Anda di halaman 1dari 33

AGENDA 1 : WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BEDA NEGARA

WAWASAN KEBANGSAAN
A. Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Tanggal 20 Mei untuk pertama kalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional
berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 tahun 1959 tanggal
16 Desember 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Melalui keputusan
tersebut, Presiden Republik Indonesia menetapkan beberapa hari yang bersejarah bagi Nusa
dan Bangsa Indonesia sebagai hari-hari Nasional yang bukan hari-hari libur, antara lain : Hari
Pendidikan Nasional pada tanggal 8 Mei, Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei, Hari
Angkatan Perang pada tanggal 5 Oktober, Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober, Hari
Pahlawan pada tanggal 10 Nopember, dan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.
Penetapan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional dilatarbelakangi terbentuknya
organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 di Jawa (STOVIA).
Oktober 1908, kongres pertama Boedi Oetomo di Gedung Sekolah Pendidikan Guru
(Kweekschool) Yogyakarta. Wahidin Soedirohoesodo bertindak selaku pimpinan sidang.
Pada 1908, beberapa mahasiswa Indonesia di Belanda mendirikan sebuah organisasi
perkumpulan pelajar Indonesia yang bernama Indische Vereeniging (IV). Tujuan didirikan
organisasi ini, menurut Noto Soeroto dalam tulisannya di Bendera Wolanda tahun 1909, adalah
untuk “memajukan kepentingan bersama orang Hindia di Belanda dan menjaga hubungan
dengan Hindia Timur Belanda”.
Tanggal 28 OKtober untuk pertamakalinya ditetapkan menjadi Hari Sumpah Pemuda
berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 tahun 1959 tanggal
16 Desember 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Penetapan tanggal 28
Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda dilatarbelakangi Kongres Pemuda II yang dilaksanakan
pada tanggal 28 Oktober 1928 di Indonesische Clubgenbouw Jl. Kramat 106 Jakarta. Kongres
Pemuda II sendiri merupakan hasil dari Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei
1926 di Vrijmetselaarsloge (sekarang Gedung Kimia Farma) Jalan Budi Utomo Jakarta Pusat.
Kongres tersebut diikuti oleh beberapa perwakilan organisasi pemuda di Hindia Belanda, antara
lain : Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Roekoen, Jong Bataks Bond,
Jong Stundeerenden, Boedi Oetomo, Indonesische Studieclub, dan Muhammadiyah.
Tanggal 17 Agustus ditetapkan sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan berdasarkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 24 tahun 1953 tanggal 1 Januari 1953 tentang Hari-
Hari Libur. Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI diawali dengan menyerah Jepang kepada
Tentara Sekutu, Kemudian Bung Hatta dan Sjahrir datang menemui Bung Karno, apa yang
diduga Bung Hatta ternyata benar, Bung Karno menolak.
Dari uraian rangkaian sejarah kebangsaan di atas, terlihat bahwa kekuatan para Tokoh
Pendiri Bangsa ini (founding fathers), yaitu saat menjelang kemerdekaan untuk menyusun
suatu dasar negara. Pemeluk agama yang lebih besar (mayoritas Islam) menunjukan jiwa
besarnya untuk tidak memaksakan kehendaknya. Bunyi Pembukaan (preambule) yang sekarang
ini, bukan seperti yang dikenal sebagai “Piagam Jakarta”. Hal ini juga terjadi karena tokoh-tokoh
agama Islam yang dengan kebesaran hati (legowo) menerimanya. Di samping itu, komitmen dari
berbagai elemen bangsa ini dan para pemimpinnya dari masa ke masa, Orde Lama, Orde Baru,
dan Reformasi yang konsisten berpegang teguh kepada 4 (empat) konsensus dasar, yaitu
Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
B. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI
Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
C. 4(empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan sidang
BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan bahwa Pancasila merupakan
philosofische grondslag, suatu fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-dalamnya,
merupaan landasan atau dasar bagi negara merdeka yang akan didirikan. Selain berfungsi
sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa, Pancasila juga berfungsi sebagai
bintang pemandu atau Leitstar, sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan hidup bangsa,
sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok bangsa Indonesia
dalam mencapai cita-cita nasional. Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang
dapat mencakup paham-paham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan paham lain
yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri
2. Undang-Undang Dasar 1945
Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945 oleh Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada masa itu Ir Soekarno
menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang beliau sebut Pancasila. Gagasan itu
disampaikan dihadapan panitia BPUPKI pada siang perdana mereka tanggal 28 Mei 1945
dan berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945.
3. Bhineka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa dilontarkan secara lebih nyata masa
Majapahit sebenarnya telah dimulai sejak masa Wisnuwarddhana, ketika aliran Tantrayana
mencapai puncak tertinggi perkembangannya, karenanya Narayya Wisnuwarddhana
didharmakan pada dua loka di Waleri bersifat Siwa dan di Jajaghu (Candi Jago) bersifat
Buddha
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan Bhinna- Ika-Tunggal-Ia
berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara keseluruhannya
memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara Republik
Indonesia.
Lambang NKRI Garuda Pancasila dengan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan
Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 1951, pada tanggal 17 Oktober diundangkan pada
tanggal 28 Oktober 1951 tentang Lambang Negara. Bahwa usaha bina negara baik pada masa
pemerintahan Majapahit maupun pemerintah NKRI berlandaskan pada pandangan sama
yaitu semangat rasa persatuan, kesatuan dan kebersamaan sebagai modal dasar dalam
menegakkan negara.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam sidang
periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV,
meliputi :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan fungsi negara
Indonesia.)
D. Bendera,Bahasa,Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan
1. Bendera
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera
Negara adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat
persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas
berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.
Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal
17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang
Saka Merah Putih
2. Bahasa
Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari
bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa
persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa. Bahasa Indonesia
berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku
bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah
3. Lambang Negara
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lambang
Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Garuda dengan
perisai sebagaimana dimaksud dalam memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang
mewujudkan lambang tenaga pembangunan. Garuda memiliki sayap yang masing- masing
berbulu 17, ekor berbulu 8, pangkal ekor berbulu 19, dan leher berbulu 45.
4. Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lagu
Kebangsaan adalah Indonesia Raya. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah
oleh Wage Rudolf Supratman.
Evaluasi
1. Menurut anda, apakah urgensi ASN harus berwawasan kebangsaan sehingga menjadi
bagian kompetensi ASN ?
Jawaban : ASN harus memiliki wawasan kebangsaan yang baik,Hal ini disebabkan karena
ASN Merupakan wakil dari Negara yang berada di garda terdepan dalam melaksanakan
ajaran didalam wawasan kebangsaan. Dengan kata lain ASN harus mampu menjadi contoh
bagi rakyat pada umumnya karena identitas negara melekat pada diri seorang ASN
2. Uraikan secara singkat sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia !
Jawaban
Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia:
1. Pendirian Organisasi Boedi Oetomo 20 Mei 1908 oleh anak muda di aula stovia
2. Pembentukan organisasi Perhimpunan Indonesia (PI) pada 25 Oktober 1908 di Leiden,
Belanda yang diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto
3. diselenggarakan “Kerapatan Besar Pemuda”, yang kemudian terkenal dengan nama
“Kongres Pemuda I” pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta.
4. Pada 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan.
5. Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan
pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
6. PPKI terbentuk pada 7 Agustus
3. Menurut anda, apakah relevansi 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam mewujudkan profesionalitas ASN ?
Jawaban
Lemhannas RI sendiri memfokuskan untuk membekali 4 konsensus dasar kehidupan
berbangsa dan bernegara yakni Pancasila,Undang-Undang Dasar 1945,Bhineka Tunggal
Ika,dan NKRI dalam mewujudkan profesinalitas ASN
NILAI-NILAI BELA NEGARA

A. Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari
berbagai Ancaman.
Hari bela negara ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28
tahun 2006 tentang Hari Bela Negara tanggal 18 Desember 2006 dengan pertimbangan bahwa
tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia yakni terbentuk
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dalam rangka mengisi kekosongan kepemimpinan.
Nilai dasar Bela Negara, yang meliputi: cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia
pada pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negra dan kemampuan
awal bela negara.
B. Nilai Dasar Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi:
a. cinta tanah air;
b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal Bela Negara.
C. Indikator Nilai Dasar Bela Negara
1. Indikator cinta tanah air
2. Indikator sadar berbangsa dan bernegara
3. Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangsa
4. Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara
5. Indikator kemampuan awal Bela Negara
D. Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN
Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan dan kepentingan nasional,
dengan sikap dan perilaku meliputi :
1. Cinta tanah air bagi ASN
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara bagi ASN
3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara bagi ASN
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara bagi ASN
5. Kemampuan awal Bela negara bagi ASN
Evaluasi
1. Menurut anda, apakah nilai-nilai dasar Beala Negara masih relevan saat ini ?
Jawaban : nilai nilai bela negara adalah cinta akan tanah air, kesadaran untuk berbangsa
dan bernegara dan yakin akan pancasila menjadi dasar untuk kita lebih membela negara
ini. Sikap dan perilakuwarga negara yang didasari oleh kecintaannya kepada NKRI yang
berdasarkan pancasila dan Undang-Undang dasar 1945untuk menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara,pada saat ini masih sangat relevan untuk dilakukan karena semangat
untuk mencintai negara akan selalu ada dan hadir pada sikap dan perilaku warga negara
2. Jelaskan menurut pendapat anda, ancaman yang paling mungkin terjadi saat ini dan
mengancam eksistensi NKRI ?
Jawaban : Ancaman yang paling berbahaya bagi keutuhan NKRI saat ini adalah ancaman
dari internal kita sendiri seperti perpecahan karena isu Suku Agama Ras dan Antar
Golongan (SARA) serta ancaman dari separatisme yang ingin memisahkan diri dari NKRI.
Ancaman dari dalam ini adalah sangat berbahaya karena sulit dideteksi karena akan
menimbulkan kekacauan dan kerusuhan antar anak bangsa.
Sedangkan kalau ancaman dari luar, maka kita punya kecenderungan untuk bersatu
karena kita memiliki common sense sebagai anak bangsa dan memiliki common enemy
( musuh bersama) yang berasal dari luar

