Anda di halaman 1dari 198

Panduan Kepramukaan

LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Setiap Negara mempunyai Lambang Negara menggambarkan


kedaulatan, kepribadian dan kemegahan Negara itu. Dalam tahun
1950 Pemerintah Republik Indonesia membentuk suatu panitia
khusus untuk menciptakan suatu Lambang Negara.
Panitia tersebut berhasil menciptakan Lambang Negara Republik
Indonesia yang berbentuk Garuda Pancasila. Lambang Negara
Garuda Pancasila itu disahkan dengan peraturan Pemerintah No. 66
tahun 1951.
1. Penggunaan Lambang Negara ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah No. 43 tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang
Negara.
1. Lambang Negara dapat digunakan sebagai Lencana oleh
warganegara Indonesia yang berada di luar negri.
2. Jika Lambang Negara digunakan sebagai Lencana, maka
Lambang itu harus dipasang pada dada sebelah kiri diatas
2. Pasal 12, Peraturan Pemerintah no.43 tahun 1958 berbunyi :
1. Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah tentang panji dan bendera jabatan,
maka dilarang menggunakan Lambang Negara
bertentangan denga Peraturan Pemerintah ini.
2. Pada Lambang Negara dilarang menaruh huruf, kalimat,
angka, gambar, atau tanda-tanda lainnya.
3. Dilarang menggunakan Lambang Negara sebagai
perhiasan, cap dagang, reklame perdagangan atau
propaganda politik dengan cara apapun juga
3. Pasal 13, Peraturan Pemerintah No.43 tahun 1958 berbunyi
Lambang untuk perorangan, perkumpulan, organisasi politik
atau perusahaan tidak boleh sama atau pada pokoknya
menyerupai Lambang Negara

SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA

Setiap bangsa di dunia ini memiliki lagu kebangsaannya. Lagu


kebangsaan itu bukanlah sekedar merupakan lagu untuk keindahan
belaka, tetapi merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional
bangsa yang bersangkutan. Ia merupakan sublimasi api perjuangan
bangsa dalam mencapai cita-cita nasional dan mempertahankan
kemerdekaan dan kehormatan bangsa.
a. Setiap bangsa gembira, bersemangat dan bangga apabila
mendengar lagu kebangsaannya dinyatakan dan didengungkan
dan mereka menghormatinya dengan khidmat.
b. Suatu insiden antara dua bangsa akan terjadi apabila suatu
bangsa mempermainkan atau menghina lagu kebangsaan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

bangsa lain. Penghinaan terhadap suatu lagu kebangsaan


dirasakan sebagai penghinaan terhadap bangsa pemilik lagu
kebangsaan itu. Dalam hubungan internasional antara bangsa-
bangsa di dunia, maka setiap bangsa berkewajiban untuk
menghormati bangsa lain.
c. Lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah milik bangsa
Indonesia. “Indonesia Raya” merupakan ungkapan dan cetusan
cita-cita nasional bangsa Indonesia. Ia merupakan sublimasi api
perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan
mempertahankan kemerdekaan dan Negara Indonesia. Ia
merupakan pula pemersatu bangsa dan tekad bangsa
Indonesia.
d. “Indonesia Raya” yang berkumandang di seluruh pelosok tanah
air Indonesia selama perang kemerdekaan di Indonesia, telah
mengorbankan semangat dan keberanian rakyat dan pemuda
Indonesia untuk bertempur sampai titik darah penghabisan
dalam mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan,
meskipun mereka hanya menggunakan bambung runcing
untuk melawan tentara colonial yang bersenjata modern. Oleh
karena itu bagi bangsa Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia
Raya dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih adalah
kehormatan bangsa dan Negara Indonesia.
e. Gerakan Pramuka mempunyai tugas untuk menjadikan setiap
Pramuka Indonesia sebagai patriot bangsa yang sanggup dan
berani mempertahankan serta mempunyai rasa hormat yang
tinggi terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya.
f. Oleh karena itu, kepada setiap Pramuka Indonesia harus
ditanamkan dan ditumbuhkan rasa cinta dan rasa hormat
terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya. Untuk itu, maka
setiap Pramuka Indonesia harus mengetahui dan menghayati
arti dan sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam
perjuangan bangsa Indonesia merebut, mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan. Setai Pramuka harus mampu
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan benar
dan baik serta memiliki rasa hormat terhadapnya.
g. Tugas Pembina Pramuka antara lain adalah untuk membina
setiap Pramuka menjadi patriot yang memiliki rasa hormat
kepada dan kesanggupan berkorban demi abadinya Lgu
Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia.
h. Untuk suksesnya tugas itu, maka setiap Pembina Pramuka
pertama-tama harus menjadikan dirinya sebagai patriot yang
memiliki rasa hormat kepada dan kesanggupan berkorban
demi abadinya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi
Indonesia. Dia adalah contoh hidup bagi setiap pramuka.
i. Uraian tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya beserta
sejarahnya ini hanya sekedar pegangan bagi para Pembina
Pramuka dalam melaksanakan tugasnya. Namun demikian,
setiap Pembina Pramuka berkewajiban untuk berusaha mencari
bahan-bahan yang berkaitan dengan Lagu kebangsaan
Indonesia Raya.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA


“Indonesia Raya” sebelum 17 Agustus 1945.
1. Lagu “Indonesia Raya” adalah gubahan komponis Muda
Indonesia bernama Wage Rudolph Soepratman.
2. Almarhum Wage Rudolph Soepratman adalah seorang guru dan
juga pernah menjadi wartawan surat kabar “Kaoem Moeda”
dan pengarang buku. Sejak kecil Soepratman gemar sekali
bermain biola.
3. Wage Rudolph Soepratman adalah putra seorang sersan
Instruktur Mas Senen Sastrosoehardjo. Soepratman dilahirkan
di Jatinegara pada tanggal 9 Maret 1903 dan meninggal dunia
pada malam selasa tanggal 16 Agustus di Surabaya.
4. Semangat nasional telah mengisi seluruh jiwa Soepratman
pada waktu itu. Semangat yang berwujud kemauan ingin
menciptakan Lagu Kebangsaan. Akhirnya ia dapat menciptakan
Lagu Indonesia Raya.

Lagu Indonesia Raya tiu dipersembahkan oleh Soepratman


kepada masyarakat di dalam konggers Pemuda Indonesia tanggal
28 Oktober 1928 di Gedung Indonesiche Club, Jln.Kramat 106
Jakarta. Lagu Indonesia Raya untuk pertama kali diperdengarkan
dalam Konggres itu sesuai pula dengan semangat Persatuan
Pemuda yang menyala-nyala pada waktu itu, maka ketika Lagu
Indonesia Raya diperkenalkan kepada peserta konggres, dengan
serta merta lagu itu mendapat sambutan yang hangat sekali.
Sejak tiu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu
dibuka dan ditutup dengan Lagu Indonesia Raya. Semua Organisasi
Rakyat Indonesia, Partai Politik, Organisasi Pemuda, Wanita,
Kepanduan (Kepramukaan), seluruh rakyat Indonesia yang sadar,
mengakui lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan.
Pada jaman penjajahan, Lagu Indonesia Raya sering dilarang,
dihalang-halangi oleh Pemerintahan Kolonial Belanda oleh suatu
ketika Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah Belanda telah
pula meminta agar kata-kata dalam lagu Indonesia Raya diubah.
Akan tetapi berkat semangat perjuangan dan Peraturan Rakyat dan
Pemuda Indonesia segala rintangan itu dpata dilenyapkan

“Indonesia Raya” setelah 17 Agustus 1945.


Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945, Lagu Indonesia Raya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan.
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya selama perang Kemerdekaan
telah merupakan sublimasi pengorbanan perjuangan rakyat dan
Pemuda Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan
serta menegakkan Kemerdekaan.
Dalam Undang-Undang Dasar sementara Republik Indonesia
tahun 1950 pasal 3 ayat 2 Lagu Indonesia Raya ditetapkan dengan
resmi sebagai Lagu Kebangsaan Indonesia.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

PERATURAN PENGGUNAAN LAGU KEBANGSAAN INDONESIA


RAYA

Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diatur dengan Peraturan


Pemerintah No. 44 tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya, meliputi :
Ketentuan Umum Penggunaan Lagu Indonesia Raya (Lagu
Kebangsaan)
Penggunaan Lagu Kebangsaan bersama-sama dengan Lagu
Kebangsaan Asing
Penggunaan Lagu Kebangsaan Asing sendiri
Tata tertib dalam penggunaan Lagu Kebangsaan
Aturan hukum
a. Bab I, pasal 1, Peraturan Pemerintah No.44 tahun 1958,
berbunyi :
“….(1) Lagu Kebangsaan Republik Indonesia Raya, selanjutnya
disebut “Lagu Kebangsaan” ialah Lagu Indonesia Raya.
(2) Lagu Kebangsaan tersebut dengan kata-katanya ialah
seperti tertera pada lampiran-lampiran Peraturan Pemerintah
ini…”
b. Bab II, pasal 4, Peraturan Pemerintah No.44 tahun 1958,
berbunyi :“….(1) Lagu Kebangsaan diperdengarkan /
dinyanyikan :
1. Untuk menghormati Kepala Negara / Wakil Kepala Negara
2. Pada waktu penaikan atau penurunan Bendera
Kebangsaan yang diadakan dalam upacara, untuk
menghormati Bendera itu.
3. Untuk mengormati Kepala Negara Asing.
c. Bab II, Pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1958
berbunyi :“….dilarang : Menggunakan Lagu Kebangsaan untuk
reklame dalam bentuk apapun juga. Menggunakan bagian-
bagian daripada Lagu Kebangsaan dalam gubahan yang tidak
sesuai dengan kedudukan dalam Lagu Indonesia Raya sebagai
Lagu Kebangsaan…”
d. Bab V, pasal 9, Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1958,
berbunyi :“…..Pada waktu Lagu Kebangsaan diperdengarkan /
dinyanyikan pada kesempatan-kesempatan dimaksud dalam
pearturan ini maka orang yang hadir, berdiri tegak di tempat-
tempat masing-masing. Mereka yang berpakaian seragam dari
suatu Organisasi memberi hormat dengan cara yang telah
ditetapkan untuk organisasi itu. Mereka yang tidak berpakaian
seragam, memberi hormat dengan meluruskan lengan bawah
dan meletakkan tapak tangan dengan jari rapat pada paha,
sedang menutup kepala harus dibuka, kecuali kopiah, ikat
kepala, sorban dan kundung atau topi. Warna yang dipakai
menurut agama atau kebiasaan….”
Setiap aanggota Gerakan Pramuka berkewajiban untuk menghayati,
melaksanakan dan mentaati Peraturan Pemerintah No. 44 tahun
1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

SEJARAH KEPRAMUKAAN
A. Pendahuluan
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah
satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan
bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu
perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di
Indonesia.

B. Sejarah Singkat Gerakan Pramuka


Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu
akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland
atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda
gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh
orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland
Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu
Hindia Belanda).
Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk
organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia
Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional.
Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan
antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java
Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP
(Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).
Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda
menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim
menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.
Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah
Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti
IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra)
bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia).
Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar
Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat
Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia
dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan,
Seinendan dan PETA.
Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu
Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala
sebagai satu-satunya organisasi kepanduan.
Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi
100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi
organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13
September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia)
tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi


melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan
Kepanduan Indonesia).
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat
Perkindo masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan
Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi
gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis.
Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya
dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka
perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang
Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961
ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden
Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.
Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah
ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia
yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan
sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang
keberadaannya.

C. Perkembangan Gerakan Pramuka


Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka
tentang prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan
yang pelaksanaannya seperti tersebut di atas ternyata banyak
membawa perubahan sehingga pramuka mampu
mengembangkan kegiatannya. Gerakan pramuka ternyata
lebih kuat organisasinya dan cepat berkembang dari kota ke
desa.
Kemajuan Gerakan Pramuka akibat dari sistem Majelis
Pembimbing yang dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat
Nasional sampai tingkat Gugus Depan. Mengingat kira-kira 80
% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan 75 % adalah
petani maka tahun 1961 Kwarnas Gerakan Pramuka
menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di
bidang pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama
di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat menarik
perhatian Pimpinan Masyarakat. Maka tahun 1966 Menteri
Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi
bersama pembentukan Satuan Karya Taruna Bumi. Kemudian
diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari.
Untuk menghadapi problema sosial yang muncul maka pada
tahun 1970 menteri Transmigrasi dan Koperasi bersama
dengan Ka Kwarnas mengeluarkan instruksi bersama tentang
partisipasi gerakan pramuka di dalam penyelenggaraan
transmigrasi dan koperasi. Kemudian perkembangan gerakan
pramuka dilanjutkan dengan berbagai kerjasama untuk
peningkatan kegiatan dan pembangunan bangsa dengan
berbagai instansi terkait.

SEJARAH KEPRAMUKAAN DUNIA


A. Pendahuluan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan


kita tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan
kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell.
Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari
pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah
yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan
kepramukaan.

B. Riwayat hidup Baden Powell


Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert
Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor
Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika
Stephenson masih kecil.
Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan
kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya :
a. Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan
pembinaan watak ibunya.
b. Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar,
berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya.
c. Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu,
suka main musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang
dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.
d. Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada
Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda
yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih
panca indera kepada Kimball O’Hara.
e. Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan
selama 127 hari dan kekurangan makan.
f. Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan
mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.
Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang
merupakan petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat
melaksanakan tugas penyelidik dengan baik.
William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris
minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan
pengalaman beliau itu.
Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di
berbagai wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau
Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari.
Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat
terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 menikah dengan
Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau
mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden
Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya,
Afrika.

C. Sejarah Kepramukaan Sedunia


Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya
untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan
tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”.
Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya


untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes
didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama
Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan
nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book
karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku
ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di
hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka
yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan
buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia).
Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus
mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama
di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27
Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak
Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).
Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen,
Denmark
Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead,
Inggris
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal,
Belanda
Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis
Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild,
Inggris
Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi
dibatalkan
Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia
Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XX di Thailand
.......

Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina


Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari
sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau
mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian
digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka
dengan nama Gilwell Park.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9


orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan
tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari
London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro
kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan
Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris).
Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang
pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi
oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor
kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria.
Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di
London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab,
Afrika dan Amerika Latin.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang


mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka.
Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo
Admodipura, seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di
lingkungan Departemen Pertanian dan kemudian digunakan sejak
16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan Surat Keputusan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.

Bentuk dan Arti Kiasan


Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas
kelapa. Arti kiasan lambang gerakan pramuka :
1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah
cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama,
yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang
tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka
merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang
bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap
anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah dan
jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam
menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam
menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada
tanah air dan bangsa Indonesia.
3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya
daya upaya dalam menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia
berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga.
4. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah
satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang
tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap
tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang
itu mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap pramuka yang
berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik,
benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai
olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
6. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga
akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka
adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan
kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan
negara Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

Penggunaan Lambang
Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji,
bendera, papan nama kwartir dan satuan, tanda pengenal
administrasi gerakan pramuka. Penggunaan tersebut dimaksudkan
sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan meningkatkan
kegiatan gerakan pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada
lambang gerakan pramuka tersebut.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Gambar lambang gerakan pramuka

Struktur Organisasi Gerakan Pramuka

VISI

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

“Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal


masalah-masalah kaum muda"
MISI
1. Mempramukakan kaum muda
Yang dimaksud dengan mempramukakan tidak berarti bahwa
seluruh kaum muda itu dimasukkan sebagai anggota Gerakan
Pramuka tetapi lebih pada tataran jiwa dan prilaku kaum muda
yang sesuai dengan pramuka sebagai bagian dari masyarakat
indonesia.
2. Membina anggota yang berjiwa dan berwatak Pramuka,
berlandaskan iman dan taqwa (Imtaq) serta selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)
Bahwa semua sendi program pendidikan yang dilaksanakan
Gerakan Pramuka harus dilandaskan pada Iman dan taqwa dan
selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga apapun yang dilakukan perlu mengikuti
perkembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan pada
eranya.
3. Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki
jiwa bela Negara
Gerakan pramuka memiliki salah satu tugas yakni menyiapkan
kader bangsa sehingga diperlukan adanya pendidikan yang
khusus. Untuk itu, karena disadari bahwa perlunya pendidikan
bela negara sebagai bagian dari kebutuhan bangsa dan
Negara.
4. Menggerakkan anggota dan organisasi Gerakan Pramuka agar
peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah
kemasyarakatan.
Hal ini dilakukan untuk memantapkan jati diri Gerakan Pramuka
melalui kode kehormatannya dan sekaligus sebagai
pencerminan anggota Pramuka yang tanggap terhadap
permasalahan pada lingkungan sekitarnya

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DAN METODE


KEPRAMUKAAN
1. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dari
pendidikan lain.
2. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
merupakan dua unsur proses pendidikan terpadu yang harus
diterapkan dalam setiap kegiatan.
3. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
dilaksanakan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi,
dan kondisi masyarakat.

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN


1. Prinsip Dasar Kepramukaan adalah:
a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;
b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan
alam seisinya;
c. Peduli terhadap diri pribadinya;
d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang


anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan
melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi
peserta didik dibantu oleh pembinanya, sehingga pelaksanaan dan
pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian,
kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai
pribadi maupun anggota masyarakat.
Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah
hakekat pramuka, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
makhluk sosial, maupun individu yang menyadari bahwa diri
pribadinya :
Mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai
tata-cara dari agama yang dipeluknya serta menjalankan segala
perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup
bersama dengan makhluk lain yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang
Maha Esa, khususnya sesama manusia yang telah diberi derajat
yang lebih mulia dari makhluk lainnya. Dalam kehidupan bersama
didasai oleh prinsip peri kemanusiaan yang adil dan beradab.
Diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha
Esa di bumi yang berunsurkan tanah, air dan udara yang
merupakan tempat bagi manusia untuk hidup bersama,
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan
rukun dan damai.
Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan
lingkungan sosial serta memperkokoh persatuan, menerima
kebhinnekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat
menunjang/memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya.
Karena itu manusia wajib peduli terhadap lingkungan hidupnya
dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan
hidup yang baik

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

SISTEM AMONG

1. Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan


antara pembina dengan anggota muda dan anggota dewasa
muda menggunakan sistem among.
2. Sistem Among berarti mendidik anggota Gerakan Pramuka
menjadi insan merdeka jasmani, rokhani, dan pikirannya,
disertai rasa tanggungjawab dan kesadaran akan pentingnya
bermitra dengan orang lain.
3. Sistem among mewajibkan anggota dewasa Gerakan Pramuka
melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
a. Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi
teladan;
b. Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah
membangun kemauan;
c. Tut wuri handayani maksudnya dari belakang memberi
dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian.
4. Dalam melaksanakan tugasnya anggota dewasa wajib bersikap
dan berperilaku berdasarkan:
a. Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepatutan,
kesederhanaan, kesanggupan berkorban dan rasa
kesetiakawanan sosial.
b. Disiplin disertai inisiatif dan tanggungjawab terhadap diri
sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan
lingkungan hidup, serta bertanggung-jawab kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
5. Hubungan anggota dewasa dengan anggota muda dan
anggota dewasa muda merupakan hubungan khas, yaitu setiap
anggota dewasa wajib memperhatikan perkembangan anggota
muda dan anggota dewasa muda secara pribadi agar perhatian
terhadap pembinaannya dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuan kepramukaan.
6. Anggota Dewasa berusaha secara bertahap menyerahkan
pimpinan kegiatan sebanyak mungkin kepada anggota dewasa
muda, sedangkan anggota dewasa secara kemitraan memberi
semangat, dorongan dan pengaruh yang baik.

MOTTO GERAKAN PRAMUKA


Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses
pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka
bahwa setiap megikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk
mengamalkan kode kehormatan Pramuka.

Motto Gerakan Pramuka adalah “ SATYAKU KUDARMAKAN


DARMAKU KUBAKTIKAN “

Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka,


antara lain :
1. Menanamkam rasa percaya diri.
2. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa
dan negara.
3. Siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

4. Rasa bangga sebagai Pramuka.


5. Memiliki Buadaya Kerja yang dilandasi pengabdiannya.

Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi


anggota Pramuka dalam merealisasikan pengamalan Satya dan
Darma Pramuka dalam kehidupan sehari hari.
Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam
satuan Gerakan Pramuka (mis. Ambalan), disamping wajib
menggunakan Motto Gerakan Pramuka juga diperbolehkan
membuat motto Satuan di satuan masing-masing.

KIASAN DASAR

1. Penggunaan Kiasan Dasar, sebagai salah satu unsur terpadu


dalam Kepramukaan, dimaksudkan untuk mengembangkan
imajinasi, sesuai dengan usia dan perkembangannya yang
mendorong kreativitas dan keikutsertaan dalam kegiatan.
Kiasan Dasar tidak hanya menarik, menantang, dan
merangsang tetapi harus disesuaikan dengan minat,
kebutuhan, situasi dan kondisi anggota muda dan anggota
dewasa muda.
2. Kiasan Dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan,
dan sasaran pendidikan dalam Kepramukaan untuk tiap
golongan serta merupakan proses Metode Kepramukaan yang
bersifat tidak memberatkan anggota muda dan anggota
dewasa muda tetapi memperkaya pengalaman

KODE KEHORMATAN

1. Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut


Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan
satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan
Prinsip Dasar Kepramukaan.
2. Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut
Satya adalah:
a. Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon
anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan
keanggotaan;
b. Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela
menerapkan dan mengamalkan janji;
c. Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna
mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual,
emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, baik sebagai
pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
3. Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral
yang disebut Darma adalah:
a. Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk
mengembangkan budi pekerti luhur.
b. Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong
anggota Gerakan Pramuka menemukan, menghayati,

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia


hidup dan menjadi anggota.
c. Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan
pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya
mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat,
bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa
kebersamaan dan gotong royong;
d. Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan
Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan
yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian
tanggungjawab dan penentuan putusan.
4. Kode Kehormatan Pramuka adalah Budaya Organisasi Gerakan
Pramuka yang melandasi sikap, tingkah laku anggota Gerakan
Pramuka dalam hidup dan kehidupan berorganisasi.
5. Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka
disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani
dan jasmaninya.

PENGAMALAN KODE KEHORMATAN PRAMUKA


Kode Kehormatan dilaksanakan dengan :
1. Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-
masing
2. Membina kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Mengenal , memelihara, dan melestarikan lingkungan beserta
alam seisinya
4. Memiliki sikap kebersamaan , tidak mementingkan diri sendiri ,
baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan
bermasyarakat , membina persaudaraan dengan pramuka
sedunia
5. Hidup secara sehat jasmani dan rohani
6. Belajar mendengar , menghargai dan menerima pendapat /
gagasan orang lain , membina sikap mawas diri , bersikap
terbuka , mematuhi kesepakatan dan memperhatikan
kepentingan bersama , mengutamakan kesatuan dan
persatuan serta membina diri dalam upaya bertutur kata dan
bertingkah laku sopan , ramah dan sabar
7. Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi
dalam kegiatan bakti maupun social , membina ketabahn dan
kesabaran dalam menghadapi /mengatasi rintangan dan
tantangan tanpa mengenail sikap putus asa
8. Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang ditawarkan
sebagai upaya persiapan pribadi menghadapi masa depan ,
berupaya melatih ketrampilan dan pengetahuan sesuai
kemampuanya , riang gembira dalam menjalankan tugas dan
menghadapi kesulitan maupun tantangan
9. Bertindak dan hidup secara hemat , serasi dan tidak berlebihan
, teliti , waspada dan tidak melakukan hal yang mubadzir
dengan membiasakan hidup secara bersahaja sebagai
persiapan diri agar mampu dan mau mengatasi berbagai
tantangan yang dihadapi
10. Mengendalikan dan mengatur diri , berani menghadapi
tantangan dan kenyataan , berani dalam kebenaran , berani

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

mengakui kesalahan , memegang teguh prinsip dan tatanan


yang benar , taat terhadap aturan dan kesepakatan
11. Membiasakan diri menepati janji , memenuhi aturan dan
ketentuan yang berlaku , kesediaan untuk bertanggung jawab
atas segala tindakan dan perbuatan , bersikap jujur dalam hal
perbuatan maupun materi
12. Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya
membuat gagasan dan menyelesaikan permasalahan , berhati
– hati dalam bertindak , bersikap dan berbicara

METODE KEPRAMUKAAN
1. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif
progresif melalui:
a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. Belajar sambil melakukan;
c. Sistem berkelompok;
d. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta
mengandung pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan rohani dan jasmani anggota muda dan
anggota dewasa muda;
e. Kegiatan di alam terbuka;
f. Sistem tanda kecakapan;
g. Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
h. Kiasan dasar;
2. Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan
dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada
pelaksanaan Kode Kehormatan.
3. Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsur-
unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang
tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan
saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.

STRATEGI GERAKAN PRAMUKA

1. Meningkatkan citra Pramuka.


Hal ini diperlukan untuk dapat lebih dipahami dan sekaligus
diminati oleh kaum muda untuk dapat ikut berpartisipasi
didalamnya dan sekaligus dapat menjawab tantangan dan
permasalahan yang dihadapi secara internal dan eksternal
Gerakan Pramuka
2. Mengembangkan kegiatan kepramukaan yang sesuai
karakteristik dan minat kaum muda.
Hal ini diperlukan karena Gerakan Pramuka pada hakekatnya
kegiatan kaum muda yang memiliki karakteritik dan minat
yang khas, dan sekaligus sebagai motivasi bagi anggota
Pramuka dalam mengisi diri untuk selanjutnya dikembangkan
melalui program Pramuka peduli sebagai bagian dari
penjabaran program Pramuka secara menyeluruh.

3. Mengembangkan program Pramuka Peduli.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Bahwa program kegiatan Pramuka Peduli, dimaksudkan untuk


menciptakan kader yang memiliki watak dan jiwa patriotisme,
memiliki integritas, moralitas dan ketrampilan sebagai bekal
bagi kader Pramuka yang juga diarahkan pada pemantapan
Pramuka sebagai kader bangsa.
4. Memantapkan organisasi, kepemimpinan dan sumberdaya
Pramuka.
Bahwa untuk meningkatkan peran dan fungsi organisasi secara
struktural diperlukan adanya konsolidasi yang baik dan teratur
dan mendapatkan penyegaran organisasi sehingga dengan
sendirinya akan berpengaruh pada kepemimpinan dan
kesiapan sumber daya pramuka

PROGRAM PRIORITAS DAN SASARAN


RENSTRA GERAKAN PRAMUKA

A. UMUM

Telah diidentifikasi tantangan yang harus ditanggapi


Kepramukaan di Indonesia. Demikian pula, penjabaran Sasaran
Strategik Tahun 2009 telah menggambarkan bagaimana
seyogyanya sosok Gerakan Pramuka di masa depan dan
menunjukkan arah yang harus dituju.
Dengan demikian dapatlah ditetapkan prioritas-prioritas
guna mencapai sasaran strategik itu berikut sasaran-
sasarannya, yang menetapkan agenda masa depan Gerakan
Pramuka, serta merupakan sektor-sektor kunci yang harus
ditangani oleh seluruh jajaran.
Prioritas-prioritas ini disebut “Program Prioritas” Renstra
dan diuraikan ke dalam subprogram yang disebut “Sasaran” .
Program Prioritas dan Sasaran-Sasarannya adalah sama untuk
seluruh Gerakan Pramuka. Dalam Rencana Kerja (Renja)
masing-masing Kwartir, Sasaran-Sasaran ini dijabarkan ke
dalam Rencana-Rencana Kegiatan (Rengiat/action plan) yang
berbeda-beda bagi Kwartir masing-masing.

B. PROGRAM PRIORITAS
1. PROGRAM PRIORITAS 1: PEMBINAAN ANGGOTA
MUDA

Program ini berfokus ke penyelenggaraan Kepramukaan di


Gudep, penerapan dan pengembangan Program Kegiatan
Pramuka yang memberikan perhatian lebih dan tekanan
secara khusus pada:
a. pendidikan watak, nilai dan disiplin,
b. pendidikan kebangsaan dan persatuan bangsa,
c. pendidikan perdamaian,
d. pendidikan lingkungan,
e. pendidikan pembangunan.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Dengan tetap menggunakan pendekatan Metode


Kepramukaan, kegiatan disesuaikan dengan kondisi sosial,
budaya dan ekonomi daerah.
a. Sasaran
1. Pemutakhiran Program Kegiatan (Youth
Programme)
Pemutakhiran Program Kegiatan kaum muda
(Youth Programme) yang telah dimulai
sebelumnya, hendaknya dituntaskan dengan
memberikan perhatian lebih pada pembekalan
nilai-nilai, kebangsaan, perdamaian dan
lingkungan, serta peningkatan penguasaan basic
scouting (kegiatan di alam bebas), dalam
kegiatan yang lebih menarik dan menantang
sesuai dengan aspirasi anak muda sekarang.
2. Gudep yang mantap,
Bertolak dari penerapan Sistem Registrasi Ulang
Gudep yang implisit mengevaluasi
kelayakannya,. Gudep dimantapkan dengan
memapankan dan mengaktifkan para
pembinanya serta memfungsikan mabigusnya
sesuai ketentuan dalam Petunjuk
Penyelenggaraan Gudep.
3. Kegiatan Saka yang lebih teratur dan terarah,
Penegasan kembali asas-asas eksistensi dan
pembinaannya, penyelenggaraan kegiatan yang
lebih terarah dan seimbang antara
pengembangan minat, ketrampilan dan bakti
masyarakat, dengan dukungan sumber daya.
4. Kegiatan Temu Giat,
Penyelenggaraan pertemuan kegiatan seperti
Jambore, PW, Raimuna, dengan tema-tema yang
lebih diarahkan kepada pendidikan nilai,
kebangsaan, perdamaian, lingkungan, dsb dan
dengan jadwal waktu yang diperhitungkan secara
cermat
5. Kegiatan Kepramukaan berskala nasional
Program kegiatan kepramukaan berskala
nasional dirintis, untuk memberi tauladan dan
menyertakan rakyat dalam hidup berwawasan
kebangsaan, persatuan, perdamaian,
pembangunan dan lingkungan hidup.
6. Buku Kepramukaan
Buku-buku kegiatan & permainan, dan buku-buku
teknik & ketrampilan pramuka.
7. Kewirausahaan
Adanya upaya peningkatan pendidikan dan
latihan ketrampilan dalam rangka pembinaan
kewirausahaan, agar mampu hidup mandiri di
tengah masyarakat.

2. PROGRAM PRIORITAS 2: ANGGOTA DEWASA

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Program ini berfokus pada peningkatan kualitas Anggota


Dewasa, terutama Pembina Pramuka dan Pelatih Pembina.
Para anggota dewasa dibekali kemampuan untuk
melaksanakan tugasnya sebaik mungkin. Selain itu,
mereka yang tersebar langsung di lapangan, adalah
“agents of change” dan “agents of
development”.Merekalah “roda gendeng” utama yang
menggugah dan menggerakkan semangat, komitmen dan
motivasi untuk mencapai Sasaran Strategik Gerakan
Pramuka.
a. Sasaran
1. Penerapan Kebijakan Anggota Dewasa (Adult in
Scouting)
Pengkajian dan adaptasi Kebijakan Anggota
Dewasa untuk penerapannya di Gerakan
Pramuka, terutama mengenai:
a. konsep tenaga eksekutif profesional
(professional scouters)
b. konsep kesukarelaan anggota dewasa
2. Pelatihan Pembina Pramuka, Pelatih dan Pamong
Saka, pada skala besar,
Penyusunan rencana induk pengadaan pembina
pelatih dan pelaksanaannya. yang selain
menyertakan seluruh potensi diklat, juga
mencakup pengembangan modul-modul diklat
untuk pembelajaran senidiri, yang dapat
mempersingkat waktu pelatihan di Lemdika-
lemdika dan menggandakan calon pembina
pramuka.
3. Penataran/orientasi Anggota Mabi dan Staf
profesional, pada skala besar,
Penyelenggaraan penataran, penyampaian
informasi dan penyediaan petunjuk tentang
partisipasi dan peran Mabi, Andalan, Pinsaka dan
Staf Kwartir
4. Penyelenggaraan fora diskusi,
Forum informasi perkembangan kepramukaan,
berbagi pengalaman, pemecahan persoalan
seperti Karang Pamitran, Gelang Ajar dan lain
sebagainya. Kegiatan/pertemuan diupayakan
secara berjenjang pada tingkat kwartir
5. Buku Kepramukaan untuk Anggota Dewasa
Meningkatkan ketersediaan buku
pedoman/panduan untuk anggota dewasa.
Penyebaran buku melalui kedai, sedangkan
materi dapat disebarluaskan melalui penyajian
dalam berbagai bentuk media (leaflet, CD,
tampilan Website, e-mail dsb).

3. PROGRAM PRIORITAS 3: KEHUMASAN DAN


KOMUNIKASI

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Program ini berfokus ke peningkatan citra Kepramukaan


Indonesia dan pengakuan perannya sebagai salah satu
sistem pendidikan nonformal yang memberikan
kontribusinya dalam melengkapi pendidikan anak muda
Indonesia, dengan mempersiapkan mereka menjadi
pribadi dewasa yang telah berkembang diri sepenuhnya
dan memainkan peran konstruktif di dalam masyarakat.
a. Sasaran
1. Penampilan, tingkah laku dan kinerja Pramuka
sehari-hari
Penertiban pemakaian seragam berikut
atributnya, sikap dan tingkah laku pramuka,
pemapanan budaya “setiap hari berbuat
kebaikan” serta kesiapsediaan Pramuka untuk
menolong.
2. Aksi Pramuka Peduli,
Peningkatan kegiatan Bakti Pramuka, baik pada
tingkat lokal maupun pada skala nasional
(berkait dengan Sasaran-5 Program-1).
3. Koordinasi dengan Pihak Terkait
Peningkatan penyampaian informasi dan dialog
dengan tokoh-tokoh legislatif, eksekutif dan stake
holders lainnya.
4. Komunikasi Internal dan Eksternal
Pemantapan komunikasi dan informasi internal
maupun eksternal yang mampu memenuhi
kebutuhan dan aspirasi jajaran dan anggota
Gerakan Pramuka, antara lain melalui:
Optimalisasi jalur komunikasi informasi yang ada
(internet, faksimili, telepon).
a. Pengelolaan website Kwartir secara lebih
profesional
b. Penyusunan petunjuk dan pelatihan
teknologi informasi dan komunikasi yang
mampu dilaksanakan di jajaran kwartir.
5. Representasi di Forum Internasional.
Peningkatan penyampaian informasi mengenai
Gerakan Pramuka kepada WOSM, baik kantor di
Geneva maupun APRO di Manila, serta penyiapan
proyek internasional “Gift for Peace”, yang sudah
harus dilaporkan pada Konferensi Dunia 2005 di
Tunisia serta pelaksanaan proyek tersebut untuk
tahun 2007.

4. PROGRAM PRIORITAS 4: ADMINISTRASI DAN


MANAJEMEN
Program ini berfokus ke kelembagaan, organisasi, sistem
dan manajemen, yang dibenahi berdasarkan pedoman
memulihkan kembali ke asas-asas (back to basics), tetapi
modern sesuai tuntutan zaman, yaitu ramping, fleksibel
dan lebih peka akan kebutuhan masyarakat, serta mampu
menanggapinya secara cepat dan efektif.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

a. Sasaran
1. Penyempurnaan Organisasi Kwartir dan
Gugusdepan
Pengembangan struktur organisasi dan sistem-
sistem yang lebih efektif, ramping dan
sederhana, yang dapat disesuaikan dengan
kondisi daerah yang masing-masing.
Menuntaskan rencana pemberdayaan Kwarcab,
sebagai kwartir, penting dalam penertiban gugus
depan di setiap pangkalan, yang sangat
menentukan baik tidaknya penyelenggaraan
kepramukaan.
2. Kelembagaan di Gerakan Pramuka
Pembenahan kelembagaan dan perangkat
organisasi dalam Gerakan Pramuka termasuk
koordinasi antar kelembagaan.
3. Sistem dan Manajemen
Peningkatan manajemen Kwartir/satuan agar
mampu melakukan pengelolaan sesuai
perkembangan teknologi, antara lain melalui:
a. Pemapanan sistem data dan laporan yang
andal
b. Pemutahkiran data (bank data) dari gudep
sampai Kwarnas dengan akurasi data yang
dapat dipertanggungjawabkan.
4. Perlindungan Hak Milik Intelektual
Memastikan perlindungan atas hak cipta dan hak
merek milik Gerakan Pramuka
5. Manajemen Resiko
Perlunya pengembangan dan sosialisasi
manajemen resiko di gerakan Pramuka

5. PROGRAM PRIORITAS 5: SUMBERDAYA KEUANGAN


Program ini berfokus ke upaya mencapai kemandirian
yang lebih besar dalam pendanaan untuk mendukung
kegiatan Gerakan Pramuka.
a. Sasaran
1. Program Pengembangan Sumberdaya Keuangan
Dalam rangka mengupayakan peningkatan
kemandirian dalam pendanaan, perlu dikaji dan
disusun rencana pengembangan sumberdaya
keuangan masing-masing kwartir.
2. Iuran Anggota Dan Satuan
Penegasan kembali dan penerapan sistem iuran
anggota secara menyeluruh dan penentuan iuran
satuan dalam rangka penerapan Sistem
Registrasi Gudep.
3. Asuransi
Penyusunan dan pengembangan sistem asuransi
yang tepat bagi anggota Gerakan Pramuka
dengan melibatkan perusahaan asuransi yang
telah memiliki cabang di seluruh Indonesia.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

4. Pemberdayaan Aset
Pendayagunaan asset yang dimiliki dengan
pengelolaan secara profesional, agar lebih efektif
dan dapat meningkatkan penghasilan Kwartir,
seperti Kedai, Buper dan sebagainya.
5. Usaha dana
Penyelenggaraan kegiatan usaha dana, dalam
rangka pengumpulan sumbangan untuk
mendukung kegiatan operasional pramuka
terutama kegiatan bakti kemanusiaan dan
kegiatan skala nasional, meliputi:
a. Kegiatan usaha dana kemanusiaan
b. Kegiatan usaha dana penanggulangan
musibah dan bencana
c. Kegiatan usaha dana dalam rangka
mendukung kegiatan besar (Jamnas,
Raimuna,PW)

PRAMUKA BERDASARKAN TINGKATAN USIA


Dibedakan menjadi 5 tingkatan yaitu :
1. Pramuka Siaga
Siaga adalah sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur 7-
10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan
pada masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat
Indonesia mensiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan
dengan ditandai berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908
sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.

Kode kehormatan
Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua, Dwi Satya
(janji Pramuka Siaga), dan Dwi Darma (ketentuan moral
Pramuka Siaga). Adapun isinya adalah:

DWI SATYA
Demi kehormatanku, aku berjanji akan : bersungguh-sungguh
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga
2. setiap hari berbuat kebajikan

DWI DARMA
1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
2. Siaga berani dan tidak putus asa

Dua Kode Kehormatan yang disebutkan di atas adalah


standar moral bagi seorang Pramuka Siaga dalam bertingkah
laku di masyarakat.
Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut
Barung dan satuan-satuan dari beberapa barung disebut
Perindukan. Setiap Barung beranggotakan 5-10 orang Pramuka
Siaga dan dipimpin oleh seorang Pemimpin Barung yang dipilih
oleh anggota Barung itu sendiri. Masing-masing Pemimpin
Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

akan menjadi Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung.


Sebuah Perindukan terdiri dari beberapa Barung yang akan
dipimpin oleh Sulung.

Dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat, yaitu:


1. Mula
2. Bantu
3. Tata
Setiap anggota Barung yang telah menyelesaikan SKU
( Syarat Kecakapan Umum ) berhak mengenakan TKU ( Tanda
Kecakapan Umum ) sesuai tingkatannya yang dikenakan pada
lengan baju sebelah kiri dibawah tanda barung berwarna dasar
hijau. TKU untuk Siaga berbentuk sebuah janur atau disebut
Mancung yakni bunga pohon kelapa yang baru tumbuh

TKU UNTUK PRAMUKA SIAGA


a. Semua TKU untuk Pramuka Siaga dibuat dari kain,
b. Tanda tingkat Siaga Mula :
1. berbentuk jajaran genjang, dengan
sisi pendek 1,3 cm dan sisi
panjang 5 cm, warna dasar hijau
tua, letaknya miring 300 ke kanan
atas
2. di dalam jajaran genjang tersebut
terdapat gambar kelopak bunga kelapa yang sudah mulai
terbuka, berwarna putih
3. Garis tepi jajaran genjang berwarna hitam
4. Jumlah jajaran genjang : satu buah

c. Tanda tingkat Siaga Bantu :


1. bentuk, ukuran, gambar dan
warnanya sama dengan tanda
Tingkat Siaga Mula
2. Jumlah jajaran genjang : dua
buah

d. Tanda tingkat Siaga Tata :


1. bentuk, ukuran, gambar dan
warnanya sama dengan tanda
Tingkat Siaga Mula
2. Jumlah jajaran genjang : tiga
buah

2. Pramuka Penggalang
Penggalang adalah sebuah golongan setelah pramuka
Siaga . Anggota pramuka penggalang berusia dari 11-15 tahun.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Disebut Pramuka Penggalang karena sesuai dengan kiasan


pada masa penggalangan perjuangan bangsa Indonesia, yaitu
ketika rakyat Indonesia menggalang dan mempersatukan
dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan adanya peristiwa
bersejarah yaitu konggres para pemuda Indonesia yang dikenal
dengan " Soempah Pemoeda" pada tahun 1928 .
Kode kehormatan Kode Kehormatan bagi Pramuka
Penggalang ada dua, Tri Satya (janji Pramuka Pengalang), dan
Dasa Darma (ketentuan moral Pramuka Penggalang).
Adapun isinya adalah:
Trisatya Pramuka Penggalang
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesi dan mengamalkan Pancasila
 menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri
membangun masyarakat
 menepati Dasadarma.

Dasadarma Pramuka
Pramuka itu:
1. Taqwa Kepada Tuhan Yang maha Esa.
2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. rajin, trampil dan gembira.
7. Hemat, cermat dan bersahaja.
8. Disiplin, berani dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Penggalang disebut


Regu dan Kesatuan dari beberapa Regu disebut Pasukan.
Setiap Regu beranggotakan 5-10 orang Pramuka Penggalang
dan dipimpin oleh seorang Pemimpin regu ( Pinru ) yang dipilih
oleh anggota regu itu sendiri. Masing-masing Pemimpin Regu
ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan
menjadi Pemimpin regu Utama yang disebut Pratama. Pasukan
yang terdiri dari beberapa regu tersebut dipimpin oleh seorang
Pratama.

Dalam Golongan Pramuka Penggalang ada tiga tingkatan,


yaitu:
1. Penggalang Ramu
2. Penggalang Rakit
3. Penggalang Terap

Setiap anggota Penggalang yang telah menyelesaikan SKU


( Syarat Kecakapan Umum ) berhak mengenakan TKU ( Tanda
Kecakapan Umum ) sesuai tingkatannya yang dikenakan pada
lengan baju sebelah kiri dibawah tanda barung berwarna dasar
Merah. TKU untuk Penggalang berbentuk sebuah janur yang

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

terlipat dua dengan gambar Manggar yakni nama bunga pohon


kelapa.

