1. Wawasan Kebangsaan
Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan
utama dari penjabaran 5 (lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta
norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma
hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem administrasi Negara Republik
Indonesia pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan pemerintahan negara
yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya
manusianya.
1. Pancasila
UUD 1945 yakni sebagai kunci pokok pertama dari system Pemerintahan
Negara yang berbunyi “Indonesia ialah Negara yang berdasar atas hukum
(rechstaat) dan bukan berdasar atas kekuasaan belaka (machtstaat)”. Kalau kita lihat
di dalam UUD 1945 BAB I tentang Bentuk dan Kedaulatan pasal 1 hasil
Amandemen yang ketiga tahu 2001, berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara
hukum”.
Perumusan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa oleh Mpu
Tantular pada dasarnya adalah sebuah pernyataan daya kreatif dalam upaya
mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan, sehubungan dengan usaha
bina negara kerajaan Majapahit kala itu. Di kemudian hari, rumusan tersebut telah
memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa
kemerdekaan, dan bahkan telah berhasil menumbuhkan rasa dan semangat persatuan
masyarakat indonesia. Itulah sebab mengapa akhirnya Bhinneka Tunggal Ika –
Kakawin Sutasoma (Purudasanta) diangkat menjadi semboyan yang diabadikan
lambang NKRI Garuda Pancasila.
Ditinjau dari sudut hukum tata negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara,
mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki
unsur konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18
Agustus 1945 telah melengkapi persyaratan berdirinya 16 negara yaitu berupa
pemerintah yang berdaulat dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden,
sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk negara. Disamping itu PPKI juga telah
menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuannya.
1. Konsep Perubahan
- Dapat Memusatkan Perhatian Dengan peta pikiran, tidak perlu berpikir untuk
menangkap setiap kata atau hubungan, sehingga dapat berkonsentrasi pada
gagasan-gagasan intinya.
2. Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (PERRON, N.C., 2017) ada empat level
yang mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjannya sesuai bidang tugas
masing- masing yakni : Individu, Keluarga, Masyarakat pada level local dan regional,
Nasional dan Dunia.
Secara umum Teknik analisis isu terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda
berdasarkan tingkat urgensinya, yaitu:
7. Isu Berkembang
8. Isu Potensial
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela
negara, baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan
cara menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan
jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga etika,
etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati
diri bangsa yang luhur dan terhormat.
RESUME AGENDA 2
1. BERORIENTASI PELAYANAN
3. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya
4. guna, berhasil guna, dan santun. Pelayanan yang semestinya dipahami dan
diimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri
dari: memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, ramah, cekatan, solutif
dan dapat diandalkan dan melakukan perbaikan tiada henti.
Djamaludin Ancok dkk (2014) memberi ilustrasi bahwa perilaku yang semestinya
ditampilkan untuk memberikan layanan prima adalah: Menyapa dan memberi salam,
Ramah dan senyum manis, Cepat dan tepat waktu, Mendengar dengan sabar dan
aktif, Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan, Terangkan apa yang
Saudara lakukan (Jangan lupa mengucapkan terima kasih, Perlakukan teman sekerja
seperti pelanggan dan Mengingat nama pelanggan).
2. AKUNTABEL
Pengertian Akuntabilitas Dalam konteks Akuntabilitas adalah Kemampuan
melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi. Etika Publik merupakan merupakan refleksi kritis yang
mengarahkan bagaimana nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll)
dipraktikan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat atau kebaikan orang lain.
3. KOMPETEN
1. Konsepsi Kompetensi
4. HARMONIS
Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara,
perilaku pejabat publik harus berubah: berubah dari penguasa menjadi pelayan;
berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’; menyadari bahwa jabatan publik
adalah amanah.
5. LOYAL
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Materi modul ini diharapkan dapat
memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku loyal yang semestinya
dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas.
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class
Government ), pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar)
ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai
kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara dengan panduan perilaku.
6. ADAPTIF
7. KOLABORATIF
SMART ASN
1. LITERASI DIGITAL
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat
digital yang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital.
Masyarakat digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan
infrastruktur digital.Pemerintah digital meliputi regulasi, kebijakan, dan
pengendalian sistem digital. Sementara itu, ekonomi digital meliputi aspek
SDM digital, teknologi penunjang, dan riset inovasi digital.
Pada awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada kemampuan
memiliki (ekonomi) dan mengoperasikan perangkat digital (komputer) dan
akses (Internet).
Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital. Pada
Kurikulum 2006, mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
sempat menjadi bagian penting di bangku sekolah menengah dan atas.
Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital. Pada
Kurikulum 2006, mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
sempat menjadi bagian penting di bangku sekolah menengah dan atas.
2. MANAGEMEN ASN
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK).
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK
d. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan
Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun
f. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang
diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan
tidak kehilangan status sebagai PNS.
g. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:
menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan
mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
d. Kode Etik ASN adaah Kode Etik dan Kode Prilaku ASN bertujuan
untuk menjaga martabat dan Kehormatan ASN Perencana, Pelaksana
dan Pengawas Penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan pelayanan publik
yang profesional, bebas dari intervensi politik serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme.