Anda di halaman 1dari 13

MOOC PPPK

Massive Open Online Course


PEGAWAI PEMERINTAH
DENGANPERJANJIAN KERJA
(PPPK)

JURNAL

Nama : N. CAKEM ROHAYATI


NIP : 197202142023212001
Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 14 Februari 1972
Golongan : IX
Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU KELAS
Unit Kerja : SD Negeri Jayamulya I
Instansi : Pemerintah Kabupaten Karawang
Angkatan : XVI

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA (LAN)


TAHUN 2023
AGENDA 1

MODUL 1

ANALISIS ISU KONTEMPORER

Analisis isu kontemporer adalah upaya yang di lakukan untuk mengetahui suatu pokok

Persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadai trending topic pada saat ini jadi solusi

penyelesaiannya harus sesuai dengan masasekarang yaitu masa modern.

PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS

Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan

peradaban manusia. Mengutip pepetah dari Minahasa “Sitou timou tumou tou” yang secara

bebas diartikan “orang baru bisa dikatakan hidup apabila mampu memuliakan orang lain”.

Pada sisi yang lain, muncul satu pertanyaan bagaimana PNS melakukan hal tersebut?. Dalam

konteks PNS, berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik

fungsi dan tugasnya, yaitu:

1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai

dengan peraturan perundang-undangan,

2. Memberikan pelayanan publik yang profesional danberkualitas, serta

3. memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia

PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian lama

kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan

Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-

fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis

terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu

tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba, cyber crime,

money aundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis

kontempore.
MODUL 2

ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER

1. Narkoba

2. Terorisme

3. Radikalisme

4. Pencucian uang

Perubahan adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari, menjadi bagian yang

selalu menyertai perjalanan peradaban manusia. Cara kita menyikapi terhadap perubahan

adalah hal yang menjadi faktor pembeda yang akan menentukan seberapa dekat kita dengan

perubahan tersebut, baik pada perubahan lingkungan individu, keluarga (family), Masyarakat

pada level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).

Dengan memahami penjelasan tersebut, maka yang perlu menjadi fokus perhatian adalah mulai

membenahi diri dengan segala kemampuan, kemudian mengembangkan berbagai potensi yang

dimiliki dengan memperhatikan modal insani (manusia) yang merupakan suatu bentuk modal

(modal intelektual, emosional, sosial, ketabahan, etika/moral, dan modal kesehatan (kekuatan)

fisik/jasmani) yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan, kreativitas, keterampilan,

dan produktivitas kerja. Perubahan lingkungan stratejik yang begitu cepat, massif, dan

complicated saat ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dalam percaturan global untuk

meningatkan daya saing sekaligus mensejahterakan kehidupan bangsa. Pada perubahan ini

perlu disadari bahwa globalisasi baik dari sisi positif apalagi sisi negative sebenarnya adalah

sesuatu yang tidak terhindarkan dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi peradaban

antar bangsa.

MODUL 3

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Kesiap siagaan bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang

baik secara fisik, mental, maupun social dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang

di lakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar di sertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang di laksanakan oleh kecintaan terhadap NKRI berdasarka

panca sila dan UUD tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup

berbangsa dan bernegara.

Untuk melakukan bela negara, diperlukan suatu kesadaran bela negara. Dikatakan bahwa

kesadaran bela negara itu pada hakikatnya adalah kesediaan berbakti pada negara dan

kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela negara itu sangat luas, dari yang paling

halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai

bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.

Pelatihan Dasar CPNS tentang Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, bahwa

ruang lingkup Nilai-Nilai Dasar Bela Negara mencakup:

1) Cinta Tanah Air;

2) Kesadaran Berbangsa dan bernegara;

3) Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;

4) Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan

5) Memiliki kemampuan awal bela negara.

6) Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.

AGENDA 2

MODUL 1

BERORIENTASI PELAYANAN

Keinginan memberi pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Asas penyelenggaraan

pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU Pelayanan Publik, yaitu:

a. kepentingan umum;

b. kepastian hukum;

c. kesamaan hak;

d. keseimbangan hak dan kewajiban;

e. keprofesionalan;
f. partisipatif;

g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;

h. keterbukaan;

i. akuntabilitas;

j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;

k. ketepatan waktu; dan

l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Terdapat enam elemen untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas yaitu:

a. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun pelayanan yang

berkualitas;

b. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat;

c. Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam penyelenggaraan pelayanan

publik;

d. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindaklanjuti pengaduan

masyarakat;

e. Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan kerja,

fleksibilitas kerja, penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan sarana prasarana;

dan

f. Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja penyelenggara

pelayanan publik.

