masih berpusat pada guru atau
sekedar kegiatan transfer ilmu
dimana siswa hanya dijejali oleh
informasi/pengetahuan dari guru
dan jarang diajak berdiskusi atau
diberi permasalahan tentang materi
yang dibahas untuk diselesaikan
bersama sehingga siswa tidak
termotivasi untuk mencari
informasi dari sumber yang lain
dan tidak terlatih untuk menambah
pengetahuan melalui membaca.
https://www.researchgate.net/profile/
Janan-Witanto/publication/
324182095_Rendahnya_Minat_Baca/
links/5ac44346aca27218eabc1840/
Rendahnya-Minat-Baca.pdf

Wawancara Dengan Guru PP/PPKn


Salimah, S.Pd.
Rendahnya minat membaca siswa dalam
pembelajaran dipengaruhi oleh faktor :
a. Faktor internal ( siswa merasa
malas, tidak ada motivasi, atau
memang anak tersebut tidak suka
membaca ).
b. Faktor eksternal. ( bisa dari
lingkungan sekolah yang kurang
mendukung, bisa dari guru yang
kurang bisa memotivasi, belum
lestarinya budaya literasi,
kebiasaan siswa, terutama pengaruh
pandemi kemarin dan juga
ketergantungan pada HP dalam
mencari informasi secara instan ).

Wawancara Dengan Waka Kurikulum


Indah Linawati, M.Pd.
Mengungkapkan bahwa siswa yang
mempunyai kebiasaan/kegemaran
membaca tentunya memiliki minat
terhadap buku/bacaan. Artinya memang
suka terlebih dahulu, namun ada beberapa
faktor yang paling berpengaruh terhadap
rendahnya minat baca siswa antara lain :
a. Keadaanya zaman/bisa dikatakan
anak anak sekarang terlahir diera
digital/anak melenial.
b. Menganggap siswa yang rajin
membaca tidak gaul/ kutu buku
c. Pertemanan / pergaulan
d. Kurangnya daya dukung keluarga
e. Kurangnya motivasi dari guru
f. Belum tersediannya buku-buku
yang menarik
g. Belum maksimalnya budaya literasi
disekolah.

Imro’atul Azizah, S.Pd., M.Si. Selaku


Kepala SMKN H. Moenadi Ungaran
Sebagai kepala sekolah saya sudah
berusaha secara maksimal agar minat baca
siswa dapat meningkat, terutama faktor
yang paling mendasar adalah guru, guru
adalah kurikulum yang berjalan, sebagus
apapun kurikulum jika tidak bisa
diterapkan oleh guru maka hasilnya juga
tidak maksimal, itu salah satu faktor,
pengelolaan kelas, strategi pembelajaran,
dan jangan jangan gurunya juga malas
membaca. Artinya tidak bisa menyalahkan
siswa secara penuh, sekolah terus berupaya
agar gerakan literasi supaya digaungkan
kembali, apakah nanti pakai literasi digital,
dan sebagainya.

2 Kesulitan Kajian Literatur Hasil Analisis eksplorasi penyebab


belajar siswa Menurut Asmani dalam Malawi (2013: 27) Rendahnya konsentrasi belajar dan
termasuk siswa Ada dua indikator yang dapat dijadikan kurangnya antusias siswa dalam
berkebutuhan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran, siswa cenderung
khusus dan belajar yaitu daya serap terhadap pelajaran diam/pasif
masalah dan perubahan perilaku siswa. Salah satu a. Metode yang digunakan guru tidak
pembelajaran faktor yang dapat mempengaruhi merangsang siswa untuk bertanya.
(berdiferensias rendahnya daya serap siswa adalah b. Kurangnya keberaniaan dalam
i) : konsentrasi. memberikan tanggapan
Rendahnya https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/ c. Kesiapan belajar yang belum
konsentrasi JPKIMIA/article/viewFile/1657/1709 maksimal.
belajar dan
kurangnya Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:
antusias siswa 239)
dalam konsentrasi belajar merupakan kemampuan
pembelajaran, memusatkan perhatian pada pelajaran.
siswa Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada
cenderung isi bahan belajar maupun proses
diam/pasif. memperolehnya. Untuk memperkuat
perhatian pada pelajaran, guru perlu
menggunakan bermacam-macam strategi
belajarmengajar, dan memperhitungkan
waktu belajar serta selingan istirahat.
Menurut Aunurrahman (2012: 180).
Gangguan konsentrasi pada saat belajar
banyak dialami oleh para pelajar terutama
di dalam mempelajari mata pelajaran yang
mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi,
misalnya pelajaran yang berkaitan dengan
ilmu pasti, atau mata pelajaran yang
termasuk kelompok ilmu sosial. Kesulitan
konsentrasi semakin bertambah berat jika
seorang pelajar terpaksa mempelajari
pelajaran yang tidak disukainya atau
pelajaran.
file:///C:/Users/amir/Downloads/
Documents/garuda452164.pdf

