Anda di halaman 1dari 5

Nama : NUR MINI, S.Keb.

Bd
NIP : 19771110 202321 2 002
Jabatan : Bidan Ahli
Unit Kerja : UPTD RSUD Lombok Timur
Instansi : Pemerintah Kabupaten Lombok Timur
RESUME AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen
yang ditempatkan di bagian depan UUD 1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar
yang melatar belakangi kandungan cita-cita luhur dari pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945, dan oleh karena itu tidak akan berubah atau dirubah merupakan dasar dan sumber hukum bagi
Batang Tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang-Undnag Dasar Negara Republik Indonesia apapun yang
akan atau mungkin dibuat. Wawasan Kebangsaan cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa dari kesadaran
terhadap system nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka
Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur dan sejahtera. Peran tugas dan fungsi ASN menempatkan ASN
sebagai bagian dari penyelenggara pemerintah yang secara langsung bertanggungjawab untuk menjamin
terselenggaranya roda pemerintah, memiliki tanggungjawab untuk ikut serta secara langsung
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari materi
wawasan, memantapkan wawasan kebangsaan. Menumbuhkembangkan kesadaran bela negara. Fakta-
Fakta sejarah dapat dijadikan pembelajaran bahwa kebangsaan Indonesia terbangun dari serangkaian
proses panjang yang didasarkan pada kesepakatan dan pengakuan terhadap keberagaman dan bukan
keseragaman serta mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945. Awal bangkitnya perjuangan
Bangsa Indonesia yaitu dengan terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908
oleh para mahasiswa sekolah dokter Jawa di Batavia (STOVIA) menggagas sebuah rapat kecil yang
diinisiasi oleh Soetomo. Rapat kecil tersebut sesungguhnya menjadi titik awal dimulainya pergerakan
nasional menuju Indonesia Merdeka. Kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928 dari hasil Kongres
Pemuda II dihasilkan kesepakatan berupa 3 Klausul yang menjadi dasar Sumpah Pemuda. Pergerakan-
pergerakan sebagai upaya bangsa Indonesia mendapat pengakuan kemerdekaan Negara Indonesia terus
berlanjut hingga pada puncaknya 17 Agustus 1945 diproklamasikan Kemerdekaan Indonesia oleh
Soekarno dan Moh. Hatta setelah mendapatkan desekan dari PPKI dan para pemuda.
1. WAWASAN KEBANGSAAN Cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa indonesia (nation character) dan kesadaran
terhadap system nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI,
dan Bhinneka TunggalIka, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi
mencapai masyarkat yang aman, adil, makmur dan sejahtera. EMpat Konsensus Dasar yaitu: a. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekano di depan sidang BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan bahwa Pancasila merupakan Philosofise grondslag,
suatu fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, merupakan landasan atau dasar bagi kokoh
tegaknya negara dan bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan sebagai sumber dari segala suber hukum negara, Artinya
setiap materi muatan kebijakan negara termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan nilainilai
yang terkandung dalam Pancasila. b. Undang-Undang Dasar 1945 Naskah Undang-Undang Dasar 1945
dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia. Gagasan itu berlanjut dengan dibentuknya Panitia 9 yang dibentuk pada tanggal 22 Juni 1945
yang mempunyai tugas untuk merancang sebuah rumusan pembukaan yang disebut Piagam Jakarta.
Kepustakaan hukum di Indonesia menjelaskan istilah Negara hukum sudah sangat popular, yang
merupakan terjemahan yang tepat dari istilah rechtstaat dan the rule of law. kalau kita lihat dalam UUD
1945 BAB 1 tentang Bentuk dan Kedaulatan Pasal 1 hasil Amandemen yang ketiga tahun 2021 berbunyi
Negara Indonesia aalah Negara Hukum. c. Bhinneka Tunggal Ika Perumusan Bhinneka Tunggal Ika oleh
Mpu Tantular pada dasarnya adalah sebuah pernyataan daya kreatif dalam upaya mengatasi
keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan. Rumusan tersebut telah memberikan nilai-nilai insipiratif
terhadap system pemerintahan pada masa kemerdekaan, dan bahkan telah berhasil menumbuhkan rasa
dan semangat persatuan ,masyarakat Indonesia. d. Negara Kesatuan Republik Indonesia Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara,
mengigat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki unsur konstitutif
berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah melengkapi
persyaratan berdirinya 16 negara yaitu berupa pemerintah yang berdaulat dengan mengangkat Presiden
dan Wakil Presiden, sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk negara. Disamping itu PPKI juga telah
menetapkan UUD 1945, sebagai dasar negara dan tujuannya.
