Anda di halaman 1dari 39

JURNAL

MOOC (Massive Open Online Course)


Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
FORMNASI TAHUN 2022

Disusun Oleh :
DIAN SAFITRI RARA DEFI, SKM
199703152023212004
EPIDEMILOG KESEHATAN AHLI PERTAMA
PUSKESMAS GARUNG

PEMERINTAHAN KABUPATEN WONOSOBO


TAHUN 2023
MATERI KEBIJAKAN

A. Video Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara Dr. Adi Suryanto, M.Si
Indonesia tengah berbenah menyongsong Indonesia Emas 2045. Era revolusi
industry 4.0 menuntut kita supaya cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Pondasi penting mewujudkan Smart ASN melalui Latsar sebagai bekal menghadapi
tantangan dunia yang semakin kompleks. MOOC dapat dimanfaatkan untuk belajar yang
tidak terbatas pada interaksi fisik. MOOC diharapkan dapat menjadi learning platform
bagi ASN secara nasional untuk mencetak ASN yang unggul dan kompeten untuk
menuju birokrasi berkelas dunia dan menuju Indonesia Emas 2045.
B. Sambutan Deputi Bidang Kebijakan BANGKOM ASN LAN RI DR. Muhammad
Taufiq DEA.
Kebanggaan sebagai ASN adalah karena dapat melayani Bangsa Indonesia.
Penguasaan Core Value bagi ASN dan employer yang dikenal dengan singkatan
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif), menuntut kita semua untuk terus mengembangkan diri.
Kemampuan berinovasi Penguasaan Core Value dan penguasaan literasi digital
(SMART ASN). Selamat belajar dan semangat mengembangkan diri supaya menjadi
ASN yang unggul dan mendukung daya saing bangsa.
C. Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan
Kompetensi ASN LAN RI, Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm.
Penjelasan Manajemen Penyelenggaraan PPPK dituntut belajar mandiri pada
materi MOOC. Pembelajaran dibagi 3 :
1. Sikap perilaku Bela Negara
2. Nilai-nilai core value dalam penyelenggaraan pemerintahan
3. Kedudukan dalam penyelenggaraan pemerintahan

1
AGENDA 1
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA


1. Wawasan Kebangsaan
1.1 Resume
ASN yang professional bebas intervensi politik, bersih dari KKN, mampu
melayani dan menjadi perekat masyarakat sesuai UUD 1945 diperlukan guna
mencapai tujuan nasional. Setiap ASN harus mengutamakan kepentingan negara
seperti yang dicontohkan para pendiri bangsa (founding fathers). Wawasan
kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejarah pergerakan kebangsaan perlu secara
lengkap diketahui oleh setiap CPNS sehingga dapat menjadi landasan dalam
memahami wawasan kebangsaan secara komprehensif.
Tanggal 20 Mei untuk pertama kalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan
Nasional berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia
No. 316 tahun 1959. Penetapan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan
Nasional dilatarbelakangi terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta
tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa sekolah dokter Jawa di Batavia
(STOVIA).
Oktober 1908, kongres pertama Boedi Oetomo di Gedung Sekolah
Pendidikan Guru (Kweekschool) Yogyakarta dipimpin oleh Wahidin
Soedirohoesodo. Anggota Boedi Oetomo berkembang dengan pesat. Pada
September 1909, anggota Boedi Oetomo mencapai + 10.000 orang. Kongres
terakhir Boedi Oetomo tercatat pada bulan Agustus 1912 yang kemudian memilih
Pangeran Ario Noto Dirodjo sebagai ketua.
Penetapan tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda
dilatarbelakangi Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober
1928 di Indonesische Clubgenbouw. Kongres Pemuda II sendiri merupakan hasil
dari Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 1926 di
Vrijmetselaarsloge. M.Yamin menyampaikan sebuah resolusi berupa 3 (tiga)
klausul yang menjadi dasar dari Sumpah Pemuda.
Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada,
pimpinan pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan
Badan Penyelidik Usaha- usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)yang
kemudian tugasnya dilanjutkan oleh PPKI yang terbentuk pada 7 Agustus 1945.

2
3

Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI diawali dengan menyerah Jepang kepada


Tentara Sekutu. Indonesia sendiri resmi merdeka pada 17 Agustus 1945, dengan
dibacakannya teks proklamasi pukul 10.00 di muka rakyat di Jl. Pegangsaan Timur
56 No. 4.
Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara
Garuda Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri
bangsa dan identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol
tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara di dalam tata pergaulan dengan
negara-negara lain dan menjadi cerminan kemandirian dan eksistensi negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dengan demikian,
bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia bukan
hanya sekadar merupakan pengakuan atas Indonesia sebagai bangsa dan negara,
melainkan menjadi simbol atau lambang negara yang dihormati dan dibanggakan
warga negara Indonesia. Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia menjadi kekuatan yang sanggup menghimpun serpihan
sejarah Nusantara yang beragam sebagai bangsa besar dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Bahasa Indonesia bahkan cenderung berkembang menjadi
bahasa perhubungan luas. Penggunaannya oleh bangsa lain yang cenderung
meningkat dari waktu ke waktu menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

1.2 Pertanyaan dan Jawaban


a. Urgensi ASN harus berwawasan kebangsaan sehingga menjadi bagian
kompetensi ASN
Urgensi Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki wawasan kebangsaan
adalah sangat penting dalam konteks pelayanan publik dan pembangunan
nasional. Wawasan kebangsaan adalah pemahaman yang mendalam tentang
identitas, nilai-nilai, sejarah, dan tujuan negara serta kesadaran akan
tanggung jawab untuk berkontribusi pada pembangunan dan kemajuan
bangsa. Terintegrasi dalam kompetensi ASN, urgensi ini memiliki beberapa
alasan kuat:
1. Patriotisme dan Loyalitas Terhadap Negara : Wawasan kebangsaan
membantu ASN untuk menginternalisasi nilai-nilai patriotisme, cinta
tanah air, dan loyalitas terhadap negara.
2. Keselarasan dalam Pembangunan Nasional : ASN berperan dalam
menjalankan kebijakan pemerintah dan program-program
pembangunan.
3. Pemahaman Terhadap Keanekaragaman Kultural dan Sosial Negara-
4

negara
4. Pemberdayaan Masyarakat dan Pelayanan yang Berkualitas : ASN yang
memiliki wawasan kebangsaan akan lebih mampu berkomunikasi dan
berinteraksi dengan masyarakat dengan lebih baik.
5. Keamanan dan Stabilitas Negara : Keberadaan ASN yang berwawasan
kebangsaan dapat membantu menghindari potensi ancaman terhadap
keamanan dan stabilitas negara.
6. Pembentukan Generasi Penerus yang Berkarakter : ASN sering kali juga
menjadi contoh dan teladan bagi generasi penerus.
b. Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia
Pergerakan kebangsaan Indonesia adalah serangkaian upaya yang
dilakukan oleh berbagai kelompok dan individu di Indonesia untuk
mencapai kemerdekaan dan membentuk negara yang merdeka dan berdaulat.
Berikut adalah beberapa momen penting dalam pergerakan kebangsaan
Indonesia :
1. Awal Mula Pergerakan (Awal Abad ke-20):
Boedi Oetomo (1908): Organisasi ini dianggap sebagai salah satu awal
pergerakan kebangsaan. Didirikan oleh para intelektual Jawa yang mendesak
reformasi dalam pemerintahan kolonial dan pembaruan dalam bidang
pendidikan.
2. Pergerakan Kebangkitan Nasional (1910-an - 1920-an):
Sumpah Pemuda (1928): Pada 28 Oktober 1928, pemuda-pemuda
Indonesia dari berbagai daerah dan suku bersumpah untuk bersatu dalam
satu bahasa, satu tanah air, dan satu bangsa. Sumpah Pemuda menjadi simbol
persatuan dalam perjuangan kemerdekaan.
3. Proklamasi Kemerdekaan
Pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia. Pukul 10.00 Teks Proklamasi dibacakan, Sang Saka
Merah Putih dikibarkan, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
dikumandangkan sebagai pertanda Indonesia telah menjadi negara merdeka
dan berdaulat.
Semua itu dapat tercapai karena kekuatan para tokoh pendiri bangsa
ini (founding fathers), yaitu saat menjelang kemerdekaan untuk menyusun
suatu dasar negara. Pemeluk agama yang lebih besar (mayoritas Islam)
menunjukan jiwa besarnya untuk tidak memaksakan kehendaknya. Bunyi
Pembukaan (preambule) yang sekarang ini, bukan seperti yang dikenal
sebagai “Piagam Jakarta”. Hal ini juga terjadi karena tokoh-tokoh agama
5

Islam yang dengan kebesaran hati (legowo) menerimanya.


c. Relevansi 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara dalam
mewujudkan profesionalitas ASN
Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI merupakan 4 konsensus
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Berikut adalah relevansi
masing-masing prinsip dalam konteks profesionalitas ASN :
1. Pancasila
Pancasila mendorong ASN untuk menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan,
kesetaraan, dan integritas dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Dengan
memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Pancasila, ASN dapat
menjalankan pelayanan publik secara adil, merata, dan berkualitas.
2. UUD 1945
ASN harus berpegang pada UUD 1945 dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Pengetahuan dan penghormatan terhadap konstitusi negara adalah esensial
untuk menjaga profesionalitas dan legalitas kerja ASN.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Dalam pelayanan publik, ASN akan berhadapan dengan masyarakat yang
memiliki berbagai latar belakang. Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan
kepada ASN untuk menghormati perbedaan dan memastikan pelayanan yang
inklusif dan merata bagi semua warga negara.
4. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
ASN harus menjaga dan memperkokoh persatuan bangsa. Dalam
menjalankan tugas, ASN memiliki peran penting dalam mempertahankan
integritas negara dan mendukung pembangunan secara merata di seluruh
wilayah Indonesia.
Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini akan membantu ASN menjadi
agen perubahan yang positif dalam pembangunan negara dan pelayanan kepada
masyarakat.

