Anda di halaman 1dari 15

RESUME JURNAL MOOC

PPPK TAHUN 2023

Oleh

NAMA: SITI NUR HABSYAH

NI PPPK: 199611142022212004

UNIT KERJA: SDN 112288 SUKARAMAI


AGENDA I

SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

A. MODUL : WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

SEJARAH PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

Fakta-fakta sejarah dapat dijadikan pembelajaran bahwa Kebangsaan Indonesia


terbangun dari serangkaian proses panjang yang didasarkan pada kesepakatan dan pengakuan
terhadap keberagaman dan bukan keseragaman serta mencapai puncaknya pada tanggal 17
Agustus 1945. Tanggal 20 Mei untuk pertama kalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan
Nasional berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 tahun
1959 tanggal 16 Desember 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Melalui
keputusan tersebut, Presiden Republik Indonesia menetapkan beberapa hari yang bersejarah
bagi Nusa dan Bangsa Indonesia sebagai hari-hari Nasional yang bukan hari-hari libur, antara
lain : Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 8 Mei, Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal
20 Mei, Hari Angkatan Perang pada tanggal 5 Oktober, Hari Sumpah Pemuda pada tanggal
28 Oktober, Hari Pahlawan pada tanggal 10 Nopember, dan Hari Ibu pada tanggal 22
Desember. Tanggal 17 Agustus ditetapkan sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan
berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 24 tahun 1953 tanggal 1 Januari
1953 tentang Hari-Hari Libur. Dengan menyimpang dari Pasal 5 Penetapan Pemerintah tahun
1946 No. 2/Um, menetapkan “Aturan hari-hari libur. Hari-hari yang disebut di bawah ini
dinyatakan sebagai hari libur, antara lain : Tahun Baru 1 Januari, Proklamasi Kemerdekaan,
Nuzulul-Qur’an, Mi’radj Nabi Muhammad S.A.W., Id’l Fitri (selama 2 hari), Id’l Adha, 1
Muharram, Maulid Nabi Muhammad S.A.W., Wafat Isa Al Masih, Paskah (hari kedua),
Kenaikan Isa Al Masih, Pante Kosta (hari kedua), dan Natal (hari pertama).

Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI diawali dengan menyerah Jepang kepada


Tentara Sekutu. Mendengar Jepang menyerah, tanggal 14 Agustus 1945 pukul 14.00, Sjahrir
yang sudah menunggu Bung Hatta di rumahnya menyampaikan pendapatnya bahwa
sebaiknya Bung Karno sendiri yang menyatakan Kemerdekaan Indonesia atas nama rakyat
Indonesia melalui perantaraan siaran radio. Pernyataan kemerdekaan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) akan dicap oleh Sekutu sebagai buatan Jepang. Bung Hatta
sendiri sesungguhnya sependapat dengan Sjahrir, namun Bung Hatta ragu, apakah Bung
Karno bersedia untuk mengambil kewenangan PPKI dan sebagai pemimpin rakyat
menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Tanggal 15 Agustus 1945 pagi hari, Bung Karno, Bung
Hatta, dan Mr. Soebardjo menemui Laksamana Muda Maeda di kantornya untuk menanyakan
tentang berita menyerahnya Jepang. Bung Hatta menginstruksikan kepada Mr. Soebardjo
agar seluruh anggota PPKI hadir di Kantor Dewan Sanyo Kaigi tanggal 16 Agustus 1945
pukul 10.00. Sore harinya dua orang pemuda, Soebadio Sastrosastomo dan Soebianto
menemui Bung Hatta di rumahnya dan mendesak Bung Hatta sama seperti desakan Sjahrir.
Bung Hatta berusaha menjelaskan semua langkah yang akan dilakukan oleh PPKI dan Bung
Karno. Kedua pemuda tersebut tidak mau mendengar sehingga timbul pertengkaran antara
mereka dengan Bung Hatta. Kedua pemuda tersebut bahkan menuduh Bung Hatta tidak
revolusioner, Bung Hatta kemudian memilih untuk tidak menanggapi kedua pemuda tersebut.