Menurut Nuryana (2010: 4)


konsentrasi belajar adalah “suatu aktivitas
untuk membatasi ruang lingkup perhatian
seseorang pada satu objek atau satu materi
pelajaran”. Pendapat selanjutnya oleh
Syafrol (2013: 4) bahwa konsentrasi
belajar adalah: “Pemusatan perhatian pada
suatu kegiatan sebagai kunci utama untuk
mencapai tujuan belajar yang telah
ditentukan, dan meningkatkan konsentrasi
belajar adalah suatu gerakan yang timbul
dari dalam diri untuk menuju pada
pemusatan perhatian sehingga dapat
mencapai tujuan pelajaran yang telah
ditentukan, yang melibatkan fisik, mental,
dan emosional.” Kegiatan belajar yang
siswa lakukan dilakukan secara sungguh-
sungguh dengan memusatkan seluruh
panca indera penciuman, pendengaran,
penglihatan dan fikiran.Bahkan yang
sifatnya abstrak sekalipun yaitu perasaan
dipusatkan pada pelajaran tesebut.
file:///C:/Users/amir/Downloads/
Documents/garuda452164.pdf

Saroni (2006, pp. 82-84),


Lingkungan belajar adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan tempat proses
pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan
ini mencakup dua hal utama, yaitu
lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Kedua aspek lingkungan tersebut dalam
proses pembelajaran haruslah saling
mendukung, sehingga peserta didik merasa
kerasan/betah di 100 | Jurnal At-
Taqaddum, Volume 10, Nomor 1, Juli
2018 sekolah dan mau mengikuti proses
pembelajaran secara sadar dan bukan
karena tekanan ataupun keterpaksaan
file:///C:/Users/amir/Downloads/
Documents/garuda1722694.pdf

Wawancara dengan guru PPKn


Salimah, S.Pd.
Rendahnya konsentrasi siswa
disebabkan siswa merasa lelah, belum
sarapan, pola pembelajaran dll, sehingga
antusias dalam bertanya dan
mengungkapkan pendapat , siswa sering
merasa kurang percaya diri, rendah diri,
yang mebuat mereka malu untuk bertanya
dan tampil untuk mengemukakan
pendapat, sehingga terkesan pasif.
Wawancara Dengan Waka Kurikulum
Indah Linawati, M.Pd.
Kurangnya konsentrasi dan
antusiasnya siswa dalam pembelajaran,
bertanya dan berpendapat dikarenakan
beberapa hal :
1. Siswa tidak mengerti dan tidak tau apa
yang ingin ditanyakan
2. Materi yang disampaikan guru tidak
menarik bagi siswa untuk bertanya
3. Metode yang disampaikan guru dalam
pembelajaran tidak menarik
4. Kurangnya motivasi dan bimbingan
dari guru untuk bertanya atau
mengungkapkan pendapat sehingga
siswa kurang percaya diri. Tentunya
kalau dikaji lebih dalam harus
bertanya langsung kepada siswa.

