Disusun Oleh :
DIAN SAFITRI RARA DEFI, SKM
199703152023212004
EPIDEMILOG KESEHATAN AHLI PERTAMA
PUSKESMAS GARUNG
A. Video Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara Dr. Adi Suryanto, M.Si
Indonesia tengah berbenah menyongsong Indonesia Emas 2045. Era revolusi
industry 4.0 menuntut kita supaya cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Pondasi penting mewujudkan Smart ASN melalui Latsar sebagai bekal menghadapi
tantangan dunia yang semakin kompleks. MOOC dapat dimanfaatkan untuk belajar yang
tidak terbatas pada interaksi fisik. MOOC diharapkan dapat menjadi learning platform
bagi ASN secara nasional untuk mencetak ASN yang unggul dan kompeten untuk
menuju birokrasi berkelas dunia dan menuju Indonesia Emas 2045.
B. Sambutan Deputi Bidang Kebijakan BANGKOM ASN LAN RI DR. Muhammad
Taufiq DEA.
Kebanggaan sebagai ASN adalah karena dapat melayani Bangsa Indonesia.
Penguasaan Core Value bagi ASN dan employer yang dikenal dengan singkatan
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif), menuntut kita semua untuk terus mengembangkan diri.
Kemampuan berinovasi Penguasaan Core Value dan penguasaan literasi digital
(SMART ASN). Selamat belajar dan semangat mengembangkan diri supaya menjadi
ASN yang unggul dan mendukung daya saing bangsa.
C. Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan
Kompetensi ASN LAN RI, Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm.
Penjelasan Manajemen Penyelenggaraan PPPK dituntut belajar mandiri pada
materi MOOC. Pembelajaran dibagi 3 :
1. Sikap perilaku Bela Negara
2. Nilai-nilai core value dalam penyelenggaraan pemerintahan
3. Kedudukan dalam penyelenggaraan pemerintahan
1
AGENDA 1
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
2
3
negara
4. Pemberdayaan Masyarakat dan Pelayanan yang Berkualitas : ASN yang
memiliki wawasan kebangsaan akan lebih mampu berkomunikasi dan
berinteraksi dengan masyarakat dengan lebih baik.
5. Keamanan dan Stabilitas Negara : Keberadaan ASN yang berwawasan
kebangsaan dapat membantu menghindari potensi ancaman terhadap
keamanan dan stabilitas negara.
6. Pembentukan Generasi Penerus yang Berkarakter : ASN sering kali juga
menjadi contoh dan teladan bagi generasi penerus.
b. Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia
Pergerakan kebangsaan Indonesia adalah serangkaian upaya yang
dilakukan oleh berbagai kelompok dan individu di Indonesia untuk
mencapai kemerdekaan dan membentuk negara yang merdeka dan berdaulat.
Berikut adalah beberapa momen penting dalam pergerakan kebangsaan
Indonesia :
1. Awal Mula Pergerakan (Awal Abad ke-20):
Boedi Oetomo (1908): Organisasi ini dianggap sebagai salah satu awal
pergerakan kebangsaan. Didirikan oleh para intelektual Jawa yang mendesak
reformasi dalam pemerintahan kolonial dan pembaruan dalam bidang
pendidikan.
2. Pergerakan Kebangkitan Nasional (1910-an - 1920-an):
Sumpah Pemuda (1928): Pada 28 Oktober 1928, pemuda-pemuda
Indonesia dari berbagai daerah dan suku bersumpah untuk bersatu dalam
satu bahasa, satu tanah air, dan satu bangsa. Sumpah Pemuda menjadi simbol
persatuan dalam perjuangan kemerdekaan.
3. Proklamasi Kemerdekaan
Pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia. Pukul 10.00 Teks Proklamasi dibacakan, Sang Saka
Merah Putih dikibarkan, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
dikumandangkan sebagai pertanda Indonesia telah menjadi negara merdeka
dan berdaulat.
Semua itu dapat tercapai karena kekuatan para tokoh pendiri bangsa
ini (founding fathers), yaitu saat menjelang kemerdekaan untuk menyusun
suatu dasar negara. Pemeluk agama yang lebih besar (mayoritas Islam)
menunjukan jiwa besarnya untuk tidak memaksakan kehendaknya. Bunyi
Pembukaan (preambule) yang sekarang ini, bukan seperti yang dikenal
sebagai “Piagam Jakarta”. Hal ini juga terjadi karena tokoh-tokoh agama
5
Nilai dasar Bela Negara kemudian diwariskan kepada para generasi penerus
guna menjaga eksistensi RI. Sebagai aparatur Negara, ASN memiliki kewajiban
untuk mengimplementasikan dalam pengabdian sehari hari. Bela Negara
dilaksanakan atas dasar kesadaran warga Negara serta keyakinan pada kekuatan
sendiri yang ditumbuhkembangkan melalui usaha Bela Negara. Usaha Bela Negara
bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme Warga Negara dalam upaya
pemenuhan hak dan kewajibannya terhadap Bela Negara yang diwujudkan dengan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara .
Bangsa Indonesia!
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting
dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Sebagai bagian
dari elemen pemerintahan dan pelayanan publik, ASN memiliki tanggung jawab
dalam membangun dan menjaga kebersamaan serta merawat keragaman budaya,
etnis, dan agama di Indonesia. Adapun tugas pemerintahan dilaksanakan dalam
rangka penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan yang meliputi
pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan. Sedangkan
dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan tertentu dilakukan melalui
pembangunan bangsa (cultural and political development) serta melalui
pembangunan ekonomi dan sosial (economic and social development) yang
diarahkan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat.
Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Isu-isu strategis kontemporer yang dimaksud yaitu: korupsi, narkoba, terorisme dan
radikalisasi, tindak pencucian uang (money laundring), dan proxy war dan isu Mass
Communication dalam bentuk Cyber Crime, Hate Speech, dan Hoax. Strategi bersikap
yang harus ditunjukan adalah dengan cara-cara objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan serta terintegrasi/komprehensif. Oleh karena itu dibutuhkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga dapat
merumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang
matang.
A. BERORIENTASI PELAYANAN
1.1 Resume
Sebagaimana tercantum dalam Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (UU Pelayanan Publik) negara berkewajiban
memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang
mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa
publik, dan pelayanan administrative. Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat
diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini
diantaranya:
1. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
2. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
3. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN,
sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi
Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, yang dimaknai bahwa setiap ASN harus
berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Tidak hanya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga
terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan
aspirasi dan keinginan masyarakat
12
13
5. A 6. C
7. B 8. A
9. A 10. B
B. AKUNTABEL
1.1. Resume
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah Kemampuan melaksanaan
tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas
adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai
pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik
(Matsiliza dan Zonke, 2017).
Etika Publik merupakan merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana
nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang lain.
Akuntabilitas dan Integritas banyak dinyatakan oleh banyak ahli administrasi
negara sebagai dua aspek yang sangat mendasar harus dimiliki dari seorang pelayan
publik. Namun, integritas memiliki keutamaan sebagai dasar seorang pelayan publik
untuk dapat berpikir secara akuntabel. Kejujuran adalah nilai paling dasar dalam
membangun kepercayaan publik terhadap amanah yang diembankan kepada setiap
pegawai atau pejabat negara. Pengelolaan konflik kepentingan dan kebijakan gratifikasi
dapat membantu pembangunan budaya akuntabel dan integritas di lingkungan kerja.
Akuntabilias dan integritas dapat menjadi faktor yang kuat dalam membangun pola pikir
dan budaya antikorupsi.
C. KOMPETEN
1.1 Resume
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, pada pasal 1 menyebutkan kompetensi adalah deskripsi pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan.
Kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan
kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan
mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk mewujudkannya dalam kinerja.
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-
kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran
bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Terdapat dua pendekatan pengembangan
yang dapat dimanfaatkan pegawai untuk meningkatkan kompetensinya, yaitu klasikal dan non klasikal.
Optimalisasi hak akses pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan pendekatan
pelatihan non klasikal, diantaranya e-learning, job enrichment dan job enlargement termasuk
coaching dan mentoring.
d. C i. B
e. A
D. HARMONIS
1.1 Resume
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi
sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah
26
bumbu kacang yang kental ditambah dengan sate dan tempe kemul.
b. Jelaskan potensi dan tantangan keanekaragaman dilingkungan anda bekerja
Keanekaragaman dalam lingkungan puskesmas mengacu pada beragamnya
elemen dan faktor yang ada di dalamnya, baik itu terkait dengan tenaga medis,
pasien, kondisi medis, budaya, bahasa, serta praktik dan kebijakan kesehatan.
Potensi
1. Kemampuan Menjangkau Beragam Pasien: Keanekaragaman dalam
puskesmas memungkinkan puskesmas untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan beragam pasien, termasuk dari segi
budaya, bahasa, dan kepercayaan.