2. Nilai-Nilai Bela Negara


2.1 Resume
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara,
baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
6

Nilai dasar Bela Negara kemudian diwariskan kepada para generasi penerus
guna menjaga eksistensi RI. Sebagai aparatur Negara, ASN memiliki kewajiban
untuk mengimplementasikan dalam pengabdian sehari hari. Bela Negara
dilaksanakan atas dasar kesadaran warga Negara serta keyakinan pada kekuatan
sendiri yang ditumbuhkembangkan melalui usaha Bela Negara. Usaha Bela Negara
bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme Warga Negara dalam upaya
pemenuhan hak dan kewajibannya terhadap Bela Negara yang diwujudkan dengan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara .

2.2 Pertanyaan dan Jawaban


a. Apakah nilai-nilai dasar Bela Negara masih relevan saat ini ?
Ya, nilai-nilai dasar Bela Negara masih relevan apalagi dalam konteks pelayanan
publik dan tugas-tugas ASN sebagai bagian dari negara. Bela Negara adalah
konsep yang menekankan partisipasi dan kontribusi aktif seluruh komponen
masyarakat dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan serta keutuhan
negara. Bela Negara juga mengajarkan pentingnya partisipasi aktif seluruh
elemen masyarakat dalam menjaga keutuhan, kedaulatan, dan keamanan negara.
Nilai-nilai dasar Bela Negara tetap memiliki signifikansi dalam menghadapi
berbagai tantangan global dan lokal.
b. Ancaman apa yang paling mungkin terjadi saat ini dan mengancam eksistensi
NKRI ?
Beberapa ancaman yang dapat diidentifikasi pada saat ini yaitu:
1. Ekstremisme dan Radikalisme
Keberadaan kelompok-kelompok ekstremis dan radikal, baik dari dalam
maupun luar negeri, dapat membahayakan stabilitas dan kesatuan NKRI.
Ancaman ini bisa berupa terorisme, yang dapat mengganggu keamanan dan
mengintimidasi warga serta melemahkan tatanan sosial.
2. Separatisme
Beberapa daerah di Indonesia masih menghadapi gerakan separatis yang ingin
memisahkan diri dari NKRI. Ancaman ini bisa memicu konflik internal dan
melemahkan integritas nasional.
3. Ketidaksetaraan Sosial dan Ekonomi
Ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya, pendidikan, dan akses
terhadap layanan publik dapat menciptakan ketidakpuasan sosial. Bila tidak
diatasi, ketidaksetaraan ini dapat memicu ketegangan dan perpecahan.
4. Ketidakstabilan Politik dan Ekonomi
Instabilitas dalam politik dan ekonomi dapat mengancam eksistensi negara.
7

Konflik internal, ketidakpastian kebijakan, atau krisis ekonomi yang tidak


tertangani dapat merongrong stabilitas nasional.
5. Krisis Kemanusiaan dan Lingkungan
Krisis lingkungan seperti perubahan iklim dan bencana alam dapat berdampak
serius pada aspek sosial, ekonomi, dan politik. Jika tidak dikelola dengan
baik, ini bisa merusak ekosistem dan kesejahteraan masyarakat.
6. Kesenjangan Budaya dan Agama
Perbedaan budaya dan agama yang ekstrem dapat menciptakan polarisasi
dalam masyarakat. Jika tidak ditangani dengan baik, ini bisa mengancam
persatuan dan toleransi di NKRI.
7. Krisis Keamanan Siber
Ancaman siber, termasuk serangan siber dan penyebaran disinformasi, dapat
mengganggu stabilitas dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan
institusi.
8. Ketidakpastian Global
Perkembangan global seperti konflik antarbangsa, pergeseran ekonomi
global, atau perubahan tatanan dunia dapat memiliki dampak signifikan pada
NKRI, terutama jika tidak ada kesiapan dalam menghadapinya.

3. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia


3.1 Resume
Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik
dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini
dipertegas dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap materi
muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Konstitusi atau UUD, yang bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia disebut
UUD 1945 hasil Amandemen I, II, III dan IV terakhir pada tahun 2002 (UUD 1945)
merupakan hukum dasar tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam hierarkhi
peraturan perundang-undangan Republik Indonesia. Atas dasar itu, penyelenggaraan
negara harus dilakukan untuk disesuaikan dengan arah dan kebijakan
penyelenggaraan negara yang berlandaskan Pancasila dan konstitusi negara, yaitu
UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan
UUD 1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar
8

belakangi, kandungan cita-cita luhur dari Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17


Agustus 1945, dan oleh karena itu tidak akan berubah atau dirubah, merupakan dasar
dan sumber hukum bagi Batang-tubuh UUD 1945.

3.2 Pertanyaan dan Jawaban


a. Jelaskan kedudukan Pancasila dalam konteks penyelenggaraan negara Indonesia!
Pancasila menjadi idiologi negara. Artinya, Pancasila merupakan etika sosial
yaitu seperangkat nilai yang secara terpadu harus diwujudkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan suatu sistem, karena keterkaitan
antar sila-silanya, menjadikan Pancasila suatu kesatuan yang utuh. Pengamalan
yang baik dari satu sila, sekaligus juga harus diamalkannya dengan baik sila-sila
yang lain. Karena posisi Pancasila sebagai idiologi negara tersebut, maka
berdasarkan Tap MPR No.VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa
yang masih dinyatakan berlaku berdasarkan Tap MPR No.I/MPR/2003, bersama
ajaran agama khususnya yang bersifat universal, nilai-nilai luhur budaya bangsa
sebagaimana tercermin dalam Pancasila itu menjadi “acuan dasar dalam berpikir,
bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa”. Etika sosial dimaksud
mencakup aspek sosial budaya, politik dan pemerintahan, ekonomi dan bisnis,
penegakkan hukum yang berkeadilan, keilmuan, serta lingkungan. Secara
terperinci, makna masing-masing etika sosial ini dapat disimak dalam Tap MPR
No.VI/MPR/2001.
b. Jelaskan kedudukan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam konteks
penyelenggaraan negara Indonesia!
Dari sudut hukum, UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama dari
penjabaran lima norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-
norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma
hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem penyelengagaran negara
pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan negara yang mencakup
aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.
Konstitusi atau UUD bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia disebut UUD
1945 hasil Amandemen I, II, III dan IV terakhir pada tahun 2002 (UUD 1945)
merupakan hukum dasar tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam hierarkhi
peraturan perundang-undangan Republik Indonesia. Atas dasar itu,
penyelenggaraan negara harus dilakukan untuk disesuaikan dengan arah dan
kebijakan penyelenggaraan negara yang berlandaskan Pancasila dan konstitusi
negara yaitu UUD 1945.
c. Jelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik
9

Indonesia Tahun 1945!


a. Di alinea kedua dikategorikan norma dasar berupa cita-cita luhur atau visi
bangsa. Dalam rangka mencapai visi negara Indonesia perlu dibentuk suatu
Pemerintahan Negara Indonesia dengan misi pelayanan (a) melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (b)
memajukan kesejahteraan umum, (c) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
(d) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Misi pelayanan tersebut merupakan
tugas negara atau tugas nasional, artinya bukan hanya menjadi kewajiban dan
tanggung jawab Preseiden atau lembaga eksekutif pemerintah saja; kata
‘Pemerintah’ dalam alinea ini harus diartikan secara luas, yaitu mencakup
keseluruhan aspek penyelenggaraan pemerintahan negara beserta lembaga
negaranya.
b. Norma dasar perlu dibuat dan ditetapkan Undang Undang Dasar (UUD),
sebagaimana disimpulkan dari kalimat “... maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Negara
Indonesia”;
c. Norma dasar tentang Bentuk Negara yang demokratis, yang dapat dilihat pada
kalimat “...yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat”
d. Norma dasar berupa Falsafah Negara Pancasila sebagaimana dirumuskan
dalam kalimat “... dengan berdasar pada Ketuhanan Yang Maha Esa ...serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Pancasila yang mencakup lima Sila merupakan norma-norma dasar filsafat
negara bagi rakyat Indonesia dalam berbangsa dan bernegara yang digali dari
pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur
yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa Indonesia.
d. Jelaskan kedudukan batang tubuh dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945!
Batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran
5 (lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar
lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang
memberi kerangka dasar hukum sistem administrasi negara Republik Indonesia
pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan pemerintahan negara
yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber
daya manusianya.
e. Jelaskan kedudukan dan peran ASN dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan
10

Bangsa Indonesia!
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting
dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Sebagai bagian
dari elemen pemerintahan dan pelayanan publik, ASN memiliki tanggung jawab
dalam membangun dan menjaga kebersamaan serta merawat keragaman budaya,
etnis, dan agama di Indonesia. Adapun tugas pemerintahan dilaksanakan dalam
rangka penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan yang meliputi
pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan. Sedangkan
dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan tertentu dilakukan melalui
pembangunan bangsa (cultural and political development) serta melalui
pembangunan ekonomi dan sosial (economic and social development) yang
diarahkan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat.
Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. ANALISIS ISU KONTEMPORER


Perubahan adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari, menjadi bagian
yang selalu menyertai perjalanan peradaban manusia. Cara kita menyikapi terhadap
perubahan adalah hal yang menjadi faktor pembeda yang akan menentukan seberapa
dekat kita dengan perubahan tersebut, baik pada perubahan lingkungan individu,
keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture),
Nasional (Society), dan Dunia (Global). Yang perlu menjadi fokus perhatian adalah
mulai membenahi diri dengan segala kemampuan, kemudian mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliki dengan memperhatikan modal insani (manusia) yang merupakan
suatu bentuk modal (modal intelektual, emosional, sosial, ketabahan, etika/moral, dan
modal kesehatan (kekuatan) fisik/jasmani) yang tercermin dalam bentuk pengetahuan,
gagasan, kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja. Perubahan lingkungan
stratejik yang begitu cepat, massif, dan complicated saat ini menjadi tantangan bagi
bangsa Indonesia dalam percaturan global untuk meningatkan daya saing sekaligus
mensejahterakan kehidupan bangsa. Pada perubahan ini perlu disadari bahwa globalisasi
baik dari sisi positif apalagi sisi negatif sebenarnya adalah sesuatu yang tidak
terhindarkan dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi peradaban antar bangsa.
Terdapat beberapa isu-isu strategis kontemporer yang telah menyita ruang publik harus
dipahami dan diwaspadai serta menunjukan sikap perlawanan terhadap isu-isu tersebut.
11

Isu-isu strategis kontemporer yang dimaksud yaitu: korupsi, narkoba, terorisme dan
radikalisasi, tindak pencucian uang (money laundring), dan proxy war dan isu Mass
Communication dalam bentuk Cyber Crime, Hate Speech, dan Hoax. Strategi bersikap
yang harus ditunjukan adalah dengan cara-cara objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan serta terintegrasi/komprehensif. Oleh karena itu dibutuhkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga dapat
merumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang
matang.

C. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai nilai bela negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga
negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation and
character building. Proses nation and character building tersebut didasari oleh sejarah
perjuangan bangsa, sadar akan ancaman bahaya nasional yang tinggi serta memiliki
semangat cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai
idiologi negara, kerelaan berkorban demi bangsa dan Negara.
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela
negara, baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara
menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan
rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga etika, etiket, moral dan
memegang teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur
dan terhormat.
Dengan demikian, maka untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar
bela negara tersebut, kita harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun
mental yang mumpuni, serta memiliki etika, etiket, moral dan nilai kearifan lokal sesuai
dengan jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu dalam Kesiapsiagaan Bela Negara ini
sebagai wujud bahwa kita, memiliki kemampuan awal bela negara, maka kita akan
membahas tentang Kesehatan Jasmani dan Mental; Kesiapsiagaan Jasmani dan Mental;
Etika, Etiket dan Moral; serta Kearifan Lokal.
AGENDA 2
NILAI DASAR ASN ( BERAKHLAK )

A. BERORIENTASI PELAYANAN
1.1 Resume
Sebagaimana tercantum dalam Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (UU Pelayanan Publik) negara berkewajiban
memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang
mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa
publik, dan pelayanan administrative. Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat
diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini
diantaranya:
1. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
2. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
3. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN,
sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi
Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, yang dimaknai bahwa setiap ASN harus
berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Tidak hanya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga
terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan
aspirasi dan keinginan masyarakat

1.2 Pertanyaan dan Jawaban


1. Konsep Pelayanan Publik
1. B 2. C
3. C 4. B
5. A 6. C
7. C 8. D
9. B 10. A
2. Berorientasi Pelayanan
1. C 2. B
3. D 4. D

12
13

5. A 6. C
7. B 8. A
9. A 10. B

B. AKUNTABEL
1.1. Resume
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah Kemampuan melaksanaan
tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas
adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai
pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik
(Matsiliza dan Zonke, 2017).
Etika Publik merupakan merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana
nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang lain.
Akuntabilitas dan Integritas banyak dinyatakan oleh banyak ahli administrasi
negara sebagai dua aspek yang sangat mendasar harus dimiliki dari seorang pelayan
publik. Namun, integritas memiliki keutamaan sebagai dasar seorang pelayan publik
untuk dapat berpikir secara akuntabel. Kejujuran adalah nilai paling dasar dalam
membangun kepercayaan publik terhadap amanah yang diembankan kepada setiap
pegawai atau pejabat negara. Pengelolaan konflik kepentingan dan kebijakan gratifikasi
dapat membantu pembangunan budaya akuntabel dan integritas di lingkungan kerja.
Akuntabilias dan integritas dapat menjadi faktor yang kuat dalam membangun pola pikir
dan budaya antikorupsi.

1.2. Pertanyaan dan Jawaban


1. Potret Layanan Publik di Indonesia
a. Banyak perbaikan yang terjadi di layanan publik yang bisa ditemukan di
keseharian Anda, pilihlah salah satu kasus yang pernah Anda alami, dan tulislah
perubahan/perbaikan yang terjadi dari kondisi sebelumnya.
Peningkatan Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan di Daerah Terpencil
Sebelumnya, di daerah terpencil, masyarakat sering kesulitan mengakses
pelayanan kesehatan yang memadai karena keterbatasan fasilitas dan
transportasi. Hal ini mengakibatkan penundaan dalam diagnosis dan perawatan,
serta meningkatkan risiko komplikasi kesehatan. Perbaikan yang terjadi:
14

1. Pusat Kesehatan Keliling


Pemerintah mengintroduksi pusat kesehatan keliling yang berkunjung
secara teratur ke daerah terpencil. Tim medis datang dengan fasilitas dan
perlengkapan yang diperlukan untuk memberikan perawatan dasar,
vaksinasi, dan konsultasi medis kepada masyarakat di lokasi terdekat.
2. Telemedicine
Pemanfaatan teknologi telemedicine memungkinkan masyarakat di daerah
terpencil untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis melalui
panggilan video. Hal ini membantu dalam diagnosis awal, pemberian saran
medis, dan pengawasan pasien jarak jauh.
3. Pelatihan Tenaga Medis Lokal
Pemerintah memberikan pelatihan kepada tenaga medis lokal di daerah
terpencil. Ini dapat mencakup peningkatan pengetahuan dan keterampilan
medis dasar, sehingga mereka dapat memberikan perawatan pertama dan
mengenali tanda-tanda awal penyakit serius.
4. Dukungan Transportasi
Pemerintah menyediakan layanan transportasi khusus untuk pasien yang
memerlukan perawatan lebih lanjut di fasilitas kesehatan yang lebih besar.
Ini mengurangi hambatan aksesibilitas karena masalah transportasi.
5. Kampanye Edukasi Kesehatan
Peningkatan dalam kampanye edukasi kesehatan di daerah terpencil
membantu masyarakat memahami pentingnya perawatan kesehatan,
vaksinasi, dan praktik kesehatan pencegahan.
b. Masih ada beberapa layanan publik yang belum berubah dari versi buruknya,
pilihlah salah satu layanan yang Anda ketahui masih belum berubah tersebut,
dan tuliskan harapan perubahan yang Anda inginkan.
Salah satu contoh layanan publik puskesmas yang mungkin masih belum
mengalami perubahan signifikan adalah masalah waktu tunggu yang panjang
untuk mendapatkan pelayanan medis. Seringkali, pasien harus menunggu lama
sebelum bisa diperiksa oleh tenaga medis di puskesmas. Ini bisa disebabkan
oleh berbagai faktor, seperti kurangnya jumlah tenaga medis, atau kurangnya
efisiensi dalam proses pendaftaran dan antrian. Harapan perubahan yang
diinginkan adalah
1. Penyediaan Tenaga Medis yang Cukup
Pihak berwenang harus berusaha untuk meningkatkan jumlah tenaga medis
yang tersedia di puskesmas.
2. Optimalisasi Proses Antrian
15

Puskesmas perlu mengadopsi sistem antrian yang efisien dan terorganisir.


Penggunaan teknologi, seperti sistem antrian online atau nomor antrian
yang dikeluarkan saat pendaftaran, dapat membantu mengurangi
kebingungan dan waktu tunggu pasien.
3. Peningkatan Pelatihan dan Kualitas Tenaga Medis
Tenaga medis perlu terus menerus mendapatkan pelatihan dan
pengembangan profesional.
4. Penggunaan Teknologi Kesehatan
Teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas
layanan di puskesmas. Misalnya, penggunaan rekam medis elektronik dapat
membantu tenaga medis mengakses informasi pasien dengan cepat,
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan.
5. Monitoring dan Pengawasan
Pemerintah dan instansi terkait perlu melakukan pemantauan dan
pengawasan terhadap kinerja puskesmas secara rutin.
6. Partisipasi Masyarakat
Melibatkan masyarakat dalam memberikan masukan dan umpan balik
mengenai pelayanan puskesmas dapat membantu mengidentifikasi masalah
dan membangun solusi yang lebih baik.
c. Lihatlah video unik pada tautan ini yang berakting terkait sebuah layanan
yang sudah berubah dari bentuk selebelumnya:
https://www.instagram.com/reel/CX3Oa0rJoQ7/?utm_medium=share_sheet
dan tuliskan pendapat Anda.
Sindiran atau kritikan yang disampaikan oleh Bintang Emon terkait pembuatan
SIM (Surat Izin Mengemudi) di Indonesia mungkin mengacu pada sejumlah
masalah yang sering dikaitkan dengan proses tersebut. Berikut beberapa
kemungkinan isu yang bisa dia cerminkan dan analisis terkait :
1. Birokrasi dan Proses yang Rumit
Proses pembuatan SIM di Indonesia sering dianggap rumit dan memakan
waktu. Kritikan ini mungkin menggambarkan bagaimana calon pengemudi
harus menghadapi berbagai tahapan, formulir, dan persyaratan yang sering
kali membingungkan. Hal ini bisa berakibat pada pengeluaran waktu dan
energi yang besar bagi masyarakat.
2. Korupsi dan Suap
Kritik mungkin juga menyoroti praktik korupsi dan suap yang terjadi dalam
proses pembuatan SIM. Dalam beberapa kasus, calon pengemudi mungkin
merasa terpaksa memberikan uang atau 'uang pelicin' kepada petugas agar
16

prosesnya berjalan lancar.


3. Layanan yang Tidak Konsisten
Bisa jadi video tersebut mencerminkan bagaimana pelayanan di kantor-
kantor SIM tidak konsisten. Ada kemungkinan bahwa proses yang sama
dapat menghasilkan pengalaman yang berbeda-beda di berbagai tempat.
4. Tingkat Kesulitan Ujian Praktik
Proses ujian praktik dalam pembuatan SIM kadang-kadang dianggap terlalu
sulit atau tidak sesuai dengan kondisi nyata di jalan raya. Ini dapat
menciptakan ketidaknyamanan bagi calon pengemudi dan mungkin juga
mengarah pada praktik suap.
5. Pentingnya Reformasi dan Perbaikan
Video semacam ini mungkin memiliki tujuan untuk menyadarkan
pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya reformasi dalam sistem
pembuatan SIM. Hal ini bisa termasuk penyederhanaan proses,
penghapusan praktik korupsi.
2. Konsep Akuntabilitas
a. Apa yang membedakan antara responsibilitas dan akuntabilitas dilihat dari
pengertiannya? Dan berikan pendapat anda terkait konsep responsibiltas dan
akuntabilitas tersebut?
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari
moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
1. Tanggung Jawab (Responsibilitas)
Tanggung jawab mengacu pada kesadaran dan komitmen seseorang atau
entitas terhadap tugas, kewajiban, atau peran yang mereka miliki. Ini berarti
memahami dan mengakui apa yang diharapkan dari mereka dan berusaha
untuk memenuhi ekspektasi tersebut. Tanggung jawab berhubungan dengan
integritas dan etika, di mana individu atau entitas diharapkan untuk bertindak
dengan jujur, adil, dan sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah keterikatan seseorang atau entitas terhadap hasil dari
tindakan, keputusan, atau kinerja mereka. Ini melibatkan kemampuan untuk
menjelaskan dan mempertanggungjawabkan tindakan dan keputusan
tersebut kepada pihak yang berkepentingan. Akuntabilitas juga berhubungan
erat dengan transparansi, di mana individu atau entitas diharapkan untuk
berkomunikasi secara jujur dan terbuka mengenai tindakan dan keputusan
mereka.
17

b. Bagaimana kasus itu bila dilihat dari konteks Akuntabilitas?


Kasus penganiayaan anak di Cadasari, Pandeglang, Banten, dilihat dari
perspektif akuntabilitas dalam beberapa aspek, termasuk pihak yang
bertanggung jawab, sistem hukum dan penegakan hukum, serta tanggapan
pemerintah dan masyarakat. Berikut adalah beberapa poin yang dapat
dipertimbangkan:
1. Tanggung Jawab Pihak Terkait
- Individu Pelaku: Pertama-tama, individu yang terlibat dalam
penganiayaan tersebut memiliki tanggung jawab moral dan hukum atas
tindakan mereka. Akuntabilitas individu ini melibatkan
pertanggungjawaban terhadap hukum yang berlaku dan norma sosial.
- Orang Tua atau Wali Anak: Orang tua atau wali anak juga memiliki
tanggung jawab untuk melindungi dan merawat anak-anak dengan baik.
Akuntabilitas mereka berhubungan dengan bagaimana mereka telah
mengawasi anak-anak mereka dan mencegah kejadian semacam ini
terjadi.
2. Sistem Hukum dan Penegakan Hukum
- Penyelidikan dan Penuntutan: Sistem hukum harus memiliki mekanisme
yang efektif untuk menyelidiki dan menuntut pelaku penganiayaan anak.
Akuntabilitas sistem hukum diukur melalui kecepatan, keadilan, dan
transparansi dalam proses penyelidikan dan penuntutan.
- Hukuman yang Tepat: Pemberian hukuman yang sesuai dan adil kepada
pelaku adalah bagian dari akuntabilitas sistem hukum. Ini mencerminkan
pentingnya sistem peradilan yang tidak hanya menegakkan hukum,
tetapi juga memberikan keadilan kepada korban.
3. Tanggapan Pemerintah dan Masyarakat
- Pencegahan dan Edukasi: Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk
mencegah kasus-kasus serupa terjadi di masa depan. Akuntabilitas
pemerintah dalam hal ini berarti mengembangkan program edukasi dan
kampanye yang mengajarkan tentang hak anak dan pentingnya
perlindungan mereka.
- Dukungan Korban: Masyarakat dan pemerintah perlu memberikan
dukungan dan perlindungan kepada korban penganiayaan, termasuk
akses terhadap layanan kesehatan dan kesejahteraan yang memadai.
4. Transparansi dan Keterbukaan
Pelaporan dan Informasi: Akuntabilitas dalam kasus ini juga melibatkan
transparansi dalam pelaporan kasus, informasi yang diberikan kepada
18

masyarakat, dan keterbukaan mengenai langkah-langkah yang diambil oleh


pihak berwenang.
5. Pemberian Sanksi dan Reformasi
Pemantauan Lanjutan: Setelah kasus ini diselesaikan, penting untuk terus
memantau perkembangan dan pemulihan korban. Ini juga dapat mengukur
akuntabilitas dalam memastikan bahwa hak-hak dan kebutuhan korban
diakomodasi.
Dalam kasus penganiayaan anak di Cadasari, Pandeglang, Banten, akuntabilitas
melibatkan berbagai pihak yang memiliki peran dalam menjaga keamanan dan
kesejahteraan anak-anak. Tanggapan yang adil, transparan, dan efektif dari
pihak-pihak terkait adalah penting untuk memastikan bahwa tindakan tersebut
tidak terulang dan anak-anak mendapatkan perlindungan yang layak.
c. Menurut anda, seberapa penting nilai-nilai akuntabilitas publik jika dikaitkan
dengan fenomena tersebut? Jelaskan.
Nilai-nilai akuntabilitas publik memiliki peran yang sangat penting dalam
mengatasi fenomena ketidakefisienan dan keluhan masyarakat terhadap kinerja
pelayanan publik dan birokrasi. Akuntabilitas publik menciptakan kerangka
kerja yang memastikan bahwa pelayanan publik dilakukan secara efisien,
transparan, dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Akuntabilitas publik
adalah salah satu pondasi utama dalam memastikan bahwa pemerintah dan
lembaga-lembaga publik bertanggung jawab terhadap masyarakat dalam
menyediakan pelayanan yang baik, efisien, dan adil. Akuntabilitas publik dapat
membantu mengidentifikasi masalah, mendorong perbaikan, dan mengarahkan
fokus pada kebutuhan masyarakat. Nilai-nilai akuntabilitas adalah landasan
yang penting dalam membangun sistem pelayanan publik yang lebih baik dan
responsif terhadap tuntutan masyarakat.
3. Panduan Perilaku Akuntabel
a. Pertanyaannya, termasuk dimensi akuntabilitas apakah studi kasus tersebut?
Jelaskan.
Studi kasus diatas termasuk dimensi Akuntabilitas Kejujuran dan Hukum.
Akuntabilitas hukum dan kejujuran adalah akuntabilitas lembaga-lembaga
publik untuk berperilaku jujur dalam bekerja dan menaati ketentuan hukum yang
berlaku. Penggunaan dana publik harus dilakukan secara benar dan telah
mendapatkan otorisasi. Akuntabilitas hukum berkaitan dengan kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam menjalankan
organisasi, sedangkan akuntabilitas kejujuran berkaitan dengan penghindaran
penyalahgunaan jabatan (abuse of power), korupsi dan kolusi. Akuntabilitas
19