Wawancara dengan Tim BK


Puan Maharani, S.Pd.
Konsentrasi belajar siswa berkurang
pada saat jam terakhir disebabkan oleh
rasa kantuk, dari pengamatan di sekolah
rata-rata siswa sudah harus bangun dari
jam 4/5 pagi untuk ke sekolah, sebagian
ada yang berjalan kaki , belum sarapan
dari rumah, artinya dari pagi para siswa
sudah merasa lelah, terlebih lagi pada saat
jam terakhir dikarenakan lelah, konsentrasi
siswa pun menurun.
3 Literasi dan Kajian Literatur Hasil Explorasi Masalah Kemampuan
numerasi, Tri Nuraini (2022) siswa masih rendah dalam memahami
advanced Adapun faktor yang dapat menyebabkan materi dan soal-soal berbasis HOTS
material,misk peserta didik kelas mengalami kesulitan Guru belum memahami secara
onsepsi, dalam menyelesaikan soal berbasis HOTs, maksimal pembelajaran yang berbasis
HOTS : yaitu karena peserta didik yang belum HOTS.
Kemampuan terbiasa dalam menyelesaikan soal berbasis
siswa masih HOTs, peserta didik masih memerlukan
rendah dalam bantuan orang lain dalam menyelesaikan
mengerjakan soal, kesulitan dalam memahami kalimat
soal-soal yang atau maksud dari soal, kurang teliti dalam
berbasis membaca dan memahami soal, serta
HOTS. pemahaman materi yang kurang. Dalam
menyelesaikan soal HOTs terkadang guru
perlu memberi stimulus pada peserta didik
agar peserta didik dapat menyelesaikan
soal HOTs tersebut.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/
jurnal-penelitian-pgsd/article/view/44430

Mesi Aryani (2021)


Berdasarkan pendapat siswa diatas dapat
diketahui bahwa dalam proses
pembelajaran guru lebih dominan atau
sering menggunakan metode ceramah
dalam menjelaskan materi kepada siswa,
sehingga hal ini secara otomatis akan
menyebabkan siswa kurang mendapatkan
ruang untuk mengemukakan pendapatnya
saat proses belajar berlangsung, karena
seperti yang telah diketahui bahwa metode
ceramah dalam belajar Naradidik ISSN:
2827-864X (Online) 108 (Penyebab
Sulitnya Siswa …) komunikasi yang
berlangsung hanya terjadi satu arah yakni
bersumber dan hanya terpusat kepada guru
yang menjelaskan di depan kelas. Selain
itu, metode ceramah juga akan
menyebabkan siswa kurang terlatih
kemampuan berfikirnya karena hanya
terbiasa menerima materi yang dijelaskan
oleh gurunya di depan kelas dan hal
tersebut nantinya juga akan berdampak
kepada sulitnya siswa dalam mengerjakan
soal-soal yang memerlukan kemampuan
berfikir yang lebih jauh lagi (kompleks).
Penyebab guru banyak menggunakan
metode ceramah dikarenakan kurang
mendapatkan pelatihan mengenai
pembelajaran HOTS dan soal HOTS.
file:///C:/Users/amir/Downloads/12-Article
%20Text-230-1-10-20220331.pdf

Horan, 2007).
Budsankom dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa faktor lingkungan
kelas, psikologis siswa dan karakteristik
intelektual siswa dapat mempengaruhi
langsung pada HOTS siswa dan diperoleh
data pengaruh faktorfaktor tersebut sebesar
96,8% (Budsankom, Sawangboon,
Damrongpanit, & Chuensirimongkol,
2005). Lingkungan kelas menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi HOTS hal
tersebut dapat disebabkan karena
lingkungan kelas yang kondusif dan
nyaman dapat mengarahkan siswa dalam
pengembangan Rizki Pratama Dalman,
Junaidi Junaidi 111 Naradidik: Journal of
Education & Pedagogy keterampilan untuk
pemecahan masalah lingkungan dan dalam
proses berfikir. Psikologis mengacu pada
karakteristik pelaku individu yang dapat
mempengaruhi kegiatan pembelajaran dan
proses berfikir yang dapat berperan
menjadi wadah untuk mengekspresikan
perasaan siswa. Sedangkan untuk
karakteristik intelektual mencakup
kompetensi dalam proses berfikir dan
kemampuan memecahkan masalah dengan
cara yang berbeda.
file:///C:/Users/amir/Downloads/12-Article
%20Text-230-1-10-20220331.pdf

Setiawati (2018)
faktor internal dari siswa itu sendiri tetapi
juga disebabkan guru yang tidak
menjelaskan dan tidak membiasakan siswa
dalam mengerjakan soal HOTS. Penyebab
guru yang tidak membiasakan
pembelajaran dan soal HOTS kepada siswa
disebabkan oleh kurangnya pelatihan
tentang HOTS yang diberikan kepada
guru.
file:///C:/Users/amir/Downloads/12-Article
%20Text-230-1-10-20220331.pdf

Wawancara dengan Guru PPKn


Salimah, S.Pd.
sudah ada beberapa guru yang
menerapkan, tetapi belum bisa di sesuaikan
dengan karakter siswa dikarenakan
penyebab dari guru sendiri yang tidak
membiasakan siswa melalui media atau
rencana pembelajaran yang guru susun,
sehingga siswa belum mampu untuk
melaksankan pembelajaran berfikir tingkat
tinggi
Wawancara dengan Waka Kurikulum
Indah Linawati, M.Pd.
Ada dua Faktor, faktor siswa sendiri,
karena kurangnya membaca menyebabkan
siswa tidak bisa merangkai pemikiran
untuk berfikir kritis, dan faktor dari guru
kurang membiasakan untuk memberikan
soal-soal atau pemahaman tentang
pembelajaran HOTS

Wawancara dengan tim pengembang


kurikulum
Sri Yuni Rochmawati, S.Pd.
Karena faktor karakter siswa yang berbeda
beda bisa dilihat dari tingkat sosial, tingkat
ekonomi, sehingga penerapan
pembelajaran berbasis HOTS belum
maksimal karena harus menyesuaikan
dengan semua karakter siswa.

4 Pemanfaatan Susanto dalam Hartoyo (2012) Setelah di analisis, masalah siswa


teknologi/inov Mengatakan bahwa keberhasilan belum memahami pembelajaran
asi dalam pemanfaatan teknologi ditentukan oleh berbasis ICT dikarenakan :
pembelajaran : empat komponen yang saling berkaitan,
Siswa kurang ketidakhadiran atau kurang optimalnya a. Keterbatasan pengetahuan
memahami kualitas salah satu komponen saja dapat tentang teknologi membuat
guru takut gagal dalam
pembelajaran menyebabkan keseluruhan sistem tidak mengintegrasikannya didepan
berbasis ICT, dapat berfungsi dengan baik. Keempat kelas dengan demikian
menggunakan komponen itu adalah: membuat guru tidak percaya
aplikasi  Technoware (object-embodied diri untuk menggunakannya
wordwall. technology). Komponen ini berkaitan dalam pembelajaran. (guru
dengan wujud peralatan seperti manual, belum memilki kompetensi
ICT dalam proses belajar)
peralatan elektronik, mesin-mesin, serta
b. Faktor selanjutnya yaitu guru
fasilitas lain yang terintegrasi. tidak memiliki motivasi untuk
 Humanware (person-embodied mempelajari teknologi yang
technology). Komponen ini berkaitan berkembang, guru malas untuk
dengan kualitas sumber daya manusia serta menerapkan hal baru dalam
kemampuan pemasangan, pengoperasian, pembelajaran yang dianggap
rumit dan malas untuk
perbaikan, dan pemeliharaan.
mengikuti arus teknologi yang
 Orgaware (intution-embodied berkembang begitu cepat.
technology). Komponen ini berkaitan c. keterbatasan waktu untuk
dengan wujud organisasi atau institusi mempelajari teknologi ICT
pendidikan seperti keterkaitan hubungan
individual, kolektif, departemental, atau
lingkungan yang lebih jauh lagi yaitu
industri, nasional, internasional, dan lain-
lain.
 Infoware (document - embodied
technology). Komponen yang berkaitan
dengan wujud informasi serta spesifikasi,
penggunaan, generalisasi, cara-cara
memperoleh data dan informasi, serta
kegiatan lainnya yang berkaitan dengan
usaha untuk menghasilkan informasi yang
akurat secara efektif dan efisien.
Pengajaran berbasis E-learning dalam
bahasa Indonesia dapat dilakukan ketika
proses pembelajaran di laboratorium
bahasa. Untuk mengajarkan keterampilan
berbicara dapat menggunakan program
audio yang terkoneksi satu dengan yang
lainnya. Guru hanya mengawasi dan
membimbing siswa. Pemanfaatan E-
learning dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia ketika proses pembelajaran
berlangsung. Misalnya, ketika siswa
praktik membaca berita lewat program
audio, siswa yang lain akan menyimak,
mencermati, dan mencatat apa yang
dianggap penting. Setelah itu siswa akan
saling" berinteraksi (tanya jawab) melalui
microphone yang sudah terkoneksi dengan
dipandu oleh guru. Siswa akan lebih
antusias dan respon terhadap pembelajaran
di laboratorium bahasa tersebut.
file:///C:/Users/amir/Downloads/3026-
5012-1-PB.pdf

