Anda di halaman 1dari 17

JURNAL PELATIHAN

Disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas dalam pelatihan MOOC PPPK 2023

Disusun oleh :

Nama : Titin Imelda Ambarita, S. Pd


Tempat tangal lahir : Kuala Tanjung, 11 Agustus 1993
NIP : 199308112023212014
Golongan : IX
Jabatan : Ahli Pertama Guru Agama Kristen
Unit kerja : UPT SDN 04 Simodong

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


(BKPSDM)
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BATU BARA
2023
AGENDA I
SIKAP BELA NEGARA

A. WAWASAN KEBANGSAAN

Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara adalah cara pandang yang dilandasi
akan kesadaran diri sebagai warga negara akan diri dan lingkungan didalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dapat diartikan wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa
Indonesia dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi olehjati diri
bangsa dan kesadaran terhadap sistem nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun
1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi
bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. Prof.
Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah cara
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan
persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Beberapa hal penting dan dala pergerakan kemerdekaan Indonesia.


 20 Mei 1908, puluhan anak muda berkumpul di aula Stovia. Dalam pertemuanitu
mereka sepakat mendirikan organisasi Boedi Oetomo.
 Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi pergerakan nasional pertama
yang menggunakan istilah "Indonesia". Bahkan Perhimpunan Indonesia menjadi
pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah internasional. Perhimpunan
Indonesia (PI) diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada 25
Oktober 1908 di Leiden,Belanda.
 Pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta diselenggarakan “Kerapatan Besar Pemuda”,
yang kemudian terkenal dengan nama “Kongres Pemuda I”. Kongres Pemuda I ini
dihadiri oleh wakil organisasipemuda Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong
Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, kemudian
Jong Bataks Bond dan Pemuda Kaum Theosofi juga ikut dalam kerapatan besar.
 Pada 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan.
 Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan
pemerintahpendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
 PPKI terbentuk pada 7 Agustus 1945.

Ada 4 konsepsus Dasar Negara Indonesia yaitu Bendera, Bahasa dan Lambang Negara
serta Lagu Keangsaan Indonesia sebagai Alat Pemersatu, Identitas, Kehormatan dan
Kebanggaan Bersama. Managemen Pemerintah Negara meliputi berfungsi untuk melayani,
mengayomi, dan memperdayakan masyarakat, bertugas untuk melindungi segenap bangsa dan
tumpah darah Indonesia dengan memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaska kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiba dunia, serta memiliki cita-cita untuk menjadi negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Nilai-Nilai Bela Negara

Bela Negara adalah Tekat, Sikap dan Prilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga Kedaulatan, Keutuhan Wilayah dan Keselamatan
Bangsa dan Negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI. Dengan memahami Nilai - Nilai
Dasar Negara dan Nilai - Nilai Dasar ASN akan mengoptimalkan Fungsi ASN sebagai :
 Pelaksana Kebijakan Publik
 Pelayan Publik
 Perekat dan Pemersatu Bangsa
Hari Bela Negara diperingati setiap tanggal 19 Desember. Nilai-Nilai Bela Negara Meliputi :

 Cinta Tanah Air


 Sadar Berbangsa dan Bernegara
 Setia Pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
 Rela Berkorban Untuk Bangsa dan Negara
 Kemampuan Awal Bela Negara

B. ANALISIS ISU KONTEMPORER

Analisis Isu Kontemporer

1. Modal untuk menghadapi Perubahan lingkungan Strategis :


 Modal Intelektual
 Modal Emosional
 Modal Sosial
 Modal Ketabahan
 Modal Etika/Moral
 Modal Kesehatan.

2. Isu-Isu Strategis Kontemporer


 Korupsi
 Narkoba
 Terorisme dan Radikalisme
 Money Loundring
 Proxy War
 Kejahatan Mass Communication
3. Memahami Isu Kritikal dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan
masalah- masalah sumberdaya yang memerlukan pemecahan disertai dengan
kesadaran publik.

C. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Suatu keadaan siap siaga yang dimiliki seseorang baik secara fisik, mental maupun sosial
dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan
sikap secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh
kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 untuk menjaga, merawat dan menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara.
Aksi Nasional Bela Negara adalah Sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala
macam ancaman, gangguan, hambatan dan Tantangan dengan berlandaskan nilai-nilai luhur bangsa
untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur

Kemampuan Awal Bela Negara


Wujud kemampuan bela negara yakni memiliki :
 Kesehatan jasmani dan mental
 Kesiapsiagaan jasmani dan mental
 Etika, etiket, mental
AGENDA II

A. BERORIENTASI PELAYANAN

Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah


kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang,jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu
1. Penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi,
2. Menerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan kepuasan yang
diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.
3. Pelayanan publik yang prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah
ingin meningkatkan kepercayaan publik, karena dapat menimbulkan kepuasan bagi
pihak- pihak yang dilayani.

Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan


publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan
fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:
a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;
b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan
c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan


memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan
jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan
masyarakat.
Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan
senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat
dan tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk memilih
layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad
memberikan pelayanan yang prima.
B. AKUNTABEL Pengertian Akuntabilitas
Akuntabel adalah suatu prinsip bisnis yang mengajarkan mengenai
transparansi kinerja serta pertanggungjawaban seseorang atas tugas maupun
kewajibannya. Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah
untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah
sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya.

Aspek-Aspek Akuntabilitas
 Akuntabilitas adalah sebuah hubungan(Accountability is a relationship)
 Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
 Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
 Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences)
 Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountabilityimproves performance)

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama(Bovens, 2007), yaitu:


 Untuk menyediakan kontrol demokratis (perandemokrasi);
 Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaankekuasaan (peran konstitusional);
 untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peranbelajar).

C. KOMPETEN
Kompetensi adalah seperangkat karakteristik dan keterampilan yang dapat
dibuktikan yang memungkinkan dan meningkatkan efisiensi atau kinerja suatu pekerjaan.
Kompetensi adalah serangkaian pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengalaman, dan
perilaku yang mengarah pada kinerja yang efektif dalam aktivitas individu.

Perilaku Kompeten
Berkinerja dan BerAkhlak
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran
Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan bahwa panduan
perilaku (kode etik) kompeten yaitu:
1. Meningkatkan kompetensidiri untuk menjawab tantangan yang selalu berubahi;
2. Membantuorang lain belajar; dan
3. Melaksanakan tugas dengan kualitasterbaik.
Perilaku kompeten ini sebagaiamana dalam poin 5 Surat Edaran MenteriPANRB menjadi
bagian dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian
kinerjaindividu dan tujuan organisasi/instansi.
Berikut ini contoh dari Glints yang diuraikan Hidayati (2020) bagaimana membiasakan
proses belajar learn, unlearn, danrelearn. Berikut langkahnya:
1. Learn, dalam tahap ini, sebagai ASN biasakan belajarlah hal- hal yang benar- benar
baru, dan lakukan secara terus- menerus. Proses belajar ini dilakukan dimana pun,
dalam peran apa apun, sudah barang tentu termasuk di tempat pekerjaannya masing-
masing.
2. Unlearn, nah, tahap kedua lupakan/tinggalkan apa yang telah diketahui berupa
pengetahuan dan atau kehalian.
3. Relearn, selanjutnya, dalam tahap terakhir, proses relearn, kita benar-benar menerima
fakta baru. Ingat, proses membuka perspektif terjadi dalam unlearn.

D. HARMONIS
Keanekaragaman suku bangsa itu dapat dipahami disebabkan
karena kondisi letak geografis Indonesia yang berada di persimpangan dua benua dan
samudra. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya percampuran ras, suku bangsa, agama,
etnis dan budaya yang membuat beragamnya suku bangsa dan budaya diseluruh
indonesia.
Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman bagi ASN Wujud tantangan ada yang
berupa keuntungan dan manfaat yang antara lain berupa:
1. Dapat mempererat tali persaudaraan
2. Menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan negara
3. Memperkaya kebudayaan nasional.
4. Sebagai identitas negara indonesia di mata seluruh negara di dunia
5. Dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata sehingga para wisatawan dapat tertaarik dan
berkunjung di Indonesia
6. Dengan banyaknya wisatawan maka dapat menciptkan lapangan pekerjaan
7. Sebagai pengetahuan bagi seluruh warga di dunia
8. Sebagai media hiburan yang mendidik
9. Timbulnya rasa nasionalisme warga negara terhadap negara Indonesia
10. Membuat Indonesia terkenal dimata dunia berkat keberagaan budaya yang kita miliki