2. Pengetahuan Budaya Lokal: Puskesmas yang sensitif terhadap budaya lokal
dapat memanfaatkan pengetahuan tentang praktik kesehatan tradisional dan
keyakinan lokal untuk memberikan pelayanan yang lebih efektif dan diterima
oleh masyarakat.
3. Kemampuan Belajar dan Berinovasi: Keanekaragaman mendorong
puskesmas untuk belajar dari pengalaman dan praktik terbaik dari berbagai
latar belakang, sehingga dapat mengembangkan inovasi dalam pelayanan
kesehatan yang lebih inklusif.
4. Penguatan Solidaritas Sosial: Dalam lingkungan yang beragam, adanya
solidaritas sosial dapat terbentuk melalui pengalaman bersama dalam
merawat dan menjaga kesehatan. Ini bisa memperkuat ikatan komunitas dan
rasa saling peduli.
Tantangan
1. Ketidaksetaraan Akses: Beberapa kelompok masyarakat mungkin
menghadapi hambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan, seperti akses
terhadap transportasi atau infrastruktur yang memadai.
2. Kurangnya Kesadaran: Beberapa pasien mungkin tidak menyadari
pentingnya pelayanan kesehatan atau merasa enggan untuk mendapatkan
perawatan medis karena faktor budaya atau stigma sosial.
c. Jelaskan sikap dan perilaku ASN dalam lingkungan yang penuh dengan
keberagaman?
Berikut adalah beberapa sikap dan perilaku yang diharapkan dari ASN dalam
lingkungan yang penuh dengan keberagaman :
1. Sikap Terbuka dan Menghargai Keanekaragaman: ASN sebaiknya memiliki
sikap terbuka terhadap perbedaan-perbedaan budaya, agama, suku, dan latar
belakang lainnya.
2. Kemampuan Komunikasi yang Efektif: ASN harus memiliki kemampuan
28
Sudah. Saya bisa mengerjakan pekerjaan dengan tenang, dan kerja sama antar
pegawai juga sudah bagus. Upaya yang saya lakukan untuk mewujudkan suasana
harmonis yaitu selalu Mendengarkan dengan empati, mendorong kolaborasi,
menghormati keragaman, dan mengedepankan positivitas.
E. LOYAL
1.1 Resume
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara, dengan panduan perilaku: 1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah 2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan
negara; serta 3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
F. ADAPTIF
1.1 Resume
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Budaya
adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan
dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan.
struktur internalnya, termasuk alur kerja, tugas, dan tanggung jawab, untuk
mendukung adaptasi yang sukses.
2. Bagaimana persamaan dan perbedaan yang mungkin muncul dalam praktek
penerapan adaptasi dari organisasi yang berbeda?
a. Persamaan dalam Praktek Adaptasi Organisasi
- Tujuan Umum Adaptasi: Organisasi dari berbagai industri dan sektor
mungkin menghadapi tantangan yang serupa dalam hal perubahan teknologi,
regulasi, tren pasar, atau preferensi pelanggan.
- Proses Analisis: Organisasi mana pun harus melakukan analisis mendalam
terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan internal dan eksternal
mereka.
- Inovasi: Organisasi yang berbeda sering kali harus mengembangkan inovasi
baru, baik dalam produk, layanan, atau proses internal, untuk menjawab
perubahan permintaan pelanggan atau persaingan yang meningkat.
- Pengembangan SDM: Sumber daya manusia adalah aset penting dalam
adaptasi. Organisasi perlu melatih, mengembangkan, dan mengubah peran
staf mereka agar sesuai dengan kebutuhan baru.
b. Perbedaan dalam Praktek Adaptasi Organisasi
- Industri dan Konteks: Organisasi di industri yang berbeda memiliki
lingkungan dan konteks yang unik. Perbedaan dalam tuntutan industri,
peraturan, dan tren pasar akan mempengaruhi bagaimana adaptasi dilakukan.
- Skala dan Struktur Organisasi: Organisasi besar mungkin memiliki
tantangan dalam mengkoordinasikan perubahan di seluruh unit bisnis
mereka, sementara organisasi kecil mungkin lebih fleksibel dalam
mengadopsi perubahan. Struktur organisasi juga memainkan peran dalam
bagaimana adaptasi diimplementasikan.
- Sumber Daya Finansial: Kemampuan organisasi untuk mengalokasikan sumber
daya finansial untuk adaptasi akan bervariasi.
