Anda di halaman 1dari 10

RESUME AGENDA 1

WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

1. Wawasan Kebangsaan

Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan


UUD 1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar
belakangi, kandungan cita-cita luhur dari Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, dan oleh karena itu tidak akan berubah atau dirubah, merupakan dasar
dan sumber hukum bagi Batang-tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia apapun yang akan atau mungkin dibuat.

Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan
utama dari penjabaran 5 (lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta
norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma
hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem administrasi Negara Republik
Indonesia pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan pemerintahan negara
yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya
manusianya.

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka


mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,
guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.

4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara:

1. Pancasila

Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan


pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik
dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini
dipertegas dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara.

2. Undang-undang Dasar 1945

UUD 1945 yakni sebagai kunci pokok pertama dari system Pemerintahan
Negara yang berbunyi “Indonesia ialah Negara yang berdasar atas hukum
(rechstaat) dan bukan berdasar atas kekuasaan belaka (machtstaat)”. Kalau kita lihat
di dalam UUD 1945 BAB I tentang Bentuk dan Kedaulatan pasal 1 hasil
Amandemen yang ketiga tahu 2001, berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara
hukum”.

3. Bhinneka Tunggal Ika

Perumusan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa oleh Mpu
Tantular pada dasarnya adalah sebuah pernyataan daya kreatif dalam upaya
mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan, sehubungan dengan usaha
bina negara kerajaan Majapahit kala itu. Di kemudian hari, rumusan tersebut telah
memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa
kemerdekaan, dan bahkan telah berhasil menumbuhkan rasa dan semangat persatuan
masyarakat indonesia. Itulah sebab mengapa akhirnya Bhinneka Tunggal Ika –
Kakawin Sutasoma (Purudasanta) diangkat menjadi semboyan yang diabadikan
lambang NKRI Garuda Pancasila.

4. Negara Kesatuan Republik Indonesia

Ditinjau dari sudut hukum tata negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara,
mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki
unsur konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18
Agustus 1945 telah melengkapi persyaratan berdirinya 16 negara yaitu berupa
pemerintah yang berdaulat dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden,
sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk negara. Disamping itu PPKI juga telah
menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuannya.

2. Analisis Isu Kontemporer

Perubahan adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari, menjadi


bagian yang selalu menyertai perjalanan peradaban manusia. Cara kita menyikapi
terhadap perubahan adalah hal yang menjadi faktor pembeda yang akan menentukan
seberapa dekat kita dengan perubahan tersebut, baik pada perubahan lingkungan
individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).

Dalam konteks PNS, berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu


memahami dengan baik fungsi dan tugasnya, yaitu: Melaksanakan kebijakan publik
yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.

Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara, secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan
profesinya sebagai ASN dengan berlandaskan pada: nilai dasar, kode etik dan kode
perilaku, komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik,
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas dan profesionalitas jabatan.

1. Konsep Perubahan

Berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik


fungsi dan tugasnya, yaitu:

- Melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh Pejabat Pembina


Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

- Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas

- Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.

Menurut DePorter (2009:172), selain dapat meningkatkan daya ingat terhadap


suatu informasi, mind mapping juga mempunyai manfaat lain, yaitu sebagai berikut :

- Fleksibel, dapat dengan mudah menambahkan catatan-catatan baru di tempat yang


sesuai dalam peta pikiran tanpa harus kebingungan dan takut akan merusak
catatan yang sudah rapi.

- Dapat Memusatkan Perhatian Dengan peta pikiran, tidak perlu berpikir untuk
menangkap setiap kata atau hubungan, sehingga dapat berkonsentrasi pada
gagasan-gagasan intinya.

- Meningkatkan Pemahaman Dengan peta pikiran, dapat lebih mudah mengingat


materi pelajaran sekaligus dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi
pelajaran tersebut.

- Menyenangkan Imajinasi dan kreativitas tidak terbatas sehingga menjadikan


pembuatan dan pembacaan ulang catatan menjadi lebih menyenangkan.

2. Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (PERRON, N.C., 2017) ada empat level
yang mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjannya sesuai bidang tugas
masing- masing yakni : Individu, Keluarga, Masyarakat pada level local dan regional,
Nasional dan Dunia.

3. Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan

Strategis Modal insani yang dimaksud, disini Istilah modal atau


capital dalam konsep modal manusia (human capital concept). Konsep ini pada
intinya menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk modal yang
tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan
produktivitas kerja.