Hartoyo. 2012
a. Kepercayaan diri guru kurang dalam
menggunakan TIK dalam
melaksanakan proses PBM. Guru takut
gagal mengajar melalui penggunaan
TIK yang saat ini sangat disarankan.
Walaupun penggunaannya ICT dalam
proses pembelajarn sangat disarankan
oleh para ahli.
b. Kurangnya kompetensi guru, yang
dimaksud disini adalah kurangnya
kompetensi guru dalam
mengintegrasikan TIK kedalam
pedagogis praktek, yaitu tidak memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam
menggunakan komputer dan tidak
antusias tentang perubahan dan
integrasi dengan belajar yang
menggunakan computer dalam kelas
mereka.
c. Sikap guru dan resistensi yang melekat
terhadap perubahan. Sikap dan
resistensi guru untuk mengubah tentang
penggunaan strategi baru yaitu dengan
integrasi TIK dalam PBM. Hal ini
dimaksudkan dengan sikap guru bahwa
penggunaan TIK dalam PBM tidak
memiliki mamfaat atau keuntungan
yang jelas. Dalam Era Teknologi,
Informasi, dan Komonikasi (TIK) atau
Information, Comunications, and
Technology (ICT), pada saat ini ICT di
kelas sangat penting untuk memberikan
kesempatan bagi keberhasilan belajar
siswa pada era tahun informasi saat ini.
Dengan menggunakan ICT maka
hambatan dalam pembelajaran dapat
teratasi. Temuan menunjukkan bahwa
guru memiliki keinginan yang kuat
untuk mengintegrasikan TIK ke dalam
pendidikan, tapi itu, mereka menemui
banyak hambatan. Hambatan utama
adalah : 1. Kurangnya confidence,
kepercayaan. 2. Kurangnya kompetensi.
3. Kurangnya akses ke sumber daya.

file:///C:/Users/amir/Downloads/3026-
5012-1-PB.pdf

Alwi, S. (2017)
Guru menggunakan media pembelajaran
online untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Media pembelajaran
online yang digunakan guru yaitu
WhatsApp, Google classroom dan Zoom.
Di dalam penggunaan media pembelajaran
online, guru mengalami kesulitan.
Kesulitankesulitan guru dalam penggunaan
media pembelajaran online yaitu
Merancang media berbasis IT,
Mengoperasikan media berbasis IT, Sarana
dan Prasarana, dan Kreatifitas guru. Jadi,
guru menggunakan media pembelajaran
online seperti WhatsApp, Google
Classroom dan Zoom. akan tetapi di dalam
penggunaan media pembelajaran online,
guru mengalami kesulitan. Kesulitan yang
dialami guru yaitu guru kesulitan
merancang media berbasis IT,
mengoperasikan media berbasis IT, sarana
dan prasarana yang tidak lengkap, serta
yang terakhir adalah kreatifitas guru.

https://ejurnal.iainlhokseumawe.ac.id/
index.php/itqan/article/view/107.

(Muskania & Zulela MS, 2021).