hukum menuntut penegakan hukum (law of enforcement), sedangkan


akuntabilitas kejujuran menuntut adanya praktik organisasi yang sehat tidak
terjadi malpraktik dan maladministrasi.
b. Berdasarkan video yang Anda yang Anda simak, isilah tabel berikut:
No Poin-poin yang dianalisis Jawaban
1. Kondisi apa yang membuat Seseorang yang menang dalam sebuah
cerita di video itu berpotensi tender pengadaan yang berniat ingin
menjadi kasus Tindak Pidana memberikan ‘hadiah’ kepada Pejabat
Korupsi? Lelang yang dianggapkan telah berjasa atas
pemilihan perusahaannya.
2. Jenis tindak pidana korupsi apa Gratifikasi (Pemberian Gratifikasi pada
yang relevan dengan cerita di Pejabat Publik)
video itu?
3. Siapa saja pihak di dalam video Pemenang lelang dan Pejabat lelang
itu yang akan terjerat dalam
kasus korupsi?
4. Kondisi apa yang bisa Seseorang yang menang dalam sebuah
menjadikan cerita di dalam tender pengadaan yang berniat ingin
video itu menjadi sebuah kasus memberikan ‘hadiah’ kepada Pejabat
Tindak Pidana Korupsi? Lelang yang dianggapkan telah berjasa atas
pemilihan perusahaannya.
5. Apa dampak yang akan terjadi Dampak gratifikasi dapat merugikan
ke depannya bila cerita tersebut berbagai asperk seperti aspek masyarakat,
menjadi sebuah kasus Tindak pemerintahan, dan bisnis. Beberapa dampak
Pidana Korupsi? dari gratifikasi yaitu kerusakan integritas,
pemborosan aset publik, korosi sistem
hukum dan keadilan, merusak kredibilitas,
menghambat pembangunan, kurangnya
kepemimpinan yang berkualitas, ketidak
percayaan masyarakat, pertumbuhan
ekonomi yang tertahan, dll.
6. Apakah menurut Anda apa Menolak gratifikasi merupakan langkah
yang dilakukan oleh Pejabat penting dalam mempromosikan integritas,
Lelang sudah benar? Jelaskan kejujuran, dan tata kelola yang baik. Jika
kenapa? Anda berada dalam posisi di mana Anda
ditawari gratifikasi atau imbalan yang tidak
pantas maka perlu ditolak dengan tegas.
Menolak gratifikasi adalah langkah penting
untuk membangun budaya kerja yang etis
dan integritas yang kuat, serta untuk
mendukung tata kelola yang baik dalam
berbagai aspek kehidupan.
7. Selain Pemenang Lelang dan - Pemerintah dan Lembaga Penegak
Pejabat Lelang, siapa lagi yang Hukum
bisa berperan agar kasus itu - Organisasi Kebijakan Anti-Korupsi
tidak terjadi? - Pemberitaan dan Pengawasan Media
20

- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)


- Lembaga Internasional dan Antikorupsi
8. Bila Anda harus memilih salah Sebagai pelayan publik yang melakukan
satu peran dalam video itu, Apa tugasnya sesuai tupoksi dan berprinsi serta
yang akan Anda lakukan? menolak tindak pidana korupsi apapun.

4. Akuntabel Dalam Konteks Organisasi Pemerintahan


a) Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas publik dan
kepentingan pribadi bertentangan. Ada dua jenis umum Konflik Kepentingan
yaitu Keuangan (Penggunaan sumber daya lembaga termasuk dana, peralatan
atau sumber daya aparatur untuk keuntungan pribadi) dan Non-Keuangan
(Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan / atau orang
lain). Ada contoh studi kasus seperti berikut: Bahwa ada seseorang Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) menunjuk satu pemenang tender proyek pengadaan
barang dan jasa publik tanpa melalui proses yang akuntabel dan transparan
(terindikasi ada permainan atau kongkalikong antara pemberi dan penerima
proyek). Dilihat dari jenis umum konflik kepentingan, temasuk jenis konflik
kepentingan apakah studi kasus tersebut? Jelaskan.
Kasus diatas termasuk jenis konflik kepentingan non keuanganan (Penggunaan
posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan / atau orang lain).
b) Berdasarkan tulisan tersebut, isilah tabel berikut
No Poin-poin yang dianalisis Jawaban
1. Kondisi apa yang membuat SPJ yang fiktif dan Mark up atau
berita itu berpotensi menjadi penggelembungan anggaran
kasus Tindak Pidana Korupsi?
2. Jenis tindak pidana korupsi Pemalsuan Dokumen
apa yang relevan dengan
berita itu?
3. Siapa saja pihak di dalam -
Pejabat pemerintah atau asn yang
berita itu yang akan terjerat terlibat
dalam kasus korupsi? - Atasan atau manajer yang membuat
persetujuan atau pengesahan
- Pihak yang bertanggung jawab atas
pengelolaan keuangan
- Petugas keuangan atau bendahara
- vendor atau mitra bisnis yang
terlibat
- Pejabat yang bertanggung jawab
atas pengawasan internal
4. Kondisi apa yang bisa SPJ yang fiktif dan Mark up atau
menjadikan cerita di dalam penggelembungan anggaran
berita itu menjadi sebuah
kasus Tindak Pidana Korupsi?
21

5. Apa dampak yang akan terjadi - Penggunaan anggaran yang tidak


ke depannya setelah berita itu efisien dan tidak efektif
terjadi? - Pemborosan sumber daya
- Ketidaksetaraan dan ketidakadilan
- Rusaknya kepercayaan masyarakat
- Merugikan pembangunan dan
layanan publik
- Dampak reputasi
- Ketidakstabilan sistem keuangan
6. Bila Anda harus memilih Sebagai pelayan publik yang
salah satu peran dalam berita melakukan tugasnya sesuai tupoksi dan
itu, Apa yang akan Anda berprinsi serta menolak tindak pidana
lakukan? korupsi apapun.
7. Kondisi apa yang membuat SPJ yang fiktif dan Mark up atau
berita itu berpotensi menjadi penggelembungan anggaran
kasus Tindak Pidana Korupsi?
8. Jenis tindak pidana korupsi Pemalsuan Dokumen
apa yang relevan dengan
berita itu?

C. KOMPETEN
1.1 Resume
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, pada pasal 1 menyebutkan kompetensi adalah deskripsi pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan.
Kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan
kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan
mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk mewujudkannya dalam kinerja.
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-
kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran
bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Terdapat dua pendekatan pengembangan
yang dapat dimanfaatkan pegawai untuk meningkatkan kompetensinya, yaitu klasikal dan non klasikal.
Optimalisasi hak akses pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan pendekatan
pelatihan non klasikal, diantaranya e-learning, job enrichment dan job enlargement termasuk
coaching dan mentoring.

1.2 Pertanyaan dan Jawaban


1. Tantangan Lingkungan Strategis
a. B f. A
b. S g. A
c. A h. A
22

d. C i. B
e. A

2. Kebijakan Pembangunan Aparatur


a. Jelaskan secara ringkas, mengapa sistem merit tersebut penting dalam
pengelolaan ASN?
Sistem merit dalam pengelolaan Aparatur Sipil Negara (ASN) sangat penting
karena berbagai alasan yang mendukung prinsip keadilan, efisiensi, dan
profesionalisme dalam pemerintahan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa
sistem merit penting dalam pengelolaan ASN:
1. Keadilan dan Kesetaraan: Sistem merit memastikan bahwa keputusan
pengangkatan, promosi, dan penghargaan ASN didasarkan pada kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja yang objektif
2. Pemilihan Individu yang Kompeten: Dengan mendasarkan keputusan pada
kualifikasi dan kompetensi, sistem merit memungkinkan pemerintah memilih
individu yang memiliki kemampuan dan keahlian yang sesuai untuk mengisi
posisi atau tugas tertentu.
3. Efisiensi dan Efektivitas: Ketika individu ditempatkan sesuai dengan
kualifikasi dan kompetensinya, mereka lebih mampu menjalankan tugas
dengan baik.
4. Peningkatan Profesionalisme: Dengan menempatkan fokus pada kualifikasi
dan kinerja, sistem merit mendorong ASN untuk meningkatkan kualitas diri
dan terus mengembangkan kompetensinya.
5. Transparansi dan Akuntabilitas: Sistem merit yang transparan dan berbasis
pada kriteria yang jelas dan terukur membantu menciptakan lingkungan yang
akuntabel.
6. Mencegah Praktik Nepotisme dan Klientelisme: Dengan menegakkan prinsip
merit, praktik nepotisme (pemberian keuntungan kepada anggota keluarga)
dan klientelisme (pemberian keuntungan berdasarkan hubungan pribadi atau
politik) dapat diminimalkan atau dihindari, sehingga menghindarkan konflik
kepentingan dan menghasilkan birokrasi yang lebih profesional.
7. Pertumbuhan Karier Berdasarkan Prestasi: Sistem merit memberikan
peluang bagi ASN untuk membangun karier berdasarkan prestasi dan
dedikasi mereka.
b. Jelaskan secara ringkas, mengapa pembangunan birokrasi berkelas dunia
tersebut penting?
Pembangunan birokrasi berkelas dunia (world class bureaucracy) memiliki
23