Pagi tanggal 16 Agustus 1945, setelah makan sahur, Soekarni dan rekan-rekannya
mendatangi rumah Bung Hatta, mengancam apabila Dwi Tunggal Soekarno-Hatta tidak
memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, 15.00 pemuda,
rakyat dan mahasiswa akan melucuti Tentara Jepang, sementara Dwi Tunggal Soekarno-
Hatta akan dibawa ke Rengasdengklok untuk melanjutkan pemerintahan. Pukul 22.30, Dwi
Tunggal Soekarno-Hatta menemui Mayor Jenderal Nishimura didampingi Laksamana Muda
Maeda dan penerjemah Tuan Miyoshi dengan tujuan untuk memberitahukan tentang rencana
rapat PPKI tanggal 17 Agustus 1945 pukul 13.00 dikarenakan batalnya rapat PPKI tanggal 16
Agustus 1945. Mayor Jenderal Nishimura menjelaskan bahwa Tentara Jepang harus tunduk
pada perintah Sekutu untuk menjaga Status Quo. Penjelasan tersebut jelas membuat Dwi
Tunggal Soekarno-Hatta marah. Mereka berempat selanjutnya menuju ke rumah Maeda. Di
sana sudah banyak yang menunggu baik anggota PPKI maupun para pemuda. Dwi Tunggal
Soekarno-Hatta kemudian mengadakan rapat kecil bersama-sama dengan Mr. Soebardjo,
Soekarni, dan Sayuti Melik. setelah selesai menyusun teks proklamasi, Bung Hatta kemudian
menyampaikan agar semua hadirin yang hadir saat itu untuk menandatangani Tesk
Proklamasi, menurut Bung Hatta Teks Proklamasi adalah dokumen penting untuk anak cucu
mereka suatu saat nanti sehingga semua harus ikut menandatangani. Tiba- tiba, Soekarni
maju ke depan dan dengan lantang berkata : “Bukan kita semua yang hadir di sini harus
menandatangani naskah itu. Cukuplah dua orang saja menandatangani atas nama Rakyat
Indonesia, yaitu Bung Karno dan Bung Hatta”. Bung Karno mengingatkan bahwa pada
tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 Teks Proklamasi akan dibacakan di muka rakyat di
halaman rumahnya Jl. Pegangsaan Timur 56. Saat itu Bulan Ramadhan, dimana umat Islam
sedang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Pukul 10.00 Teks Proklamasi dibacakan,
Sang Saka Merah Putih dikibarkan, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan
sebagai pertanda Indonesia telah menjadi negara merdeka dan berdaulat.

PENGERTIAN WAWASAN KEBANGSAAN

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD
NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan
yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan
sejahtera.

EMPAT KONSENSUS DASAR BERBANGSA DAN BERNEGARA

Sebagai warga negara Indonesia, kita harus menjaga kesatuan dan persatuan bangsa,
serta perlu memiliki konsensus dasar dalam hidup berbangsa dan bernegara. Ada 4 konsensus
dasar dalam berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka
Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam


sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD
1945 alinea IV, meliputi :

a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;


b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan fungsi negara
Indonesia.)
BENDERA, BAHASA, LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN

Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia merupakan
sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan
kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negara
adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi
panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah
dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.

Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa


Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam
Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber
dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa
persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa.

Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lambang


Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lagu Kebangsaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lagu Kebangsaan adalah
Indonesia Raya. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf
Supratman.

SEJA

NILAI-NILAI BELA NEGARA

Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara
dari berbagai Ancaman.

ANALISIS ISU KONTEMPORER

Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara, secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya
sebagai ASN dengan berlandaskan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku; c)
komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi
yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan e) profesionalitas jabatan.
1. Konsep Perubahan

Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia.

Berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan
tugasnya, yaitu:

a. Melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundang- undangan.

b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas

c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia

Menghadapi hal tersebut PNS dituntut untuk bersikap kreatif dan melakukan terobosan
(inovasi) dalam melaksanakan pelayanan kepada masya PNS bisa menunjukan perannnya
dalam koridor peraturan perudang- undangan (bending the rules), namun tidak boleh
melanggarnya (breaking the rules). Sejalan dengan tujuan Reformasi Birokrasi terutama
untuk mengembangkan PNS menjadi pegawai yang transformasional, artinya PNS bersedia
mengembangkan cita-cita dan berperilaku yang bisa diteladani, menggugah semangat serta
mengembangkan makna dan tantangan bagi dirinya, merangsang dan mengeluarkan
kreativitas dan berupaya melakukan inovasi, menunjukkan kepedulian, sikap apresiatif, dan
mau membantu orang lain.

2. Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (PERRON, N.C., 2017) ada empat level yang
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjannya sesuai bidang tugas masing-
masing yakni :

a. Individu

b. Keluarga

c. Masyarakat pada level local dan regional

d. Nasional

e. Dunia.

3. Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis


Modal insani yang dimaksud, disini Istilah modal atau capital dalam konsep modal manusia
(human capital concept). Konsep ini pada intinya menganggap bahwa manusia merupakan
suatu bentuk modal yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas,
keterampilan, dan produktivitas kerja

4. Isu-isu Strategis Kontenporer

Saat ini konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang
berhadapan dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari
sebagai perubahan lingkungan strategis. Termasuk di dalamnya terjadi pergeseran

5. Teknik Analisis Isu

Secara umum Teknik analisis isu terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan
tingkat urgensinya, yaitu

a. Isu saat ini (Current Issue)

b. Isu Berkembang

c. Isu Potensial

TUGAS RESUME AGENDA 2 NILAI – NILAI DASAR PNS

A. BERORIENTASI PELAYANAN

Pelayanan publik yang prima dan memenuhi harapan masyarakat merupakan

muara dari Reformasi Birokrasi, sebagaimana tertulis dalam Peraturan Presiden

Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, yang

menyatakan bahwa visi Reformasi Birokrasi adalah pemerintahan berkelas dunia

yang ditandai dengan pelayanan publik yang berkualitas.

Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan

perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:

1. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur

2. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintah
3. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,

akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

Djamaludin Ancok dkk (2014) memberi ilustrasi bahwa perilaku yang

semestinya ditampilkan untuk memberikan layanan prima adalah:

1. Menyapa dan memberi salam

2. Ramah dan senyum manis

3. Cepat dan tepat waktu

4. Mendengar dengan sabar dan aktif

5. Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan

6. Terangkan apa yang Saudara lakukan

7. Jangan lupa mengucapkan terima kasih

8. Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan

9. Mengingat nama pelanggan.

1. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan

a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Dapat diwujudkan dengan :

1) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia

2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

4) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan

1) memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur

2) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah

3) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,

berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti

1) mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public


2) mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

2. Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan

Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi serta memenangkan persaingan di

era digitalyang dinamis, diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari

rutinitas danbusiness as usual ) agarterciptabreakthroughatau terobosan, yaitu

perubahan tradisi, pola, dan cara dalam pemberian pelayanan publik. Terobosan itulah

yang disebut dengan inovasi pelayanan publik

B. AKUNTABEL
Pengertian Akuntabilitas
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah Kemampuan melaksanaan

tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.

Etika Publik
Etika Publik merupakan merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai
(kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang lain.

● Goals (Tujuan)

● Roles (Peran)

● Procedures (Prosedur)

● Relationships (Hubungan)

● Leadership (Kepemimpinan)

C. KOMPETEN

1. Konsepsi Kompetensi
`Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan
(skill), dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku
seseorang sesuai tuntutan pekerjaan.

Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar

Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:

a. Kompetensi Teknis

b. Kompetensi Manajerial

c. Kompetensi Sosial Kultural

2. Hak Pengembangan Kompetensi

Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan

pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan

maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah

dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

3. Pendekatan Pengembangan Kompetensi

Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan pegawai

untuk meningkatkan kompetensinya, yaitu klasikal dan non klasikal.

Optimalisasi hak akses  pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan

pendekatan pelatihan non klasikal, diantaranya e-learning,  job enrichment dan job
enlargement termasuk coaching dan mentoring.

D. HARMONIS

1. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga

menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan

tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah

tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi

ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan

bangsa.

2. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara


disadari pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa

yang dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika

merupakan perwujudan kesadaran persatuan berbangsa tersebut.

3. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai

kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam

wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.

Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika

suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan

tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional

tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil

Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,

4. Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting

dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga

berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Identifikasi potensi disharmonis

dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana harmonis harus dapat

diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

E. LOYAL

1. Urgensi Loyalitas ASN


Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi

pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government ),

pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan

Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).

2. Makna Loyal dan Loyalitas

Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan,

paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI).


3. Loyal dalam CORE VALUE ASN

Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang

dimaknai  bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan

bangsa dan negara dengan  panduan perilaku

F. ADAPTIF
Adaptif merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan

individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk

hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya.

G. KOLABORATIF
Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk

pelayanan publik Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola

kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan

tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya.

TUGAS RESUME AGENDA 3 MANAGEMEN ASN

A. SMART ASN

1. LITERASI DIGITAL
a. Pengertian Literasi Digital

Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan

(affordances) yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi,

berbagi, diskusi, dan evaluasi opini publik melalui cara tekstual (Barton dan

Lee, 2013). Affordance berarti alat yang memungkinkan kita untuk

melakukan hal-hal baru, berpikir dengan cara baru, mengekspresikan jenis

makna baru, membangun jenis hubungan baru dan menjadi tipe orang baru.

Affordance dalam literasi digital adalah akses, perangkat, dan platform

digital.

Sementara pasangannya yaitu kendala (constraint), mencegah kita dari

melakukan hal-hal lain, berpikir dengan cara lain, memiliki jenis lain dari

hubungan. Constraint dalam literasi digital bisa meliputi kurangnya

infrastruktur, akses, dan minimnya penguatan literasi digital (Jones dan

Hafner, 2012).

b. Peta Jalan Literasi Digital

Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat

digital yang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital.

Masyarakat digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan

penggunaan infrastruktur digital.Pemerintah digital meliputi regulasi,

kebijakan, dan pengendalian sistem digital. Sementara itu, ekonomi digital

meliputi aspek SDM digital, teknologi penunjang, dan riset inovasi digital.

c. Lingkup Literasi Digital

Dalam mencapai target program literasi digital, perlu diperhitungkan

estimasi jumlah masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan akses

internet berdasarkan data dari APJII dan BPS. Identifikasi Target User dan

Total Serviceable Market penting untuk menentukan target spesifik program

literasi digital. Saat ini, tingkat penetrasi internet di Indonesia sebesar 73,7%.
d. Tantangan Kesenjangan Digital

Pada awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada

kemampuan memiliki (ekonomi) dan mengoperasikan perangkat digital

(komputer) dan akses (Internet).

e. Penguatan Literasi Digital

Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital.

Pada Kurikulum 2006, mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan

Komunikasi) sempat menjadi bagian penting di bangku sekolah menengah

dan atas.

f. Penguatan Literasi Digital

Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital.

Pada Kurikulum 2006, mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan

Komunikasi) sempat menjadi bagian penting di bangku sekolah menengah

dan atas.

g. Implementasi Literasi Digital

Sejalan dengan perkembangan ICT (Information, Communication and

Technology), muncul berbagai model pembelajaran secara daring.

Selanjutnya, muncul pula istilah sekolah berbasis web (web-school).

Bermula dari kedua istilah tersebut, munculah berbagai istilah baru dalam

pembelajaran yang menggunakan internet, seperti online learning, distance

learning, web-based learning, dan elearning (Kuntarto dan Asyhar, 2016).

Gerakan Literasi Nasional dalam Materi Pendukung Literasi Digital dari

Kemendikbud 2017 (Kemendikbud, 2017) juga telah menggariskan beberapa


indikator terkait penguatan literasi digital di basis sekolah, masyarakat dan

keluarga.

B. MANAGEMEN ASN

Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan

kompetensi. Pengembangan kompe-tensi antara lain melalui pendidikan dan

pelatihan, seminar, kursus, dan penataran. Pengembangan kompetensi harus

dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan digunakan sebagai salah satu dasar

dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karier. Dalam mengembangkan

kompetensi setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan

kompetensi tahunan yang tertuang dalam rencana kerja anggaran tahunan

instansi masing-masing. Dalam mengembangkan kompetensi PNS diberikan

kesempatan untuk melakukan praktik kerja di instansi lain di pusat dan daerah dalam
waktu paling lama 1 (satu) tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN dan

BKN.

1. Peran, Tugas dan Kode Etik ASN antara lain :

a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian

sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.

b. Memberikan Pelayanan Publik yang Profesional dan Berkualitas.

c. Mempererat Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. Kode Etik ASN : Kode Etik dan Kode Prilaku ASN bertujuan untuk menjaga

martabat dan Kehormatan ASN Perencana, Pelaksana dan Pengawas

Penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional

melalui pelaksanaan kebijakan pelayanan publik yang profesional, bebas

dari intervensi politik serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan

nepotisme.

2. Fungsi Kode Etik ASN


● sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam

menjalank tugas dan kewenangan agar tindakannya dinilai baik.

● Sebagai standar penilaian sifat, perilaku dan tindakan birokrasi

publik/aparatur sipil negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya,

● Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam

menjalankan tugas pelayanan pada masyarakat dan menempatkan

kepentingan publik diatas kepentingan pribadi.

Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan

Anda mungkin juga menyukai