TKU untuk Pramuka Penggalang

a. Semua TKU untuk Pramuka Penggalang dibuat dari kain,


b. Tanda tingkat Penggalang Ramu :
1. berbentuk huruf V, dengan sisi
pendek 1,3 cm dan sisi panjang
kaki 4,5 cm, dan kedua kaki itu
membentuk sudut 120 derajat,
berwarna dasar merah. Sisi
panjang kaki-kaki hurf V itu
lurus.
2. di dalam kedua kaki huruf V itu terdapat gambar
mayang terurai (bertangkai bunga tiga buah) dan
berwarna putih
3. Garis tepi dari huruf V berwarna hitam
4. Jumlah bentuk huruf V : satu buah

c. Tanda tingkat Penggalang Rakit :


1. bentuk, ukuran, gambar dan
warnanya sama dengan tanda
Tingkat Penggalang Ramu.
2. jumlah bentuk huruf V : dua buah
d. Tanda tingkat Penggalang Terap :
1. bentuk, ukuran, gambar dan
warnanya sama dengan tanda
Tingkat Penggalang Ramu
2. Jumlah bentuk huruf V : tiga buah
e. Dikenakan pada lengan baju seragam
Pramuka sebelah kiri, dengan kedudukan
seperti huruf V menghadap ke atas, di bawah Tanda
Regunya.

3. Pramuka Penegak
Penegak adalah sebuah golongan setelah pramuka
Penggalang . Anggota pramuka penegak berusia dari 16-20
tahun.
Kode kehormatan Kode Kehormatan bagi Pramuka pandega
ada dua, Tri Satya dan Dasa Darma.
Adapun isinya adalah:
Trisatya Pramuka Penggalang
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesi dan mengamalkan Pancasila
 menolong sesama hidup dan ikut serta membangun
masyarakat
 menepati Dasadarma.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Dasa Darma Pramuka


Pramuka itu:
1. Taqwa Kepada Tuhan Yang maha Esa.
2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. rajin, trampil dan gembira.
7. Hemat, cermat dan bersahaja.
8. Disiplin, berani dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Penegak disebut sangga


dan Kesatuan dari beberapa sangga disebut ambalan. Setiap
Regu beranggotakan 5-10 orang Pramuka Penggalang dan
dipimpin oleh seorang Pemimpin sangga yang dipilih oleh
anggota sangga itu sendiri. Melalui musyawarah ambalan maka
akan dipilih seorang pemimpin ambalan yaitu Pradana.

Dalam Golongan Pramuka Penggalang ada dua tingkatan,


yaitu:
1. Penegak Bantara
2. Penegak Laksana

Setiap anggota Penegak yang telah menyelesaikan SKU


( Syarat Kecakapan Umum ) berhak mengenakan TKU ( Tanda
Kecakapan Umum ) sesuai tingkatannya yang dikenakan pada
bahu.

TKU untuk Pramuka Penegak

a. Semua TKU untuk Pramuka Penegak berupa tanda pundak


yang dibuat dari kain. Tulisan dan gambar pada tanda
tersebut dibuat dengan sulaman benang atau logam
berwarna kuning emas.
b. Tanda tingkat Penegak Bantara :
1. berbentuk trapesium, berwarna dasar
hijau tua, dengan panjang sisi alas 5 cm,
sisi atas 4 cm, dan panjang kaki miring
kiri dan kanan masing-masing 7,5 cm.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

2. di dalam trapezium tersebut terdapat gambar sebuah


bintang bersudut lima, di bawahnya terdapat
sepasang tunas kelapa yang berlawanan dan di
bawah tunas kelapa ini terdapat tulisan
BANTARA.
c. Tanda tingkat Penegak Laksana :
1. bentuk, ukuran, gambar dan warnanya
sama dengan tanda Tingkat Penegak
Bantara
2. di bawah sepasang tunas kelapa terdapat
tulisan berbunyi LAKSANA

4. Pramuka Pandega
Pandega adalah sebuah golongan setelah pramuka
Penegak . Anggota pramuka penggalang berusia dari 21-24
tahun.
Kode kehormatan Kode Kehormatan bagi Pramuka Pandega
ada dua, Tri Satya dan Dasa Darma.
Adapun isinya adalah:
Trisatya Pramuka Penggalang
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesi dan mengamalkan Pancasila
 menolong sesama hidup dan ikut serta membangun
masyarakat
 menepati Dasadarma.

Dasa Darma Pramuka


Pramuka itu:
1. Taqwa Kepada Tuhan Yang maha Esa.
2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. rajin, trampil dan gembira.
7. Hemat, cermat dan bersahaja.
8. Disiplin, berani dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

TKU untuk Pramuka Pandega


a. TKU untuk Pramuka Pandega berupa tanda
pundak yang dibuat dari kain. Tulisan dan gambar
pada tanda tersebut dibuat dengan sulaman
benang atau logam berwarna kuning emas.
b. Tanda tingkat Pandega :
1. berbentuk trapesium, berwarna dasar coklat
muda, dengan ukuran dan gambar seperti
tanda Tingkat Penegak

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

2. di bawah sepasang tunas kelapa terdapat tulisan


berbunyi PANDEGA

AMBALAN DAN RACANA

Untuk Penegak disebut Ambalan sedangkan Pandega disebut


Racana
1. Ambalan atau Racana terdiri atas paling banyak 40 orang
Pramuka.
2. Ambalan Penegak dapat dibagi dalam satuan-satuan kecil yang
disebut ‘sangga’ yang masig-masing terdiri atas 5 sampai
dengan 10 orang Pramuka Penegak. Sedangkan Racana
Pandega tidak dibagi dalam satuan-satuan kecil
3. Pembentukan sangga dilakukan oleh para Pramuka Penegak
sendiri.
4. Tiap sangga menggunakan nama dan lambang sesuai dengan
aspirasinya, dengan ketentuan tidak menggunakan nama dan
lambang yang sudah digunakan oleh badan dan organisasi lain.
5. Untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas, Ambalan
Penegak atau Racana Pandega dapat membentuk Sangga Kerja
.Sangga Kerja bersifat sementara sesuai dengan tugas yang
harus dikerjakannya.
6. Nama Ambalan/ Racana dapat mengambil nama Pahlawan,
Tokoh yang berjasa kepada Negara atau nama lain yang
memiliki arti bagi Ambalan/ Racana itu.

Majelis Pembimbing

1. Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Gerakan Pramuka,


setiap gugusdepan, satuan karya dan kwartir membentuk
Majelis Pembimbing.
2. Majelis Pembimbing adalah suatu badan dalam Gerakan
Pramuka yang memberi bimbingan dan bantuan moril,
organisatoris, material dan finansial kepada
gudep/satuan/kwartir bersangkutan.
3. Majelis Pembimbing bersidang sesuai dengan kebutuhan, dan
ditentukan oleh Ketua Majelis Pembimbing.
4. Mejelis Pembimbing wajib mengadakan rapat konsultasi secara
periodik dengan gudep/satuan/kwartir bersangkutan.
5. Majelis Pembimbing Satuan Karya Pramuka ada di tingkat
Satuan Karya Pramuka.

Organisasi Majelis Pembimbing

1. Majelis Pembimbing Gugusdepan dan Satuan Karya Pramuka


berasal dari unsur-unsur orang tua anggota muda dan anggota
dewasa muda/anggota saka dan tokoh masyarakat di
lingkungan gugusdepan/saka yang memiliki perhatian dan rasa
tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu
menjalankan peran Majelis Pembimbing.
2. Majelis Pembimbing Ranting, Cabang, Daerah, dan Nasional
berasal dari unsur-unsur tokoh masyarakat pada tingkat

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

masing-masing yang memiliki perhatian dan rasa


tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu
menjalankan peran Majelis Pembimbing.
3. Pembina Gugusdepan, Pamong Saka dan Ketua Kwartir secara
ex-officio menjadi anggota Majelis Pembimbing bersangkutan.
4. Majelis Pembimbing terdiri atas:
a. Seorang Ketua;
b. Seorang Wakil Ketua;
c. Seorang Sekretaris;
d. Seorang Ketua Harian;
e. Beberapa orang anggota;
5. Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan/Satuan Karya Pramuka
dipilih dari antara anggota Majelis Pembimbing
Gugusdepan/Satuan Karya Pramuka yang ada. Untuk jajaran
ranting, cabang, dan daerah Ketua Majelis Pembimbing dijabat
oleh Kepala Wilayah atau Kepala Daerah setempat, sedangkan
untuk tingkat nasional Ketua Majelis Pembimbing Nasional
dijabat oleh Presiden Republik Indonesia.

PEMBINA/ PEMBANTU PEMBINA


Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka termasuk
sebagai Anggota Dewasa yang melakukan proses pembinaan dan
pendidikan Kepramukaan bagi anggota muda dan anggota
Dewasa Muda.
Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka diatur sebagai
berikut:
a. Pembina Siaga sekurang-kurangnya berusia 21 tahun,
sedangkan Pembantu Pembina Siaga sekurang-kurangnya
berusia 17 tahun.
b. Pembina Penggalang sekurang-kurangnya berusia 21 tahun,
sedangkan Pembantu Pembina Penggalang sekurang-
kurangnya berusia 20 tahun.
c. Pembina Penegak sekurang-kurangnya berusia 25 tahun,
sedangkan Pembantu Pembina Penegak sekurang-kurangnya
berusia 23 tahun.
d. Pembina Pandega sekurang-kurangnya berusia 28 tahun,
sedangkan Pembantu Pembina Pandega sekurang-kurangnya
26 tahun.
e. Pembina Pramuka, sekurang-kurangnya telah lulus Kursus
Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) dan membina
anggota muda secara aktif.

Syarat kekentuan lain selain memiliki KTA, seorang Pembina


diwajibkan memiliki SHB yaitu Surat Hak Bina yang berlaku dalam
jangka waktu tertentu.
Pengukuhan Pengurus Gugusdepan Pramuka yang terdiri dari
Pembina Gugusdepan, Pembina Satuan, Pembantu Pembina Satuan,
dilakukan oleh Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

DEWAN KEHORMATAN GERAKAN PRAMUKA

1. Dewan Kehormatan Gerakan Pramuka merupakan badan tetap


yang dibentuk oleh gugusdepan atau kwartir sebagai badan
yang menetapkan pemberian anugerah, penghargaan dan
sanksi, dengan tugas:
a. Menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka yang
melanggar kode kehormatan atau merugikan nama baik
Gerakan Pramuka;
b. Menilai sikap, perilaku, dan jasa seseorang untuk
mendapatkan anugerah, penghargaan berupa tanda jasa.
2. Dewan Kehormatan beranggotakan lima orang yang terdiri atas
unsur-unsur sebagai berikut:
a. Dewan Kehormatan Kwartir diusahakan terdiri atas:
1. Anggota Majelis Pembimbing;
2. Andalan;
dibantu oleh staf kwartir.
b. Dewan Kehormatan Gugusdepan terdiri atas:
a. Anggota Majelis Pembimbing Gugusdepan;
b. Pembina Gugusdepan;
c. Pembina Pramuka;

KORPS PELATIH DAN PELATIH ?


a. Korps Pelatih adalah ikatan persaudaraan dan wadah
pembinaan para Pelatih Pembina Pramuka yang berpangkalan
di Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka.
b. Pelatih Pembina Pramuka atau disingkat Pelatih adalah seorang
Pembina Pramuka Mahir yang telah lulus kursus Pelatih dan
diangkat oleh Kwartir Cabangnya.
Seorang Pelatih Pembina Pramuka harus memiliki SPL dan SHL :

Surat Pengangkatan Pelatih (SPL)

SPL merupakan surat keputusan Kwartir Cabang yang bersangkutan


tentang pengangkatan pelatih dan oleh karenanya yang
bersangkutan diberi wewenang melakukan tugas sebagai Pelatih di
Kwartir Cabangnya.

Surat Hak Latih (SHL)

a. SHL berbentuk Kartu Tanda Pelatih yang dikeluarkan oleh


Kwartir Cabang berdasarkan surat keputusan pengangkatannya
sebagai Pelatih.
b. Surat Hak Latih sekaligus berfungsi sebagai tanda anggota
Korps Pelatih.
c. Syarat untuk memperoleh SHL adalah Pembina Mahir yang
telah lulus Kursus Pelatih dengan baik dan dinilai layak untuk
menjadi Pelatih oleh Kwartir Cabangnya
d. Masa laku SHL adalah 3 tahun dan setiap tahun diadakan
peninjauan kembali.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Apabila yang bersangkutan masih aktif, maka pada SHL diberikan


pernyataan perpanjangan yang ditandatangani oleh Ketua Kwartir
dan diberi cap Kwartir berdasarkan surat dari Kalemdika.

DEWAN KERJA PRAMUKA

1. Dewan Kerja Pramuka adalah wadah pembinaan dan


pengembangan kaderisasi kepemimpinan masa depan Gerakan
Pramuka.
2. Dewan Kerja Pramuka merupakan bagian integral dari kwartir,
berkedudukan sebagai badan kelengkapan kwartir yang diberi
wewenang dan kepercayaan membantu kwartir menyusun
kebijakan dan pengelolaan Pramuka
3. Penegak dan Pramuka Pandega.
4. Anggota Dewan Kerja Penegak dan Pandega Putera dan Puteri
dalam jajaran kwartir dipilih oleh Musyawarah Penegak dan
Pandega Putera dan
5. Puteri jajaran kwartir yang bersangkutan kemudian disahkan
dan dilantik oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan. Masa bakti
Dewan Kerja sama dengan masa bakti kwartirnya. Apabila
Ketua Dewan Kerja Pramuka terpilih seorang putera, maka
harus dipilih seorang puteri sebagai Wakil Ketua atau
sebaliknya.
6. Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka adalah ex-officio
anggota kwartir/andalan.
a. Tingkat Nasional disebut Dewan Kerja Nasional ( DKN )
b. Tingkat Daerah disebut Dewan Kerja Daerah ( DKD )
c. Tingkat Cabang disebut Dewan Kerja Cabang ( DKC )
d. Tingkat Ranting disebut Dewan Kerja Ranting ( DKR )
Fungsi dan Tata kerja Dewan Kerja diatur dalam Surat Keputusan
tersendiri.

ANDALAN
Andalan berasal dari kata dasar andal, boleh juga kita menyebut
dengan kata handal. Andalan memiliki arti adalah yang dapat
dipercaya untuk melakukan/ melaksanakan sesuatu, dengan
demikian Andalan adalah orang yang diandalkan dan dipercaya
untuk melaksanakan suatu tugas sesuai yang diampunya.
Nama andalan merupakan sebutan lain bagi pengurus kwartir.
Sebutan ini berlaku dari Kwartir Nasional sampai dengan Kwartir
Ranting. Contoh :

a. Andalan Nasional disingkat Annas.


b. Andalan Daerah disingkat Andu.
c. Andalan Cabang disingkat Ancu.
d. Andalan Ranting disingkat Anru

Setiap pengurus Kwartir atau Andalan memiliki urusan/ jabatan


suatu dibidang yang diampunya.
Andalan bertanggungjawab kepada Ketua Kwartirnya atas jabatan
yang dipegangnya, sampai masa baktinya berakhir.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

LEMBAGA PENDIDIKAN PRAMUKA (LEMDIKA)


Lembaga Pendidikan Pramuka sering kita sebut dengan
Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka atau disingkat
Lemdika. Lemdika merupakan Lembaga pendidikan bagian integral
dari Kwartir.
Lemdika mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. penyelenggara dan pelaksana pendidikan dan pelatihan
anggota dewasa;
b. pembinaan teknis tim pelatih dan anggota dewasa yang telah
diberi sertifikat SHB/SHL;
c. pembina perpustakaan;
Ketua Lemdika dipilih dari para Pelatih Pembina Pramuka,
melalui musyawarah pelatih yang diselenggarakan sebelum
Musyawarah. Ketua Lemdika terpilih sekaligus secara ex-officio
merangkap menjadi Andalan Cabang urusan Pembinaan Anggota
Dewasa.
Pada hakikatnya organisasi Lemdika bersifat organisasi
kerangka yaitu organisasi yang secara harian ditangani oleh
personel terbatas. Pada saat yang diperlukan Ketua Lemdika dapat
memobilisasi para pelatih, Andalan Cabang, Pelatih Konsultan
atau Pembantu Andalan di daerahnya untuk menyelenggarakan
kursus, seminar, lokakarya atau pertemuan pakar lainnya.
Administrasi rutin Lemdika bersandar pada Bagian Tata Usaha
Kwartir. Dalam Strukturnya Ketua Lemdika bertangungjawab
kepada Ketua Kwartirnya.

Organisasi dan Tata Kerja Lemdika diatur dengan Surat


Keputusan tersendiri

SALAM PRAMUKA

Salam (Penghormatan) wajib dilakukan bagi semua anggota


Pramuka.
Salam adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang
kepada orang lain atau dasar tata susila yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia.

Fungsi Salam Pramuka.


Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu
ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat
dicapai dengan adanya saling menyampaikan penghormatan yang
dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan.
Dalam menyampaikan salam, baik yang memakai topi atau tidak,
adalah sama yaitu dengan cara melakukan gerakan penghormatan.
Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam :
1. Salam Biasa.
Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka.
2. Salam Hormat.
Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu
yang kedudukannya lebih tinggi.
Untuk Salam hormat diberikan kepada :
a. Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

b. Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan.


c. Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta
besar, para menteri dan pejabat lainnya.
d. Lagu Kebangsaan.
3. Salam Janji.
Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang
sedang dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau
Dwi Satya)

MACAM-MACAM TANDA PENGENAL PRAMUKA

1. Tanda Umum
Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka
yang sudah dilantik, baik putra maupun putri.
Contoh : Tanda tutup kepala, setangan / pita leher, tanda
pelantikan, tanda harian, tanda WOSM
2. Tanda Satuan
Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang
anggota Gerakan Pramuka bergabung.
Contoh : Tanda barung / regu / sangga, gugusdepan, kwartir,
Mabi, krida, saka, Lencana daerah, satuan dan lain-lain.
3. Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota
Gerakan Pramuka dalam lingkungan organisasi Gerakan
Pramuka
Contoh : Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu /
sangga, sulung,pratama, pradana, pemimpin / wakil krida /
saka, Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih,
Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
4. Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan,
kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang Pramuka dalam
bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya : Tanda kecakapan umum / khusus, pramuka
garuda dan tanda keahlian lain bagi orang dewasa.
5. Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada
seseorang atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup
bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka,
kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya :
Peserta didik : Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang
wiratama, bintang teladan.
Orang dewasa : Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati,
Tunas Kencana.

SATUAN KARYA PRAMUKA (SAKA)

1. Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan wadah pembinaan


untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anggota
muda dan anggota dewasa muda dalam bidang tertentu serta
melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

masyarakat sesuai aspirasi pemuda Indonesia dengan


menerapkan prinsip dasar dan metode kepramukaan.
2. Kegiatan itu menghasilkan pengalaman, tambahan
pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecakapan yang
kelak menjadi bekal hidup anggota muda dan anggota dewasa
muda.
3. Setiap Satuan Karya Pramuka mengkhususkan diri pada
pengabdian di bidang tertentu berdasarkan spesialisasi atau
keterampilan khusus.
4. Anggota Satuan Karya Pramuka adalah Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega putera dan puteri dari gugusdepan di
wilayah ranting yang bersangkutan, tanpa melepaskan diri dari
keanggotaan gugusdepannya.
5. Satuan Karya Pramuka dibina oleh Kwartir Ranting/Cabang
6. Anggota Satuan Karya Pramuka wajib meneruskan
pengetahuan dan kemampuannya kepada anggota lain di
gugusdepannya sebagai Instruktur Muda.
7. Anggota Putera dan anggota Puteri dihimpun dalam satuan
karya yang terpisah, masing-masing merupakan satuan karya
yang berdiri sendiri.

NAMA - NAMA SATUAN KARYA

N NAMA SAKA BIDANG KEGIATAN DASAR HUKUM


O
1. Bahari Kebaharian SK.No.019 Tahun 1991
2. Bhakti Husada Kesehatan SK.No.053 Tahun 1985
3. Bhayangkara Kamtibmas SK.No.020 Tahun 1991
4. Dirgantara Kedirgantaraan SK.No.018 Tahun 1991
5. Kencana Kepedudukan SK.No.166 Tahun 2002
6. Tarunabumi Pertanian SK.No.078 Tahun 1984
7. Wanabakti Kehutanan SK.No.005 Tahun 1984

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KARYA

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

ATRIBUT DI AMBALAN

Merupakan Atribut yang dipergunakan dilingkungan Golongan


Penegak, antara lain:
1. Badge Ambalan.
2. Tanda Jabatan Pradana, Peminpin Sangga, wakil Pemimpin
Sangga.
3. Tanda Jabatan Dewan Ambalan
4. Tanda Sangga.
5. Tanda Kecakapan Umum Penegak : Bantara ( Laksana Blm
Tercantum)

TANDA TUTUP KEPALA

Tanda Tutup Kepala :


1. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Siaga dan Pramuka
Penggalang puteri dipasang pada bagian depan topi, tepat di
tengah.
2. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Puteri lainnya serta orang
dewasa wanita, dipasang pada pici sebelah kiri depan 2 cm
dari sisi depan pici tersebut.
3. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang
dan Pramuka Penegak Putera, dipasang pada baret, tepat di
atas bingkai baret, disebelah atas pelipis kiri pemakainya.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

4. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Pandega dan orang dewasa


pria, dipasang pada pici hitam di sebelah kiri depan, 2 cm dari
sisi depan dan 1 cm dari sisi atas pici yang bersangkutan.

TANDA KECAKAPAN PRAMUKA GARUDA

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

TANDA JABATAN PEMIMPIN BAGI PESERTA DIDIK

Tanda Pemimpin Barung (Utama) dan Wakilnya :


a. Tanda Pemimpin Barung Utama, Pemimpin Barung dan
Wakilnya dibuat dari kain, berbentuk “Janur” (daun kelapa)
berwarna hijau, tiap janur berukuran panjang 5 cm lebar 0,7
cm dan jarak tiap janur 0,5 cm.
b. Pemimpin Barung Utama memakai tiga helai janur hijau.
c. Pemimpin Barung memakai dua helai janur hijau.
d. Wakil Pemimpin Barung memakai satu helai janur hijau.

Tanda Pemimpin Regu (Utama) dan Wakilnya :


a. Tanda Pemimpin Regu Utama (Pratama) Pemimpin Regu dan
Wakilnya sama dengan di atas, dengan janur berwarna Merah
b. Pemimpin Utama (Pratama) memakai tiga helai janur merah
c. Pemimpin Regu memakai dua helai janur merah.
d. Wakil Pemimpin Regu memakai satu helai janur merah.

Tanda Pemimpin Sangga (Utama) dan Wakilnya :


a. Tanda Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga dan
Wakilnya sama dengan di atas, dengan janur berwarna kuning.
b. Pemimpin Sangga Utama memakai tiga helai janur kuning.
c. Pemimpin Sangga memakai dua helai janur kuning.
d. Wakil Pemimpin Sangga memakai satu helai janur kuning.

Tanda Pemimpin Satuan Pandega (bila diperlukan) :


a. Bahan, bentuk dan ukuran sama di atas, dengan janur
berwarna coklat tua.
b. Koordinator Pemimpin Satuan memakai tiga helai janur coklat
tua.
c. Pemimpin Satuan memakai dua helai janur coklat tua.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

d. Wakil Pemimpin Satuan memakai satu helai janur coklat tua.

TANDA HARIAN GERAKAN PRAMUKA

Tanda Harian Gerakan Pramuka berbentuk gambar tunas


kelapa, dibuat dari logam berwarna kuning emas, tanpa bingkai
dan tanpa dasar.
Tanda Harian Gerakan Pramuka dikenakan pada pakaian sehari-hari,
dan tidak dibenarkan pakaian seragam Pramuka, dilekatkan pada
leher baju sebelah kiri, atau di dada sebelah kiri kira-kira 4 - 5 cm di
atas saku.

TEKPRAM

1. KOMPAS
Kompas adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin.
Bagian-bagian kompas yang penting antara lain :
1. Dial, yaitu permukaan di mana tertera angka dan huruf
seperti pada permukaan jam.
2. Visir, yaitu pembidik sasaran
3. Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada angka
4. Jarum penunjuk
5. Tutup dial dengan dua garis bersudut 45
6. Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai
penyangkut ibu jari untuk menopang kompas pada saat
membidik.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Angka-angka yang ada di kompas dan istilahnya


KODE/TERTULIS ARTI DERAJAT/ANGKA
Nort Urata 0/360
Nort East Timur Laut 45
East Timur 90
South East Tenggara 135
South Selatan 180
South West Barat Daya 225
West Barat 270
North West Barat Laut 325

Cara Menggunakan Kompas


1. Letakkan kompas anda di atas permukaan yang datar.
setelah jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum
tersebut menunjuk ke arah utara magnet.
2. Bidik sasaran melalui visir dengan kaca pembesar.
Miringkan sedikit letak kaca pembesar, kira-kira 50 di
mana berfungsi untuk membidik ke arah visir dan
mengintai angka pada dial.
3. Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari
kaca pembesar, luruskan saja garis yang terdapat pada
tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar
mudah dilihat melalui kaca pembesar.
2. PETA PANORAMA

Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk


menggambarkan keadaan suatu daerah dengan range atau
sudut pandang tertentu.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta
panorama ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

3. Kertas buffalo
4. Kompas bidik
5. Meja kerja

Yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta panorama ini


adalah :
1. Arah Pandang atau Sudut Pandang
Batas sudut pandang yang diberikan dalam pembuatan
peta panorama dapat berupa satu sudut atau dua sudut
sebagai arah untuk penggambaran panorama atau
pemandangannya. Untuk dua sudut pandang tidak akan
menjadi masalah yang berarti karena kita tinggal
membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut untuk
batas penggambaran panorama. Untuk satu sudut
pandang maka untuk menentukan batas sudut pandang
yang akan kita gunakan untuk menggambar panorama
kita harus menambahkan sudut tersebut dengan 30 untuk
daerah kanan dan mengurangi sudut tersebut dengan 30
untuk daerah kiri. Kemudian baru menggambar peta
panoramanya.

2. Penggambaran Batas Daerah


Setelah diketahui batas daerah yang akan digambar, maka
langkah selanjutnya adalah membuat sket batas daerah
satu dengan daerah lainnya, antara satu perbukitan
dengan perbukitan atau perumahan dan lain sebagainya.
Untuk penggambaran sket ini dibuat setipis mungkin
karena hanya untuk pembatas dalam pembatas dalam
penafsiran nanti.

3. Pembuatan Arsiran
Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting
dalam membuat peta panorama. Yang perlu diperhatikan
adalah untuk daerah yang dekat dengan pandangan kita
maka arsirannya dibuat berdekatan sekali, demikian
seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling
atas dibuat renggang. Arsiran horisontal dipergunakan
untuk daerah lautan, arsiran tegak atau vertikal untuk
gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti
perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak
miring (mendekati horisontal), untuk daerah yang agak
curam (seperti perbukitan atau jurang terjal) maka arsiran
dibuat miring mendekati tegak.
4. Pembuatan Arah Utara
Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui posisi
menggambar kita dan juga sekaligus sebagai koreksi
apakah arah yang digambar itu sudah benar. Biasanya
arah utara dibuat pada posisi pojok kiri atas dengan
gambar anak panah dan arahnya disesuaikan dengan arah
kompas

5. Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Untuk sudut pandang sebelah kiri dan kanan hendaknya


dicantumkan sekaligus dengan keterangan gambar yang
sesuai dengan keadaan kemudian jangan lupa untuk
memberikan penomeran pada masing-masing daerah
sehingga mempermudah untuk pemberian keterangan
nantinya.

Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh berikut ini.

3. PETA PITA

Tujuan pembuatan peta pita ini adalah


untuk menggambarkan keadaan
perjalanan yang telah dilakukan dari
suatu tempat ke tempat lainnya.

Peralatan yang dipersiapkan dalam


pembuatan peta pita ini adalah :
a. Pensil Teknik 2B
b. Penggaris panjang
c. Kertas pita peta
d. Kompas bidik
e. Meja kerja

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita :


1. Penentuan Skala
Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh
selama melakukan perjalanan dengan kertas yang ada.
2. Pembuatan Keterangan
Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat
selama melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri
maupun yang ada di sebelah kanan, yang perlu
diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-
bangunan penting atau suatu daerah yang mencolok dan
merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan diperhatikan.
Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan
tulisan.
3. Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara


kompas. Jarak dituliskan berdasarkan ukuran yang ada
dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa
dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di
setiap belokan.
Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah
perjalanan maka harus kita gambarkan, demikian
seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Gambar
keterangan peta dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan contoh berikut

4. PETA LAPANGAN

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu


lapangan dan daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta
lapangan ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Busur derajat
4. Kertas buffalo
5. Kompas bidik
6. Meja kerja

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta


lapangan.
1. Penentuan Skala
Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan
digambar dan kertas gambar yang akan dipergunakan
sehingga apa yang ada di lapangan dan daerah sekitarnya
yang dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar
semuanya.
2. Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan
Setelah diketahui batas lapangannya maka batas-batas
tersebut dibidik dari tengah lapangan dengan kompas
bidik untuk diketahui berapa sudut batas lapangan
tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap
ke utara.
3. Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat
bantu agar diketahui dengan pasti jarak antara pusat
dengan sudut lapangan dan juga jarak antara sudut yang
satu dengan sudut yang lainnya.
4. Penggambaran lapangan
Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket yang
telah didapat dari pengukuran-pengukuran tadi ke dalam
kertas gambar. Untuk mempermudah pemberian
keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan
keterangan lainnya.

Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar peta lapangan


berikut :

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

5. SMAPHORE
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima
berita dengan menggunakan 2 bendera, dimana masing-
masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm.
Sedangkan warna yang sering dipergunakan adalah merah dan
kuning dengan warna merah selalu berada dekat tangkainya.

Trik Mudah Kuasai Semaphore

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Sebenarnya ada berbagai macam cara untuk dapat menguasai


isyarat semaphore dengan cepat dan mudah.
Berikut ini adalah salah satunya, dengan model Jarum Jam,
tinggal mengingat angka dan hurufnya. Selamat
mencoba..........

6. MORSE
Morse sebenarnya nama orang Amerika yang menemukan
sebuah cara agar setiap manusia dapat saling berhubungan.
Cara tersebut ditemukannya pada tahun 1837 tetapi baru
dapat diterima untuk dipergunakan di seluruh dunia tahun
1851 dalam Konferensi Internasional.
Semboyan morse dapat dilakukan dengan berbagai cara antara
lain :
1. Suara, yaitu dengan menggunakan peluit
2. Sinar yaitu dengan menggunakan senter

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

3. Tulisan yaitu dengan menggunakan titik (.) dan setrip


(-)
4. Bendera yaitu dengan bendera morse.
Berikut ini adalah kode morse yang telah disepakati bersama.

7. PIONERING
A. BIDANG TALI TEMALI
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara
tali, simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda sama
sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan
antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali
dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan
sebagainya.

Macam simpul dan kegunaannya


1. Simpul ujung tali
Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak
mudah lepas

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

2. Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama
besar dan tidak licin
3. Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak
sama besarnya dan dalam keadaan kering
4. Simpul anyam berganda
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak
sama besarnya dan dalam keadaan basah
5. Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6. Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama
besarnya dan dalam keadaan licin
7. Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda
atau orang pingsan
8. Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9. Simpul laso

Untuk gambar macam-macam simpul dapat dilihat di


bawah ini

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Macam Ikatan dan Kegunaannya


1. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau
tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga
digunakan untuk memulai suatu ikatan.
2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang
diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya untuk
mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya
yang berbentuk ring.
4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu
tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk
melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga
dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada
juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang
pada suatu tiang, kemudian mudah untuk
membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke
jurang atau pohon.
6. Ikatan turki
7. Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
8. Ikatan palang
9. Ikatan canggah
10. Ikatan silang
11. Ikatan khaki tiga

Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di


bawah ini.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

B. MENARA PANDANG
Sebelum Mempraktekan betulan
membuat menara pandang,
sebaiknya Kakak pembina
membimbing peserta didiknya
dengan membuat maket/ menara
pandang mini. Hal tersebut
mengajarkan bahwa sebelum kita
membuat/ membangun suatu
bangunan besar atau gedung
sebaiknya merancang dalam
bentuk kecil/ maket.
Tentu saja untuk membuat menara
pandang ini dibutuhkan bambu
yang sudah dipersiapkan dengan ukuran kecil dan benang
kasur secukupnya. Nah untuk jenis simpul atau ikatannya
tentunya anda bisa melihat di bab pionering. Membuat
menara pandang termasuk salah satu kegiatan
ketrampilan pioneering
8. MENAKSIR
A. Menaksir Lebar
Metode menaksir lebar yang dapat dipergunakan antara
lain :
1. Melempar Tali

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Cara ini bisa dikatakan mudah apabila sungai atau


lebar yang diukur tidak terlalu lebar sehingga mudah
untuk melemparkan tali ke seberang. Kemudian tali
yang ditandai untuk mengukur tersebut diukur
panjangnya.
2. Cara Segitiga
Cara ini digambarkan sebagai berikut :

Rumus :
Jika A = B maka C = D
Dimana C adalah lebar sungai yang dapat diukur dari
panjang D atau cara segitiga berikut :

B. Menaksir Tinggi
Metode yang dipergunakan dalam menaksir tinggi ada
bermacam-macam sesuai dengan kondisi yang ada. Untuk
metode penaksiran tinggi dapat diberikan sebagai
berikut :
1. Metode Segitiga

C B
Rumus : D : A  B
Keterangan
A : Jarak pohon dengan tongkat
B : Jarak tongkat dengan mata pengamat
C : Panjang/Tinggi tongkat/pembanding
D : Tinggi pohon

9. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PP)


Pendahuluan
1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)
merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang
memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman :
a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan
pramuka

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain


c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra
Gerakan Pramuka di masyarakat
2. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan
kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan
pertama kepada orang lain yang sedang mengalami
musibah, antara lain pada pasien yang :
a. Berhenti bernafas
b. Pendarahan parah
c. Shok
d. Patah tulang
3. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan
Pengetahuan Praktis tentang Kesehatan merupakan alat
pendidikan bagi para pramuka sesuai selaras dengan
perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan
dirinya dan keluarga serta lingkunganny, dan mempunyai
kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain
yang mengalami kecelakaan.

1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


a. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun
latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas
buatan.
Cara yang paling praktis dan efisien untuk
menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan
jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan
dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
1. Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu
mendongak ke atas
2. Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3. Penolong membuka mulut lebar-lebar dan
ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan
pencet hidung atau tutup hidung korban dengan
pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut
korban rapat-rapat selanjutnya penolong
menempelkan mulutnya ke hidung korban dan
meniupnya.
4. Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a. Orang dewasa secara teratur dan kuat
ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
b. Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit

b. P3K bagi korban Sengatan Listrik


1. Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton,
papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
2. Gunakan tongkat kering/papan kering untuk
menarik atau mendorong kawat beraliran listrik
yang menempel pada tubuh korban

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

3. Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi,


selanjutnya segera dilakukan nafas buatan
sampai bantuan medis dating

c. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan


parah
1. Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang
steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut
ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai
pendarahan berhenti.
Untuk menutup luka biasa juga menggunakan
bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril,
saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan
sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika.
Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan
ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau
tangan telanjang untuk menekan bagian yang
luka agar darah tidak terus menerus mengucur
karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih
berbahaya daripada resiko infeksi.
2. Luka yang sudah berdarah tidak boleh
dibersihkan karena pendarahan akan
membersihkan luka itu sendiri, yang boleh
dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan
air sabun atau air ledeng biasa atau air yang
sudah dimasak.
3. Pada semua kasus pendarahan serius, penderita
selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan
letakkan penderita pada posisi yang paling
menyenangkan dan semua yang mengikat pada
tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.

d. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok


1. Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang
parah, sering kali disertai dengan shok baik
ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena
shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh
melambatnya atau terhentinya peredaran darah
dan berakibat penurunan persediaan darah pada
organ-organ penting.
2. Tanda-tanda Shok
a. Denyut nadi cepat tapi lemah
b. Merasa lemas
c. Muka pucat
d. Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan
telapak tangan, kadang-kadang pasien
menggigil
e. Merasa haus
f. Merasa mual
g. Nafas tidak teratur
h. Tekanan darah sangat rendah

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

3. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara


lain dilakukan dengan cara :
a. Menghentikan pendarahan
b. Meniadakan hambatan-hambatan pada
saluran nafas
c. Memberi nafas buatan
d. Menyelimuti dan meletakkan penderita pada
posisi yang paling menyenangkan
4. Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan
Pertama Mengurangi Shok :
a. Baringan korban dengan posisi kepala sama
datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan
tujuan untuk menambah aliran darah ke
jantung dan otak.
b. Bila kaki tidak patah, tungkai dapat
ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
c. Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai
serta udara dingin usahakan pasien tidak
melihat lukanya
d. Pasien/penderita yang sadar, tidak muntah
dan tidak mengalami luka di perut, dapat
diberi larutan shok yang terdiri dari :
 1 sendok teh garam dapur
 ½ sendok teh tepung soda kue
 4-5 gelas air
 dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi
kental/teh
e. Perlakukan pasien dengan lemah lembut,
sebab rasa nyeri akibat penanganan yang
kasar bisa menjerumuskan korban pada
shok yang lebih parah.
f. Cepat-cepat panggil dokter

e. P3K patah tulang


1. Tanda-tanda patah tulang
a. Penderita tidak dapat menggerakkan bagian
yang luka
b. Bentuk bagian yang
terkena tampak tidak
normal
c. Ada rasa nyeri kalau
digerakkan
d. Kulit tidak terasa kalau
disentuh
e. Pembengkakkan dan
warna biru di sekitar
kulit yang luka
2. Pedoman umum
pertolongan pertama
terhadap patah tulang
a. Pada umumnya patah
tulang tidak pernah

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

sebagai kasus darurat yang membutuhkan


pertolongan segera, kecuali demi
penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya
jangan menggerakkan atau mengganggu
penderita, tunggu saja sampai dokter atau
ambulans datang.
b. Kalau korban harus dipindahkan dari tempat
yang membahayakan, pindahkan korban
dengan cara menarik tungkai atau
ketiaknya, sedang tarikannya harus searah
dengan sumbu panjang badan
c. Kemudian lakukan memeriksa apakah ada
luka-luka lainnya :
 hentikan pendarahan serius yang
terjadi
 usahakan korban terhindar dari
hambatan pernapasan
 upayakan lalu lintas udara tetap lancer
 jika diperlukan buatlah
nafas buatan
 jangan meletakkan bantal
di bawah kepala, tapi
letakkanlah di kiri kanan
kepala untuk menjaga
agar leher tidak bergerak
d. Kalau bantuan medis
terlambat, sedang penderita
harus diangkat, jangan
mencoba memperbaiki letak
tulang.
Pasanglah selalu pembelat
(bidai) sebelum
menggerakkan atau
mengangkat penderita.

3. Macam-macam patah tulang


dan pertolongan pertamanya

a. Patah lengan bawah Pergelangan


Tangan
 Letakkan perlahan-lahan
lengan bawah tersebut ke
dada hingga lengan
membentuk sudut 90
derajat dengan lengan
atas, sedang telapak
tangan rata di dada
 Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang
dilengkapi dengan kain pengempuk,
satu untuk membelat bagian dalam,
sedang yang lain untuk membelat
bagian luar

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

 Usahakan pembelat merentang dari


siku sampai ke punggung jemari
 Aturlah gendongan tangan ke leher
sedemikian rupa sehingga ketinggian
ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari
siku

b. Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu)


 Letakkan tangan perlahan-lahan ke
samping tubuh dalam posisi sealamiah
mungkin
 Letakkan lengan bawah di dada dengan
telapak tangan menempel perut
 Pasang satu pembelat (bidai) yang
sudah berlapis bahan empuk di sebelah
luar lengan dan ikatlah dengan 2 carik
kain di atas dan di bawah bagian yang
patah
 Buatlah gendongan ke leher, tempelkan
ke lengan atas yang patah ke tubuh
dengan handuk atau kain yang
melingkari dada dan belatan (bidai)

c. Patah Tulang Lengan Bawah


Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah
telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat
ujung jemari.

d. Patah Tulang di paha


 Patah tulang di paha sangat berbahaya,
tanggulangi shok dulu dan segera
panggil dokter
 Luruskan tungkai dan tarik ke posisi
normal
 Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
 Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15
cm yang dilapisi dengan kain empuk
 Panjang pembelat untuk bagian luar
harus merentang dari ketiak sampai
lutut, sedangkan pembelat untuk
bagian dalam sepanjang dari pangkal
paha sampai ke lutut.

2. Pembalut dan Pembalutan


1. Pembalut
Macam-macam pembalut :
a. Pembalut kasa gulung
b. Pembalut kasa perekat
c. Pembalut penekan
d. Kasa penekan steril (beraneka ukuran)

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

e. Gulungan kapas
f. Pembalut segi tiga (mitella)
2. Pembalutan
a. Pembalutan segitiga pada kepala, kening

b. Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau


kaki

c. Pembungkus segitiga untuk membuat gendongan


tangan

d. Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

e. Pembalutan spiral pada tangan

f. Pembalutan dengan perban membentuk angka 8


ke tangan atau pergelangan tangan yang cidera.

3. Budaya Hidup Sehat


Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki
budaya hidup sehat, dengan jalan mendidik agar mereka
dibiasakan untuk :
1. Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya
pemeliharaan kuku, tangan, kaki, pentingnya mandi,
pemeliharaan gigi, dsb.
2. Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan
kesehatan badan, dengan jalan : secara rutin
melaksanakan senam pagi, jogging, melatih
pernapasan, minum air putih, dsb.
3. Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan
jasmani dengan berolahraga, mendaki gunung,
berenang, terbang laying, dsb.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

4. Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta


meningkatkan pengetahuan tentang gizi.
5. Selalu menciptakan kebersihan rumah dan
peralatannya, kebersihan perkemahan pada saat
berkemah
6. Memahami berbagai macam penyakit dan
penanggulangannya.

Kegiatan Ketrampilan P3K bagi peserta didik merupakan alat


pendidikan watak yang akan dapat meningkatkan ketahanan
mental-moral-spiritual, pisik, intelektual, emosional, dan social;
serta dapat menambah rasa percaya diri, tanggung jawab dan
kepedulian kepada orang lain.

10. SANDI/PESAN RAHASIA


Sandi/pesan rahasia dapat dibuat sedemikian banyak sesuai
dengan kesepakatan masing-masing satuan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

BERKEMAH
PERALATAN KEMAH
Sebelum berkemah hedaknya pahami dulu apa tujuan berkemah,
apakah sekedar rekreasi atau berkemah dengan banyak acara
kegiatan. Lalu apa saja yang harus dibawa ?

Dan perlengkapan tersebut adalah :


1. Ransel, gunakan ransel yang ringan dan anti air.
2. Pakaian perjalanan; bawalah pakaian dengan bahan yang kuat
dan mempunyai banyak kantong.
3. Pakaian tidur; selain training pack, bawa juga sarung untuk
penahan dingin dan sholat, bagi yang beragama islam.
4. Jaket tebal.
5. Kantung tidur (sleeping bag) dan alas tidur (matras).
6. Pakaian cadangan
7. Peralatan makan
8. Peralatan mandi
9. Peralatan masak
10. Sepatu; gunakan sepatu yang menutupi mata kaki.
11. Kaos kaki; membawa cadangan kaos kaki dan simpan dalam
plastic.
12. Sarung tangan; untuk pelindung dan penahan dingin.
13. Topi.
14. Senter; selain utnuk penerangan, berguna juga untuk memberi
isyarat.
15. Peluit; berguna untuk berkomunikasi.
16. Korek api; baik itu korek api gas atau korek api kayu dan
simpan dalam tabung bekas film agar aman.
17. Jas hujan.
18. Obat-obatan pribadi.

Kalau ingin berkemah tenda merupakan kebutuhan utama dan


sebelum berangkat tenda diperiksa dahulu apakah masih bagus
atau sudah banyak dengan lubang/ robek. Berapa kebutuhan tali
dan pasak serta tongkat/ bambu untuk mendirikan tenda. Jika Kotor
tenda harus dicuci dahulu, agar dapat ditempati dengan nyaman
dan sehat. Sebelum berangkat, perlengkapan/ barang di cek,
jangan ada yang teringgal.
Dalam berkemah harus tahu tujuan, kebutuhan, kondisi dan situasi
saat ini. Waktu lama berkemah, dan lokasi tujuan ikut menentukan
barang apa saja yang harus dibawa (disesuaikan).

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

TANDA – TANDA ALAM

Pramuka adalah juga pecinta alam lalu saking cintanya maka harus
mengenal tentang alam dan tanda-tandanya. Berikut pengenalan
alam sekitar kita yang sering kita temui saat berkemah :
1. Kabut
Kabut tipis dan rata membumbung tinggi ke atas berarti
kurangnya uap air di udara dan brtanda cuaca akan selalu
baik.Cuaca terang benderang pada pagi hari bertanda buruk
pada hari itu, apabila kemarin ada hujan.Langit yang ditutupi
awan kemudian meulai terang pada pagi hari bertanda cuaca
baik.Apabila ada kabut di atas lembah pada pagi hari bertanda
cuaca baik, sedang di gunung akan turun hujan.
2. Awan
Apabila langit diliputi awan yang tebal dan gelap berarti akan
turun hujan yang deras.
3. Matahari
Apabila matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis-garis
awan yang kehitaman bertanda ada hujan, apabila berwarna
bersih dan terang dan bertanda hari baik. Matahari terbit
dengan warna kemerah-merahan yang terang bertanda cuaca
baik, apabila warna merah dicampuri garis kekuning-kuningan
bertanda hujan lebat.
Apabila matahari terbenam dengan warna kekuning-
kuningan/orange bertanda ada hujan, apabila dengan warna
merah muda atau kekuning-kuningan bertanda baik, warna
merah pada matahari terbenam berarti akan ada angin yang
cukup kencang.
4. Bintang
Apabila pada malam hari bintang di langit kelihatan terang
sekali, maka pada malam itu cuaca akan baik, sedangkan bila
nampak suram bertanda cuaca kurang baik/buruk.
5. Bulan
Apabila terlihat terang dan bersinar berarti cuaca baik, tapi bila
bulan diliputi awan yang gelap berarti hujan akan turun.
Apabila ada lingkaran putih (halo) yang melingkari bulan
berarti tidak ada ketentuan cuaca pada hari itu.
6. Binatang
Apabila kita perhatikan naluri binatang dengan seksama, yang
ada hubungannya dengan cuaca maka, kita akan tercengang
atas keganjilan-keganjilan yang dilakukannya dengan cara
mereka, antara lain :
a. Laba-laba
Akan bersembunyi bila cuaca akan buruk, dan rajin
mengerjakan sarangnya apabila cuaca baik.
b. Semut
Akan tetap di dalam lubangnya bila cuaca akan buruk,
apabila mereka keluar dan berjalan mondar-mandir
bertanda cuaca akan tetap baik.
c. Lebah

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Dengan melihat sarangnya; pada cuaca baik, mereka


berterbangan jauh dari sarangnya/peternakan.
d. Nyamuk
Apabila di pagi hari mereka mengganggu atau menggigit
kita, maka berarti akan turun hujan.
Apabila pada matahari terbenam berterbangan kian
kemari dan terbang berduyun-duyun bertanda cuaca baik.
Apabila selalu terbang di tempat yang gelap/ di dalam
bayang/bayang bertanda cuaca akan buruk/datang hujan.
e. Cacing
Apabila pada malam hari mereka menimbun tanah
berbutir-butir di kebun, berarti akan turun hujan.
f. Lintah
Kita dapat membuat barometer dari seekor lintah yang
ditaruh dalam gelas berisi air, yaitu : Bila lintah melekat
pada gelas di atas permukaan air, maka bertanda cuaca
akan tetap membaik ; Apabila ia berdiam di dasar gelas
bertanda cuaca buruk dalam waktu yang lama ; apabila
akan datangtopan maka ia akan melekat erat-erat di gelas
sedang ekornya digerak-gerakkan sekeras-kerasnya.
g. Ikan
Akan melompat-lompat di atas air bila cuaca akan buruk.
h. Burung Kepinis
Pada waktu cuaca baik mereka akan terbang tinggi sekali
karena serangga tinggi pula terbangnya.
Apabila terbang rendah sekali bertanda cuaca buruk akan
hujan. Bila cuaca buruk di pagi hari maka mereka tidak
akan keluar dari sarangnya.
i. Kelelawar
Mereka akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik
pada malam hari itu.
Bila mereka berdiam di dalam goa maka cuaca akan
buruk.
j. Asap
Bila asap naik dengan tegak lurus dan tinggi sekali maka
cuaca pada hari itu akan tetap baik. Apabila asap naiknya
mendatar dengan tanah/rendah maka cuaca akan
buruk.Burung

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

MENGENAL HIPPRADA

HIPPRADA adalah singkatan dari Himpunan Pandu dan Pramuka


Wreda. Sejak berdirinya Gerakan Pramuka semua organisasi Pandu
yang ada sebelumnya, telah menyatakan meleburkan diri ke dalam
Gerakan Pramuka. Mulai saat itu kata Pandu berganti nama dengan
Pramuka.
Pada Tahun 1967 muncul beberapa gagasan dari beberapa
tokoh Pandu yang tidak bergabung ke Pramuka, untuk berhimpun
dalam suatu wadah tersendiri dan akhirnya gagasan tersebut
dikemukakan kepada Ketua Kwarnas. Alm. Sri Sultan
Hamengkubuwono IX pada waktu meninjau perkemahan Pramuka
Penegak dan Pandega (Perpanitra) di Bogor pada bulan Agustus
1968.
Pada tanal 5 Mei 1972 di Kwarnas berkumpul sekitar 30 orang
Pandu, untuk membentuk dewan sesepuh pandu-pandu yang
diketuai oleh Bung Tomo. Setahun kemudian dalam sebuah
pertemuan di kediaman Bapak Sri Sultan HB IX, tanggal 8 April
1973, usulan Pandu Wreda diterima. Akhirnya SK Ka Kwarnas
Gerakan Pramuka Nomor : 075/ KN/ 75 tanggal 22 Juli 1975,
Himpunan Pandu Wreda ( Hiprada ) resmi terbentuk dengan ketua
umum pertama Alm. Bapak Soediro ( Mantan Gubernur Sulawesi )
dan ketua harian Bapak Prof. Dr. Soetarman ( Mantan Ketua PP
IPINDO).
Pada Tahun 1983, Hiprada dikembangkan dengan membuka
pintu bagi anggota Pramuka Dewasa usia di atas 27 tahun menjadi
anggota. Dengan langkah itu diharapkan HIPPRADA ( sudah
dengan 2 P ) dapat menghimpun para anggota Pramuka Dewasa
yang tidak menjadi Pembina dan Andalan dapat bergabung ke
dalam Hipprada. Seperti Gerakan Pramuka, saat ini Hipprada telah
memiliki AD/ ART dalam mengatur Organisasinya.
Pada Tangal 26 Juli 1977, HIPPRADA secara resmi diterima
sebagai anggota The International Felloship of Former Scouts and
Guides ( IFOFSAG), yakni persaudaraan para pandu tua, baik putra
maupun putri. Pada Tahun 1993 HIPPRADA mendapat kehormatan
sebagai tuan rumah General Assembly (GA) ke 20 IFOFSAG yang
dilaksanakan di Yogyakarta.
Keberadan HIPPRADA dapat merupakan wadah untuk
memelihara dan mewujudkan semboyan “ Sekali Pandu Tetap
Pandu, Sekali Pramuka Tetap Pramuka, “, melalui wadah tersebut
persaudaraan sesama Pandu/ Pramuka dapat dilestarikan dan
pengabdian kepada masyarakat bangsa dan Negara terus dapat
dilanjutkan.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Sumber : www.pramukanet.org

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN
KEPUTUSAN MUNAS GERAKAN PRAMUKA 2003
NOMOR: 09/MUNAS 2003

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

PEMBUKAAN

Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan


yang adil dan makmur, materiel dan spiritual serta beradab
merupakan adicita bangsa Indonesia yang mulai bangkit dan siaga
sejak berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Adicita
itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia
melakukan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Untuk
lebih menggalang persatuan merebut kemerdekaan, dan dengan
jiwa dan semangat Sumpah Pemuda inilah Rakyat Indonesia
berjuang untuk kemerdekaan Nusa dan Bangsa Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ini
merupakan karunia dan berkah rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.
Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar
di bumi nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan
perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya, gerakan kepanduan
nasional Indonesia mempunyai andil yang tidak ternilai dalam
sejarah perjuangan kemerdekaan itu. Jiwa kesatria yang patriotik
telah mengantarkan para pandu ke medan juang bahu-membahu
dengan para pemuda untuk mewujudkan adicita rakyat Indonesia
dalam menegakkan dan mandegani Negara Kesatuan Republik
Indonesia selama-lamanya.
Bahwa kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga
kelangsungan bangsa dan negara mempunyai kewajiban
melanjutkan perjuangan bersama-sama orang dewasa berdasarkan
kemitraan yang bertanggungjawab.
Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaruan
gerakan kepanduan nasional, dibentuk karena dorongan kesadaran
bertanggungjawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Dengan asas Pancasila, Gerakan Pramuka menyelenggarakan
upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan, dengan
sasaran meningkatkan sumber daya kaum muda, mewujudkan
masyarakat madani, dan melestarikan keutuhan:
negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal
Ika;
ideologi Pancasila;
kehidupan rakyat yang rukun dan damai;
lingkungan hidup di bumi Nusantara.
Bahwa dalam upaya meningkatkan dan melestarikan hal-hal
tersebut, Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan
nonformal, melalui kepramukaan, sebagai bagian pendidikan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

nasional dilandasi Sistem Among dengan Prinsip Dasar dan Metode


Kepramukaan.
Atas dasar pertimbangan dan makna yang terkandung dalam
uraian diatas, maka disusunlah anggaran dasar Gerakan Pramuka

ANGGARAN DASAR

BAB I
NAMA, STATUS, TEMPAT, DAN WAKTU

Pasal 1
Nama, Status, dan Tempat

(1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yaitu Gerakan


Kepanduan Praja Muda Karana.
(2) Gerakan Pramuka berstatus badan hukum.
(3) Gerakan Pramuka berkedudukan di Ibukota Negara Republik
Indonesia.

Pasal 2

Waktu

(1) Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan


dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961,
sebagai kelanjutan dan pembaruan gerakan kepanduan
nasional Indonesia.
(2) Hari Pramuka adalah tanggal 14 Agustus.

BAB II
ASAS, TUJUAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI

Pasal 3
Asas

Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila.

Pasal 4
Tujuan

Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia


guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial,
intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi:
manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang:
(1). Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kuat mental, emosional, dan tinggi moral;

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(2). tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya;


(3). kuat dan sehat jasmaninya.
warganegara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan
patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang
dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta
bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa
dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan
alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional.

Pasal 5

Tugas Pokok

Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan


kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa
agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggungjawab, mampu
membina dan mengisi kemerdekaan nasional serta membangun
dunia yang lebih baik.

Pasal 6

Fungsi

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan nonformal,


di luar sekolah dan di luar keluarga, dan sebagai wadah pembinaan
dan pengembangan generasi muda berlandaskan Sistem Among
dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode
Kepramukaan,dan Motto Gerakan Pramuka yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan
bangsa serta masyarakat Indonesia.

BAB III
SIFAT, UPAYA DAN USAHA

Pasal 7
Sifat

(1). Gerakan Pramuka adalah gerakan kepanduan nasional


Indonesia.
(2). Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang
keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku,
ras, golongan, dan agama.
(3). Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial-politik,
bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial-politik
dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(4). Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dengan


melaksanakan pendidikan bagi kaum muda, khususnya
pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga.
(5). Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya
untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing dan
beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.

Pasal 8

Upaya dan Usaha

(1). Segala upaya, dan usaha Gerakan Pramuka diarahkan untuk


mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
a. Menanamkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur dengan
cara memantapkan mental, moral, fisik, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman melalui kegiatan:
1) Keagamaan, untuk meningkatkan iman dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menurut agama masing-
masing;
2) Kerukunan hidup beragama antarumat seagama dan
antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk
agama yang lain;
3). Penghayatan dan pengamalan Pancasila untuk
memantapkan jiwa Pancasila dan mempertebal
kesadaran sebagai warga negara yang
bertanggungjawab terhadap kehidupan dan masa depan
bangsa dan negara;
4) Kepedulian terhadap sesama hidup dan alam seisinya;
5) Pembinaan dan pengembangan minat terhadap
kemajuan teknologi dengan keimanan dan ketakwaan;
b. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada
tanah air dan bangsa;
c. Memupuk dan mengembangkan persatuan dan kebangsaan;
d. Memupuk dan mengembangkan persaudaraan dan
persahabatan baik nasional maupun internasional;
e. Menumbuhkembangkan pada para anggota rasa percaya
diri, sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif, rasa
tanggungjawab dan disiplin;
f. Menumbuhkembangkan jiwa dan sikap kewirausahaan;
g. Memupuk dan mengembangkan kepemimpinan;
h. Membina dan melatih jasmani, panca indera, daya pikir,
penelitian, kemandirian dan sikap otonom, keterampilan,
dan hasta karya.
(2). Upaya dan usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada
pembinaan watak, mental, emosional, jasmani dan bakat serta
peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecakapan
melalui berbagai kegiatan kepramukaan.
Kepramukaan ialah proses pendidikan luar lingkungan sekolah
dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang
dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran


akhirnya pembentukan watak;
Menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam pertemuan dan
perkemahan baik lokal, nasional maupun internasional
untuk memupuk rasa persahabatan, persaudaraan dan
perdamaian;
Menyelenggarakan kegiatan bakti masyarakat dan ekspedisi;
Mengadakan kemitraan, kerjasama dengan organisasi
kepemudaan lain untuk memupuk dan mengembang-kan
semangat kepeloporan dan pengabdian kepada
masyarakat, baik lokal. Nasional maupun internasional;
Mengadakan kerjasama baik dengan instansi pemerintah
maupun swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan
nasional;
Memasyarakatkan Gerakan Pramuka dan kepramukaan
khususnya di kalangan kaum muda.
(3). Untuk menunjang upaya dan usaha serta mencapai tujuan
Gerakan Pramuka, diadakan prasarana dan sarana yang
memadai berupa organisasi, personalia, perlengkapan, dana,
komunikasi, dan kerjasama.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

BAB IV

SISTEM AMONG, PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN, KODE


KEHORMATAN, METODE KEPRAMUKAAN, MOTTO
DAN KIASAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

Pasal 9
Sistem Among

(1). Pendidikan nasional bersendikan Sistem Among, artinya


menanamkan jiwa merdeka yang mengandung sifat disiplin diri
dan mandiri dalam rangka saling ketergantungan.
(2). Sistem Among berarti mendidik anak menjadi manusia
merdeka jasmani, rohani, dan pikirannya, disertai rasa
tanggung jawab dan kesadaran akan pentingnya bermitra
dengan orang lain.
(3). Dalam Sistem Among, pendidik dituntut bersikap dan
berperilaku:
Ing ngarso sung tulodo;
Ing madyo mangun karso;
Tut wuri handayani.

Pasal 10
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

(1) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan


merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dari
pendidikan lain.
(2) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
merupakan dua unsur proses pendidikan terpadu yang harus
diterapkan dalam setiap kegiatan.
(3) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
dilaksanakan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi,
dan kondisi masyarakat.

Pasal 11
Prinsip Dasar Kepramukaan

1) Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :


a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup
dan alam seisinya;
c. peduli terhadap diri pribadinya;
d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
(2) Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi sebagai:
a. norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka;
b. landasan Kode Etik Gerakan Pramuka;
c. landasan sistem nilai Gerakan Pramuka;
d. pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota
Gerakan Pramuka;
e. landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka
mencapai sasaran dan tujuannya.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Pasal 12
Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif


melalui:
a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. belajar sambil melakukan;
c. sistem berkelompok;
d. kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan
jasmani peserta didik;
e. kegiatan di alam terbuka;
f. sistem tanda kecakapan;
g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
h. kiasan dasar.

Pasal 13
Kode Kehormatan Pramuka

(1). Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut
Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan
satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan
Prinsip Dasar Kepramukaan.
(2). Kode Kehormatan Pramuka merupakan Kode Etik anggota
Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun
bermasyarakat sehari-hari yang diterimanya dengan sukarela
serta ditaati demi kehormatan dirinya.
(3). Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka
disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani
dan jasmaninya yaitu:
a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan
Dwidarma;
b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya
Pramuka Penggalang dan Dasadarma;
c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pandega terdiri
atas Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan
Dasadarma;
d. Kode Kehormatan Pramuka dewasa terdiri atas Trisatya
anggota dewasa dan Dasadarma.

Pasal 14
Motto Gerakan Pramuka

(1) Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses


pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan
Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti
mempersiapkan diri untuk mengamalkan Kode Kehormatan.
(2) Motto Gerakan Pramuka adalah :
“Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan”.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Pasal 15
Kiasan Dasar

Penyelenggaraan kepramukaan dikemas dengan menggunakan


Kiasan Dasar bersumber pada sejarah perjuangan dan budaya
bangsa.

BAB V
ORGANISASI

Pasal 16
Anggota
(1) Anggota Gerakan Pramuka adalah warga negara Republik
Indonesia yang terdiri atas:
a. Anggota biasa:
1) Anggota muda: Siaga, Penggalang dan Penegak.
2) Anggota dewasa:
a). Anggota Dewasa Muda: Pandega;
b). Anggota Dewasa: Pembina Pramuka, Pembantu
Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka,
Pembina Profesional, Pamong Saka, Instruktur
Saka, Pimpinan Saka, Andalan, Pembantu
Andalan, Anggota Majelis Pembimbing.
b. Anggota kehormatan:
1). anggota dewasa purna bakti.
2). orang-orang yang bersimpati dan berjasa kepada
Gerakan Pramuka.
(2) Warga negara asing dapat bergabung dalam suatu
gugusdepan sebagai anggota tamu.

Pasal 17
Hak dan Kewajiban

(1). Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban.


(2). Hak dan kewajiban tersebut akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Pasal 18
Jenjang Organisasi

Organisasi Gerakan Pramuka berjenjang sebagai berikut:


a. Anggota muda dan anggota dewasa muda Gerakan Pramuka
dihimpun dalam gugusdepan-gugusdepan dan anggota dewasa
dihimpun di Kwartir.
b. Gugusdepan-gugusdepan dikoordinasikan oleh Kwartir Ranting
yang meliputi suatu wilayah Kecamatan/Distrik.
c. Ranting-ranting dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir
Cabang meliputi wilayah Kabupaten atau Kota.
d. Cabang-cabang dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir
Daerah meliputi wilayah Provinsi.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

e. Daerah-daerah dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir


Nasional meliputi wilayah Republik Indonesia.
f. Di perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat dibentuk
gugusdepan di bawah pembinaan Kwartir Nasional.

Pasal 19
Pramuka Utama

Kepala Negara Republik Indonesia adalah Pramuka Utama.

Pasal 20
Kepengurusan

(1). Di tingkat Gugusdepan Gerakan Pramuka dipimpin oleh


pembina gugusdepan.
(2). Di tingkat Ranting Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif
oleh pengurus Kwartir Ranting.
(3). Di tingkat Cabang Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif
oleh pengurus Kwartir Cabang.
(4). Di tingkat Daerah Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif
oleh pengurus Kwartir Daerah.
(5). Di tingkat Nasional Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif
oleh pengurus Kwartir Nasional.
(6). Pergantian pengurus Gerakan Pramuka dilaksanakan pada
waktu musyawarah.
(7). Kepengurusan baru dalam jajaran Ranting sampai dengan
Nasional terdiri dari unsur pengurus lama dan pengurus baru.

Pasal 21
Satuan Karya Pramuka

(1). Satuan Karya Pramuka, disingkat Saka, adalah wadah


pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat,
dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Saka juga memotivasi mereka
untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif sehingga
memberi bekal bagi kehidupannya, untuk melaksanakan
pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara, sesuai
dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan
perkembangan pembangunan dalam rangka peningkatan
ketahanan nasional.
(2). Saka di tingkat kwartir dipimpin secara kolektif oleh Pimpinan
Saka. Pimpinan Saka adalah bagian integral dari kwartir.

Pasal 22
Dewan Kerja

Dewan Kerja merupakan bagian integral dari kwartir yang berfungsi


sebagai wahana kaderisasi kepemimpinan, dan bertugas mengelola
kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Pasal 23
Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka

(1). Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka merupakan


bagian integral dari Kwartir dan berfungsi sebagai wadah
Pembinaan Anggota Dewasa.
(2) Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka berada di tingkat
Cabang, Daerah, dan Nasional.

Pasal 24
Bimbingan

(1). Kwartir Nasional diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat


moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis
Pembimbing Nasional yang diketuai oleh Presiden Republik
Indonesia dengan beranggotakan tokoh masyarakat yang
memiliki perhatian kepada Gerakan Pramuka.
(2). Kwartir Daerah diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat
moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis
Pembimbing Daerah yang diketuai oleh Gubernur
beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai
perhatian dan kepedulian terhadap pembinaan generasi muda.
(3). Kwartir Cabang diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat
moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis
Pembimbing Cabang yang diketuai oleh Bupati atau Walikota
dengan beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat yang
mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap pembinaan
generasi muda.
(4). Kwartir Ranting diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat
moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis
Pembimbing Ranting yang diketuai oleh Camat/Kepala Distrik
dengan beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat yang
mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap pembinaan
generasi muda.
(5). Gugusdepan diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral,
organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing
Gugusdepan yang terdiri atas orangtua peserta didik dan tokoh
masyarakat di sekitar gugusdepan.
(6). Satuan Karya Pramuka diberi bimbingan dan bantuan oleh
Majelis Pembimbing yang bersifat moral, organisatoris,
materiel, dan finansial oleh Pimpinan Satuan Karya Pramuka
yang terdiri atas tokoh pemerintahan dan masyarakat.

Pasal 25
Pemeriksaan Keuangan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(1) Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka adalah badan


independen yang dibentuk Musyawarah Gerakan Pramuka dan
bertanggungjawab kepada Musyawarah Gerakan Pramuka.
(2). Badan Pemeriksa Keuangan berfungsi mengawasi dan
memeriksa keuangan kwartir.
(3) a. Personalia Badan Pemeriksa Keuangan berjumlah minimal 3
orang anggota Gerakan Pramuka ditambah seorang staf
yang memiliki kompetensi dalam bidang keuangan.
b. Badan Pemeriksa Keuangan dibantu oleh Akuntan Publik.
(4) Badan Pemeriksa Keuangan diatur lebih lanjut dalam Petunjuk
Penyelenggaraan.

BAB VI
MUSYAWARAH DAN REFERENDUM

Pasal 26
Musyawarah

(1) Musyawarah Nasional


a. Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka adalah forum
tertinggi dalam Gerakan Pramuka.
b. Musyawarah Nasional diadakan diadakan lima tahun sekali.
c. Acara pokok Musyawarah Nasional adalah:
Pertanggungjawaban Kwartir Nasional selama masa
baktinya, termasuk pertanggungjawaban keuangan;
 Menetapkan Rencana Strategik 5 tahun;
 Menetapkan kepengurusan Kwartir Nasional untuk
masa bakti 5 tahun berikutnya.
d. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak,
maka di antara dua waktu Musyawarah Nasional dapat
diadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa.
e. Pimpinan Musyawarah Nasional adalah suatu presidium
yang dipilih oleh Musyawarah Nasional.
(2) Musyawarah Daerah
a. Musyawarah Daerah diadakan lima tahun sekali.
b. Acara pokok Musyawarah Daerah adalah:
1) Pertanggungjawaban Kwartir Daerah selama masa
baktinya termasuk, pertanggungjawaban keuangan;
2) Menetapkan Rencana Kerja 5 tahun;
3) Menetapkan kepengurusan Kwartir Daerah untuk masa
bakti 5 tahun berikutnya.
c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak,
maka di antara dua waktu Musyawarah Daerah dapat
diadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa.
d. Pimpinan Musyawarah Daerah adalah suatu presidium
yang dipilih oleh Musyawarah Daerah.
(3) Musyawarah Cabang
a. Musyawarah Cabang diadakan lima tahun sekali.
b. Acara pokok Musyawarah Cabang adalah:
1) Pertanggungjawaban Kwartir Cabang selama masa
baktinya termasuk, pertanggungjawaban keuangan;
2) Menetapkan Rencana Kerja 5 tahun;

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

3) Menetapkan kepengurusan Kwartir Cabang untuk


masa bakti 5 tahun berikutnya.
c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak,
maka di antara dua waktu Musyawarah Cabang dapat
diadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa.
d. Pimpinan Musyawarah Cabang adalah suatu presidium
yang dipilih oleh Musyawarah Cabang.
(4) Musyawarah Ranting
a. Musyawarah Ranting diadakan tiga tahun sekali.
b. Acara pokok Musyawarah Ranting adalah:
1) Pertanggungjawaban Kwartir Ranting selama masa
baktinya termasuk, pertanggungjawaban keuangan;
2) Menetapkan Rencana Kerja 3 tahun;
3) Menetapkan kepengurusan Kwartir Ranting untuk
masa bakti 3 tahun berikutnya.
c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak,
maka di antara dua waktu Musyawarah Ranting dapat
diadakan Musyawarah Ranting Luar Biasa.
d. Pimpinan Musyawarah Ranting adalah suatu presidium
yang dipilih oleh Musyawarah Ranting.
(5) Musyawarah Gugusdepan
a. Musyawarah Gugusdepan diadakan tiga tahun sekali.
b. Acara pokok Musyawarah Gugusdepan adalah:
1) Pertanggungjawaban Pembina Gugusdepan selama
masa baktinya termasuk, pertanggungjawaban
keuangan;
2) Menetapkan Rencana Kerja 3 tahun;
3) Menetapkan Pembina Gugusdepan untuk masa bakti 3
tahun berikutnya.
c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak,
maka di antara dua waktu Musyawarah Gugusdepan dapat
diadakan Musyawaraah Gugusdepan Luar Biasa.
d. Pimpinan Musyawarah Gugusdepan adalah suatu
presidium yang dipilih oleh Musyawarah Gugusdepan.

Pasal 27
Referendum

Dalam menghadapi hal-hal yang luar biasa, Kwartir Nasional


Gerakan Pramuka dapat menyelenggarakan suatu referendum.

BAB VII
PENDAPATAN DAN KEKAYAAN

Pasal 28
Pendapatan

Pendapatan Gerakan Pramuka diperoleh dari:


a. Iuran anggota;
b. Bantuan majelis pembimbing;
c. Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

d. Sumber lain yang tidak bertentangan, baik dengan peraturan


perundang-undangan yang berlaku maupun dengan Kode
Kehormatan Pramuka;
e. Usaha dana, badan usaha/koperasi yang dimiliki Gerakan
Pramuka.

Pasal 29
Kekayaan

(1) Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri dari barang bergerak dan


tidak bergerak serta hak milik intelektual
(2) Pengalihan kekayaan Gerakan Pramuka yang berupa aset tetap
harus diputuskan berdasarkan hasil Rapat Pleno Pengurus
Kwartir dan persetujuan Mabi.

BAB VIII
ATRIBUT

Pasal 30
Lambang

Lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa.

Pasal 31
Bendera

Bendera Gerakan Pramuka berbentuk empat persegi panjang,


berukuran tiga banding dua, warna dasar putih dengan lambang
Gerakan Pramuka di tengah berwarna merah, di atas dan di bawah
lambang Gerakan Pramuka terdapat garis merah sepanjang
‘panjang bendera’ dan di sisi tiang terdapat garis merah sepanjang
‘lebar bendera’.

Pasal 32
Panji

Panji Gerakan Pramuka adalah Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan


Nasional Indonesia yang dianugerahkan oleh Presiden Republik
Indonesia dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
448 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961.

Pasal 33
Himne

Himne Gerakan Pramuka adalah lagu Satya Darma Pramuka.

Pasal 34
Pakaian Seragam dan Tanda-tanda

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan serta


meningkatkan disiplin, anggota Gerakan Pramuka menggunakan
pakaian seragam beserta tanda-tandanya.

BAB IX
ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 35
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka

(1) Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini dijabarkan lebih lanjut


dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
(2) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ditetapkan oleh
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan tidak boleh
bertentangan dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini.

BAB X
PEMBUBARAN

Pasal 36
Pembubaran

(1) a. Gerakan Pramuka hanya dapat dibubarkan oleh


Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang khusus
diadakan untuk itu.
b. Musyawarah Nasional tersebut harus diusulkan oleh
sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah.
c. Musyawarah Nasional untuk membicarakan usul
pembubaran Gerakan Pramuka dinyatakan sah jika dihadiri
oleh utusan dari sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah
daerah.
d. Usul pembubaran Gerakan Pramuka diterima oleh
Musyawarah Nasional jika disetujui dengan suara bulat.
(2) Jika Gerakan Pramuka dibubarkan, maka cara penyelesaian
harta benda milik Gerakan Pramuka ditetapkan oleh
Musyawarah Nasional yang mengusulkan pembubaran itu.

BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 37
Perubahan Anggaran Dasar

(1) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam


Musyawarah Nasional yang dihadiri oleh utusan daerah
sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah.
(2) Usul perubahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka diterima
oleh Musyawarah Nasional jika disetujui oleh sekurang-
kurangnya tiga perempat dari jumlah suara yang hadir.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

BAB XII
PENUTUP

Pasal 38
Penutup
Anggaran Dasar ini ditetapkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan
Pramuka yang diselenggarakan di Pontianak Kalimantan Barat pada
tanggal 15 – 19 Desember 2003.

Ditetapkan di :
Pontianak
Pada Tanggal :
18 Desember 2003
Presidium Munas
Gerakan Pramuka
2003,

Sundoro Syamsuri
Ketua

Dr. H. Noer Bahry Noor, MSc Amos


Asmuruf, SH
Anggota Anggota

Drs. H. Didi Edia Kartadinata Riyadi Santoso, S.Pd


Anggota
Anggota

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN


2004
TENTANG
PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peranan
Gerakan Pramuka diperlukan Anggaran Dasar
yang mencerminkan aspirasi, visi, dan misi
seluruh Gerakan Pramuka Indonesia,
sehingga secara efektif dapat dijadikan
landasan kerja Gerakan Pramuka Indonesia;
b. bahwa untuk mewujudkan upaya
sebagaimana dimaksud pada butir a, telah
dilaksanakan penyempurnaan atas Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka melalui pembahasan
dalam Musyawarah Nasional Gerakan
Pramuka 2003 yang berlangsung dari tanggal
15 sampai dengan 19 Desember 2003 di
Pontianak, Kalimantan Barat;
c. bahwa sehubungan dengan hal-hal
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, dipandang perlu mengesahkan
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang
dihasilkan dan ditetapkan dalam Musyawarah
Nasional Gerakan Pramuka 2003 pada
tanggal 15 sampai dengan 19 Desember
2003 di Pontianak, Kalimantan Barat, dengan
Keputusan Presiden;
Mengingat : Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN


ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA.
Pasal 1 : Mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
sebagaimana terlampir dalam Keputusan
Presiden ini.
Pasal 2 : Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini,
maka Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1999
tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka, dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 3 : Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 Oktober
2004
PRESIDEN REPUBLIK
INDON
ESIA

ttd

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

MEGAWATI
SOEKARNOPUTRI

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 107 TAHUN 1999
TENTANG
ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Menimbang : 1. Bahwa Anggaran Dasar Gerakan Pramuka


perlu dijabarkan dalam Anggaran Rumah
Tangga dan oleh karena itu Anggaran Rumah
Tangga tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ;
2. Bahwa Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
telah ditetapkan dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia nomor 34 tahun 1999,
sehingga Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka yang ditetapkan dengan Keputusan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor
103 tahun 1989 perlu diganti, agar sesuai
dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
tersebut ;

Mengingat : 1. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan


Pramuka tahun 1998 di Jakarta ;
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.
34 Tahun 1999, tentang Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka ;
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
nomor 103 tahun 1989, tentang Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka ;

Memperhatikan : 1. Arahan Pimpinan Kwartir Nasional dan


Andalan Nasional ;
2. Saran Staf Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka nomor 103 tahun 1989, tentang
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
seperti tercantum pada lampiran keputusan ini.

Kedua : Mengintruksikan kepada semua jajaran Gerakan


Pramuka untuk melaksanakan dan menyebar
luaskan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka ini.

Dengan catatan, apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan


dalam keputusan ini akan diadakan pem-betulan sebagaimana
mestinya.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Ditetapkan di : Jakarta.
Pada tanggal : 22 Juli 1999
Ketua Nasional Gerakan Pramuka

ttd

H.A. Rivai Harahap.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

LAMPIRAN KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 107 TAHUN 1999

ANGGARAN RUMAH TANGGA


GERAKAN PRAMUKA

BAB I
NAMA DAN TEMPAT

Pasal 1
Nama

(1) Gerakan Pramuka sebagai gerakan kepanduan Praja Muda


Karana adalah gerakan pendidikan kaum muda yang didukung
oleh orang dewasa.
(2) Gerakan Pramuka menyelenggarakan kepramukaan sebagai
cara mendidik kaum muda, oleh dan untuk kaum muda atas
dujungan dan bimbingan orang dewasa.

Pasal 2
Tempat

(1) Domisili kantor pusat Gerakan Pramuka di Ibukota Negara


Republik Indonesia.
(2) Gerakan Pramuka menyelenggarakan kegiatan di seluruh
wilayah Republik Indonesia.

BAB II
ASAS, TUGAS POKOK, DAN SASARAN

Pasal 3
Asas

Penghayatan dan pengamalan Pancasila diwujudkan dalam sikap


dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka.

Pasal 4
Tugas Pokok

Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok melaksanakan


pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan di lingkungan
luar sekolah yang melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga
dan di lingkungan sekolah dengan tujuan :
a. membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan
yang beriman dan bertakwa serta berwawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
b. membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai
keterampilan dan kecakapan serta memiliki kecerdasan
emosional sehingga dapat menjadi menusia yang
berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta


bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara.

Pasal 5
Sasaran

Sasaran kepramukaan adalah mempersiapkan kader bangsa yang :


a. memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa
Pancasila.
b. berdisiplin yaitu berpikir, bersikap dan bertingkah laku tertib.
c. sehat dan kuat mental, moral dan fisiknya.
d. memiliki jiwa patriot yang berwawasan luas dan dijiwai nilai-
nilai kejuangan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa.
e. berkemampuan untuk berkarya dan semangat kemandirian,
berpikir kreatif, inovatif, dapat dipercaya, berani dan mampu
menghadapi tugas-tugas.

BAB III
FUNGSI, SIFAT DAN USAHA

Pasal 6
Kepramukaan

(1) Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan


sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis
yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasarann
akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
(2) Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang
progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi
seutuhnya baik fisik, intelektual, emosi, sosial dan spiritual
sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.
(3) Kepramukaan merupakan sistem pembinaan dan
pengembangan sumberdaya atau potensi kaum muda agar
menjadi warganegara yang berkualitas yang mampu
memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan
kedamaian masyarakat baik nasional maupun internasional.
(4) Pendidikan dalam kepramukaan dimaksudkan dan diartikan
secara luas sebagai suatu proses pembinaan sepanjang hayat
yang berkesinambungan Sumber Daya Manusia/potensi peserta
didik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat, yang sasarannya menjadikan mereka sebagai
manusia yang mandiri, peduli, bertanggungjawab dan
berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat.
(5) Pelaksana pendidikan dalam kepramukaan agar menghayati
dan menyadari bahwa :

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

a. karya di bidang pendidikan adalah karya peningkatan mutu


mental, moral, fisik, intelektual, emosi, sosial dan spiritual ;
b. pendidikan berbeda dengan pengajaran, proses pendidikan
lebih pelan daripada proses pengajaran ;
c. pada hakekatnya yang menjadi pendidik sebenarnya
adalah pihak yang dididik, pendidik hanya pemberi jalan
pendidikan yang selanjutnya diproses oleh penerima bahan
pendidikan tersebut sendiri ;
d. dasar dan landasan pendidikan adalah meniru. Ada yang
meniru dan harus ada yang ditiru. Yang ditiru harus
berharga/bernilai untuk ditiru.

Pasal 7
Fungsi

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan luar


sekolah dan di luar keluarga serta sebagai wadah pembinaan
generasi muda, menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan
Metode Kepramukaan serta Sistem Among, yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan
bangsa dan masyarakat Indonesia.

Pasal 8
Sifat

(1) Kepramukaan adalah proses pendidikan sepanjang hayat.


(2) Gerakan Pramuka terbuka bagi setiap warga negara Republik
Indonesia yang bersedia dan sukarela menjadi anggota
Gerakan Pramuka.
(3) Gerakan Pramuka melaksanakan kegiatan sesuai dengan
keadaan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
(4) Gerakan Pramuka melaksanakan kegiatan yang bersifat
internasional untuk membina persahabatan, persaudaraan, dan
perdamaian dunia.
(5) Gerakan Pramuka melaksanakan kepramukaan yang bersifat
universal, yang dapat dilaksanakan dimana saja, dengan
menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan yang disesuaikan dengan kepentingan nasional.

Pasal 9
Gerakan Pramuka dan Politik

(1) Gerakan Pramuka berpegang pada peraturan perundang-


undangan negara dan kebijakan umum pemerintah Republik
Indonesia.
(2) Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial politik, dan
bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial politik
manapun juga. Semua jajaran Gerakan Pramuka tidak

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

dibenarkan ikut serta dalam kegiatan yang bersifat politik


praktis.
(3) Anggota Gerakan Pramuka secara pribadi dapat menjadi
anggota suatu organisasi kekuatan sosial politik, dengan
ketentuan:
a. tidak dibenarkan menyiarkan faham politik yang dianutnya
ke dalam lingkungan kepramukaan;
b. tidak dibenarkan mengenakan pakaian seragam Pramuka
atau tanda-tanda Pramuka pada waktu mengikuti kegiatan
organisasi kekuatan sosial politik dan melakukan kegiatan
politik praktis.
c. tidak dibenarkan mengenakan pakaian atau tanda-tanda
yang dipakai sebagai identitas organisasi kekuatan sosial
politik pada waktu anggota tersebut menghadiri atau
mengikuti kegiatan Gerakan Pramuka.

Pasal 10
Gerakan Pramuka dan Agama

(1) Gerakan Pramuka memberi kebebasan kepada anggotanya


untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-
masing.
(2) Gerakan Pramuka membina anggotanya agar meningkatkan
ketakwaan dan menjalankan kewajibannya terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
(3) Gerakan Pramuka membina anggotanya untuk menumbuhkan
dan memupuk kerukunan hidup beragama dan kerukunan antar
umat beragama dengan saling menghormati dan menghargai
agama dan kepercayaan orang lain.
Pasal 11
Usaha

(1) Segala usaha dan kegiatan Gerakan Pramuka diarahkan untuk


mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
(2) Usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan
watak, mental, jasmani, dan bakat, serta peningkatan iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan
teknologi, keterampilan dan kecakapan melalui berbagai
kegiatan kepramukaan.
(3) Untuk menunjang usaha dan mencapai tujuan Gerakan
Pramuka, diadakan prasarana dan sarana yang memadai,
berupa organisasi, personalia, perlengkapan, dana, komunikasi
dan kerjasama.

Pasal 12
Pembinaan Watak, Keterampilan dan Kesehatan

(1) Pada hakekatnya semua kegiatan dalam Gerakan Pramuka


diarahkan untuk mebina watak, keterampilan dan kesehatan
peserta didik.
(2) Pembinaan watak dilakukan melalui kegiatan penanaman,
pemupukan dalam diri peserta didik :

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

a. ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa


b. kesadaran berbangsa dan bernegara
c. pengamalan morak Pancasila
d. pemahaman sejarah perjuangan bangsa
e. rasa percaya diri sendiri
f. tanggungjawab dan disiplin.
(3) Pembinaan keterampilan dilakukan dengan latihan alat driya,
kecerdasan, dan kejuruan melalui syarat-syarat kecakapan dan
kegiatan Satuan Karya.
(4) Pembinaan kesehatan dilakukan dengan kegiatan kebersihan
dan keteriban, latihan dan penyuluhan kesehatan, serta
keindahan dan kelestarianlingkungan hidup.

Pasal 13
Pembinaan Kwartir dan Satuan

(1) Kwartir Nasional membina dan membantu Kwartir Daerah,


sehingga kemampuan setiap daerah dalam mengembangkan
pendidikan kepramukaan di wilayah kerjanya terus meningkat,
termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan karya.
(2) Setiap Kwartir Daerah membina dan membantu Kwartir Cabang,
sehingga kemampuan setiap cabang dalam mengembangkan
pendidikan kepramukaan di wilayah kerjanya terus meningkat,
termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan Karya.
(3) Setiap Kwartir Cabang membina dan membantu Kwartir Ranting,
sehingga kemampuan setiap ranting dalam mengembangkan
pendidikan kepramukaan di wilayah kerjanya terus meningkat,
termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan karya.
(4) Setiap Kwartir Ranting membina dan membantu Gugusdepan
dalam wilayah kerjanya dan wajib berusaha supaya jumlah dan
mutu Gugusdepan dan Satuan karya di wilayah kerjanya terus
meningkat.
(5) Setiap Koordinator Desa/Kelurahan membantu Kwartir Ranting
yang bersangkutan dengan mengkoordinasikan Gugusdepan di
wilayah desa/kelurahannya.
(6) Pembina Gugusdepan berusaha supaya jumlah dan mutu para
pembina dan peserta didik di Gugusdepannya terus meningkat.
(7) Kwartir Nasional membina dan membantu secara langsung
Gugusdepan yang berpangkalan di Perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri.