pentingnya karena memberikan landasan yang kuat untuk menciptakan


pemerintahan yang lebih efektif, efisien, responsif terhadap kebutuhan
masyarakat, dan transparan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa
pembangunan birokrasi berkelas dunia penting:
1. Pelayanan Publik Berkualitas: Birokrasi berkelas dunia berfokus pada
peningkatan kualitas pelayanan publik. Ini berarti masyarakat akan
mendapatkan layanan yang lebih cepat, akurat, mudah diakses, dan sesuai
dengan kebutuhan mereka.
2. Efisiensi dan Efektivitas: Birokrasi berkelas dunia memiliki tata kelola yang
lebih efisien dan efektif. Prosedur dan proses yang lebih baik dirancang untuk
menghindari birokrasi berlebihan dan meminimalkan pemborosan sumber
daya.
3. Pemberantasan Korupsi: Birokrasi berkelas dunia menerapkan prinsip
transparansi, akuntabilitas, dan integritas.
4. Penyederhanaan Regulasi: Birokrasi yang berkualitas akan merancang
regulasi yang sederhana dan mudah dipahami.
5. Inovasi dan Pengembangan: Birokrasi berkelas dunia mendorong inovasi dan
pengembangan solusi baru untuk mengatasi tantangan-tantangan masyarakat.
Pemerintah yang inovatif lebih mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman dan teknologi.
6. Ketertiban dan Keamanan: Birokrasi yang efisien dalam penegakan hukum
dan tata kelola akan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan teratur.
7. Peningkatan Investasi dan Pembangunan Ekonomi: Birokrasi berkelas dunia
dapat meningkatkan iklim investasi dengan prosedur perizinan yang lebih
sederhana dan prediktabil.
8. Peningkatan Citra dan Reputasi Negara: Birokrasi berkelas dunia membantu
meningkatkan citra dan reputasi negara di mata dunia internasional.
Pemerintah yang kompeten dan transparan lebih dihormati dan dipercaya
oleh komunitas internasional.
c. Jelaskan secara ringkas, mengapa 8 (delapan) karakteristik ini penting bagi ASN?
Berikut adalah penjelasan ringkas mengapa kedelapan karakteristik ini penting
bagi ASN:
1. Integritas: Integritas adalah dasar moral yang krusial dalam birokrasi. ASN
yang memiliki integritas tinggi akan menjalankan tugasnya dengan jujur,
tidak terlibat dalam praktik korupsi, dan memegang teguh etika dalam
pengambilan keputusan.
2. Nasionalisme: Kepedulian terhadap kepentingan nasional adalah landasan
24

bagi ASN dalam menjalankan tugasnya. Nasionalisme mendorong dedikasi


untuk memajukan negara, menjaga persatuan, dan mengatasi tantangan yang
dihadapi oleh bangsa.
3. Profesionalisme: Profesionalisme dalam ASN mencakup kompetensi,
disiplin, dan etos kerja yang tinggi. ASN yang profesional akan mampu
memberikan pelayanan publik yang berkualitas, menjalankan tugas dengan
efisien, dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan kerja.
4. Wawasan Global: Wawasan global memungkinkan ASN memahami
perubahan dunia, tren internasional, dan dampak global terhadap kebijakan
dan ekonomi nasional.
5. IT dan Bahasa Asing: Kemampuan dalam teknologi informasi (IT) dan
bahasa asing adalah keterampilan yang esensial di era digital dan globalisasi.
IT mempermudah pekerjaan dan berkomunikasi, sementara kemampuan
bahasa asing membuka pintu kolaborasi internasional dan akses terhadap
informasi global.
6. Hospitality: Kemampuan bersikap ramah, menghargai keberagaman, dan
melayani masyarakat dengan baik adalah inti dari pelayanan publik.
7. Networking: Jaringan dan kolaborasi yang kuat antara ASN, masyarakat, dan
sektor swasta dapat memperkaya pengetahuan, pertukaran informasi, dan
solusi bersama.
8. Entrepreneurship: ASN yang memiliki jiwa kewirausahaan dapat mencari
solusi kreatif untuk tantangan, mengembangkan layanan yang lebih baik, dan
menciptakan dampak positif.
3. Pengembangan Kompetensi
a. B
b. B
c. B
d. B
e. B
4. Perilaku Kompeten
a. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan pelayanan, kompetensi, dan
berkinerja. Benar
ASN terikat dengan etika profesi ASN sebagai pelayan publik. Benar
Perilaku etika professional ASN secara operasional tunduk pada perilaku
berAkhlak. Benar
b. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
adalah diperlukan diutamakan untuk jabatan strategis di lingkungan ASN. Benar
25

Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut


juga sebagai teori “net-centric”, yang merupakan pengembangan berbasis pada
sumber pembelajaran utama dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Salah
Perilaku ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online
network. Benar
Sumber pembelajaran bagi ASN antara lain dapat memanfaatkan sumber
keahlian para pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi
tempat ASN bekerja. Benar
Pengetahuan ASN dihasilkan jejaring informal (networks), yang mengatur diri
sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi. Benar
c. Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor sering kali
tidak menjadi ajang transfer pengetahuan, tetapi lebih sebagai obrolan santai
kurang bermakna pengetahuan. Salah
Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam forum
terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums), dimana setiap ASN wajib
melanjutkan kepada pendidikan lebih tinggi. Salah
Mengambil pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti memo,
laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke dalam
repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil (Knowledge
Repositories) merupakan bagian perilaku kompeten yang diperlukan. Benar
Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer),
dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian
pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari
refleksi pengalaman (lessons learned) adalah bagian ciri dari perilaku kompeten
ASN. Benar
d. Sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik instansi pemerintah
maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui adaptasi
terhadap perubahan lingkungan dan melakukan karya terbaik bagi pekerjaannya.
Benar
Berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang
menjadi terpenting dalam nilai hidup seseorang. Benar

D. HARMONIS
1.1 Resume
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi
sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah
26

menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan


kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam
integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara
disadari pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang
dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan
perwujudan kesadaran persatuan berbangsa tersebut.
Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam
suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi
berbagai bentuk organisasi. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam
mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di
lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

1.2 Pertanyaan dan Jawaban


1. Keanekaragaman Bangsa Dan Budaya Di Indonesia
a. Sebutkan dan Jelaskan keanekaragaman sukus bangsa dan budaya dari tempat
anda berasal dan berikan contohnya.
Wonosobo adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia. Berikut suku dan budaya di Wonosobo sebagai berikut.
1. Suku Jawa: Suku Jawa merupakan mayoritas penduduk di Wonosobo.
Budaya Jawa sangat kuat di daerah ini, terutama dalam hal bahasa, adat
istiadat, seni, dan tradisi. Contohnya, upacara tradisional seperti Grebeg Suro
dan Grebeg Maulud yang merayakan Tahun Baru Islam dan kelahiran Nabi
Muhammad.
2. Budaya Pertanian: Wonosobo dikenal sebagai daerah agraris, dan budaya
pertanian sangat kental di sini. Masyarakat menggelar berbagai upacara dan
tradisi yang berkaitan dengan proses bercocok tanam, seperti "Sedekah
BUmi" yang merupakan ritual untuk memohon kelimpahan hasil laut.
3. Budaya Kesenian: Wonosobo memiliki tradisi seni yang kaya, seperti tari-
tarian tradisional, pertunjukan wayang kulit, dan musik gamelan. Kesenian
ini sering dijadikan sarana untuk memperkuat identitas budaya lokal.
Contohnya Tarian Lengger.
4. Kuliner Lokal: Keanekaragaman kuliner juga mencerminkan budaya daerah.
Contohnya adalah makanan tradisional seperti Sate Klathak Wonosobo yang
terbuat dari daging kambing dan disajikan dengan bumbu kacang khas, serta
Beras Kencur yang merupakan minuman tradisional dengan campuran beras,
kencur, jahe, dan gula merah. Selain itu ada mie ongklok yang khas dengan
27

bumbu kacang yang kental ditambah dengan sate dan tempe kemul.
b. Jelaskan potensi dan tantangan keanekaragaman dilingkungan anda bekerja
Keanekaragaman dalam lingkungan puskesmas mengacu pada beragamnya
elemen dan faktor yang ada di dalamnya, baik itu terkait dengan tenaga medis,
pasien, kondisi medis, budaya, bahasa, serta praktik dan kebijakan kesehatan.
Potensi
1. Kemampuan Menjangkau Beragam Pasien: Keanekaragaman dalam
puskesmas memungkinkan puskesmas untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan beragam pasien, termasuk dari segi
budaya, bahasa, dan kepercayaan.
2. Pengetahuan Budaya Lokal: Puskesmas yang sensitif terhadap budaya lokal
dapat memanfaatkan pengetahuan tentang praktik kesehatan tradisional dan
keyakinan lokal untuk memberikan pelayanan yang lebih efektif dan diterima
oleh masyarakat.
3. Kemampuan Belajar dan Berinovasi: Keanekaragaman mendorong
puskesmas untuk belajar dari pengalaman dan praktik terbaik dari berbagai
latar belakang, sehingga dapat mengembangkan inovasi dalam pelayanan
kesehatan yang lebih inklusif.
4. Penguatan Solidaritas Sosial: Dalam lingkungan yang beragam, adanya
solidaritas sosial dapat terbentuk melalui pengalaman bersama dalam
merawat dan menjaga kesehatan. Ini bisa memperkuat ikatan komunitas dan
rasa saling peduli.
Tantangan
1. Ketidaksetaraan Akses: Beberapa kelompok masyarakat mungkin
menghadapi hambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan, seperti akses
terhadap transportasi atau infrastruktur yang memadai.
2. Kurangnya Kesadaran: Beberapa pasien mungkin tidak menyadari
pentingnya pelayanan kesehatan atau merasa enggan untuk mendapatkan
perawatan medis karena faktor budaya atau stigma sosial.
c. Jelaskan sikap dan perilaku ASN dalam lingkungan yang penuh dengan
keberagaman?
Berikut adalah beberapa sikap dan perilaku yang diharapkan dari ASN dalam
lingkungan yang penuh dengan keberagaman :
1. Sikap Terbuka dan Menghargai Keanekaragaman: ASN sebaiknya memiliki
sikap terbuka terhadap perbedaan-perbedaan budaya, agama, suku, dan latar
belakang lainnya.
2. Kemampuan Komunikasi yang Efektif: ASN harus memiliki kemampuan
28