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


A. Perspektif Sejarah Negara Indonesia
Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan yang berumur sekitar tiga bulan tersebut,
pemerintahan diwarnai dengan pertentangan mengenai bentuk negara Indonesia. Administrasi
negara tidak dapat menunjukkan peranan yang menonjol dalam upaya menegakkan negara
hukum kepada terciptanya masyarakat yang sejahtera, karena pada masa itu aktivitas
kenegaraan lebih banyak diwarnai oleh pertentangan politik khususnya mengenai paham
bentuk negara. Dengan demikian, menurut Marbun (2001), meskipun KRIS 1949 menganut
paham negara hukum dengan tujuan menciptakan kesejahteraan rakyat, tetapi administrasi
negara tidak memperoleh tempat untuk mengambil posisi sebagai sarana hukum yang
menjembatani pemerintah sebagai adminsitratur negara yang bertugas menyelenggarakan
kesejahteraan umum dengan rakyat sebagai sarana dan tujuannya. Atau dapat dikatakan bahwa
dalam bidang administrasi negara telah terjadi kevakuman yang disebabkan oleh adanya
pergolakan dalam bidang politik sebagai usaha untuk menuju terciptanya kembali bentuk
negara kesatuan sebagaimana diamanatkan oleh Proklamasi 17 Agustus 1945.
B. Makna Kesatuan dalam Sistem Penyelenggaraan Negara
Sebagai sebuah negara kesatuan (unitary state), sudah selayaknya dipahami benar
makna “kesatuan” tersebut. Dengan memahami secara benar makna kesatuan, diharapkan
seluruh komponen bangsa Indonesia memiliki pandangan, tekat, dan mimpi yang sama untuk
terus mempertahankan dan memperkuat kesatuan bangsa dan negara. Filosofi dasar persatuan
dan kesatuan bangsa dapat ditemukan pertama kali dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular
C. Bentuk Negara Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Sebagaimana disebutkan dalam Bab I, pasal 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”. Ini berarti bahwa
Organisasi Pemerintahan Negara Republik Indonesia bersifat unitaris, walaupun dalam
penyelenggaraan pemerintahan kemudian terdesentralisasikan. Sejalan dengan hal tersebut,
maka Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota.
D. Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai
berikut:
1. Perasaan senasib.
2. Kebangkitan Nasional
3. Sumpah Pemuda
4. Proklamasi Kemerdekaan
E. Prinsip-Prinsip Persatuan Dan Kesatuan Bangsa.
Terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita pahami lalu kita amalkan:
1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
4. Prinsip Wawasan Nusantara
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi
F. Nasionalisme
Hans Kohn dalam bukunya Nationalism its meaning and History mendefinisikan
nasionalisme sebagai berikut :Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu tertinggi
harus diserahkan pada negara. Perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai
tumpah darah
G. Kebijakan Publik dalam Format Keputusan dan/atau Tindakan Administrasi
Pemerintahan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (“UU AP”) yang
diberlakukan sejak tanggal 17 Oktober 2014, memuat perubahan penting dalam penyelenggaran
birokrasi pemerintahan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengenai jenis produk hukum dalam administrasi pemerintahan;
2. Pejabat pemerintahan mempunyai hak untuk diskresi;
3. Memperoleh perlindungan hukum dan jaminan keamanan dalam menjalankan tugasnya
H. Landasan Idiil : Pancasila
Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti sebagai
dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam UU No. 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai sumber dari segala
sumber hukum negara. Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945,
tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Rumusan nilai-
nilai dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
K. UUD 1945: Landasan konstitusionil SANKRI
1. Kedudukan UUD 1945
2. Pembukaan UUD 1945 sebagai Norma Dasar (Groundnorms)
Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara
Berdasarkan Penjelasan Umum UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU
ASN), dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan ASN yang profesional,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran
sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Evaluasi

1. Jelaskan kedudukan Pancasila dalam konteks penyelenggaraan negara Indonesia


Jawaban Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam
arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas
dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap materi muatan
kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila
2. Jelaskan kedudukan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
konteks penyelenggaraan negara Indonesia
Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran
lima norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma- norma dasar lainnya
yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi
kerangka dasar hukum SANKRI pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan
negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber
daya manusianya. Konstitusi atau UUD, yang bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
disebut UUD 1945 hasil Amandemen I, II, III dan IV terakhir pada tahun 2002 (UUD 1945)
merupakan hukum dasar tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam hierarkhi peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia.
3. Jelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
Jawaban : nilai keteguhan bangsa, nilai kebanggaan dan penghargaan bangsa, nilai
spiritual dan nilai prinsip dasar negara
4. Jelaskan kedudukan batang tubuh dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Jawaban : Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan
utama dari penjabaran 5 (lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta
norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma
hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem administrasi negara Republik
Indonesia pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan pemerintahan
negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber
daya manusianya.
5. Jelaskan kedudukan dan peran ASN dalam mewujudkan persatuan dan
kesatuan Bangsa Indonesia
ANALISIS ISU KONTEMPORER
A. Perubahan Lingkungan Strategis

Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia. Sebelum membahas mengenai perubahan lingkungan strategis, sebaiknya
perlu diawali dengan memahami apa itu perubahan, dan bagaimana konsep perubahan
dimaksud.

Dalam konteks PNS, berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan
baik fungsi dan tugasnya, yaitu:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundangundangan,
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia
Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa
persyaratan berikut:
1. Mengambil Tanggung Jawab, antara lain dilakukan dengan menunjukkan sikap dan perilaku
yang mencerminkan tetap disiplin dan akuntabilitas, mengakui dan memperbaiki kesalahan
yang dibuat, fair dan berbicara berdasarkan data, menindaklanjuti dan menuntaskan
komitmen, serta menghargai integritas pribadi.
2. Menunjukkan Sikap Mental Positif, antara lain diwujudkan dalam sikap dan perilaku bersedia
menerima tanggung jawab kerja, suka menolong, menunjukkan respek dan membantu orang
lain sepenuh hati, tidak tamak dan tidak arogan, serta tidak bersikap diskriminatif atau
melecehkan orang lain.
3. Mengutamakan Keprimaan, antara lain ditunjukkan melalui sikap dan perilaku belajar terus
menerus, semangat memberi kontribusi melebihi harapan, dan selalu berjuang menjadi lebih
baik.
4. Menunjukkan Kompetensi, antara lain dimanifestasikan dalam bentuk kesadaran diri,
keyakinan diri, dan keterampilan bergaul, mampu mengendalikan diri, menunjukkan
kemampuan bekerja sama, memimpin, dan mengambil keputusan, serta mampu
mendengarkan dan memberi informasi yang diperlukan.
5. Memegang Teguh Kode Etik, antara lain menampilkan diri sesuai profesinya sebagai PNS,
menjaga konfidensialitas, tidak pernah berlaku buruk terhadap masyarakat yang dilayani
maupun rekan kerja, berpakaian sopan sesuai profesi PNS, dan menjunjung tinggi etika-moral
PNS.
B. Perubahan Lingkungan Strategis
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017) ada empat level
lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada level
lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global)
C. Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
Ada enam komponen dari modal manusia (Ancok, 2002), yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Modal intelektual
2. Modal emosional
3. Modal social
4. Modal ketabahan(adversity)
5. Modal etika/moral
6. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani
ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER
A. Korupsi
Sejarah Korupsi
Korupsi dalam sejarah dunia sebagaimana yang dikemukakan oleh Hans G. Guterbock,
“Babylonia and Assyria” dalam Encyclopedia Brittanica bahwa dalam catatan kuno telah
diketemukan gambaran fenomena penyuapan para hakim dan perilaku korup lainnya dari para
pejabat pemerintah. Di Mesir, Babilonia, Ibrani, India, Yunani dan Romawi Kuno korupsi adalah
masalah serius. Pada zaman kekaisaran Romawi Hammurabi dari Babilonia yang naik tahta
sekitar tahun 1200 SM telah memerintahkan seorang Gubernur provinsi untuk menyelidiki
perkara penyuapan. Shamash, seorang raja Assiria (sekitar tahun 200 sebelum Masehi) bahkan
tercatat pernah menjatuhkan pidana kepada seorang hakim yang menerima uang suap
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
beserta revisinya melalui UndangUndang Nomor 20 tahun 2001. Secara substansi Undangundang
Nomor 31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai modus operandi tindak pidana korupsi sebagai
tindak pidana formil, memperluas pengertian pegawai negeri sehingga pelaku korupsi tidak
hanya didefenisikan kepada orang perorang tetapi juga pada korporasi, dan jenis penjatuhan
pidana yang dapat dilakukan hakim terhadap terdakwa tindak pidana korupsi adalah Pidana Mati,
Pidana Penjara, dan Pidana Tambahan.
B. Narkoba
1. Pengertian Narkoba
Menurut Online Etymology Dictionary, perkataan narkotika berasal dari bahasa Yunani
yaitu ”Narke” yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Sebagian orang
berpendapat bahwa narkotika berasal dari kata ”Narcissus” yang berarti jenis tumbuh-
tumbuhan yang mempunyai bunga yang membuat orang tidak sadarkan diri. Narkotika dan
Obat Berbahaya, serta napza (istilah yang biasa digunakan oleh Kemenkes) yang merupakan
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Kemenkes, 2010). Kedua istilah
tersebut dapat menimbulkan kebingungan. Dunia internasional (UNODC) menyebutnya
dengan istilah narkotika yang mengandung arti obatobatan jenis narkotika, psikotropika dan
zat adiktif lainnya. Sehingga dengan menggunakan istilah narkotika berarti telah meliputi
narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya.
2. Penggolongan Narkoba
Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika membedakan narkotika ke
dalam tiga golongan yaitu (RI, 2009): -
1. Golongan I yang ditujukan untuk ilmu pengetahuan dan bukan untuk pengobatan dan
sangat berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Contoh 1. Opiat: morfin, heroin,
petidin, candu. 2. Ganja atau kanabis, marijuana, hashis. 3. Kokain: serbuk kokain, pasta
kokain, daun koka;
2. Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan dan berpotensi tinggi
menyebabkan ketergantungan. Contoh morfin dan petidin; serta
3. Golongan III berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh kodein.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika dibedakan ke dalam empat golongan, yaitu (RI, 2009):
1. Golongan I hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak untuk terapi
serta sangat berpotensi mengakibatkan ketergantungan. Contoh ekstasi, LSD;
2. Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh amfetamin, shabu, metilfenidat atau 43 ritalin;
3. Golongan III berkhasiat pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi sedang
mengakibatkan ketergantungan. Contoh pentobarbital, flunitrazepam;
4. Golongan IV berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan untuk pelayanan kesehatan
serta berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh diazepam, bromazepam.
3. Sejarah Narkotika
 Perang Candu I Pada Tahun 1839 – 1842 Dan Perang Candu Ii Pada Tahun 1856 – 1860
Inggris dan Perancis (Eropa) melancarkan perang candu ke China, dengan
membanjiri candu (opium). Perang nirmiliter ini ditandai dengan penyelundupan Candu
ke China. Membanjirnya Candu ke China berdampak melemahnya rakyat China yang juga
berdampak pada Kekuatan Militer China.
 Perang Saudara Di Amerika Serikat 1856
Inggris dan Perancis (Eropa) melancarkan perang candu ke China, dengan
membanjiri candu (opium). Perang nirmiliter ini ditandai dengan penyelundupan Candu
ke China. Membanjirnya Candu ke China berdampak melemahnya rakyat China yang juga
berdampak pada Kekuatan Militer China. Narkoba jenis morphin sudah dipakai untuk
keperluan perang saudara di Amerika Serikat, Morphin digunakan militer untuk obat
penghilang rasa sakit apabila terdapat serdadu / tentara yang terluka akibat terkena
peluru senjata api.
 Indonesia Atau Nusantara
Orang-orang di pulau Jawa ditengarai sudah menggunakan opium. Pada abad ke-17 terjadi
perang antara pedagang Inggris dan VOC untuk memperebutkan pasar Opium di Pulau
Jawa. Pada tahun 1677 VOC memenangkan persaingan ini dan berhasil memaksa Raja
Mataram, Amangkurat II untuk menandatangani perjanjian yng sangat menentukan, yaitu:
“Raja Mataram memberikan hak monopoli kepada Kompeni untuk memperdagangkan
opium di wilayah kerajaannya”.
4. Tindak Pidana Narkotika
Tindak Pidana Narkotika adalah kejahatan induk atau kejahatan permulaan dan tidak
berdiri sendiri, artinya Kejahatan narkotika biasanya diikuti dengan kejahatan lainnya atau
mempunyai kejahatan turunan. Kejahatan narkotika bisa terkait dengan kejahatan Terorisme,
Kejahatan Pencucian Uang, Kejahatan Korupsi atau Gratifikasi, Kejahatan Perbankan,
Permasalahan Imigran Gelap atau Kejahatan Penyelupan Manusia (People Smuggling) atau
bahkan terkait dengan Pemberontak atau gerakan memisahkan dari suatu negara berdaulat
(Gerakan Separatisme) serta sebagai alat untuk melemahkan bahkan memusnahkan suatu
negara yang dikenal dengan Perang Candu. Ancaman dari pada tindak pidana penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkotika yang terjadi di Indonesia sudah pada tingkat yang
memperihatinkan, dan apabila digambarkan tingkat ancamannya sudah tidak pada tingkat
ancaman Minor, Moderat, 49 ataupun Serius, tetapi sudah pada tingkat ancaman yang
tertinggi, yaitu tingkat ancaman Kritis
C. Terorisme dan Radikalisme
1. Terorisme
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan
korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap
objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan
motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan
Definisi dan Munculnya Terorisme
Kata “teroris” dan terorisme berasal dari kata latin “terrere” yang kurang lebih berarti
membuat gemetar atau menggetarkan. Kata teror juga bisa menimbulkan kengerian akan tetapi
sampai dengan saat ini belum ada definisi terorisme yang bisa diterima secara universal. Pada
dasarnya istilah terorisme merupakan sebuah konsep yang memiliki konotasi yang sensitif
karena 68 terorisme mengakibatkan timbulnya korban warga sipil yang tidak berdosa.

