Anda di halaman 1dari 10

TUGAS LATSAR

Nama : Seri Rahayu Lubis, A.Md,


Kelompok : IV
Angkatan : 13
Instansi : LPP RRI Banda Aceh
Tugas : Individu Ke-1, Ringkasan Materi 3 Mp Agenda I (Wawasan
Kebangsaan, Issu Kontemporer, Dan Kesiapsiagaan Bela
Negara)
1. WAWASAN KEBANGSAAN
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI
Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan
sejahtera.
Sejarah pergerakan kebangsan dapat kita lihat dari fakta-fakta sejarah yang dapat dijadikan
pembelajaran bahwa Kebangsaan Indonesia terbangun dari serangkaian proses panjang hingga
mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945, kekuatan para Tokoh Pendiri Bangsa ini
(founding fathers), yaitu saat menjelang kemerdekaan untuk menyusun suatu dasar negara.
Pemeluk agama yang lebih besar (mayoritas Islam) menunjukan jiwa besarnya untuk tidak
memaksakan kehendaknya. Serta komitmen dari berbagai elemen bangsa ini dan para
pemimpinnya dari masa ke masa, Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi yang konsisten
berpegang teguh kepada 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara yaitu :
1. Pancasila
Bung Karno menyatakan bahwa Pancasila merupakan philosofische grondslag, suatu
fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-dalamnya, merupaan landasan atau dasar bagi
negara merdeka yang akan didirikan.
Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa, Pancasila
juga berfungsi sebagai bintang pemandu atau Leitstar, sebagai ideologi nasional, sebagai
pandangan hidup bangsa, sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan
pokok bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional.
2. Undang Undang Dasar 1945
Sejarah kemerdekaan Indonesia yang terlepas dari penjajahan asing membuktikan
bahwa sejak semula salah satu gagasan dasar dalam membangun sokoguru Negara Indonesia
adalah konstitusionalisme dan paham Negara hukum. Di dalam Negara-negara yang
mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional, Undang-undang dasar memiliki fungsi
yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa, sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian diharapkan
hak- hak warga Negara terlindungi. Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan Bhinna- Ika-
Tunggal-Ika berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara
keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara
Republik Indonesia.
Lambang NKRI Garuda Pancasila dengan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 1951, pada tanggal 17 Oktober
diundangkan pada tanggal 28 Oktober 1951 tentang Lambang Negara. Bahwa usaha bina
negara baik pada masa pemerintahan Majapahit maupun pemerintah NKRI berlandaskan
pada pandangan sama yaitu semangat rasa persatuan, kesatuan dan kebersamaan sebagai
modal dasar dalam menegakkan Negara.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesai
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam sidang
periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV,
meliputi :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan
fungsi negara Indonesia.)
Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda Pancasila, dan
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Serta merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah
perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan
kedaulatan negara di dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan
kemandirian dan eksistensi negara Indonesia yang merdeka,bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

NILAI-NILAI BELA NEGARA


Bela negara merupakan sebuah implementasi dari teori kontrak sosial atau teori perjanjian
sosial tentang terbentuknya negara. Dalam pandangan para penganut kontrak teori sosial
dinyatakan bahwa negara terbentuk karena keinginan warga negara atau masyarakat untuk
melindungi hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat agar supaya terjalin hubungan
yang harmonis, damai, dan tentram.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai
Ancaman. Adapun Nilai dasar Bela Negara meliputi :
a. cinta tanah air;
b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal Bela Negara.
Pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara berada ditangan rakyat. Akan tetapi
pelaksanaannya dilaksanakan oleh 2 (dua) lembaga yaitu Pemerintah dan DPR. Kekuasaan di
bidang eksekutif tetap merupakan wewenang penuh pihak pemerintah.
Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama dari
penjabaran 5 (lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar
lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi
kerangka dasar hukum sistem administrasi negara Republik Indonesia pada umumnya, atau
khususnya sistem penyelenggaraan pemerintahan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek
ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.
2. ISSU KONTEMPORER
Isu-isu kontemporer adalah suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau
menjadi trending topik pada saat ini jadi solusi penyelesaiannya harus sesuai dengan masa
sekarang . Isu yang menyita ruang publik yang terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya;
korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan
komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya. Isu-isu yang
akan diuraikan berikut ini:
1. Korupsi
Pada dasarnya sebab manusia terdorong untuk melakukan korupsi antara lain:
a. Faktor Individu ; sifat tamak, moral yang lemah menghadapi godaan, dan gaya hidup
konsumtif.
b. Faktor Lingkungan ; Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi, Aspek ekonomi, dimana
pendapatan tidak mencukupi kebutuhan, Aspek Politis, instabilitas politik, kepentingan
politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan dan Aspek Organisasi.
Mengingat fenomena korupsi telah memasuki zone Kejadian Luar Biasa (KLB), maka
pendekatan pemberantasan korupsi dipilih cara-cara yang luar biasa (extra ordinary approach) dan
tepat sasaran. Oleh karena itu, kita wajib berpartisipasi dengan menunjukan sikap antikorupsi.
2. Narkoba
Istilah Narkoba atau Napza kedua istilah tersebut sama-sama digunakan dalam dunia obat-
obatan untuk menyebutkan suatu hal yang bersifat adiktif, yaitu dapat mengakibatkan
ketergantungan (addiction) apabila disalahgunakan atau penggunaannya tidak sesuai dosis yang
dianjurkan oleh dokter. Institusi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) di Indonesia
menggunakan Istilah Badan Narkotika Nasional (BNN).
Perkembangan globalisasi tidak selamanya membawa dampak yang positif, tetapi dapat
juga menjadi celah dan peluang yang dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan antar negara atau
kejahatan lintas batas diseluruh belahan dunia (Transnational Crime), dimana kejahatan tersebut
diantaranya adalah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
3. Terorisme dan radikalisme
Terorisme merupakan kejahatan luar biasa yang menjadi musuh dunia karena nyawa
manusia menjadi korban, menganggu stabilitas keamanan, menghancurkan tatanan ekonomi dan
pembangunan, sehingga terorisme berdampak negatif terhadap masyarakat. Berikut ini adalah
potensi-potensi terorisme:
a. Terorisme yang dilakukan oleh negara lain di daerah perbatasan Indonesia.
b. Terorisme yang dilakukan oleh warga negara yang tidak puas atas kebijakan negara.
Misalnya bentuk-bentuk teror di Papua yang dilakukan oleh OPM.
c. Terorisme yang dilakukan oleh organisasi dengan dogma dan ideologi tertentu.
Pemikiran sempit dan pendek bahwa ideologi dan dogma yang berbeda perlu ditumpas
menjadi latar belakang terorisme. Pelaku terorisme ini biasanya menjadikan orang
asing dan pemeluk agama lain sebagai sasaran.
d. Terorisme yang dilakukan oleh kaum kapitalis ketika memaksakan bentuk atau pola
bisnis dan investasi kepada masyarakat.
e. Teror yang dilakukan oleh masyarakat kepada dunia usaha, beberapa demonstrasi oleh
masyarakat yang ditunggangi oleh provokator terjadi secara anarkis dan menimbulkan
kerugian yang cukup besar bagi perusahaan
Terorisme sebagai kejahatan luar biasa jika dilihat dari akar perkembangannya sangat
terhubung dengan radikalisme. Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan
secara total dan bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis
lewat kekerasan (violence) dan aksi-aksi yang ekstrem.
Gerakan anti radikalisme dan terorisme lainnya sebagai upaya menghadapi ancaman
radikalisme dan terorisme di Indonesia dilakukan dengan menanamkan dan memasyarakatkan
kesadaran akan nilai-nilai Pancasila serta implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 yang harus terus diimplementasikan adalah :
Kebangsaan dan persatuan, Kemanusiaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia,
Ketuhanan dan toleransi, Kejujuran dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan, dan Demokrasi
dan kekeluargaan.
4. Money Laundring
Istilah “money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas pencucian
uang. Secara sederhana definisi pencucian uang adalah suatu perbuatan kejahatan yang melibatkan
upaya untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang atau harta kekayaan dari hasil
tindak pidana/kejahatan sehingga harta kekayaan tersebut seolah-olah berasal dari aktivitas yang
sah. Apabila tidak dicegah, maka hal ini dapat menjadi lahan subur tumbuhnya tindak pidana lain
seperti korupsi, prostitusi, perdagangan orang, peredaran gelap narkoba, lingkungan hidup, dan
bahkan terorisme serta aneka kejahatan lainnya. Tujuan akhir dari pendekatan Anti Pencucian Uang
digabung dengan pendekatan penegakan hukum di Indonesia adalah untuk memperoleh dua hal
utama, yaitu: pertama, meningkatkan integritas dan stabilitas sistem keuangan & perekonomian
nasional; dan kedua, menurunkan angka kriminalitas melalui pendekatan ‘follow the money.’
Dari beberapa Isu-isu di atas menyadarkan kepada kita bahwa untuk menghadapi perubahan
lingkungan strategis (internal dan eksternal) akan memberikan pengaruh besar terhadap
keberlangsungan penyelenggaraan pemerintahan, sehingga dibutuhkan kemampuan berpikir kritis,
analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga dapat dirumuskan alternatif pemecahan
masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang matang.
Adapaun Teknik-Teknik Analisis Isu yaitu :
1. Teknik Tapisan Isu
Dalam proses penetapan isu yang berkualitas atau dengan kata lain isu yang bersifat aktual,
sebaiknya Anda menggunakan kemampuan berpikir kiritis yang ditandai dengan
penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Alat bantu penetapan kriteria isu yang
berkualitas banyak jenisnya, misalnya menggunakan teknik tapisan dengan menetapkan
rentang penilaian (1-5) pada kriteria ; Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan
sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya Isu tersebut
menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi
masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif,
dan Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Alat bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG atau
tidak sangat USG. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang akan ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani segera.
2. Teknik Analisis Isu
Beberapa alat bantu menganalisis isu disajikan sebagai berikut:
a. Mind Mapping Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (DePorter,
2009: 153). Mind mapping merupakan cara mencatat yang mengakomodir cara kerja otak
secara natural.
b. Fishbone Diagram Mirip dengan mind mapping, pendekatan fishbone diagram juga
berupaya memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait.
Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab
masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas (Tague,
2005, p. 247).
c. Analisis SWOT adalah suatu metoda analisis yang digunakan untuk menentukan dan
mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi perencanaan yang telah disusun, sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis ini merupakan suatu pendekatan memahami isu
kritikal dengan cara menggali aspek-aspek kondisi yang terdapat di suatu wilayah yang
direncanakan maupun untuk menguraikan berbagai potensi dan tantangan yang akan
dihadapi dalam pengembangan wilayah tersebut.
3. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik
secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan
berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh
jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan
hidup berbangsa dan bernegara.
Implementasi kesiapsiagaan Bela Negara bagi CPNS adalah setiap CPNS diharapkan selalu
membawa motto “melayani untuk membahagiakan” dimanapun dan dengan siapapun mereka
bekerja, dalam segala kondisi apapun serta kepada siapapun mereka akan senantiasa memberikan
pelayanan terbaik dan professional.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di berbagai
lingkungan:
1. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan keluarga).
2. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
3. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan) Kesadaran untuk menaati tata
tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga pelatihan).
4. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan masyarakat).
5. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat).
6. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
7. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara, baik
secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan
(kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non
fisik, yaitu dengan cara menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang
mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat.
Kebugaran jasmani terdiri dari komponenkomponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang
berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan
dengan keterampilan (Skill related Physical Fitness). Komponen kebugaran jasmani yang
berhubungan dengan kesehatan dan dapat diukur adalah :
1. Komposisi Tubuh yakni persentase lemak dari berat badan total dan Indeks Massa Tubuh
(IMT).
2. Kelenturan / fleksibilitas tubuh adalah luas bidang gerak yang maksimal pada persendian
tanpa dipengaruhi oleh suatu paksaan atau tekanan.
3. Kekuatan otot adalah kontraksi maksimal yang dihasilkan otot, merupakan kemampuan
untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.
4. Daya tahan jantung paru menggambarkan kemampuan seseorang dalam menggunakan
sistem jantung paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan
kerja terus menerus yang melibatkan kontraksi otot-otot dengan intensitas tinggi dalam
waktu yang cukup lama.
5. Daya tahan otot ini menggambarkan kemampuan untuk mengatasi kelelahan.

Kebugaran jasmani seseorang dipengaruhi juga oleh pola hidup sehat, Pola hidup sehat
yaitu segala upaya guna menerapkan kebiasaan baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan
menghindarkan diri dari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Yang dapt kita
lakukan dengan memakan makanan yang sehat, aktifitas sehat, berfikir sehat, lingkungan sehat,
dan istirahat sehat. Dengan menjalani kebiasaan-kebiasaan baik seperti telah disampaikan
sebelumnya, akan didapatkan manfaat yang bisa dirasakan secara langsung dan tidak langsung
bagi yang menjalaninya, antara lain :
a) Menghindarkan diri dari penyakit.
b) Dapat menjaga fungsi tubuh berjalan optimal.
c) Meningkatkan mood dan memberi ketenangan hati, sehingga terhindar dari rasa cemas
atau bahkan depresi.
d) Memiliki penampilan sehat / percaya diri.
e) Dapat berpikir positif dan sehat.
f) Menjaga daya tahan tubuh tetap dalam kondisi fit (tubuh tidak mudah capek).

Manfaat kegiatan kesiapsiagaan di lakukan adalah:


1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan diri.
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam materi Team
Building.
6. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.

Anda mungkin juga menyukai