Pentingnya Suasana Harmonis

Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat kerja.
Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi karyawan yang
akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara
keseluruhan.
E. LOYAL

Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial”
yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu
kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran
sendiripada masa lalu. Dalam Kamus Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan
sebagai “giving or showing firm and constant support or allegiance to a person or
institution (tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh
dan konstan kepada seseorang atau institusi)”. Sedangkan beberapa ahli mendefinisikan
makna “loyalitas” sebagai berikut:
a) Kepatuhan atau kesetiaan.

b) Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan kepada organisasi


tempatnya bekerja.
c) Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain atau sesuatu
(misalnya organisasi) yang ditunjukkan melalui sikap dan tindakan orang tersebut.
d) Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain yang ditunjukkan dengan
memberikan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang
atau sesuatu.
e) Merupakan sesuatu yang berhubungan dengan emosional manusia, sehingga untuk
mendapatkan kesetiaan seseorang maka kita harus dapat mempengaruhi sisi
emosional orangtersebut.
f) Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki,
mendukung, merasa aman, membangun keterikatan, dan menciptakan keterikatan
emosional.

g) Merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen daripekerja untuk mengikuti


pihak yang mempekerjakannya.
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government),
pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa) Secara etimologis, istilah “loyal”
diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu“Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi
seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak
terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan,
paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional.
Untuk bisa mendapatkan Sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan
memengaruhinya.
F. ADAPTIF
Dalam KBBI diuraikan definisi adaptif adalah mudah menyesuaikan (diri) dengan
keadaan. Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan
individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Fondasi organisasi adaptif dibentuk dari
tiga unsur dasar yaitu lanskap (landscape), pembelajaran (learning), dan kepemimpinan
(leadership). Terdapat 9 elemen budaya adaptif menurut Management Advisory Service
UK yang perlu menjadi fondasi ketika sebuah organisasi akan mempraktekkannya, yaitu:
1. Purpose
2. Cultural values
3. Vision
4. Corporate value
5. Coporate strategy
6. Structure
7. Problem solving
8. Partnership working
9. Partnership working

Organisasi di tuntut untuk melakukan lima disipin yaitu :


1. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir (personal
mastery);
2. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau
gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama
(shared vision);
3. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi
ingin wujudkan (mental model);
4. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan- kegiatan untuk
mewujudkan visinya (team learning);
5. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau bermental silo
(systems thinking).
G. KOLABORATIF

Kolaboratif adalah proses kerja sama. Berkaitan dengan definisi, akan


dijelaskanmengenai beberapa definisi kolaborasi dan collaborative
governance. Dyer and Singh(1998,dalam Celik et al,2019) mengungkapkan
bahwa kolaborasi adalah “valueg enerated from analliance between two or
more firms aiming to become more competitive by developing shared
routines”.

WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan


menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama ini terbangun dalam model NPM.
Bentuk pendekatannya bisa dilakukan dalam pelembagaan formal atau pendekatan
informal. Pengertian dari USIP ini menunjukkan bahwa WoG tidak hanya merupakan
pendekatan yang mencoba mengurangi sekat-sekat sektor.
AGENDA 3
A. SMART ASN
Smart ASN merupakan sistem manajemen ASN berbasis digital dengan ruang lingkup; (1)
Presensi online (presensi masuk kerja dan pulang), (2) Laporan Kinerja Harian (LKH), (3)
Lembur PNS (presensi dan laporannya), (4) Keterangan DL/Cuti/Sakit, (5) Profile ASN (DRH),
(6) Penilaian Kinerja PNS, (7) Pengawasan dan Penegakan Disiplin ASN, (8) Penilaian Indeks
Profesionalitas(PIP) ASN, (9) Data Riwayat Kesehatan Covid-19, (10) Temporer Multi Guna,
(11) Ruang Konsultasi, (12) Ruang Informasi, dan (13) Bina Talenta ASN Milenial (BINTAL).
Smart ASN merupakan generasi ke 3 (tiga) dari semula bernama GPS Face Capture pada
Tahun 2019 dan WFH Online Report pada tahun 2020 (Masuk dalam 12 Karya Inovasi terbaik di
Kementerian Agama Tahun 2020). Selanjutnya berganti nama menjadi Presensi Online hingga
awal tahun 2022. Smart ASN yang merupakan penyempurnaan dari generasi satu dan dua ini
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manajemen ASN berbasis digital dalam rangka
akselerasi kebijakan Pemerintah.
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, ASN
terbagi menjadi dua jenis yakni PNS dan PPPK.5 arahan presiden untuk percepatan transformasi
digital:
1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
2. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektorstrategis, baik di pemerintahan,
layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor
industri,sektor penyiaran.
3. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
4. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital

Fenomena dan permasalahan di dunia digital semakin marak dan semakin canggih. Peran
dan tanggung jawab para peserta CPNS sangatlahbesar. Modul ini membantu para peserta CPNS
mampu beradaptasi dan juga memberikan solusi bagi permasalah yang ada di dunia digital. Pada
bab ini akan membahas mengenai berbagai bentuk implementasi literasi digital beserta
implikasinya.
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media
digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah
kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang
bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi
digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses
mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia &Wijayanto, 2020; Kurnia &
Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak
hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh
tanggung jawab.
Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan
kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Budaya
bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, kecakapan bermedia digital
meliputi Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras
dan pirantilunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

H. MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN, terdiri dari Manajemen PNS dan Manajemen PPPK, Pengelolaan Jabatan
Pimpinan Tinggi, Organisasi dan Sistem Informasi.
Manajemen PNS dan PPPK.

1. Manajemen PNS

Meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,


pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan.
Manajemen PNS pada Instansi Pusat dilaksanakan oleh pemerintah pusat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Manajemen PNS pada Instansi Daerah dilaksanakan oleh
pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a) Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan

Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusunkebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Penyusunan

kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang
diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan. Berdasarkan penyusunan kebutuhan
tersebut, Menteri menetapkan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS secara nasional.

b) Pengadaan
Pengadaan PNS merupakan kegiatan untuk mengisi kebutuhan Jabatan Administrasi dan/atau
Jabatan Fungsional dalam suatu Instansi Pemerintah. Pengadaan PNS di Instansi Pemerintah
dilakukan berdasarkan penetapan kebutuhan yang ditetapkan oleh Menteri. Pengadaan PNS
dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman
hasil seleksi, masa percobaan, dan pengangkatan menjadi PNS.
1. Setiap Instansi Pemerintah merencanakanpelaksanaan pengadaan PNS.
2. Setiap Instansi Pemerintah mengumumkan secara terbuka kepada masyarakat
adanya kebutuhan jabatan untuk diisi dari calon PNS.
3. Setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar
menjadi PNS setelah memenuhi persyaratan
4. Penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS oleh Instansi Pemerintah melalui
penilaian secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratanlain yang
dibutuhkan oleh jabatan. Penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS terdiri dari 3 (tiga) tahap,
meliputi seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar, dan seleksi kompetensi bidang.
5. Peserta yang lolos seleksi diangkat menjadi calonPNS. Pengangkatan calon PNS
ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian.
6. Calon PNS wajib menjalani masa percobaan. Masa percobaan dilaksanakan melalui
proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasinasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Masa percobaan bagi calon PNS dilaksanakan selama 1 (satu)
tahun. Instansi Pemerintah wajib memberikan pendidikan danpelatihan kepada calon
PNS selama masa percobaan.
7. Calon PNS yang diangkat menjadi PNS harus memenuhi persyaratan:
a) lulus pendidikan dan pelatihan; dan

b) sehat jasmani dan rohani.

Calon PNS yang telah memenuhi persyaratan diangkat menjadi PNS oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Calon PNS yang tidak memenuhi ketentuan diberhentikan sebagai calon PNS. Setiap
calon PNS pada saat diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan sumpah/janji.
c) Pangkat dan Jabatan
PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada Instansi Pemerintah. Pengangkatan PNS
dalam jabatan tertentu ditentukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi,
kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan
persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.
Setiap jabatan tertentu dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang menunjukkan kesamaan
karakteristik, mekanisme, dan pola kerja. PNS dapat berpindah antar dan antara Jabatan Pimpinan
Tinggi, Jabatan Administrasi, dan Jabatan Fungsional di Instansi Pusat dan Instansi Daerah
berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja. PNS dapat diangkat dalam jabatan
tertentu pada lingkungan instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia. PNS yang diangkat dalam jabatan tertentu pangkat atau jabatan disesuaikan dengan
pangkat dan jabatan instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pangkat, tata cara pengangkatan PNS dalam jabatan, kompetensi
jabatan, klasifikasi jabatan, dan tata cara perpindahan antar Jabatan Administrasi dan Jabatan
Fungsional diatur dengan Peraturan Pemerintah.
d) Pengembangan Karier

Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan
kebutuhan Instansi Pemerintah. Pengembangan karier PNS dilakukan dengan mempertimbangkan
integritas dan moralitas. Kompetensi meliputi: (1) kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan
spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis; (2)
kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen,
dan pengalaman kepemimpinan; dan (3) kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman
kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga
memiliki wawasan kebangsaan.
Integritas sebagaimana diukur dari kejujuran, kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan, kemampuan bekerja sama, dan pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Moralitas diukur dari penerapan dan pengamalan nilai etika agama, budaya, dan sosial
kemasyarakatan.
Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
Pengembangan kompe-tensi antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dan
penataran. Pengembangan kompetensi harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan
digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karier. Dalam
mengembangkan kompetensi setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan
kompetensi tahunan yang tertuang dalamrencana kerja anggaran tahunan instansi masing-
masing.

Dalam mengembangkan kompetensi PNS diberikan kesempatan untuk melakukan praktik


kerja di instansi lain dipusat dan daerah dalam waktu paling lama 1 (satu) tahundan
pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN dan BKN. Selain pengembangan kompetensi
pengembangan kompetensi dapat dilakukan melalui pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta
dalam waktu paling lama 1 (satu)tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN dan
BKN.
e) Pola Karier

Untuk menjamin keselarasan potensi PNS dengankebutuhan penyelenggaraan tugas pemerintahan


danpembangunan perlu disusun pola karier PNS yang terintegrasi secara nasional. Setiap Instansi
Pemerintah menyusun pola karier PNS secara khusus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pola
karier nasional.
f) Promosi

Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan
persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerja sama,
kreativitas, dan pertimbangandari tim penilai kinerja PNS pada Instansi Pemerintah, tanpa
membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.
Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk dipromosikan ke jenjang
jabatan yang lebih tinggi. Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian setelah mendapat pertimbangan tim penilai kinerja PNS pada
Instansi Pemerintah. Tim penilai kinerja PNS dibentuk oleh Pejabat yang Berwenang.
g) Mutasi

Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam 1 (satu) Instansi Pusat, antar-Instansi Pusat,
1 (satu) Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi Pusat

dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia di luar negeri.
1. Mutasi PNS dalam satu Instansi Pusat atau Instansi Daerah dilakukan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian.
2. Mutasi PNS antarkabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan oleh gubernur setelah
memperolehpertimbangan kepala BKN.
3. Mutasi PNS antarkabupaten/kota antarprovinsi, dan antar provinsi ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri setelah memperoleh pertimbangan
kepala BKN.
4. Mutasi PNS provinsi/kabupaten/kota ke Instansi Pusat atau sebaliknya, ditetapkan oleh kepala
BKN.
5. Mutasi PNS antar-Instansi Pusat ditetapkan oleh kepala BKN.

Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip larangan konflik kepentingan. Pembiayaan
sebagai dampak dilakukannya mutasi PNS dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja
negara untuk Instansi Pusat dan anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk Instansi Daerah.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan karier, pegembangan, kompetensi, pola karier,
promosi, dan mutasi diatur dalam Peraturan Pemerintah.
h) Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan
sistem prestasi dan sistem karier. Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja
pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil,
dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS. Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif,
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Penilaian kinerja PNS berada di bawah kewenangan
Pejabat yang Berwenang pada Instansi Pemerintah masing-masing. Penilaian kinerja PNS
didelegasikan secara berjenjangkepada atasan langsung dari PNS. Penilaian kinerja PNS dapat
mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkatdan bawahannya.
Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada tim penilai kinerja PNS. Hasil penilaian kinerja
PNS digunakan untuk menjamin objektivitas dalam pengembangan PNS, dan dijadikan sebagai
persyaratan dalam pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat, pemberian tunjangan dan sanksi,
mutasi, dan promosi, serta untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. PNS yang penilaian
kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi administrasi sampai dengan
pemberhentian sesuai dengan ketentuan peraturanperundang- undangan. Ketentuan lebih lanjut
mengenai penilaian kinerja diatur dengan Peraturan Pemerintah.
i) Penggajian dan Tunjangan

Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan
PNS. Gaji dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan. Gaji
pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat
dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara. Gaji PNS yang bekerja pada
pemerintahan daerah dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah. Selain gaji PNS
juga menerima tunjangan dan fasilitas. Tunjangan meliputi tunjangan kinerja dan tunjangan
kemahalan. Tunjangan kinerja dibayarkan sesuai pencapaian kinerja. Tunjangan kemahalan
dibayarkan sesuai dengan tingkat kemahalan berdasarkan indeks harga yang berlaku di daerah
masing-masing. Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada anggaran
pendapatan dan belajar negara. Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah
dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah.

j) Penghargaan

PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan
prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan Penghargaan dapat
berupa pemberian:
1. tanda kehormatan;
2. kenaikan pangkat istimewa;
3. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
4. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.

PNS yang dijatuhi sanksi administratif tingkat berat berupa pemberhentian tidak dengan hormat
dicabut haknya untuk memakai tanda kehormatan berdasarkan Undang-Undang ini. Ketentuan
lebih lanjut mengenai penghargaan terhadap PNS dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
k) Disiplin

Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib
mematuhi disiplin PNS. Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap
PNS serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin. PNS yang melakukan pelanggaran
disiplin dijatuhi hukuman disiplin. Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin diatur dengan
Peraturan Pemerintah
l) Pemberhentian

PNS diberhentikan dengan hormat karena:


1. meninggal dunia;
2. atas permintaan sendiri;
3. mencapai batas usia pensiun;
4. perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pension
dini;
5. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban
2. Manajemen PPPK

Berikut perihal yang menyangkut kepada manajemen PPPK;

a) Penetapan Kebutuhan
Jabatan yang dapat diisi oleh PPPK diatur dengan Peraturan Presiden. Setiap instansi Pemerintah
wajib menyusun kebutuan jumlah dan jenis jabatan PPPK berdasarkan analisis jabatan dan
analisis beban kerja.
b) Pengadaaan
Setiap warga Negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar menjadi calon
PPPK setelah memenuhi persyaratan. Pengadaan calon PPPK merupakan kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan pada kegiatan untuk memenuhi kebutuan pada Instansi Pemerintah
c) Penilaian Kerja
Penilaian Kinerja PPPK bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang sudah disepakati
berdasarkan perjanjian kerja antara pejabat Pembina kepegawaian dengan pegawai yang
bersangkutan. Penilaian kinerja PPPK dilakukan berdasarkan perjanjian kerja di tingkat individu
dan tingkat unit atau organisasi dengan memperhatikan target, sasaran, hasil dan manfaat yang
dicapai.
d) Penggajian dan Tunjangan
Pemerintah wajib memberikan gaji yag adildan layak kepada PPPK. Gaji yang diberikan
berdasarkan beban kerja, tanggung jawab jabatan dan resiko pekerjaan. Gaji untuk PPPK di
instansi Pusat dan angaran pendapatan dan belanja daerah untuk PPPK di Instansi Daerah.
e) Pengembangan Kompetensi
PPPK diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi. Kesempatan untuk pengembangan
kompetensidirencanakan setiap tahun oleh instansi pemerintah. Pengembangan kompetensi
sebagaimana dimaksud harus dievaluasi oleh pejabat yang bernang dan diperunakan sebagai salah
satu dasar untuk perjanjian kerja selanjutnya.
f) Pemberian Penghargaan
PPPK yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan
prestasi kerja dalam meaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan seperti tanda
kehormatan, kesempatan prioritas untuk mengembangkan kompetensi dankesempatan menghadiri
acara resmi.
g) Disiplin
Untuk menjamin terpeliharanya tata terti dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PPPK wajib
mematuhi disiplin PPPK. Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap
PPPK serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.
h) Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan hormat karena jangkauan waktu
perjanjian kerja berakhir, meninggal dunia, atas permintaan sendiri, dan perampingan oraganisasi
atau kebijakan pemerintah.
i) Perlindungan
Perlindungan berupa jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan
kematian dilaksanakan sesuai dengan system jaminan social nasional. Bantuan hokum erupa
pemberian bantuan hokum berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di
pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai