Anda di halaman 1dari 10

Nama : KARTIKA SARI, A.Md.

Keb
NIP : 19900427 202221 2 005
Jabaan : Terampil Bidan
Unit Kerja : UPTD RSUD Lombok Timur
Instansi : Pemerintah Kabupaten Lombok Timur

RESUME AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA
Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan UUD
1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar belakangi
kandungan cita-cita luhur dari pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan
oleh karena itu tidak akan berubah atau dirubah merupakan dasar dan sumber hukum bagi
Batang Tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang-Undnag Dasar Negara Republik Indonesia
apapun yang akan atau mungkin dibuat.
Wawasan Kebangsaan cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa dari kesadaran
terhadap system nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI,
dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa
dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur dan sejahtera.
Peran tugas dan fungsi ASN menempatkan ASN sebagai bagian dari penyelenggara
pemerintah yang secara langsung bertanggungjawab untuk menjamin terselenggaranya
roda pemerintah, memiliki tanggungjawab untuk ikut serta secara langsung mewujudkan
cita-cita dan tujuan nasional. Kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari materi
wawasan, memantapkan wawasan kebangsaan. Menumbuhkembangkan kesadaran bela
negara.
Fakta- Fakta sejarah dapat dijadikan pembelajaran bahwa kebangsaan Indonesia
terbangun dari serangkaian proses panjang yang didasarkan pada kesepakatan dan
pengakuan terhadap keberagaman dan bukan keseragaman serta mencapai puncaknya
pada tanggal 17 Agustus 1945. Awal bangkitnya perjuangan Bangsa Indonesia yaitu
dengan terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 oleh para
mahasiswa sekolah dokter Jawa di Batavia (STOVIA) menggagas sebuah rapat kecil yang
diinisiasi oleh Soetomo. Rapat kecil tersebut sesungguhnya menjadi titik awal dimulainya
pergerakan nasional menuju Indonesia Merdeka. Kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928
dari hasil Kongres Pemuda II dihasilkan kesepakatan berupa 3 Klausul yang menjadi dasar
Sumpah Pemuda.
Pergerakan- pergerakan sebagai upaya bangsa Indonesia mendapat pengakuan
kemerdekaan Negara Indonesia terus berlanjut hingga pada puncaknya 17 Agustus 1945
diproklamasikan Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan Moh. Hatta setelah
mendapatkan desekan dari PPKI dan para pemuda.
1. WAWASAN KEBANGSAAN
Cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan
bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa indonesia (nation character) dan
kesadaran terhadap system nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila,
UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka TunggalIka, guna memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarkat yang aman, adil,
makmur dan sejahtera. EMpat Konsensus Dasar yaitu:
a. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekano di
depan sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan
bahwa Pancasila merupakan Philosofise grondslag, suatu fundamen, filsafat,
pikiran yang sedalam-dalamnya, merupakan landasan atau dasar bagi kokoh
tegaknya negara dan bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam UU
No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
sebagai sumber dari segala suber hukum negara, Artinya setiap materi muatan
kebijakan negara termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila.
b. Undang-Undang Dasar 1945
Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli
1945 oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Gagasan itu berlanjut dengan dibentuknya Panitia 9 yang dibentuk pada
tanggal 22 Juni 1945 yang mempunyai tugas untuk merancang sebuah
rumusan pembukaan yang disebut Piagam Jakarta. Kepustakaan hukum di
Indonesia menjelaskan istilah Negara hukum sudah sangat popular, yang
merupakan terjemahan yang tepat dari istilah rechtstaat dan the rule of law.
kalau kita lihat dalam UUD 1945 BAB 1 tentang Bentuk dan Kedaulatan Pasal
1 hasil Amandemen yang ketiga tahun 2021 berbunyi Negara Indonesia aalah
Negara Hukum.
c. Bhinneka Tunggal Ika
Perumusan Bhinneka Tunggal Ika oleh Mpu Tantular pada dasarnya adalah
sebuah pernyataan daya kreatif dalam upaya mengatasi keanekaragaman
kepercayaan dan keagamaan. Rumusan tersebut telah memberikan nilai-nilai
insipiratif terhadap system pemerintahan pada masa kemerdekaan, dan bahkan
telah berhasil menumbuhkan rasa dan semangat persatuan ,masyarakat
Indonesia.
d. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir pada tanggal 17 Agustus
1945 belum sempurna sebagai negara, mengigat saat itu Negara Kesatuan
Republik Indonesia baru sebagian memiliki unsur konstitutif berdirinya
negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah
melengkapi persyaratan berdirinya 16 negara yaitu berupa pemerintah yang
berdaulat dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden, sehingga PPKI
disebut sebagai pembentuk negara. Disamping itu PPKI juga telah menetapkan
UUD 1945, sebagai dasar negara dan tujuannya.
2. ANALISIS ISU KONTEMPORER
Tujuan Pelatihan terintegritas ini adalah untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Di samping itu, juga dibutuhkan instrument untuk menganalisa isu-
isu kritikal. Sepintas seolah-olah terjadi kontradiksi di satu pihak PNS harus melayani
sebaik-baikya, melakukannya dengan ramah, tulus dan profesional, namun dilain pihak
semua dilakukannya perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan keterangan diatas dapat dikatakan bahwa perubahan global yang
terjadi, memaksa semua bangsa untuk berperan serta, jika tidak maka arus perubahan
tersebut akan menghilang dan akan meninggalkan semua yang tidak mau berubah. Hal
yang menjadi pemicunya adalah berkembang pesatnya teknologi informasi global,
dimana setiap informasi dari satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang
tidak lama berselang oleh orang dipenjuru dunia lainnya.
Perubahan adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Cara kita
menyikapi terhadap perubahan adalah hal yang menjadi factor pembeda yang akan
menentukan seberapa dekat kita dengan perubahan tersebut, baik pada perubahan
lingkungan individu, keluarga, masyarakat, nasional dan Dunia.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela Negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga
negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman yang pada hakikanya mendasari proses nation and
character building.
Salah satu nilai dasar negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara, baik
secara fiisk maupun non fisik. Dengan demikian untuk bisa melakukan internalisasi
dan nilai dasar bela negara tersebut kita harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan
jasmani maupun mental yang mumpuni serta memiliki etika, moral dan nilai kearifan
local sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.
Untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar bela negara tersebut, kita
harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun mental yang mumpuni,
serta memiliki etika, etiket, moral, dan nilai-nilai kearifan local sesuai dengan jati diri
bangsa Indonesia.
RESUME AGENDA II