Agar kegiatan belajar mengajar tetap dapat
dilaksanakan dengan baik, maka guru
dituntut untuk menggunakan media
pembelajaran online. Media pembelajaran
online adalah suatu proses pembelajaran
yang memanfaatkan teknologi informasi
berupa komputer yang dilengkapi dengan
sarana telekomunikasi (internet, intranet,
ekstranet) dan multimedia (grafis, audio,
video) sebagai media utama dalam
penyampaian materi dan interaksi antara
pengajar dan pembelajar
https://ejurnal.iainlhokseumawe.ac.id/
index.php/itqan/article/view/107.

(Pentury, 2017).
Kreativitas guru dalam proses belajar
mengajar mempunyai peranan penting
dalam memotivasi belajar siswanya.
Kreativitas diartikan sebagai kemampuan
untuk menciptakan suatu produk baru, baik
yang benar-benar baru sama sekali maupun
yang merupakan modifikasi atau
perubahan dengan mengembangkan hal-
hal yang sudah ada. Salah satu yang
mempengaruhi dalam proses belajar
mengajar adalah guru, yang merupakan
faktor eksternal sebagai penunjang
pencapaian hasil belajar yang optimal.
Kreativitas guru mempengaruhi motivasi
belajar siswa, tidak hanya mengacu pada
hal-hal yang berkaitan dengan proses
pembelajaran semata seperti pemberian
materi pembelajaran, penggunaan metode
atau lainya, tetapi juga perwujudan
perilaku guru sendiri yang luwes,
komunikatif, menyenangkan,
membimbing, kesejajaran dan lain
sebagainya.

file:///C:/Users/amir/Downloads/laba,
+2.+JP2+VOL.+4,+NO.
+2+Rose+Winda+211-221%20(1).pdf

Wawancara dengan teman sejawat


Fariz Kurniadi, S.Pd.
Penyebab belum maksimalnya guru
dalam pemanfaatan teknologi, faktor dari
guru itu sendiri karena kurang dalam
pemanfaatan sarana dan prasarana yang
telah di sediakan sekolah.
Wawancara dengan guru TIK
Cumidatus Saripah, S.Pd.
Belum maksimal karena beberapa faktor :
a. Kelengkapan sarana dan prasarana di
sekolah belum memadai
b. Penguasaan penggunaan teknologi dari
guru maupun dari siswa masih kurang
c. Jaringan internet yang kurang baik
sehingga belum menunjang untuk
menggunakan internet di sekolah
Wawancara dengan Tim Pengembang
Kurikulum
Sri Yuni Rochmawati, S.Pd.
a. Keterbatasan pengetahuan tentang
teknologi membuat guru takut gagal
dalam mengintegrasikannya didepan
kelas dengan demikian membuat guru
tidak percaya diri untuk
menggunakannya dalam pembelajaran.
b. Faktor selanjutnya yaitu guru tidak
memiliki motivasi untuk mempelajari
teknologi yang berkembang, guru malas
untuk menerapkan hal baru dalam
pembelajaran yang dianggap rumit dan
malas untuk mengikuti arus teknologi
yang berkembang begitu cepat.
c. fasilitas, kemampuan guru serta
keterbatasan waktu saling berpengaruh,
dengan bertambahnya umur, waktu
yang terbatas, dan fasilitas seorang guru
berdampak terhadap kemampuan
seorang guru dalam menggunakan
teknologi dan keterbatasan waktu untuk
mempelajari teknologi akan sangat
mempengaruhi kemampuan guru
Wawancara dengan Waka Sarpras
Teguh Santoso, M.Pd.
a. Keterbatasan pengetahuan tentang
teknologi membuat guru takut gagal
dalam mengintegrasikannya didepan
kelas dengan demikian membuat guru
tidak percaya diri untuk
menggunakannya dalam pembelajaran.
b. Faktor selanjutnya yaitu guru tidak
memiliki motivasi untuk mempelajari
teknologi yang berkembang, guru malas
untuk menerapkan hal baru dalam
pembelajaran yang dianggap rumit dan
malas untuk mengikuti arus teknologi
yang berkembang begitu cepat.
c. Faktor sarana dan prasarana sekolah
yang belum cukup memadahi
kebutuhan siswa dan guru.

Anda mungkin juga menyukai