Berikut ini adalah potensi-potensi terorisme:


 Terorisme yang dilakukan oleh negara lain di daerah perbatasan Indonesia. Beberapa kali
negara lain melakukan pelanggaran masuk ke wilayah Indonesia dengan menggunakan
alat-alat perang, sebenarnya itu adalah bentuk terorisme. Lebih berbahaya lagi seandainya
negara di tetangga sebelah melakukan terorisme dengan memanfaatkan warga Indonesia
yang tinggal di perbatasan yang kurang perhatan dari pemerintah, memliki jiwa
nasionalisme yang kurang dan tuntutan kebutuhan ekonomi.
 Terorisme yang dilakukan oleh warga negara yang tidak puas atas kebijakan negara.
Misalnya bentuk-bentuk teror di Papua yang dilakukan oleh OPM. Tuntutannya
ditarbelakangi keinginan untuk mengelola wilayah sendiri tanpa campur tangan
pemerintah. Perhatian pemerintah yang dianggap kurang menjadi alasan untuk
memisahkan diri demi kesejahteraan masyarakat. Terorisme jenis ini disebut juga aksi
separatisme, dan secara khusus teror dilakukan kepada warga yang bersebrangan dan
aparat keamana
 Terorisme yang dilakukan oleh organisasi dengan dogma dan ideologi tertentu. Pemikiran
sempit dan pendek bahwa ideologi dan dogma yang berbeda perlu ditumpas menjadi latar
belakang terorisme. Pelaku terorisme ini biasanya menjadikan orang asing dan pemeluk
agama lain sebagai sasaran.
 Terorisme yang dilakukan oleh kaum kapitalis ketika memaksakan bentuk atau pola bisnis
dan investasi kepada masyarakat. Contoh nyata adalah pembebasan lahan masyarakat
yang digunakan untuk perkebunan atau pertambangan tidak jarang dilakukan dengan
cara yang tidak elegan. Terorisme bentuk ini tidak selamanya dengan kekerasan, tetapi
kadang dengan bentuk teror sosial, misalnya dengan pembatasan akses masyarakat.
 Teror yang dilakukan oleh masyarakat kepada dunia usaha, beberapa demonstrasi oleh
masyarakat yang ditunggangi oleh provokator terjadi secara anarkis dan menimbulkan
kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. Terlepas dari siapa yang salah, tetapi budaya
kekerasan yang dilakukan oleh masyarakat adalah suatu bentuk teror yang mereka
pelajari dari kejadian-kejadian yang sudah terjadi.
Tindak Pidana Terorisme
Menurut Loudewijk F. Paulus karakteristik terorisme dapat ditinjau dari dua
karakteristik, yaitu: Pertama, karakteristik organisasi yang 73 meliputi: bentuk organisasi,
rekrutmen, pendanaan dan hubungan internasional. Karakteristik Operasi yang meliputi:
perencanaan, waktu, taktik dan kolusi. Karakteristik perilaku: motivasi, dedikasi, disiplin,
keinginan membunuh dan keinginan menyerah hidup-hidup. Karakteristik sumber daya yang
meliputi: latihan/kemampuan, pengalaman perorangan di bidang teknologi, persenjataan,
perlengkapandan transportasi.
Terorisme Internasional
Terorisme internasional adalah bentuk kekerasan politik yang melibatkan warga atau
wilayah lebih dari satu negara. Terorisme internasional juga dapat diartikan sebagai tindakan
kekerasan yang dilakukan di luar ketentuan diplomasi internasional dan perang. Tindakan
teror itu dimotivasi oleh keinginan mempengaruhi dan mendapatkan perhatian masyarakat
dunia terhadap aspirasi yang diperjuangkan.
Menurut Audrey Kurth Cronin, saat ini terdapat empat tipe kelompok teroris yang beroperasi
di dunia, yakni:
1) Teroris sayap kiri atau left wing terrorist, merupakan kelompok yang menjalin
hubungan dengan gerakan komunis;
2) Teroris sayap kanan atau right wing terrorist, menggambarkan bahwa mereka
terinspirasi dari fasisme
3) Etnonasionalis atau teroris separatis, atau ethnonationalist/separatist terrorist,
merupakan gerakan separatis yang mengiringi gelombang dekoloniasiasi setelah perang
dunia kedua;
4) Teroris keagamaan atau “ketakutan”, atau religious or “scared” terrorist, merupakan
kelompok teroris yang mengatasnamakan agama atau agama menjadi landasan atau
agenda mereka
Kemudian dalam hal lain pemetaan penyebaran terorisme internasional dapat dilihat dari sudut
pandang levelnya, maka 78 terorisme dapat dibagi menjadi level atau tahapan sebagai berikut:
Level negara atau state, kelompok teroris ini berkembang pada level negara dan