komunikasi yang baik, termasuk kemampuan mendengarkan dengan penuh


perhatian dan menyampaikan pesan dengan jelas.
3. Empati dan Sensitivitas Budaya: ASN perlu berusaha memahami pandangan,
nilai-nilai, dan perspektif orang lain yang berasal dari latar belakang yang
berbeda.
4. Bekerja sama dan Kolaborasi: Keanekaragaman dapat menjadi aset besar jika
dimanfaatkan dengan baik. ASN sebaiknya mampu bekerja dalam tim yang
terdiri dari beragam latar belakang dan ide.
5. Toleransi dan Menghormati Kebebasan Beragama: ASN harus menghormati
hak setiap orang untuk memiliki keyakinan agama atau spiritualitas yang
berbeda.
2. Mewujudkan Suasana Harmonis Dalam Lingkungan Bekerja Dan Memberikan
Layanan Kepada Masyarakat
a. Jelaskan keberadaan dan pemberlakuan kode etik dilingkungan tempat anda
bekerja?
Di dalam puskesmas, keberadaan dan pemberlakuan kode etik memiliki tujuan
untuk memastikan bahwa seluruh tenaga medis dan staf administratif berperilaku
dengan integritas, profesionalisme, dan mengutamakan kepentingan pasien serta
masyarakat yang dilayani.
b. Sebutkan etika ASN yang mendukung terwujudnya suasana harmonis?
- Sebagai ASN harus netral dan adil
- Bisa mengayomi kepentingan kelompok
- Memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap netral dan adil
karena tidak berpihak dalam memberikan layanan.
- Memiliki rasa suka menolong baik kepada pengguna layanan, juga
membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan.
- Menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya
c. Berikan contoh kejadian yang menunjukkan nilai etika dan pelanggaran etika
dilingkungan anda bekerja. Apa upaya yang dapat anda lakukan untuk
mengantisipasi kemungkinan pelanggaran etika tersebut.
- Nilai Etika: Seorang tenaga medis di puskesmas dengan sabar dan empati
mendengarkan keluhan pasien yang datang, memberikan penjelasan yang
jelas tentang diagnosis dan pengobatan yang direkomendasikan, serta
memastikan privasi pasien terjaga selama proses konsultasi.
- Pelanggaran Etika: Seorang petugas administrasi puskesmas membocorkan
informasi medis pribadi pasien kepada pihak yang tidak berwenang atau
bahkan menjual informasi tersebut untuk kepentingan pribadi.
29

Upaya untuk Mengantisipasi Pelanggaran Etika


1. Pelatihan Etika: Memberikan pelatihan reguler kepada semua tenaga medis
dan staf tentang kode etik profesional, privasi pasien, dan pentingnya
menjaga rahasia medis. Pelatihan ini akan membantu meningkatkan
kesadaran akan tindakan yang etis dan konsekuensi pelanggaran.
2. Pengawasan Internal: Menerapkan sistem pengawasan internal yang efektif
untuk memantau aktivitas staf. Ini dapat mencakup audit rutin terhadap akses
ke informasi medis dan pemeriksaan ketat terhadap penggunaan data pasien.
3. Pengaduan Terbuka: Membuat saluran pengaduan terbuka bagi pasien dan
staf untuk melaporkan pelanggaran etika tanpa takut represalias. Hal ini dapat
memberikan cara bagi individu untuk melaporkan pelanggaran yang mereka
saksikan atau alami.
4. Sanksi yang Tegas: Menetapkan konsekuensi yang tegas bagi pelanggaran
etika, termasuk penghentian kerja atau tindakan hukum, untuk menunjukkan
seriusnya komitmen terhadap etika dan privasi pasien.
5. Promosi Budaya Etis: Membangun budaya organisasi yang kuat tentang
pentingnya etika dalam semua aspek pekerjaan. Ini dapat melibatkan
penyampaian secara terbuka mengenai komitmen terhadap etika selama rapat
dan komunikasi internal.
6. Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien tentang hak-hak mereka
terkait privasi medis, termasuk hak untuk menolak berbagi informasi medis
mereka dengan pihak yang tidak berwenang.
7. Penilaian Rutin: Melakukan penilaian rutin terhadap pelaksanaan kebijakan
etika dan privasi untuk memastikan bahwa prosedur yang ada masih relevan
dan efektif.
d. Jelaskan pengertian kondisi harmonis dan manfaatnya dalam bekerja melayani
masyarakat?
Harmonis adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa
hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Maanfaat harmonis yaitu kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan
produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan. Suasana kerja yang
harmonis memiliki dampak positif pada motivasi, produktivitas, dan
kesejahteraan anggota tim.
e. Apakah suasana harmonis telah anda rasakan dilingkungan anda bekerja saat ini?
Jelaskan jawaban anda ? Apa upaya anda dalam turut mewujudkam suasana
harmonis dilingkungan anda bekerja?
30

Sudah. Saya bisa mengerjakan pekerjaan dengan tenang, dan kerja sama antar
pegawai juga sudah bagus. Upaya yang saya lakukan untuk mewujudkan suasana
harmonis yaitu selalu Mendengarkan dengan empati, mendorong kolaborasi,
menghormati keragaman, dan mengedepankan positivitas.

E. LOYAL
1.1 Resume
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara, dengan panduan perilaku: 1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah 2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan
negara; serta 3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

1.2 Pertanyaan dan Jawaban


1. MATERI POKOK 1. KONSEP LOYAL
No. Jawaban No. Jawaban
1. C 6. C
2. B 7. D
3. B 8. A
4. B 9. B
5. C 10. B

2. MATERI POKOK 2. PANDUAN PERILAKU LOYAL


No. Jawaban No. Jawaban
1. C 6. C
2. B 7. C
3. B 8. A
4. B 9. C
5. C 10. C

3. MATERI POKOK 3. LOYAL DALAM KONTEKS ORGANISASI


PEMERINTAH
No. Jawaban No. Jawaban
1. D 6. C
2. B 7. C
3. A 8. D
4. B 9. C
5. A 10. C
31

F. ADAPTIF
1.1 Resume
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Budaya
adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan
dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan.

1.2 Pertanyaan dan Jawaban


1. Bagaimana praktek dari penerapan adaptasi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi yang merespon perubahan lingkungannya, baik dari sudutu pandang
praktek individu maupun organisasi?
a. Dari Sudut Pandang Praktek Individu
- Pemantauan Lingkungan: Individu perlu aktif memantau perkembangan
dalam lingkungan kerja mereka.
- Pengembangan Keterampilan: Individu harus berusaha untuk
mengembangkan keterampilan yang relevan dengan perubahan yang terjadi.
- Fleksibilitas dan Ketangguhan: Individu perlu menjadi fleksibel dalam
mengubah peran dan tanggung jawab mereka sesuai dengan kebutuhan baru.
- Kolaborasi: Berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan rekan kerja dapat
membantu dalam mengidentifikasi solusi yang lebih baik.
b. Dari Sudut Pandang Praktek Organisasi:
- Tim Adaptasi: Membentuk tim atau kelompok khusus yang bertanggung
jawab untuk mengidentifikasi perubahan, merencanakan respons, dan
mengoordinasikan implementasi adaptasi.
- Analisis Mendalam: Organisasi perlu melakukan analisis menyeluruh
terhadap perubahan lingkungan dan dampaknya terhadap operasional.
- Perencanaan Strategis: Merumuskan rencana strategis yang mencakup langkah-
langkah konkret untuk beradaptasi dengan perubahan.
- Komunikasi Efektif: Penting untuk berkomunikasi dengan jelas kepada seluruh
anggota organisasi tentang alasan di balik perubahan, apa yang diharapkan, dan
bagaimana perubahan akan memengaruhi tugas dan fungsi mereka.
- Fasilitasi Pembelajaran Organisasi: Mendorong budaya pembelajaran di mana
kesalahan dianggap sebagai peluang untuk tumbuh dan belajar.
- Pengukuran dan Evaluasi: Mengukur kemajuan adaptasi dan mengukur apakah
langkah-langkah yang diambil berhasil atau tidak.
- Fleksibilitas Struktural: Jika diperlukan, organisasi harus siap untuk mengubah
32