Pasal 14
Pendidikan Tenaga Kader Gerakan Pramuka

(1) Semua Kwartir berusaha meningkatkan jumlah dan mutu


tenaga kader Gerakan Pramuka, Pembina Pramuka, Pelatih
Pembina Pramuka, Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan
Saka, Andalan dan Anggota Majelis Pembimbing, sehingga
mampu meningkatkan mutu pendidikan kepramukaan.
(2) Untuk melaksanakan maksud yang tertera dalam ayat (1) pasal
ini Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah dan Kwartir
Nasional, menyelenggarakan pendidikan melalui kursus dan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

latihan serta pendekatan pribadi, sesuai dengan wewenang dan


tanggungjawabnya di wilayah masing-masing.
(3) Setiap Kwartir membantu Kwartir-Kwartir di wilayah kerjanya
untuk melaksanakan pendidikan tenaga kader Gerakan
Pramuka.
(4) Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam ayat (1), (2) dan (3)
pasal ini dibentuk lembaga pendidikan kader Gerakan Pramuka
seperti berikut :
a. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat
Nasional, disingkat Lemdikanas.
b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat
Daerah, disingkat Lemdikada.
c. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat
Cabang, disingkat Lemdikacab.

Pasal 15
Pertemuan untuk Memupuk Persaudaraan

(1) Gerakan Pramuka mulai dari Gugusdepan sampai dengan


tingkat nasional menyelenggarakan pertemuan untuk
memupuk rasa kekeluargaan dan persaudaraan.
(2) Pertemuan-pertemuan itu diisi dengan acara kegiatan yang
menarik, bermanfaat, kreatif, inovativ serta mengandung
pendidikan, antara lain untuk meningkatkan kerjasama, rasa
kekeluargaan, disiplin, keterampilan, kecakapan dan
penguasaan tehnologi.
(3) Agar dapat mengikutsertakan sebanyak mungkin anggota
Gerakan Pramuka dalam pertemuan untuk memupuk
kekeluargaan dan persaudaraan, perlu lebih sering
diselenggarakan pertemuan di tingkat Ranting dan Cabang.

Pasal 16
Fasilitas dan Alat Perlengkapan Pendidikan

(1) Semua jajaran Gerakan Pramuka mengusahakan alat


perlengkapan sebagai sarana pendidikan.
(2) Salah satu usaha pengadaan perlengkapan setiap kwartir
membentuk koperasi yang juga merupakan sarana pendidikan.
(3) Karena adanya hak paten maka pengadaan perlengkapan
pendidikan oleh pihak luar Gerakan Pramuka harus mendapat
ijin dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
(4) Salah satu usaha pengadaan, fasilitas dan perlengkapan
dilakukan melalui Kedai Pramuka.
(5) Kedai Pramuka dikelola oleh kwartir, koperasi atau oleh
anggota Gerakan Pramuka yang mendapat ijin dari kwartirnya.
Pasal 17
Kehumasan

(1) Gerakan Pramuka mulai dari tingkat gugusdepan sampai


dengan tingkat nasional melaksanakan usaha penerangan, baik
ke dalam maupun ke luar Gerakan Pramuka.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(2) Hubungan masyarakat untuk memperoleh pengertian,


dukungan, bantuan dan umpan balik dari masyarakat maupun
pemerintah serta menjadikan penerangan dan hubungan
masyarakat itu sebagai alat pendidikan kepramukaan dan
pendidikan masyarakat.

Pasal 18
Hubungan dengan Instansi Pemerintah, Organisasi Lain

(1) Gerakan Pramuka mengembangkan kerjasama dengan instansi


pemerintah, lembaga swasta dan masyarakat, untuk dapat
berperanserta dalam pembangunan, sesuai dengan
kebijaksanaan pemerintah dan tujuan Gerakan Pramuka.
(2) Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengusahakan hubungan
baik dengan pihak-pihak di luar negeri yang tujuannya tidak
bertentangan dengan kebijaksanaan umum pemerintah
Republik Indonesia dan tujuan Gerakan Pramuka.
(3) Gerakan Pramuka sebagai anggota World Organization of Scout
Movement (WOSM) dan World Association of Girl Guides and
Girl Scouts (WAGGGS).
(4) Gerakan Pramuka mengadakan hubungan kerjasama dengan
organisasi kepramukaan di negara lain.

Pasal 19
Usaha Lain

Gerakan Pramuka menjalankan usaha lain yang tidak bertentangan


dengan peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan umum
pemerintah, dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka.

BAB IV
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN, METODE KEPRAMUKAAN,
KODE KEHORMATAN PRAMUKA, MOTTO, DAN KIASAN DASAR

Pasal 20
Prinsip Dasar Kepramukaan

(1) Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :


a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;
b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan
alam seisinya ;
c. peduli terhadap diri pribadinya ;
d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
(2) Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang
anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan
ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan
untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembina,
sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan
penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota


masyarakat.
(3) Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah
hakekat Pramuka, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
makhluk sosial, maupun individu yang menyadari bahwa diri
pribadinya :
a. mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah
sesuai tata-cara dari agama yang dipeluknya serta
menjalankan segala perintahNya dan menjauhi
larangannya.
b. mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan
hidup bersama dengan makhluk lain yang juga diciptakan
oleh Tuhan Yang Maha Esa, khususnya sesama manusia
yang telah diberi derajat yang lebih mulia dari makhluk
lainnya. Dalam kehidupan bersama didasari prinsip peri
kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan
Yang Maha Esa di bumi yang berunsurkan tanah, air dan
udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup
bersama, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dengan rukun dan damai.
d. memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan
lingkungan sosial serta memperkokoh persatuan,
menerima kebhinekaan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
e. memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar
dapat meninjang/memberikan kenyamanan dan
kesejahteraan hidupnya.Karena itu manusia wajib peduli
terhadap lingkungan hidupnya dengan cara menjaga,
memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.

Pasal 21
Metode Kepramukaan

(1) Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui


:
a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka ;
b. belajar sambil melakukan ;
c. berkelompok ;
d. kegiatan yang menantang dan meningkat serta
mengandung pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan rohani dan jasmani peserta didik ;
e. kegiatan di alam terbuka ;
f. sistem tanda kecakapan ;
g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri ;
h. sistem among.
(2) Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan
dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada
pelaksanaan Kode Kehormatan.
(3) Metode Kepramukaan sebagai suatu system, terdiri atas unsure-
unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

tiap unsurnya memounyai fungsi pendidikan yang spesifik dan


saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.

Pasal 22
Kode Kehormatan

(1) Kode kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yangdisebut


Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan
satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan
Prinsip Dasar Kepramukaan.
(2) Kode kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut
Satya adalah :
a. janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon
anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan
keanggotaan ;
b. tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela
menerapkan dan mengamalkan janji ;
c. titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna
mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan
spiritual, baiksebagai pribadi maupun anggota masyarakat
lingkungannya.
(3) Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang
disebut Darma adalah :.
a. alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk
mengembangkan budi pekerti luhur ;
b. upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong
pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem
nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi
anggota ;
c. landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan
pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya
mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat,
bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa
kebersamaan dan gotong royong ;
d. Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan
landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama
aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota,
pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
(4) Kode Kehormatan Pramuka bagi pesertadidik disesuaikan
dengan golongan usia dan perkembangan rohani dam jasmani
pesertadidik, yaitu :
a. Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga terdiri atas :
1) Janji yang disebut Dwisatya selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
Dwisatya Pramuka Siaga
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-
sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tata-
krama keluarga
- setiap hari berbuat kebajikan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

2) Ketentuan moral yang disebut Dwidarma


selengkapnya bernunyi sebagai berikut :
Dwidarma Pramuka Siaga
1. Siaga berbakti kepada ayah bindanya
2. Siaga berani dan tidak putus asa

b. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang terdiri atas :


1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :

Trisatya Pramuka Penggalang


Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-
sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila
- menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri
membangun masyarakat
- menepati Dasadarma
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma
selengkapnya bernunyi sebagai berikut :
Dasadarma Pramuka Penggalang
Pramuka itu :
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela Menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

c. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penegak terdiri atas :


1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
Trisatya Pramuka Penegak
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-
sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila
- menolong sesama hidup dan ikut serta
membangun masyarakat
- menepati Dasadarma
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma
selengkapnya bernunyi sebagai berikut :
Dasadarma Pramuka Penegak
Pramuka itu :
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

3. Patriot yang sopan dan ksatria


4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela Menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
d. Kode Kehormatan bagi Pramuka Pandega terdiri atas :
1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
Trisatya Pramuka Pandega
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-
sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila
- menolong sesama hidup dan ikut serta
membangun masyarakat
- menepati Dasadarma
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma
selengkapnya bernunyi sebagai berikut :
Dasadarma Pramuka Pandega
Pramuka itu :
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela Menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
e. Kode Kehormatan bagi anggota dewasa terdiri atas :
1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-
sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila
- menolong sesama hidup dan ikut serta
membangun masyarakat
- menepati Dasadarma
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma
selengkapnya bernunyi sebagai berikut :
Dasadarma
Pramuka itu :
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

3. Patriot yang sopan dan ksatria


4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela Menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
f. Kesanggupan anggota dewasa untuk mengantarkan kaum
muda Indonesia ke masa depan yang lebih baik,
dinyatakan dengan Ikrar yang berbunyi sebagai berikut :
IKRAR
Dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih, lagi Maha
Penyayang, dan dengan penuh kesadaran serta rasa
tanggungjawab atas kepentingan bangsa dan negara, kami
Pembina Pramuka/Pelatih Pembina Pramuka/Pembina
Profesional/Pamong Saka/Instruktur Saka/Pimpinan
Saka/Andalan/Anggota Majelis Pembimbing …………………
*) Gerakan Pramuka seperti tersebut dalam Keputusan
Kwartir ………………… *)/Majelis Pembimbing
…………………….. *) Gerakan Pramuka nomor ……… tahun
……… menyatakan bahwa kami :
- menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka dan
- akan bersungguh-sungguh melaksanakan tugas
kewajiban kami sebagai Pembina Pramuka/Pelatih
Pembina Pramuka/Pembina Profesional/Pamong
Saka/Instruktur Saka/Pimpinan Saka/Andalan/Anggota
Majelis Pembimbing ………………… *) Gerakan
Pramuka sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
untuk mengantarkan kaum muda Indonesia ke masa
depan yang lebih baik.
…………………………….,
………………………..
Pembina Pramuka/Pelatih
Pembina Pramuka/
Pembina Profesional/Pamong
Saka/Instruktur
Saka/Pimpinan
Saka/Andalan/Anggota Majelis
Pembimbing ………………… *)
Gerakan Pramuka

(…………………………………)
Catatan :
- coret yang tidak perlu
*) diisi Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, Desa, atau Gugusdepan

Pasal 23

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan dilaksanakan dengan :


a. Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-
masing.
b. Membina kesadaran berbangsa dan bernegara
c. Menegenal, memelihara dan melestarikan lingkungan beserta
alam seisinya.
d. Memiliki sikap kebersamaan, tidak mementingkan diri sendiri,
baik dalam lingkungan keluarga, maupun dalam kehidupan
bermasyarakat, membina persaudaraan dengan Pramuka
sedunia.
e. Hidup secara sehat jasmani dan rohani.
f. Belajar mendengar, menghargai dan menerima
pendapat/gagasan orang lain, membina sikap mawas diri,
bersikap terbuka, mematuhi kesepakatan dan memperhatikan
kepentingan bersama, mengutamakan kesatuan dan persatuan
serta membina diri dalam upaya bertutur kata dan bertingkah
laku sopan, ramah dan sabar.
g. Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi
dalam kegiatan bakti maupun sosial, membina kesukarelaan
dan kesetiakawanan, membina ketabahan dan kesabaran
dalam menghadapi/mengatasi rintangan dan tantangan tanpa
mengenal sikap putus asa.
h. Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang ditawarkan ,
sebagai persiapan pribadi menghadapi masa depan, berupaya
melatih keterampilan dan pengetahuan sesuai kemampuannya,
riang gembira dalam menjalankan tugas dan menghadapi
kesulitan maupun tantangan.
i. Bertindak dan hidup secara hemat, serasi dan tidak berlebihan,
teliti, waspada dan tidak melakukan hal yang mubazir, dengan
membiasakan hidup secara bersahaja sebagai persiapan diri
agar mampu dan mau mengatasi berbagai tantangan yang
dihadapi.
j. Mengendalikan dan mengatur diri, berani menghadapi
tantangan dan kenyataan, berani dalam kebenaran, berani
mengakui kesalahan, memegang teguh prinsip dan tatanan
yang benar, taat terhadap aturan dan kesepakatan.
k. Membiasakan diri menepati janji, mematuhi aturan dan
ketentuan yang berlaku, kesediaan untuk bertanggungjawab
atas segala tindakan dan perbuatan, bersikap jujur dalam hal
perbuatan maupun materi.
l. Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya
membuat gagasan dan menyelesaikan permasalahan, berhati-
hati dalam bertindak, bersikap dan berbicara.

Pasal 24
Belajar Sambil Melakukan

Belajar Sambil Melakukan dilaksanakan dengan :


a. Kegiatan dalam kepramukaan dilakukan sebanyak mungkin
praktek secara praktis dalam upaya memberikan bekal

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

pengalaman dan keterampilan yang bermanfaat bagi beserta


didik..
b. Mengarahkan perhatian pesertadidik untuk berbuat hal-hak
nyata dan merangsangnya agar rasa keingintahuan akan hal-
hal yang baru dan keinginan untuk berpartisipasi dalam segala
kegiatan timbul, daripada hanya menjadi penonton.

Pasal 25
Sistem Berkelompok

(1) Sistem beregu dilaksanakan agar peserta didik memperoleh


kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, berorganisasi,
memikul tanggungjawab, mengatur diri, menempatkan diri,
bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan.
(2) Kaum muda dikelompokkan dalam satuan gerak, yang masing-
masing dipimpin oleh kaum muda sendiri, yang merupakan
wadah kerukunan diantara mereka.

Pasal 26
Kegiatan Menantang dan Progresif serta Mengandung
Pendidikan yang Sesuai dengan Perkembangan Rohani dan
Jasmani Pesertadidik

Pelaksanaan metode ini dilakukan dengan :


a. Kegiatan dalam Gerakan Pramuka harus menantang dan
menarik kaum muda untuk menjadi Pramuka, sedangkan
mereka yang telah menjadi Pramuka tetap terpikat dan
mengikuti serta mengembangkan acara kegiatan tersebut.
b. Kegiatan dalam Gerakan Pramuka bersifat kreatif, inovatif dan
rekreatif yang mengandung pendidikan, dengan maksud
supaya melalui proses pendidikan akan dapat mengubah sikap
dan perilaku, menambah pengetahuan dan pengalaman, serta
meningkatkan penguasaan keterampulan dan kecakapan bagi
setiap pesertadidik.
c. Kegiatan dilaksanakan secara terpadu dan bagi peserta didik
merupakan tahapan pengembangan kemampuan dan
keterampilannya baik secara individu maupun kelompoknya.
d. Pendidikan dalan kepramukaan dilaksanakan dalam tahapan
peningkatan bagi kemampuan dan perkembangan individu
maupun kelompok.
e. Acara kegiatan dalam Gerakan Pramuka disesuaikan dengan
usia dan perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik,
sehingga pendidikan kepramukaan dapat diterima dengan
mudah dan pasti oleh yang bersangkutan.
f. Penggolongan pesertadidik dalam Gerakan Pramuka menurut
jenis kelamin, umur dan kemampuannya, dimaksudkan untuk
memudahkan penyesuaian kegiatan dengan perkembangan
rohani dan jasmani pesertadidik.
g. Kegiatan dalam Gerakan Pramuka diusahakan agar dapat
mengembangkan bakat dan minat anggota Gerakan Pramuka,
serta menunjang dan berfaedah bagi perkembangan diri
pribadi, masyarakat dan lingkungannya.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Pasal 27
Kegiatan di Alam Terbuka

(1) Kegiatan di alam terbuka memberikan pengalaman adanya


saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan
untuk melestarikannya, selain itu mengembangkan suatu sikap
tanggungjawab akan masa depan yang menghormati
keseimbangan alam.
(2) Bagi pesertadidik menjaga lingkungan adalah hal yang utama
yang harus ditaati dan dikenali sebagai aturan dasar dalam tiap
kegiatan yang selaras dengan alam.
(3) Kegiatan di alam terbuka mengembangkan kemapuan diri
mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada
sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali
cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan,
membina kerjasama danrasa memiliki.

Pasal 28
Sistem Tanda Kecakapan

(1) Tanda kecakapan adalah tanda yang menunjukkan


keterampilan dan kecakapan tertentu yang dimiliki seorang
anggota Gerakan Pramuka.
(2) Sistem tanda kecakapan bertujuan mendorong dan
merangsang para Pramuka supaya berusaha memperoleh
keterampilan dan kecakapan.
(3) Setiap Pramuka berusaha memperoleh keterampilan dan
kecakapan yang berguna bagi kehidupan dirinya dan baktinya
kepada masyarakat.

Pasal 29

Sistem Satuan Terpisah Untuk Putera dan Puteri

Sistem satuan terpisah dilaksanakan sebagai berikut:


a. Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina Puteri, satuan
Pramuka Putera dibina oleh Pembina Putera.
b. Tidak dibenarkan Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina
Putera dan sebaliknya, kecuali Perindukan Siaga Putera dapat
dibina oleh Pembina Puteri.
c. Jika kegiatan itu diselenggarakan dalam bentuk perkemahan,
harus dijamin dan dijaga agar tempat perkemahan puteri dan
tempat perkemahan putera terpisah; perkemahan puteri
dipimpin oleh Pembina Puteri dan perkemahan putera dipimpin
oleh Pembina Putera.

Pasal 30
Sistem Among

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(1) Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan


antara pembina dan pesertadidik menggunakan Sistem Among.
(2) Sistem among mewajibkan pembina Pramuka melaksanakan
prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut :
a. Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi
teladan ;
b. Ing madyo mengun karso maksudnya di tengah
membangun kemauan ;
c. Tut wuri handayani maksudnya dari belakang memberi
daya/dorongan dan pengaruh yang baik ke arah
kemandirian.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya pembina Pramuka wajib
bersikap dan berperilaku berdasarkan:
a. cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepantasan,
keprasahajaan/kesederhanaan, kesanggupan berkorban
dan rasa kesetiakawanan sosial.
b. disiplin disertai inisiatif dan tanggungjawab terhadap diri
sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan
lingkungan hidup, serta bertanggungjawab kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
(4) Hubungan pembina Pramuka dengan pesertadidik merupakan
hubungan khas, yaitu setiap pembina Pramuka wajib
memperhatikan perkembangan pesertadidiknya secara pribadi
agar perhatian terhadap pembinaannya dapat dilaksanakan
sesuai dengan tujuan kepramukaan.
(5) Pembina Pramuka berusaha secara bertahap menyerahkan
pemimpinan kegiatan sebanyak mungkin kepada pesertadidik,
sedangkan pembina Pramuka berada di belakang memberi
semangat, dorongan dan pengaruh yang baik.

Pasal 31
Motto Gerakan Pramuka

(1) Moyyo Gerakan Pramuka merupakan motto tetap dan tunggal


bagi Gerakan Pramuka, sebagai bagian terpadu proses
pendidikan, disosialisasikan baik dalam maupun di luar
Gerakan Pramuka.
(2) Motto Gerakan Pramuka adalah :
“Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan”.

Pasal 32
Kiasan Dasar

(1) Pada hakekatnya Kiasan Dasar merupakan Metode


Kepramukaan.
(2) Penggunaan Kiasan Dasar sebagai salah satu unsur terpadu
dalam kepramukaan, dimaksudkan untuk mengembangkan
imajinasi pesertadidik, sesuai dengan usia dan
perkembangannya yang mendorong kreativitas dan
keikutsertaan dalam kegiatan. Karena itu Kiasan Dasar tidak
hanya menarik, menantang, dan merengsang tetapi harus

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

diseuaikan dengan minat, kebutuhan, situasi dan kondisi


pesertadidik.
(3) Kiasan Dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan,
dan sasaran pendidikan dalam kepramukaan untuk tiap
pesertadidik serta merupakan proses Metode Kepramukaan
yang bersifat tidak memberatkan pesertadidik tetapi
memperkaya pengalaman.

BAB V
ORGANISASI

Pasal 33
Gugusdepan

(1) Kepramukaan diselenggarakan di Gugusdepan dan Satuan


Karya.
(2) Gugusdepan lengkap merupakan pangkalan keanggotaan bagi
pesertadidik dan anggota dewasa serta wadah pembinaan bagi
pesertadidik yang terdiri atas :
a. Perindukan Siaga
b. Pasukan Penggalang
c. Ambalan Penegak
d. Racana Pandega.
(3) Anggota putera dan anggota puteri dihimpun dalam
gugusdepan yang terpisah, masing-masing merupakan
Gugusdepan yang berdiri sendiri.
(4) Anggota Gerakan Pramuka yang menyadang cacat dapat
dihimpun dalam Gugusdepan tersendiri atau dapat
diintegrasikan ke dalam Gugusdepan biasa.

Pasal 34
Satuan Karya

(1) Satuan Karya (Saka) merupakan wadah pendidikan


kepramukaan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan pesertadidik dalam wawasan tertentu serta
melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia.
(2) Kegiatan itu menghasilkan pengalaman, tambahan
pengetahuan dan tehnologi, keterampilan dan kecakapan yang
kelak menjadi bekal hidup para peserta didik. Kegiatan itu
diarahkan pada peningkatan ketahanan nasional.
(3) Setiap Satuan Karya mengkhususkan diri pada pengabdian
tertentu berdasarkan wawasan atau keterampilan khusus.
(4) Anggota satuan karya adalah Pramuka Penggalang, Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega putera dan puteri dari
Gugusdepan di wilayah Ranting yang bersangkutan tanpa
melepaskan diri dari keanggotaan Gugusdepannya.
(5) Satuan karya dibina oleh Kwartir Ranting/Cabang.
(6) Anggota Satuan Karya wajib meneruskan pengetahuan dan
kemamannya kepada anggota lain di Gugusdepannya.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Pasal 35
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega

Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera yang
bersifat kolektif, berkedudukan sebagai badan kelengkapan Kwartir
yang diberi wewenang dan kepercayaan membantu Kwartir untuk
mengelola Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

Pasal 36
Ranting

(1) Ranting selain menghimpun Gugusdepan yang ada di wilayah


kerjanya juga merupakan pangkalan keanggotaan bagi anggota
dewasa yang ada pada jajarannya.
(2) Ranting merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali
teknik dan taktik pelaksanaan kegiatan Gerakan Pramuka.
(3) Pada tingkat Ranting dibentuk Kwartir Ranting yang dilengkapi
dengan antara lain :
a. Dewan Kerja Ranting (DKR)
b. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa.

Pasal 37
Cabang

(1) Cabang selain menghimpun Ranting-Ranting yang ada di


wilayah kerjanya juga merupakan pangkalan keanggotaan bagi
anggota dewasa yang ada di jajarannya.
(2) Cabang merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali
operasional kegiatan Gerakan Pramuka. Dalam melaksanakan
fungsinya ini, Cabang melakukan pembinaan sampai ke tingkat
Gugusdepan.
(3) Pada tingkat Cabang dibentuk Kwartir Cabang yang dilengkapi
dengan antara lain :
a. Dewan Kerja Cabang (DKC)
b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat
Cabang (Lemdikacab)
c. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa.
(4) Pada kota administratif dapat dibentuk Kwartir Cabang
tersendiri atas persetujuan Ketua Majelis Pembimbing Daerah
yang bersangkutan.

Pasal 38

Daerah

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(1) Daerah selain menghimpun Cabang-Cabang yang ada di


wilayah kerjanya juga merupakan pangkalan keanggotaan bagi
anggota dewasa yang ada di jajarannya.
(2) Daerah merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali
manajerial kegiatan Gerakan Pramuka. Dalam melaksanakan
fungsinya ini, Derah melakukan pembinaan sampai ke tingkat
Ranting.
(3) Pada tingkat Daerah dibentuk Kwartir Daerah yang dilengkapi
dengan antara lain :
a. Dewan Kerja Daerah (DKD)
b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Daerah
(Lemdikada)
c. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa.

Pasal 39

Nasional

(1) Gerakan Pramuka di tingkat Nasional selain menghimpun


Daerah-daerah seluruh Indonesia juga menghimpun
Gugusdepan-Gugusdepan di perwakilan-perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri dan menjadi pangkalan keanggotaan
bagi anggota dewasa yang ada di jajarannya.
(2) Gerakan Pramuka di tingkat nasional merupakan jajaran yang
berfungsi sebagai pengendali strategik kegiatan Gerakan
Pramuka. Dalam melaksanakan fungsinya ini, dilaksanakan
pembinaan sampai ke tingkat Cabang.
(3) Di tingkat Nasional dibentuk Kwartir Nasional yang dilengkapi
dengan antara lain :
a. Dewan Kerja Nasional (DKN)
b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat
Nasional (Lemdikanas)
c. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa.

Pasal 40
Dewan Kehormatan

(1) Dewan Kehormatan merupakan badan tetap yang dibentuk


oleh Gugusdepan atau Kwartir sebagai badan yang
menetapkan promosi dan sangsi dengan tugas :
a. menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka yang
melanggar kode kehormatan atau merugikan nama baik
Gerakan Pramuka.
b. menilai sikap, perilaku dan jasa seseorang untuk
mendapatkan tanda penghargaan.
(2) Dewan Kehormatan beranggotakan lima orang yang terdiri atas
unsur-unsur sebagai berikut :
a. Dewan Kehormatan Kwartir diusahakan terdiri atas:
1) Majelis Pembimbing ;
2) Andalan ;
3) Anggota Kehormatan ;
4) Anggota Dewan Kerja ;

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

dibantu oleh staf Kwartir.


b. Dewan Kehormatan Gugusdepan terdiri atas:
1) Majelis Pembimbing Gugusdepan :
2) Pembina Gugusdepan :
3) Pembina Pramuka :
4) Unsur peserta didik.

Pasal 41
Pembantu Andalan

(1) Apabila dipandang perlu Ketua Kwartir dapat mengangkat


Pembantu Andalan yang bertugas untuk menangani hal-hal
yang memerlukan keahlian khusus.
(2) Masa Bakti Pembantu Andalan sama dengan masa bakti
Kwartir.

Pasal 42
Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka

(1) Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka adalah badan


independen yang dibentuk oleh Musyawarah Kwartir atau
Musyawarah Gugusdepan dan bertugas untuk melakukan audit
keuangan Kwartir atau Gugusdepan untuk dilaporkan kepada
Musyawarah.
(2) Masa bakti Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka sama
dengan masa bakti Kwartir atau Gugusdepan.

BAB V
KEANGGOTAAN

Pasal 43
Amggota Biasa Gerakan Pramuka

Anggota Biasa Gerakan Pramuka terdiri atas anggota muda dan


anggota dewasa.

Pasal 44
Pramuka

Pramuka adalah sebutan bagi anggota muda Gerakan Pramuka.

Pasal 45
Anggota Muda

(1) Anggota muda adalah anggota biasa yang terdiri atas Pramuka
Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka
Pandega.
(2) Pramuka Siaga berusia 7 tahun sampai dengan 10 tahun,
Pramuka Penggalanag berusia 11 tahun sampai dengan 15
tahun, Pramuka Penegak berusia 16 tahun sampai dengan 20

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

tahun, dan Pramuka Pandega berusia 21 tahun sampai dengan


25 tahun.
(3) Anggota muda yang sudah menikah digolongkan menjadi
anggota Gerakan Pramuka.
(4) Anggota muda sebelum menjadi anggota disebut calon
anggota.
(5) Anggota muda yang menyandang cacat disebut Pramuka Luar
Biasa, yang terdiri atas Pramuka Luarbiasa tuna netra, tuna
rungu, tuna grahita, tina daksa, dan tuna laras.
(6) Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat diangkat
menjadi Pembantu Pembina, Pembina Pramuka atau Instruktur
tidak meninggalkan statusnya sebagai anggota muda.
(7) Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat diangkat oleh
Pembinanya sebagai instruktur Muda di Gugusdepannya.
(8) Untuk dapat dilantik sebagai anggota Gerakan Pramuka,
anggota muda telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum
tingkat pertama dari golongannya.
(9) Pelantikan anggota muda dilakukan oleh Pembina Pramuka di
satuan masing-masing dengan mengucapkan Dwisatya bagi
Pramuka Siaga atau Trisatya bagi Pramuka Penggalang,
Penegak dan Pandega.

Pasal 46
Anggota Dewasa

(1) Anggota Gerakan Pramuka yang berkategori Anggota Dewasa


adalah :
a. Pembina Pramuka
b. Pelatih Pembina Pramuka
c. Pembina Profesional
d. Pamong Saka dan Instruktur Saka
e. Pimpinan Saka
f. Andalan
g. Anggota Majelis Pembimbing.
(2) Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka diatur
sebagai berikut :
a. Pembina Siaga dan Pembantu Pembina Siaga sekurang-
kurangnya berusia enam belas tahun.
b. Pembina Penggalang sekurang-kurangnya berusia dua
puluh satu tahun, sedangkan Pembantu Pembina
Penggalang sekurang-kurangnya berusia dua puluh tahun.
c. Pembina Penegak sekurang-kurangnya berusia dua puluh
lima tahun, sedangkan Pembantu Pembina Penggalang
sekurang-kurangnya berusia dua puluh tiga tahun.
d. Pembina Pandega sekurang-kurangnya berusia dua puluh
delapan tahun, sedangkan Pembantu Pembina Pandega
sekurang-kurangnya berusia dua puluh enam tahun.
(3) Andalan dan Anggota Majelis Pembimbing sekurang-kurangnya
berusia duapuluh enam tahun, kecuali Ketua dan Wakil Ketua
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega yang ex-officio
menjadi anggota Kwartir/Andalan.
(4) Anggota Dewasa berstatus sebagai :

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

a. Pembina Pramuka, sekurang-kurangnya telah lulus Kursus


Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) dan
membina anggota muda secara aktif.
b. Pelatih Pembina Pramuka, sekurang-kurangnya telah lulus
Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar (KPD), dan
membina secara aktif dan diangkat oleh Ketua Kwartir
Cabang.
c. Pembina Profesional, seorang yang berlatar belakang
pendidikan akademisi dan keahlian dalam suatu bidang
ilmu sekurang-kurangnya telah lulus Kursus Pembina
Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD), membina anggota
muda secara aktif.
d. Pamong Saka, sekurang-kurangnya telah lulus telah lulus
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD).
e. Instruktur Saka, seseorang yang mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan keahlian khusus di bidang kejuruan
tertentu.
f. Pimpinan Saka yang diangkat oleh Kwartir, sekurang-
kurangnya telah mengikuti kegiatan orientasi
kepramukaan.
g. Andalan, yang dipilih di dalam Musyawarah dan telah
dilantik sekurang-kurangnya telah mengikuti kegiatan
orientasi kepramukaan.
h. Anggota Majelis Pembimbing, yang diangkat sekurung-
kurangnya mengikuti kegiatan orientasi kepramukaan.
(5) Pelantikan :
a. Pelantikan Pembina Pramuka dan Pembina Gugusdepan
yang telah disahkan oleh Kwartir Ranting atau Kwartir
Cabang yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir
Ranting atau Ketua Kwartir Cabang yang bersangkutan,
dengan mengucapkan Trisatya dan menandatangani Ikrar.
b. Pelantikan Pelatih Pembina Pramuka dan Pembina
Profesional yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir
yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir yang
bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan
menandatangani Ikrar.
c. Pelantikan Koordinator Desa/Kelurahan yang telah disahkan
dengan keputusan Kwartir Ranting atau Kwartir Cabang
yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir Ranting
atau Ketua Kwartir Cabang yang bersangkutan, dengan
mengucapkan Trisatya dan menandatangani Ikrar.
d. Pelantikan Pamong Saka dan Instruktur Saka yang telah
disahkan dengan keputusan Kwartir Ranting atau Kwartir
Cabang yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir
Ranting atau Ketua Kwartir Cabang yang bersangkutan,
dengan mengucapkan Trisatya dan menandatangani Ikrar.
e. Pelantikan Pimpinan Saka yang telah disahkan dengan
keputusan Kwartir yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua
Kwartir yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya
dan menanda-tangani Ikrar.
f. Pelantikan Andalan yang telah disahkan dengan keputusan
Kwartir jajaran yang diatasnya dilakukan oleh Ketua

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Kwartir yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya


dan menandatangani Ikrar. Kecuali Andalan Nasional yang
dilantik dan disahkan oleh Presiden Republik Indonesia
selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional.
g. Pelantikan Pembantu Andalan yang telah disahkan dengan
keputusan Kwartir di jajaran nya dilakukan oleh Ketua
Kwartir yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya
dan menanda-tangani Ikrar.
h. Pelantikan Ketua Majelis Pembimbing dilakukan oleh Ketua
Kwartir jajaran diatasnya, dengan mengucapkan Trisatya
dan menandatangani Ikrar. Kecuali Ketua Majelis
Pembimping Nasional yang dijabat oleh Presiden Republik
Indonesia.
i. Pelantikan Anggota Majelis Pembimbing yang telah
disahkan dengan keputusan Kwartir jajaran diatasnya
dilakukan oleh Ketua Majelis Pembimbing jajaran masing-
masing, dengan mengucapkan Trisatya dan menanda-
tangani Ikrar. Kecuali Anggota Majelis Pembimbing
Nasional yang dilantik dan disahkan oleh Presiden Republik
Indonesia selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional.
(6) Orang tua pesertadidik dapat berperan serta dalam
Gerakan Pramuka untuk membimbing putera-puterinya
dalam kegiatan kepramukaan di lingkungan keluarga
maupun di lingkungan tempat tinggalnya, tanpa
berkedudukan sebagai anggota dewasa Gerakan Pramuka.

Pasal 47
Anggota Kehormatan

(1) Yang dapat menjadi Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka


adalah orang dewasa yang terdiri atas :
a. Pandu dan Pramuka purna bakti ;
b. Orang yang berjasa kepada Gerakan Pramuka dan
Kepramukaan ;
c. Orang-orang yang bersimpati kepada Gerakan Pramuka
termasuk Karyawan Kwartir.
(2) Pandu dan Pramuka purna bakti untuk menjadi Anggota
Kehormatan Gerakan Pramuka dengan mengisi formulir yang
telah disediakan.
(3) Prang yang berjasa kepada Gerakan Pramuka dan
Kepramukaan menjadi Anggota Kehormatan atas permintaan
Kwartir yang bersangkutan.
(4) Orang-orang yangbbersimpati kepada Gerakan Pramuka dan
menjadi Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka atas
permintaan Kwartir yang bersangkutan atau menyampaikan
permintaan kepada Kwartir yang bersangkutan.
(5) Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka dilantik berdasarkan
keputusan Ketua Kwartir yang bersangkutan.

Pasal 48
Anggota Tamu

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(1) Anggota Tamu adalah Warga Negara Asing yang ikut serta
dalam kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan Gerakan
Pramuka.
(2) Prosedur keikutsertaan Anggota Tamu diserahkan kepada
satuan atau Kwartir yang bersangkutan.

Pasal 49
Wadah Keanggotaan

(1) Gugusdepan merupakan wadah keanggotaan bagi anggota


muda dan anggota dewasa yang ada di Gugusdepan.
(2) Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah, dan Kwartir
Nasional menghimpun Gugusdepan dan Kwartir yang ada di
bawahnya serta menjadi wadah keanggotaan bagi anggota
dewasa dan anggota kehormatan yang ada di jajarannya.

Pasal 50
Kewajiban Anggota

(1) Setiap anggota Gerakan Pramuka yang telah dilantik :


a. berhak mendapatkan Kartu Tanda Anggota (KTA)
b. berhak mengenakan Seragam Pramuka
c. berkewajiban untuk melaksanakan kode kehormatan dan
mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku di lingkungan
Gerakan Pramuka.
d. berkewajiban membayar iuran anggota.
(2) Anggota Gerakan Pramuka berkewajiban untuk memahami,
menaati, dan mengamalkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Kode Kehormatan, dan ketentuan lain yang berlaku
dalam Gerakan Pramuka.

Pasal 51
Pemberhentian Anggota

(1) Keanggotaan Gerakan Pramuka berakhir karena:


a. permintaan sendiri
b. meninggal dunia
c. diberhentikan
(2) Anggota Gerakan Pramuka dapat diberhentikan berdasarkan
penilaian Dewan Kehormatan jika:
a. melanggar kode kehormatan Gerakan Pramuka.
b. merugikan nama baik Gerakan Pramuka.
(3) Pemberhentian seorang anggota Gerakan Pramuka diusulkan
oleh Gugusdepan atau Kwartirnya dan ditetapkan oleh kwartir
yang mengangkatnya.

Pasal 52
Pembelaan

Anggota Gerakan Pramuka yang akan diberhentikan karena


melanggark kode kehormatan atau merugikan nama baik Gerakan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Pramuka, berhak membela dirinya dalam sidang Dewan


Kehormatan di Kwartir/ Gugusdepan yang bersangkutan.

Pasal 53
Rehabilitasi

(1) Anggota Gerakan Pramuka yang diberhentikan berdasar ayat


(2) Pasal 43 Anggaran Rumah Tangga ini dapat mengajukan
permohonan menjadi anggota Gerakan Pramuka kembali
setelah memperbaiki kesalahannya.
(2) Penerimaan kembali anggota Gerakan Pramuka berdasarkan
ayat (1) pasal ini, dilakukan dengan persetujuan Dewan
Kehormatan di Kwartir/Gugusdepan yang bersangkutan.

Pasal 54
Pramuka Utama

Kepala Negara Republik Indonesia adalah Pramuka Utama Gerakan


Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana.

BAB VIII
KEPENGURUSAN

Pasal 55
Kwartir

(1) Kwartir adalah pusat pengendali Gerakan Pramuka yang


dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir yang terdiri atas
para Andalan, dengan sususnan sebagai berikut :
a. Seorang Ketua
b. Beberapa orang Wakil Ketua yang merangkap sebagai
Ketua Komisi
c. Seorang Sekretaris Jenderal untuk Kwartir Nasional atau
seorang Sekretaris untuk jajaran Kwartir yang lain.
d. Beberapa orang anggota.
(2) Untuk meningkatkan pembinaan dan pengembangan Satuan
Karya Pramuka, setiap Kwartir membentuk Pimpinan Satuan
Karya yang ketuanya adalah ex-officio anggota
Kwartir/Andalan. Pimpinan Satuan Karya Pramuka
mengusahakan dukungan materiel dan finansiel untuk
program-program Saka.
(3) Andalan dibantu oleh Pembantu Andalan, Anggota Dewan
Kerja, Anggota Pimpinan Saka dan Staf Kwartir.
(4) Ketua Kwartir dapat dipilih kembali, sebanyak-banyaknya untuk
dua kali masa bakti.
(5) Pengurus Kwartir yang ditetapkan formatur, disahkan oleh
Kwartir jajaran di atasnya, kecuali Andalan Nasional yang
diajukan kepada Ketua Majelis Pembimbing Nasional untuk
disahkan dan dilantik.
(6) Selama belum terbentuk pengurus Kwartir yang baru sebagai
hasil Musyawarah, maka pengurus Kwartir lama tetap

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

melaksanakan tugasnya, dengan ketentuan tidak dibenarkan


mengambil keputusan mengenai hal-hal yang prinsipiel.
Hal-hal yang prinsipiel meliputi :
a. mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga
b. menandatangani pengeluaran uang di luar program kerja
c. mengubah struktur organisasi Kwartir dan/atau mengadakan
alih tugas staf.
d. mengubah status kekayaan Kwartir.
(7) Kwartir menetapkan Andalan Urusan yang dikelompokkan
dalam komisi-komisi yang bertugas memperlancar dan
mengkoordinasikan pelaksanaan kebijaksanaan Kwartir, yang
susunannya terdiri atas :
a. seorang Ketua
b. seorang Wakil Ketua
c. seorang Sekretaris
d. beberapa orang Anggota
e. seorang pembantu Sekretaris yang dijabat oleh Staf Kwartir.
(8) Kwartir menyusun suatu staf yang terdiri atas karyawan yang
berkedudukan sebagai pelaksana teknis dan administrasi yang
dipimpin oleh Sekretaris Jenderal untuk Kwartir Nasional dan
oleh Sekretaris untuk jajaran Kwartir lainnya.

Pasal 56
Kwartir Harian

Apabila diperlukan masing-masing jajaran Kwartir dapat


membentuk badan Kwartir harian untuk melaksanakan tugas se-
hari-hari yang terdiri atas :
a. Seorang Ketua yang dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua
Kwartir
b. Seorang Sekretaris yang dijabat oleh Sekretaris Jenderal untuk
Kwartir Nasional atau seorang Sekretaris untuk jajaran Kwartir
yang lain.
c. Beberapa orang Anggota
d. Seorang Wakil Sekretaris yang dijabat oleh Deputi Sekretaris
Jenderal di tingkat Kwartir Nasional atau Kepala Sekretariat
Kwartir untuk jajaran Kwartir yang lain.
e. Seorang Pembantu Sekretaris yang dijabat oleh Staf Kwartir.

Pasal 57
Pergantian Pengurus Kwartir Antar Waktu

Dalam hal Andalan tidak dapat menjalankan tugasnya karena


berbagai sebab, sehingga mengakibatkan kekosongan maka Kwartir
mengadakan Rapat Paripurna Andalan untuk menetapkan
penggantian antar waktu terhadap Andalan yang bersangkutan.
Penggantian ini dimintakan pengesahan Kwatir di atasnya, kecuali
pergantian Andalan Nasional yang disahkan oleh Ketua Majelis
Pembimbing Nasional.

Pasal 58
Tugas dan tanggungjawab Kwartir Nasional

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(1) Kwartir Nasional mempunyai tugas dan tanggungjawab:


a. memimpin Gerakan Pramuka selama masa bakti Kwartir
Nasional ;
b. menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga dan melaksanakan keputusan
Musyawarah Nasional ;
c. menetapkan hal-hal yang tidak diatur dan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, dan keputusan Musyawarah Nasional dalam
bentuk keputusan Kwartir Nasional;
d. melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah
Nasional dan keputusan Kwartir Nasional ;
e. membina dan membantu kwartir daerah, gugusdepan di
Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, dan satuan
karya ;
f. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis
Pembimbing Nasional ;
g. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi
pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat
nasional yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, dan
melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing
Nasional ;
h. bekerjasama dengan badan/organisasi di luar negeri, yang
program dan tujuannya sasuai dengan tujuan Gerakan
Pramuka, khususnya hubungan kerja dengan World
Organization of Scout Movement (WOSM) dan dengan
World Association of Girl Guides and Girl Scouts (WAGGGS)
dengan sepengetahuan Majelis Pembimbing Nasional ;
i. menyampaikan laporan pertanggungjawaban Kwartir
Nasional kepada Musyawarah Nasional sesuai dengan
ketentuan yang berlaku ;
j. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan
untuk disampaikan kepada Majelis Pembimbing Nasional
dan Rapat Kerja Nasional.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Nasional
bertanggungjawab kepada Musyawarah Nasional.

Pasal 59
Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Daerah

(1) Kwartir daerah mempunyai tugas dan tanggungjawab:


a. memimpin Gerakan Pramuka di daerahnya selama masa
bakti Kwartir Daerah ;
b. melaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
keputusan Musyawarah Nasional, keputusan Kwartir
Nasional dan keputusan Musyawarah Daerah ;
c. membina dan membantu Kwartir Cabang di wilayah
daerahnya, termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan
Karya ;

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

d. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis


Pembimbing Daerahnya ;
e. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi
pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat
daerah yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, dan
melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing
Daerahnya ;
f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Nasional mengenai
perkembangan Gerakan Pramuka di daerahnya ;
g. menyampaikan pertanggungjawaban Kwartir Daerah
kepada Musyawarah Daerah, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku ;
h. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan
untuk disampaikan kepada Majelis Pembimbing Daerah
dan Rapat Kerja Daerah.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Daerah
bertanggungjawab kepada Musyawarah Daerah.

Pasal 60
Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Cabang

(1) Kwartir cabang mempunyai tugas dan tanggungjawab:


a. memimpin Gerakan Pramuka di cabangnya selama masa
bakti Kwartir Cabang
b. melaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
keputusan Musyawarah Nasional, keputusan Kwartir
Nasional, keputusan Musyawarah Daerah, keputusan
Kwartir Daerah, dan keputusan Musyawarah Cabang ;
c. membina dan membantu Kwartir Ranting di wilayah
cabangnya, termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan
Karya ;
d. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis
Pembimbing Cabangnya ;
e. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi
pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat
cabang yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, dan
melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing
Cabangnya ;
f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Daerah dan
tembusan kepada Kwartir Nasional mengenai
perkembangan Gerakan Pramuka di cabangnya ;
g. menyampaikan pertanggungjawaban Kwartir Cabang
kepada Musyawarah Cabang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku ;
h. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan
untuk disampaikan kepada Majelis Pembimbing Cabang
dan Rapat Kerja Cabang ;

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Cabang


bertanggungjawab kepada Musyawarah Cabang.

Pasal 61
Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Ranting

(1) Kwartir ranting mempunyai tugas dan tanggungjawab:


a. memimpin Gerakan Pramuka di rantingnya selama masa
bakti Kwartir Ranting ;
b. melaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
keputusan Musyawarah Nasional, keputusan Kwartir
Nasional, keputusan Musyawarah Daerah, keputusan
Kwartir Daerah, keputusan keputusan Musyawarah
Cabang, keputusan Kwartir Cabang dan keputusan
Musyawarah Ranting ;
c. membina dan membantu Koordinator Desa, para Pembina
Pramuka di Gugusdepan dan para Pamong Satuan Karya ;
d. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis
Pembimbing Rantingnya ;
e. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi
pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat
ranting yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, dan
melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing
Rantingnya ;
f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Ranting dan dan
menyampaikan tembusannya kepada Kwartir Cabang
mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di rantingnya ;
g. menyampaikan pertanggungjawaban Kwartir Ranting
kepada Musyawarah Ranting sesuai dengan ketentuan
yang berlaku ;
h. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan
untuk disampaikan kepada Majelis Pembimbing Ranting
dan Rapat Kerja Ranting.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Ranting
bertanggungjawab kepada Musyawarah Ranting.

Pasal 62
Koordinator Gugusdepan di Desa/Kelurahan

(1) Gugusdepan yang ada di satu wilayah desa atau kelurahan


dapat dikoordinasikan oleh Koordinator Desa/Kelurahan yang
dipilih dari Pembina Gugusdepan di wilayah yang
bersangkutan.
(2) Dalam pelaksanaan tugasnya, Koordinator Desa/Kelurahan
dapat dibantu oleh para Pembina Pramuka Penegak atau
Pramuka Pandega.

Pasal 63
Tugas dan Tanggungjawab Kordinator Desa/Kelurahan

Koordinator Desa/Kelurahan mempunyai tugas dan tanggungjawab:

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

a. mengkoordinasikan kegiatan bersama antar Gugusdepan di


wilayah desa atau kelurahannya;
b. membantu pelaksanaan tugas Kwartir Ranting di
desa/kelurahannya;
c. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing
Desa/Kelurahan;
d. berhubungan dan bekerjasama dengan pejabat pemerintah dan
organisasi masyarakat di tingkat desa/kelurahan yang sesuai
dengan tujuan Gerakan Pramuka ;
f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Ranting mengenai
perkembangan Gerakan Pramuka di wilayah desa atau
kelurahannya;
g. menyampaikan pertanggungjawaban Koordinator
Desa/Kelurahan kepada Kwartir Ranting dan Majelis
Pembimping Desa/Kelurahan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Pasal 64
Gugusdepan

(1) Gugusdepan dikelola oleh Pembina Gugusdepan, dibantu oleh


Pembina Satuan dan Pembantu Pembina Satuan.
(2) Pembina Gugusdepan yang dipilih dalam Musyawarah
Gugusdepan dari para Pembina Pramuka yang ada dalam
Gugusdepan yang bersangkutan.

Pasal 65
Tugas dan Tanggungjawab Pembina Gugusdepan

(1) Pembina Gugusdepan mempunyai tugas dan tanggungjawab :


a. mengelola Gugusdepannya selama masa bakti
Gugusdepan ;
b. melaksanakan ketetapan Kwartir Cabang dan Kwartir
Ranting dalam pelaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Gugusdepan dan
ketentuan lain yang berlaku ;
c. meningkatkan jumlah dan mutu anggota Gerakan Pramuka
dalam Gugusdepannya ;
d. membina dan mengembangkan organisasi, perlengkapan,
dan keuangan Gugusdepan ;
e. menyelenggarakan pendidikan kepramukaan di dalam
Gugusdepannya ;
f. mengkoordinasikan pembina satuan, dan bekerjasama
dengan Majelis Pembimbing Gugusdepan dan orangtua
peserta didik ;
g. bekerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat di
lingkungannya, dengan Bantuan Majelis Pembimbing
Gugusdepannya ;
h. menyampaikan laporan tahunan kepada Koordinator
Desa/Kelurahan, Kwartir Ranting, dan menyampaikan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

tembusannya kepada Kwartir Cabang tentang


perkembangan Gugusdepannya;
i. menyampaikan pertanggungjawaban gugusdepan, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya pembina Gugusdepan
bertanggungjawab kepada Musyawarah Gugusdepan.

Pasal 66
Satuan Karya

(1) Satuan Karya Pramuka (Saka) dibina oleh Pamong Saka dengan
dibantu oleh beberapa Instruktur Saka.
(2) Pamong Saka ditetapkan dan dilantik oleh Kwartir Ranting atau
Kwartir Cabang dari para Pembina Pramuka yang ada di
wilayah kerjanya dan secara ex-officio menjadi anggota
Pimpinan Satuan Karya di Kwartir Ranting atau Kwartir
Cabangnya.

Pasal 67
Tugas dan tanggungjawab Pimpinan Saka dan Pamong Saka

(1) Pimpinan Saka mempunyai tugas dan tanggungjawab:


a. membantu Kwartir dalam menentukan kebijaksanaannya
mengenai pemikiran, perencanaan dan petunjuk tehnis
tentang kegiatan Satuan Karya Pramuka ;
b. melaksanakan program kegiatan Saka yang telah
ditentukan oleh Kwartirnya ;
c. membantu Kwartir melaksanakan pembinaan dan
pengembangan Saka ;
d. mengadakan hubungan instansi atau badan lain yang
berkaitan dengan Sakanya, melalui Kwartirnya ;
e. bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijaksanaan Kwartir
tentang kegiatan Sakanya ;
f. melaksanakan koordinasi antara Pimpinan Saka di semua
jajaran di wilayah kerjanya ;
g. memberi laporan pelaksanaan pembinaan dan
pengembangan Saka kepada kwartirnya, dengan tindasan
kepada Pimpinan Saka dan kwartir jajaran di atasnya ;
h. Pimpinan Saka dalam melaksanakan tugasnya
bertanggungjawab kepada kwartir yang bersangkutan.
(2) Pamong Saka mempunyai tugas dan tanggungjawab:
a. merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan
pengembangan Sakanya ;
b. menjadi pendorong/motivator, pendamping dan
pembangkit semangat bagi anggota Sakanya, untuk
meningkatkan diri dan Sakanya ;
c. mengusahakan Instruktur, perlengkapan dan keperluan
kegiatan Sakanya ;
d. mengadakan hubungan, konsultasi dan kerjasama yang
baik dengan dengan Pimpinan Saka, Kwartir, Majelis
Pembimbing, Gugusdepan dan Saka lainnya ;

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

e. mengkoordinasikan Instruktur dengan Dewan Saka yang


ada dalam Sakanya ;
f. menjadi anggota Pimpinan Saka di kwartirnya dengan baik
dan bertanggungjawab ;
g. melaporkan perkembangan Sakanya kepada kwartir, dan
Pimpinan Saka yang bersangkutan.

Pasal 68
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega

(1) Anggota Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega dipilih


oleh Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera,
yang disingkat Musppanitera di tingkat masing-masing, yang
kemudian disahkan oleh Kwartir.
(2) Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas :
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris I dan II
d. Bendahar
e. Beberapa Anggota.
(3) Dewan Kerja dilantik oleh Ketua Kwartir jajarannya.
(4) Selama masa baktinya Dewan Kerja dapat melakukan mutasi
anggota, pemberhentian anggota, dan penggantian anggota
antar waktu.
(5) Apabila Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
terpilih seorang putera, maka harus dipilih seorang puteri
sebagai Wakil Ketua, atau sebaliknya.
(6) Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan
Pandega adalah ex-officio anggota Kwartir/Andalan.

Pasal 69
Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka

(1) Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka terdiri atas unsur


Majelis Pembimbing (Mabi), Kwartir/satuan di bawahnya,
Andalan, dan dibantu oleh akuntan publik yang tidak
mempunyai hak suara.
(2) Susunan Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka terdiri
atas:
a. seorang Ketua yang dijabat oleh unsur Mabi ;
b. seorang Wakil Ketua ;
c. seorang Sekretaris ;
d. beberapa orang anggota.
(3) Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dibentuk dan
disahkan oleh Musyawarah Gerakan Pramuka.
(4) Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dilantik
bersama-sama dengan pengurus Kwartir.

BAB IX
BIMBINGAN

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Pasal 70
Majelis Pembimbing

(1) Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Gerakan Pramuka,


setiap Gugusdepan, Satuan Karya dan Kwartir membentuk
Majelis Pembimbing.
(2) Majelis Pembimbing adalah suatu badan dalam Gerakan
Pramuka yang memberi bimbingan dan bantuan morel,
organisatoris, materiel, dan finansiel kepada
Gugusdepan/satuan/Kwartir.
(3) Majelis Pembimbing bersidang sesuai dengan kebutuhan, dan
ditentukan oleh Ketua Majelis Pembimbing.
(4) Majelis Pembimbing wajib berkonsultasi secara periodik dengan
Gugusdepan/satuan/Kwartir.
(5) Majelis Pembimbing Satuan Karya Pramuka ada di tingkat
Satuan Karya Pramuka.

Pasal 71
Susunan

(1) Majelis Pembimbing Gugusdepan berasal dari unsur-unsur


orangtua pesertadidik dan tokoh masyarakat di lingkungan
Gugusdepan yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab
terhadap Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran
Majelis Pembimbing.
(2) Majelis Pembimbing Ranting, Cabang, Daerah, dan Nasional
berasal dari unsur-unsur tokoh masyarakat padd tingkat
masing-masing yang memiliki perhatian dan rasa
tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu
menjalankan peran Majelis Pembimbing.
(3) Majelis Pembimbing terdiri atas:
a. seorang Ketua ;
b. seorang atau beberapa orang Wakil Ketua ;
c. seorang atau beberapa orang Sekretaris ;
d. beberapa orang anggota.
(4) Majelis Pembimbing membentuk Majelis Pembimbing Harian
yang terdiri atas:
a. seorang Ketua yang dijabat oleh Wakil Ketua Majelis
Pembimbing atau salah seorang diantara Wakil Ketua ;
b. seorang Wakil Ketua ;
c. seorang Sekretaris ;
d. beberapa orang anggota.
(5) Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan dipilih diantara anggota
Majelis Pembimbing Gugusdepan yang ada. Untuk jajaran
Ranting, Cabang, dan Daerah Ketua Majelis Pembimbing dijabat
oleh Kepala Wilayah atau Kepala Daerah setempat, sedangkan
untuk tingkat Nasional Ketua Majelis Pembimbing dijabat oleh
Presiden Republik Indonesia.

Pasal 72
Tata Kerja

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(1) Majelis Pembimbing mengadakan hubungan timbal balik secara


periodik dengan Gugusdepan dan Kwartir yang bersangkutan.
(2) Majelis Pembimbing mengadakan Rapat Majelis Pembimbing
sekurang-kurangnya sekali dalam waktu satu tahun.
(3) Majelis Pembimbing Harian mengadakan Rapat Majelis
Pembimbing Harian Sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.

BAB X
MUSYAWARAH, RAPAT KERJA DAN REFERENDUM

Pasal 73
Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa

(1) Di dalam Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang oleh


Musyawarah Nasional.
(2) Musyawarah Nasional diadakan lima tahun sekali.
(3) Jika ada hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu
Musyawarah Nasional dapat diadakan Musyawarah Nasional
Luar Biasa.
(4) Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-
kurangnya dua per tiga jumlah daerah.
(5) Musyawarah Nasional Luar Biasa diatur sebagai berikut:
a. Musyawarah Nasional Luar Biasa diselenggarakan atas
prakarsa Kwartir Nasional atau atas usul dari sekurang-
kurangnya dua per tiga dari jumlah Kwartir Daerah yang
ada, yang harus diajukan secara tertulis kepada Kwartir
Nasional dengan disertai alasan yang jelas.
b. Jika enam bulan setelah usul secara tertulis diterima dan
Kwartir Nasional belum juga mengadakan Musyawarah
Nasional Luar Biasa, pengusul berhak mendesak Kwartir
Nasional mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Kwartir Nasional
didesak para pengusul, Kwartir Nasional belum juga
mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa, maka para
pengusul dapat menyelenggarakan Musyawarah Nasional
Luar Biasa.

Pasal 74
Peserta Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional
Luar Biasa

(1) Peserta Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar


Biasa terdiri atas perutusan pusat dan perutusan daerah.
(2) Utusan pusat berjumlah 8 (delapan) orang yang diberi kuasa
oleh Kwartir Nasional seorang diantaranya adalah Ketua Dewan
Kerja Nasional dan 2 (dua) orang yang diberi kuasa oleh Majelis
Pembimbing Nasional.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(3) Utusan setiap daerah berjumlah 8 (delapan) orang yang diberi


kuasa oleh Kwartir Daerah seorang diantaranya adalah Ketua
Dewan Kerja Daerah dan 2 (dua) orang yang diberi kuasa oleh
Majelis Pembimbing Daerah.
(4) Kwartir Nasional dan Kwartir Daerah masing-masing harus
berusaha supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri.
(5) Perutusan pusat dan daerah masing-masing mempunyai hak
satu suara.
(6) Pada Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar
Biasa, Anggota Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau.
Saran dan usul peninjau disalurkan lewat utusan pusat atau
daerah

Pasal 75
Acara Musyawarah Nasional

(1) Acara pokok Musyawarah Nasional adalah:


a. Penyampaian Pertanggungjawaban Kwartir Nasional
selama masa bakti termasuk pertanggung-jawaban
keuangan ;
b. Penetapan Rencana Strategik Gerakan Pramuka untuk
masa bakti berikutnya ;
c. Penetapan kepengurusan Kwartir Nasional untuk masa
bakti berikutnya ;
d. Penetapan Aanggaran Dasar Gerakan Pramuka ;
(2) Acara Musyawarah Nasional lainnya dapat diagendakan jika
dipandang perlu.
(3) Acara Pertanggungjawaban Kwartir Nasional termasuk
pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum
acara lainnya.
(4) Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Nasional selama masa
baktinya, yang dibuat oleh Kwartir Nasional dengan bantuan
seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada
Musyawarah Nasional harus diteliti dan disahkan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka.

Pasal 76
Pemilihan Kwartir Nasional

(1) Musyawarah Nasional menetapkan kepemngurusan Kwartir


Nasional untuk masa bakti berikutnya.
(2) Musyawarah Nasional memilih secara langsung Ketua Kwartir
Nasional dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh
Ketua Kwartir Nasional terpilih untuk membentuk Kwartir
Nasional.
(3) Tim Formatur yang sekurang-kurangnya lima orang dan
sebanyak-banyaknya tujuh orang, yang terdiri atas unsur
Majelis Pembimbing Nasional, Kwartir Nasional dan Kwartir
Daerah.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(4) Tim Formatur dalam waktu tiga bulan membentuk Kwartir


Nasional baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Majelis
Pembimbing Nasional untuk disahkan dan dilantik.
(5) Ketua Kwartir Nasional sebanyak-banyaknya menjabat dua kali
masa bakti secara berturut-turut.
(6) Kwartir Nasional lama, sejak selesainya Musyawarah Nasional
sampai dengan dilantiknya Kwartir Nasional baru berstatus
demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.

Pasal 77
Usul Kwartir Daerah untuk Musyawarah Nasional atau
Musyawarah Nasional Luar Biasa

(1) Usul Kwartir Daerah harus diajukan secara tertulis, oleh Kwartir
Daerah kepada Kwartir Nasional selambat-lambatnya enam
bulan sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Nasional.
(2) Selambat-lambatnya dua bulan sebelum Musyawarah Nasional,
Kwartir Nasional harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan
Musyawarah Nasional dan menyampaikannya kepada semua
Kwartir Daerah.
(3) Usul dan bahan Musyawarah Nasional Luar Biasa diatur oleh
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Pasal 78
Pimpinan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional
Luar Biasa

Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar Biasa, dan


Musyawarah Nasional Darurat dipimpin oleh suatu presidium yang
dipilih oleh Musyawarah Nasional tersebut, dan terdiri atas unsur-
unsur pusat dan daerah.

Pasal 75
Cara Musyawarah Nasional Mengambil Keputusan

(1) Keputusan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional


Luar Biasa diusahakan agar dapat dicapai atas musyawarah
untuk mufakat.
(2) Jika tidak dicapai mufakat:
a. Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara.
b. Keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua
jumlah suara yang hadir.
(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam
hal-hal sebagai berikut:
a. jika pimpinan musyawarah menganggap perlu,
pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan
rahasia ;
b. pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut
pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan
rahasia.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(4) Keputusan Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar


Biasa, dan Musyawarah Nasional Darurat tidak boleh
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah
Nasional/Daerah dan keputusan Kwartir Nasional/Daerah yang
bersangkutan.

Pasal 80
Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa

(1) Di dalam setiap daerah Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi


dipegang oleh Musyawarah Daerah.
(2) Musyawarah Daerah didakan lima tahun sekali.
(3) Jika ada hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu
Musyawarah Daerah dapat diadakan Musyawarah Daerah Luar
Biasa.
(4) Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa
dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-
kurangnya dua per tiga jumlah cabangnya.
(5) Musyawarah Daerah Luar Biasa diatur sebagai berikut:
a. Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan atas
prakarsa Kwartir Daerah atau atas usul dari sekurang-
kurangnya dua per tiga dari jumlah Kwartir Cabang yang
ada di daerah itu dan usul diajukan secara tertulis kepada
Kwartir Daerah dengan disertai alasan yang jelas.
b. Jika empat bulan setelah usul secara tertulis diterima dan
Kwartir Daerah belum juga mengadakan Musyawarah
Daerah Luar Biasa, pengusul berhak mendesak Kwartir
Daerah mengadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah kwartir daerah didesak
para pengusul, Kwartir Daerah belum juga mengadakan
Musyawarah Daerah Luar Biasa, maka para pengusul dapat
menyelenggarakan Musyawarah Daerah Luar Biasa.

Pasal 81
Peserta Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar
Biasa

(1) Peserta Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar


Biasa terdiri atas perutusan Daerah dan perutusan Cabang.
(2) Utusan daerah terdiri atas enam orang yang diberi kuasa oleh
Kwartir Daerah seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja
Daerah dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing
Daerah.
(3) Utusan setiap cabang terdiri atas enam orang yang diberi
kuasa oleh Kwartir Cabang seorang diantaranya adalah Keua
Dewan Kerja Cabang dan seorang yang diberi kuasa oleh
majelis pembimbing cabang.
(4) Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang masing-masing harus
berusaha supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri.
(5) Perutusan daerah dan cabang masing-masing berhak satu
suara.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(6) Pada Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa,


Anggota Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran
dan usul peninjau disalurkan lewat perutusan daerah atau
cabang.

Pasal 82
Acara Musyawarah Daerah

(1) Acara pokok Musyawarah Daerah adalah:


a. Pertanggungjawaban Kwartir Daerah selama masa bakti
termasuk pertanggung-jawaban keuangan.
b. Menetapkan Rencana Kerja Kwartir Daerah untuk masa
bakti berikutnya.
c. Menetapkan keoebgurusan Kwartir Daerah untuk masa
bakti berikutnya.
(2) Acara Musyawarah Daerah lainnya dapat diagendakan jika
dipandang perlu.
(3) Acara Pertanggungjawaban Kwartir Daerah termasuk
pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum
acara lainnya.
(4) Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Daerah selama masa
baktinya, yang dibuat oleh Kwartir Daerah dengan bantuan
seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada
Musyawarah Daerah harus diteliti dan disahkan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan Kwartir Daerah.

Pasal 83
Pemilihan Kwartir Daerah

(1) Musyawarah Daerah menetapkan kepengurusan Kwartir Daerah


untuk masa bakti berikutnya.
(2) Musyawarah Daerah memilih secara langsung Ketua Kwartir
Daerah dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua
Kwartir Daerah terpilih untuk membentuk Kwartir Daerah.
(3) Tim Formatur sekurang-kurangnya tiga orang dan sebanyak-
banyaknya lima orang, yang terdiri atas unsur Majelis
Pembimbing Daerah, Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang.
(4) Tim Formatur dalam waktu satu bulan membentuk Kwartir
Daerah baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Kwartir
Nasional untuk disahkan.
(5) Ketua Kwartir Daerah sebanyak-banyaknya menjabat dua kali
masa bakti secara berturut-turut.
(6) Kwartir Daerah lama, sejak selesainya Musyawarah Daerah
sampai dengan dilantiknya Kwartir Daerah baru, berstatus
demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.

Pasal 84
Usul Kwartir Cabang untuk Musyawarah Daerah atau
Musyawarah Daerah Luar Biasa

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(1) Usul Kwartir Cabang harus diajukan secara tertulis kepada


Kwartir Daerah selambat-lambatnya tiga bulan sebelum waktu
pelaksanaan Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah
Luar Biasa.
(2) Selambat-lambatnya satu setengah bulan sebelum Musyawarah
Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa dilaksanakan,
Kwartir Daerah harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan
Musyawarah Daerah dan menyampaikannya kepada semua
Kwartir Cabang dalam wilayahnya.
(3) Usul dan bahan Musyawarah Daerah Luar Biasa diatur oleh
Kwartir Daearh Gerakan Pramuka.

Pasal 85
Pimpinan Musyawarah Daerah

Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa dipimpin


oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Daerah
tersebut, dan terdiri atas unsur-unsur daerah dan cabang.

Pasal 86
Cara Musyawarah Daerah Mengambil Keputusan

(1) Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa,


diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan
mufakat.
(2) Jika tidak dicapai mufakat:
a. Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa,
dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara.
b. Keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua
jumlah suara yang hadir.
(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal-
hal sebagai berikut:
a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu,
pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan
rahasia;
b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut
pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan
rahasia.
(4) Keputusan Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar
Biasa, tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan
Musyawarah Nasional dan keputusan Kwartir Nasional.

Pasal 87
Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa

(1) Di dalam setiap cabang Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi


dipegang oleh Musyawarah Cabang.
(2) Musyawarah Cabang diadakan lima tahun sekali.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(3) Jika menghadapi hal-hal yang mendesak, maka diantara dua


waktu Musyawarah Cabang dapat diadakan Musyawarah
Cabang Luar Biasa.
(4) Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa
dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-
kurangnya dua per tiga jumlah ranting.
(5) Musyawarah Cabang Luar Biasa diatur sebagai berikut:
a. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan atas
prakarsa Kwartir Cabang atau atas usul dari sekurang-
kurangnya dua per tiga dari jumlah Kwartir Ranting yang
ada di cabang itu dan usul diajukan secara tertulis kepada
Kwartir Cabang dengan disertai alasan yang jelas.
b. Jika dua bulan setelah usul secara tertulis diterima dan
Kwartir Cabang belum juga mengadakan Musyawarah
Cabang Luar Biasa, pengusul berhak mendesak Kwartir
Cabang mengadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Kwartir Cabang
didesak para pengusul, Kwartir Cabang belum juga
mengadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa, maka para
pengusul dapat menyelenggarakan Musyawarah Cabang
Luar Biasa.

Pasal 88
Peserta Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar
Biasa

(1) Peserta Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar


Biasa, terdiri atas utusan cabang dan ranting.
(2) Utusan cabang terdiri atas lima orang yang diberi kuasa oleh
Kwartir Cabang, seorang diantaranya adalah Ketua Dewan
Kerja Cabang dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis
Pembimbing Cabang.
(3) Utusan setiap ranting terdiri atas lima orang yang diberi kuasa
oleh Kwartir Ranting seorang diantaranya adalah Ketua Dewan
Kerja Ranting dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis
Pembimbing Ranting.
(4) Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting masing-masing harus
berusaha supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri.
(5) Perutusan cabang dan ranting masing-masing berhak satu
suara.
(6) Pada Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa,
Anggota Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran
dan usul peninjau disalurkan lewat utusan cabang atau ranting

Pasal 89
Acara Musyawarah Cabang

(1) Acara pokok musyawarah cabang adalah:


a. Pertanggungjawaban Kwartir Cabang selama masa bakti
termasuk pertanggung-jawaban keuangan.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

b. Menetapkan Rencana Kerja Kwartir Cabang untuk masa


bakti berikutnya.
c. Menetapkan kepengurusan Kwartir Cabang untuk masa
bakti berikutnya.
(2) Acara Musyawarah Cabang lainnya dapat diagendakan jika
dipandang perlu.
(3) Acara Pertanggungjawaban Kwartir Cabang termasuk
pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum
acara lainnya.
(4) Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Cabang selama masa
baktinya, yang dibuat oleh Kwartir Cabang dengan bantuan
seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada
Musyawarah Cabang harus diteliti dan disahkan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan Kwartir Cabang.

Pasal 90
Pemilihan Kwartir Cabang

(1) Musyawarah Cabang menetapkan kepengurusan Kwartir


Cabang untuk masa bakti berikutnya.
(2) Musyawarah Cabang memilih secara langsung Ketua Kwartir
Cabang dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua
Kwartir Cabang terpilih untuk membentuk Kwartir Cabang.
(3) Tim Formatur sekurang-kurngnya tiga orang dan sebanyak-
banyaknya lima orang, yang terdiri atas unsur Majelis
Pembimbing Cabang, Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting.
(4) Tim Formatur dalam waktu satu bulan membentuk Kwartir
Cabang baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Kwartir
Daerah untuk disahkan.
(5) Ketua Kwartir Cabang sebanyak-banyaknya menjabat dua kali
masa bakti berturut-turut.
(6) Kwartir Cabang lama, sejak selesainya Musyawarah Cabang
sampai dengan dilantiknya Kwartir Cabang baru berstatus
demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.

Pasal 91
Usul Kwartir Ranting untuk Musyawarah Cabang atau
Musyawarah Cabang Luar Biasa

(1) Usul kwartir Ranting harus diajukan secara tertulis kepada


Kwartir Cabang selambat-lambatnya dua bulan sebelum waktu
pelaksanaan Musyawarah Cabang atau Musyawarah Cabang
Luar Biasa.
(2) Selambat-lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Cabang
atau Musyawarah Cabang Luar Biasa dilaksanakan, Kwartir
Cabang harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan
Musyawarah Cabang dan menyampaikannya kepada semua
Kwartir Ranting dalam wilayahnya.
(3) Usul dan bahan Musyawarah Cabang Luar Biasa diatur oleh
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka.

Pasal 92

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Pimpinan Musyawarah Cabang Pimpinan Sidang

Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, dipimpin


oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Cabang
tersebut, dan terdiri atas unsur-unsur cabang dan ranting.

Pasal 93
Cara Musyawarah Cabang Mengambil Keputusan

(1) Keputusan Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar


Biasa, diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah
dan mufakat.
(2) Jika tidak dicapai mufakat:
a. Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa,
dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara;
b. keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua
jumlah suara yang hadir.
(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal
sebagai berikut:
a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu,
pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan
rahasia;
b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut
pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan
rahasia.
(4) Keputusan Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar
Biasa, tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan
Musyawarah Nasional/Daerah dan Keputusan Kwartir
Nasional/Daerah.

Pasal 94
Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa

(1) Di dalam setiap ranting Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi


dipegang oleh Musyawarah Ranting.
(2) Musyawarah Ranting diadakan tiga tahun sekali.
(3) Jika menghadapi hal-hal yang mendesak, maka diantara dua
waktu Musyawarah Ranting dapat diadakan Musyawarah
Ranting Luar Biasa.
(4) Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa
dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-
kurangnya dua per tiga jumlah Gugusdepan di rantingnya.
(6) Musyawarah Ranting Luar Biasa diatur sebagai berikut:
a. Musyawarah Ranting Luar Biasa diselenggarakan atas
prakarsa Kwartir Ranting atau atas usul dari sekurang-
kurangnya dua per tiga dari jumlah Gugusdepan yang ada
di ranting itu dan usul diajukan secara tertulis kepada
Kwartir Ranting dengan disertai alasan yang jelas.
b. Jika dua bulan setelah usul secara tertulis diterima dan
Kwartir Ranting belum juga mengadakan Musyawarah

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Ranting Luar Biasa, pengusul berhak mendesak Kwartir


Ranting mengadakan Musyawarah Ranting Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Kwartir Ranting
didesak para pengusul, Kwartir Ranting belum juga
mengadakan Musyawarah Ranting Luar Biasa, maka para
pengusul dapat menyelenggarakan Musyawarah Ranting
Luar Biasa.

Pasal 95
Peserta Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar
Biasa

(1) Peserta Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar


Biasa, terdiri atas perutusan ranting dan Gugusdepan.
(2) Utusan ranting terdiri atas empat orang yang diberi kuasa oleh
Kwartir Ranting seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja
Ranting dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis
Pembimbing Ranting.
(3) Utusan Gugusdepan terdiri atas empat orang yang diberi kuasa
oleh Pembina Gugusdepan, seorang diantaranya adalah
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di Gugusdepan dan
seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing
Gugusdepan.
(4) Kwartir Ranting dan Gugusdepan masing-masing harus
berusaha supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri.
(5) Perutusan ranting dan Gugusdepan masing-masing berhak satu
suara.
(6) Pada Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa,
Anggota Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran
dan usul peninjau disalurkan lewat utusan ranting atau
gugusdepan.

Pasal 96
Acara Musyawarah Ranting

(1) Acara pokok Musyawarah Ranting adalah:


a. Pertanggungjawaban Kwartir Ranting selama masa bakti
termasuk pertanggung-jawaban keuangan.
b. Mentapkan Rencana Kerja Kwartir Ranting untuk masa
bakti berikutnya.
c. Menetapkan kepengurusan Kwartir Ranting untuk masa
bakti berikutnya.
(2) Acara Musyawarah Ranting lainnya dapat diagendakan jika
dipandang perlu.
(3) Acara Pertanggungjawaban Kwartir Ranting termasuk
pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum
acara lainnya.
(4) Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Ranting selama masa
baktinya, yang dibuat oleh Kwartir Ranting dengan bantuan
seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Musyawarah Ranting harus diteliti dan disahkan oleh Badan


Pemeriksa Keuangan Kwartir Ranting.

Pasal 97
Pemilihan Kwartir Ranting

(1) Musyawarah Ranting menetapkan kepengurusan Kwartir


Ranting untuk masa bakti berikutnya.
(2) Musyawarah Ranting memilih secara langsung Ketua Kwartir
Ranting dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua
Kwartir Ranting terpilih untuk membentuk Kwartir Ranting.
(3) Tim Formatur sekurang-kurangnya tiga orang dan sebanyak-
banyaknya lima orang, yang terdiri atas unsur Majelis
Pembimbing Ranting, Kwartir Ranting dan Gugusdepan.
(4) Tim Formatur dalam waktu satu bulan membentuk Kwartir
Ranting baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Kwartir
Cabang untuk disahkan.
(5) Ketua Kwartir Ranting sebanyak-banyaknya menjabat dua kali
masa bakti berturut-turut.
(6) Kwartir Ranting lama, sejak selesainya Musyawarah Ranting
sampai dengan dilantiknya Kwartir Ranting baru berstatus
demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.

Pasal 98
Usul Gugusdepan untuk Musyawarah Ranting atau
Musyawarah Ranting Luar Biasa

(1) Usul Gugusdepan harus diajukan secara tertulis, oleh Pembina


Gugusdepan kepada Kwartir Ranting selambat-lambatnya dua
bulan sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Ranting atau
Musyawarah Ranting Luar Biasa.
(2) Selambat-lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Ranting
atau Musyawarah Ranting Luar Biasa dilaksanakan, Kwartir
Ranting sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah
Ranting dan menyampaikannya kepada semua Gugusdepan
dalam wilayahnya.
(3) Usul dan bahan Musyawarah Ranting Luar Biasa diatur oleh
Kwartir Ranting Gerakan Pramuka.

Pasal 99
Pimpinan Musyawarah Ranting

Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, dipimpin


oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Ranting
tersebut, dan terdiri atas unsur-unsur ranting dan Gugusdepan.

Pasal 100
Cara Musyawarah Ranting Mengambil Keputusan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(1) Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa,


diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan
mufakat.
(2) Jika tidak dicapai mufakat :
a. Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa,
dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara;
b. keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua
jumlah suara yang hadir.
(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal
sebagai berikut:
a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu,
pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan
rahasia;
b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut
pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan
rahasia.
(4) Keputusan Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar
Biasa, tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan
Musyawarah Nasional, Daerah, Cabang, dan Keputusan Kwartir
Nasional, Daerah, Cabang.

Pasal 101
Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan
Luar Biasa

(1) Di dalam setiap Gugusdepan Gerakan Pramuka, kekuasaan


tertinggi dipegang oleh Musyawarah Gugusdepan.
(2) Muyawarah Gugusdepan diadakan tiga tahun sekali.
(3) Jika menghadapi hal-hal yang mendesak, maka diantara dua
waktu Musyawarah Gugusdepan dapat diadakan Musyawarah
Gugusdepan Luar Biasa.
(4) Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar
Biasa dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-
kurangnya dua per tiga jumlah orang yang berhak hadir dalam
Musyawarah Gugusdepan.
(5) Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa diatur sebagai berikut:
a. Musyawarah Gugusdepan luar biasa diselenggarakan atas
prakarsa Pembina Gugusdepan atau atas usul dari
sekurang-kurangnya dua per tiga dari jumlah orang yang
berhak menghadiri Musyawarah Gugusdepan dan harus
diajukan secara tertulis kepada Pembina Gugusdepan
dengan disertai alasan yang jelas.
b. Jika dua bulan setelah usul secara tertulis diterima dan
Pembina Gugusdepan belum juga mengadakan
Musyawarah Gugusdepan luar biasa, pengusul berhak
mendesak Pembina Gugusdepan untuk mengadakan
Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Gugusdepan didesak
para pengusul, Gugusdepan belum juga mengadakan
musyawarah gugusdepan luar biasa, maka para pengusul

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

dapat menyelenggarakan Musyawarah Gugusdepan Luar


Biasa.

Pasal 102
Peserta Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah
Gugusdepan Luar Biasa

(1) Peserta Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah


Gugusdepan Luar Biasa, terdiri atas para Pembina Pramuka,
para Pembantu Pembina Pramuka, perwakilan Dewan Ambalan,
dan perwakilan Dewan Racana, dan perwakilan Majelis
Pembimbing Gugusdepan.
(2) Pada Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan
Luar Biasa, setiap peserta yang hadir berhak satu suara.

Pasal 103
Acara Musyawarah Gugusdepan

(1) Acara pokok Musyawarah Gugusdepan adalah:


a. Pertanggungjawaban Gugusdepan selama masa baktinya,
termasuk pertanggung-jawaban keuangan.
b. Menetapkan Rencana Kerja Gugusdepan untuk masa bakti
berikutnya.
c. Memilih Pembina Gugusdepan untuk masa bakti
berikutnya.
(2) Acara pertanggungjawaban gugusdepan termasuk
pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum
acara lainnya.
(3) Pertanggungjawaban keuangan Gugusdepan selama masa
baktinya, yang dibuat oleh Gugusdepan dengan bantuan
seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada
Musyawarah Gugusdepan harus diteliti dan disahkan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan Gugusdepan.

Pasal 104
Pemilihan Pembina Gugusdepan

(1) Musyawarah Gugusdepan menetapkan Pembina Gugusdepan


untuk masa bakti berikutnya.
(2) Pembina Gugusdepan dipilih secara langsung oleh Musyawarah
Gugusdepan.
(3) Pembina Gugusdepan yang lama dapat dipilih kembali.
(3) Pembina Gugusdepan lama, sejak selesainya Musyawarah
Gugusdepan sampai dengan dilantiknya Pembina Gugusdepan
baru berstatus demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal
rutin.

Pasal 105
Usul Peserta untuk Musyawarah Gugusdepan atau
Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(1) Usul peserta Musyawarah Gugusdepan harus diajukan secara


tertulis kepada Pembina Gugusdepan oleh yang berhak hadir
pada Musyawarah Gugusdepan selambat-lambatnya satu bulan
sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Gugusdepan atau
Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa.
(2) Selambat-lambatnya dua minggu sebelum Musyawarah
Gugusdepan atau Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa
dilaksanakan, Pembina Gugusdepan sudah menyiapkan secara
tertulis bahan Musyawarah Gugusdepan dan
menyampaikannya kepada semua orang yang berhak hadir
dalam Musyawarah Gugusdepan itu.
(3) Usul dan bahan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa diatur oleh
Pembina Gugusdepan.

Pasal 106
Pimpinan Musyawarah Gugusdepan

Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa,


dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah
Gugusdepan itu.

Pasal 107
Cara Musyawarah Gugusdepan Mengambil Keputusan

(1) Keputusan Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah


Gugusdepan Luar Biasa, diusahakan agar dapat dicapai atas
dasar musyawarah dan mufakat.
(2) Jika tidak dicapai mufakat :
a. Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan
Luar Biasa, dapat mengambil keputusan melalui
pemungutan suara.
b. keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua
jumlah suara yang hadir.
(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal
sebagai berikut :
a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu,
pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan
rahasia.
b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut
pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan
rahasia.
(4) Keputusan Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah
Gugusdepan Luar Biasa, tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka, Keputusan Musyawarah Nasional, Daerah, Cabang,
Ranting dan Keputusan Kwartir Nasional, Daerah, Cabang,
Ranting.

Pasal 108
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(1) Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera


(Musppanitera diselenggarakan sebagai wahana
permusyawaratan untuk menampung aspirasi Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega khususnya dalam pembinaan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
(2) a. Musppanitera diselenggarakan sebelum Musyawarah
Kwartirnya.
b. Hasil Musppanitera Nasional merupakan bagian dari
Rencana Strategik Gerakan Pramuka.
(3) Peserta Musppanitera terdiri atas :
a. Dewan Kerja yang bersangkutan ;
b. Utusan Dewan Ambalan dan Dewan Racana untuk tingkat
Ranting atau utusan Dewan Kerja di bawahnya untuk
tingkat yang lain ;
c. Andalan sebagai penasehat ;
d. Dewan Kerja di atasnya sebagai nara sumber, kecuali
Musppanitera Nasional.

Pasal 109
Acara Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri
Putera

(1) Acara pokok Musppanitera adalah :


a. Laporan Pertanggungjawaban Kebijakan yang dibuat oleh
Dewan Kerja dalam melaksanakan tugas pokok dan
Rencana Kerja.
b. Evaluasi kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
di wilayah kerjanya selama masa bakti.
c. Memberi masukan untuk kebijakan Kwartir dalam
pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
d. Memilih calon anggota Dewan Kerja masa bakti berikutnya.
(2) Acara Musppanitera lainnya dapat diagendakan jika dipandang
perlu.

Pasal 110
Cara Pengambilan Keputusan Musyawarah Pramuka
Penegak
dan Pandega Puteri Putera

(1) Keputusan Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri


Putera, diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah
dan mufakat.
(2) Apabila keputusan tidak tercapai melalui musyawarah maka
keputusan diperoleh melalui pengambilan suara terbanyak.

Pasal 111
Rapat Kerja dan Sidang

(1) Rapat Kerja diselenggarakan oleh Gugusdepan atau Kwartir


sebagai langkah pengendalian operasional.
(2) Rapat Kerja diselenggarakan satu tahun sekali di awal tahun
program.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(3) Peserta Rapat Kerja terdiri atas :


a. Untuk Rapat Kerja Gugusdepan diikuti oleh :
1) Pembina Gugusdepan
2) Pembina satuan
3) Unsur pesertadidik.
b. Untuk Rapat Kerja Kwartir sedikitnya diikuti oleh :
1) Andalan Kwartir yang bersangkutan.
2) Ketua dan Sekretaris Kwartir di bawahnya atau
Pembina Gugusdepan untuk Kwartir Ranting.
3) unsur Dewan Kerja atau unsur Dewan Ambalan dan
Dewan Racana untuk Kwartir Ranting.
(4) Sidang Paripurna Pramuka Penegak dan Pandega merupakan
wahana bagi Pramuka Penegak dan Pandega sebagai langkah
pengendalian operasional pembinaan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega.
(5) Sidang Paripurna dilaksanakan setiap satu tahun sekali.
(6) Sidang Paripurna dilaksanakan setelah Sidang Paripurna jajaran
di atasnya, kecuali Sidang Paripurna Nasional.
(7) Peserta Sidang Paripurna terdiri atas :
a. Dewan Kerja yang bersangkutan ;
b. Utusan Dewan Ambalan dan Dewan Racana untuk tingkat
Ranting atau utusan Dewan Kerja di bawahnya untuk
tingkat lain ;
c. Andalan sebagai penasehat ;
d. Dewan Kerja di atasnya sebagai nara sumber, kecuali
Sidang Paripurna Nasional.

Pasal 112
Referendum

(1) Referendum diadakan apabila menghadapi persoalan yang


mendesak yang harus diputuskan dan tidak dapat diputuskan
sendiri oleh Kwartir, sementara tidak mungkin untuk
menyelenggarakan Musyawarah.
(2) Referendum dapat diselenggarakan oleh semua Kwartir.
(3) Referendum dilaksanakan secara tertulis, jelas, dan disusun
sedemikian rupa sehingga jawaban atas referendum itu cukup
dengan setuju atau tidak setuju.
(4) Batas waktu memberi jawaban atas referendum itu ditentukan
dan diumumkan.
(5) Referendum itu disepakati dan diterima jika disetujui oleh lebih
dari seperdua jumlah pihak yang mempunyai hak suara, yaitu
jumlah Kwartir/Gugusdepan yang ada di wilayahnya.
(6) Hasil referendum diumumkan oleh Kwartir yang bersangkutan
kepada semua jajaran Gerakan Pramuka di wilayahnya,
selambat-lambatnya satu bulan setelah pelaksanaan.

BAB XI
KEKAYAAN

Pasal 113

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Pengertian dan Jenis

(1) Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri atas :


a. Benda tak bergerak
b. Benda bergerak
c. hak milik atas kekayaan intelektual.
(2) Benda tak bergerak meliputi tanah dan bangunan.
(3) Benda bergerak meliputi hasil usaha tetap, kendaraan,
perlengkapan kantor, surat berharga, dan uang tunai.
(4) Hak milik intelektual yaitu hak atas merek, paten, dan hak cipta
Gerakan Pramuka, baik yang sudah ada maupun yang akan
dimintakan dikelak kemudian hari, antara lain :
a. Lambang/tanda gambar silhouette Tunas Kelapa
b. Tulisan,/publikasi Gerakan Pramuka.

Pasal 114
Pendapatan

(1) Pendapatan Gerakan Pramuka diperoleh dari :


a. iuran anggota ;
b. bantuan Majelis Pembimbing ;
c. sumbangan masyarakat yang tidak mengikat ;
d. sumber lain yang tidak bertentangan baik dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun
dengan Kode Kehormatan Gerakan Pramuka ;
e. usaha dana, badan usaha, koperasi yang dimiliki Gerakan
Pramuka
f. Royalti atas hak milik intelektual yang dimiliki Gerakan
Pramuka.
(2) Pendapatan Gerakan Pramuka yang berupa finansial disimpan
di bank atas nama organisasi Gerakan Pramuka.

Pasal 115
Pengelolaan, Pemanfaatan dan Pemindahtanganan

Pengelolaan, pemanfaatan dan pemindahtanganan kekayaan


dilaksanakan oleh Pengurus Kwartir masing-masing jajaran
berdasarkan keputusan rapat pengurus Kwartir/Gugusdepan.

Pasal 116
Iuran dan Usaha Dana

(1) Iuran anggota diatur lebih lanjut oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka.
(2) Usaha dana dapat dilakukan oleh badan usaha yang dibentuk
oleh pengurus Kwartir/Gugusdepan yang bersangkutan dan
tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.
(3) Badan usaha dapat berbentuk badan usaha tetap, antara lain
perseroan, dan koperasi atau dalam bentuk yayasan, dan
secara insidental berwujud panitia usaha dana.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(4) Badan-badan usaha atau yayasan tersebut bertanggungjawab


kepada Kwartir yang bersangkutan dan secara berkala
memberikan laporannya.

Pasal 117
Pengawasan

(1) Pengawasan atas pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan


Kwartir, serta lembaga-lembaga usaha dana dilakukan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka.
(2) Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan
Pramuka dilaporkan dalam Musyawarah Kwartir yang
bersangkutan.
(3) Neraca tahun anggaran Kwartir diinformasikan di dalam Rapat
Kerja Kwartir.
(4) Apabila diperlukan, Kwartir dapat menggunakan jasa akuntan
publik.

BAB XII
ATRIBUT

Pasal 118
Lambang

(1) Lambang Gerakan Pramuka adalah silhuette tunas kelapa, yang


melambangkan bahwa setiap anggota Gerakan Pramuka
hendaknya serba guna, seperti kegunaan seluruh bagian pohon
kelapa.
(2) Lambang Gerakan Pramuka digunakan pada berbagai alat dan
tanda pengenal Gerakan Pramuka, yang warnanya disesuaikan
dengan penggunaannya.

Pasal 119
Bendera

(1) Bendera Gerakan Pramuka berbentuk segi empat panjang dan


berukuran tiga berbanding dua, berwarna dasar putih ditengah-
tengahnya terdapat lambang Gerakan Pramuka berwarna
merah.
(2) Di bagian atas dan bawah bendera terdapat jalur merah
dengan ukuran lebar 1/10 dari lebar bendera, letaknya 1/10
dari lebar bendera dari sisi atas dan sisi bawah.
(3) Pada bagian tepi tempat tali bendera terdapat jalur merah
sepanjang lebar bendera dengan ukuran lebar 1/8 dari panjang
bendera dengan tulisan untuk Kwartir, nama Kwartir dan untuk
Gugusdepan nama Kwartir dan nomor Gugusdepan.

Pasal 120
Panji

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

(1) Gerakan Pramuka memiliki Panji Gerakan Pendidikan


Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada
Gerakan Pramuka oleh Presiden Republik Indonesia dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 448 Tahun 1961
tanggal 14 Agustus 1961.
(2) Panji yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini disebut Panji
Gerakan Pramuka yang disimpan di kantor Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka, dan dikeluarkan pada setiap peringatan Hari
Pramuka.

Pasal 121
Hymne

Hymne Gerakan Pramuka adalah lagu Satyadarma Pramuka


karangan Husein Mutahar, yang syair dan lagunya berbunyi :

Kami Pramuka Indonesia, manusia Pancasila


Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan
Agar jaya Indonesia
Indonesia tanah airku. Kami jadi pandumu.

Pasal 122

Pakaian Seragam

(1) Pakaian seragam Pramuka dimaksudkan untuk menarik,


menimbulkan rasa bangga anggotaGerakan Pramuka, mendidik
disiplin dan kerapihan, serta menimbulkan rasa persatuan dan
persaudaraan.
(2) Warna pakaian seragam pramuka adalah cokelat muda untuk
bagian atas, dan cokelat tua untuk bagian bawah, serta merah
putih untuk pita dan setangan leher.
(3) Warna cokelat muda dan cokelat tua dimaksudkan untuk
mengingatkan kaum muda akan perjuangan para pahlawan
bangsa Indonesia pada masa perang kemerdekaan.

Pasal 123
Lencana dan Tanda-tanda

Anggota Gerakan Pramuka puteri, selain mengenakan lencana


Gerakan Pramuka, juga mengenakan lencana World Association of
Girl Guides and Girl Scouts, sedang anggota putera mengenakan
lencana World Organization of Scout Movement pada pakaian
seragamnya.

BAB XIII
PEMBUBARAN

Pasal 124
Akibat Hukum dari Pembubaran

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Apabila terjadi pembuibaran Gerakan Pramuka maka untuk


penyelesaian harta benda milik seluruh Gerakan Pramuka dibentuk
panitia penyelesaian harta benda, yang dibentuk oleh Musyawarah
Nasional yang diadakan khusus untuk itu.

BAB IX
LAIN-LAIN

Pasal 125
Petunjuk Penyelenggaraan

(1) Hal-hal yang belum diatur ditetapkan dalam Anggaran Rumah


Tangga ini akan diatur dalam petunjuk penyelenggaraan atau
pedoman lain.
(2) Petunjuk Penyelenggaraan atau pedoman tidak boleh
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka.
(3) Petunjuk Penyelenggaraan ditetapkan dengan keputusan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Pasal 126
Perubahan Anggaran Rumah Tangga

Perubahan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ditetapkan


oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

BAB XV
PENUTUP

Pasal 127
Penutup

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga


Gerakan Pramuka akan diatur lebih lanjut oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka.
(2) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ini ditetapkan oelh
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka berdasarkan wewenang
yang dilimpahkan oleh Musyawarah Nasional VI Tahun 1998 di
Jakarta, sesudah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka disahkan
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 1999.

Jakarta, 22 Juli 1999.


Ketua Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka,

ttd.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

H.A. Rivai Harahap.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 64 TAHUN 1997

TENTANG

PENGGOLONGAN PESERTA DIDIK BERDASARKAN USIA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka melaksanakan Keputusan


Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun
1993 sebagaimana tercantum dalam
Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan
Pramuka Tahun 1993 Nomor : 05/MUNAS/93,
pada tanggal 12 sampai dengan 13 November
1996 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka telah
menyelenggarakan Lokakarya Penggolongan
Peserta didik Dalam Gerakan Pramuka;
2. Bahwa sebagai pelaksanaan lokakarya tersebut
telah disampaikan laporan pelaksanaan dan
rekomendasi lokakarya, dan berkenaan dengan
itu perlu mengukuhkan hasil lokakarya
tersebut;

Mengingat : 1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka;


2. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan
Pramuka Tahun 1993 Nomor : 05/MUNAS/93;
3. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;

Memperhatikan : 1. Rekomendasi Lokakarya Penggolongan


Peserta didik Dalam Gerakan Pramuka;
2. Saran Pimpinan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Penggolongan usia peserta didik dalam Gerakan
Pramuka tetap seperti yang berlaku sekarang ini,
sebagaimana tercantum dalam ayat (2) Pasal 36
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka,
yaitu :
Pramuka Siaga berusia 7 tahun sampai dengan 10
tahun;
Pramuka Penggalang berusia 11 tahun
sampaidengan 15 tahun;
Pramuka Penegak berusia 16 tahun sampai
dengan 20 tahun;
Pramuka Pandega berusia 21 tahun sampai
dengan 25 tahun.

Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 21
April 1997
Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka,
Ketua,

TTD

H. Himawan Soetanto.
KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 194 TAHUN 1998
TENTANG
PENYESUAIAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN PESTA SIAGA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Menimbang: bahwa Petunjuk Penyelenggaraan Pesta Siaga


sebagaimana ditetapkan dengn Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka nomor 131/KN/76 Tahun
1976, perlu disesuaikan dengan petunjuk dan
ketentuan yang berlaku dewasa ini.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka


2. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
3. Rencana Strategik 1994-1999 Gerakan Pramuka
4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
No.193 Tahun 1998 tentang Penyesuaian Petunjuk
Penyelenggaraan Pertemuan Pramuka

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Menyesuaikan Petunjuk Penyelenggaraan Pesta Siaga,
sebagaimana tercantum dalam lampiran surat
keputusan ini

Kedua : Mengintruksikan kepada Kwarda dan Kwarcab untuk


mendorong dan membantu para pembina Pramuka
untuk melaksanakan dengan giat Pesta Siaga dalam
upaya pencapaian Pramuka Garuda.

Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan

Ditetapkan di : Jakarta.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Pada tanggal : 21 Oktober


1998

Ketua Nasional Gerakan


Pramuka
Ketua

Letjen TNI (Purn) H. Himawan


Soetanto, SSos.

LAMPIRAN KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 194 TAHUN 1998

PENYESUAIAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN PESTA SIAGA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum

a. Untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka tersebut dalam


Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, maka perlu
adanya usaha dan kegiatan untuk membangkitkan,
mengatur, mendorong, mengarahkan, dan mengendalikan
keinginan, semangat dan daya kemampuan anak-
didik/Pramuka Siaga
b. Dalam pengarahan dan pengendalian keinginan, semangat
dan daya kemampuan anak didik perlu ditanamkan,
dipupuk dan dikembangkan
1) kesadaran beragama untuk taqwa dan cinta pada
Tuhan Yang Maha Esa
2) kesadaran berkaidah untuk mengetahui dan
menghayati apa yang baik (menguntungkan) dan apa
yang tidak baik (merugikan) dalam hubungan antara
sesama manusia, berdasarkan ideologi Pancasila
3) kesadaran sosial untuk memiliki rasa
persahabatan/persaudaraan baik antar Pramuka
maupun antara Pramuka dan masyarakat

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

4) kesadaran berbangsa dan bernegara untuk memiliki


rasa cinta pada lam, bangsa dan negara Indonesia,
serta mempertebal kepercayaan pada diri sendiri
c. Dalam rangka pembangunan masyarakat dan
pembangunan bangsa, maka penanaman dan pembinaan
kesadaran tersebut dalam butir 1b. harus dimulai pada
anak didik seumur Pramuka Siaga, sebagai tugas awal
gerakan Pramuka, untuk kemudian secara bertahap
ditingkatkan menjadi kesadaran hukum, tertib masyarakat,
kesadaran bermasyarakat dan berpemerintah melalui
tingkatan Penggalang, Penegak dan Pandega
d. Tugas awal gerakan Pramuka dalam rangka mendidik anak
dan pemuda adalah menggali/membangkitkan prinsip-
prinsip kemanusiaan, ciptaan Tuhan Yang Maha Adil yaitu
antara lain :
1) kejujuran
2) keadilan
3) kerelaan berkorban
e. Prinsip-prinsip kemanusiaan itu harus diperkuat dengan
keberanian, kesabaran/ketabahan dan keuletan, untuk
kemudian dikembangkan menjadi ketaatan/disiplin, rasa
tanggung jawab dan kepemimpinan (leadership)
f. Akhirnya setiap anak didik harus disiapkan untuk memiliki :
1) pengetahuan dan keterampilan untuk dapat
melaksanakan segala tugas dalam kehidupan dan
penghidupan masyarakat Indonesia
2) kekuatan lahir dan batin untuk mengatasi segala
kesulitan dan tantangan dalam melaksanakan tugas
tersebut
3) semangat untuk dapat menyelesaikan tugas itu, dengan
sukses dan bermanfaat bagi pribadinya, masyarakat
dan bangsa Indonesia
g. Salah satu usaha dan kegiatan tersebut dalam butir 1a.
adalah penyelenggaraan Pesta Siaga, sebagai suatu
pertemuan Pramuka, khusus untuk golongan Siaga
h. Dalam rangka membina dan meningkatkan kekeluargaan,
persaudaraan, pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan para Pramuka Siaga, perlu diselenggarakan
Pesta Siaga, yang disesuaikan dengan keperluan, keadaan,
keinginan, kepentingan, dan perkembangan :
1) anak didik Pramuka Siaga
2) masyarakat setempat

2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud dari petunjuk penyelenggaraan ini adalah sebagai
pedoman bagi Kwartir dan Satuan Pramuka untuk
menyelenggarakan Pesta Siaga yang berhasil-guna dan
sebaik-baiknya
b. Tujuannya adalah untuk mengatur dan memperlancar
segala usaha dalam rangka pencapaian tujuan gerakan
Pramuka, seperti tercantum dalam Anggaran Dasar pasal 4

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

3. Ruang Lingkup
Petunjuk penyelenggaraan ini meliputi segala hal ihwal yang
berhubungan dengan penyelenggaraan Pesta Siaga yaitu :
a. Pengertian, Sasaran dan Fungsi Pesta Siaga
b. Pola umum kegiatan dalam Pesta Siaga
c. Perencanaan pengorganisasian dan tata laksana
d. Dukungan administrasi
e. Lain-lain

4. Dasar

a. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka


b. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
c. Rencana Strategik 1994-1999 Gerakan Pramuka
d. Surat keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka no.
193 Tahun 1998, tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Pertemuan Pramuka

BAB II
PENGERTIAN, SASARAN DAN FUNGSI
PESTA SIAGA SERTA PEMISAHAN PESERTANYA

5. Pengertian

a. Pesta Siaga adalah pertemuan para Pramuka Siaga, yang


berisi acara kegiatan bersama antara perindukan beberapa
Gugusdepan Pramuka
b. Pesta Siaga merupakan kegiatan untuk Siaga yang bentuk
kegiatannya dipilih dan diselenggarakan sesuai dengan :
1) keadaan, kepentingan dan perkembangan anak didik
2) keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat
setempat

6. Sasaran
Sasaran Pesta Siaga adalah membina dan mengembangkan
kekeluargaan dan persaudaraan antar sesame Pramuka Siaga

7. Fungsi
Fungsi Pesta Siaga adalah
a. Memberikan variasi kepada latihan berkala dari perindukan
masing-masing
b. Mengadakan tukar menukar pengalaman, pengetahuan
dan kecakapan antar sesama Pramuka Siaga
c. Membina hubungan baik antara gerakan Pramuka dengan
masyarakat

8. Pemisah
a. Sesuai dengan perkembangan jasmani dan rokhani Siaga,
Pesta Siaga putera dan Pesta Siaga puteri, masing-masing
diselenggarakan terpisah
b. Mengingat beberapa sebab tertentu, dengan
sepengetahuan dan tanggung jawab para Pembina

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Pramuka dan majelis pembimbing yang bersangkutan,


Pesta Siaga putera dan puteri dapat diselenggarakan
bersama-sama

BAB III
POLA UMUM KEGIATAN DALAM PESTA SIAGA

9. Tingkat Penylenggaraan

a. Pesta Siaga dapat diselenggarakan di tingkat :


1) Desa yang diikiuti oleh beberapa Perindukan Siaga
dalam desa yang bersangkutan
2) Kecamatan yang diikuti oleh beberapa Perindukan
Siaga dalam kecamatan yang bersangkutan
3) Cabang yang diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga
dalam cabang yang bersangkutan
b. Pesta Siaga juga dapat diselenggarakan oleh beberapa
desa, kecamatan dan/atau dan antar cabang yang
bersangkutan
c. Mengingat kesulitan yang akan banyak dihadapi, Pesta
Siaga tidak diselenggarakan di tingkat daerah, atau di
tingkat nasional, sehubungan dengan keadaan dan
kemampuan wilayah dan anak didik setempat
d. Pesta Siaga pada dasarnya dapat diikuti oleh semua Siaga
dari semua perindukan dilingkungan tersebut
e. Berdasarkan beberapa sebab tertentu (tempat, fasilitas,
dan lain-lain) dalam penentuan peserta, penyelenggaraan
dapat menentukan kebijakan tersendiri, sejauh mungin
dihindari adanya persyaratan peserta atas dasar kejuaraan

10. Landasan dan Bentuk Kegiatan

a. Semua kegiatan dalam Pesta Siaga dilandasi jiwa Pramuka


seperti yang tersurat dan tersirat dalam satya dan dharma
Pramuka
b. Pesta Siaga merupakan satu-satunya Pertemuan Pramuka
untuk golongan Siaga
c. Pesta Siaga dapat berbentuk :
1) rekreasi,
2) permainan bersama,
3) darmawisata,
4) pasar Siaga (bazar),
5) ketangkasan dan ketrampilan,
6) karnaval,
7) perkemahan siang hari (dagkamp),
8) pameran (exposisi),
9) pentas seni budaya, dan
10) lain-lain

11. Sifat Kegiatan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

a. Pesta Siaga bukan perlombaan untuk mencari kejuaraan.


Sesuai dengan perkembangan jasmani dan rokhani
Pramuka Siaga, Pesta Siaga besifat :
1) hiburan/rekreatif
2) kreatif
3) riang gembira dan
4) banyak gerak
b. Untuk memberi semangat dan gairah Pramuka Siaga,
dengan tidak mengurangi semua sifat Pesta Siaga,
sebagian acara kegiatannya dapat dilombakan

12. Pengaturan/Penyusunan Acara Kegiatan


a. Acara kegiatan dalam Pesta Siaga diatur dan disusun
sesuai dengan :
1) Bentuk Pesta Siaga antara lain :
a) dalam karnaval ada lomba topeng, pameran
pakaian lucu, sepeda hias, dan lain-lain
b) dalam permainan bersama ada permainan
ketangkasan, ketrampilan dan lain-lain
c) dalam pentas seni budaya, dapat dilihatkan
macam-macam kemampuan Siaga, senitari,
senisuara, senilukis, deklamasi, dan lain-lain
2) Keadaan dan kemampuan setempat, misalnya :
a) darmawisata kepantai, keluar kota melihat
pemandangan, kekebun binatang, dan lain-lain
b) meninjau tempat dan peninggalan besejarah,
museum dan lain-lain
3) Perkembangan jasmani dan rokani Pramuka Siaga,
sehingga semua kegiatan itu tidak terlalu melemah,
dan tidak mengambil alih kegiatan golongan Pramuka
lain
b. Penyajian secara kegiatan dalam Pesta Siaga diatur dan
disusun secara berencana, agar :
1) beraneka ragam (bervariasi), menarik,
membangkitkan suasana riang gembira,
membanggakan, memuaskan dan tidak menjemukan
2) menambah pengalaman, meningkatkan pengetahuan,
kecakapan, kecerdasan, ketrampilan, kecerdasan,
ketrampilan, ketangkasan dan ketajaman indera
3) menimbulkan rasa ikut serta, ikut berbuat dan ikut
bertanggungjawab
4) memupuk rasa persaudaraan, menghargai orang lain,
setia kawan, suka menolong dan ikut berusaha
menciptakan persatuan dan kesatuan bangka serta
perdamaian dunia
5) memupuk rasa kebanggaan nasional Indonesia
6) pempertebal kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa

13. Pedoman Pelaksanaan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

a. Kegiatan dalam Pesta Siaga harus mengandung


pendidikan. Kegiatan itu meliputi segala segi kehidupan
dan penghidupan manusia yang baik, sejalan dengan
pedoman yang terdapat dalam syarat kecakapan umum
(SKU) dan syarat kecakapan khusus (SKK). Selanjutnya
Pesta Siaga supaya dikembangkan sesuai dengan keadaan
dan kemampuan setempat, yang bersumber pada nilai-
nilai :
1) agama
2) filsafat pancasila
3) persahabatan dan persaudaraan
4) perkembangan ekonomi dan teknologi
5) perkembangan nasional
6) seni budaya, olah raga, kesejahteraan keluarga, dan
lingkungan
7) keamanan dan ketertiban lingkungan dan
8) lain-lain
b. Semua kegiatan dalam Pesta Siaga dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga memberi kesempatan :
1) belajar
2) berlatih
3) bekerja
4) beribadat
5) berbakti dalam suasana riang gembira
c. Semua kegiatan Pesta Siaga dilaksanakan dengan :
1) penerapan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan, yang pelaksanaannya diserasikan
dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan
anak, masyarakat dan bangsa Indonesia
2) banyak praktek secara praktis yang menyenangkan
bagi Siaga yaitu dengan :
a) belajar sambil bekerja (learning by doing)
b) membuat ceritera sebagai pembungkus kegiatan
Siaga
c) membuat selingan dan menggiring kegiatan Siaga
dengan lagu-lagu gembira
d) menyelenggarakan kegiatan dengan banyak
gerak (dinamis) dan menghindari sejauh-jauhnya
kegiatan melalui ceramah
e) kegiatan sederhana, mudah dipahami, dan mudah
dilaksanakan
3) penggunaan sistem among, yang mengharuskan
Pembina Pramuka mempunyai sikap laku :
a) ing ngarso sung tulada (di depan memberi
teladan)
b) ing madya mangun karsa (di tengah membangun
semangat)
c) tut wuri handayani (di belakang memberi daya)
dan yang pelaksanaannya untuk golongan Siaga,
dititik beratkan kepada “ing ngarso sung tulada”

BAB IV

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN
DAN TATA-LAKSANA

14. Perencanaan

a. Untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya, perlu dibentuk


panitia penyelenggaraan Pesta Siaga yang wajib
memikirkan, merencanakan, mempersiapkan,
melaksanakan, dan menyelesaikan segala tugas yang
dibebankan kepadanya dengan tertib dan penuh
tanggungjawab
b. Perencanaan secara masak yang disusun dengan seksama,
dan terperinci, lengkap dan sistematis, meliputi :
1) bentuk kegiatan Pesta Siaga
2) tujuan dan maksud Pesta Siaga
3) tempat dan waktu penyelenggaran
4) susunan panitia penyelenggara (tugas struktur
organisasi, personalia, pembagian kerja, dan lain-lain)
5) tahap-tahap pelaksanaan kerja
6) perincian acara kegiatan
7) ketentuan mengenai peserta
8) perlengkapan dan perbekalan
9) rencana biaya
10) penelitian, pengawasan dan penilaian dan
11) lain-lain

15. Pengorganisasian
a. Struktur organisasi panitia penyelenggaraan Pesta Siaga
disusun secara seksama, terperinci, lengkap dan
sistematis, sesuai dengan :
1) acara, kegiatan, kepentingan, dan hubungan kerja
masing-masing bagian
2) tata tingkat/jenjang bagian-bagiannya
3) rencana kegiatan, dengan mengingat daya guna dan
tepat guna dari kerja panitia itu
b. Pesta Siaga harus diselenggarakan oleh semua pihak yang
bersangkutan dengan penuh kesungguhan,tanggungjawab
dan pengabdian secara sukarela, gotong-royong, akrab
dan bersaudara, diserta usaha untuk mencapai hasil yang
sebaik-baiknya
c. Panitia penyelenggara dapat terdiri dari anggota dan
bukan anggota Gerakan Pramuka
d. Dalam penyelenggaraan Pesta Siaga digunakan tenaga
Penegak dan Pandega sebagai anggota panitia
penyelenggara untuk membantu para Pembina Pramuka,
supaya pengetahuan dan pengalaman mereka bertambah
e. Pesta Siaga diselenggarakan :
1) antar Gugusdepan yang berdekatan, tiga bulan sekali
2) di tingkat Kwarran,atau antar desa yang berdekatan 6
bulan sekali
3) di tingkat cabang atau antar kecamatan yang
berdekatan setahun sekali

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

4) antar Gugusdepan yang berdekatan tetapi berlainan


kecamatan maupun cabangnya, diatur oleh yang
bersangkutan

16. Pembagian Kewajiban, Wewenang dan Tanggungjawab

a. Penyelenggara Pesta Siaga merupakan kewajiban,


wewenang dan tanggung jawab :
1) Pimpinan Gudep untuk antar gudep
2) Kwarran untuk tingkat kecamatan
b. Pesta Siaga tidak diselenggarakan di tingkat daerah atau
nasional, tetapi Kwarnas dan Kwarda mempunyai
kewajiban untuk memberi petunjuk, rangsangan,
bimbingan dan saran serta menyebarluaskan semua
pengalaman tentang penyelenggaraan Pesta Siaga ke
daerah lainnya

17. Pengawasan dan Penilaian


a. Pengawasan harus dilakukan oleh semua team yang
ditunjuk oleh kwartir cabang atau koratan yang
bersangkutan dengan tugas mengusahakan agar Pesta
Siaga berlangsung dengan baik dan berakhir dengan hasil
yang gemilang
b. Penilaian ditugaskan kepada suatu team penilai. Data
untuk penilaian didapat dari panitia penyelenggara dari
peserta dan dari pihak-pihak lain yang bersangkutan atas
penyelenggaraan Pesta Siaga itu sehingga hasilnya dapat
obyektif
18. Laporan
a. Segera setelah Pesta Siaga selesai maka panitia
penyelenggara harus menyerahkan suatu laporan tertulis,
yang memberi gambaran tentang jalannya Pesta Siaga
sejak dari tahap pemikiran sampai dengan tahap
penyelesaiannya kepada Kwartir Cabang yang
bersangkutan
b. Dalam laporan Pesta Siaga tersebut harus dimuat antara
lain :
1) pemikirannya
2) perencanaannya
3) persiapannya
4) pelaksanaannya
5) penyelesaiannya
6) panitianya
7) peserta dan pengawasannya
8) kesulitan hambatan dan usaha mengatasinya
9) hasil kegiatan Pesta Siaga itu
10) hasil penilaian atas penyelenggaraan dan kegiatannya
11) pertanggungjawaban keuangan
12) kesimpulan
13) saran-saran untuk perbaikan kegiatan yang akan
datang

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

c. Laporan Pesta Siaga seperti yang dimaksud dalam pt.18a


dan b diatas dikirim kepada :
1) Kwartir Ranting dan Kwartir Cabangnya sebagai
laporan pertanggungjawaban
2) Majelis Pembimbing, instansi pemerintah, swasta dan
masyarakat yang telah memberikan bantuan sebagai
laporan pertanggungjawaban terutama atas
penggunaan bantuannya
3) Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, dan Kwartir
Cabangnya bahan untuk disebar luaskan ke daerah
lain, dalam rangka tukar menukar pengalaman dan
informasi

BAB V
DUKUNGAN ADMINISTRASI

19. Umum

Untuk memperlancar segala usaha dan kegiatan dalam rangka


penyelenggaraan Pesta Siaga, mutlak diperlukan adanya
dukungan administrasi yang diselenggarakan dengan
teliti/seksama, terperinci, lengkap, effisien dan efektif

20. Susuan Pembina Petugas

Susunan Pembina/petugas tiap panitia Pesta Siaga harus


memenuhi kebutuhan Pesta Siaga, baik kwalitatif maupun
kwantitatif.

21. Dukungan Logistik

Kelengkapan dan perbekalan Pesta Siaga terdiri dari antara lain


:
a. kelengkapan pribadi
b. kelengkapan kesatuan
c. kelengkapan tempat/arena Pesta Siaga
d. kelengkapan acara kegiatan Pesta Siaga dan
e. alat-alat dan bahan-bahan untuk makan/konsumsi
22. Pembiayaan Pesta Siaga

a. Biaya penyelenggaraan Pesta Siaga dilakukan atas dasar


swadaya dan gotong-royong, yaitu dipikul bersama oleh
mereka yang bersangkutan dan berkepentingan terdiri atas
unsur-unsur :
1) para peserta Pesta Siaga, beserta orang tua atau
walinya
2) Gugusdepan dan Majelis Pembimbing Gugusdepannya
3) Majelis Pembimbing Desanya
4) Kwarran dan Majelis Pembimbing Rantingnya
5) panitia penyelenggara yang mengusahakan sumber
dana lainnya yang tidak mengikat, baik dari pihak
pemerintah swasta maupun masyarakat sendiri

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

b. Segala pemasukan dan pengeluaran uang untuk


pembiayaan Pesta Siaga dimuat dalam laporan
pertanggung jawaban secara terbuka yang disampaikan
kepada semua pihak yang bersangkutan

BAB VI
PENUTUP

23. Hal-hal lain mengenai Pesta Siaga yang belum diatur dalam
petunjuk penyelenggaraan ini, akan diatur lebih lanjut oleh
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Oktober 1998
Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka
Ketua

Letjen TNI (Purn) H. Himawan


Soetanto, SSos.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 132/KN/76
TAHUN 1976
TENTANG
PETUNJUK PENYELENGGARAAN PERKEMAHAN BESAR
PENGGALANG

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Menimbang : 1. bahwa dalam rangka membina dan


meningkatkan rasa kekeluargaan, persaudaraan,
pengetahuan dan keterampilan para Pramuka,
perlu diselenggarakan pertemuan-pertemuan
Pramuka yang menarik, sesuai dengan
keperluan dan kepentingan anak/pemuda
dewasa ini ;
2. bahwa untuk mewujudkan maksud tersebut
perlu diselenggarakan Perkemahan Besar
Penggalang ;
3. bahwa untuk itu Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka perlu segera mengeluarkan Petunjuk
Penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang.

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor


238 Tahun 1961, juncto Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1971
tentang Gerakan Pramuka.
2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Nomor 45/KN/74 Tahun 1974 tentang Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Nomor 130/KN/76 tentang penyelenggaraan
Pertemuan Pramuka.

Memperhatikan : 1. Saran-saran Ketua Kwartir Nasional


Harian/Sekretaris Jenderal.
2. Saran-saran Andalan Nasional Gerakan
Pramuka.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Petunjuk Penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang sebagaimana tercantum dalam
lampiran surat keputusan ini.
Kedua : Menginstruksikan kepada Kwarda dan Kwarcab
untuk mendorong dan membantu para Pembina
Pramuka melaksanakan dengan giat
Perkemahan Besar Penggalang.

Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Ditetapkan di Jakarta.
Pada tanggal 31
Desember 1976.
Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka,
Ketua,

M. Sarbini
Letjen TNI
BAB I
PENDAHULUAN

Pt. 1. Umum
a. Berdasarkan tujuan Gerakan Pramuka tersebut dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka Pasal 4, maka :
Tugas Pokok Gerakan Pramuka adalah mendidik anak dan
pemuda supaya menjadi :
1) Manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur,
a) tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat
keyakinan beragamanya,
b) tinggi kecerdasan dan keterampilannya,
c) kuat dan sehat fisiknya.
2) Warga negara Indonesia yang :
a) ber-Pancasila,
b) setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3) Anggota masyarakat yang :
a) baik dan berguna,
b) sanggup dan mampu menyelenggarakan
pembangunan bangsa, negara dan masyarakat.
b. Penyelenggaraan tugas pokok tersebut didasarkan atas
prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan
yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat
Indonesia.
c. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka perlu adanya
usaha dan kegiatan untuk menanamkan, memupuk dan
mengembangkan :
1) rasa cinta pada Tuhan Yang Maha Esa untuk
memperteguh keyakinan beragama,
2) rasa persahabatan/persaudaraan dan jiwa sosial baik
antara sesama Pramuka maupun antara Pramuka dan
masyarakat,
3) rasa cinta pada alam, bangsa dan negara, serta
mempertebal kepercayaan pada diri sendiri,
4) jiwa patriotisme untuk menggalang kesatuan dan
persatuan bangsa Indonesia.
d. Salah satu usaha dan kegiatan tersebut adalah
penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang, sebagai

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

suatu pertemuan Pramuka, khusus untuk golongan


Penggalang.
e. Setiap Perkemahan Besar Penggalang merupakan suatau
latihan gabungan satuan Gerakan Pramuka, yang
diarahkan secara terpimpin, terintegrasi dan terkoordinasi
menurut petunjuk yang ada, untuk mencapai sasaran
perkemahan dalam rangka pencapaian tujuan Gerakan
Pramuka.
f. Perkemahan besar tersebut merupakan suatu alat
penilaian yang hasilnya dapat digunakan untuk
pengembangan dan improvisasi Gerakan Pramuka baik
organisatoris maupun prosedur operasional dan apakah
segala peraturan, perencanaan dan petunjuk dapat
dilaksanakan secara efisien dan efektif.
g. Penilaian terhadap perorangan (individu) maupun dalam
ikatan kesatuan harus dimulai dari wakru keberangkatan
para peserta dari pangkalan asal ke bumi perkemahan dan
pulang kembalinya, baik di bidang rokhani/sikap mental
dan disiplin maupun di bidang teknis.

Pt. 2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud dari petunjuk ini adalah untuk memberi pedoman
kepada Kwartir dan Satuan Pramuka dalam
menyelenggarakan suatu pertemuan Parmuka, khususnya
untuk golongan Penggalang.
b. Tujuannya adalah untuk mengatur dan memperlancar
usaha mencapai tujuan Gerakan Pramuka seperti
tercantum dalam Anggaran Dasar Pasal 4.

Pt. 3. Ruang Lingkup


Petunjuk Penyelenggaraan ini meliputi semua yang
berhubungan dengan Penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang, yaitu :
a. Pengertian, sasaran dan fungsi Perkemahan Besar
Penggalang.
b. Macam perkemahan, tingkat dan peserta Jambore,
termasuk persyaratan dan pengelompokan peserta.
c. Pola kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang yang
meliputi landasan, sistem, sifat, acara dan bentuk
kegiatan, serta metoda pelaksanaan kegiatan.
d. Perencanaan, oengorganisasian, dan tata laksana,
termasuk pembagian tugas, wewenang dan
tanggungjawab, peraturan penyelenggaraan, pedoman
pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.
e. Dukungan administrasi dan komunikasi termasuk
pengumuman dan penerangan.
f. Lain hal yang berhubungan dengan Jambore Nasional dan
Internasional, Ikut Serta Jambore, serta lagu, bendera dan
lencana.

Pt. 4. Dasar

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Petunjuk Penyelenggaraan ini disusun berdasarkan :


a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka.
b. Keputusan Majelis Permisyawaratan Pramuka Tahun 1970,
di Pandaan, Jawa Timur.
c. Keputusan Munas Gerakan Pramuka Tahun 1974 di
Manado, Sulawesi Utara.
d. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 130/KN/76,
Tahun 1976, tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pertemuan
Pramuka.

Pt. 5. Tema dan Lambang


a. Tema Perkemahan Besar Penggalang merupakan susunan
dari beberapa kata yang mudah dipahami, dan dapat
memberi semangat kepada peserta untuk mencapai tujuan
dan sasaran Perkemahan Besar Penggalang tersebut.
b. Unutk tiap perkemahan besar Penggalang dibuat lambang
yang sesuai dengan kegiatan, tempat dan tema
perkemahan dan yang mudah dimengerti maksudnya oleh
para Pramuka Penggalang.

BAB II
PENGERTIAN, SASARAN DAN FUNGSI
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG

Pt. 6. Tujuan
a. Perkemahan Besar Penggalang yang dimaksud dalam
petunjuk penyelenggaraan ini adalah pertemuan Pramuka yang
berbentuk suatu perkemahan anatara Pramuka Penggalang dari
berbagai satuan Pramuka.
b. Perkemahan Besar Penggalang merupakan kegiatan yang
bersifat rekreatif, riang gembira, penuh rasa persaudaraan dan
berisi kegiatan-kegiatan menarik dan kreatif serta bakti
masyarakat dan keagamanaan.

Pt. 7. Sasaran
Sasaran dari Perkemahan Besar Penggalang adalah
menanamkan, memupuk dan mengembangkan:
a. rasa cinta pada Tuhan Yang Maha Esa untuk memperteguh
keyakinan beragama.
b. rasa persahabatan/persaudaraan dan jiwa sosial baik
antara sesama Pramuka maupun antara Pramuka dan
masyarakat.
c. rasa cinta pada alam, bangsa dan negara, serta
mempertebal kepercayaan pada diri sendiri.
d. jiwa patriotisme untuk menggalang kesatuan dan
persatuan bangsa Indonesia.

Pt. 8. Fungsi

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

a. Menambah pengalaman dan pengetahuan, miningkatkan


kecakapan, ketangkasan, keterampilan, dan kemampuan
peserta perkemahan besar Penggalang.
b. Memberi latihan kepada anak didik agar mampu
mengelola/mengurus rumah tangga sendiri.
c. Memberikan selingan sebagai dorongan untuk
mempraktekkan dan meningkatkan kemampuan yang
didapat dari latihan satuan Pramuka masing-masing.
d. Mengadakan pertukaran pengalaman, pengetahuan dan
kecakapan diantara sesama Pramuka.
e. Membiasakan hidup bersama dan meningkatkan semangat
gotong royong diantara Pramuka.
f. Membuat penilaian atas kegiatan dan kecakapan yang
dicapai.
g. Mendapatkan sesuatu yang baru, guna diterapkan pada
kegiatan yang akan datang.
h. Membuka hubungan untuk mengadakan integrasi antara
Pramuka dengan masyarakat.

BAB III
BENTUK, TINGKAT DAN PESERTA
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG

Pt. 9. Bentuk Perkemahan


Perkemahan Besar Penggalang meliputi tiga bentuk, yaitu :
a. “Jambore” sebagai perkemahan besar Penggalang yang
dititik beratkan pada kegiatan persaudaraan.
b. “Perkemahan Bakti Penggalang”
1) yang disingkat PB sebagai perkemahan besar
Penggalang yang dititik bertakan pada kegiatan bakti
kepada masyarakat, sesuai dengan keadaan dan
kemampuan anak didik, serta kepentingan masyarakat
setempat.
2) Perkemahan yang diselenggarakan di tingkat cabang
dan di tingkat kecamatan.
b. “Perkemahan Bersama Penggalang” sebagai perkemahan
besar Penggalang yang diikuti oleh beberapa Gudep dalam
satu desa atau beberapa desa yang berdekatan.

Pt. 10. Tingkat-tingkat Jambore


Jambore dibedakan menurut tingkatannya dan berdasarkan
pelaksanaanya sebagai berikut :
a. Jambore Nasional, yaitu perkemahan besar Penggalang
yang diselenggarakan pada tingkat nasional.
b. Jambore Daerah, yaitu perkemahan besar Penggalang yang
diselenggarakan di tingkat daerah.
c. Jambore Cabang, yaitu perkemahan besar Penggalang
yang diselenggarakan pada tingkat cabang.
d. Jambore Kecamatan, yaitu perkemahan besar Penggalang
yang diselenggarakan pada tingkat Kecamatan.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Pt. 11. Peserta


a. Peserta Jambore Nasional adalah para Pramuka
Penggalang dari seluruh Indonesia dan dari negara-negara
lain yang diundang.
b. Peserta Jambore Daerah adalah para Pramuka Penggalang
dari daerah yang bersangkutan dan dari daerah-daerah
lain yang diundang.
c. Peserta Jambore Cabang adalah para Pramuka Penggalang
dari cabang yang bersangkutan dan dari cabang lain yang
diundang.
d. Peserta Jambore Kecamatan adalah para Pramuka
Penggalang dari kecamatan yang bersangkutan dan dari
kecamatan lain yang diundang.
e. Peserta Perkemahan Bakti Penggalang adalah para
Pramuka Penggalang dari cabang atau kecamatan yang
bersangkutan.
f. Peserta Perkemahan Bersama Penggalang adalah para
Pramuka Penggalang dari gugusdepan-gugusdepan yang
bersangkutan.
g. Peserta dari luar negeri untuk 11 a s/d 11 f ditentukan oleh
Kwarnas.

Pt. 12. Persyaratan Peserta


a. Peserta Perkemahan Besar Penggalang sekurang-
kurangnya memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh
penyelenggara, yaitu :
1) telah memenuhi syarat kecakapan umum tertentu.
2) mendapat izin dari orang tua/wali Pramuka.
3) mendapat izin dari kepala sekolahnya atau atasan di
tempat ia bekerja.
4) membawa surat keterangan sehat jasmani.
5) membawa surat keterangan dari Gugusdepan, Kortan
atau kwartir yang bersangkutan.
6) membayar iuran perkemahan.
7) kebijaksanaan panitia, mengingat keadaan dan
kemampuan sarana setempat.
8) minat dan kemauan usaha peserta dengan
menghindari syarat-syarat atas kejuaraan.

Pt. 13. Pengelompokan Peserta


a. Pramuka Penggalang yang menjadi peserta Perkemahan
Besar Penggalang dikelompokkan dalam regu, pasukan
dan satuan yang lebih besar, yang diatur oleh Gudep,
Kortan dan Kwartir yang bersangkutan.
b. Regu, pasukan atau satuan tersebut disusun terpisah
antara Pramuka Putera dan Pramuka Puteri..
c. Regu, pasukan atau satuan tersebut didampingi oleh
Pembina Pramuka Putera bagi kelompok putera atau
Pembina Pramuka Puteri bagi kelompok puteri yang
jumlahnya ditentukan oleh Penyelenggara.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

d. Tidak dibenarkan kelompok Penggalang putera didampingi


Pembina Pramuka Puteri dan sebaliknya kelompok puteri
didampingi oleh Pembina Putera..

BAB IV
POLA KEGIATAN DALAM
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG

Pt. 14. Landasan dan Sistem Kegiatan


a. Semua kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang
dilandasi dengan jiwa Pramuka, seperti tersurat dan
tersirat dalam Trisatya dan Dasa Darma Pramuka.
b. Berdasarkan penggunaan Sistem Among, setiap Pembina
Pramuka harus mempunyai sikap laku :
1) ing ngarsa sung tulada (di depan memberi teladan).
2) ing madya mangun karsa (di tengah membangun
semangat).
3) tut wuri handayani (di belakang memberi daya).
c. Dalam hal ini “Pembinaan” mengandung arti
“membangkitkan” mengatur, mendorong, mengarahkan
dan mengendalikan keinginan, daya dan semangat.

Pt. 15. Sifat Kegiatan


a. Sesuai dengan sifat Perkemahan Besar Penggalang
tersebut dalam 5 b tentang Pengertian, maka Perkemahan
Besar Penggalang ini bukan lomba tingkat Penggalang,
juga bukan arena perlombaan untuk
memperebutkan/mencari kejuaraan.
b. Apabila dalam Perkemahan Besar Penggalang
diselenggarakan perlombaan salah satu macam acara
kegiatan, maka yang demikian ini hanyalah sekedar untuk
memberi semangat atau gaitah kepada peserta agar ikut
aktif dalam semua kegiatan, dengan tidak mengurangi
sifat perkemahan tersebut.
c. Kegiatan perlombaan dalam Perkemahan Besar
Penggalang diselenggarakan secara sehat dan sportif
untuk mencapai tingkat kemampuan tertentu.
d. Kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang harus
mengandung pendidikan. Kegiatan itu meliputi segala segi
kehidupan dan penghidupan manusia yang lebih baik,
sejalan dengan pedoman yang terdapat dalam syarat
kecakapan umum (SKU) dan syarat kecakapan khusus
(SKU), selanjutnya supaya dikembangkan sesuai dengan
keadaan dan kemampuan setempat, yang bersumber pada
nilai-nilai:
1) agama dan filsafat Pancasila.
2) persahabatan dan persaudaraan.
3) perkembangan ekonomi, sosial, teknologi.
4) senibudaya, olahraga, kesejahteraan keluarga dan
lingkungan.
5) keamanan dan ketertiban masyarakat.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

6) dan lain-lain.

Pt. 16. Acara dan Macam Kegiatan


a. Acara dan Macam kegiatan dalam Perkemahan Besar
Penggalang diatur dan disusun dengan :
1) “tema” semua kegiatan diusahakan dapat
menggambarkan jiwa yang tersirat dalam tema
Perkemahan Besar Penggalang.
2) Perkembangan jasmani dan rokhani anak-didik, antara
lain memperhatikan Keadaan, kemampuan, minat, ,
sifat dan bakat anak didik, sehingga kegiatan-kegiatan
itu tidak membosankan, terlalu melelahkan mengingat
hakekat alamiah putera/puteri dan juga tidak
mengambil alih kegiatan Pramuka Siaga dan Penegak
atau Pandega..
3) Keadaan tempat, masyarakat dan wilayah, misalnya :
a) di pegunungan membuat acara dalam bentuk
kegiatan pendakian gunung.
b) dekat danau/laut dalam bentuk kegiatan
pembuatan rakit, mendayung, berenang, dan
sebagainya.
c) dekat dengan daerah pertanian membuat acara
pembersihan parit, penanaman bibit unggul, dan
sebagainya.
d) dekat hutan gundul mengadakan kegiatan
penghijauan dan sebagainya.
e) dalam kota mengadakan kegiatan untuk
mengenal dan mengetahui perkembangan
teknologi modern.
b. Penyusunan dan penyajian acara dalam Perkemahan Besar
Penggalang harus diatur secara berencana agar :
1) beraneka ragam, menarik, membangkitkan suasana
riang gembira, membanggakan, memuaskan dan tidak
menjemukan.
2) menambah pengalaman, meningkatkan pengetahuan,
kecakapan, kecerdasan, keterampilan, ketangkasan
dan ketajaman indera.
3) menumbulkan rasa ikut serta, ikut berbuat dan ikut
bertanggungjawab.
4) memupuk rasa persaudaraan, menghargai orang lain,
setia kawan, suka menolong dan ikut berusaha
menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
perdamaian dunia.
5) memupuk rasa kebanggaan nasional Indonesia dan
menghargai bangsa lain.
6) mempelajari kepercayaan dan melaksanakan
kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Pt. 17. Metoda Penyelenggaraan Kegiatan


Semua kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga memberi
kesempatan kepada para Penggalang untuk belajar, berlatih,

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

bekerja, beribadat dalam suasana riang gembira, serta


dilaksanakan dengan :
a. penerapan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan,
1) belajar sambil bekerja ;
2) membuat ceritera sebagai pembungkus kegiatan ;
3) menyelanggarakan kegiatan dengan banyak gerak
(dinamis) dan mengurangi kegiatan melalui ceramah ;
4) memberi kegiatan yang sederhana, mudah difahami
dan mudah dilaksanakan ;
5) mengadakan demonstrasi, peninjauan, cerdas tangkas,
tebak tepat, dan lain-lain.

BAB V
PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN DAN TATALAKSANA
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG

Pt. 18. Perencanaan dan Persiapan


a. Perencanaan secara masak yang disusun dengan
seksama/teliti, terperinci. Lengkap dan sistematis, meliputi
:
1) macam dan tingkat Perkemahan Besar Penggalang,
2) sasaran dan fungsi,
3) tempat dan waktu penyelenggaraan,
4) susunan panitia (tugas, struktur organisasi, personalia,
pembagian kerja dan sebagainya),
5) tahap-tahap pelaksanaan kerja (program kerja),
6) perincian acara dan bentuk kegiatan,
7) ketentuan mengenai peserta dan persyaratannya,
8) dukungan administrasi,
9) system transport dan komunikasi,
10) pengawasan dan pengendalian,
11) penelitian dan penilaian,
12) lain-lain
b. Persiapan untuk penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang yang diserasikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan anak, masyarakat, dan
bangsa Indonesia ;
banyak praktek secara praktis yang menyenangkan bagi
para penggalang ;
harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, berencana,
tertib dan teratur, dalam waktu yang cukup lama, yaitu
mengenai :
1) tempat atau sarana,
2) perlengkapan,
3) kegiatan dan peserta,
4) administrasi, pembiayaan, dan lain-lain.
c. Perkemahan Besar Penggalang harus disiapkan dan
diselenggarakan oleh semua pihak yang bersangkutan
dengan penuh kesungguhan, tanggungjawab, pengabdian,

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

sukarela, gotongroyong, akrab dan bersaudara, dan


disertai usaha untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

Pt. 19. Pengorganisasian


a. Untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya dari
perkemahan besar itu, maka Panitia Penyelenggara wajib
memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan
menyelesaikan segala tugas yang telah dibebankan
kepadanya dengan tertib dan penuh tanggungjawab.
b. Struktur organisasi panitia tersebut disusun secara
seksama, terperinci, lengkap, dan sistematis, sesuai
dengan :
1) acara, keadaan, kepentingan dan hubungan kerja tiap
bagian ;
2) tata tingkat/jenjang bagian-bagiannya ;
3) rencana kegiatan ;
serta mengingat daya guna dan hasil guna dari kerja
panitia tersebut.
c. Organisasi Jambore Nasional.
1) Di tingkat pusat Kwarnas membentuk Panitia yang
disebut Panitia Pusat Jambore Nasional (Panpus
Jamnas).
2) Di tingkat daerah tempat penyelenggaraan : Mabida
dan Kwarda membentuk badan sebagai :
a) Panitia Penyelenggara Jambore Nasional (Panra
Jamnas)
b) Pembina Perkemahan Induk (Binkemin), terdiri
atas :
(1) Staf Binkemin
(2) Pembina Perkemahan Puteri (Binkempi),
dilengkapi dengan :
(a) Pembina Satuan Puteri (Binsatpi)
(b) Pembina Kelompok Puteri (Binpokpi)
(c) Pembina Pasukan Puteri (Binpaspi)
(3) Pembina Perkemahan Putera (Binkempa),
dilengkapi dengan :
(a) Pembina Satuan Putera (Binsatpa)
(b) Pembina Kelompok Putera (Binpokpa)
(c) Pembina Pasukan Putera (Binpaspa)
3) Di daerah lainnya :
Kwarda membentuk Panitia Daerah Jambore Nasional
(Panda Jamnas)
4) Di cabang lainnya :
Kwarcab membentuk Panitia Cabang Jambore Nasional
(Pancab Jamnas)
5) Gudep-gudep Gerakan Pramuka Indonesia di luar
negeri :
Mabigus yang bersangkutan menunjuk Pembina Puteri
atau Pembina Putera sebagai pimpinan pasukannya
masing-masing.
6) National Scout Assiciation :

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Masing-masing pengurus National Scout Assiciation


menunjuk Pembina-pembina Puteri dan Putera sebagai
pemimpin pasukan masing-masing.
d. Organisasi Jambore Daerah.
1) Oleh Kwartir Daerah dibentuk :.
a) Panitia Penyelenggara di tingkat daerah.
b) Panitia Pelaksana di cabang tempat
penyelenggaraan.
2) Oleh Kwartir Cabang dibentuk :
a) Panitia Cabang di tingkat cabang
b) Panitia kecil di tingkat kecamatan bila perlu yang
pembagian nya diatur oleh Panitia Penyelenggara.
e. Organisasi Jambore Cabang atau Perkemahan Bakti
Penggalang.
Kwartir Cabang membentuk :
1) Panitia Penyelenggara di tingkat cabang
2) Panitia kecil di tingkat kecamatan bila perlu yang
pembagian nya diatur oleh Panitia Penyelenggara.
f. Jambore Kecamatan
Kortan atas nama Kwartir Cabang membentuk Panitia
Penyelenggara.
g. Perkemahan Bersama Penggalang
Panitia Penyelenggara dibentuk oleh dan terdiri dari unsur
pimpinan satuan Pramuka yang bersangkutan.
h. Anggota panitia penyelenggara Perkemahan Besar
Penggalang terdiri atas :
1) Anggota Gerakan Pramuka, yaitu para Andalan,
Pembantu Andalan, Pembina, Pembantu Pembina,
Pramuka Penegak dan Pandega, serta anggota Mabi
Gerakan Pramuka di Kwartir/Gudep/Saka yang
bersangkutan.
2) Bukan anggota Gerakan Pramuka, yaitu para pejabat
pemerintah, wakil badan swasta, anggota dan tokoh
masyarakat setempat yang jumlahnya disesuaikan
dengan kepentingan Perkemahan Besar Penggalang.

Pt. 20. Pembagian Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab


a. Untuk Jambore Nasional.
1) Panitia Pusat Jamnas :
a) memberi petunjuk, bimbingan, pengarahan dan
usaha bantuan keuangan dan fasilitas kepada
Panra Jamnas ;
b) menyelenggarakan dan melaksanakan hubungan
dan pengumuman tentang pelaksanaan Jamnas ;
c) melakukan pengawasan dan penilaian terhadap
persiapan dan pelaksanaan Jamnas ;
d) dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab
kepada Kwarnas Gerakan Pramuka.
2) Panitia Penyelenggara Jamnas :
a) merencanakan, mempersiapkan dan
menyelenggarakan Jamnas, sesuai dengan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

petunjuk, bimbingan dan pengarahan dari


Panpus ;
b) membangun sarana perkemahan Jamnas ;
c) memberi pelayanan logistik dan
kelengkapan/peralatan pelaksanaan Jamnas
kepada Binkemin ;
d) menerima dan mengangkut peserta Jamnas baik
dari dalam maupoun dari luar negeri, kemudian
diserahkan kepada Binkemin ;
e) menarik dan menerima uang Jambore dari semua
peserta, penyelenggara dan uang peninjau dari
peninjau ;
f) menyelenggarakan usaha dana dengan sasaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan ;
g) melakukan pengawasan dan penilaian terhadap
persiapan dan pelaksanaan Jamnas, yang menjadi
tugas Binkemin ;
h) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab
kepada Ketua Panpus Jamnas, serta anggota-
anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh
Panpuis Jamnas atas nama Kwarnas Gerakan
Pramuka.
3) Pembina Perkemahan Induk :
a) bertugas dan bertanggungjawab atas
tersesleneggaranya acara dan kegiatan
pelaksanaan Jamnas ;
b) melaksanakan persiapan secara teliti, terperinci,
lengkap dan sistematis ;
c) mengatur pendaftaran dan penempatan peserta
Jamnas ;
d) mengatur dislokasi pasukan kontingen Cabang ;
e) dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab
kepada Panra Jamnas.
4) Panitia Daerah (Kwarda-Kwarda Pengirim Peserta) :
a) mengkoordinasikan terselenggaranya pencalonan
peserta Jamnas ;
b) mengadakan usaha secara terkoordinasi dan
teratur dengan Cabang yang bersangkutan, untuk
memungkinkan usaha bantuan dari Panda dalam
rangka pengiriman peserta Jamnas dari
daerahnya ;
c) merencanakan perjalanan pergi dan pulang bagi
kontingen Jamnas dari dan ke daerahnya ;
d) dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab
kepada Kwarda, serta anggota-anggotanya
diangkat dan diberhentikan oleh Kwarda yang
bersangkutan.
5) Panitia Cabang (Kwarcab Pengirim Peserta) :
a) menseleksi calon-calon peserta Jamnas yang
memebuhi persyaratan ;
b) mengadakan usaha dana secara terkoordinasi dan
teratur dengan Gudep-gudep yang bersangkutan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

dan mengusahakan bantuan-bantuan dalam


rangka usaha pengiriman peserta Jamnas dari
daerahnya ;
c) merencanakan perjalanan pergi dan pulang bagi
kontingen cabangnya ;
d) dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab
kepada Kwarcab, serta anggota-anggotanya
diangkat dan diberhentikan oleh Kwarcab yang
bersangkutan.
b. Untuk Jambore Daerah :
1) Pembagian tugas/kerja dan tanggungjawab panitia
penyelenggara bercermin pada Panra Jamnas,
disesuaikan dengan kebutuhan daerahnya ;
2) Anggota panitia penyelenggara diangkat dan
diberhentikan oleh Kwarda setempat ;
3) Anggota panitia Pelaksana di cabang tempat
penyelenggaraan diangkat dan diberhentikan oleh
panitia penyelenggara atas nama Kwarda yang
bersangkutan ;
4) Anggota panitia cabang dan panitia kecil diangkat dan
diberhentikan oleh Kwarcab setempat.
c. Untuk Jambore Cabang/Perkemahan Bakti Penggalang :
1) Tugas panitia penyelenggara atau panitia kecil dititik
beratkan pada kegiatan bakti kepada masyarakat
sesuai keadaan dan kemampuan anak didik serta
kepentingan masyarakat ;
2) Anggota panitia penyelenggara diangkat dan
diberhentikan oleh Kwarcab yang bersangkutan.
d. Untuk Jambore Kecamatan :
Anggota panitia penyelenggara diangkat dan diberhentikan
oleh Kortan setempat atas nama Kwarcab yang
bersangkutan.
e. Untuk Perkemahan Bersama Penggalang :
Anggota panitia penyelenggara diangkat dan diberhentikan
oleh Pembina Gugusdepan Pramuka yang bersangkutan.

Pt. 21. Pengaturan Penyelenggaraan


a. Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang diatur
sebagai berikut :
1) Jamnas merupakan kewajiban dan wewenang
Kwarnas.
2) Jamda merupakan kewajiban dan wewenang Kwarda
3) Jamcab dan Perkemahan Bakti Penggalang merupakan
kewajiban dan wewenang Kwarcab.
4) Jambore Kecamatan merupakan Kewajiban dan
wewenang Kortan atas nama Kwarcab.
5) Perkemahan Bersama Penggalang menjadi wewenang
gugusdepan yang bersangkutan.
b. 1) Perkemahan Bakti Penggalang tidak diselenggarakan
di tingkat daerah atau nasional.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

2) Perkemahan Bersama Penggalang tidak


diselenggarakan di tingkat kecamatan, cabang, daerah
dan nasional.
c. Waktu penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang
diatur sebagai berikut :
1) Jamnas diselenggarakan 4 tahun sekali.
2) Jamda diselenggarakan 3 tahun sekali.
3) Jamcab diselenggarakan 2 tahun sekali.
4) Perkemahan Kecamatan diselenggarakan setahun
sekali.
5) Perkemahan Bakti Penggalang dan Perkemahan
Bersama Penggalang diselenggarakan menurut
kepentingan dan kebutuhan setempat.
d. Penentuan waktu penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang hendaknya tidak merugikan anak didik atau
peserta, dengan mengingat :
1) hari besar agama ;
2) hari-hari besar nasional ;
3) hari-hari libur sekolah ;
4) musim.

Pt. 22. Pedoman Pelaksanaan


a. Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang harus
berpindah-pindah tempat, sehingga memberikan
pengalaman dan pengetahuan berbeda-beda dan
memberikan kesempatan kepada kwartir ataupun satuan
lain untuk mendapat giliran menyelenggarakannya.
b. Tempat perkemahan dan kegiatan dalam Perkemahan
Besar Penggalang untuk Pramuka puteri dan Pramuka
putera diselenggarakan terpisah, masing-masing di bawah
pimpinan dan pengawasan Pembina yang bersangkutan.
c. Untuk kelancaran pelaksanaan Perkemahan Besar
Penggalang perlu sarana penunjang kegiatan dipersiapkan
sebaik-baiknya, yaitu :
1) bumi perkemahan (luasnya, letak kemah dan lain-
lain).
2) tempat peribadatan.
3) perlengkapan.
4) bahan makanan dan sumber air minum.
5) tempat mandi, cuci dan kakus.
6) pengangkutan dan komunikasi.
7) kesehatan.
8) keamanan.
9) penerangan lampu.
10) kebutuhan sehari-hari
11) dan lain-lain
d. Untuk menjamin ketertiban pelaksanaan Perkemahan
Besar Penggalang, perlu disusun suatu tata tertib
perkemahan.
e. Sebagai penghargaan Penggalang dalam usahanya
mengikuti acara-acara kegiatan dalam Perkemahan Besar
Penggalang, oleh Panitia dibuat tanda penghargaan (TP).

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

f. Pemberian tanda penghargaan tersebut dititik beratkan


pada usaha dan ikut sertanya para Penggalang (nilai
formal) pada acara kegiatan, dalam rangka pembinaan
pribadi dan pembinaan system beregu, tanpa
mendasarkan pada hasil prestasi.
g. Pemberian tanda penghargaan dan tanda kenang-
kenangan dalam perkemahan Besar Penggalang tidak
digunakan untuk menentukan kejuaraan.
h. Tanda terimakasih diberikan oleh kwartir dan/atau panitia
penyelenggara kepada semua anggota penyelenggara,
pembina, pembantu pembina, andalan dan lain-lain yang
telah memberikan bantuannya untuk penyelenggaraan
Perkemahan Besar Penggalang dalam bentuk yang sesuai
dengan kemampuan kwartir atau panitia penyelenggara
yang bersangkutan.

Pt. 23. Pengawasan dan Penilaian


a. Pengawasan dan penilaian dilakukan oleh suatu tim yang
ditunjuk oleh kwartir yang bersangkutan, dengan tugas
mengusahakan agar Perkemahan Besar Penggalang
berlangsung dengan baik dan berakhir dengan gemilang.
b. Data untuk penilaian penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang, didapat dari panitia, peserta dan pihak lain
yang bersangkutan, sehingga hasilnya dapat
mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
c. Penilaian meliputi segala segi/bidang penyelenggaraan
perkemahan tersbut.
d. Penilaian diarahkan untuk mendapat saran, pendapat dan
usul, tentang penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang, baik yang sedang dilaksanakan, maupun yang
akan dilaksanakan pada masa berikutnya.
e. Hasil penilaian dipergunakan untuk penyempurnaan dan
perkembangan Perkemahan Besar Penggalang berikutnya.

Pt. 24. Laporan


a. Segera setelah Perkemahan Besar Penggalang selesai,
panitia Perkemahan Besar Penggalang harus menyerahkan
suatu laporan tertulis, yang memberi gambaran
penyelenggaran Perkemahan Besar Penggalang sejak dari
tahap pemikiran sampai dengan tahap penyelesaiannya.
b. Dalam laporan Perkemahan Besar Penggalang tersebut
harus dimuat antara lain :
1) pemikirannya,
2) perencanaannya,
3) persiapannya,
4) peserta dan pengaturannya,
5) panitia: tugas, struktur, personalia, dan pembagian
kerjanya,
6) pelaksanaanya,
7) penyelesaiannya,
8) kesulitan, hambatan, dan usaha mengatasinya,
9) hasil kegiatan dalam perkemahan tersebut,

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

10) hasil penelitian tentang penyelenggaraan dan


kegiatan dalam perkemahan tersebut,
11) pertanggungjawaban keuangan,
12) kesimpulan,
13) saran, pendapat, dan usul untuk penyempurnaan
kegiatan dalam waktu yang akan dating.
c. Laporan seperti yang dimaksud dalam Pt. 24 a dan b di
atas, dikirim kepada :
1) Kwartir yang bersangkutan sebagai laporan
pertanggungjawaban ;
2) pihak-pihak pemerintah, swasta dan masyarakat yang
telah memberi bantuan sebagai laporan
pertanggungjawaban terutama dalam penggunaan
bantuannya ;
3) Kwarnas, Kwardanya, Kwarcabnya, sebagai bahan
untuk disebarkan dalam rangka tukar pengalaman dan
informasi.

BAB VI
DUKUNGAN ADMINISTRASI DAN KOMUNIKASI

Pt. 25. Dukungan Administrasi


a. Untuk memperlancar segala usaha dan kegiatan dalam
rangka penyelenggaraan/pelaksanaan Perkemahan Besar
Penggalang, mutlak diperlukan adanya dukungan
administrasi, yang diselenggarakan dan dilaksanakan
dengan teliti/seksama, terperinci, lengkap, efisien dan
efektif.
b. Dukungan administrasi tersebut meliputi :
1) susunan tenaga/personil tiap panitia yang baik,
kualitatif maupun kuantitatif, dapat memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang,
2) penyiapan dan penyelenggaraan latihan bagi para
Pembina khususnya dalam pelayanan bidang
administrasi, logistik, kesehatan dan komunikasi,
3) dukungan logistik (kelengkapan/peralatan) yang terdiri
atas :
a) kelengkapan pribadi,
b) kelengkapan satuan,
c) kelengkapan perkemahan,
d) bahan-bahan untuk makan/konsumsi,
4) usaha bantuan fasilitas untuk sarana fisik di sekitar
dan areal perkemahan, serta fasilitas kesehatan,
5) rencana anggaran dan usaha dana untuk biaya
penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang,
yang diperoleh atas dasar gotong royong, yaitu dipikul
bersama oleh mereka yang bersangkutan dan
berkepentingan, terdiri ata unsur :
a) para peserta perkemahan, termasuk orang
tua/walinya,

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

b) Gugusdepan dan Majelis Pembimbing Gudepnya,


c) Kwartir Cabang dan Majelis Pembimbing
Cabangnya,
d) Kwartir Daerah dan Majelis Pembimbing
Daerahnya,
e) Kwartir Nasional dengan Majelis Pembimbing
Nasionalnya,
f) Panitia Penyelenggara yang mengusahakan, yaitu
dari pihak pemerintah, swasta dan masyarakat
yang tidak mengikat,
c. Untuk semua pemasukan dan pengeluaran uang yang
digunakan untuk pembiayaan Perkemahan Besar
Penggalang, dibuat laporan sebagai pertanggungjawaban
secara terbuka, yang disampaikan kepada semua pihak
yang bersangkutan.

Pt. 26. Komunikasi/Hubungan


a. Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang akan
berhasil dengan baik, bilamana dapat diciptakan suatu
hubungan kerjasama yang harmonis antar semua badan
panitia dan antara panitia dan majelis pembimbing serta
masyarakat dan pemerintah di semua tingkatan.
b. Khusus untuk penyelenggaraan Jamnas diperlukan adanya
komunikasi timbal balik yang efisien dan efektif antara
Panpus dan Panra, melalui sarana komunikasi yang
tersedia.
c. Pengumuman tentang segala sesuatu yang menyangkut
penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang harus
dudah diketahui dan disampaikan kepada pihak yang
berkepentingan tepat pada waktunya, agar pelaksanaan
kegiatannya dapat berjalan dengan lancar dan sukses.
Dalam hal ini secara garis besar dibedakan dua jenis
pengumuman :
1) Pengumuman dalam lingkungan Gerakan Pramuka
sendiri, yang berisi petunjuk penyelenggaraan dan
pelaksanaan, agar mereka yang bersangkutan
diharapkan mempunyai waktu yang cukup guna
persiapan mengikuti Perkemahan Besar Penggalang
dengan sebaik-baiknya.
2) Pengumuman berupa publikasi mengenai Perkemahan
Besar Penggalang kepada masyarakat luas, yang
waktunya harus diatur secara efektif menurut
kebutuhan agar mencapai sasarannya.
Publikasi tersebut adalah sangat penting artinya guna
memperoleh bantuan dan partisipasi.

Pt. 27. Perhubungan, Angkutan dan Telekomunikasi


a. Yang dimaksud dengan fasilitas perhubungan/angkutan
adalah fasilitas pengangkutan bagi anggota-anggota
panitia dan peserta, baik angkutan darat, laut, maupun
udara. Untuk itu harus diusahakan bantuan secara Cuma-
Cuma (gratis) atau bilamana tidak mungkin, harus

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

diusahakan bantuan berupa pemberian reduksi


ongkos/biaya angkutan.
b. Dalam hal telekomunikasi, bantuan yang diharapkan
adalah berupa penyediaan peralatan, pemasangan dan
penggunaan fasilitas telepon dan radio bagi hubungan
komunikasi yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan dan
pelaksanaan Perkemahan Besar Penggalang.
c. Untuk mendapatkan kedua fasilitas tersebut di atas harus
diajukan permohonan kepada Departemen Perhubungan
atau Jawatan Perhubungan setempat.

BAB VII
LAIN-LAIN

Pt. 28. Jambore Nasional dan Internasional


a. Jambore Nasional dapat diikuti oleh anggota Gerakan
Pramuka yang ada di luar negeri dan dapat juga diikuti
oleh Pramuka dari negara lain, gugusdepan asing yang
secara resmi diundang oleh Gerakan Pramuka.
b. Ketentuan mengenai peserta dari negara lain tersebut
ditentukan lebih lanjut oleh Kwarnas Gerakan Pramuka.
c. Jambore Internasional yang diselenggarakan oleh Gerakan
Pramuka Sedunia dan Jambore Nasional yang
diselenggarakan oleh organisasi kepramukaan negara lain,
dapat diikuti oleh anggota-anggota Gerakan Pramuka
Indonesia, apabila ada undangan dari organisasi
kepramukaan yang bersangkutan dan memperoleh
persetujuan Kwarnas Gerakan Pramuka.
d. Untuk keperluan tersebut pada Pt. 28 c di atas, Kwarnas
atau Kwarda, Kwarcab yang bersangkutan perlu
membentuk panitia untuk memikirkan, merencanakan, dan
melaksanakan tugas penerimaan dan pengurusan peserta
dari luar negeri, atau pengiriman dan pengurusan anggota
Gerakan Pramuka ke luar negeri.

Pt. 29. Ikut Serta Berjambore (Join in Jamboree)


a. Sehubungan dengan diadakannya Jambore Internasional
atau Jambore Nasional, maka Kwartir Daerah dapat pula
menyelenggarakan Jambore Daerah, yang acara
kegiatannya dapat disamakan dengan kegiatan dalam
Jambore Internasional/Nasional tersebut. Jambore Daerah
ini disediakan terutama untuk para Pramuka Penggalang
yang tidak dapat mengikuti Jambore
Internasional/Nasional.
b. Sejiwa dengan Pt. 29 a tersebut di atas, maka :
1) sehubungan dengan Jambore Daerah, oleh Kwartir
Cabang dapat diselenggarakan Jambore Cabang, yang
acaranya sama dengan Jambore Daerah tersebut.
2) sehubungan dengan Jambore Cabang, oleh Kortan
dapat diselenggarakan Jambore Kecamatan yang
acaranya sama dengan Jambore Cabang tersebut.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

c. Untuk pelaksanaan Pt. 29 a dan b tersebut di atas, maka


kwartir yang bersangkutan hendaknya mengumumkan
seluas-luasnya, terutama macam kegiatan dalam
Perkemahan Besar Penggalang yang akan
diselenggarakannya.
d. Penyelenggaraan kegiatan tersebut dalam Pt. 29 a, b dan c
tersebut di atas disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan setempat.

Pt. 30. Tentang Lagu, Bendera dan Lencana


a. Untuk menggairahkan dan menyemarakkan suasana
Perkemahan Besar Penggalang, bila dapat dibuat lagu
untuk kegiatan tersebut.
b. Untuk keperluan upacara dan kenang-kenangan dapat
dibuat bendera dan lencana, sesuai dengan lambang
perkemahan selama kegiatan itu berlangsung. Ukuran
bendera perkemahan tersebut tidak boleh lebih besar
daripada bendera Gerakan Pramuka di kwartir-kwartir atau
gugusdepan yang menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Ketentuan lainnya adalah :
1) bendera perkemahan dipasang berdampingan dengan
bendera Gerakan Pramuka dan bendera Merah Putih.
2) pemasangan bendera perkemahan setinggi dan di
sebelah kiri bendera Gerakan Pramuka dilihat dari
kedudukan Pembina Upacara.
3) pemasangan bendera Merah Putih harus lebih tinggi
daripada bendera Gerakan Pramuka dan bendera
perkemahan.
c. Tanda penghargaan dan tanda kenang-kenangan
Perkemahan Besar Penggalang hanya dibenarkan dipakai
pada seragam Pramuka, selama mengikuti kegiatan
perkemahan tersebut. Selesai mengikuti perkemahan itu,
semua tanda penghargaan dan tanda kenang-kenangan
masih dapat dikenakan pada pakaian seragam Pramuka
paling lama satu bulan.

BAB VIII
PENUTUP

Pt. 31. Hal-hal yang belum diatur


Hal-hal lain mengenai Perkemahan Besar Penggalang yang
belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan ini, akan diatur
kemudian oleh Kwarnas Gerakan Pramuka.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 31
Desember 1976.
Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka,
Ketua,

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

M. Sarbini
Letjen TNI

KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 080 TAHUN 1988
TENTANG
POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK
DAN PANDEGA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka


Menimbang : a. bahwa Pramuka Penegak dan Pandega

merupakan kader utama pelanjut misi Gerakan

Pramuka dan calon pembina dan pemimpin,

karenanya perlu adanya pembinaan yang

seksama ;

b. bahwa agar pembinaan termaksud dapat


mencapai sasarannya, maka pola pembinaan
dan mekanisme pembinaan Pramuka Penegak
dan Pandega perlu disesuaikan dengan
perkembangan Gerakan Pramuka dan
masyarakat dewasa ini ;
c. bahwa berkenaan dengan itu Pola Pembinaan
Penegak dan Pandega yang ditrtapkan dengan
keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
nomor 105 tahun 1980 perlu disempurnakan.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
2. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
nomor 050 tahun 1987 tentang Pokok-pokok
Organisasi Gerakan Pramuka.
4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
nomor 083 tahun 1979 tentang
Penyempurnaan Pola Umum Gerakan Pramuka.
5. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
nomor 105 tahun 1980 tentang Pola
Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
Memperhatikan : Saran Andalan Nasional dan Staf Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Mencabut Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega yang ditetapkan dengan Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Nomor 105 tahun 1980.
Kedua : Berlakunya Pola dan Mekanisme Pembinaan
Pramuka Penegak dan Pandega sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Menginstruksikan kepada semua jajaran Kwartir dan
Satuan Pramuka untuk melaksanakan keputusan ini.
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta.

Pada tanggal : 17 Juni 1988


Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka
Ketua

Letjen TNI (Purn) Mashudi

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

LAMPIRAN KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 080 TAHUN 1988
TENTANG
POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK
DAN PANDEGA
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum
a. Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi
yang diperkenankan dan ditugaskan menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda
Indonesia, dengan menggunakan prinsip dasar metodik
kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan
perkembangan, keadaan dan kepentingan masyarakat,
bangsa dan negara.
b. Gerakan Pramuka bertujuan membentuk manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur, yang sehat jasmani
dan rohaninya, serta menjadi warga negara Republik
Indonesia, yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat
membangun dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
c. Untuk mencapai tujuan itu, Gerakan Pramuka menghimpun
anak-anak dan pemuda dalam satuan Pramuka, sesuai
dengan golongan usia dan jenis kelaminnya diantaranya
Satuan Pramuka Penegak untuk mereka yang yang berusia
16 s.d. 20 tahun, dan Satuan Pramuka Pandega untuk
mereka yang berusia 21 s.d. 25 tahun.
d. Satuan Pramuka tersebut merupakan bagian dari
Gugusdepan Pramuka, yang menjadi wadah pembinaan
pribadi para Pramuka, dengan pimpinan, pembinaan dan
tanggung jawab anggota dewasa.
e. Untuk membina keterampilan serta pengembangan bakat
dan darma baktinya kepada masyarakat, dibentuklah
Stuan Karya Pramuka.
f. Untuk melaksanakan pembinaan di Gugusdepan dan
Satuan Karya tersebut, diperlukan Pola Pembinaan
Pramuka Penegak dan Pandega beserta mekanismenya.
g. Petunjuk penyelenggaraan ini diterbitkan dengan maksud
untuk :
1) menjabarkan Pola umum Gerakan Pramuka yang
berkaitan dengan pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega.
2) meningkatkan mutu dan hasil pembinaanPramuka
Penegak dan Pandega.
3) menyesuaikan pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega dengan situasi dan kondisi setempat.
4) memantapkan pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega.
h. Petunjuk Penyelenggaraan ini diterbitkan dengan tujuan
untuk penertiban dan keseragaman pelaksanaan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega di setiap


jajaran kwartir dan satuan Pramuka.
2. Dasar
Petunjuk penyelenggaraan ini didasarkan pada :
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 238 tahun
1961 tentang Gerakan Pramuka, juncto Keputusan Presiden
Republik Indonesia nomor 46 tahun 1984 tentang
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
b. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 194
tahun 1984 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka
c. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 063
tahun 1987 tentang Penyempurnaan Pola Umum Gerakan
Pramuka.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut
Petunjuk penyelenggaraan ini meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega, dengan
tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Landasan, Arah, Tujuan Pembinaan dan Kebijaksanaan
Operasional
c. Fungsi, Wadah, dan Pengelola Pembinaan
d. Sasaran Pembinaan
e. Pelaksanaan Proses Pembinaan
f. Pembinaan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
g. Prinsip dan materi Pembinaan
h. Prinsip dan materi Kegiatan
i. Mekanisme Pembinaan
j. Masalah dan Pendekatan
k. Usaha Pengembangan
l. Penutup.

4. Pengertian
a. Pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk
memberi pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu
tujuan tertentu.
b. Pembinaan di dalam Gerakan Pramuka adalah usaha
pendidikan yang dilakukan secara terus menerus oleh
anggota dewasa terhadap anak didik, dengan
menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan, dan sistem among, yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan, perkembangan dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
c. Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah proses
pendidikan dan pembinaan kepribadian, watak, budi
pekerti, pengetahuan, keterampilan, ketangkasan,
kesehatan dan kesegaran jasmani, dan kepemimpinan bagi
para Pramuka Penegak dan Pandega, sehingga dapat hidup
mandiri.
Pembinaan ini dapat dikelompokkan menjadi :
1) kegiatan Bina Diri : pembinaan pribadi, baik jasmani
maupun rohani

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

2) kegiatan Bina Satuan : pembinaan kepemimpinan dan


keterampilan pengelolaan satuan/kwartir dalam
Gerakan Pramuka, serta darma baktinya kepada
Gerakan Pramuka.
3) kegiatan Bina Masyarakat : pembinaan kepemimpinan
dan keterampilan pembangunan masyarakat, serta
darma baktinya kepada masyarakat, bangsa dan
negara.
d. Pola Pembinaan adalh kerangka kegiatan pembinaan, agar
pelaksanaan pembinaan tersebut dapat berdayaguna dan
tepatguna, serta mencapai tujuannya.
e. Pola pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah
kerangka kegiatan pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan kegiatan, dan bahan kegiatannya, sehingga
pembinaan itu terarah dan teratur, berdayaguna, dan
tepatguna, dalam rangka mencapai tujuan Gerakan
Pramuka.
f. Maksud Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
adalah :
1) Merupakan pedoman pimpinan untuk menentukan
kebijaksanaan umum dalam usaha pembinaan dan
pengembangan Pramuka Penagk dan Pandega.
2) Merupakan pedoman berpikir dan bertindak bagi
Pramuka Penegak dan Pandega.
g. Tujuan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
adalah :
Menentukan kebijaksanaan umum yang selalu konsisten
dan terarah serta terpadu dengan kebutuhan organisasi di
satu pihak dan pengembangan anak didik di pihak lain.
h. Posisi Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
adalah :
1) Sebagai pengembangan dari Pola Umum Gerakan
Pramuka.
2) Uraian dan penjabaran tentang ketegasan kedudukan
dan peranan Pramuka Penegak dan Pandega sebagai
anak didik.
3) Pendukung dan pelengkap bagi Pola Umum Jangka
Panjang.
i. Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
adalah kerangka pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega yang lebih terinci, agar dapat dilaksanakan
secara berencana, terarah dan terpadu, sehingga
berdayaguna dan tepatguna.
j. Sangga adalah satuan terkecil Pramuka Penegak dengan
jumlah anggota maksimum 10 orang.
k. Reka adalah satuan terkecil Pramuka Pandega dengan
jumlah anggota maksimum 10 orang.

BAB II
LANDASAN, ARAH, TUJUAN PEMBINAAN,

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

DAN KEBIJAKSANAAN OPERASIONAL


5. Landasan
a. Landasan ideal : Pancasila.
b. Landasan konstitusional : Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945.
c. Landasan mental, moral dan normatif : Kode Kehormatan
Pramuka yaitu Trisatya sebagai janji Pramuka, dan
Dasadarma sebagai ketentuan moral, serta etika, tata nilai,
dan adat istiadat yangluhur, yang hidup dalam masyarakat
sebagai norma.
d. Landasan Struktural
1) Keputusan Presiden RI nomor 238 tahun 1961 tentang
Gerakan Pramuka.
2) Ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3) Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
4) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
e. Landasan Operasional
1) Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
2) Ketetapan MPR RI tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara.
3) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
nomor 0323/U/1978 tentang Pola Dasar Pembinaan
dan Pengembangan Generasi Muda.
4) Ketentuan-ketentuan Gerakan Pramuka yang berkaitan
dengan Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
f. Landasan Konsepsional
1) Hakekat Gerakan Pramuka sebagai lembaga
pendidikan non formal.
2) Tujuan Gerakan Pramuka seperti yang tercantum di
dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
3) Asas pendidikan dan nilai kebudayaan nasional.
4) Asas Pembangunan Nasional.
g. Landasan Historis
1) Sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
2) Sejarah perkembangan Gerakan Pramuka.
6. Arah
Arah pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah :
a. Pelaksanaan pembinaan kepribadian, watak dan budi
pekerti yang luhur.
b. Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila.
c. Peranan Gerakan Pramuka dalam Pembangunan Nasional
pada umumnya dan pembangunan desa pada khususnya.
d. Pelaksanaan konsepsi pendidikan nasional, dan Gerakan
Pramuka berperan sebagai lembaga pendidikan non
formal.
e. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan generasi
muda yang diarahkan pada keselarasan dan keutuhan tiga
sumber orientasi hidup, yaitu :
1) Orientasi kepada Tuhan Yang Maha Esa, nilai-nilai
kerohanian yang luhur dan falsafah hidup Pancasila,

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

yaitu pengembangan insan ber Ketuhanan Yang Maha


Esa, bertaqwa dan beriman kepadaNya, serta
mengamalkan ajaranNya dalam segala segi
kehidupan, berbudi luhur dan bermoral Pancasila.
2) Orientasi ke dalam diri pribadi, yaitu pengembangan
sebagai insan biologis, insan berpendidikan dan
kejiwaan serta insan kerja, guna mengembangkan
bakat, kemampuan jasmaniah dan rohaniah agar
dapat memberikan prestasi yang maksimal dengan
mengembangkan faktor kemampuan/potensi dalam
dirinya.
3) Orientasi ke luar, yaitu :
a) terhadap pengembangan, lingkungan (sosial),
budaya, alam sebagai :
(1) insan sosial budaya
(2) insan sosial politik yaitu insan dengan
kesadaran berbangsa dan bernegara yang
tinggi
(3) insan sosial ekonomi, termasuk sebagai
insan kerja dan insan profesi yang memiliki
kemampuan untuk mengenali,
memanfaatkan dan mendayagunakan
sumber-sumber daya alam serta sekaligus
mampu memelihara lingkungannya.
b) untuk menumbuhkan kepekaan Pramuka Penegak
dan Pandega terhadap situasi masa kini dan masa
depan dalam menumbuhkan kemampuan untuk
mawas diri, mengembangkan daya kreasi yang
konstruktif, serta menumbuhkan kesadaran bagi
kesinambungan nilai-nilai luhur bangsa dan
negara.
f. Peningkatan Ketahanan Nasional
g. Pencapaian tujuan perjuangan bangsa Indonesia
7. Tujuan
Tujuan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah untuk
:
a. Tujuan umum
Membentuk Pramuka Penegak dan Pandega yang :
1) Berediologi Pancasila.
2) Kuat keyakinan beragamanya.
3) Tinggi mental, kuat fisik dan rohaninya.
4) Berguna bagi diri pribadi, keluarga dan masyarakat
serta bangsa dan negaranya.
5) Berkesadaran hokum.
6) Berkesadaran bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
7) Berkesadaran internasional untuk mengembangkan
persatuan/persaudaraan dalam rangka membina
perdamaian dunia.
b. Tujuan khusus (kualitatif)
Membentuk Pramuka Penegak dan Pandega yang :

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

1) Berkemampuan untuk menghayati dan mengamalkan


Pancasila.
2) Berjiwa kepemimpinan, memiliki rasa tanggung jawab
dan disiplin terhadap keluarga, masyarakat dan
negara.
3) Mengembangkan patriotisme dan idealisme.
4) Berkesadaran social dan berkesadaran rasional.
5) Berkepribadian dan berbudi pekerti luhur
6) Jujur dan adil.
7) Berjiwa gotong royong dan pengabdian serta
meningkatkan daya kreasi.
8) Mengamalkan pengetahuan, pengalaman,
keterampilan dan kewiraswastaan.
9) Menjadi kader pimpinan Gerakan Pramuka,
masyarakat, bangsa dan negara.
10) Memiliki dan mengembangkan sikap yang :
- Teguh pada pendirian, tidak sewenang-wenang,
kritis, obyektif dan rendah hati.
c. Tujuan khusus (kuantitatif)
Membentuk Pramuka Penegak dan Pandega yang :
1) Menjaga kesinambungan keanggotaan dari golongan
Siaga sampai dengan golongan Pandega.
2) Setiap Gugusdepan memiliki sedikitnya satu Ambalan
dan atau satu Racana.
3) Setiap sepuluh orang anak didik memiliki satu orang
Pembina Pramuka.
8. Kebijaksanaan Operasional
a. Penegak dan Pandega
1) Mengembangkan semaksimal mungkin kemampuan
Pramuka Penegak dan Pandega sehingga menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang
sanggup dan mampu menyelenggarakan
pembangunan bangsa dan negara.
2) Mengintensifkan pendidikan dan latihan bagi Pramuka
Penegak dan Pandega, sehingga mampu menunjang
program pembinaan seefektif-efektifnynya.
3) Menyelenggarakan program pembinaan dan
pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega secara
terpadu, dengan menyusun urutan prioritas yang
tepat dan dilaksanakan secara bertahap.
4) Meningkatkan partisipasi kesadaran masyarakat para
Pramuka Penegak dan Pandega, sehingga memiliki
pengetahuan tentang kelompok social lainnya, dan
dapat memberi sumbangan positif untuk ikut serta
mengembangkan lingkungan di sekitarnya.
5) Mengajak sebanyak-banyaknya remaja dan pemuda
Indonesia untuk bergabung di dalam wadah organisasi
Gerakan Pramuka, dengan jalan mengikut sertakan
remaja dan pemuda, baik secara perorangan maupun
organisasi, di dalam kegiatan Pramuka Penegak dan
Pandega.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

6) Mengembangkan penelitian terapan tentang tingkat


pengetahuan, sikap dan praktek para Pramuka
Penegak dan Pandega di seluruh Indonesia.
b. Dewan Kerja
1) Memadukan gerak dan langkah Dewan Kerja dari
tingkat Ambalan/Racana sampai dengan tingkat
Nasional, dengan cara memusatkan usaha pada
sasaran terpilih.
2) Mengembangkan Program kegiatan terpadu yang
didukung oleh Dewan Kerja di semua jajaran Kwartir,
dengan melancarkan intensifikasi program Nasional
Pramuka Penegak dan Pandega secara bertahap.
3) Menyelenggarakan mekanisme pembinaan seefektif-
efektifnya, sehingga terwujud keterpaduan gerak
Dewan Kerja.
4) Mengintensifkan program pengembangan
kepemimpinan Dewan Kerja, baik melalui Latihan
Pengembangan Kepemimpinan maupun melalui cara
lain.
5) Mengembangkan penelitian tentang sistem penelitian
melalui pembahasan peristiwa (studi kasus), survei,
dan/atau penelitian evaluatif mengenai
penyelenggaraan program pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega di seluruh Indonesia.
6) Menyelnggarakan sistem pemantauan yang tepatguna
dengan melibatkan seluruh Dewan Kerja dalam satu
kesatuan sistem.
c. Pengembangan sistem
1) Merencanakan dan memfungsikan sistem manajemen
terpadu, dengan mengembangkan berbagai sub
sistem manajemen, meliputi sub sistem
perencanakan, pencatatan dan pelaporan,
pengendalian dan pengawasan, pengorganisasian,
pelaksanaan, penilaian, pengadaan dan distribusi.
2) Mengembangkan sub sistem perencanaan program,
dari tingkat nasional sampai dengan tingkat
Ambalan/Racana, sehingga gerak dan langkah semua
Dewan Kerja berlangsung secara bersama atas satu
tujuan bersama.
3) Mengembangkan sistem supervisi yang meliputi usaha
bimbingan dan pengawasan teknis pelaksanaan
program secara terpadu, yang melibatkan tidak saja
unsur Dewan Kerja, tetapi juga unsur di luar Dewan
Kerja yang tugas dan fungsinya berkaitan erat dengan
usaha pembinaan dan pengembangan Pramuka
Penegak dan Pandega.
4) Meningkatkan usaha pembinaan wilayah dalam usaha
meningkatkan kemapuan Dewan Kerja merata ke
seluruh Indonesia, sehingga secara bertahap
pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega dapat
memperoleh kemajuan yang menggembirakan.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

5) Mengembangkan proyek percontohan yang mengarah


pada usaha pengembangan Pramuka Penegak dan
Pandega, yang kemudian dikembangkan ke seluruh
Indonesia.

BAB III
FUNGSI, WADAH DAN PENGELOLA
PEMBINAAN
9. Fungsi Pembinaan
Pembinaan memiliki fungsi :
a. Memberi semangat melakukan sesuatu yang positif
(motivasi). Fungsi ini bertugas memberi pengarahan,
dorongan, kepercayaan dan keyakinan kepada calon anak
didik, agar mereka menjadi anggota Gerakan Pramuka
dengan penuh keyakinan.
b. Membimbing dan mengarahkan kesadaran atas
kemampuan dan memberikan arah gerak. Fungsi ini berarti
pula membimbing anak didik untuk mengerjakan sesuatu
dengan jalan menumbuhkan keyakinan pada diri anak
didik untuk berprestasi.
c. Menampung dan membantu memecahkan masalan yang
timbul (konsultasi). Fungsi ini menebalkan rasa percaya
pada diri dan menyuburkan sifat kedewasaan anak didik.
Dasar konsultasi adalah kesamaan dan bersifat bantuan
pemikiran.
d. Memberi dan melaksanakan tugas dan kewajiban untuk
mengembangkan rasa tanggung jawab (instruksi).
10. Pelaksanaan Fungsi Pembinaan
a. Dalam menjalankan fungsi pembinaan, Pramuka Penegak
memerlukan Pembina yang :
1) memiliki kemampuan bergaul, bijaksana, menjadi suri
tauladan, berwibawa dan menjadi tempat
mencurahkan pikiran dan perasaan.
2) bersedia dan berani memberi kesempatan kepada
Penegak yang dibinanya untuk memikirkan,
merencanakan, melaksanakan dan mengadakan
evaluasi segala kegiatan Penegak, serta berani dan
mau bertanggung jawab atas segala resikonya.
3) mampu memberikan motivasi kepada Penegak agar
mendapat keyakinan atas kebenaran langkag yang
ditempuh.
b. Dalam menjalankan fungsi pembinaan, Pramuka Pandega
memerlukan Pembina yang :
1) memiliki kemampuan bergaul, bijaksana, menjadi suri
tauladan, berwibawa dan menjadi tempat
mencurahkan pikiran dan perasaan.
2) bersikap sebagai teman akrab yang penuh rasa
tanggung jawab dan penuh pengertian.
3) bersedia dan berani bersikap terbuka untuk
menampung dan menyalurkan aspirasi dan inisiatif
serta memberikan kesempatan kepada Pandega untuk

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

memikirkan, merencanakan, melaksanankan dan


mengadakan evaluasi suatu kegiatan dengan segala
tanggung jawab dan resikonya.
4) mampu memberi motivasi agar Pandega dapat
menentukan sikap dan mengambil keputusan sendiri,
dengan penuh rasa tanggung jawab.
11. Wadah Pembinaan
a. Ambalan adalah wadah pembinaan bagi Pramuka Penegak
di Gugusdepan.
b. Racana adalah wadah pembinaan bagi Pramuka Pandega
di Gugusdepan.
c. Dewan Kerja adalah wadah di Kwartir beranggotakan
Pramuka Penegak dan Pandega yang dipilih dalam
musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera,
sesuai petunjuk penyelenggaraan Dewan Kerja.
d. Satuan Karya adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak
dan Pandega untuk menambah keterampilan dan
pengetahuan khusus di bidang pembangunan, tanpa
meninggalkan kedudukannya sebagai anggota
Gugusdepan.
e. Kelompok Kerja adalah wadah pembinaan Pramuka
Penegak dana Pandega untuk belajar dan mengembangkan
suatu ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu guna
kebutuhan suatu program. Anggota Kelompok Kerja adalah
Pramuka Penegak dan Pandega, Pembina, Pelatih dan
orang-orang yang dianggap mampu dan ahli dalam suatu
bidang ilmu atau keterampilan tertentu untuk membuat
perencanaan tentang program kegiatan Ambalan, Racana
atau Dewan Kerja.
f. Sangga Kerja adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak
dan Pandega yang mempunyai tugas melaksanakan
program kegiatan Ambalan, Racana atau Dewan Kerja.
12. Pengorganisasian
a. Ambalan
1) Ambalan beranggotakan warga Ambalan yang terdiri
atas : Penegak, Calon Penegak dan Tamu Ambalan.
2) Untuk menggerakkan Ambalan dibentuk Dewan
Ambalan
a) Dewan Ambalan terdiri atas semua Pramuka
Penegak yang sedikitnya sudah dilantik sebagai
Penegak Bantara.
b) Dewan Ambalan dipimpin oleh :
(1) Seorang Pradana
(2) Seorang Kerani
(3) Seorang Bendahara
(4) Seorang Pemangku Adat
c) Tugas Dewan Ambalan merencanakan dan
melaksanakan program berdasarkan Keputusan
Musyawarah Penegak.
3) Apabila diperlukan, Ambalan dapat membentuk
Sangga. Dalam melaksanakan tugas, Dewan Ambalan
dapat membentuk Sangga Kerja.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

4) Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut


kehormatan anggota, maka dibentuk Dewan
Kehormatan yang terdiri atas Pradana, Pemangku
Adat, serta Pembina sebagai Penasehat.
5) Musyawarah Penegak dilaksanakan sedikitnya 1 (satu)
tahun sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota
Ambalan dengan acara:
a) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
b) Merencanakan kegiatan Ambalan yang akan
datang.
c) Membicarakan Adat Istiadat Ambalan.
d) Memilih Pengurus Dewan Ambalan masa bakti
berikutnya.
b. Racana
1) Racana beranggotakan warga Racana yang terdiri atas
: Pandega dan Calon Pandega.
2) Untuk menggerakkan Racana dibentuk Dewan Racana
a) Dewan Racana terdiri atas semua Pramuka
Pandega yang sudah dilantik sebagai Pandega.
b) Dewan Racana dipimpin oleh :
(1) Seorang Ketua
(2) Seorang Sekretaris
(3) Seorang Bendahara
(4) Seorang Pemangku Adat
3) Apabila diperlukan, Racana dapat membentuk Reka.
Dalam melaksanakan program, Dewan Racana dapat
membentuk Sangga Kerja.
4) Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut
kehormatan anggota, maka dibentuk Dewan
Kehormatan yang terdiri atas Ketua Dewan Racana,
Pemangku Adat, serta Pembina sebagai Penasehat.
5) Musyawarah Pandega dilaksanakan sedikitnya 1 (satu)
tahun sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota
Racana dengan acara:
a) Memilih Pengurus Dewan Racana masa bakti
berikutnya.
b) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
c) Merencanakan kegiatan Racana yang akan
datang.
d) Membicarakan Adat Istiadat Racana.
c. Dewan Kerja
Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera diberi
kesempatan menerapkan kemampuan dan keterampilan
berorganisasi dan mengembangkan kepemimpinan di
Dewan Kerja.

13. Pengelola Pembinaan


a. Pelaksanaan Pembinaan Gerakan Pramuka dititik beratkan
pada :
1) Pengembangan pendidikan kepramukaan
2) Pelaksanaan kegiatan kepramukaan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

3) Pembangunan sarana fisik dalam pelaksanaan karya


bakti
4) Pengembangan usaha dana dan koperasi Pramuka
5) Manajemen.
b. Pengelola pembinaan melalui wadah pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega diatur sebagai berikut :
1) Pengelola pembinaan Ambalan adalah Gugusdepan
2) Pengelola pembinaan Racana adalah Gugusdepan
3) Pengelola pembinaan Dewan Kerja adalah Kwartir
4) Pengelola pembinaan Satuan Karya adalah Pamong
Saka dan Pimpinan Saka
5) Pengelola pembinaan Kelompok Kerja adalah
Gugusdepan dan Kwartir
6) Pengelola pembinaan Sangga Kerja adalah
Gugusdepan, Dewan Kerja dan Kwartir.
c. Sistem pembinaannya adalah sistem among :
- Ing ngarso sung tulodo (di depan memberi teladan)
- Ing madyo mangun karso (di tengah membangun
kemauan)
- Tut wuri handayani (dibelakang memberi
daya/dorongan)
d. Dasar perlakuan pembinaan terhadap Pramuka Penegak
dan Pandega.
Dasar perlakuan berpangkal pada penjabaran dari rasa
kepantasan, cinta kasih, keadilan dan sedia berkorban
terutama dari pihak Pembina Pramuka dan Pimpinan
Kwartir sehingga lebih mengarah pada :
1) Pemberian kesempatan kepada Pramuka Penegak dan
Pandega secara langsung untuk tampil sebagai
pemimpin dengan dukungan yang tulus dari orang
dewasa yang bertanggung jawab.
2) Pemberian motivasi dan kesempatan untuk dapat
membina satuan.
e. Arah perlakuan pembina terhadap Pramuka Penegak dan
Pandega adalah menanamkan jiwa kepramukaan dan
keterampilan bagi Pramuka Penegak dan Pandega.
f. Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega dilaksanakan
dengan berpegang teguh pada suatu sistem dan metode
yang mengandung unsur-unsur :
1) Kesinambungan dan keteraturan.
2) Kegiatan yang menarik dan mengandung pendidikan.
3) Memanfaatkan sumber setempat yang tersedia.
g. Kesinambungan pendidikan meliputi unsur :
1) Bina diri (kepentingan pribadi)
a) Pendidikan Pramuka Penegak merupakan
kelanjutan dari proses yang telah dipersiapkan
sejak dari masa Siaga dan diteruskan dengan
pengembangan pada masa Penggalang secara
berkesinambungan, mendewasakan mental,
spiritual, mengarahkan keterampilan, pengarahan
dan pengembangan bakat menjadi profesi,

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

sehingga menemukan jalan kearah mandiri dan


mengembangkan kewiraswastaan.
b) Pada Pramuka Pandega merupakan tahap
pengabdian untuk memperdalam dedikasi dengan
pemantapan kepemimpinan dalam praktek
pembinaan.
2) Bina satuan (kepentingan Gerakan Pramuka)
a) Dalam rangka pengembangan kepemimpinan
dibentuklah Dewan Kerja yang bertugas
membantu Kwartir. Untuk itu diperlukan
kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan
mengadakan evaluasi kegiatan yang sesuai
dengan aspirasi mudanya.
b) Di samping itu Pramuka Penegak dan Pandega
juga diberi kesempatan untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan kepada Pramuka
Siaga, Penggalang dan Penegak, melalui
kegiatannya sebagai instruktur yang membantu
para Pembina Pramuka dan Pamong Saka. Untuk
itu mereka mendapat kesempatan mengikuti
Kursus Instruktur, Kursus Pembina Pramuka, dan
berbagai kursus keterampilan.
c) Dalam rangka regenerasi, bentuk kegiatan berupa
kaderisasi perlu ditingkatkan dan dikembangkan
sehingga terjadi kesinambungan kepemimpinan
dalam usaha mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
3) Bina Masyarakat
a) Dalam rangka pengembangan kesadaran
bermasyarakat, bentuk kegiatan pengabdian
masyarakat perlu ditingkatkan dan
dikembangkan, sehingga Pramuka Penegak dan
Pandega dapat berperan dalam kehidupan
bermasyarakat sekaligus dapat meletakkan
landasan bagi masa depannya.
b) Para Pramuka Penegak dan Pandega diarahkan
untuk mengembangkankepemimpinannya,
dengan menganjurkan berperan dalam
masyarakat sebagai peneliti, penyuluh,
penggerak, pelopor dan pemimpin masyarakat,
sehingga di kemudian hari dapat berperan
sebagai pemimpin bangsa dan negara.
c) Pengabdian Pramuka Penegak dan Pandega
kepada Masyarakat meliputi segala bidang
kehidupan mnusia, seperti bidang ekonomi, sosial,
budaya, agama, kesejahteraan hidup, keluarga
berencana, lingkungan hidup, keamanan dan
pertahanan dan lain-lain.

BAB IV
SASARAN PEMBINAAN
14. Sasaran

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Sasaran pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega di


Gugusdepan maupun di Kwartir melalui wadah Dewan Kerja
Pramuka Penegak dan Pandega adalah untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang :
a. Beriman, berkepribadian, berbudi luhur, berdisiplin, bekerja
keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri.
b. Jasmaninya kuat dan sehat.
c. Tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
d. Mempunyai rasa cinta tanah air.
e. Mempunyai rasa percaya pada diri sendiri, sikap dan
perilaku yang inovatif dan kreatif.
f. Mempunyai rasa percaya pada diri sendiri, sikap perilaku
yang inovatif dan kreatif
Pembinaan terhadap Pramuka Penegak dan Pandega perlu
disesuaikan dengan perkembangan jiwa Pramuka Penegak dan
Pandega tersebut.

15. Dasar Pembinaan Sasaran


a. Masa usia Pramuka Penegak adalah masa pemuda yang
masih berkembang, penuh emosi, mudah berubah dan
sangat dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Masa usia
Pramuka Penegak merupakan usia mencari identitas diri
dengan meniru sikap dan tingkah laku seseorang yang
dikaguminya. Masa usia ini merupakan saat-saat yang
memerlukan seseorang yang dapat dipercaya, tempat
mencurah-kan perasaan dan pikirannya, dan saat-saat bagi
Pramuka Penegak untuk memperoleh keyakinan tentang
dirinya.
b. Masa uisa Pramuka Pandega adalah masa usia yang harus
dipandang sebagai orang dewasa muda. Masa usia yang
telah mengarah kepada kematangan dan kemantapan
berpikir, sikap serta tindakan yang realistis, kritis dan
analitis. Masa usia yang terpengaruh jiwa petualangan
(avonturir) dan ke-inginan untuk merombak hal-hal yang
dinilai tidak sesuai lagi. Masa usia yang memerlukan
dukungan yang membesarkan semangat, menghendaki
kejelasan dan keterbukaan dalam segala hal. Masa usia
yang mengarah kepada pemikiran tentang status dalam
masyarakat dan ketetapan cita-citanya. Masa usia yang
memerlukan teman terpercaya tempat mencurahkan
pikiran dan perasaannya.

16. Arah Prose Pembinaan


a. Tingkat Penegak Bantara merupakan masa latihan bakti
Penegak.
b. Tingkat Penegak Laksana merupakan masa persiapan
pengabdian, yaitu masa menerapkan hasil latihan yang
telah didapat selama dalam tingkat Penegak Bantara.
c. Tingkat Pandega merupakan masa pengabdian dan
pengembangan kepemimpinan.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

BAB V
PELAKSANAAN PROSES PEMBINAAN

17. Tamu Penegak


a. Tamu Penegak adalah seorang Pramuka Penggalang yang
karena usianya dipindahkan dari Pasukan Penggalang ke
Ambalan Penegak, atau pemuda yang berusia 16 tahun
sampai dengan 20 tahun yang belum pernah menjadi
anggota Gerakan Pramuka.
b. Lamanya menjadi Tamu Penegak paling lama 3 (tiga)
bulan.
c. Selama menjadi Tamu Penegak diberi kesempatan untuk
menyesuaikan diri dengan adat-istiadat yang berlaku di
Ambalan tersebut.
d. Bagi anggota Ambalan lainnya diberi kesempatan untuk
mengenal dan menilai Tamu Penegak tersebut.

18. Calon Penegak


a. Calon Penegak ialah Tamu Penegak yang dengan sukarela
menyatakan diri sanggup mentaati peraturan dan Adat
Ambalan dan diterima oleh semua anggota Ambalan untuk
menjadi anggota Ambalan tersebut.
b. Lamanya menjadi Calon Penegak sedikitnya 6 (enam)
bulan.
c. Perpindahan status dari Tamu Penegak menjadi Calon
Penegak dilaksanakan dengan upacara sederhana dan
dialog yang mengandung pendidikan bagi segenap
anggota Ambalan tersebut.
d. Calon harus mawas diri dan menghargai orang lain serta
menyadari hak dan kewajibannya, antara lain :
1) Tidak mempunyai hak suara dalam musyawarah.
2) Mempunyai hak bicara dalam diskusi, pertemuan dan
musyawarah.
3) Harus mengikuti acara Ambalan yang bersangkutan.
4) Berkewajiban menyelesaikan SKU tingkat Penegak
Bantara.
5) Berkewajiban ikut menjaga dan mengembangkan
nama baik Ambalannya.
e. Setiap Calon Penegak dibina oleh dua orang Penegak
Bantara/Laksana dari Ambalan yang bersangkutan.

19. Penegak Bantara


a. Penegak Bantara adalah Calon Penegak yang telah
memenuhi SKU bagi Penegak Bantara dan mentaati Adat
Ambalan.
b. Perpindahan dari Calon Penegak menjadi Penegak Bantara
dilaksanakan dengan upacara pelantikan, yang
bersangkutan mengucapkan janji Trisatya dengan sukarela
dan berhak memakai tanda pengenal untuk Penegak
Bantara.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

c. Selama menjadi Penegak Bantara diberi kesempatan


latihan membaktikan diri kepada masyarakat dan
membentuk kepribadian yang kuat.
d. Seorang Penegak Bantara wajib tetap melanjutkan latihan
dan kegiatan lainnya untuk :
1) Menyelesaikan SKU bagi Penegak Laksana sehingga
dapat dilantik sebagai Penegak Laksana.
2) Menempuh Syarat Kecakapan Khusus sesuai dengan
kesenangan dan bakatnya sehingga mendapatkan
Tanda Kecakapan Khusus.
3) Mengembangkan bakat dan minatnya dalam Satuan
Karya serta menyebarkan tugas pokok Sakanya itu
sesuai dengan kemampuannya.
4) Mencari kesempatan untuk mengikuti Kursus Pembina
Pramuka Mahir sehingga dapat membantu
menyelenggarakan kegiatan di Perindukan Siaga atau
Pasukan Penggalang.
5) Berperan serta dalam memberikan bantuan kepada
Kwartir sesuai dengan kemampuan dan kesempatan
yang ada padanya.

20. Penegak Laksana


a. Penegak Laksana adalah Penegak Bantara yang telah
memenuhi SKU bagi Penegak Laksana dan mentaati Adat
Ambalan.
b. Perpindahan dari Penegak Bantara menjadi Penegak
Laksana dilaksanakan dengan upacara kenaikan dengan
mengucapkan ulang janji Trisatya dengan sukarela dan
berhak memakai tanda pengenal untuk Penegak Laksana.
c. Selama menjadi Penegak Laksana diberi kewajiban
memimpin kegiatan bakti untuk Gerakan Pramuka dan
masyarakat.
d. Seorang Penegak Laksana wajib tetap melanjutkan latihan
dan kegiatannya bahkan dikembangan terus untuk :
1) Menambah jumlah/bobot dalam menempuh Syarat
Kecakapan Khusus sehingga mendapatkan Tanda
Kecakapan Khusus yang lebih tinggi.
2) Memperdalam dan memperluas keikut sertaanya di
dalam Satuan Karya.
3) Mengikuti kursus yang diselenggarakan Gerakan
Pramuka.
4) Memberikan kesempatan untuk membaktikan dirinya
dengan membantu menyelenggarakan latihan atau
kegiatan untuk Perindukan Siaga atau Pasukan
Penggalang.
5) Berperan serta dalam memberikan bantuan kepada
Kwartir sesuai dengan kemampuan dan kesempatan
yang ada padanya.

21. Calon Pandega

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

a. Calon Pandega dipersiapkan untuk menjadi pemimpin


(Pembina Pramuka) yang cakap, jujur dan bertanggung
jawab.
b. Selama menjadi Calon Pandega berkewajiban
menyelesaikan SKU tingkat Pandega sambil
mempraktekkannya di dalam Satuan Penggalang atau
Satuan Siaga.
c. Para Calon Pandega diberi kesempatan untuk
mengembangkan kepribadian kepemimpinan dan
meningkatkan jiwa pengabdian kepada masyarakat.
d. Lamanya menjadi Calon Pandega sedikitnya 6 (enam)
bulan.

22. Pandega
a. Pandega adalah Calon Pandega yang telah memenuhi SKU
bagi Pandega dan mentaati Adat Racana.
b. Perpindahan status dari Calon Pandega menjadi Pandega
dilakukan dengan upacara sederhana dengan dialog yang
mengandung pendidikan bagi segenap anggota Racana.
c. Pandega diharapkan sudah memiliki kepribadian yang kuat
sehingga jiwa baktinya diamalkan untuk kepentingan
umum.
d. Para Pandega diharapkan mempunyai sikap lebih
mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan
pribadi.
e. Pandega berusaha sendiri meningkatkan keterampilannya
dan kemampuannya sehingga dapat lebih banyak
membantu dirinya agar dapat mandiri di samping dapat
membantu Gerakan Pramuka baik dalam hal pengelolaan
Kwartir maupun Gugusdepan.
d. Para Pandega merupakan pasangan kerja sepengabdian
bagi para Pembina Pramuka.

23. Pandega terus berlatih dan melakukan kegiatan lainnya


untuk :
a. Mengikuti pendidikan bagi orang dewasa baik di dalam
maupun di luar Gerakan Pramuka, sehingga dapat
memperkaya pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilannya.
b. Berperan serta dalam penyelenggaran latihan dan
kegiatan di tingkat Kwartir serta perorangan atau bersama-
sama serta memberikan bantuan kepada Kwartir dan
berusaha untuk menambah jumlah Pembina Pramuka.
c. Mencari kesempatan untuk dapat membaktikan dirinya
kepada masyarakat, secara perorangan atau bersama-
sama.

BAB VI
PEMBINAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN
PANDEGA

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

24. Sasaran Pembinaan


Pembinaan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega oleh
Kwartir yang bersangkutan diarahkan untuk mencapai sasaran :
a. Peningkatan kemampuan pengelolaan organisasi Gerakan
Pramuka.
b. Penyempurnaan sarana perangkat kerja staf Kwartir
Gerakan Pramuka serta satuan-satuan Gerakan Pramuka.
c. Kesinambungan pemupukan kepemimpinan, daya kreasi,
idealisme dan patriotisme bagi kepentingan Gerakan
Pramuka, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

25. Proses Pembinaan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan


Pandega oleh Kwartir adalah :
a. Bimbingan dan pengarahan dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan
Pandega.
b. Kesempatan untuk melaksanakan keputusan Musppanitera
yang telah disahkan oleh Kwartir dan menyampaikan
pandangan, pendapat, saran, usul, dan evaluasi kepada
Kwartir tentang kegiatan serta masalah yang dihadapi
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam setiap
proses pelaksanaan kegiatan Kwartir.

BAB VII
PRINSIP DAN MATERI PEMBINAAN

26. Prinsip Pembinaan


a. Umum
1) Sesuai dengan perkembangan jiwa atas dasar usia,
maka semua bentuk kegiatan harus dapat memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada Pramuka Penegak
dan Pandega untuk melaksanakan semboyan : dari,
oleh dan untuk Pramuka Penegak dan Pandega
dengan bimbingan dan tanggung jawab orang dewasa.
2) Pramukka Penegak dan Pandega diberi kesempatan
merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan
yang diinginkan dengan pengarahan, bimbingan dan
pengawasan orang dewasa yang bertanggung jawab
atas berlangsungnya proses timbal balik.
b. Khusus
Pembinaan terhadap Pramuka Penegak dan Pandega
melalui :
1) Kecakapan Umum dengan pencapaian Syarat
Kecakapan Umum (SKU).
2) Kecakapan Khusus dengan pencapaian Syarat
Kecakapan Khusus (SKK).

27. Materi Pembinaan


Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang menyatakan
bahwa Gerakan Pramuka membina dan mendidik anak-anak

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

dan pemuda Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar metodik


pendidikan kepramukaan, yang pelaksanaannya disesuaikan
dngan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan
masyarakat Indonesia dengan tujuan agar mereka :
a. Menjadi manusia yang berkepribadian, berwatak dan
berbudi luhur, serta :
1) tinggi mental, moral dan budi pekerti serta kuat
keyakinan beragamanya
2) tinggi kecerdasan dan keterampilannya
3) kuat dan sehat jasmaninya.
b. Menjadi warganegara Indonesia yang berjiwa Pancasila,
setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia, serta menjadi anggota masyarakat yang baik
dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri
serta mampu menyelenggarakan pembangunan bangsa
dan negara ;
Maka materi pembinaannya adalah :
1) Materi pembinaan mental spiritual
a) Kerohanian/kepribadian
(1) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
(2) Budi pekerti luhur, perikemanusiaan,
dan jiwa pengabdian
(3) Demokrasi, jujur, adil, sederhana dan
rasa tanggung jawab
(4) Cinta budaya, bangsa, tanah air dan
keindahan serta kelestarian alam.
b) Intelek dan kejiwaaan
(1) Jiwa yang mantap, seimbang dan
selaras
(2) Cerdas, berilmu, kritis, analitis,
sistematis, dan metodis.
2) Materi pembinaan patriotisme
a) Moral dan kesadaran ideology Pancasila
b) UUD 1945 dan semangat persatuan serta
kesatuan bangsa
c) Kesadaran Ketahanan Nasional, nilai serta
cita-cita perjuangan kemerdekaan
d) Sejarah perjuangan bangsa
e) Sejarah kepanduan/kepramukaan di
Indonesia.
3) Materi Pembinaan idealisme
a) Kreatif, dinamis, obyektif dan realistis
b) Disiplin social, minat belajar, bekerja dan
berprestasi
c) Keterampilan, kecakapan, keahlian dan
produktivitas
d) Pengambilan keputusan, prakarsa, inovasi,
dan daya kreasi
e) Semangat pelopor dan jiwa kerakyatan
f) Semangat membangun dan rasa tanggung
jawab terhadap kemajuan masyarakat.
4) Materi pembinaan jasmaniah

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

a) Kuat, segar dan sehat


b) Tangguh dan berdaya tahan tinggi
c) Tangkas dan trampil.

BAB VIII
PRINSIP DAN MATERI KEGIATAN

28. Prinsip Kegiatan


a. Gerak dasar kegiatan bagi pencapaian sasaran Pramuka
Penegak dan Pandega adalah :
Membangkitkan, mendorong dan mengarahkan serta
mengatur dan mengembangkan keinginan/minat,
semangat serta daya kemampuan Pramuka Penegak dan
Pandega.
b. Semua bentuk kegiatan harus berisi/mengandung
pendidikan mental, jasmani, pengetahuan, keterampilan
dan pengamalan bakti Pramuka Penegak dan Pandega
sehingga dapat menjadi kader pembangunan yang
bermoral Pancasila dan berjiwa wiraswasta, serta dapat
hidup bahagia dengan pedoman dan penghayatan
kehormatan Pramuka.
c. Dalam rangka menyiapkan Pramuka Penegak dan Pandega
agar mampu membantu Pembina Pramuka Siaga dan
Penggalang, mereka diberi kesempatan mengikuti Kursus
Pembina Pramuka Mahir.
d. Kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega meliputi :
1) Bina diri
2) Bina satuan Pramuka
3) Bina masyarakat.
e. Metode kegiatan antara lain :
1) Permainan
2) Diskusi
3) Demonstrasi
4) Lomba
5) Drama dan bermain peran
6) Kelompok kerja
7) Penugasan pribadi
8) Perkemahan
9) Ceramah.
f. Bentuk kegiatan antara lain :
1) Perkemahan
2) Gladian
3) Latihan Pengembangan Kepemimpinan
4) Latihan keterampilan
5) Proyek percobaan (pilot)
6) Kursus
7) Bakti Masyarakat
8) Pertemuan Pramuka, misalnya Raimuna
9) Mengenal alam terbuka
10) Halang rintang dan gladi tangguh
11) Kegiatan agama

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

29. Materi Kegiatan


a. Ruang lingkup materi kegiatan Pramuka Penegak dan
Pandega meliputi seluruh segi kehidupan manusia yang
baik.
b. Semua kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega
merupakan percobaan dan latihan menerapkan hasil
studinya tentang manajemen, terutama mengenai
pengembangan kepemimpinannya dalam bentuk secara
praktis.
c. Semua kegiatan bagi Pramuka Penegak dan Pandega
merupakan percobaan dan latihan menerapkan hasil
studinya tentang manajemen, terutama mengenai amal
dan pengembangan kepemimpinannya secara praktis
didalam membina anak didik.
d. Materi kegiatan yang dilaksanakan mempunyai dua tujuan
yang berkaitan yaitu :
1) ke dalam : merupakan pendidikan untuk mencapai
tujuan Gerakan Pramuka sesuai dengan Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka.
2) Ke luar : sebagai bakti kepada masyarakat dalam
rangka pembangunan nasional, khususnya pembinaan
generasi muda.
e. Materi-materi kegiatan meliputi antara lain :
1) Mental spiritual
2) Patriotisme (cinta tanah air)
3) Idealisme
4) Sosial
5) Kewarganegaraan
6) Seni budaya
7) Cinta alam
8) Keterampilan
9) Ketangkasan
10) Penanggulangan keadaan darurat
11) Kependudukan dan transmigrasi
12) Lingkungan hidup dan kelestarian alam
13) Koperasi dan Tabungan Nasional
14) Pertanian (dalam arti luas)
15) Pertukangan dan kerajinan
16) Kebaharian
17) Kedirgantaraan
18) Keamanan dan ketertiban masyarakat
19) Perayaan dan peringatan hari-hari bersejarah
20) Kampanye penerangan, sensor film, palang merah,
pemberantasan buta huruf dan pendidikan
kesejahteraan keluarga.

BAB IX
MEKANISME PEMBINAAN

30. Bentuk mekanisme pembinaan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

a. Dalam usaha memperoleh manfaat pelaksanaan Pola


Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega secara
berdayaguna dan tepatguna, maka mekanisme
pembinaannya diatur sebagai berikut :
1) Pembinaan Ambalan dan Racana dulakukan oleh
Gugusdepan.
2) Pembinaan Dewan Kerja Ranting dilakukan oleh
Kwartir Ranting
3) Pembinaan Dewan Kerja Cabang dilakukan oleh
Kwartir Cabang
4) Pembinaan Dewan Kerja Daerah dilakukan oleh Kwartir
Daerah
5) Pembinaan Dewan Kerja Nasional dilakukan oleh
Kwartir Nasional.
b. Gugusdepan bertanggung jawab atas pengelolaan
Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega serta Dewan
Ambalan dan Dewan Racana dalam Gugusdepan tersebut.
c. Kwartir di semua jajaran Gerakan Pramuka bertanggung
jawab atas kelangsungan proses pendidikan bagi Pramuka
Penegak dan Pandega di wilayah kerjanya. Sedang Dewan
Kerja Pramuka Penegak dan Pandega bertanggung jawab
atas teknis pelaksanaan program pembinaan dan
pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega di wilayah
kerjanya, sesuai dengan yang digariskan oleh Kwartir.

31. Mekanisme koordinasi pembinaan


a. Koordinasi merupakan usaha mempersatupadukan sebagai
kegiatan yang saling berbeda akan tetapi mempunyai
tujuan yang saling berhubungan.
b. Perilaku yang mendasari terwujudnya koordinasi adalah
kerjasama, saling membantu dan penghargai, serta
menghayati tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab
masing-masing yang terlibat dalam berbagai kegiatan
untuk menyelesaiakn suatu program.
c. Untuk para pelaksana pengelola pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega mutlak diperlukan suatu koordinasi,
baik pada tingkat perumusan kebijaksanaan, penyusunan
rencana, penentuan program pelaksanaan pemantauan
maupun penilaian
d. Dengan demikian perlu adanya pendekatan sistem yang
kemudian tercermin dalam keserasian dan keterpaduan
kebijaksanaan, perencanaan penyusunan program
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi hasil yang telah
dicapai.
e. Mekanisme koordinasi perlu diciptakan agar setiap unsur
yang dikoordinasikan benar-benar menjalankan
kebijaksanaan yang telah digariskan bersama.
f. Koordinasi dilakukan oleh Kwartir yang bersangkutan,
apabila unsur yang dikoordinasikan meliputi pula
lembaga/instansi/unit di luar Kwartir/Gerakan Pramuka.
g. Koordinasi dilakukan oleh Dewan Kerja apabila yang
dikoordinasikan :

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

1) Unsur dari Kwartir


2) Dewan Kerja dalam wilayah kerja Dewan Kerja yang
bersangkutan
3) Unsur dari Pramuka Penegak dan Pandega sendiri.
h. Koordinasi antar Dewan Kerja yang setingkat dapat
dilakukan oleh salah satu Dewan Kerja, berdasar
kesepakatan mereka dengan sepengetahuan dan
persetujuan Kwartir.
i. Wadah mekanisme koordinasi :
1) Rapat Konsultasi, untuk membicarakan suatu masalah
tertentu yang berhubungan dengan tugas Dewan
Kerja, dan perlu dikonsultasikan dengan kwartir atau
pihak lain.
2) Rapat Koordinasi membahas pelaksanaan tugas
Dewan Kerja yang perlu dikoordinasikan dengan pihak
lain.
3) Rapat Pengurus Harian, untuk menentukan
kebijaksanaan teknis pelaksanaan tugas sehari-hari
Dewan Kerja.

31. Mekanisme hubungan


a. Hubungan antara Dewan Kerja dengan Kwartir dilakukan
baik lisan maupun tertulis, yang meliputi hubungan
informasi, konsultasi dan koordinasi.
b. Hubungan antara Dewan Kerja dengan Dewan Kerja yang
setingkat, dalam rangka hubungan informasi dan
konsultasi baik lisan maupun tertulis, dengan
sepengetahuan dan persetujuan Kwartir.
c. Hubungan antara Dewan Kerja dengan Dewan Kerja lain
yang ada di dalam wilayah kerjanya, dalam hubungan
bimbingan, informasi, konsultasi dan koordinasi, dilakukan
baik lisan maupun tertulis, dengan sepengetahuan dan
persetujuan Kwartir.
d. Hubungan secara lisan dilakukan antara lain dalam rapat,
kegiatan pendidikan, ceramah, dan lain- lain ; sedang
hubungan tertulis dalam bentuk surat atau naskah lainnya
diberi tanda tangan ikut mengetahui oleh Ketua, Wakil
Ketua atau Andalan Urusan Sekretariat Kwartir.

BAB X
MASALAH DAN PENDEKATAN
33. Masalah
a. Umum
1) Perlunya disusun dan dilaksanakan kegiatan yang
menarik untuk Pramuka Penegak dan Pandega.
2) Perlunya ditingkatkan jumlah dan mutu Pramuka
Penegak dan Pandega
3) Perlunya diusahakan agar para Pramuka Siaga dan
Penggalang akan meneruskan kegiatannya sampai ke
Pramuka Penegak dan Pandega.
b. Pembinaan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

1) Perlunya diusahakan adanya peningkatan jumlah dan


mutu Pembina Pramuka.
2) Perlunya diusahakan peningkatan jumlah dan
frekuensi kursus dan gladian.
3) Perlunya pembinaan Dewan Kerja secara intensif oleh
Kwartir yang bersangkutan.
4) Perlu adanya sarana pembinaan dalambentuk buku
pedoman dan buku pegangan.
c. Organisasi
1) Perlu adanya peninjauan atas struktur Dewan Kerja
setiap jangka waktu tertentu, guna melihat dayaguna
dan tepatgunanya.
2) Perlu adanya kesempatan mengembangkan jiwa
kepemimpimnan dan pengalaman berorganisasi.
3) Perlu adanya pengalakan Satuan Karya Pramuka.
d. Manajemen
1) Perlu dilaksanakan prinsip manajemen yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan dalam bentuk sistem Perencanaan,
Pemrograman dan Anggaran oleh tiap jajaran Gerakan
Pramuka.
2) Perlu dilaksanakan penelitian, pelaporan, pencatatan
dan dokumentasi.
e. Keanggotaan
1) Perlu adanya pendataan keanggotaan secara tertib.
2) Perlu diusahakan untuk membuat anggota tetap
bertahan sebagai anggota Gerakan Pramuka untuk
jangka waktu yang lebih lama.
f. Kegiatan
1) Perlu dipikirkan peningkatan kegiatan yang menarik
dan bermutu, sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan teknologi.
2) Perlu adanya usaha mengintensifkan pemanfaatan
kerjasama dengan badan/instansi/organisasi lain,
dalam rangka peningkatan kegiatan Pramuka Penegak
dan Pandega.
3) Perlu adanya usaha penyediaan dana yang memadai
untuk pelaksanaan kegiatan Pramuka Penegak dan
Pandega.
34. Pemecahan Masalah
Guna mengatasi berbagai masalah tersebut perlu diambil
langkah-langkah untuk :
a. Mengumpulkan data dan masalah yang ada.
b. Mencari masalah yang pokok, yang dapat mempermudah
cara mengatasi masalah lainnya yang terkait.
c. Mencari kemungkinan pemecahan masalah pokok
tersebut.
d. Mengkaji kemungkinan yang paling tepat untuk
mengatasinya.
e. Menentukan cara pemecahan yang dianggap paling tepat.

35. Pendekatan

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

Untuk mempermudah mengatasi berbagai masalah, perlu


adanya pendekatan melalui berbagai cara, antara lain :
a. Diskusi
1) Diskusi Panel, denganmelibatkan unsur orang dewasa
dan ahli yang memiliki latar belaksang pengetahuan
mengenai hal-hal yang didiskusikan.
2) Seminar dengan melibatkan unsur orang dewasa dan
ahli di bidang yang diseminarkan, untuk memperoleh
kemungkinan pemecahan.
3) Lokakarya, dengan melibatkan orang yang
berpengalaman di bidang yang dibahas, untuk
memperoleh cara pemecahan yang tepat dan praktis.
b. Pemberian Petunjuk
Pemberian petunjuk untuk mengatasi masalah, misalnya :
1) Petunjuk Penyelenggaraan
2) Petunjuk Pelaksanaan
3) Petunjuk Teknis
4) Buku Petunjuk, dan lain-lainnya.
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengenai :
1) Dokumentasi
2) Hasil penelitian
3) Hasil pengamatan
4) Hasil wawancara, dan lain-lainnya.
d. Pendidikan
Mengikut sertakan Pramuka Penegak dan Pandega pada
berbagai kegiatan pendidikan seperti :
1) Gladian Pimpinan Satuan Pramuka Penegak dan
Pandega
2) Latihan Pengembangan Kepemimpinan
3) Kursus Pembina Pramuka
4) Kursus Keterampilan
5) Pendidikan lain di luar Gerakan Pramuka.
e. Penyusunan Rencana
Mengatasi masalah dengan memasukkannya dalam
perencanaan, antara lain :
1) Rencana Kerja untuk satu masa bakti
2) Program Kerja untuk satu tahun anggaran
3) Program Darurat untuk pemecahan masalah yang
harus segera dilaksanakan dalam waktu yang singkat,
dan berbentuk intensifikasi pelaksanaan program.

BAB XI
USAHA PENGEMBANGAN

36. Usaha pengembangan


Usaha pengembangan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega ini dilaksanakan antara lain dengan :
a. Mengadakan pengamatan, survei dan pengkajian hasil
pelaksanaan program pembinaan dan kegiatan.
b. Membuat penelitian dan mengadakan supervisi.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com


Panduan Kepramukaan

c. Mengadakan penelitian dan pengembangan.

BAB XII
PENUTUP
37. Lain-lain
Hal lain-lain yang belum tercantum dalam petunjuk
penyelenggaraan ini akan diatur kemudian oleh Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka.

Jakarta, 17 Juni 1988.


Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka,
Ketua,

Letjen TNI (Purn) Mashudi.

By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_cc@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai