JURNAL
MODUL 1
Analisis isu kontemporer adalah upaya yang di lakukan untuk mengetahui suatu pokok
Persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadai trending topic pada saat ini jadi solusi
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia. Mengutip pepetah dari Minahasa “Sitou timou tumou tou” yang secara
bebas diartikan “orang baru bisa dikatakan hidup apabila mampu memuliakan orang lain”.
Pada sisi yang lain, muncul satu pertanyaan bagaimana PNS melakukan hal tersebut?. Dalam
konteks PNS, berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian lama
kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-
fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis
terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu
tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba, cyber crime,
money aundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis
kontempore.
MODUL 2
1. Narkoba
2. Terorisme
3. Radikalisme
4. Pencucian uang
Perubahan adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari, menjadi bagian yang
selalu menyertai perjalanan peradaban manusia. Cara kita menyikapi terhadap perubahan
adalah hal yang menjadi faktor pembeda yang akan menentukan seberapa dekat kita dengan
perubahan tersebut, baik pada perubahan lingkungan individu, keluarga (family), Masyarakat
pada level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).
Dengan memahami penjelasan tersebut, maka yang perlu menjadi fokus perhatian adalah mulai
membenahi diri dengan segala kemampuan, kemudian mengembangkan berbagai potensi yang
dimiliki dengan memperhatikan modal insani (manusia) yang merupakan suatu bentuk modal
(modal intelektual, emosional, sosial, ketabahan, etika/moral, dan modal kesehatan (kekuatan)
dan produktivitas kerja. Perubahan lingkungan stratejik yang begitu cepat, massif, dan
complicated saat ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dalam percaturan global untuk
meningatkan daya saing sekaligus mensejahterakan kehidupan bangsa. Pada perubahan ini
perlu disadari bahwa globalisasi baik dari sisi positif apalagi sisi negative sebenarnya adalah
sesuatu yang tidak terhindarkan dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi peradaban
antar bangsa.
MODUL 3
Kesiap siagaan bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental, maupun social dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
di lakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar di sertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang di laksanakan oleh kecintaan terhadap NKRI berdasarka
panca sila dan UUD tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup
Untuk melakukan bela negara, diperlukan suatu kesadaran bela negara. Dikatakan bahwa
kesadaran bela negara itu pada hakikatnya adalah kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela negara itu sangat luas, dari yang paling
halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
Pelatihan Dasar CPNS tentang Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, bahwa
AGENDA 2
MODUL 1
BERORIENTASI PELAYANAN
pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU Pelayanan Publik, yaitu:
a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
e. keprofesionalan;
f. partisipatif;
h. keterbukaan;
i. akuntabilitas;
Terdapat enam elemen untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas yaitu:
berkualitas;
publik;
masyarakat;
dan
pelayanan publik.
MODUL 2
AKUNTABEL
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit
berintegritas tinggi.
2. Menggunakan kekayaan dan barang miliknegara secara bertanggung
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal (vertical
adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya
daerah kepada pemerintah pusat, pemerintah pusat kepada MPR. Akuntabilitas vertikal
membutuhkan pejabat pemerintah untuk melaporkan "ke bawah" kepada publik. Misalnya,
MODUL 3
KOMPETEN
Dalam konteks ini, akuisisi sejumlah kompetensi dalam standar kompetensi ASN
diperlukan, yang memungkinkan tumbuhnya perilaku dan kompetensi ASN yang adaptif
pengembangan, dengan pendekatan pengambangan yang lebih variatif dan individual (seperti
dari klasikal kepada non klasikal), sesuai kebutuhan kesenjangan kompetensi masing-masing
Maka dari itu kita sebagai ASN harus Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
MODUL 4
HARMONIS
MODUL 5
LOYAL
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal sebagaimana tersebut di atas
adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara dan Berdedikasi dan mengutamakan
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara,
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
ADAPTIF
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun
adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di
antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan,
Dalam kondisi di mana perubahan adalah sesuatu yang konstan, dengan nilai
sosial ekonomi masyarakat yang terus bergerak, disertai dengan literasi publik yang
juga meningkat, maka cara sektor publik dalam menyelenggarakan fungsinya juga
perubahan cara kerja melalui adaptasi dunia industri dan sektor terkait dengan cara
Di sektor bisnis, atmosfir persaingan antar pelaku usaha adalah sesuatu yang
lumrah terjadi. Dengan situasi kompetisi, maka pelaku usaha dipaksa untuk
menghasilkan kinerja dan produktivitas terbaik, agar mampu bertahan hidup dari
C. Komitmen Mutu
berkualitasnya layanan selalu muncul dalam berbagai bentuk narasi, seperti misalnya.
c. kecenderungan pelaksanaan tugas yang lebih bersifat rule driven dan sebatas
d. masih adanya keluhan masyarakat karena merasa tidak puas atas mutu layanan
D. Perkembangan Teknologi
artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Big Data, otomasi dan yang
lainnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi menjadi salah satu pendorong
perubahan terpenting, yang mengubah cara kerja birokrasi serta sektor bisnis.
teknologi dan juga kebutuhan kemudahan bagi warga dalam mengakses dan
menyesuaikan dengan peningkatan literasi digital masyarakat. Maka dar i itu kita
3. Bertindak Positif
MODUL 7
KOLABORATIF
implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya atau interaksi
stakeholders bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian strategi kebijakan,
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:
AGENDA 3
MODUL 1
SMART ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan
SDM talenta digital, literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber
daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Secara
umum, literasi digital memang sering dianggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan
media digital.
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat digital yang
dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital. Masyarakat digital meliputi
meliputi regulasi, kebijakan, dan pengendalian sistem digital. Sementara itu, ekonomi digital
meliputi aspek SDM digital, teknologi penunjang, dan riset inovasi digital.Kecakapan digital,
Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan,
yaitu:
Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang dimasukkan dalam kerangka literasi
1. Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Landasan Kecakapan
Digital Dalam Kehidupan Berbudaya, Berbangsa dan Bernegara. Adapun kompetensi yang
Digital. Adapun kompetensi yang dibutuhkan adalah Cakap Produksi, Cakap Distribusi,
• Menambah wawasan
MODUL 2
MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
Dengan kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen ASN, menegaskan bahwa tidak semua
pegawai yang bekerja untuk pemerintah harus berstatus PNS, namun dapat berstatus sebagai
pegawai kontrak dengan jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan budaya
kerja baru menumbuhkan suasana kompetensi di kalangan birokrasi yang berbasis pada kinerja.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD
1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta
senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan
golongan.
tanggung jawab.
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai