Lagu “Indonesia Raya” pertama kali diperdengarkan oleh penciptanya sendiri, W.R.
Supratman pada Kongres Pemuda Indonesia II di Jakarta tanggal 28 Oktober 1928. Sejak saat
itu, lagu tersebut mendapat penghargaan dari para pemuda dan diakuinya sebagai lagu
kebangsaan Indonesia. Lama kelamaan lagu itu menjadi popular dan tersiar luas sampai
keluar negeri. Tiap-tiap rapat kebangsaan dibuka dan ditutup dengan lagu Indonesia Raya.
Demikian pula, Pertemuan orang-orang atau para pemimpin bangsa Indonesia di luar negeri
memperdengarkan lagu itu. Bahkan, perkumpulan-perkumpulan orkes Prancis, Rusia, Mesir,
Tiongkok, dan Belanda meminta lagu itu diterjemahkan dalam bahasa mereka dan dibuatkan
piringan hitamnya.
Hal itu menyebabkan Pemerintah Hindia Belanda menjadi gusar, kemudian melarang agar di
dalam syair nyanyian itu tidak terdapat kata-kata “merdeka” dan menyita piringan hitam yang
sudah jadi. Pemerintah Hindia Belanda mengizinkan lagu itu diperdengarkan dengan syarat
sbb:
1. Kata-kata “merdeka, merdeka” harus diganti dengan “mulia, mulia”.
2. Sebelum dinyanyikan lagu “Indonesia Raya” terlebih dahulu harus dinyanyikan lagu
kebangsaan Belanda“ Wilhelmus”.
Ketika akan masuk ke Indonesia dan guna mendapatkan dukungan dalam perang melawan
Sekutu, Jepang menghibur Bangsa Indonesia dengan memperbolehkan lagu “Indonesia
Raya” dinyanyikan dimana-mana, termasuk di radio. Namun, setelah Jepang menanamkan
kekuasaannya di Indonesia, ia melarang lagu tersebut dinyanyikan di seluruh wilayah tanah
air.
Setelah penghujung tahun 1944, ketika Jepang mulai menunjukkan tanda-tanda kekalahannya
dan ketika nasionalisme Indonesia sedang menyala-nyala hingga melahirkan perlawanan di
beberapa tempat, bangsa Indonesia diperbolehkan kembali menyanyikan lagu “Indonesia
Raya” di seluruh penjuru tanahair.
2) Lagukebangsaandapatpula diperdengarkandandinyanyikansebagai:
a) pernyataan perasaan nasional,
b) rangkaian pendidikan dan pengajaran.
3) Lagu kebangsaan dilarang diperdengarkan dan dinyanyikan untuk:
a) reklame dalam bentuk apapun juga,
b) menggunakan bagian-bagian dari pada lagu kebangsaan dalam gubahan yang tidak sesuai
dengan kedudukan lagu “Indonesia Raya” sebagai lagu kebangsaan.
Di samping itu, dalam tata tertib penggunaan lagu kebangsaan, lagu kebangsaan tidak boleh
diperdengarkan dan dinyanyikan pada waktu dan tempat menurut kemauan sendiri. Lagu
kebangsaan tidak boleh diperdengarkan dan dinyanyikan dengan nada-nada, irama, iringan,
kata-kata dan gubahan lain selain seperti yang sudah ditentukan. Pada waktu lagu kebangsaan
diperdengarkan dan dinyanyikan orang yang hadir berdiri tegak ditempat masing-masing.
Dalam pasal dan ayat tersebut ditegaskan bahwa lagu kebangsaan ialah lagu “Indonesia
Raya”. Dengan menyadari akan kekurangannya, MPR dalam sidangnya tahun 2000 dan
ketika mengadakan amandemen (perubahan) kedua UUD’45, masalah itu ditambahkan
dengan memasukkan ketentuan Pasal 36B. Dalam pasal itu dinyatakan bahwa lagu
kebangsaan adalah “IndonesiaRaya”.
Dalam peraturan itu antara lain, diatur tentang tata cara penggunaannya. Ketentuan
penggunaan bendera antara lain, disebutkan sbb:
1) Pada umumnya bendera kebangsaan dikibarkan pada waktu siang hari, yaitu antara saat
matahari terbit dan saat matahari terbenam.
2) Dalam hal-hal istimewa, yaitu pada waktu diadakan peringatan nasional atau perayaan lain
yang mengembirakan nusa dan bangsa, pemerintah dapat menganjurkan supaya bendera
kebangsaan dikibarkan di seluruh negara.
3) Penggunaan bendera kebangsaan diperbolehkan pada waktu dan di tempat:
a.Diadakan perhelatan perkawinan, perhelatan sunatan, dan perhelatan agama atau adat istiadat
yang lazim dirayakan;
b. Didirikan bangunan, jika pemasangan itu menjadi kebiasaan, dan pemasangannya itu dapat
dilakukan siang dan malam;
c. Diadakan pertemuan, seperti muktamar, konferensi, peringatan tokon nasional, atau hari-hari
bersejarah;
d. Diadakan perlombaan;
e. Diadakan perayaan sekolah;
f. Diadakan perayaan lain yang pemasangan bendera itu dapat dianggap sebagai tanda
pernyataan kegembiraan umum.
4) Bendera kebangsaan dikibarkan sebagai tanda berkabung jika kepala negara atau wakil kepala
negara wafat atau sebagai tanda turut berkabung terhadap negara sahabat. Dalam hal itu,
bendera kebangsaan dipasang setengah tiang.
5) Bendera kebangsaan dikibarkan setiap hari:
a. Pada rumah-rumah jabatan atau di halaman rumah-rumah jabatan presiden, wakil presiden,
menteri, gubernur, kepala daerah yang setingkat dengan ini;
b. Dirumah-rumah pejabat atau di halaman rumah-rumah pejabat semua kepala daerah;
c. Dimakan pahlawan nasional;
d. Di gedung-gedung atau halaman gedung-gedung kabinet, presiden, DPR, MA, Kejaksaan
Agung, BPK, dan lain-lain pada hari kerja;
e. Digedung-gedung atau di halaman gedung-gedung sekolah negeri atau sekolah swasta
nasional.
6) Bendera kebangsaan tidak boleh digunakan bertentangan dengan kedudukannya sebagai
lambang kedaulatan dan tanda kehormatan negara, seperti:
a) dipakai sebagai langit-langit, atap, pembungkus barang, tutup barang, dan reklame
perdagangan dengan cara apapun;
b) Digambar, dicetak, atau disulam pada barang-barang yang pemakaiannya mengandung
kurang penghormatan terhadap bendera kebangsaan.
7) Barang siapa yang melanggar ketentuan seperti yang diatur dalam peraturan itu dihukum
dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya lima
Ratus rupiah
Semboyan itu berasal dari bahasa Jawa kuno artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Lambang negara Republik Indonesia direncanakan oleh Panitia Lencana Negara dan disahkan
oleh Dewan Menteri RIS pada tanggal 11 Februari 1950. Selanjutnya, ditetapkan kembali
dengan PP No. 66 Tahun 1951 tanggal 17 Oktober1951 yang berlaku surut sejak tanggal 17
Agustus 1950. Lambang itu menggambarkan seekor burung garuda yang di dalam mitologi
peradaban Indonesia berarti tenaga pembangunan.
Rantai yang dikalungkan pada leher garuda itu tergantung sebuah perisai berbentuk jantung
yang melambangkan pembelaan nusa dan bangsa. Banyak bulu disayap berjumlah 17 helai,
diekor berjumlah 8 helai, di kaki sebelah bawah perisai berjumlah19 helai dan dileher
bejumlah 45helai.
Semua bilangan itu melambangkan tanggal, bulan, dan tahun proklamasi kemerdekaan,
yakni tanggal 17-8-1945. Garuda yang terlukis dengan warna kuning emas melambangkan
kemenangan yang gemilang dan nilai negara. Warna merah putih didalam perisai berasal dari
dwiwarna. Garis melintang di tengah-tengah perisai menggambarkan khatulistiwa yang
melalui Kepulauan Indonesia. Dengan garis itu dinyatakan bahwa Indonesia adalah satu-
satunya Negara asli di daerah khatulistiwa yang mencapai kemerdekaan dan kedaulatan
dengan kekuatan sendiri. Perisai yang terbagi lima itu mengingatkan kepada Pancasila:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa (bintang di tengah)
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab (rantai)
c. Persatuan Indonesia (beringin)
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
(kepala banteng)
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (padidankapas).
Tugas:
1. Buat ringkasan makna Pancasila sebagai dasar negara, Lagu Indonesia Raya Sebagai
Lagu Kebangsaan, Bendera merah putih sebagai bendera negara, Garuda Pancasila
sebagai lambang negara!
2. Tuliskan upaya yang dapat kamu lakukan untuk:
a) Menempatkan Pancasila sebagai dasar negara;
b) Menempatkan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan;
c) Menempatkan Bendera merah putih sebagai bendera negara, dan
d) Mempososikan Garuda Pancasila sebagai lambang negara!