keberadaannya mengancam negara tersebut seperti, Irish Republican Army (IRA)
bekerjasama dengan separatis Basque
 Level kawasan atau regional, kelompok teroris ini berkembang pada level regional dan
keberadaanya tidak hanya mengancam suatu negara tapi juga mengancam negara lain
yang menjalin kerjasama dengan negara tersebut seperti di Indonesia dalam kurun
waktu 2002-2009
 Level internasional atau global, kelompok teroris yang berkembang pada level
international.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi 60/288 tahun 2006 tentang
UN Global Counter Terrorism Strategy yang berisi empat pilar strategi global pemberantasan
terorisme, yaitu :
1. pencegahan kondisi kondusif penyebaran terorisme;
2. langkah pencegahan dan memerangi terorisme;
3. peningkatan kapasitas negara-negara anggota untuk mencegah dan memberantas
terorisme serta penguatan peran sistem PBB; dan
4. penegakan hak asasi manusia bagi semua pihak dan penegakan rule of law sebagai dasar
pemberantasan terorisme. Selain itu, PBB juga telah menyusun High-Level Panel on
Threats, Challenges, and Change yang menempatkan terorisme sebagai salah satu dari
enam kejahatan yang penanggulangannya memerlukan paradigma baru
2. Radikal dan Radikalisme
Secara etimologis, kata radikal berasal dari radices yang berarti a concerted attempt to
change the status quo (David Jarry, 1991). Pengertian ini mengidentikan term radikal dengan
nuansa yang politis, yaitu kehendak untuk mengubah kekuasaan. Istilah ini mengandung
varian pengertian, bergantung pada perspektif keilmuan yang menggunakannya. Dalam studi
filsafat, istilah radikal berarti “berpikir secara mendalam hingga ke akar persoalan”. Istilah
radikal juga acap kali disinonimkan dengan istilah fundamental, ekstrem, dan militan. Istilah
ini berkonotasi ketidaksesuaian dengan kelaziman yang berlaku.
Ragam Radikalisme Radikalisme memiliki berbagai keragaman, antara lain:
1. Radikal Gagasan: Kelompok ini memiliki gagasan radikal, namun tidak ingin menggunakan
kekerasan. Kelompok ini masih mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia. 100
2. Radikal Milisi: Kelompok yang terbentuk dalam bentuk milisi yang terlibat dalam konflik
komunal. Mereka masih mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Radikal Separatis: Kelompok yang mengusung misi-misi separatisme/ pemberontakan.
Mereka melakukan konfrontasi dengan pemerintah.
4. Radikal Premanisme: Kelompok ini berupaya melakukan kekerasan untuk melawan
kemaksiatan yang terjadi di lingkungan mereka. Namun demikian mereka mengakui
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Lainnya: Kelompok yang menyuarakan kepentingan kelompok politik, sosial, budaya,
ekonomi, dan lain sebagainya.
6. Radikal Terorisme: Kelompok ini mengusung cara-cara kekerasan dan menimbulkan rasa
takut yang luas. Mereka tidak mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ingin
mengganti ideologi negara yang sah dengan ideologi yang mereka usung
Hubungan Radikalisme dan Terorisme
Terorisme sebagai kejahatan luar biasa jika dilihat dari akar perkembangannya sangat
terhubung dengan radikalisme. Untuk memahami Hubungan konseptual antara radikalisme
dan terorisme dengan menyusun kembali definsi istilah-istilah yang terkait.
Radikalisasi adalah faham radikal yang mengatasnamakan agama / Golongan dengan
kecenderungan memaksakan kehendak, keinginan menghakimi orang yang berbeda dengan
mereka, 101 keinginan keras merubah negara bangsa menjadi negara agama dengan
menghalalkan segala macam cara (kekerasan dan anarkisme) dalam mewujudkan keinginan.
Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat
revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan
(violence) dan aksi-aksi yang ekstrem. Ciri-ciri sikap dan paham radikal adalah: tidak toleran
(tidak mau menghargai pendapat &keyakinan orang lain); fanatik (selalu merasa benar
sendiri; menganggap orang lain salah); eksklusif (membedakan diri dari umat umumnya); dan
revolusioner (cenderung menggunakan cara kekerasan untuk mencapai tujuan).
Radikal Terorisme adalah suatu gerakan atau aksi brutal mengatasnamakan ajaran agama/
golongan, dilakukan oleh sekelompok orang tertentu, dan agama dijadikan senjata politik
untuk menyerang kelompok lain yang berbeda pandangan. “Kelompok radikal-teroris sering
kali mengklaim mewakili Tuhan untuk menghakimi orang yang tidak sefaham dengan
pemikiranya,”
Radikalisme memiliki latar belakang tertentu yang sekaligus menjadi faktor
pendorong munculnya suatu gerakan radikalisme. Faktor-faktor pendorong tersebut,
diantaranya adalah
1. Faktor-faktor sosial politik.
2. Faktor emosi keagamaan.
3. Faktor kultural
4. Faktor ideologis anti westernisme
5. Factor kebijakan pemerintah
Pencegahan Tindak Pidana Terorisme
Kesiapsiagaan nasional
 pemberdayaan masyarakat
 peningkatan kemampuan aparatur
 perlindungan dan peningkatan sarana prasarana
 pengembangan kajian Terorisme
 pemetaan wilayah rawan paham radikal Terorisme
Kontra radikalisasi
 kontra narasi
 kontra propaganda
 kontra ideologi
Deradikalisasi
 identifikasi dan penilaian
 reintegrasi sosial
 rehabilitasi melalu pembinaan wawasan kebangsaan,keagamaan dan kewirausahaan
3. Money Laundring
1. Pencucian uang
Istilah “money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas
pencucian uang. Terjemahan tersebut 117 tidak bisa dipahami secara sederhana (arti
perkata) karena akan menimbulkan perbedaan cara pandang dengan arti yang populer,
bukan berarti uang tersebut dicuci karena kotor seperti sebagaimana layaknya mencuci
pakaian kotor. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu sejarah munculnya
money laundering dalam perspektif sebagai salah satu tindak kejahatan
2. Sejarah Pencucian Uang
Sejak tahun 1980-an praktik pencucian uang sebagai suatu tindak kejahatan telah
menjadi pusat perhatian dunia barat, seperti negara-negara maju yang tergabung dalam
G-8, terutama dalam konteks kejahatan peredaran obat-obat terlarang (narkotika dan
psikotropika)
Laporan PBB tahun 1993 mengungkapkan bahwa ciri khas mendasar pencucian
harta kekayaan hasil kejahatan yang juga meliputi operasi kejahatan terorganisir dan
transnasional adalah bersifat global, fleksibel dan sistem operasinya berubah-ubah,
pemanfaatan fasilitas yang teknologi canggih serta bantuan tenaga profesional, kelihaian
para operator dan sumber dana yang besar untuk memindahkan dana-dana haram itu
dari satu negara ke negara lain yang dilakukan oleh para pelaku tertentu dan posisi yang
istimewa
money laundering (pencucian uang) merupakan salah satu bentuk kejahatan “kerah
putih” sekaligus dapat dikategorikan sebagai kejahatan serius (serious crime) dan
merupakan kejahatan lintas batas negara (transnational crime). Istilah “money
laundering” pertama kali muncul pada tahun 1920-an ketika para Mafia di Amerika
Serikat mengakuisisi atau membeli usaha/bisnis jasa Laundromats (mesin pencuci
otomatis).
Kasus Henry Every (1690-an) Henry Every adalah pimpinan bajak laut yang cukup
terkenal pada abad ke-17 di daratan Eropa. Dari kegiatan pembajakan itu, ia dan hasil
komplotannya berhasil memperoleh uang yang cukup banyak. Hasil pembajakan
terakhirnya diperoleh dari kapal Portugis Gung-i-Suwaie, senilai £325.000 atau saat ini
senilai sebesar $400.000.000. Henry Every diduga telah menawarkan pembayaran
hutang nasional Inggris, dan sebagai imbalannya berupa penghapusan hukuman
terhadapnya
Kasus William Kidd (1680-an) Meskipun berisiko, pembajak laut pada abad ke-18
cukup pesat perkembangannya. Banyak para pelaut yang akhirnya menjadi pembajak
laut dengan alasan agar bisa memperoleh uang dengan cara mudah, mendapatkan
kebebasan atau hanya ingin melepaskan dari disiplin yang terlalu keras yang diterapkan
suatu kapal pedagang (naval). Beberapa pelaut menjadi pembajak laut hanya karena
faktor kebetulan. Kapten William Kidd mulanya menjadi seorang pemburu bajak laut,
yang bertugas menangkap para pembajak laut yang membajak dan memburu awak
kapal-kapal Inggris, dimana salah satunya pembajak tersebut adalah Henry Every.
William Kidd akhirnya menjadi “orang jahat”, tetapi cepat mendapatkan harta karun
yang dimiliki sendiri. Meskipun Kidd diyakini telah menguburkan harta karunnya
setidaknya dalam satu kali, akan tetapi, seperti halnya kebanyakan pembajak laut, Kidd
sebenarnya memiliki skema pencucian uang yang cukup solid. Berbeda dengan Henry
Every sebagai pembajak laut yang tidak memiliki kemampuan untuk memutihkan uang
yang berasal dari hasil-hasil kejahatannya
Kasus Alphonse Capone (1920-an) Terungkapnya kejahatan Alponse Gabriel Capone
merupakan momen peringatan yang sangat penting bagi pelaku kejahatan terorganisir
dimana pun di atas dunia ini. Al Capone adalah sesorang kriminal yang meniti karir
hingga sampai pada kejayaannya dengan mendirikan suatu organisasi yang
menghasilkan keuntungan sekitar US$ 100 juta per tahun.
Kasus Watergate (1970-an)
Menurut perspektif Gedung Putih, penahanan atas lima pelaku kasus Watergate
merupakan kabar buruk, namun permasalahan tersebut tidak terlalu serius. James
McCord adalah salah satu pelaku yang pada saat itu menjadi petugas keamanan untuk
Komite Pemilihan Ulang Presiden, sedangkan keempat pelaku lainnya adalah orang
Amerika keturunan Kuba dari Miami
Dampak negatif pencucian uang
Adapun dampak negatif pencucian uang secara garis besar dapat dikategoikan dalam
delapan poin sebagai berikut, yakni:
1) merongrong sektor swasta yang sah;
2) merongrong integritas pasar-pasar keuangan;
3) hilangnya kendali pemerintah terhadap kebijakan ekonomi;
4) timbulnya distorsi dan ketidakstabilan ekonomi;
5) hilangnya pendapatan negara dari sumber pembayaran pajak;
6) risiko pemerintah dalam melaksanakan program privatisasi;
7) merusak reputasi negara; dan
8) menimbulkan biaya sosial yang tinggi.
Proses dan metode pencucian uang
Metode-metode yang biasayan dipakai adalah sebagai berikut:
1. Buy and sell conversion
2. Offshore conversion
3. Legitimate business conversion
Tahapan pencucian uang
Secara umum, ketiga tahapan tipologi tersebut adalah:
1. Penempatan (placement)
2. Pemisahan/pelapisan (layering)
3. Penggabungan (integration)
4. Proxy War
Sejarah Proxy War
Sejarahnya Perang proksi telah terjadi sejak zaman dahulu sampai dengan saat ini
yang dilakukan oleh negara-negara besar menggunakan aktor negara maupun aktor non
negara. Kepentingan nasional negara negara besar dalam rangka struggle for power dan
power of influence mempengaruhi hubungan internasional. Proxy war memiliki motif dan
menggunakan pendekatan hard power dan soft power dalam mencapai tujuannya
Menurut pengamat militer dari Universitas Pertahanan, Yono Reksodiprojo
menyebutkan Proxy War adalah istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara, di
mana negara tersebut tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena
melibatkan ‘proxy’ atau kaki tangan. Perang Proksi merupakan bagian dari modus perang
asimetrik, sehingga berbeda jenis dengan perang konvensional. Perang asimetrik bersifat
irregular dan tak dibatasi oleh besaran kekuatan tempur atau luasan daerah pertempuran.
Perang proxy memanfaatkan perselisihan eksternal atau pihak ketiga untuk menyerang
kepentingan atau kepemilikan teritorial lawannya.
Sasaran proxy war
Mematikan kesadaran suatu bangsa dengan cara menghilangkan identitas atau
ideologi atau keyakinan suatu bangsa yang pada gilirannya akan menghilangkan identitas
diri. Bangsa tanpa kesadaran, tanpa identitas, tanpa ideologi sama dengan bangsa yang
sudah rubuh sebelum perang terjadi.

5. Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, Dan Hoax)


Pengantar Sejarah
DeFleur & DeFleur (2016), membagi perkembangan komunikasi massa dalam lima
tahapan revolusi dengan penggunaan media komunikasi sebagai indikatornya, yaitu
1. komunikasi massa pada awalnya zaman manusia masih menggunakan tanda,
isyarat sebagai alat komunikasinya,
2. pada saat digunakannya bahasa dan percakapan sebagai alat komunikasi,
3. saat adanya tulisan sebagai alat komunikasinya,
4. era media cetak sebagai alat komunikasi, dan
5. era digunakannya media massa sebagai alat komunikasi bagi manusia.
Komunikasi Massa
Komunikasi massa sejatinya merupakan bagian dari sejarah perkembangan
peradaban manusia. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi satu sama lain,
bertukar pesan dan menyampaikan informasi melalui media tertentu. Adapun yang 198
dimaksud dengan komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang (Bittner, 1977). Pengertian lain dari Jalaludin Rahmat
(2000) yang menjelaskan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang
tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang
sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Adapun ciri-ciri pokok komunikasi massa seperti yang dijelaskan oleh Noelle-
Neumann (1973), adalah sebagai berikut:
1. Tidak langsung (harus melalui media teknis)
2. Satu arah (tidak ada interaksi antar komunikan)
3. Terbuka (ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonim)
4. Publik tersebar secara geografis
Selain berfungsi dalam menyampaikan pesan secara umum kepada publik, komunikasi
massa juga berfungsi dalam melakukan transmisi pengetahuan, nilai, norma maupun budaya
kepada publik yang menerima pesan. Lebih lanjut Wright (1985) menjelaskan beberapa sifat
pelaku dalam komunikasi massa sebagai berikut :
Media Massa

Adapun yang dimaksud dengan media dalam komunikasi massa adalah media massa
yang merupakan segala bentuk media atau sarana komunikasi untuk menyalurkan dan 200
mempublikasikan berita kepada publik atau masyarakat. Media massa dalam konteks
jurnalistik pada dasarnya terbagi atas tiga jenis media, yaitu: 1. Media cetak, berupa surat
kabar, tabloid, majalah, buletin, dan sebagainya 2. Media elektronik, yang terdiri atas radio
dan televisi 3. Media online, yaitu media internet seperti website, blog, portal berita, dan
media sosial.
Media Massa vs Media Sosial
Media massa juga pada umumnya hanya melakukan komunikasi satu arah, dan para
penerima informasinya tidak dapat berkontribusi secara langsung. Karakeristik lainnya
bahwa komunikatornya pun lazimnya 201 bersifat melembaga. Sifat kelembagaan
komunikator dalam proses komunikasi massa disebabkan oleh melembaganya media yang
digunakan dalam menyampaikan pesan komunikasinya. Mereka berbicara atas nama
lembaga tempat dimana mereka berkomunikasi sehingga pada tingkat tertentu,
kelembagaan tersebut dapat berfungsi sebagai fasilitas sosial yang dapat ikut mendorong
komunikator dalam menyampaikan pesan-pesannya. Sedangkan media sosial, baik pemberi
informasi maupun penerimanya seperti bisa memiliki media sendiri. Media sosial
merupakan situs di mana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung
dengan kolega atau publik untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Media sosial
memfasilitasi adanya komunikasi dua arah antara pemberi pesan dan penerima pesan dalam
waktu yang cepat dan tak terbatas. Beberapa contoh media sosial diantaranya facebook,
blog, twitter, dsb. Perbedaan mendasar lainnya adalah ada sifat objektivitas pesan yang
disampaikan dalam media masing-masing. Media massa cenderung memuat pesan dengan
tingkat objektivitas yang lebih tinggi, walaupun dalam beberapa kasus dimensi subjektifnya
juga kuat. Dalam media sosial setiap penggunanya memiliki hak dan kebebasan untuk
menyuarakan apapun, sekalipun pesan yang disampaikannya merupakan kritik, keluhan,
opini dan bentuk pesan lainnya yang bersifat sangat subjektif.
Bentuk Tindak Kejahatan dalam Komunikasi Massa
Beberapa tipe kejahatan yang Calhoun, Light, dan Keller (1995) menjelaskan adanya
empat tipe kejahatan yang terjadi di masyarakat, yaitu :
1. White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih)
2. Crime Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban)
3. Organized Crime (Kejahatan Terorganisir)
4. Corporate Crime (Kejahatan Korporasi)
Beberapa contoh kasus yang menyeret para pengguna media sosial dalam pelanggaran
peraturan perundangan terkait komunikasi massa, pada umumnya merupakan tindakan,
sikap atau perilaku berupa keluhan atas suatu jenis pelayanan, atau 205 hanya berupa opini
pribadi yang terlanjur masuk ke ruang publik. Beberapa kasus dapat dilihat sebagai berikut :
1. Pencemaran nama baik
2. Penistaan agama atau keyakinan tertentu
3. Penghinaan kepada etnis dan budaya tertentu
Beberapa tips bagaimana cara untuk memahami peraturan perundangan terkait
komunikasi massa, dapat dilakukan dengan mengikuti petunjuk berikut ini:
1. Cermati dan pilih salah satu dari peraturan perundangan yang disebutkan diatas
2. Lakukan diskusi dan pendalaman dengan membahas pasal-pasal kritikal terkait kejahatan
dalam komunikasi massa yang mungkin terjadi.
3. Buatlah poin-poin penting dan kritis terkait kondisi yang terjadi saat ini.
Berangkat dari perkembangan dinamika komunikasi massa dan peraturan
perundangan di atas, maka beberapa jenis kejahatan yang paling sering terjadi pada konteks
komunikasi massa adalah cyber crime, hate speech dan hoax. Masing-masing memiliki
dampak langsung dan tidak langsung terhadap publik, seperti diraikan berikut ini :
 Cyber crime
Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan
beroperasi di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan
internet. Pelakunya pada umumnya harus menguasai teknik komputer, algoritma,
pemrograman dan sebagainya, sehingga mereka mampu menganalisa sebuah sistem
dan mencari celah agar bisa masuk, merusak atau mencuri data atau aktivitas
kejahatan lainnya
Terdapat beberapa jenis cyber crime yang dapat kita golongkan berdasarkan
aktivitas yang dilakukannya seperti dijelaskan berikut ini yang dirangkum dari
berbagai sumber.
1. Unauthorized Access Ini merupakan kejahatan memasuki atau menyusup ke dalam
suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin, atau tanpa
sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya.
2. Illegal Contents Kejahatan ini dilakukan dengan cara memasukkan data atau
informasi ke internet tentang suatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat
dianggap sebagai melanggar hukum atau menggangu ketertiban pada masyarakat
umum, contohnya adalah penyebaran pornografi atau berita yang tidak benar.
3. Penyebaran virus Penyebaran virus pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan sebuah email atau media lainnya guna melakukan penyusupan,
perusakan atau pencurian data
4. Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion Cyber Espionage merupakan sebuah
kejahatan dengan cara memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan
mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer pihak
sasaran. Sabotage and Extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan
dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data,
program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan
internet.
5. Carding Carding merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu
kredit milik orang lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet.
6. Hacking dan Cracker Hacking adalah kegiatan untuk mempelajari sistem komputer
secara detail sampai bagaimana menerobos sistem yang dipelajari tersebut.
Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari
pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing,
menyebarkan virus, hingga pelumpuhan target sasaran.
7. Cybersquatting and Typosquatting Cybersquatting merupakan sebuah kejahatan
yang dilakukan dengan cara mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain
dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga
yang lebih mahal. Sedangkan 212 typosquatting adalah kejahatan dengan
membuat domain plesetan yaitu domain yang mirip dengan nama domain orang
lain.
8. Cyber Terorism Tindakan cybercrime termasuk cyber terorism yang mengancam
pemerintah atau kepentingan orang banyak, termasuk cracking ke situs resmi
pemerintah atau militer.
Hate speech
Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang
disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik
merupakan salah satu bentuk kejahatan dalam komunikasi massa. Dengan
berkembangnya teknologi informasi, serta kemampuan dan akses pengguna media
yang begitu luas, maka ujaran-ujaran kebencian yang tidak terkontrol sangat mungkin
terjadi. Apalagi dengan karakter anonimitas yang menyebabkan para pengguna
merasa bebas untuk menyampaikan ekspresi tanpa memikirkan efek samping atau
dampak langsung terhadap objek atau sasaran ujaran kebencian
Hoax
Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau
bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu
domba kelompok-kelompok yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak
benar. Pelaku hoax dapat dikategorikan dua jenis, yaitu pelaku aktif dan pasif. Pelaku
aktif melakukan atau menyebarkan berita palsu secara aktif membuat berita palsu dan
sengaja menyebarkan informasi yang salah mengenai suatu hal kepada publik.
Sedangkan pelaku pasif adalah individu atau kelompok yang secara tidak sengaja
menyebarkan berita palsu tanpa memahami isi atau terlibat dalam pembuatannya
Membangun Kesadaran Positif menggunakan Media Komunikasi
Beberapa teori dampak media massa dapat menjelaskan alasannya sebagai berikut:
1. Teori Kultivas
2. Spiral Keheningan (Spiral of Silence)
3. Teori Pembelajaran Sosial
4. Agenda Setting
5. Determinasi Media
6. Hegemoni
Berikut ini beberapa tips dalam menggunakan media sosial agar terhindar dari risiko
pelanggaran hukum:
1. Memahami regulasi yang ada.
2. Menegakan etika ber-media sosial
3. Memasang identitas asli diri dengan benar.
4. Cek terlebih dahulu kebenaran informasi yang akan dibagikan (share) ke publik
5. Lebih berhati-hati bila ingin memposting hal-hal atau data yang bersifat pribadi.
TEKNIK ANALISIS ISU
Memahami Isu Kritikal
Pemahaman tentang isu kritikal, sebaiknya perlu diawali dengan mengenal pengertian
isu. Secara umum isu diartikan sebagai suatu fenomena/kejadian yang diartikan sebagai
masalah, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang
dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin
kebenarannya; kabar angin; desas desus. Selanjutnya Kamus “Collins Cobuild English
Language Dictionary” (1987), mengartikan isu sebagai: (1). “An important subject that
people are discussing or arguing about” (2). “When you talk about the issue, you are 223
referring to the really important part of the thing that you are considering or discussing
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat
urgensinya, yaitu
1. Isu saat ini (current issue)
2. Isu berkembang (emerging issue), dan
3. Isu potensial.
Pendekatan lain dalam memahami apakah isu yang dianalisis tergolong isu kritikal
atau tidak adalah dengan melakukan “issue scan”, yaitu teknik untuk mengenali isu
melalui proses scanning untuk mengetahui sumber informasi terkait isu tersebut sebagai
berikut:
1. Media scanning, yaitu penelusuran sumber-sumber informasi isu dari media
seperti surat kabar, majalah, publikasi, jurnal 225 profesional dan media
lainnya yang dapat diakses publik secara luas.
2. Existing data, yaitu dengan menelusuri survei, polling atau dokumen resmi dari
lembaga resmi terkait dengan isu yang sedang dianalisis.
3. Knowledgeable others, seperti profesional, pejabat pemerintah, trendsetter,
pemimpin opini dan sebagainya
4. Public and private organizations, seperti komisi independen, masjid atau gereja,
institusi bisnis dan sebagainya yang terkait dengan isu-isu tertentu
5. Public at large, yaitu masyarakat luas yang menyadari akan satu isu dan secara
langsung atau tidak langsung terdampak dengan keberadaan isu tersebut.
Teknik-Teknik Analisis Isu
1. Teknik Tapisan Isu
Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya
menggunakan teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria;
Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan. Aktual artinya isu tersebut benar-
benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya
Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut
memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya
secara komperehensif, dan Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan,
dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Alat bantu tapisan lainnya
misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG atau tidak sangat USG.
Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera
2. Teknik Analisis Isu
Dari sejumlah isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan, selanjutnya dilakukan
analisis secara mendalam isu yang telah memenuhi kriteria AKPK atau USG atau teknik
tapisan lainnya dengan menggunakan alat bantu dengan teknik berpikir kritis, misalnya
menggunakan system berpikir mind mapping, fishbone, SWOT, tabel frekuensi, analisis
kesenjangan, atau sekurangnya-kurangnya menerapkan kemampuan berpikir hubungan
sebab-akibat untuk menggambarkan akar dari isu atau permasalahan, aktor dan peran
aktor, dan alternatif pemecahan isu yang akan diusulkan. Beberapa alat bantu
menganalisis isu disajikan sebagai berikut:
a. Mind Mapping
Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan
(DePorter, 2009: 153). Mind mapping merupakan cara mencatat yang
mengakomodir cara kerja otak secara natural.
Menurut DePorter (2009:172), selain dapat meningkatkan daya ingat terhadap
suatu informasi, mind mapping juga mempunyai manfaat lain, yaitu sebagai
berikut:
1. Fleksibel
2. Dapat Memusatkan Perhatian Dengan peta pikiran
3. Meningkatkan Pemahaman Dengan peta pikiran
4. Menyenangkan Imajinasi dan kreativitas Anda