2. ANALISIS ISU KONTEMPORER Tujuan Pelatihan terintegritas ini adalah untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Di samping
itu, juga dibutuhkan instrument untuk menganalisa isuisu kritikal. Sepintas seolah-olah terjadi
kontradiksi di satu pihak PNS harus melayani sebaik-baikya, melakukannya dengan ramah, tulus dan
profesional, namun dilain pihak semua dilakukannya perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan
keterangan diatas dapat dikatakan bahwa perubahan global yang terjadi, memaksa semua bangsa untuk
berperan serta, jika tidak maka arus perubahan tersebut akan menghilang dan akan meninggalkan
semua yang tidak mau berubah. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang pesatnya teknologi
informasi global, dimana setiap informasi dari satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang
tidak lama berselang oleh orang dipenjuru dunia lainnya. Perubahan adalah sesuatu keniscayaan yang
tidak bisa dihindari. Cara kita menyikapi terhadap perubahan adalah hal yang menjadi factor pembeda
yang akan menentukan seberapa dekat kita dengan perubahan tersebut, baik pada perubahan
lingkungan individu, keluarga, masyarakat, nasional dan Dunia.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara Kesiapsiagaan Bela Negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi
menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman yang pada hakikanya mendasari proses nation and character building. Salah satu nilai dasar
negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara, baik secara fiisk maupun non fisik. Dengan
demikian untuk bisa melakukan internalisasi dan nilai dasar bela negara tersebut kita harus memiliki
kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun mental yang mumpuni serta memiliki etika, moral dan
nilai kearifan local sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-
nilai dasar bela negara tersebut, kita harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun
mental yang mumpuni, serta memiliki etika, etiket, moral, dan nilai-nilai kearifan local sesuai dengan jati
diri bangsa Indonesia.
RESUME AGENDA II
1. BERORIENTASI PELAYANAN Pelayanan public yang prima dan memenuhi harapan masyarakat
merupakan muara dari reformasi birokrasi. Revormasi Birokrasi adalah pemerintah berkelas dunia yang
ditandai dengan pelayanan public yang berkualitas. Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh
berhenti ketika kebutuhan customer sudah dapat terpenuhi, melainkan harus ditingkatkan dan
diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan customer. Layanan hari ini harus
lebih baik dari hari kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini. Berorientasi
Pelayanan merupakan salah satu nilai yanag terdapat dalam ASN
BERAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan
perilaku Berorientasi Pelayanan yang semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN di
Instansi tempatnya bertugas yang terdiri dari: a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat b.
Ramah, Cekatan, Solutif dan dapat diandalkan c. Melakukan perbaikan tiada hentinya. Penyelenggaraan
pelayanan pubik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.
Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan public yang mereka butuhkan akan tetapi juga
terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur dan biaya
penyelenggaraan pelayanan. Citra Positif ASN sebagai pelayan public terlihat dengan perilaku melayani
dengan senyum, menyapa dan memberikan salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat
dan tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi anda untuk memilih layanan yang
tersedia serta melayani dengan kemampuan, keinginan dan tekat memberikan pelayanan yang prima.
2. AKUNTABEL Sesuatu yang sangat penting tetapi tidak mengetahui bagaimana mencapainya. Dalam
banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu,
sedangkan Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang
memberikan amanat. Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah Menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan
Core Values ASn BERAKHLAK. Dalam Konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah 1. Kemampuan
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung awab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi. 2.
Kemampuan menggunakan kekayaan dari barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan
efisien. 3. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.
3. KOMPETEN Perilaku Kompeten sebagaimana dalam uraian modul ini, diharapkan menjadi bagian
ecosystem pembangunan budaya instansi pemerintah sebagai instansi pembelajar .Wujudnya
pemerintahan yang unggul dan kompetitip yang diperlakukan dalam era global yang amat dinamis dan
kompetitif, sejalan perubahan lingkungan strategis dan teknologi yang berubah cepat. Berkinerja yang
Berakhlak 1. Setiap ASN sebagai professional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Selain
ciri tersebut ASN terikat dengan Etika Profesi sebagai pelayanan public. Perilaku Etika Profesional secara
Operasional tunduk pada perilaku Berakhlak. 2. Meningkatkan Kompetensi diri: a. Meningkatkan
Kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah keniscayaan. b. Pendekatan
pengembangan mandiri disebut Heutagogi atau Net-Centric c. Perilaku ASN pembelajaran yaitu
melakukan konektivitas dalam basis online network d. Sumber Pembelajaran bagi ASN dapat
memanfaatkan sumber keahlian para pakar/konsultas, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi
tempat ASN bekerja. e. Pengetahuan yang dihasilkan oleh jejaring informal yang mengatur diri sendiri
dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi atau luar organisasi. 3. Membantu Orang Lain Belajar:
a. Sosialisasi dan percakapan b. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN c. Mengambil dan
mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti laporan, presentasi,
artikel dan lain sabagainya d. Aktif untuk akses dan transfer pengetahuan 4. Melakukan Kerja terbaik
Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang menjadi
terpenting dalam hidup seseorang, serta sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi baik instansi
pemerintah maupun swasta.
4. HARMONIS Keharmonisan dapat tercipta secara individu, dalam keluarga, lingkungan bekerja dengan
sesama kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup masyarakat yang lebih luas. Keberagaman
bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman,
karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali,
mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan
mengancam integritas nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa. Adapun Kode Etik Profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkat laku etika suatu kelompok khusus dalam masyakat melalui
ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional tertentu. Oleh
karena itu dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara prilaku penguasa public harus berubah.
A. Berubah dari penguasa menjadi pelayan B. Berubah dari wewenang menjadi peranan C. Menyadari
bahwa jabatan public adalah amanah.
5. LOYAL Sikap Loyal seorang ASN dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan sumpah janji
yang diucapkannya ketika diangkat menjadi ASN sebagaimana ketentuan perundang undangan yang
berlaku. Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk menarik kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan. Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
BERAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana pandangan perilaku
loyal yang semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN d instansi tempatnya bertugas
yang terdiri dari: 1. Memegang teguh Ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 setia kepada NKRI dan Pemerintah yang sah. 2. Menjaga nama baik sesama ASN,
Pemimpin Instansi dan Negara 3. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara.
6. ADAPTIF Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari mahluk hidup. Organisasi dan individu di
dalamnya memiliki kebutuhan selayaknya mahluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan
hidupnya kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditubuh
kembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Adapun ciriciri penerapan budaya adaptif dalam
lembaga pemerintahan antara lain: a. Dapat mengantisipasi dan berdaptasi dengan perubahan
lingkungan b. Mendorong jiwa kewirausahaan c. Memanfaatkan peluang yang berubah-ubah. Perilaku
Adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan baik individu maupun
organisasi dan dalam situasi apapun. Organisasi Adaptif yaitu Organisasi yang memiliki kemampuan
untuk merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel.
7. KOLABORATIF Kalaborasi menjadi hal yang sangat penting di tengah global yang dihadapi
mengungkapkan beberapa tangangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua kehidupan,
perkembangan tekhnologi informasi.
AGENDA III
1. Smart ASN Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan
aplikasi yang tersedia pada pegawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari
permasalahan kita sehari-hari. Literasi digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh
masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga guna mendukung percepatan transformasi
digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan yaitu 1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital
2. Persiapkan roadmap transportasi digital di sector-sektor strategis, baik di pemerintah, layanan public,
bantuan social, sector pendidikan, sector kesehatan, perdagangan sector indsutri dan sktor penyiaran. 3.
Percepat Integritas Pusat Data Nasional sebgaiamana sudah dibicarakan 4. Persiapkan kebutuhan SDM
talenta digital. Literasi digital lebih dari sekedar masalah fungsional belajar bagaimana menggunakan
computer dan keyboard atau cara melakukan pencarian online. Literasi digital adalah kemampuan
mengakses, mengelola, memahami, mengintegritasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi dan
menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan. Literasi digital
terbagi atas empat area kompetensi yaitu: a. Kecakapan Digital b. Budaya Digital c. Etika Digital d.
Keamanan Digital Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin setiap warga negara untuk
mengakses, menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak digital meliputi hak
untuk mengakses, hak untuk bereksperesi dan hak untuk merasa nyaman. Hak harus diiringi dengan
tanggung jawab. Tanggung jawab digital meliputi menjaga hak atau reputasi oang lain, menjaga
keamanan nasional atau ketertiban masyarakat atau kesehatan moral public. Hak dan kewajiban digital
dapat mempengaruhi kesehateraan digital setiap pengguna. Kesejateraan digital merupakan istilah yang
merujuk pada dampak dari layanan teknologi dan digital terhadap kesehatan mental, fisik, dan emosi
seseorang siapa yang bertanggung jawan untuk menciptakan kesejahteraan digital jawabannya adalah
setiap individu.
2. Manajemen ASN Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian bertanggungjawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Permasalahan internasional, birokrasi kita juga
masih dihadapkan kepada permasalahanpermasalahan dalam negeri seperti pelayanan kepada
masyarakat yang kurang baik, politasi birokrasi terutama terjadi semenjak era desentralisasi dan otonomi
daerah, yang kadang dapat mengancam keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa . Memahami dan
menjelaskan bagaimana kedudukan, peran, hak dan kewajiban, serta kode etik ASN diantaranya konsep
system merit dalam pengelolaan ASN dan mekanisme pengelolaan ASN. Manajemen ASN terdiri dari
Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manjemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karir, pola karir, promosi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, peghargaan, disiplin, pemberhentian, jasmani pensiun dan hari tua dan
perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan disiplin, pemutusan
hubungan perjanjian kerja, dan perlindungan. Manajemen ASN pasca recrutmen dalam organisasi
berbagai system pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip yang sesungguhnya dimana semua
proses didasarkan pada prinsip-prinsip yang objektif dan adil bagi pegawai .

Anda mungkin juga menyukai