Anda di halaman 1dari 10

Disusun oleh;

Nama : SULISTIOWATI,Amd.Kep
Tempat/Tanggal Lahir : LUMAJANG/ 06 Desember 1991
NIPPPK : 199112062022212001
Golongan : VII
Jabatan : PERAWAT TERAMPIL
Unit Kerja : RSUD Dr. H. Moh.Anwar
Instansi : PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

RESUME AGENDA 1 s/d III


ORIENTASI KURIKULUM I (MOOC)
PPPK TAHAP II TAHUN 2023

AGENDA I : BELA NEGARA


A. Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap system nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD
Tahun 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya
di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
1) Empat (4) Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara
a) Pancasila
b) Undang-Undang Dasar 1945
c) Bhineka Tunggal Ika
d) Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI
2) Atribut Kenegaraan Bangsa Indonesia
a) Bendera adalah Merah Putih
b) Bahasa adalah Bahasa Indonesia
c) Lambang Negara adalah Garuda Pancasila
d) Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya
 Nilai-Nilai Bela Negera
Bela negara merupakan sikap dan perilaku serta tindakan warga negara baik secara perorangan
maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa
dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan undang-undang Dasar 1945 definisi ini berdasarkan pasal 1 ayat 11
undang-undang nomor 23 tahun 2019 tentang pengelolaan sumber daya nasional untuk
pertahanan negara
1) Nilai dasar bela negara terdiri dari 5 :
a) Cinta tanah air
b) Sadar berbangsa dan bernegara
c) Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
d) Rela berkorban untuk bangsa dan negara
e) Kemampuan awal bela negara

B. Analisi Isu Kontemporer


Analisis isu kontemporer merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui suatu pokok
persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi trending topik pada saat ini jadi solusi
penyelesaiannya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu masa modern
1) Empat level lingkungan strategis yang mempengaruhi aktivitas pegawai atau ASN
diantaranya:
a) Lingkungan individu
b) Lingkungan keluarga
c) Lingkungan masyarakat baik local, regional dan nasional
d) Lingkungan dunia atau global
2) Tiga isu kritikal
a) Isu saat ini
b) Isu berkembang
c) Isu potensial
3) Kemampuan di dalam menetapkan isu ini terdiri dari tiga
a) Enviromental mental scanning
b) Problem solving
c) Analisis
4) Teknik analisis isu strategis ada dua
a) Teknik lapisan isu yang terdiri dari APKL dan USG
b) Teknik analisis isu yang terdiri dari mind map, fishbone, SWOT,tabel frekuensi dan
analisis kesenjangan
5) Isu strategis kontemporer
a) Korupsi
b) Narkoba
c) Terorisme dan Radikalisme
d) Money Laundry
e) Proxy War
f) Cyber Crime, Hate Speech, dan Hoax

C. Kesiapsiagaan Bela Negara


Kesiap siagaan bela negara merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik mental maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban seluruh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap negara kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan undang-undang Dasar 1945 untuk menjaga perawat dan
menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
1) Kesiapsiagaan bela negara ini terdiri dari empat hal.
a) Kerangka bela negara
b) Kemampuan awal kesiapsiagaan bela negara
c) Menyusun rencana aksi
d) Melakukan kegiatan kesiapsiagaan bela negara

AGENDA II : NILAI-NILAI DASAR ASN


A. Berorientasi Pelayanan
Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer sudah
dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang
diberikan dapat melebihi harapan customer. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin,
dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini(doing something better and better).”
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran
bagaimana panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang semestinya dipahami dan
dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas.
1) Panduan Prilaku:
a) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b) Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
c) Melakukan perbaikan tiada henti.
2) Konsep Pelayanan Publik
Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang,
jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
A. Prinsip-prinsip pelayanan publik yang baik, diantaranya :
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak Diskriminatif
e. Mudah dan Murah
f. Efektif dan Efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel, dan
i. Berkeadilan
B. Tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu :
a. Penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi
b. Penerima pelayanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan
C. Fungsi dan tugas pegawai ASN adalah :
a. Melaksanakan kebijakan publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI

B. Akuntabel
 Accountability is relationship adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi
dengan negara dan masyarakat.
 Accountabilit is result-orientasi (akuntabilitas berprientasi pada hasil) adalah perilaku aparat
pemerintah ang bertanggung jawab,adil, dan inovatif.
 Accountability requiers reporting (akuntabilitas membutuhkan adanya laporan).Laporan
kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,kelompok atau instansi untuk
memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap
level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Aspek-Aspek Akuntabilitas
 Hasrat untuk mencapai kesatuan
 Hasrat untuk mencapai kemerdekaan
 Hasrat untuk mencapai keaslian
 Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa

C. Kompeten
Kompeten adalah kemampuan dan kewenangan yang dimiliki oleh seseorang
untuk melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan dapat memberikan tingkat kinerja yang
memadai didasari oleh pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude) sesuai
dengan tuntutan pekerjaan/standar kerja yang ditetapkan. Dalam hal ini ASN sebagai profesi
memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk
mewujudkannya dalam kinerja.
1) Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN,
kompetensi ASN meliputi :
a) Kompetensi Teknis
Pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan
dikembangkan secara spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan
b) Kompetensi Manajerial
Pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan
untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi
c) Kompetensi Sosial Kultural
Pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam
hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral,
emosi dan prinsip yang harus dipenuhi setiap pemegang jabatan untuk memperoleh hasil
kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.
2) Pengembangan kompetensi ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK),
berdasarkan PP No. 49 Tahun 2018 dalam pasal 39 diatur sebagai berikut :
a) Dalam rangka pengembangan kompetensi untuk mendukung pelaksanaan tugas, PPPK
diberikan kesempatan untuk pengayaan pengetahuan
b) Setiap PPPK memiliki kesempatan yang sama untuk diikutsertakan dalam pengembangan
kompetensi
c) Pengembangan kompetensi dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pengembangan
kompetensi pada Instansi Pemerintah
d) Dalam hal terdapat keterbatasan kesempatan pengembangan kompetensi, prioritas
diberikan dengan memperhatikan hasil penilaian kinerja PPPK yang bersangkutan
Sedangkan dalam pasal 40 diatur lebih lanjut, yaitu :
a) Pelaksana pengembangan kompetensi dilakukan paling lama 24 (dua puluh empat) jam
pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja
b) Pelaksanaan pengembangan kompetensi dikecualikan bagi PPPK yang melaksanakan tugas
sebagai JPT Utama tertentu dan JPT Madya tertentu
c) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengembangan kompetensi diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Lembaga Administrasi Negara
3) Terkait kompetensi ASN dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam
poin 4, disebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten, meliputi :
a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
b) Membantu orang lain belajar
c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

D. Harmonis
Dalam bidang filsafat, harmonis adalah kerjasama antara berbagai factor dengan sedemikian
rupa hingga faktor-faktor tersebut menghasilkan keserasian, selaras, seimbang, adil dalam suatu
kesatuan yang luhur. Brian Scudamore menyatakan beberapa hal tentang bagaimana membangun
kultur tempat kerja yang harmonis, diantaranya adalah suasana tempat kerja yang positif dan
kondusif.
1) Ada tiga (3) hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman
dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah :
a) Membuat tempat kerja yang berenergi
b) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
c) Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
2) Ada tiga (3) fokus utama dalam pelayanan publik, yakni :
a) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
b) Sisi dimensi reflektif, Etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan
sarana kebijakan publik dan alat evaluasi
c) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan factual
3) Berdasarkan pasal 5 UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang kode etik dan kode perilaku ASN,
yaitu :
a) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi
b) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c) Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan
d) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
e) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan
f) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
g) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan
efisien
h) Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
i) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.

E. Loyal
1) Makna Loyal dan Loyalitas
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya
mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul
tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam Kamus Oxford
Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai “giving or showing firm and constant support or
allegiance to a person or institution (tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan
kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi)”
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal
seseorang, terdapat banyak faktor yang akan mempengaruhinya. Terdapat beberapa
ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya,
antara lain :
a) Taat pada peraturan
b) Bekerja dengan integritas
c) Tanggung jawab pada organisasi
d) Kemauan untuk bekerja sama
e) Rasa memiliki yang tinggi
f) Hubungan antar pribadi
g) Kesukaan terhadap pekerjaan
h) Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan
i) Menjadi teladan bagi pegawai lain
2) Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku
loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Komitmen
b) Dedikasi
c) Kontribusi
d) Nasionalisme
e) Pengabdian
3) Kode Etik Loyal
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintah yang sah
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara

F. Adaptif
1) Pengertian Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan
menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian
adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga
mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri)
2) Adaptif sebagai nilai dan budaya ASN
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi dimana ASN memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan
dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan. Untuk
memastikan agar organisasi terus mampu memiliki pengetahuan yang mutakhir, maka
organisasi dituntut untuk melakukan lima disiplin, yaitu :
a) Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ketingkat mahir (personal
mastery)
b) Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau
gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama (shared
vision)
c) Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin
wujudkan (mental model)
d) Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan kegiatan untuk
mewujudkan visinya (team learning)
e) Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda atau bermental silo
(systems thinking)
Lima disiplin ini sangat aplikatif dalam konteks pelaksanaan tugas dan fungsi ASN di
lingkungan kerjanya masing-masing. Dengan mempraktikkan kelima disiplin tersebut, ada
jalan bagi organisasi untuk selalu mendapat pengetahuan baru. Ciri-ciri orang yang memiliki
kemampuan atau karakter adaptif, yang beberapa diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Eksperimen orang yang beradaptasi
b) Melihat peluang dimana orang lain melihat kegagalan
c) Memiliki sumber daya
d) Selalu berpikir ke depan
e) Tidak mudah mengeluh
f) Orang yang mudah beradaptasi tidak menyalahkan
g) Tidak mencari popularitas
h) Memiliki rasa ingin tahu
i) Beradaptasi
j) Memperhatikan system
k) Membuka pikiran
l) Memahami apa yang sedang diperjuangkan
3) Kode Etik Adaptif
a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c) Bertindak proaktif

G. Kolaboratif
Kolaborasi adalah proses bekerjasama dengan mengeluarkan gagasan/ide untuk menyelesaikan
suatu masalah secara kompleks yang menuntut pembagian pengetahuan yang terencana dan
disengaja yang menjadi tanggung jawab bersama/semua pihak. Kolaborasi juga sering dikatakan
meliputi segala aspek pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi.
1) Mengenal Whole-of-Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.
2) Enam (6) kriteria penting untuk kolaborasi, yaitu :
a) Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga
b) Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate
c) Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
“dikonsultasikan” oleh agensi public
d) Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif
e) Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus
tidak tercapai dalam praktik)
f) Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.
3) Organisasi yang memiliki collaborative culture,indikatornya sebagai berikut:
a) Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi
b) Organisasi menganggap individu (Staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya
yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka
c) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil
resiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan)
d) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai
e) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik
f) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong, dan
g) Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang
diberikan
4) Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)
Selain diskursus tentang definisi kolaborasi, terdapat istilah lainnya yang juga perlu
dijelaskan yaitu collaborative governance. Irawan (2017 P 6) mengungkapkan bahwa “
Collaborative governance “sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan
interaksi saling menguntungkan antar aktor governance.
5) Beberapa proses yang harus dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu :
a) Trust building : Membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi
b) Face tof face Dialogue : Melakukan negosiasi dengan baik dan bersungguh-sungguh
c) Komitmen terhadap proses : Pengakuan saling ketergantungan, sharing ownership dalam
proses, serta keterbukaan terkait keuntungan bersama
d) Pemahaman bersama : Berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama, dan
e) Menetapkan outcome antara

AGENDA III : KEDUDUKAN DAN PERAN PPPK


A. Smart ASN
Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat dapat menggunakan media
digital secara bertanggung jawab. Hal ini termasuk dalam Visi Misi Presiden Jokowi untuk
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Penilaiannya dapat ditinjau dari etis dalam
mengakses media digital (digital ethics), budaya menggunakan digital (digital culture),
menggunakan media digital dengan aman (digital safety) dan kecakapan menggunakan media
digital (digital skills).
1) Ada 5 (lima) arahan Presiden untuk percepatan transformasi digital :
a) Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital
b) Persiapkan betul roadmap transportasi digital disektor-sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industry dan sektor penyiaran
c) Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan
d) Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital
e) Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi
digital dilakukan secepat-cepatnya.
Menurut Vial (2019), transformasi digital memberikan lebih banyak informasi, komputasi,
komunikasi dan konektivitas yang memungkinkan berbagai bentuk kolaborasi baru di dalam
jaringan dengan aktor yang terdiversifikasi. Realitas baru ini menawarkan potensi luar biasa
untuk inovasi dan kinerja dalam organisasi.
Sejalan dengan perkembangan ICT (Information, Communication and Technology), muncul
berbagai model pembelajaran secara daring. Selanjutnya, muncul pula istilah sekolah berbasis
web (web-school) atau sekolah berbasis internet (cyber-school), yang menggunakan fasilitas
internet. Bermula dari kedua istilah tersebut, muncullah berbagai istilah baru dalam
pembelajaran yang menggunakan internet. Seperti online learning, distance learning, web-based
learning dan e learning (Kuntarto dan Asyhar, 2016).
2) Etika bermedia digital :
a) Penetrasi internet yang sangat tinggi
b) Perubahan perilaku masyarakat
c) Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi.
3) Perumusan kurikulum literasi digital terbagi menjadi 4 (empat) area kompetensi, yaitu :
a) Kecakapan digital
b) Budaya digital
c) Etika digital
d) Keamanan digital.
4) Mesin pencari informasi memiliki 3 tahapan kerja sebelum menyajikan informasi, yaitu :
a) Penelusuran (crawling), yaitu langkah ketika mesin pencarian informasi yang kita akses
menelusuri triliunan sumber informasi di internet. Penelusuran tersebut tentu mengacu
pada kata kunci yang diketikkan pada mesin pencarian informasi.
b) Pengindeksan (indexing), yakni pemilahan data atau informasi yang relevan dengan kata
kunci yang kita ketikkan.
c) Pemeringkatan (ranking), yaitu proses pemeringkatan data atau informasi yang dianggap
paling sesuai dengan yang kita cari.

B. Manajemen ASN
1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas :
a) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga
Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
2) Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :
a) PNS berhak memperoleh :
 Gaji, Tunjangan dan Fasilitas
 Cuti
 Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
 Perlindungan
 Pengembangan kompetensi, Sedangkan
b) PPPK berhak memperoleh :
 Gaji dan tunjangan
 Cuti
 Perlindungan, dan
 Pengembangan kompetensi.
3) Kewajiban Pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah :
a) Setia dan taat pada Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, NKRI dan
Pemerintah yang sah
b) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
c) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
d) Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan
e) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan
tanggung jawab
f) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
g) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, dan
h) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4) Dasar hukum Manajemen PPPK diatur dalam Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang
ASN, yakni sebagai berikut :
a) Penetapan kebutuhan PPPK (Pasal 94)
b) Pengadaan PPPK (Pasal 95-96)
c) Penilaian Kinerja PPPK (Pasal 100)
d) Penggajian dan Tunjangan PPPK (Pasal 101)
e) Pengembangan Kompetensi PPPK (Pasal 102)
f) Pemberian Penghargaan PPPK (Pasal 103)
g) Disiplin PPPK (Pasal 104)
h) Pemutusan Perjanjian Kerja (Pasal 105)
5) Pegawai ASN terhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia.
a) Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan :
a. Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN.
b. Mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa

Anda mungkin juga menyukai