Dalam melakukan teknik mind mapping, terdapat 7 langkah pemetaan sebagai


berikut.
1. Mulai dari Bagian Tengah
2. Menggunakan Gambar atau Foto.
3. Menggunakan Warna Bagi otak
4. Menghubungkan Cabang-cabang Utama ke Gambar Pusat
5. Membuat Garis Hubung yang Melengkung
6. Menggunakan Satu Kata
7. Menggunakan Gambar

b. Fishbone Diagram
Mirip dengan mind mapping, pendekatan fishbone diagram juga berupaya
memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait.
Namun demikian fishbone diagram atau diagram tulang ikan ini lebih menekankan
pada hubungan sebab akibat, sehingga seringkali juga disebut sebagai Cause-and-
Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa,
seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat
kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita
ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika
sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247).
Prosedur pembuatan fishbone diagram dapat dilihat sebagai berikut.
1. Menyepakati pernyataan masalah
2. Mengidentifikasi kategori-kategori
3. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming
4. Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin
c. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu metoda analisis yang digunakan untuk me
nentukan dan mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi perencanaan
yang telah disusun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis ini
merupakan suatu 237 pendekatan memahami isu kritikal dengan cara menggali
aspek-aspek kondisi yang terdapat di suatu wilayah yang direncanakan maupun
untuk menguraikan berbagai potensi dan tantangan yang akan dihadapi dalam
pengembangan wilayah tersebut.
Analisis SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan suatu strategi. Sebagai sebuah konsep dalam
manajemen strategik, teknik ini menekankan mengenai perlunya penilaian
lingkungan eksternal dan internal, serta kecenderungan
perkembangan/perubahan di masa depan sebelum menetapkan sebuah strategi.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Adapun
tahapan Analisis SWOT tidak dapat dipisahkan dari proses perencanaan
strategik secara keseluruhan. Secara umum penyusunan rencana strategik
melalui tiga tahapan, yaitu
1. Tahap Pengumpulan data
2. Tahap analisis
3. Tahap pengambilan keputusan

KERANGKA KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


A. Konsep Kesiapsiagan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan
menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
B. Kesiapsiagan Bela Negara Dalam Latsar Cpns
Pelatihan Dasar CPNS tentang Wawasan Kebangsaan dan NilaiNilai Bela Negara, bahwa
ruang lingkup Nilai-Nilai Dasar Bela Negara mencakup:
1. Cinta Tanah Air;
2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.
6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari- hari di zaman sekarang di berbagai
lingkungan:
1. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan keluarga).
2. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
3. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan) Kesadaran untuk menaati
tata tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga pelatihan).
4. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan masyarakat).
5. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat).
6. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
7. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)
C. Manfaat Kesiapsiagaan Bela Negara
Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka dapat diambil
manfaatnya antara lain:
1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan diri.
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam materi Team
Building.
6. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama
KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA
A. KESEHATAN JASMANI DAN MENTAL
1. Kesehatan Jasmani
a. Pengertian Kesehataan Jasmani Kesehatan jasmani menjadi bagian dari definisi sehat
dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009. Artinya Anda dikatakan sehat
salah satunya adalah dengan melihat bahwa jasmani atau fisik Anda sehat. Kesehatan
jasmani mempunyai fungsi yang penting dalam menjalani aktifitas sehari-hari.
Semakin tinggi kesehatan jasmani seseorang, semakin meningkat daya tahan tubuh
sehingga mampu untuk mengatasi beban kerja yang diberikan.
b. Kebugaran Jasmani dan Olahraga
Sumosardjono (1990) mendefinisikan kebugaran sebagai kemampuan
seseorang untuk melakukan pekerjaan / tugasnya sehari-hari dengan mudah, tanpa
merasa kelelahan yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga
untuk menikmati waktu senggangnya untuk keperluan-keperluan yang mendadak
Kebugaran jasmani terdiri dari komponenkomponen yang dikelompokkan
menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical
Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan keterampilan (Skill related
Physical Fitness).
Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan
dapat diukur adalah :
1) Komposisi tubuh
Komposisi tubuh adalah persentase lemak dari berat badan total dan Indeks
Massa Tubuh (IMT).
Perhitungan BMI menggunakan rumus sebagai berikut