4. Isu-isu Strategis Kontenporer

Saat ini konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks


Indonesia sedang berhadapan dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme
yang harus disadari sebagai perubahan lingkungan strategis. Termasuk di dalamnya
terjadi pergeseran.

5. Teknik Analisis Isu

Secara umum Teknik analisis isu terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda
berdasarkan tingkat urgensinya, yaitu:

6. Isu saat ini (Current Issue)

7. Isu Berkembang

8. Isu Potensial

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam


kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga
negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation
and character building.

Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela
negara, baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan
cara menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan
jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga etika,
etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati
diri bangsa yang luhur dan terhormat.

Dengan demikian, untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar


bela negara tersebut, kita harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani
maupun mental yang mumpuni, serta memiliki etika, etiket, moral dan nilai kearifan
lokal sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.

RESUME AGENDA 2

NILAI – NILAI DASAR PNS

1. BERORIENTASI PELAYANAN

Pelayanan publik yang prima dan memenuhi harapan masyarakat merupakan


muara dari Reformasi Birokrasi, sebagaimana tertulis dalam Peraturan Presiden
Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, yang
menyatakan bahwa visi Reformasi Birokrasi adalah pemerintahan berkelas dunia
yang ditandai dengan pelayanan publik yang berkualitas. Adapun beberapa Nilai
Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang kedua ini diantaranya:

1. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur

2. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah

3. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya

4. guna, berhasil guna, dan santun. Pelayanan yang semestinya dipahami dan
diimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri
dari: memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, ramah, cekatan, solutif
dan dapat diandalkan dan melakukan perbaikan tiada henti.

Djamaludin Ancok dkk (2014) memberi ilustrasi bahwa perilaku yang semestinya
ditampilkan untuk memberikan layanan prima adalah: Menyapa dan memberi salam,
Ramah dan senyum manis, Cepat dan tepat waktu, Mendengar dengan sabar dan
aktif, Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan, Terangkan apa yang
Saudara lakukan (Jangan lupa mengucapkan terima kasih, Perlakukan teman sekerja
seperti pelanggan dan Mengingat nama pelanggan).

2. AKUNTABEL
Pengertian Akuntabilitas Dalam konteks Akuntabilitas adalah Kemampuan
melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi. Etika Publik merupakan merupakan refleksi kritis yang
mengarahkan bagaimana nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll)
dipraktikan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat atau kebaikan orang lain.

Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin
terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam
konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah: Kemampuan melaksanaan tugas
dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi,
Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien dan Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya
dengan berintegritas tinggi.

3. KOMPETEN

1. Konsepsi Kompetensi

Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge),


keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan
dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Berkinerja yang BerAkhlak:
Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja, Meningkatkan kompetensi diri, Membantu Orang Lain Belajar dan
Melakukan kerja terbaik.

2. Hak Pengembangan Kompetensi

Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan


pegawai, sekurang- kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan
maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK).

3. Pendekatan Pengembangan Kompetensi

Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan pegawai


untuk meningkatkan kompetensinya, yaitu klasikal dan non klasikal.
Optimalisasi hak akses pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan
pendekatan pelatihan non klasikal, diantaranya e-learning, job enrichment dan
job enlargement termasuk coaching dan mentoring.

4. HARMONIS

Keharmonisan dapat tercipta secara individu, dalam keluarga, lingkungan


bekerja dengan sesama kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup masyarakat
yang lebih luas. Semoga kita semua dapat menerapkan dan meciptakan
keharmonisan tersebut bersama kolega rekan sejawat, saat memberikan pelayanan
public, dan kehidupan bermasyarakat.

Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara,
perilaku pejabat publik harus berubah: berubah dari penguasa menjadi pelayan;
berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’; menyadari bahwa jabatan publik
adalah amanah.

5. LOYAL

Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Materi modul ini diharapkan dapat
memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku loyal yang semestinya
dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas.

a. Urgensi Loyalitas ASN

Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class
Government ), pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar)
ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).

b. Makna Loyal dan Loyalitas

Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai
kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

c. Loyal dalam COREVALUE ASN

Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara dengan panduan perilaku.

6. ADAPTIF

Adaptif merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan


individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup,
untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga
memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri
individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu
dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level
organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan
organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

7. KOLABORATIF

Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk


pelayanan publik Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola
kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan
tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya. Kolaborasi
menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi saat ini. Banyak
ahli merumuskan terkait tantangan-tantangan tersebut. Prasojo (2020)
mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua
kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga kerja milenal Gen Y dan Z,
serta mobilitas dan fleksibilitas.
RESUME AGENDA 3
MANAGEMEN ASN

SMART ASN

1. LITERASI DIGITAL

a. Pengertian Literasi Digital

Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan


(affordances) yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi,
berbagi, diskusi, dan evaluasi opini publik melalui cara tekstual (Barton dan
Lee, 2013). Affordance berarti alat yang memungkinkan kita untuk melakukan
hal-hal baru, berpikir dengan cara baru, mengekspresikan jenis makna baru,
membangun jenis hubungan baru dan menjadi tipe orang baru. Affordance
dalam literasi digital adalah akses, perangkat, dan platform digital. Sementara
pasangannya yaitu kendala (constraint), mencegah kita dari melakukan hal- hal
lain, berpikir dengan cara lain, memiliki jenis lain dari hubungan. Constraint
dalam literasi digital bisa meliputi kurangnya infrastruktur, akses, dan
minimnya penguatan literasi digital (Jones dan Hafner, 2012).

b. Peta Jalan Literasi Digital

Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat
digital yang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital.
Masyarakat digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan
infrastruktur digital.Pemerintah digital meliputi regulasi, kebijakan, dan
pengendalian sistem digital. Sementara itu, ekonomi digital meliputi aspek
SDM digital, teknologi penunjang, dan riset inovasi digital.

c. Lingkup Literasi Digital

Dalam mencapai target program literasi digital, perlu diperhitungkan estimasi


jumlah masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan akses internet
berdasarkan data dari APJII dan BPS. Identifikasi Target User dan Total
Serviceable Market penting untuk menentukan target spesifik program literasi
digital.

d. Tantangan Kesenjangan Digital

Pada awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada kemampuan
memiliki (ekonomi) dan mengoperasikan perangkat digital (komputer) dan
akses (Internet).

e. Penguatan Literasi Digital

Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital. Pada
Kurikulum 2006, mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
sempat menjadi bagian penting di bangku sekolah menengah dan atas.

f. Penguatan Literasi Digital

Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital. Pada
Kurikulum 2006, mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
sempat menjadi bagian penting di bangku sekolah menengah dan atas.

g. Implementasi Literasi Digital

Sejalan dengan perkembangan ICT (Information, Communication and


Technology), muncul berbagai model pembelajaran secara daring. Selanjutnya,
muncul pula istilah sekolah berbasis web (web-school). Bermula dari kedua
istilah tersebut, munculah berbagai istilah baru dalam pembelajaran yang
menggunakan internet, seperti online learning, distance learning, web- based
learning, dan elearning (Kuntarto dan Asyhar, 2016). Gerakan Literasi
Nasional dalam Materi Pendukung Literasi Digital dari Kemendikbud 2017
(Kemendikbud, 2017) juga telah menggariskan beberapa indikator terkait
penguatan literasi digital di basis sekolah, masyarakat dan keluarga.

2. MANAGEMEN ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai


ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK).

b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan


kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik Untuk
menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut: Pelaksana kebijakan public, Pelayan public; dan Perekat dan pemersatu
bangsa.

Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK

a. Manajemen PNS meliputi : penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,


pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua dan perlindungan.

b. Manajemen PPPK meliputi : penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja,


penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan,
disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja dan perlindungan.
c. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi
selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi,
kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan
perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.

d. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan
Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun

e. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian


memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan
pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang
disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri

f. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang
diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan
tidak kehilangan status sebagai PNS.

g. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:
menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan
mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.

h. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan


dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi
ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi
Pemerintah

i. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif.

Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif:

1. Peran, Tugas dan Kode Etik ASN antara lain :

a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina


Kepegawaian sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.

b. Memberikan Pelayanan Publik yang Profesional dan Berkualitas.

c. Mempererat Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik


Indonesia.

d. Kode Etik ASN adaah Kode Etik dan Kode Prilaku ASN bertujuan
untuk menjaga martabat dan Kehormatan ASN Perencana, Pelaksana
dan Pengawas Penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan pelayanan publik
yang profesional, bebas dari intervensi politik serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme.

2. Fungsi Kode Etik ASN

sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam


menjalank tugas dan kewenangan agar tindakannya dinilai baik. Sebagai
standar penilaian sifat, perilaku dan tindakan birokrasi.

Anda mungkin juga menyukai