- Budaya Organisasi: Nilai-nilai, norma, dan budaya organisasi akan memengaruhi
bagaimana adaptasi diterima oleh karyawan dan bagaimana perubahan
diimplementasikan.
- Kecepatan Adaptasi: Beberapa organisasi mungkin lebih proaktif dalam
mengidentifikasi perubahan dan segera meresponsnya, sementara yang lain
mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi.
- Tujuan Adaptasi: Organisasi mungkin memiliki tujuan adaptasi yang berbeda-
beda, seperti meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan pengalaman
pelanggan, atau mengejar peluang baru di pasar.
33
G. KOLABORATIF
1.1 Resume
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat
birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Calon
ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan
harapan tersebut. Pendekatan WoG yang telah berhasil diterapkan di beberapa negara
lainnya diharapkan dapat juga terwujud di Indonesia. Semua ASN
Kementerian/Lembaga /Pemerintah Daerah kemudian akan bekerja dengan satu tujuan
yaitu kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Sedangkan Collaborative Governance
mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik Sebuah pendekatan
pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana
mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber
daya.
tidak mendukung secara aktif kolaborasi antar unit kerja, inisiatif kolaboratif
mungkin tidak mendapatkan sumber daya yang diperlukan atau tidak
mendapatkan perhatian yang cukup.
- Kekurangan Sumber Daya: Kolaborasi yang efektif memerlukan alokasi
sumber daya, baik dalam bentuk waktu, tenaga kerja, atau anggaran.
Kekurangan sumber daya dapat menghambat kemampuan untuk bekerja
bersama dengan efektif.
- Kekurangan Keterampilan Kolaboratif: Tidak semua staf memiliki
keterampilan yang diperlukan untuk berkolaborasi dengan baik.
AGENDA 3
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
1.1 Resume
A. SMART ASN
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas
dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi
bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian
masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII,
2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya
menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Literasi Digital menjadi kemampuan
wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap
warga negara.
Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah
bagaimana setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara
otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital. Dalam konteks keIndonesiaan,
sebagai warga Negara digital, tiap individu memiliki tanggung jawab (meliputi hak dan
kewajiban) untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya berlandaskan pada
nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini karena
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan panduan kehidupan berbangsa,
bernegara dan berbudaya di Indonesia. Sehingga jelas, kita hidup di dalam negara yang
multicultural dan plural dalam banyak aspek. Pemahaman multikulturalisme dan
pluralisme membutuhkan upaya pendidikan sejak dini. Apalagi, kita berhadapan dengan
generasi masa kini, yaitu para digital native (warga digital) yang lebih banyak ‘belajar’
dari media digital. Meningkatkan kemampuan membangun mindfulness communication
tanpa stereotip dan pandangan negative adalah juga persoalan meningkatkan
kemampuan literasi media dalam konteks budaya digital.
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat
digital yang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital. Masyarakat
digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan infrastruktur
digital.Pemerintah digital meliputi regulasi, kebijakan, dan pengendalian sistem digital.
Sementara itu, ekonomi digital meliputi aspek SDM digital, teknologi penunjang, dan
riset inovasi digital. Dalam mencapai target program literasi digital, perlu
diperhitungkan estimasi jumlah masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan akses
internet berdasarkan data dari APJII dan BPS. Identifikasi Target User dan Total
Serviceable Market penting untuk menentukan target spesifik program literasi digital.
Saat ini, tingkat penetrasi internet di Indonesia sebesar 73,7%.
35
36
Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk
mengakses, menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital
meliputi hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa nyaman.
Hak harus diiringi dengan tanggung jawab. Tanggung jawab digital, meliputi menjaga
hak-hak atau reputasi orang lain, menjaga keamanan nasional atau atau ketertiban
masyarakat atau kesehatan atau moral publik. Hak dan kewajiban digital dapat
memengaruhi kesejahteraan digital setiap pengguna. Kesejahteraan digital merupakan
istilah yang merujuk pada dampak dari layanan teknologi dan digital terhadap
kesehatan mental, fisik, dan emosi seseorang. Siapa yang bertanggung jawab untuk
menciptakan kesejahteraan digital? jawabannya adalah setiap individu.
B. MANAGEMEN ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen
PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian
kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan;
disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan
pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara,
lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di
kalangan PNS dengan Manajemen ASN memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi,
kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak, jabatan, dan integritas serta
persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga
kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN
sebagai pemersatu bangsa. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi
pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN.
Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi
Pemerintah Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya
administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
37