Disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas dalam pelatihan MOOC PPPK 2023
Disusun oleh :
A. WAWASAN KEBANGSAAN
Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara adalah cara pandang yang dilandasi
akan kesadaran diri sebagai warga negara akan diri dan lingkungan didalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dapat diartikan wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa
Indonesia dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi olehjati diri
bangsa dan kesadaran terhadap sistem nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun
1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi
bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. Prof.
Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah cara
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan
persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ada 4 konsepsus Dasar Negara Indonesia yaitu Bendera, Bahasa dan Lambang Negara
serta Lagu Keangsaan Indonesia sebagai Alat Pemersatu, Identitas, Kehormatan dan
Kebanggaan Bersama. Managemen Pemerintah Negara meliputi berfungsi untuk melayani,
mengayomi, dan memperdayakan masyarakat, bertugas untuk melindungi segenap bangsa dan
tumpah darah Indonesia dengan memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaska kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiba dunia, serta memiliki cita-cita untuk menjadi negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Nilai-Nilai Bela Negara
Bela Negara adalah Tekat, Sikap dan Prilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga Kedaulatan, Keutuhan Wilayah dan Keselamatan
Bangsa dan Negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI. Dengan memahami Nilai - Nilai
Dasar Negara dan Nilai - Nilai Dasar ASN akan mengoptimalkan Fungsi ASN sebagai :
Pelaksana Kebijakan Publik
Pelayan Publik
Perekat dan Pemersatu Bangsa
Hari Bela Negara diperingati setiap tanggal 19 Desember. Nilai-Nilai Bela Negara Meliputi :
Suatu keadaan siap siaga yang dimiliki seseorang baik secara fisik, mental maupun sosial
dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan
sikap secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh
kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 untuk menjaga, merawat dan menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara.
Aksi Nasional Bela Negara adalah Sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala
macam ancaman, gangguan, hambatan dan Tantangan dengan berlandaskan nilai-nilai luhur bangsa
untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur
A. BERORIENTASI PELAYANAN
Aspek-Aspek Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah sebuah hubungan(Accountability is a relationship)
Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences)
Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountabilityimproves performance)
C. KOMPETEN
Kompetensi adalah seperangkat karakteristik dan keterampilan yang dapat
dibuktikan yang memungkinkan dan meningkatkan efisiensi atau kinerja suatu pekerjaan.
Kompetensi adalah serangkaian pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengalaman, dan
perilaku yang mengarah pada kinerja yang efektif dalam aktivitas individu.
Perilaku Kompeten
Berkinerja dan BerAkhlak
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran
Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan bahwa panduan
perilaku (kode etik) kompeten yaitu:
1. Meningkatkan kompetensidiri untuk menjawab tantangan yang selalu berubahi;
2. Membantuorang lain belajar; dan
3. Melaksanakan tugas dengan kualitasterbaik.
Perilaku kompeten ini sebagaiamana dalam poin 5 Surat Edaran MenteriPANRB menjadi
bagian dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian
kinerjaindividu dan tujuan organisasi/instansi.
Berikut ini contoh dari Glints yang diuraikan Hidayati (2020) bagaimana membiasakan
proses belajar learn, unlearn, danrelearn. Berikut langkahnya:
1. Learn, dalam tahap ini, sebagai ASN biasakan belajarlah hal- hal yang benar- benar
baru, dan lakukan secara terus- menerus. Proses belajar ini dilakukan dimana pun,
dalam peran apa apun, sudah barang tentu termasuk di tempat pekerjaannya masing-
masing.
2. Unlearn, nah, tahap kedua lupakan/tinggalkan apa yang telah diketahui berupa
pengetahuan dan atau kehalian.
3. Relearn, selanjutnya, dalam tahap terakhir, proses relearn, kita benar-benar menerima
fakta baru. Ingat, proses membuka perspektif terjadi dalam unlearn.
D. HARMONIS
Keanekaragaman suku bangsa itu dapat dipahami disebabkan
karena kondisi letak geografis Indonesia yang berada di persimpangan dua benua dan
samudra. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya percampuran ras, suku bangsa, agama,
etnis dan budaya yang membuat beragamnya suku bangsa dan budaya diseluruh
indonesia.
Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman bagi ASN Wujud tantangan ada yang
berupa keuntungan dan manfaat yang antara lain berupa:
1. Dapat mempererat tali persaudaraan
2. Menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan negara
3. Memperkaya kebudayaan nasional.
4. Sebagai identitas negara indonesia di mata seluruh negara di dunia
5. Dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata sehingga para wisatawan dapat tertaarik dan
berkunjung di Indonesia
6. Dengan banyaknya wisatawan maka dapat menciptkan lapangan pekerjaan
7. Sebagai pengetahuan bagi seluruh warga di dunia
8. Sebagai media hiburan yang mendidik
9. Timbulnya rasa nasionalisme warga negara terhadap negara Indonesia
10. Membuat Indonesia terkenal dimata dunia berkat keberagaan budaya yang kita miliki
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat kerja.
Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi karyawan yang
akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara
keseluruhan.
E. LOYAL
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial”
yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu
kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran
sendiripada masa lalu. Dalam Kamus Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan
sebagai “giving or showing firm and constant support or allegiance to a person or
institution (tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh
dan konstan kepada seseorang atau institusi)”. Sedangkan beberapa ahli mendefinisikan
makna “loyalitas” sebagai berikut:
a) Kepatuhan atau kesetiaan.
Fenomena dan permasalahan di dunia digital semakin marak dan semakin canggih. Peran
dan tanggung jawab para peserta CPNS sangatlahbesar. Modul ini membantu para peserta CPNS
mampu beradaptasi dan juga memberikan solusi bagi permasalah yang ada di dunia digital. Pada
bab ini akan membahas mengenai berbagai bentuk implementasi literasi digital beserta
implikasinya.
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media
digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah
kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang
bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi
digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses
mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia &Wijayanto, 2020; Kurnia &
Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak
hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh
tanggung jawab.
Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan
kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Budaya
bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, kecakapan bermedia digital
meliputi Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras
dan pirantilunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
H. MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN, terdiri dari Manajemen PNS dan Manajemen PPPK, Pengelolaan Jabatan
Pimpinan Tinggi, Organisasi dan Sistem Informasi.
Manajemen PNS dan PPPK.
1. Manajemen PNS
Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusunkebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Penyusunan
kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang
diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan. Berdasarkan penyusunan kebutuhan
tersebut, Menteri menetapkan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS secara nasional.
b) Pengadaan
Pengadaan PNS merupakan kegiatan untuk mengisi kebutuhan Jabatan Administrasi dan/atau
Jabatan Fungsional dalam suatu Instansi Pemerintah. Pengadaan PNS di Instansi Pemerintah
dilakukan berdasarkan penetapan kebutuhan yang ditetapkan oleh Menteri. Pengadaan PNS
dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman
hasil seleksi, masa percobaan, dan pengangkatan menjadi PNS.
1. Setiap Instansi Pemerintah merencanakanpelaksanaan pengadaan PNS.
2. Setiap Instansi Pemerintah mengumumkan secara terbuka kepada masyarakat
adanya kebutuhan jabatan untuk diisi dari calon PNS.
3. Setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar
menjadi PNS setelah memenuhi persyaratan
4. Penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS oleh Instansi Pemerintah melalui
penilaian secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratanlain yang
dibutuhkan oleh jabatan. Penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS terdiri dari 3 (tiga) tahap,
meliputi seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar, dan seleksi kompetensi bidang.
5. Peserta yang lolos seleksi diangkat menjadi calonPNS. Pengangkatan calon PNS
ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian.
6. Calon PNS wajib menjalani masa percobaan. Masa percobaan dilaksanakan melalui
proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasinasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Masa percobaan bagi calon PNS dilaksanakan selama 1 (satu)
tahun. Instansi Pemerintah wajib memberikan pendidikan danpelatihan kepada calon
PNS selama masa percobaan.
7. Calon PNS yang diangkat menjadi PNS harus memenuhi persyaratan:
a) lulus pendidikan dan pelatihan; dan
Calon PNS yang telah memenuhi persyaratan diangkat menjadi PNS oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Calon PNS yang tidak memenuhi ketentuan diberhentikan sebagai calon PNS. Setiap
calon PNS pada saat diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan sumpah/janji.
c) Pangkat dan Jabatan
PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada Instansi Pemerintah. Pengangkatan PNS
dalam jabatan tertentu ditentukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi,
kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan
persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.
Setiap jabatan tertentu dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang menunjukkan kesamaan
karakteristik, mekanisme, dan pola kerja. PNS dapat berpindah antar dan antara Jabatan Pimpinan
Tinggi, Jabatan Administrasi, dan Jabatan Fungsional di Instansi Pusat dan Instansi Daerah
berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja. PNS dapat diangkat dalam jabatan
tertentu pada lingkungan instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia. PNS yang diangkat dalam jabatan tertentu pangkat atau jabatan disesuaikan dengan
pangkat dan jabatan instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pangkat, tata cara pengangkatan PNS dalam jabatan, kompetensi
jabatan, klasifikasi jabatan, dan tata cara perpindahan antar Jabatan Administrasi dan Jabatan
Fungsional diatur dengan Peraturan Pemerintah.
d) Pengembangan Karier
Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan
kebutuhan Instansi Pemerintah. Pengembangan karier PNS dilakukan dengan mempertimbangkan
integritas dan moralitas. Kompetensi meliputi: (1) kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan
spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis; (2)
kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen,
dan pengalaman kepemimpinan; dan (3) kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman
kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga
memiliki wawasan kebangsaan.
Integritas sebagaimana diukur dari kejujuran, kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan, kemampuan bekerja sama, dan pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Moralitas diukur dari penerapan dan pengamalan nilai etika agama, budaya, dan sosial
kemasyarakatan.
Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
Pengembangan kompe-tensi antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dan
penataran. Pengembangan kompetensi harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan
digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karier. Dalam
mengembangkan kompetensi setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan
kompetensi tahunan yang tertuang dalamrencana kerja anggaran tahunan instansi masing-
masing.
Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan
persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerja sama,
kreativitas, dan pertimbangandari tim penilai kinerja PNS pada Instansi Pemerintah, tanpa
membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.
Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk dipromosikan ke jenjang
jabatan yang lebih tinggi. Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian setelah mendapat pertimbangan tim penilai kinerja PNS pada
Instansi Pemerintah. Tim penilai kinerja PNS dibentuk oleh Pejabat yang Berwenang.
g) Mutasi
Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam 1 (satu) Instansi Pusat, antar-Instansi Pusat,
1 (satu) Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi Pusat
dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia di luar negeri.
1. Mutasi PNS dalam satu Instansi Pusat atau Instansi Daerah dilakukan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian.
2. Mutasi PNS antarkabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan oleh gubernur setelah
memperolehpertimbangan kepala BKN.
3. Mutasi PNS antarkabupaten/kota antarprovinsi, dan antar provinsi ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri setelah memperoleh pertimbangan
kepala BKN.
4. Mutasi PNS provinsi/kabupaten/kota ke Instansi Pusat atau sebaliknya, ditetapkan oleh kepala
BKN.
5. Mutasi PNS antar-Instansi Pusat ditetapkan oleh kepala BKN.
Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip larangan konflik kepentingan. Pembiayaan
sebagai dampak dilakukannya mutasi PNS dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja
negara untuk Instansi Pusat dan anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk Instansi Daerah.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan karier, pegembangan, kompetensi, pola karier,
promosi, dan mutasi diatur dalam Peraturan Pemerintah.
h) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan
sistem prestasi dan sistem karier. Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja
pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil,
dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS. Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif,
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Penilaian kinerja PNS berada di bawah kewenangan
Pejabat yang Berwenang pada Instansi Pemerintah masing-masing. Penilaian kinerja PNS
didelegasikan secara berjenjangkepada atasan langsung dari PNS. Penilaian kinerja PNS dapat
mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkatdan bawahannya.
Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada tim penilai kinerja PNS. Hasil penilaian kinerja
PNS digunakan untuk menjamin objektivitas dalam pengembangan PNS, dan dijadikan sebagai
persyaratan dalam pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat, pemberian tunjangan dan sanksi,
mutasi, dan promosi, serta untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. PNS yang penilaian
kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi administrasi sampai dengan
pemberhentian sesuai dengan ketentuan peraturanperundang- undangan. Ketentuan lebih lanjut
mengenai penilaian kinerja diatur dengan Peraturan Pemerintah.
i) Penggajian dan Tunjangan
Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan
PNS. Gaji dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan. Gaji
pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat
dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara. Gaji PNS yang bekerja pada
pemerintahan daerah dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah. Selain gaji PNS
juga menerima tunjangan dan fasilitas. Tunjangan meliputi tunjangan kinerja dan tunjangan
kemahalan. Tunjangan kinerja dibayarkan sesuai pencapaian kinerja. Tunjangan kemahalan
dibayarkan sesuai dengan tingkat kemahalan berdasarkan indeks harga yang berlaku di daerah
masing-masing. Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada anggaran
pendapatan dan belajar negara. Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah
dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah.
j) Penghargaan
PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan
prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan Penghargaan dapat
berupa pemberian:
1. tanda kehormatan;
2. kenaikan pangkat istimewa;
3. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
4. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
PNS yang dijatuhi sanksi administratif tingkat berat berupa pemberhentian tidak dengan hormat
dicabut haknya untuk memakai tanda kehormatan berdasarkan Undang-Undang ini. Ketentuan
lebih lanjut mengenai penghargaan terhadap PNS dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
k) Disiplin
Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib
mematuhi disiplin PNS. Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap
PNS serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin. PNS yang melakukan pelanggaran
disiplin dijatuhi hukuman disiplin. Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin diatur dengan
Peraturan Pemerintah
l) Pemberhentian
a) Penetapan Kebutuhan
Jabatan yang dapat diisi oleh PPPK diatur dengan Peraturan Presiden. Setiap instansi Pemerintah
wajib menyusun kebutuan jumlah dan jenis jabatan PPPK berdasarkan analisis jabatan dan
analisis beban kerja.
b) Pengadaaan
Setiap warga Negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar menjadi calon
PPPK setelah memenuhi persyaratan. Pengadaan calon PPPK merupakan kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan pada kegiatan untuk memenuhi kebutuan pada Instansi Pemerintah
c) Penilaian Kerja
Penilaian Kinerja PPPK bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang sudah disepakati
berdasarkan perjanjian kerja antara pejabat Pembina kepegawaian dengan pegawai yang
bersangkutan. Penilaian kinerja PPPK dilakukan berdasarkan perjanjian kerja di tingkat individu
dan tingkat unit atau organisasi dengan memperhatikan target, sasaran, hasil dan manfaat yang
dicapai.
d) Penggajian dan Tunjangan
Pemerintah wajib memberikan gaji yag adildan layak kepada PPPK. Gaji yang diberikan
berdasarkan beban kerja, tanggung jawab jabatan dan resiko pekerjaan. Gaji untuk PPPK di
instansi Pusat dan angaran pendapatan dan belanja daerah untuk PPPK di Instansi Daerah.
e) Pengembangan Kompetensi
PPPK diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi. Kesempatan untuk pengembangan
kompetensidirencanakan setiap tahun oleh instansi pemerintah. Pengembangan kompetensi
sebagaimana dimaksud harus dievaluasi oleh pejabat yang bernang dan diperunakan sebagai salah
satu dasar untuk perjanjian kerja selanjutnya.
f) Pemberian Penghargaan
PPPK yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan
prestasi kerja dalam meaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan seperti tanda
kehormatan, kesempatan prioritas untuk mengembangkan kompetensi dankesempatan menghadiri
acara resmi.
g) Disiplin
Untuk menjamin terpeliharanya tata terti dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PPPK wajib
mematuhi disiplin PPPK. Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap
PPPK serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.
h) Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan hormat karena jangkauan waktu
perjanjian kerja berakhir, meninggal dunia, atas permintaan sendiri, dan perampingan oraganisasi
atau kebijakan pemerintah.
i) Perlindungan
Perlindungan berupa jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan
kematian dilaksanakan sesuai dengan system jaminan social nasional. Bantuan hokum erupa
pemberian bantuan hokum berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di
pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.