Contoh: Berat badan= 60 kg, Tinggi badan = 160 cm

(Sumber: Pedoman Praktis Terapi Gizi Medis Departemen Kesehatan RI, 2003)
2) Kelenturan / fleksibilitas tubuh
Kelenturan / fleksibilitas tubuh adalah luas bidang gerak yang maksimal
pada persendian tanpa dipengaruhi oleh suatu paksaan atau tekanan.
Kelenturan otot ini dipengaruhi oleh jenis sendi, struktur tulang, dan jaringan
sekitar sendi, otot, tendon, dan ligamen. Dengan adanya kelenturan /
fleksibilitas tubuh ini Anda dapat menyesuaikan diri untuk segala aktifitas
Anda dengan penguluran tubuh yang luas. Dengan kelenturan otot ini dapat
mengurangi resiko cedera (orang yang kelenturannya tidak baik cenderung
mudah mengalami cedera).
3) Kekuatan Otot
Kekuatan otot adalah kontraksi maksimal yang dihasilkan otot, merupakan
kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.
Kekuatan otot ini menggambarkan kondisi fisik seseorang tentang
kemampuannya dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu
bekerja. Untuk kekuatan otot ini dapat diukur dengan Dinamometer.
4) Daya tahan jantung paru
Daya tahan jantung paru ini merupakan komponen kebugaran jasmani
paling penting. Adalah kemampuan jantung, paru, dan pembuluh darah untuk
berfungsi secara optimal pada waktu kerja dalam mengambil oksigen secara
maksimal dan menyalurkannya ke seluruh tubuh terutama jaringan aktif
sehingga dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh
5) Daya tahan otot
Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan
ototnya untuk berkontraksi terus 23 | K e s i a p s i a g a a n B N menerus dalam
waktu relatif lama dengan beban tertentu. Daya tahan otot ini menggambarkan
kemampuan untuk mengatasi kelelahan. Pengukurannya adalah dengan push
up test, sit up test
c. Pola Hidup Sehat
Kebugaran jasmani seseorang dipengaruhi juga oleh pola hidup sehat.
Walaupun aktifitas fisik sudah dilakukan dengan optimal, tapi jika tidak dibarengi
dengan pola hidup sehat maka tidaklah akan menghasilkan jasmani yang sehat dan
bugar.
Kebiasaan-kebiasaan baik dalam pola hidup sehat yang perlu Anda laksanakan
dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara :
1. Makan Sehat
2. Aktifitas Sehat
3. Berpikir Sehat
4. Lingkungan Sehat
5. Istirahat Sehat
6. Gangguan Kesehatan Jasmani
Ciri jasmani yang sehat. Beberapa ciri jasmani yang sehat adalah :
1) Normalnya fungsi alat-alat tubuh, terutama organorgan vital (jantung, paru).
Tanda-tanda vital normal tubuh misalnya : tekanan darah sekitar 120/80 mmHg,
frekuensi pernafasan sekitar 12 – 18 nafas per menit, denyut nadi antara 60 – 80
kali per menit, serta suhu tubuh antara 360 – 370 Celcius.
2) Punya energi yang cukup untuk melakukan tugas harian (tidak mudah merasa
lelah)
3) Kondisi kulit, rambut, kuku sehat: menggambarkan tingkat nutrisi tubuh 4)
Memiliki pemikiran yang tajam: asupan dan pola hidup yang sehat akan membuat
otak bekerja baik
2. Kesehatan Mental
a. Pengertian Kesehatan Mental
Mental (Mind, Mentis, jiwa) dalam pengertiannya yang luas berkaitan dengan
interaksi antara pikiran dan emosi manusia. Dalam konteks modul ini, kesehatan
mental akan dikaitkan dengan dinamika pikiran dan emosi manusia. Kedua komponen
inilah yang menjadi titik penting dari kehidupan manusia
b. Sistem Berpikir
Hubungan kesehatan jasmani, mental, sosial dan spiritual, dilakukan secara
neurobiologis oleh 2 (dua) sistem yaitu sistem 1 dan sistem 2
c. Kesehatan Berpikir
Kesalahan-kesalahan berpikir itu antara lain :
a. Berpikir ‘ya’ atau ‘tidak’ sama sekali (Should/must thinking)
b. Generalisasi berlebihan (overgeneralization)
c. Magnifikasi-minimisasi (magnificationminimization)
d. Alasan-alasan emosional (emotional reasoning)
e. Memberi label (labeling)
f. Membaca pikiran (mind reading)
d. Kendali diri (self control atau Self regulation)
Kendali diri adalah tanda kesehatan mental dan kesehatan spiritual yang paling
tinggi. Secara sederhana, kendali diri adalah kemampuan manusia untuk selalu dapat
berpikir sehat dalam kondisi apapun
e. Manajemen Stres
Tiga cara berikut ini dapat dilakukan untuk mengelola stress: (Elkin, 2013 : 244.,
Adamson, 2002 : 71-124)
a. Mengelola sumber stress (stressor)
b. Mengubah cara berpikir, cara merespon stress (changing the thought)
c. Mengelola respon stress tubuh (stress response)
f. Emosi Positif
Emosi Positif merupakan Manifestasi spiritualitas berupa kemampuan mengelola
pikiran dan perasaan dalam hubungan intrapersonal sehingga seseorang memiliki
nilai-nilai kehidupan yang mendasari kemampuan bersikap dengan tepat
Emosi positif terdiri dari sejumlah komponen berikut (Pasiak, 2012):
1. Senang terhadap kebahagiaan orang lain.
2. Menikmati dengan kesadaran bahwa segala sesuatu diciptakan atas tujuan
tertentu/mengambil hikmah.
3. Bersikap optimis akan pertolongan Tuhan.
4. Bisa berdamai dengan keadaan sesulit/separah apapun.
5. Mampu mengendalikan diri. 6) Bahagia ketika melakukan kebaikan
g. Makna Hidup
Diartikan sebagai Manifestasi spiritualitas berupa penghayatan intrapersonal
yang bersifat unik, ditunjukkan dalam hubungan sosial (interpersonal) yang
bermanfaat, menginspirasi dan mewariskan sesuatu yang bernilai bagi kehidupan
manusia
Makna hidup terdiri dari sejumlah komponen berikut ini (Pasiak, 2012):
1) Menolong dengan spontan
2) Memegang teguh janji
3) Memaafkan (diri dan orang lain).
4) Berperilaku jujur.
5) Menjadi teladan bagi orang lain.
6) Mengutamakan keselarasan dan kebersamaan
B. KESIAPSIAGAAN JASMANI DAN MENTAL
1. kesiapsiagaan Jasmani
a. Pengertian Kesiapsiagaan Jasmani
Kesiapsiagaan jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk
melakuksanakan tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien. Komponen
penting dalam kesiapsiagaan jasmani, yaitu kesegaran jasmani dasar yang harus
dimiliki untuk dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu baik ringan atau berat
secara fisik dengan baik dengan menghindari efek cedera dan atau mengalami
kelelahan yang berlebihan.
Kesegaran Jasmani Tahun 2003 membaginya kedalam dua faktor, yaitu:
1. Faktor dalam (endogen) yang ada pada manusia adalah: Genetik, Usia, dan
Jenis kelamin.
2. Faktor luar (eksogen) antara lain: aktivitas fisik, kebiasaan merokok,
keadaan/status kesehatan, dan Indeks Massa Tubuh (IMT)
b. Manfaat Kesiapsiagaan Jasmani
1) Memiliki postur yang baik.
2) Memiliki ketahanan melakukan pekerjaan berat.
3) Memiliki ketangkasan yang tinggi.
c. Sifat dan Sasaran Pengembangan Kesiapsiagaan Jasmani
1) Dapat dilatih untuk ditingkatkan
2) Dapat meningkat dan/atau menurun dalam periode
waktu tertentu.
3) Kualitas kesiapsiagaan sifatnya tidak menetap
sepanjang masa
4) Cara terbaik untuk mengembangkannya, yaitu
melakukannya.
Sasaran latihan kesiapsiagaan jasmani adalah mengembangkan dan/atau
memaksimalkan kekuatan fisik, dengan melatih kekuatan fisik akan dapat
menghasilkan:
1) Tenaga (Power).
2) Daya tahan (endurance
3) Kekuatan (muscle strength
4) Kecepatan (speed)
5) Ketepatan (accuracy
6) Kelincahan (agility
7) Koordinasi (coordination
8) Keseimbangan (balance
9) Fleksibilitas (flexibility)
d. Latihan, Bentuk Latihan, dan Pengukuran Kesiapsiagaan Jasmani
1. Latihan Kesiapsiagaan Jasmani
2. Bentuk Latihan Kesiapsiagaan Jasmani
a) Lari 12 menit (Cooper Test)
b) Pull up 10 kali (pria), dan Chining 20 kali (perempuan)
c) Sit up (35 kali/mnt utk pria dan 30 kali/mnt utk perempuan)
d) Push up (35 kali/mnt utk pria dan 30 kali/mnt utk perempuan)
e) Shutle Run (jarak 10 meter, 3 putaran maksimal 20 detik)
f) Lari 2,4 km (maksimal 9 menit)
g) Berenang (minimal 25 menit)
3. Lamanya Latihan
4. Tahap-tahap latihan
a. Warm up selama 5 menit; Menaikan denyut nadi perlahan-lahan sampai
training zone.
b. Latihan selama 15 – 25 menit; Denyut nadi dipertahankan dalam Training
Zone sampai tercapai waktu latihan. Denyut nadi selalu diukur dan
disesuaikan dengan intensitas latihan.
c. Coolling down selama 5 menit; Menurunkan denyut nadi sampai lebih
kurang 60% dari denyut nadi maksimal.
e. Pengukuran Kesiapsiagaan Jasmani
Cara penilaian terhadap tingkat kesiapsiagaan jasmani dengan melakukan
test yang benar dan kemudian menginterpretasikan hasilnya: cardiorespiratory
endurance, berat badan, kekuatan dan kelenturan tubuh (Musluchatun, 2005).
Cardiorespiratory endurance adalah konsumsi oksigen maksimal tubuh. Hal ini
dapat diukur secara tepat di laboratorium dengan menggunakan treadmill atau
sepeda ergometer.
f. Tips Menjaga Kesiapsiagaan Jasmani
1) Makanlah makanan yang bergizi secara teratur dalam porsi yang cukup.
2) Sediakan waktu yang cukup untuk cukup beristirahat
3) Biasakan berolah raga
4) Perbanyaklah mengkonsumsi air putih
5) Buang air segera dan jangan ditunda
2. Kesiapsiagaan Mental
a. Pengertian Kesiapsiagaan Mental
Kesiapsiagaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami
kondisi mental, perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap
berbagai tuntutan sesuai dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya,
baik tuntutan dalam diri sendiri maupun luar dirinya sendiri, seperti
menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah, lingkungan kerja dan
masyarakat.
b. Sasaran Pengembangan Kesiapsiagaan Mental
Sasaran latihan kesiapsiagaan mental adalah dengan mengembangkan
dan/atau memaksimalkan kekuatan mental dengan memperhatikan modal insani,
diantaranya adalah modal intelektual, modal emosional, modal sosial, modal
ketabahan, dan modal etika/moral.
c. Pengaruh Kesiapsiagaan Mental
Penjelasan tentang pengaruh kesiapsiagaan mental akan diuraikan sebagai
berikut:
a) Pengaruh Kesehatan Mental terhadap Perasaan
b) Pengaruh Kesehatan Mental terhadap Pikiran
c) Pengaruh Kesiapsiagaan Mental terhadap Sikap Perilaku
d) Pengaruh Kesiapsiagaan Mental terhadap Kesehatan Badan
d. Kecerdasan Emosional
Kata Emosi berasal dari perkataan emotus atau emovere, yang artinya
mencerca “to strip up”, yaitu sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, emosi dapat diartikan sebagai:
(1) luapan perasaan yang berkembang dan surut diwaktu singkat;
(2) keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis, seperti kegembiraan, kesedihan,
keharuan, kecintaan, keberanian yang bersifat subyektif.
Kecerdasan Emosional Adalah kemampuan emosional yang meliputi : sadar
akan kemampuan emosi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi, kemampuan
memotivasi diri, kemampuan empati terhadap perasaan orang lain, dan pandai
menjalin hubungan dengan orang lain.
e. Kompetensi Kecerdasan Emosional
Dalam menelaah kompetensi seseorang yang didasarkan pada tingkat kecerdasan
emosional, maka dapat dikelompokkan ke dalam empat dimensi, yaitu:
1) Kesadaran diri sendiri.
2) Pengelolaan diri sendiri
3) Kesadaran Sosial
f. Manajemen Hubungan Sosial
Dalam rangka memanage hubungan sosial tersebut, seseorang harus
memiliki kemampuan sebagai inspirator, mempengaruhi orang lain, membangun
kapasitas, katalisator perubahan, kemampuan memanage konflik, dan mendorong
kerjasama yang baik dengan orang lain atau masyarakat
g. Cara Meningkatlan Kecerdasan Emosional
1) Coba rasakan dan pahami perasaan anda.
2) Jangan menilai atau mengubah perasaan Anda terlalu cepat
3) Lihat bila Anda menemukan hubungan antara perasaan Anda saat ini dengan
perasaan yang sama di masa lalu.
4) Hubungkan perasaan Anda dengan pikiran Anda.
5) Dengarkan tubuh Anda
6) Jika Anda tidak tahu bagaimana perasaan Anda, mintalah bantuan orang lain
7) Masuk ke alam bawah sadar Anda
8) Tanyakan pada diri Anda
9) Tulislah pikiran dan perasaan Anda ketika sedang menurun
10) Tahu kapan waktu untuk kembali melihat keluar.
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional,
menurut Agustian (2007) faktorfaktor yang mempengaruhi kecerdasan
emosional, yaitu: faktor psikologis, faktor pelatihan emosi dan faktor pendidikan
a. Faktor psikologis
b. Faktor pelatihan emosi
c. Faktor pendidikan
i. Melatih kecerdasan emosional
Ada prinsip-prinsip utama yang perlu dipenuhi untuk melatih kecerdasan
emosional. Silakan simak 9 tips yang bisa Anda contek berikut ini
Kenali emosi yang dirasakan;
❑ Minta pendapat/nasihat orang lain;
❑ Mengamati setiap perubahan emosi dan mood;
❑ Menulis jurnal atau buku harian;
❑ Berpikir sebelum bertindak;
❑ Menggali akar permasalahannya;
❑ Berintrospeksi saat menerima kritik;
❑ Memahami tubuh sendiri; dan
❑ Terus melatih kebiasaan tersebut
C. ETIKA, ETIKET DAN MORAL
1. Etika
Secara Etimologi Pengertian Etika berasal dari bahasa Yunani kuno dalam bentuk
tunggal yaitu “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).
Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan
bentuk jamaknya yaitu “Ta etha”, berarti adat kebiasaan
2. Etiket
Etiket berasal dari beberapa bahasa. Namun dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia diberikan beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu : a. Etiket (Belanda
“etiquette”) adalah secarik kertas kecil yang ditempelkan pada kemasan barang-
barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu. b.
Etiket (Perancis “etiquette”) adalah adat sopan santun atau tata krama yang perlu
selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
3. Moral
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari
bahasa Latin. Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu
mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti
yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’,
maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata
tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan, adat.
D. KEARIFAN LOKAL
1. Konsep Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah hasil pemikiran dan perbuatan yang diperoleh manusia di
tempat ia hidup dengan lingkungan alam sekitarnya untuk memperoleh kebaikan.
Kearifan Lokal dapat berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat, bahan dan perlengkapan
yang dibuat manusia setempat untuk menjalani hidup di berbagai bidang kehidupan
manusia.
2. Prinsip Kearifan Lokal
Kearifan lokal yang melekat pada setiap bangsa di dunia ini mengandung nilai-nilai
jati diri bangsa yang luhur dan terhormat; apakah dari satusukuataugabunganbanyak
suku di daerah tempat tinggal suatu bangsa
3. Urgensi Kearifan Lokal
Dengan menjaga dan melestarikan kearfian lokal yang mengandung nilai-nilai jati
diri bangsa yang luhur dan terhormat tersebut merupakan sesuatu hal yang tidak bisa
terbantahkan lagi sebagai salah satu modal yang kita miliki untuk melakukan bela
negara.
RENCANA AKSI BELA NEGARA
A. PROGRAM RENCANA AKSI BELA NEGARA
Sebagai wujud internalisasi dari nilai-nilai Bela Negara, maka tugas membuat Rencana
Aksi tersebut yang diberikan kepada peserta Latsar CPNS merupakan bagian unsur penilaian
Sikap Perilaku Bela Negara selama mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri SipiL
B. PENYUSUNAN RENCANA AKSI BELA NEGARA
Dalam rangka penyusunan Rencana Aksi Bela Negara bagi peserta Latsar CPNS secara garis
besar terbagi atas dua tahapan, yaitu:
1. Tahap Pertama.
Tahapan ini dilakukan pada saat On Campus, dimana masing-masing peserta Latsar CPNS
dapat menyusun Rencana Aksi-nya yang terkait dengan seluruh rangkaian kegiatan dan
tidak terlepas dari Nilai-nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-hari sesuai
dengan siklus yang dialami selama pembelajaran di dalam lingkungan penyelenggaraan
diklat (On Campus) selama 21 Hari sejak hari pertama memasuki lembaga diklat (tempat
penyelenggaraan Latsar CPNS)
2. Tahap Kedua.
Tahapan ini dilakukan pada saat Off Campus, dimana masing-masing peserta Latsar CPNS
saat kembali ke instansinya masing-masing dalam kurun waktu dan tempat sesuai dengan
situasi dan kondisi di lingkungan kerja masingmasing selama 30 Hari, terhitung sejak Off
Campus sampai On Campus kembali kedua kalinya. Dalam penyusunan Rencana Aksi ini
tidak terlepas dari Nilai-nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta
Latsar CPNS.
KEGIATAN KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
A. PERATURAN BARIS BERBARIS
1. Pengertian Baris Berbaris
Pengertian Baris Berbaris (PBB) adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara hidup dalam rangka membina dan kerjasama
antar peserta Latsar, salah satu dasar pembinaan disiplin adalah latihan PBB, jadi PBB
bertujuan untuk mewujudkan disiplin yang prima, agar dapat menunjang pelayanan yang
prima pula, juga dapat membentuk sikap, pembentukan disiplin, membina kebersamaan
dan kesetiakawanan dan lain sebagainya.
2. Manfaat
Manfaat mempelajari baris berbaris yaitu guna menumbuhkan sikap jasmani yang
tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin, sehingga dengan demikian peserta Latsar
CPNS senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu dan
secara tidak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab.
3. Aba-aba dan Gerakan dalam Peraturan Baris Berbaris
a. Aba-aba
b. Ketentuan pemberian aba-aba
c. Langkah biasa
d. Langkah Tegap
e. Langkah defile
f. Langkah kesamping
g. Langkah kebelakang
h. Langkah kedepan
i. Langkah lari
j. Sikap sempurna
k. Sikap istirahat
l. Periksa kerapian
B. KEPROTOKOLAN
1. Konsep Keprotokolan
Dari berbagai literatur dan sumber referensi, disebutkan bahwa istilah “Protokol” pada
awalnya dibawa ke Indonesia oleh bangsa Belanda dan Inggris pada saat mereka
menduduki wilayah Hindia Belanda, yang mengambil dari Bahasa perancis Protocole.
Bahasa Perancis mengambilnya dari Bahasa Latin Protokollum, yang aslinya 50 | K e s i a p
s i a g a a n B N berasal dari Bahasa Yunani, yaitu dari kata-kata protos dan kolla. Protos
berarti “yang pertama” dan kolla berarti “Lem” atau “perekat”. Atau perekat yang pertama.
Artinya, setiap orang yang bekerja pada suatu institusi tertentu akan bersikap dan
bertindak mewakili institusi nya jika yang bersangkutan berada di dalam negeri dan akan
mewakili negara jika ia berada di luar negeri atau forum internasonal (Rai dan Erawanto,
2017).
2. Tata Tempat (Preseance)
Berdasarkan Pasal 1 ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomer 62 Tahun 1990,
definisi Tata Tempat adalah “aturan mengenai urutan tempat bagi pejabat Negara, Pejabat
Pemerintah dan Tokoh Masyarakat tertentu dalam acara kenegaraan atau acara resmi”.
3. Tata Upacara
Upacara adalah serangkaian kegiatan yang diikuti oleh sejumlah
pegawai/aparatur/karyawan sebagai peserta upacara, disusun dalam barisan di suatu
lapangan/ruangan dengan bentuk segaris atau bentuk U, dipimpin oleh seorang Inspektur
Upacara dan setiap kegiatan, peserta upacara melakukan ketentuanketentuan yang baku
melalui perintah pimpinan upacara, dimana seluruh kegiatan tersebut direncanakan oleh
Penanggung Jawab Upacara atau Perwira Upacara dalam rangka mencapai tujuan upacara
4. Tata Penghormatan
Tata penghormatan meliputi tata cara pemberian penghormatan dan penyediaan
kelengkapan sarana dan 79 | K e s i a p s i a g a a n B N prasarana yang diperlukan untuk
tercapainya kelancaran upacara.
5. Pelaksanaan Kegiatan Apel
Apel adalah salah satu praktek dari materi kegiatan belajar dalam bagian modul
ini. Pelaksanaan kegiatan apel sangat diperlukan baik ditempat pekerjaan maupun di
lingkungan Diklat. Apel adalah suatu kegiatan berkumpul untuk mengetahui kehadiran
dan kondisi personil dari suatu instansi perkantoran atau lembaga pendidikan yang
dilaksanakan secara terus menerus (rutin). Apel yang biasa dilakukan adalah apel pagi
(masuk kerja/belajar) dan apel siang (selesai kerja/belajar), apel pada umumnya
dilaksanakan di lapangan dengan tertib dan khidmat serta sunguhsungguh.
6. Etika Keprotokolan
Adapun beberapa hal yang diperlukan untuk dapat berbicara secara efektif:
a. Berbicara dengan rasa percaya diri yang kuat;
b. Mempunyai persepsi yang tepat terhadap keadaan lingkungan dan individu
yang terlibat dalam interaksi tersebut;
c. Dapat menguasai situasi dan memilih topik pembicaraan yang menarik;
d. Mengetahui hasil yang diharapkan dari interaksi/perbincangan;
e. Menghindari memotong/menyela pembicaraan orang lain
C. KEWASPADAAN DINI
Kemampuan kewaspadaan dini ialah kemampuan yang dikembangkan untuk mendukung
sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter secara optimal,
sehingga terwujud kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga negara dalam
menghadapi potensi ancaman. Di sisi lain, kewaspadaan dini dilakukan untuk mengantisipasi
berbagai dampak ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang bisa menjadi ancaman
bagi kedaulatan, keutuhan NKRI dan keselamatan bangsa

Anda mungkin juga menyukai