struktur internalnya, termasuk alur kerja, tugas, dan tanggung jawab, untuk
mendukung adaptasi yang sukses.
2. Bagaimana persamaan dan perbedaan yang mungkin muncul dalam praktek
penerapan adaptasi dari organisasi yang berbeda?
a. Persamaan dalam Praktek Adaptasi Organisasi
- Tujuan Umum Adaptasi: Organisasi dari berbagai industri dan sektor
mungkin menghadapi tantangan yang serupa dalam hal perubahan teknologi,
regulasi, tren pasar, atau preferensi pelanggan.
- Proses Analisis: Organisasi mana pun harus melakukan analisis mendalam
terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan internal dan eksternal
mereka.
- Inovasi: Organisasi yang berbeda sering kali harus mengembangkan inovasi
baru, baik dalam produk, layanan, atau proses internal, untuk menjawab
perubahan permintaan pelanggan atau persaingan yang meningkat.
- Pengembangan SDM: Sumber daya manusia adalah aset penting dalam
adaptasi. Organisasi perlu melatih, mengembangkan, dan mengubah peran
staf mereka agar sesuai dengan kebutuhan baru.
b. Perbedaan dalam Praktek Adaptasi Organisasi
- Industri dan Konteks: Organisasi di industri yang berbeda memiliki
lingkungan dan konteks yang unik. Perbedaan dalam tuntutan industri,
peraturan, dan tren pasar akan mempengaruhi bagaimana adaptasi dilakukan.
- Skala dan Struktur Organisasi: Organisasi besar mungkin memiliki
tantangan dalam mengkoordinasikan perubahan di seluruh unit bisnis
mereka, sementara organisasi kecil mungkin lebih fleksibel dalam
mengadopsi perubahan. Struktur organisasi juga memainkan peran dalam
bagaimana adaptasi diimplementasikan.
- Sumber Daya Finansial: Kemampuan organisasi untuk mengalokasikan sumber
daya finansial untuk adaptasi akan bervariasi.
- Budaya Organisasi: Nilai-nilai, norma, dan budaya organisasi akan memengaruhi
bagaimana adaptasi diterima oleh karyawan dan bagaimana perubahan
diimplementasikan.
- Kecepatan Adaptasi: Beberapa organisasi mungkin lebih proaktif dalam
mengidentifikasi perubahan dan segera meresponsnya, sementara yang lain
mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi.
- Tujuan Adaptasi: Organisasi mungkin memiliki tujuan adaptasi yang berbeda-
beda, seperti meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan pengalaman
pelanggan, atau mengejar peluang baru di pasar.
33

G. KOLABORATIF
1.1 Resume
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat
birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Calon
ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan
harapan tersebut. Pendekatan WoG yang telah berhasil diterapkan di beberapa negara
lainnya diharapkan dapat juga terwujud di Indonesia. Semua ASN
Kementerian/Lembaga /Pemerintah Daerah kemudian akan bekerja dengan satu tujuan
yaitu kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Sedangkan Collaborative Governance
mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik Sebuah pendekatan
pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana
mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber
daya.

1.2 Pertanyaan dan Jawaban


1. Jelaskan Konsep Collaborative Governance dan Pendekatan Whole of Government!
- Collaborative governance adalah suatu pendekatan dalam pengambilan
keputusan dan pengelolaan sumber daya yang melibatkan kerja sama dan
partisipasi aktif dari berbagai pihak yang terlibat. Tujuannya adalah untuk
mencapai hasil yang lebih baik melalui kolaborasi daripada melalui proses
pengambilan keputusan tradisional yang bersifat otoriter atau hierarkis.
menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat
persetujuan
- Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.
2. Jelaskan permasalahan kolaborasi di instansi Saudara!
Berikut adalah beberapa permasalahan umum yang sering muncul dalam kolaborasi
di puskesmas:
- Komunikasi Tidak Efektif: Salah satu masalah utama dalam kolaborasi adalah
komunikasi yang tidak efektif antara unit kerja yang berbeda. Ketidakjelasan,
ketidaktahuan tentang apa yang sedang terjadi di unit lain, atau kurangnya
aliran informasi dapat menghambat kolaborasi yang sukses.
- Kekurangan Koordinasi: Tanpa koordinasi yang baik, upaya kolaborasi antar
unit kerja dapat menyebabkan tumpang tindih atau bahkan konflik.\
- Perbedaan Prioritas dan Tujuan: Setiap unit kerja dalam puskesmas mungkin
memiliki tujuan dan prioritas yang berbeda-beda.
- Kurangnya Dukungan Pimpinan: Jika pimpinan atau manajemen puskesmas
34

tidak mendukung secara aktif kolaborasi antar unit kerja, inisiatif kolaboratif
mungkin tidak mendapatkan sumber daya yang diperlukan atau tidak
mendapatkan perhatian yang cukup.
- Kekurangan Sumber Daya: Kolaborasi yang efektif memerlukan alokasi
sumber daya, baik dalam bentuk waktu, tenaga kerja, atau anggaran.
Kekurangan sumber daya dapat menghambat kemampuan untuk bekerja
bersama dengan efektif.
- Kekurangan Keterampilan Kolaboratif: Tidak semua staf memiliki
keterampilan yang diperlukan untuk berkolaborasi dengan baik.
AGENDA 3
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI

1.1 Resume
A. SMART ASN
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas
dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi
bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian
masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII,
2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya
menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Literasi Digital menjadi kemampuan
wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap
warga negara.
Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah
bagaimana setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara
otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital. Dalam konteks keIndonesiaan,
sebagai warga Negara digital, tiap individu memiliki tanggung jawab (meliputi hak dan
kewajiban) untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya berlandaskan pada
nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini karena
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan panduan kehidupan berbangsa,
bernegara dan berbudaya di Indonesia. Sehingga jelas, kita hidup di dalam negara yang
multicultural dan plural dalam banyak aspek. Pemahaman multikulturalisme dan
pluralisme membutuhkan upaya pendidikan sejak dini. Apalagi, kita berhadapan dengan
generasi masa kini, yaitu para digital native (warga digital) yang lebih banyak ‘belajar’
dari media digital. Meningkatkan kemampuan membangun mindfulness communication
tanpa stereotip dan pandangan negative adalah juga persoalan meningkatkan
kemampuan literasi media dalam konteks budaya digital.
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat
digital yang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital. Masyarakat
digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan infrastruktur
digital.Pemerintah digital meliputi regulasi, kebijakan, dan pengendalian sistem digital.
Sementara itu, ekonomi digital meliputi aspek SDM digital, teknologi penunjang, dan
riset inovasi digital. Dalam mencapai target program literasi digital, perlu
diperhitungkan estimasi jumlah masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan akses
internet berdasarkan data dari APJII dan BPS. Identifikasi Target User dan Total
Serviceable Market penting untuk menentukan target spesifik program literasi digital.
Saat ini, tingkat penetrasi internet di Indonesia sebesar 73,7%.

35
36

Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk
mengakses, menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital
meliputi hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa nyaman.
Hak harus diiringi dengan tanggung jawab. Tanggung jawab digital, meliputi menjaga
hak-hak atau reputasi orang lain, menjaga keamanan nasional atau atau ketertiban
masyarakat atau kesehatan atau moral publik. Hak dan kewajiban digital dapat
memengaruhi kesejahteraan digital setiap pengguna. Kesejahteraan digital merupakan
istilah yang merujuk pada dampak dari layanan teknologi dan digital terhadap
kesehatan mental, fisik, dan emosi seseorang. Siapa yang bertanggung jawab untuk
menciptakan kesejahteraan digital? jawabannya adalah setiap individu.

B. MANAGEMEN ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen
PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian
kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan;
disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan
pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara,
lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di
kalangan PNS dengan Manajemen ASN memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi,
kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak, jabatan, dan integritas serta
persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga
kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN
sebagai pemersatu bangsa. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi
pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN.
Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi
Pemerintah Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya
administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
37

aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.


Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a)Pegawai Negeri Sipil (PNS);
dan b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan
oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut: a) Pelaksana kebijakan public; b) Pelayan public; dan c)
Perekat dan pemersatu bangsa agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN
juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik
dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode
etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk
menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi
dan jangkauan penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya
dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegaway yang
tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.
Manajemen ASN Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai system
pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana
semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai.
Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan
penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers
mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk
meningkatkan kinerja.

1.2 Pertanyaan dan Jawaban


1. Coba jelaskan perbedaan antara manajemen PNS dan Manajemen PPPK!
- Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan.
38

- Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian


kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian
penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
2. Bagaimana perbedaan mekanisme pengisian jabatan pimpinan tinggi ASN dan
penggantian jabatan pimpinan tinggi ASN ?
- Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,
kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah
dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan
memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan
latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang
dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan
Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun. Dalam pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan
proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan
pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri.
3. Coba diskusikan peranan sistem informasi ASN dalam pengelolaan ASN !
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam
manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN
diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi Pemerintah. Sistem
Informasi ASN berbasiskan teknologi informasi yang mudah diaplikasikan,mudah
diakses, dan memiliki sistem keamanan yang dipercaya.

Anda mungkin juga menyukai