MODUL 2

AKUNTABEL

Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit

organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan

kegiatan kepada atasannya.Bertanggung jawab atas kepercayaan yang di berikan

1. Melakukan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,cermat, disiplin, dan

berintegritas tinggi.
2. Menggunakan kekayaan dan barang miliknegara secara bertanggung

jawab,efektif dan efisien.

3. Tidak menyalah gunakan kewenangan jabatan.

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal (vertical

accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas vertikal

adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya

pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, kemudian pemerintah

daerah kepada pemerintah pusat, pemerintah pusat kepada MPR. Akuntabilitas vertikal

membutuhkan pejabat pemerintah untuk melaporkan "ke bawah" kepada publik. Misalnya,

pelaksanaan pemilu, referendum, dan berbagai mekanisme akuntabilitas publik yang

melibatkan tekanan dari warga.

MODUL 3

KOMPETEN

Dalam konteks ini, akuisisi sejumlah kompetensi dalam standar kompetensi ASN

diperlukan, yang memungkinkan tumbuhnya perilaku dan kompetensi ASN yang adaptif

terhadap dinamika lingkungannya. Menserasikan standar kompetensi jabatan dan model

pengembangan, dengan pendekatan pengambangan yang lebih variatif dan individual (seperti

dari klasikal kepada non klasikal), sesuai kebutuhan kesenjangan kompetensi masing-masing

pegawai, selayaknya lebih diintensifkan.

Maka dari itu kita sebagai ASN harus Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas

1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.

2. Membantu orang lain belajar.

3. Melakukan tugas dan kualitas terbaik.

MODUL 4

HARMONIS

Saling peduli dan menghargai perbedaan

1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.


2. Suka menolong orang lain.

3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

MODUL 5

LOYAL

Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal sebagaimana tersebut di atas

adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara dan Berdedikasi dan mengutamakan

kepentingan bangsa dan Negara.

Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap

loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan memengaruhinya. \

Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur

loyalitas pegawainya, antara lain:

1. Taat Pada aturan

2. Bekerja dengan Integritas

3. Tanggung Jawab pada Organisasi

4. Kemauan untuk bekerjas Sama

5. Rasa memiliki yang tinggi

6. Hubungan antar pribadi

7. Kesukaan terhadap pekerjaan

8. Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan

9. Menjadi teladan bagi pegawai lain

Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai

bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara,

dengan panduan perilaku:

a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;

b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta

c) Menjaga rahasia jabatan dan negara.


MODUL 6

ADAPTIF

Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun

organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilai-nilai

adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di

antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan,

perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain sebagainya.

A. Perubahan Lingkungan Strategis

Dalam kondisi di mana perubahan adalah sesuatu yang konstan, dengan nilai

sosial ekonomi masyarakat yang terus bergerak, disertai dengan literasi publik yang

juga meningkat, maka cara sektor publik dalam menyelenggarakan fungsinya juga

memerlukan kemampuan adaptasi yang memadai. Dalam hal ini diperlukan

perubahan cara kerja melalui adaptasi dunia industri dan sektor terkait dengan cara

beralih dari tradisi industri yang lama.

B. Kompetisi di Sektor Publik

Di sektor bisnis, atmosfir persaingan antar pelaku usaha adalah sesuatu yang

lumrah terjadi. Dengan situasi kompetisi, maka pelaku usaha dipaksa untuk

menghasilkan kinerja dan produktivitas terbaik, agar mampu bertahan hidup dari

konsekuensi perubahan zaman. Bentuk-bentuk kompetisi tidak langsung bagi negara

adalah seperti kriteria kemajuan pembangunan, indeksasi tertentu atau event-event

olahraga dan sebagainya.

C. Komitmen Mutu

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui kerja ASN di

sektornya masing-masing memerlukan banyak perbaikan dan penyesuaian dengan

berbagai tuntutan pelayanan terbaik yang diinginkan oleh masyarakat. Kurang

berkualitasnya layanan selalu muncul dalam berbagai bentuk narasi, seperti misalnya.

a. terkait dengan maraknya kasus korupsi, sebagai cerminan penyelenggaraan


pemerintahan yang tidak efisien;

b. banyaknya program pembangunan sarana fisik yang terbengkalai, sebagai

cerminan ketidak-efektifan roda pemerintahan;

c. kecenderungan pelaksanaan tugas yang lebih bersifat rule driven dan sebatas

menjalankan rutinitas kewajiban, sebagai cerminan tidak adanya kreativitas untuk

melahirkan inovasi; serta terutama

d. masih adanya keluhan masyarakat karena merasa tidak puas atas mutu layanan

aparatur, sebagai cerminan penyelenggaraan layanan yang kurang bermutu.

D. Perkembangan Teknologi

Variabel yang tidak kalah pentingnya yaitu perkembangan teknologi seperti

artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Big Data, otomasi dan yang

lainnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi menjadi salah satu pendorong

perubahan terpenting, yang mengubah cara kerja birokrasi serta sektor bisnis.

Pelayanan publik berbasis digital menjadi salah satu tuntutan perkembangan

teknologi dan juga kebutuhan kemudahan bagi warga dalam mengakses dan

mendapatkannya. Digitalisasi pelayanan menjadi keharusan bagi pemerintah untuk

menyesuaikan dengan peningkatan literasi digital masyarakat. Maka dar i itu kita

sebagai ASN harus :

1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.

2. Terus berinovasi mengembangkan kreativitas.

3. Bertindak Positif

MODUL 7

KOLABORATIF

Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan keputusan,

implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya atau interaksi

stakeholders bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian strategi kebijakan,

collaborative governance menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam


kebijakan membuat persetujuan kolaboratif Membangun kerja sama yang sinergis

Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:

1) forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;

2) peserta dalam forum termasuk aktor nonstate;

3) peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya

'‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik;

4) forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;

5) forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus .

AGENDA 3

MODUL 1

SMART ASN

Merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital,

seperti alat kemunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.

Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan

SDM talenta digital, literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber

daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Secara

umum, literasi digital memang sering dianggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan

media digital.

PILAR LITERASI DIGITAL

Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat digital yang

dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital. Masyarakat digital meliputi

aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan infrastruktur digital. Pemerintah digital

meliputi regulasi, kebijakan, dan pengendalian sistem digital. Sementara itu, ekonomi digital

meliputi aspek SDM digital, teknologi penunjang, dan riset inovasi digital.Kecakapan digital,

keamanan digital, etika digital budaya digital.

Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan,
yaitu:

• Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.

• Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di

pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,

• perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.

• Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudahdibicarakan.

• Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.

• Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan.

Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang dimasukkan dalam kerangka literasi

digital dapat diklasifikasikan menjadi dua pokok besar, yaitu:

1. Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Landasan Kecakapan

Digital Dalam Kehidupan Berbudaya, Berbangsa dan Bernegara. Adapun kompetensi yang

dibutuhkan adalah Cakap Paham.

2. Internalisasi (Penerapan) Nilai-Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di Ruang

Digital. Adapun kompetensi yang dibutuhkan adalah Cakap Produksi, Cakap Distribusi,

Cakap Partisipasi dan Cakap Kolaborasi.

MANFAAT LITERASI DIGITAL

• Menambah wawasan

• Meningkatkan kemanpuan untuk lebihkritis dalam berfikir serta memahamiInformasi

• Menambah kekuasaan “ kesakata “

• Meningkatkan kemanpuan verbal

• Meningkatkandaya focus serta konsentari

• Menambah kemanpuan dalammembaca, merangkai kalimatserta menulisinformasi.

MODUL 2

MANAJEMEN ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang

professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan

2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai

Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan

pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang

diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan

kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas

pemerintahan.

Dengan kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen ASN, menegaskan bahwa tidak semua

pegawai yang bekerja untuk pemerintah harus berstatus PNS, namun dapat berstatus sebagai

pegawai kontrak dengan jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan budaya

kerja baru menumbuhkan suasana kompetensi di kalangan birokrasi yang berbasis pada kinerja.

Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN

merupakan satu kesatuan.

PUNGSI DAN TUGAS

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:

1) Pelaksana kebijakan public;

2) Pelayan public; dan

3) Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan Mempererat


persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD

1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta

senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan

golongan.

Hak dan Kewajiban ASN

a. Setia dan taat pada pancasila, UUD 1945, NKRI.

b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

c. Melaksanakan kebijakan yang di rumuskan pejabat pemerintah yangberwenagn.

d. Menaati peraturan perundang-undangan.

e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan

tanggung jawab.

f. Menunjukkan integritas, dalamketeladanandalam sikap, prilaku, ucapan, dan tindakan

kepada setiap orang baik di dalam maupun di luar kedinasan.

g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

h. Bersedia di tempatkan di seluruh NKRI.

Anda mungkin juga menyukai