1. BERORIENTASI PELAYANAN
Pelayanan public yang prima dan memenuhi harapan masyarakat merupakan muara
dari reformasi birokrasi. Revormasi Birokrasi adalah pemerintah berkelas dunia yang
ditandai dengan pelayanan public yang berkualitas.
Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer
sudah dapat terpenuhi, melainkan harus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan
yang diberikan dapat melebihi harapan customer. Layanan hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini.
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yanag terdapat dalam ASN
BERAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat
memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang
semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN di Instansi tempatnya
bertugas yang terdiri dari:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, Cekatan, Solutif dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada hentinya.

Penyelenggaraan pelayanan pubik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi


tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan public yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur dan biaya penyelenggaraan pelayanan.

Citra Positif ASN sebagai pelayan public terlihat dengan perilaku melayani dengan
senyum, menyapa dan memberikan salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan
cepat dan tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi anda untuk memilih
layanan yang tersedia serta melayani dengan kemampuan, keinginan dan tekat memberikan
pelayanan yang prima.
2. AKUNTABEL
Sesuatu yang sangat penting tetapi tidak mengetahui bagaimana mencapainya.
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang
berangkat dari moral individu, sedangkan Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah Menjamin terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan Core Values ASn BERAKHLAK. Dalam Konteks Akuntabilitas, perilaku
tersebut adalah
1. Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung awab, cermat, disiplin,
dan berintegritas tinggi.
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dari barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
3. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.
3. KOMPETEN
Perilaku Kompeten sebagaimana dalam uraian modul ini, diharapkan menjadi
bagian ecosystem pembangunan budaya instansi pemerintah sebagai instansi pembelajar
.Wujudnya pemerintahan yang unggul dan kompetitip yang diperlakukan dalam era global
yang amat dinamis dan kompetitif, sejalan perubahan lingkungan strategis dan teknologi
yang berubah cepat.
Berkinerja yang Berakhlak
1. Setiap ASN sebagai professional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.
Selain ciri tersebut ASN terikat dengan Etika Profesi sebagai pelayanan public.
Perilaku Etika Profesional secara Operasional tunduk pada perilaku Berakhlak.
2. Meningkatkan Kompetensi diri:
a. Meningkatkan Kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
adalah keniscayaan.
b. Pendekatan pengembangan mandiri disebut Heutagogi atau Net-Centric
c. Perilaku ASN pembelajaran yaitu melakukan konektivitas dalam basis online
network
d. Sumber Pembelajaran bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultas, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN
bekerja.
e. Pengetahuan yang dihasilkan oleh jejaring informal yang mengatur diri sendiri
dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi atau luar organisasi.
3. Membantu Orang Lain Belajar:
a. Sosialisasi dan percakapan
b. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN
c. Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen
kerja seperti laporan, presentasi, artikel dan lain sabagainya
d. Aktif untuk akses dan transfer pengetahuan

4. Melakukan Kerja terbaik


Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa
yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang, serta sejalan dengan kecenderungan
setiap organisasi baik instansi pemerintah maupun swasta.
4. HARMONIS
Keharmonisan dapat tercipta secara individu, dalam keluarga, lingkungan bekerja
dengan sesama kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup masyarakat yang lebih luas.
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah
tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan
perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat
sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integritas nasional atau
persatuan dan kesatuan bangsa. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur
tingkat laku etika suatu kelompok khusus dalam masyakat melalui ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional tertentu. Oleh karena itu
dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara prilaku penguasa public harus
berubah.
A. Berubah dari penguasa menjadi pelayan
B. Berubah dari wewenang menjadi peranan
C. Menyadari bahwa jabatan public adalah amanah.
5. LOYAL
Sikap Loyal seorang ASN dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan
sumpah janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi ASN sebagaimana ketentuan
perundang undangan yang berlaku. Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk menarik
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
BERAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran
bagaimana pandangan perilaku loyal yang semestinya dipahami dan diimplementasikan
oleh setiap ASN d instansi tempatnya bertugas yang terdiri dari:
1. Memegang teguh Ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 setia kepada NKRI dan Pemerintah yang sah.
2. Menjaga nama baik sesama ASN, Pemimpin Instansi dan Negara
3. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara.
6. ADAPTIF
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari mahluk hidup. Organisasi dan individu
di dalamnya memiliki kebutuhan selayaknya mahluk hidup, untuk mempertahankan
keberlangsungan hidupnya kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan
kreativitas yang ditubuh kembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Adapun ciri-
ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain:
a. Dapat mengantisipasi dan berdaptasi dengan perubahan lingkungan
b. Mendorong jiwa kewirausahaan
c. Memanfaatkan peluang yang berubah-ubah.

Perilaku Adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan baik
individu maupun organisasi dan dalam situasi apapun. Organisasi Adaptif yaitu Organisasi
yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan
stakeholder dengan cepat dan fleksibel.
7. KOLABORATIF
Kalaborasi menjadi hal yang sangat penting di tengah global yang dihadapi
mengungkapkan beberapa tangangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua
kehidupan, perkembangan tekhnologi informasi.

AGENDA III

1. Smart ASN
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan
aplikasi yang tersedia pada pegawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan
solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Literasi digital menjadi kemampuan wajib yang
harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga guna
mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan yaitu
1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital
2. Persiapkan roadmap transportasi digital di sector-sektor strategis, baik di pemerintah,
layanan public, bantuan social, sector pendidikan, sector kesehatan, perdagangan
sector indsutri dan sktor penyiaran.
3. Percepat Integritas Pusat Data Nasional sebgaiamana sudah dibicarakan
4. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
Literasi digital lebih dari sekedar masalah fungsional belajar bagaimana menggunakan
computer dan keyboard atau cara melakukan pencarian online. Literasi digital adalah
kemampuan mengakses, mengelola, memahami, mengintegritasikan,
mengkomunikasikan, mengevaluasi dan menciptakan informasi secara aman dan tepat
melalui teknologi digital untuk pekerjaan. Literasi digital terbagi atas empat area
kompetensi yaitu:
a. Kecakapan Digital
b. Budaya Digital
c. Etika Digital
d. Keamanan Digital

Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin setiap warga negara untuk
mengakses, menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak digital
meliputi hak untuk mengakses, hak untuk bereksperesi dan hak untuk merasa nyaman. Hak
harus diiringi dengan tanggung jawab. Tanggung jawab digital meliputi menjaga hak atau
reputasi oang lain, menjaga keamanan nasional atau ketertiban masyarakat atau kesehatan
moral public. Hak dan kewajiban digital dapat mempengaruhi kesehateraan digital setiap
pengguna. Kesejateraan digital merupakan istilah yang merujuk pada dampak dari layanan
teknologi dan digital terhadap kesehatan mental, fisik, dan emosi seseorang siapa yang
bertanggung jawan untuk menciptakan kesejahteraan digital jawabannya adalah setiap
individu.

2. Manajemen ASN
Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Permasalahan internasional, birokrasi kita juga masih dihadapkan kepada permasalahan-
permasalahan dalam negeri seperti pelayanan kepada masyarakat yang kurang baik,
politasi birokrasi terutama terjadi semenjak era desentralisasi dan otonomi daerah, yang
kadang dapat mengancam keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa .
Memahami dan menjelaskan bagaimana kedudukan, peran, hak dan kewajiban,
serta kode etik ASN diantaranya konsep system merit dalam pengelolaan ASN dan
mekanisme pengelolaan ASN.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manjemen
PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karir, pola karir, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, peghargaan, disiplin, pemberhentian, jasmani pensiun dan hari tua dan
perlindungan.
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan disiplin,
pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan perlindungan.
Manajemen ASN pasca recrutmen dalam organisasi berbagai system pengelolaan pegawai
harus mencerminkan prinsip yang sesungguhnya dimana semua proses didasarkan pada
prinsip-prinsip yang objektif dan adil bagi pegawai .

Anda mungkin juga menyukai